MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“ “Urgensi Integrasi Nasional”
Oleh:
KELOMPOK 3 Anggota :
Larasati Puspitaningrum (141610101028 !smi !na"atur #usha $arita A%eng L Arin Arina a $ur $ur 'ahma ahmah h
(141610101030
o&iana
(141610101031
(141 (1416 610 1010 1010 1032 32
ni&ersitas )em*er +ahun +ahun A%ar 201,-2016
1
.A/+A' !! A 1 Penahuluan 11 Latar *elaang *elaang 1 A 2 Pem*ahasan 21 Pengertian Pengertian !ntegrasi !ntegrasi 2 22 /ator +er5iptan"a +er5iptan"a !ntegrasi !ntegrasi 3 23 "arat !ntegrasi !ntegrasi 4 24 /ator Penorong !ntegrasi $asional $asional 4 2, /ator Pengham*at !ntegrasi $asional $asional 6 6 26 )enis)enis )enis )enis !ntegrasi !ntegrasi 11 27 pe5trum !ntegrasi !ntegrasi 12 28 Perem*angan Perem*angan !ntegrasi .i !nonesia !nonesia 17 17 2 Pentingn"a !ntegrasi !ntegrasi 21 210 pa"a Meningatan Meningatan !ntegrasi $asional $asional 23 A 3 Kesimpulan Kesimpulan 27 .a9tar pustaa pustaa 28 28
2
.A/+A' !! A 1 Penahuluan 11 Latar *elaang *elaang 1 A 2 Pem*ahasan 21 Pengertian Pengertian !ntegrasi !ntegrasi 2 22 /ator +er5iptan"a +er5iptan"a !ntegrasi !ntegrasi 3 23 "arat !ntegrasi !ntegrasi 4 24 /ator Penorong !ntegrasi $asional $asional 4 2, /ator Pengham*at !ntegrasi $asional $asional 6 6 26 )enis)enis )enis )enis !ntegrasi !ntegrasi 11 27 pe5trum !ntegrasi !ntegrasi 12 28 Perem*angan Perem*angan !ntegrasi .i !nonesia !nonesia 17 17 2 Pentingn"a !ntegrasi !ntegrasi 21 210 pa"a Meningatan Meningatan !ntegrasi $asional $asional 23 A 3 Kesimpulan Kesimpulan 27 .a9tar pustaa pustaa 28 28
2
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Masalah integrasi nasional merupakan persoalan yang dialami hampir semua negara, terutama negaranegara negara yang yang usianya usianya masih masih relati relatiff muda, muda, termas termasuk uk Indone Indonesia sia.. Hal ini diseba disebabkan bkan karena karena mendirikan mendirikan negara berarti berarti menyatukan menyatukan orang-orang dengan segala perbedaan perbedaan yang ada menjadi menjadi satu entitas kebangsaan yang baru menyertai berdirinya negara tersebut. Begitu juga negara Indonesia yang usianya masih relatif muda. Sejak proklamasi kemerdekaan sampai sekarang negara Indonesia masih menghadapi persoalan bagaimana menyatukan penduduk Indonesia yang di dalamnya terdiri dari berbagai macam suku, memeluk agama yang berbeda-beda, berbahasa dengan bahasa daerah yang beranekaragam, serta memiliki kebudayaan daerah yang berbeda satu sama lain, untuk menjadi satu entitas baru yang dinamakan bangsa Indonesia. ]engalaman menunjukkan bah!a dalam perjalanan membangun kehidupan bernegara ini, kita masih sering dihadapkan pada kenyataan adanya konflik atar kelompok dalam masyarakat, baik konflik yang berlatarbelakang kesukuan, konflik antar pemeluk agama, konflik karena kesalahpahaman budaya, dan semacamnya. Hal itu menunjukkan bah!a persoalan integrasi nasional Indonesia sejauh sejauh ini masih masih belum belum tuntas tuntas perlu perlu terus terus dilaku dilakukan kan "alaup alaupun un harus harus juga juga disadar disadarii bah!a bah!a integr integrasi asi nasion nasional al dalam dalam arti arti sepenu sepenuhnya hnya tidak tidak mungki mungkin n di!uju di!ujudkan dkan,, dan konfli konflik k di antara antara sesama !arga bangsa tidak dapat dihilangkan sama sekali.
3
BAB II PEMBAHASAN
2. 1 PENGERTIAN INTEGRASI
Menurut #amus Bahasa Indonesia, kata $integrasi% berarti pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. &alam hal ini integrasi bisa terjadi pada beberapa komponen yakni' ertama, integrasi bangsa yakni proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam kesatuan !ilayah dan pembentukan suatu identitas nasional. #edua, integrasi kebudayaan yaitu proses penyesuaian antar unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat. #etiga, integrasi kelompok merupakan proses penyesuaian perbedaan tingka laku !arga suatu kelompok bersangkutan. #eempat, integrasi !ilayah yakni pembentukan !e!enang kekuasaan nasional pusat diatas unitunit atau !ilayah politik yang lebih kecil yang mungkin beranggotakan kelompok budaya atau sosial tertentu. (#amus Besar Bahasa Indonesia , )*+* Istilah $integrasi% merangkum hubungan-hubungan dan sikap-sikap manusia yang sangat luas, yaitu integrasi antara pelbagai kesetiaan kultural, dan pembangunan rasa kebangsaan integrasi unit-unit politik kedalam kerangka !ilayah bersama, dengan suatu pemerintah dan yang diperintah integrasi !arga negara kedalam proses politik yang dijalankan bersama dan terakhir, integrasi indiidu-indiidu ke dalam organisasi-organisasi dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. #onsep integrasi juga seringkali merujuk pada proses penyatuan yang membutuhkan penyesuaian. enyesuaian bisa berupa $adaptation% atau $adjustment %, yang diarahkan untuk mengurangi ketegangan-ketagangan yang timbul dalam kehidupan bersama masyarakat. &alam prosesd integrasi, orang memikirkan untuk menerima kultur baru, atau suatu ikatan, yang oleh para penguasa negara barat disebut sebagai $a common citi/enship%, yaitu asimilasi baik dalam berbagai pola tingka laku yang berbentuk fisik maupun non-fisik kedalam pola kultur negeri yang menerima. Hal ini membutuhkan suatu loyalitas dua bidang kehidupan, yaitu bidang kehidupan pribadi dan kehidupan umum, sehingga dengan demikian kedua
4
loyalitas itu lebih sering melengkapi daripada saling bersaing atau saling terlibat dalam konflik.( #oentjaraninggrat, )**0
2.2 FAKTOR TERCIPTANYA INTEGRASI
1da beberapa faktor yang dapat membantu terciptanya integarsi yakni' a Pertama, integrasi dapat tercipta jika adanya rasa takut terhadap serangan musuh dari luar. b Kedua, integrasi menyangkaut apa yang disebutnya gaya politik para pemimpin. Bila mereka ini dapat menerapkan peraturan yang tidak mengistime!ahkan salah satu golongan dalam masyarakatnya, maka mereka dapat mendorong terciptanya integrasi itu. c Ketiga, menekankan pentingnya peranan birokrasi nasional yang sehat, militer maupuun sipil terutama bila keanggotaannya diangkat berdasarkan pertimbangan nasional, dan bukannya kedaerahan. d Keempat , sistem pendidikan nasional, sistem pendidikan ini dibarengi dengan penyebaran sarana-sarana komunikasi massa modern seperti surat kabar, radio, teleisi sangat membantu meningkatkan nilai-nilai kesadaran nasional yang baru dan menyeluruh. e Kelima, yang dianggap paling penting adalah kesempatan, bila rakyat diberi kesempatan
untuuk
mengembangkan
kepentingannya,
maka
mereka
akan
mengembangkan perasaan memiliki yang sungguh-sunggu terhadap negaranya.
Secara umum integrasi nasional mencerminkan proses persatuan orang-orang dari berbagai !ilayah yang berbeda, atau memiliki berbagai perbedaan baik etnisitas, sosial budaya, atau latar belakang ekonomi, menjadi satu bangsa (nation terutama karena pengalaman sejarah dan politik yang relatif sarna (&rake, )*+2')3. Selanjutnya, dalam menjalani proses pembentukan sebagai satu bangsa berbagai suku bangsa ini sebenarnya mencitacitakan suatu masyarakat baru, yaitu sebuah masyarakat politik yang dibayangkan (imagined political community akan memiliki rasa persaudaraan dan solidaritas yang kental, memiliki identitas kebangsaan dan !ilayah kebangsaan yang jelas serta memiliki kekuasaan memerintah (1nderson, )*+0. ,
2.3. Syarat Intera!"
Menurut "illiam 4. 5gburn dan Mayer 6imkoff, syarat keberhasilan suatu integrasi sbb' a 1nggota-anggota masyarakat merasa bah!a mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan satu dengan lainnya. b 7erciptanya kesepakatan (konsensus bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman c 6orma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam melangsungkan proses integrasi sosial. (M, Idianto' 8992
2.# FAKTOR PENDORONG INTEGRASI NASIONAL
a.
engakuan kebhinekaan apabila homogenitas telah tercapai, dalam arti bah!a setiap anggota masyarakat mengakui, menerima dan memberikan toleransi yang besar terhadap unsur-unsur yang berbeda dengan diri dan kelompoknya, maka kelangsungan hidup kelompok akan terpelihara. erlu diketahui bah!a integrasi erat hubungannya dengan disorganisasi dan disintegrasi social karena menyangkut unsur psikologis yang di!ujudkan dalam bentuk ikatan norma sebagai pedoman bersikap dan bagi setiap anggota masyarakat. ( :usman ' 8992.
b.
1danya kesamaan dalam heterogenitas. #esamaan dalam heterogenitas timbul karena factor pengalaman histories atau pengalaman nasib yang sama, persamaan faktor geografis, persamaan faktor ekologis.
c.
erasaan saling memiliki apabila setiap anggota masyarakat merasa bah!a mereka berhasil memenuhi kebutuhannya serta mampu membantu memenuhi kebutuhan orang lain, yakni kebutuhan material dan nonmaterial (kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, perasaan saling memiliki akan tumbuh dan berkembang dalam setiap sektor kehidupan.
d.
7ercapainya suatu konsensus mengenai nilai-nilai dan norma sosial. 1danya kesesuaian paham tentang aturan dan nilai-nilai norma sosial, berarti terdapat kesepakatan di antara anggota masyarakat tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, bagaimana seharusnya bersikap, bertindak, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mencapai tujuan masyarakat.
e.
6orma-norma masyarakat konsisten dan tidak berubah-ubah. Suatu norma yang tetap atau tidak berubah-ubah sifatnya mudah diketahui dan dipahami, sehingga proses internalisasi dapat dilakukan secara optimal. Salah satu norma yang konsisten yaitu norma agama, sebab norma
6
agama bersifat uniersal, sehingga norma agama pada umumnya diketahui dan dipahami oleh pemeluknya terutama pada masyarakat religious. f.
embinaan kesadaran meningkatkan kesadaran tentang arti pentingnya integrasi dan partisipasi, dapat dilakukan dengan berbagai upaya, diantaranya sebagai berikut' ).
Menanamkan pengertian dan pemahaman tentang saling ketergantungan antar indiidu
8.
atau kelompok sehingga timbul kesadaran darii masing-masing pihak. Mempertahankan dan meningkatkan motiasi setiap kelompok atau golongan untuk
0.
membentuk masyagrakat yang besar. Memberitahukan atau mensosialisasikan prestasi dan prestise yang telah dicapai kepada
;.
masyarakat, agar kenyakinan untuk bersatu semakin kuat. Memperkuat dan memperluas kesadaran dalam berpartisipasi aktif bagi seluruh komponen masyaratkat. (:usman ' 8992.
g.
elaksanaan asas keadilan sosial dan subsidiaritas asas keadilan dan subsidiaritas sebernarnya merupakan asas etika sosial. 1sas ini mempunyai pengaruh sosiologis yang kuat. ersatuan dan kesatuan akan terjalin dengan baik apabila setiap indiidu atau kelompok merasa di perlakukan secara adil, sehingga terhindar dari prasangka buruk dan cemburu social. rinsip supsidiaritas berlaku pada semua bentuk organisasi. 1rtinya, segala sesuatu yang dapat dikerjakan oleh organisasi kecil< atau rendah hendaknya didelegasikan kepada organisasi tersebut (tidak dikerjakan oleh organisasi besar, sehingga organisasi kecil atau rendah tidak pasif. 5rganisasi besar yang mendelegasikannya tetap melaksanakan penga!asan sebagaimana mestinya. =ontohnya, pengerjaan pembangunan jalan di desa tidak dilaksanakan oleh pemerintahan pusat, tetapi diberikan kepada pemerintahan tingkat kecamatan atau desa.
h.
enga!asan sosial dan intensif dalam rangka menciptakan dan memelihara keteraturan sosial, seluruh komponen masyarakat harus berperan aktif melaksanakan penga!asan sosial, terutama penga!asan resmi oleh aparat 6egara< pemerintah yang dalam prosesnya didasarkan pada peraturan< perundangan yang berlaku. =ontohnya, penga!asan sosial di jalan raya oleh polisi lalu lintas.
i.
7ekanan dari luar solidaritas antar indiidu dalam suatu kelompok, atau antar kelompok dalam suatu komunitas yang besar akan semakin bertambah besar< kuat apabila ada pihak lain yang mengancam kestabilan kelompok tersebut. =ontohnya, kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia ketika menghadapi agresi militer kaum kolonial pada masa reolusi fisik perbedaan etnis, ras, agama, berubah menjadi semangat mempertahankan kemerdekaan yang baru beberapa saat mati. 7
j.
Bahasa persatuan bahasa yang dimengerti oleh seluruh komponen masyarakat merupakan sarana yang efektif dalaam menggalang kesatuan dan persatuan. &engan bahasa, segala sesuatu yang berkaitan deengan tujuan bersamaa dapaat disosialisasikan kepada seluruh anggota masyarakat. (:usman ' 8992.
2.$ FAKTOR PENGHAMBAT INTEGRASI NASIONAL
1dapun yang menjadi %a&t'r "nterna( yang mengahambat ter!ujudnya integrasi nasional di Indonesia adalah sebagai berikut' ).
Masyarakat
Indonesia
yang
heterogen
(beraneka
ragam
dalam
faktor-faktor
kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya. (1hmad ' 8993. Berdasarkan sensus penduduk tahun 89)9, jumlah penduduk Indonesia yaitu lebih dari 80> juta ji!a dan dari jumlah tersebut terdiri dari ).)8+ suku bangsa yang tinggal di Indonesia.Bukan hanya itu, Indonesia juga memiliki 3 agama resmi yaitu Islam, #hatolik, rotestan, Hindu, Budha dan #onghucu. Hal itu membuktikan bah!a Indonesia memang kaya akan keberagamannya. ?ntuk me!ujudkan integrasi nasional di Indonesia jika dilihat dari faktor internalnya sangat sulit untuk mencapainya dengan mudah. #arena syarat dari tercapainya integrasi nasional adalah terciptanya kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan menjadi suatu pedoman. &engan beragamnya kebudayaan di Indonesia sulit juga untuk menyepakati suatu norma dan nilai sosial yang akan dijadikan suatu pedoman, karena tiap daerah mempunyai kebudayaan, adat dan pandangan hidup masing-masing yang sulit untuk diubah. 8. "ilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas. Indonesia, adalah negara di 1sia 7enggara yang dilintasi garis khatulisti!a dan berada di antara
benua 1sia dan 1ustralia
serta
antara
Samudra
asifik dan Samudra
Hindia dan
merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari )0.;33 pulau dengan luas !ilayah lebih dari ),* juta #m8. &engan !ilayah yang begitu luas, menjadi salah satu faktor yang menghambat ter!ujudnya integrasi nasional di Indonesia karena begitu jauhnyan jangkauan antar daerah di Indonesia. 0. #urangnya kesadaran di dalam diri masing-masing rakyat Indonesia terhadap segala ancaman dan gangguan yang muncul dari luar. (1hmad ' 8993. 8
Masyarakat Indonesia seringkali menyepelekan apa yang terjadi di sekitarnya, karena pengaruh yang ada tidak berdampak apa-apa pada dirinya, sehingga rasa kebersamaan dan kekeluargaan semakin lama semakin memudar. #urangnya kesadaran di dalam diri masing-masing rakyat Indonesia terhadap segala ancaman dan gangguan yang muncul dari luar ini akan berdampak pada munculnya disintegrasi nasional, karena pada /aman sekarang ini bentuk ancaman tidak berupa peperangan fisik ataupun penjajahan secara fisik, akan tetapi ancaman dan gangguan tersebut adalah dalam bentuk perang pemikiran dan perang budaya, dimana terjadinya perubahan sosial akibat masuknya budaya luar yang dapat memecahbelahkan masyarakat Indonesia, mungkin dampaknya bisa berupa tidak adanya persamaan pandangan mengenai tujuan semula yang ingin dicapai, norma-norma masyarakat mulai tidak berfungsi dengan baik sebagai alat pengendalian sosial demi mencapai tujuan bersama, sanksi yang diberikan kepada pelanggar norma tidak dilaksanakan secara konsekuen, tindakan-tindakan !arga masyarakat tidaklagi sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat dan terjadi proses-proses sosial yang bersifat disosiatif. Maka jika telah terjadi hal demikian, berarti disintegrasi nasional di Indonesia telah ada. &an hal tersebut akan mengancam ter!ujudnya integrasi nasional di Indonesia. ;. @emahnya nila-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Beberapa golongan masyarakat Indonesia ada yang memiliki pandangan bah!a semua unsur-unsur yang masuk dalam suatu masyarakat dianggap baik dan lebih maju, sehingga perlu diikuti, terutama unsur-unsur budaya dari dunia barat. Hal ini karena perkembangan ilmu dan teknologi mereka demikian maju dan cepat perkembangannya. #eadaan ini membuat sebagian masyarakat lupa bah!a tidak semua yang datang dari barat merupakan hal-hal yang modern. roses menerima semua unsur-unsur barat tanpa seleksi disebut "esternisasi. Semua yang datang dari barat tidak dapat digolongkan modern. ergaulan bebas, seks bebas, merupakan kerusakan moral dan tidak sesuai dengan nilai dan norma bangsa Indonesia. Modern tidak sama dengan !esternisasi. Hal ini berarti tidak semua yang datang dari Barat itu modern. "esternisasi harus ditolak karena Indonesia bukan negara Barat, tapi Indonesia memiliki nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial sendiri yang jauh lebih baik dari normanorma sosial yang ada di Barat. Sehingga jika !esternisasi terjadi pada masyarakat Indonesia,
maka akan semakin sulit ter!ujudnya integrasi nasional di Indonesia, karena terjadinya pertentangan antar norma-norma yang ada dalam masyarakat. (1hmad ' 8993.
Berikut ini adalah yang menjadi %a&t'r e&!terna( penghambat ter!ujudnya integrasi nasional di Indonesia' ). #urangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang memiliki sifat heterogen. Sebagai 6egara yang kaya akan kemajemukan yang dimiliki, Indonesia seharusnya mampu
untuk
mengapresiasikan keunikan tersebut. Aika kemajemukan
Indonesia ini
diapresiasikan dan diberi pengahargaan, maka masyarakat Indonesia akan merasa bangga menjadi !arga negara Indonesia dan dengan kemajemukan tersebut dianggap sebagai suatu kelebihan menjadi !arga negara yang dapat bersatu bukan sebagai hambatan dalam ter!ujudnya integrasi nasional. (1hmad ' 8993. 8. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan. Hal ini dapat menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah S1:1 (Suku, 1gama, :as, dan 1ntar-golongan, gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa. #arena pada hakikatnya manusia memiliki sifat yang tidak ingin dibeda-bedakan dalam perlakuannya, maka begitu pula dengan proses pembangunan di Indonesia. Setiap daerah atau !ilayah di Indonesia memiliki hak dalam penerimaan pembangunan daerah. Aika terjadi ketidakmerataan pembangunan ini, maka akan sulit ter!ujudnya integrasi nasional di Indonesia karena terjadinya kecemburuan sosial disetiap daerahnya. 0. embauran Bangsa embauran bangsa merupakan usaha untuk menyatukan suku-suku bangsa dalam masyarakat bangsa Indonesia menjadi satu kesatuan yang utuh atau pemaduan masyarakatmasyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi satu bangsa baru, yaitu Indonesia. Bersatu sebagai satu bangsa tidak hanya berdasarkan atas kesamaan ras, suku, bangsa, bahasa, agama, kepentingan atau batas-batas geografis, tetapi berdasarkan pada kesaman perasaan, kesamaan niat yang timbul sebagai akibat pengorbanan yang telah dialami di masa lampau, masa kini, dan akan dialami bersam-bersama di masa mendatang. 7itik ra!an dari pembauran bangsa tetap terletak pada kelompok keturunan. erhatian khusus diberikan kepada kelompok masyarakat keturunan 7ionghoa, ini disebabkan beberapa hal, yaitu' a. Aumlah kelompok masyarakat itu cukup besar, sekitar 0,2 juta orang 10
b. ola hidup mereka secara relatif masih eksklusif dan c. ada umumnya mereka berada dalam kelompok masyarakat ekonomi kuat. Berdasarkan pada hal itu kita dapat mengatakan bah!a masih ada beberapa hambatan dalam proses pembauran kelompok keturunan 7ionghoa ini antara lain faktor budaya, ekonomi, dan politik. (1hmad ' 8993. ;. #erukunan 1ntar ?mat Beragama Sudah menjadi pendapat umum pada tingkat nasional ataupun tingkat internasional, bah!a :epublik Indonesia adalah negara yang mempunyai penganut 1gama Islam terbesar di dunia. &ari data statistik sering diungkapkan bah!a dari );+ juta penduduk indonesia, *9 menganut 1gama Islam. 1kan tetapi sejak Indonesia merdeka kedudukan islam dalam area politik nasional seringkali menjadi persoalan yang menimbulkan pertentangan, sehingga mengakibatkan kemacetan politik, pemberontakan berlatar belakang agama dan kedaerahan, juga pertentangan sosial lainnya. &i kalangan umat islam dalam kenyataannya terdapat berbagai derajat kaum muslimin, dari yang saleh sampai mereka yang abangan. Sedangkan di barisan orang-orang saleh pun terdapat bermacam-macam aliran. &engan kondisi seperti itu, menjadikan masalah islam di Indonesia sebagai persoalan yang cukup rumit. Bersamaan dengan isu Kristianisasi di kalangan umat islam belum kunjung lenyap, dan belakangan ini muncul isu Islamisasi di kalangan umat kristen. Semua ini menunjukkan betapa berkembangnya
solidaritas
sempit
yang
memba!a
kemrosotan
semangat
kebangsaan
Indonesia.&engan demikian kesadaran untuk menumbuhkan sikap saling pengertian kesulitan yang dihadapi masing-masing kelompok agama masih sangat rendah. 2. erubahan 6ilai-nilai &ari mulai Indonesia merdeka sampai sekarang ini, masih terdapat pandangan umum bah!a ada kesulitan untuk menentukan nilai-nilai Indonesia, akibat adanya kesenjangan yang bersifat struktural dalam masyarakat. #esenjangan itu semakin terasa ketika arus budaya barat masuk dengan deras ke persada 6usantara. @ebih tragis lagi karena ketidaksiapan dan ketidakmatangan budaya domestik untuk merangkul budaya barat yang disebut budaya modern itu. 1kibat dari perkembangan teknologi komunikasi juga muncul kelompok masyarakat yang merasa mandiri, kemudian muncul egoisme, asalkan saya selamat, yang lain masa bodoh. Bila
11
kita sampai pada pemikiran seperti itu akan sampai pada satu bahaya besar, karena akan terjadi disintegrasi yang tidak tampak. &isintegrasi seperti itu baru akan terlihat bila kita telah mengalami suatu musibah besar perpecahan politik etau serangan dari luar. Aika ini terjadi, neragara hanyalah tinggal sebagai kerangka tetapi isinya keropos. Sekelompok pakar berpendapat bah!a proses pembangunan di negara-negara berkembang berpotensi untuk menjadi iolent-generating process (proses pembentukan kekerasan. 5lson misalnya menyatakan bah!a perubahan secara cepat di dalam teknik produksi dan prilaku ekonomi akan memba!a masyarakat pada situasi anomy yang dicirikan dengan perasaan hilangnya pijakan dan hilangnya norma-norma. Ironi dari bangsa Indonesia hari ini adalah rontoknya tradisi meritokrasi dan hilangnya kapasitas isioner yang diiringi dengan menggejalanya $tradisi instan% di segala lapisan masyarakat. Belajar dari pengalaman negara-negara di 1merika @atin, suatu sistem politik yang didominasi oleh kalkulasi materi dan agenda-agenda politik yang pragmatis, tidaklah memiliki kemampuan jangka panjang untuk mengantarkan suatu negara bangsa mencapai fase demokrasi yang terkonsolidasi. Aadi perubahan dalam nilai-nilai bangsa Indonesia ini akan melunturkan sikap kebengsaan Indonesia dan akan sulitnya ter!ujud integrasi nasional di Indonesia. (Sumarsono, S ' 899+. 3. olitik. Masalah
politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut berbagai
ketidaknyamanan atau ketidaktenangan dalam bermasyarakat dan sering
mengakibatkan
konflik antar masyarakat yang berbeda faham apabila tidak ditangani dengan bijaksana akan menyebabkan konflik sosial di dalam masyarakat. Selain itu ketidak sesuaian kebijakankebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan pada pemerintah daerah juga sering menimbulkan perbedaan kepentingan yang akhirnya timbul konflik sosial karena dirasa ada ketidak adilan didalam pengelolaan dan pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan pemerintah daerah yang sudah mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat, konflik antar partai, kabinet koalisi yang melemahkan ketahanan nasional dan kondisi yang tidak pasti dan tidak adil akibat ketidakpastian hukum. >. Ckonomi #risis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan sebagian besar penduduk hidup dalam taraf kemiskinan. #esenjangan sosial masyarakat Indonesia yang semakin lebar antara 12
masyarakat kaya dengan masyarakat miskin dan adanya indikasi untuk mendapatkan kekayaan dengan tidak !ajar yaitu melalui ##6. +. Sosial Budaya luralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber konflik apabila tidak ditangani dengan bijaksana. 7ata nilai yang berlaku di daerah yang satu tidak selalu sama dengan daerah yang lain. #onflik tata nilai yang sering terjadi saat ini yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern dengan kelompok yang relatif terbelakang. *. ertahanan #eamanan #emungkinan disintegrasi bangsa dilihat dari aspek pertahanan keamanan dapat terjadi dari seluruh permasalahan aspek asta gatra itu sendiri. &ilain pihak turunnya !iba!a 76I dan olri akibat kesalahan dimasa lalu dimana 76I dan olri digunakan oleh penguasa sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaannya bukan sebagai alat pertahanan dan keamanan negara. (Sumarsono ' 899+.
2.). *ENIS + *ENIS INTEGRASI
Menurut Suroyo (8998, integrasi nasional mencerminkan proses persatuan orang-orang dari berbagai !ilayah yang berbeda, atau memiliki berbagai perbedaan baik etnisitas, sosial budaya, atau latar belakang ekonomi, menjadi satu bangsa (nation terutama karena pengalaman sejarah dan politik yang relatif sama. &alam realitas nasional integrasi nasional dapat dilihat dari tiga aspek yakni aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya. &ari aspek politik, la/im disebut integrasi politik, aspek ekonomi (integrasi ekonomi, yakni saling ketergantungan ekonomi antardaerah yang bekerjasama secara sinergi, dan aspek sosial budaya (integrasi sosial budaya yakni hubungan antara suku, lapisan dan golongan. ). Integrasi olitik &alam tataran integrasi politik terdapat dimensi ertikal dan horisontal. &imensi yang bersifat ertikal menyangkut hubungan elit dan massa, baik antara elit politik dengan massa pengikut, atau antara penguasa dan rakyat guna menjembatani celah perbedaan dalam rangka pengembangan proses politik yang partisipatif. &imensi horisontal menyangkut hubungan yang berkaitan dengan masalah teritorial, antardaerah, antarsuku, umat beragama dan golongan masyarakat Indonesia . 13
8. Integrasi Ckonomi Integrasi ekonomi berarti terjadinya saling ketergantungan antar daerah dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup rakyat. 1danya saling ketergantungan menjadikan !ilayah dan orang-orang dari berbagai latar akan mengadakan kerjasama yang saling menguntungkan dan sinergis. &i sisi lain, integrasi ekonomi adalah penghapusan (pencabutan hambatan-hambatan antar daerah yang memungkinkan ketidak lancaran hubungan antar keduanya, misal peraturan, norma dan prosedur dan pembuatan aturan bersama yang mampu menciptakan keterpaduan di bidang ekonomi. 0. Integrasi sosial budaya Integrasi ini merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. ?nsur-unsur yang berbeda tersebur dapat meliputi ras, etnis, agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan lainse bagainya. Integrasi sosial budaya juga berarti kesediaan bersatu bagi kelompok- kelompok sosial budaya di masyarakat, misal suku, agama dan ras. 2., SPEKTRUM INTEGRASI
&alam sebuah penelitian yang dilakukan oleh 1nharuddin tahun 8992 tentang integrasi sosio-kultural masyarakat transmigrasi, integritas dapat dibagi dalam beberapa jenis, yakni' integrasi politik, integrasi bangsa, integrasi !ilayah, integrasi nilai, integrasi elit-massa, dan perilaku integratif.
- Intera!" Ban!a
5rang-orang tidak mengarahkan rasa kesetiaan pada bangsanya sebagai satu keseluruhan tetapi lebih mementingkan pada kelompok-kelompok kedaerahan, etnis, keagamaan, bahasa mereka masing-masing oleh karena itu integrasi bangsa ini sangat penting sebab menyatukan berbagai kelompok sosial budaya dalam satu kesatuan !ilayah dan dalam satu identitas nasional. 1pabila,masyarakat itu berupa masyarakat majemuk yang meliputi berbagai suku bangsa, ras dan agama. Hal ini diperkuat dengan pandangan Ho!ard "rigings bah!a $Integrasi bangsa berarti menyatukan bagian-bagian yang berbeda-beda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh, atau memadukan masyarakatmasyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi satu bangsa%. (1nharuddin ' 8992 &alam pengintegrasian bangsa ini beberapa kebijakan pemerintah pusat untuk 14
menyatukan seluruh masyarakat kepada satu negara nasional yakni' pertama, penghapusan sifat kultural utama dari kelompok minoritas dan mengembangkan semacam kebudayaan nasional, biasanya kebudayaan kelompok suku bangsa yang dominant dan kebijakan inilah yang disebut sebagai asimilasi. #edua, pembentukan nasional tanpa menghapuskan kebudayaan kelompok kecil. (1nharuddin ' 8992 &i samping kedua jenis integrasi itu, salah satu cara yang reolusional untuk mengintegrasikan masyarakat agar menyatu dengan negara bangsa adalah dengan cara kekerasan dan intimidasi militer, tidak sedikit pula negara-negara baru yang otoriter menggunakan cara ini untuk memaksa rakyat dari suatu masyarakat yang kebanyakan penduduknya buta huruf itu agar setia kepada negaranya. 6egara yang menggunakan cara kekerasa ini gampang muncul pula benih-benih separatisme sebagai ungkapan kekece!aan mereka. (1nharuddin ' 8992 Integrasi politik pada masyarakat majemuk bukan hanya kesulitan-kesulitan didalam mengembangkan kata $ sepakat% mengenai batas-batas territorial dan sosialisasi yang harus dihadapi oleh masyarakat mejemuk, akan tetapi kesulitan-kesulitan yang jauh lebih besat didalam mengembangkan system pemerintahan atau aturan main proses-proses politik yang mapan.enerimaan ancasila sebagai satu-satunya asas tunggal bariu sesudah :epublik ini berusia diatas tiga puluhan tahun merupakan satu contoh yang menarik. Menghadapi beragam kesulitan, sutau masyarakat bangsa yang bersifat majemuk seringkali harus mengambil jalan pintas mengembangkan suatu sistem politik yang sangat otoritarian, antara lain melalui birokratisasi dan koorporatisasi hamper semua organisasi kemasyarakatan. (1nharuddin ' 8992 Secara fundamental persoalan yang muncul dalam proses integrasi nasional bersumber pada terjadinya pergeseran-pergeseran didalam struktur kekuasaan yang diakibatkan oleh berdirinya suatu negara bangsa. 5leh karena itu integrasi nasional sebenarnya melibatkan persoalan kedaulatan, terutama menyangkut bagaimana kekuasaan beralih dalam kelompokkelompok masyarakat dan bagaimana mereka membagi menggunakan kekuasaan diantara mereka. Bila dilihat dari sudut kekuasaan seperti ini maka menurut integrasi politik pada dasarnya mencakup dua masalah utama' pertama, bagaimana membuat rakyat tunduk dan patuh kepada negara. #edua, bagaimana meningkatkan konsensus normatif yang mengatur tingka laku politik masyarakat atau indiidu-indiidu yang ada di dalamnya. (1nharuddin ' 1,
8992 Hal yang kedua ini menyangkut perilaku integratif masyarakat yakni kesediaan masyarakat untuk ikut ambil bagian dan bekerjasama dalam kebijakan politik untuk mencapai tujuan negara. &alam hal ini masyarakat harus mengesampingkan kepentingan indiidu, perbedaan kelompok dan perbedaan pendapat bahkan persaingan sekalipun. 7idak harus dipertentangkan dengan kesediaan bekerjasama, sebab bekerjasama yang baik tidak dilandasi dengan kelemahan indiidu, keseragaman dan sikap pasrah melainkan dengan kemampuan indiidu, perbedaan pendapat, persaingan sehat, dan sikap yang tegar . (1nharuddin ' 8992 &alam sebuah negara yang otoriter dan meiliteristik perbedaan ini tidak dibenarkan, ia menggunakan berbagai macam dalil dengan kekerasan, paksaan, intimidasi, dan ultra hegemoni negara untuk mengbungkam kenyataan diersifitas dalam segala dimensi. Biasanya cara seperti ini sering digunakan bagi suatu negara yang rakyatnya diintegrasikan secara paksa kedalam negaranya dan perjalanan selanjutnya rakyat dipaksa untuk menerima simbol-simbol kenegaraan sekalipun di dalam benaknya menolak atau paksaan itu tetapi ia dengan terpaksa harus menerimanya. (1nharuddin ' 8992
Intera!" /"(aya0
enyatuan masyarakat majemuk yang disebut diatas ini, biasanya dapat diikuti dengan integrasi !ilayah dimana !ilayah tempat integrasi masyarakat itu secara otomatis akan menjadi bagian !ilayah negara bangsa sehingga pemerintah pusat mempunyai kedaulatan penuh atas !ilayah itu dan berhak menga!asinya dari gangguan dan bahaya dari negara lain. Integrasi !ilayah ini menjadi suatu permasalah yang besar bagi negara-negara yang baru. Salah satu tantangan yang dihadapi pemerintah khususnya di negara-negara yang baru merdeka adalah pembentukan suatu pemerintah pusat yang menguasai atas seluruh !ilayah dan penduduk yang tinggal dalam batas-batas !ilayah itu. (1nharuddin ' 8992 Integrasi teritorial dalam bidang hori/ontal yang bertujuan untuk mengurangi diskontinuitas dan ketegangan kultur kedaerahan dalam proses me!ujudkan suatu masyarakat yang homogen. &engan lain perkataan integrasi hori/ontal atau proses pemaduan bangsa tidak mengenal pembatasan-pembatasan yang ada di dalam bidang ertikal dan hori/ontal . &alam banyak negara,
pemerintahan eksekutifnya hampir tidak dapat
menerapkan. (1nharuddin ' 16
8992 Intera!" E("tMa!!a
&i dalam suatu negara pasti ada pihak yang memerintah dan yang diperintah. 7idak pernah ada negara yang tanpa pemerintah dan juga tidak pernah ada pemerintah yang tanpa masyarakat. ihak yang memerintah seringkali disebut sebagai kaum elit politik dan pihak yang diperintah disebut sebagai massa atau masyarakat. &alam setiap masyarakat terdapat dua kelas yang menonjol. ertama, kelas yang memerintah, yang terdiri dari sedikit orang, melaksanakan fungsi politik, memonopoli kekuasaan, dan menikmati keuntungan-keuntungan yang ditimbulkan dengan kekuasaan. #edua, kelas yang diprintah yang berjumlah lebih banyak, diarahkan dan dikendalikan oleh penguasa dengan cara-cara yang kurang lebih berdasarkan hukum, semaunya dan paksaan. (1nharuddin ' 8992 Sudah terlalu biasa untuk berbicara tentang jurang pemisah antara pemerintah dan yang diperintah pada bangsa-bangsa yang baru. &an secara tidak langsung dapat dikatakan bah!a terdapat perbedaan mendasar dalam kebudayaan dan sikap hidup antara kaum elit dan massa. #aum elit berfikir sekuler, berbicara dan berpendidikan barat, sedangkan massa masih tetap berorinetasi kepada nilai-nilai tradisional, pada dasarnya religius dan mereka mulai berbicara dalam bahasa daerah. &engan gaya hidup kebat-baratan dan berpendidikan yang jauh lebih baik, kaum elit yang terdiri dari para birokrat, sipil dan militer, politisi dan pengusaha serta para pekerja di sektor-sektor s!asta merupakan elit kota yang kosmopolitan. =elah perbedaan antara elit dan massa adalah latar belakang pendidikan perkotaan menyebabkan kaum elit berbeda dari masyarakat yang berpandangan tradisional dan pedesaan. (1nharuddin ' 8992 =elah ertikal dalam kepolitikan disebabkan oleh seringnya perbedaan antara elit dan massa terjembatani oleh adanya komunikasi diantara keduanya. 1kan tetapi komunikasi ini tidak hanya menghasilkan output yang integratif melainkan juga output yang berbobot disintegratif. &i samping komunikasi sebagai jembatan antara kaum elit dan massa ideology atau ikatan primordialisme juga menghubungkan kaum elit dan massa namun gejala integratie ini masih juga mengandung bobot yang disintegratif dan sudah tentu ada bahayanya. Banyaknya pemimpin cenderung untuk memanfaatkan hubungan yang ertical ini bila perpecahan dalam kubu mereka sendiri berkembang dalam konflik yang tidak dapat mereka atasi. Sehingga di manapun di dunia ini dalam system politiknya selalu terdapat 17
perbedaan di antara mereka yang memerintah dan yang di perintah. (1nharuddin ' 8992 ?ntuk menyatukan perbedaan tersebut di atas maka dibutuhkan integrasi dalam elit dan massa. Menurut :amlan Surbakti ' $Integrasi antara Clit dan Massa ialah upaya untuk menghubungkan antara golongan elit yang memerintah dan khalayak yang diperintah.% @ebih jauh dikatakan bah!a integrasi antara elit dan khalayak tidak berarti bah!a melenyapkan perbedaan di antara mereka. #alau integrasi ini dilihat sebagai proses maka integrasi elit dan khalayak merupakan proses kelembagaan pola hubungan ke!enangan antara pemerintah dan rakyat. ola ke!enangan ini dapat digambarkan bah!a tidak ada masyarakat yang memiliki permufakatan begitu besar sehingga ke!enangan tidak lagi diperlukan dan tidak ada masyarakat yang pemerintahannya begitu kuat dan secara internal kompak sehingga dapat bertahan dalam !aktu yang lama hanya mengandalkan kekuatan yang kuat dan kompak. #etika pada fase a!al permulaan pembangunan di mana mulai timbul partisipasi politik secara besar-besaran sangatlah penting untuk membentuk integrasi elit-massa demi pembuatan pola hubungan yang baru antara pemerintahdan massa. (Surbakti' )**8
e Intera!" N"(a"
Integrasi nilai ialah persetujuan bersama mengenai tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip dasar politik dan prosedur-prosedur penyelesaian konflik dan permasalahan bersama lainnya. &engan demikian integrasi nilai adalah penciptaan suatu sistem nilai (ideologi nasional yang dipandang ideal, baik dan adil dengan berbagai kelompok masyarakat. Sistem nilai ini biasanya dirumuskan ke dalam konstitusi bangsa-negara tersebut. roses meyakinkan berbagai kelompok masyarakat untuk menerima ideologi negara bangsa sebagai sistem nilai bersama, dan proses pemasyarakatan sistem nilai kepada seluruh !arga negara merupakan proses integrasi nilai. Integrasi nilai dalam konteks Indonesia, seluruh dimensi nilai yang terkandung dalam masyarakat Indonesia harus tunduk dan taat serta terintegrasi diri dalam nilai ideologi dan simbol-simbol kebangsaan seperti ancasila. (1nharuddin ' 8992
2. PERKEMBANGAN SE*ARAH INTEGRASI INDONESIA4 1. M'e( I56er"75 Ma8a6a0"t
18
Secara historis sebenarnya Indonesia pernah memiliki model integrasi nasional yang meliputi !ilayah hampir seluas 6egara :epublik Indonesia (:I. Dang
pertama adalah
kemaharajaan (imperium Majapahit (abad EIF-EF. Struktur kemaharajaan yang begitu luas diperkirakan berbentuk mirip kerajaan Mataram Islam, yaitu struktur konsentris. &imulai dengan konsentris pertama yaitu !ilayah inti kerajaan (nagaragung' pulau Aa!a dan Madura yang diperintah langsung oleh raja dan saudara-saudaranya, menerapkan sistem pemungutan pajak langsung untuk biaya hidup keluarga raja. #onsentris kedua adalah !ilayah di luar Aa!a (mancanegara dan pasisiran yang merupakan kerajaan-kerajaan otonom,atau kerajaan tertakluk yang mengakui hegemoni Majapahit, dengan kebebasan penuh mengatur negeri mereka masingmasing. #e!ajiban terhadap negara pusat hanya menghadap maharaja Majapahit dua kali setahun dengan memba!a upeti sebagai pajak. #onsentris ketiga (tanah sabrang adalah negaranegara sahabat dimana Majapahit menjalin hubungan diplomatik dan hubungan dagang, antara lain dengan =hampa, #amboja, 1yudyapura (7hailand. Integrasi ertikal dibangun melalui penguasaan maritim, hubungan pusat dan daerah dibina melalui hubungan perdagangan dan kunjungan pejabat. Ckspedisi angkatan laut (jaladi digunakan apabila terjadi pembangkangan, seperti yang diceritakan dalam Hikayat :aja-raja asai. #e!iba!aan Majapahit tercermin dalam berbagai hikayat maupun tradisi lisan dari berbagai daerah di 6usantara, selain dalam 6agarakertagama (1lfian, )*** Holben, )**8 Moertono, )*>; Hall, )*+2. &isintegrasi Majapahit terjadi karena pertama, kelemahan di pusat kekuasaan (konflik perebutan takhta. #edua, saling pengaruh antara faktor ekonomi, kemakmuran kota-kota pelabuhan, dan faktor budaya, berkembangnya agama Islam, yang membentuk solidaritas dan integrasi hori/ontal kerajaankerajaan pesisir di daerah mela!an kekuasaan Majapahit di pusat.
2. M'e( Intera!" K'('n"a(
Integrasi nasional kedua, lebih tepat disebut dengan integrasi kolonial, atas !ilayah Hindia Belanda baru sepenuhnya dicapai pada dekade kedua abad EE dengan !ilayah yang terentang dari Sabang sampai Merauke. emerintah kolonial mampu membangun integrasi !ilayah juga dengan menguasai maritim, sedang integrasi ertikal antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dibina melalui jaringan birokrasi kolonial, yang terdiri dari ambtenaarambtenaar (pega!ai Belanda dan pribumi yang tidak memiliki jaringan dengan massa rakyat. &engan kata lain pemerintah tidak memiliki dukungan massa yang berarti. Masyarakat kolonial 1
yang pluralistik dan segregatif memisahkan golongan kulit putih, =ina dan pribumi yang memba!a kelemahan pada integrasi sosial budaya. &engan demikian ketika menghadapi serbuan tentara Aepang pada masa perang &unia II, integrasi kolonial Hindia Belanda ini langsung runtuh, tanpa massa rakyat yang menopangnya.
3. Pr'!e! Intera!" Na!"'na(
Hingga akhir abad EIE berbagai kerajaan kesukuan di !ilayah yang kini benama Indonesia berjuang mela!an kekuasaan kolonial Belanda dengan menggunakan cara perla!anan bersenjata. erla!anan yang dipimpin oleh penguasa kerajaan atau elit lokal bersama rakyat mereka berakhir dengan kekalahan, hingga seluruh kerajaan-kerajaan tersebut dikuasai pemerintah kolonial dan menjadi !ilayah taklukkan Hindia Belanda (kecuali 1ceh yang baru ditaklukkan tahun )*)0. 6amun perla!anan skala kecil, sporadis di tingkat akar rumput, dalam bentuk protes dan perla!anan petani terus berjalan hingga akhir penjajahan (#artodirdjo, )*>0. Menginjak abad EE, seiring dengan perubahan politik kolonial di dalam negeri untuk memajukan rakyat jajahan sebagai Gbalas budiG (Cthische olitiek, maupun pengaruh perkembangan nasionalisme di luar negeri, perjuangan mela!an penjajahan mengalami babak baru, yaitu menggunakan bentuk-bentuk perjuangan politik dan kultural melalui organisasiorganisasi modern yang dikenal sebagai pergerakan nasional.
ada a!al abad EE GBangsa IndonesiaG masih merupakan ka!ula (subject dari negara kolonial Hindia Belanda. &alam arti ini perlu dikemukakan bah!a pengertian bangsa (nation sebagai konsep politik masih relatif baru. Secara historis ia lahir sebagai anak reolusi rakyat yang membebaskan diri dari kekuasaan absolut dan mendirikan negara merdeka yang berkonstitusi.
4aham kebangsaan dipelopori oleh reolusi rakyat Inggris ()32;, dilanjutkan reolusi rakyat 1merika Serikat ()>>3 dan mencapai puncaknya pada reolusi rakyat erancis ()>+* (#ohn,)*+; Hobsba!n, )**8. Seterusnya faham bangsa dan semangat kebangsaan atau nasionalisme (semangat mencintai dan membela bangsa terus tumbuh berkembang dan menjalar di banyak negara di dunia. #husus di negara-negara jajahan, faham bangsa dan semangat kebangsaan menjadi cambuk perjuangan kemerdekaan. 20
#. Ke!aaran Ber-an!a
&i Indonesia kesadaran berbangsa mulai timbul di kalangan golongan terpelajar mahasis!a dari ka!ula Hindia Belanda pada dekade pertama abad EE, justru sebagai Gproduk sampinganG dari hasil pendidikan kolonial yang tidak diharapkan oleh pemerintah #olonial. ara mahasis!a inilah yang menumbuhkembangkan kesadaran kebangsaan dengan mendirikan organisasi Budi ?tomo pada tahun )*9+, dan mereka yang belajar di negeri Belanda mendirikan Indische Fereniging pada tahun yang sarna (#artodirdjo, 899)
4aktor-4aktor Dang Menumbuhkan #esadaran Berbangsa' Seperti di negara-negara jajahan yang lain, tumbuhnya kesadaran berbangsa dipengaruhi sedikitnya tiga faktor, yaitu pendidikan, bahasa rakyat (ernacular, dan media massa.
). Melalui endidikan 4orrmal 8. Bahasa Melayu 0. Media Massa Berkat dukungan ketiga faktor tersebut, kesadaran berbangsa yang ditumbuhkan oleh organisasi-organisasi pergerakan nasional sejak tahun )*9+ semakin menjangkau kalangan yang lebih luas di lingkungan rakyat pribumi yang terdiri dari berbagai suku, ras, dan keturunan, serta menyadarkan mereka akan pentingnya bersatu, bersama-sama berjuang untuk kemajuan, kesejahteraan, dan kemerdekaan. ara pemuda-mahasis!a yang idealis dan militan, mulai dari Sutomo (Budi ?tomo, 7jokroaminoto (Sarekat Islam, Hatta (Indische Fereniging-erhimpunan Indonesia, Soekamo (1lgemene Studieclub Bandung -6I, Damin (Aong Sumatra, Semaoen (Serikat Buruh FS7, Misbach (Serikat 7ani Insulinde, Marco ("arta!an &oenia Bergerak , adalah contoh dari sekian banyak pemimpin yang me!akili segala lapisan dan golongan yang menggerakkan rakyat pribumi untuk mendukung perjuangan (Shiraishi, )**9. Sejak !aktu itu proses integrasi terus bergulir seiring dengan perjuangan menuntut pemerintahan sendiri dan kemerdekaan, meski mengalami tekanan dari p emerintah kolonial yang semakin represif terhadap gerakan radikal, sejak pemogokan besar-besaran yang dipelopori kaum #omunis pada tahun )*82<)*83. emerintah bahkan melarang artai #omunis Hindia, likuidasi 6I, dan pembuangan para pemimpin GradikalG ke luar Aa!a (#ahin,)*3) Ingleson, )*+3. 21
#eruntuhan negara kolonial Hindia Belanda pada erang &unia II ()*;8 oleh serbuan Aepang, dan pendudukan Hindia Belanda oleh Aepang merubah seluruh struktur politik di Hindia Belanda. 6ama Indonesia secara resmi dipakai menggantikan nama !ilayah Hindia Belanda, namun secara politik !ilayah Indonesia dipecah menjadi tiga kekuasaan militer Aepang' Sumatera di ba!ah 1ngkatan &arat (7entara #e-82, Aa!a dan Madura d i ba!ah 1ngkatan &arat (7entara #e-)3, sedang !ilayah #alimantan, Sula!esi, dan Maluku di ba!ah 1ngkatan laut (1rmada Selatan #e-8. Meskipun di ba!ah kekuasaan Aepang, Indonesia kembali dijajah. namun proses integrasi bangsa justru mencapai tonggak yang sangat penting, karena ikrar Sumpah emuda (satu nusa, satu bangsa, satu bahasa secara faktual diakui oleh pemerintah militer Aepang, dengan tujuan agar rakyat mendukung peperangannya mela!an Sekutu. elarangan bahasa Belanda (dan bahasa Sekutu yang lain dan penggunaan bahasa Indonesia (dan bahasa Aepang secara bebas melalui retorika para pemimpin dan media massa, semakin meningkatkan rasa kebangsaan dan persatuan. Meski disatu pihak Aepang melancarkan mobilisasi massa rakyat (pembentukan eta, Heiho, Seinendan, #eibodan, :omusha guna mendukung keperluan perang, baik untuk kebutuhan sumber daya manusia, maupun pengumpulan bahan makanan dan sandang yang dituntut dari rakyat secara paksa, namun di pihak lain mobilisasi ini memberikan pengalaman partisipasi rakyat demi kepentingan negara, yang kelak akan sangat diperlukan negara bangsa (#urasa!a, )*+>.
;. Ma!a Ke5ere&aan In'ne!"a Berakhirnya erang &unia II dengan menyerahnya Aepang kepada Sekutu merupakan kesempatan emas bagi bangsa Indonesia untuk memerdekakan diri, bebas dari kekuasaan penjajah siapa pun. Momentum untuk menyatakan kemerdekaan kepada dunia diraih pada tanggal )> 1gustus )*;2, ketika terjadi acum of legitimate po!er, karena Aepang yang kalah tidak lagi sah memerintah, dan Sekutu yang menang belum lagi datang. Saat itu merupakan tonggak sejarah yang monumental bagi proses integrasi bangsa Indonesia. Secara yuridis formal bangsa Indonesia dikukuhkan menjadi satu nation pada tanggal )+ 1gustus )*;2 dengan disahkannya ?ndang-undang &asar 6egara :epublik Indonesia. 6egara :I dengan dasar ancasila yang digali oleh Soekarno, yang kemudian disempurnakan dan disahkan oleh sidang anitia ersiapan #emerdekaan Indonesia (#I, dilengkapi dengan lambang aruda ancasila bertuliskan GBhinneka 7unggal IkaG adalah per!ujudan formal dari integrasi nasional Indonesia 22
(:ahardjo, 899). la merupakan Imagined =ommunity yang dulu dicita-citakan oleh para pemuda yang berikrar pada tahun )*8+, dan diidam-idamkan oleh seluruh bangsa Indonesia. Soekarno, salah seorang Bapak Bangsa Indonesia, telah berjasa merumuskan nilai-nilai kepribadian bangsa ini menjadi dasar negara.
ancasila dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya berperan sebagai kultur normatif dan alat pemersatu bangsa. 6ilai-nilai ancasila akan menentukan orientasi tujuan serta sistem sosiopolitik pada tingkat makro dan menentukan kaidah-kaidah yang mendasari pola kehidupan indiidual. &engan demikian, ancasila tidak hanya menjadi faktor determinan bagi kehidupan moral berbangsa, tetapi juga memberikan landasan ideologis bagi pelbagai unsur dalam masyarakat Indonesia yang bersifat pluralistis itu. Selain itu, ancasila sebagai ideologi negara mengandung nilai-nilai yang menjadi komponen dari nasionalisme sebagai dasar untuk memperjuangkan realisasi dari integrasi nasional Indonesia (#artodirdjo, )**9. :eolusi nasional yang terjadi antara tahun )*;2 hingga )*;*, dan penyatuan ke arah negara kesatuan :I tahun )*29 adalah batu ujian pertama apakah integrasi nasional yang telah kita deklarasikan menjadi realitas, atau masih merupakan masyarakat yan g imajiner.
2.9 PENTINGNYA INTEGRITAS
Masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi setiap negara. Sebab integrasi masyarakat merupakan kondisi yang diperlukan bagi negara untuk membangun kejayaan nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan. #etika masyarakat suatu negara senantiasa di!arnai oleh pertentangan atau konflik, maka akan banyak kerugian yang diderita, baik kerugian berupa fisik materill seperti kerusakan sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maupun kerugian mental spiritual seperti perasaan keka!atiran, cemas, ketakutan, bahkan juga tekanan mental yang berkepanjangan. &isisi lain banyak pula potensi sumber daya yang dimiliki oleh negara, yang mestinya dapat digunakan untuk melaksanakan pembangunan
bagi kesejahteraan masyarakat, harus dikorbankan
untuk
menyelesaikan konflik tersebut. &engan demikian negara yang senantiasa di!arnai konflik di dalamnya akan sulit untuk me!ujudkan kemajuan. (Sumartana, 899)
23
&alam integrasi nasional masyarakat termotiasi untuk loyal kepada negara dan bangsa. &alam integrasi terkandung cita-cita untuk menyatukan rakyat mengatasi S1:1 melalui pembangunan integral. Integrasi nasional yang solid akan memperlancar pembangunan nasional dan pembangunan yang berhasil akan memberikan dampak positip terhadap negara dan bangsa sebagai per!ujudan nasionalisme. &engan
berhasilnya
pembangunan sebagai !ujud
nasionalisme, konflik-konflik yang mengarah kepada perpecahan atau disintegrasi dapat diatasi karena integrasi nasional memerlukan kesadaran untuk hidup bersama dalam me!ujudkan masyarakat yang harmonis. 6egara dan bangsa sebagai institusi yang diakui, didukung, dan dibela oleh rakyat diharapkan mampu mengakomodasikan seluruh kepentingan masyarakat dan memperjuangkan nasip seluruh !arga bangsa. (Sumartana, 899) 1pabila dipikirkan antara integrasi dan nasionalisme saling terkait. Integrasi memberi sumbangan terhadap nasionalisme dan nasionalisme mendukung integrasi nasional. 5leh karena itu, integrasi nasional harus terus dibina dan diperkuat dari !aktu ke !aktu. #elalaian terhadap pembinaan integrasi dapat menimbulkan konflik dan disintegrasi bangsa. Sebagai contoh, keinginan berpisah beberapa proinsi dari 6#:I. 5leh karena itu, diharapkan pemerintah pusat dapat mengakomodasikan setiap isu yang timbul di daerah. (Sigit, 899* Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin di!ujudkan, karena setiap masyarakat disamping memba!akan potensi integrasi juga menyimpan potensi konflik atau pertentangan. ersamaan kepentingan, kebutuhan untuk bekerja sama, serta konsensus
tentang
nilai-nilai
tertentu
dalam
masyarakat,
merupakan
potensi
yang
mengintegrasikan. Sebaliknya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat seperti perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan budaya, dan perbedaan kepentingan adalah menyimpan potensi konflik, terlebih apabila perbedaan-pebedaan itu tidak dikelola dan disikapi dengan cara dan sikap yang tepat. 6amun apapun kondisi integrasi masyarakat merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk membangun kejayaan bangsa dan negara, dan oleh karena itu perlu senantiasa diupayakan. #egagalan dalam me!ujudkan integrasi masyarakat berarti kegagalan untuk membangun kejayaan nasional, bahkan dapat mengancam kelangsungan hidup bangsa dan negara yang bersangkutan. Sejarah indonesia adalah sejarah yang merupakan proses dari bersatunya suku-suku bangsa menjadi sebuah bangsa. 1da semacam proses konergensi, baik yang desengaja maupun 24
tidak disengaja, ke arah menyatunya suku-suku tersebut menjadi satu kesatuan negara dan bangsa. (Sumartana, 899) 2.1: UPAYA MENINGKATKAN INTEGRASI NASIONAL
). Meningkatkan integrasi nasional secara ertical (pemerintah dengan masyarakat. =ara-cara yang dapat ditempuh adalah' Menerapkan re/im terbaik bagi Indonesia, yaitu re/im yang sebagaimana terdapat dalam • ??& )*;2 dan ancasila. &imana dalam ??& )*;2 dinyatakan ; tujuan negara yaitu' melindungi seluruh golongan masyarakat dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan ikut serta menciptakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, keadilan dan perdamaian abadi, dan ancasila sebagai sumber filsafat
negara yaitu' #etuhanann Dang Mahaesa,
#emanusiaan yang 1dil dan Beradap, persatuan Indonesia, #erakyatan yang &ipimpin oleh Hikmah ebijaksanaan ermusya!aratan er!akilan, dan #eadilan Sosial bagi Seluruh :akyat Indonesia. 7ujuan ini dipandang maksimal jika re/im didukung secara struktural dengan bentuk dan susunan negara (negara republic dan kesatuan, karena struktur pemerintahan cenderung bersifat pembagian kekuasaan daripada pemisahan kekuasaan, dan jaminan atas hak-hak !arga negara, seperti menyampaikan pendapat, •
berasosiasi, beragama, dan kesejahteraan. (Surbakti' )**8. Menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk selalu membangun konsensus. #ompromi dan kesepakatan adalah ji!a musya!arah dan sesungguhnya juga demokrasi. Iklim dan budaya yang demikian itu, bagi Indonesia yang amat majemuk, sangat diperlukan. 7entunya, penghormatan dan pengakuan kepada mayoritas dibutuhkan, tetapi sebaliknya perlindungan terhadap minoritas tidak boleh diabaikan. Dang kita tuju adalah harmoni dan hubungan simetris, dan bukan hegemoni. #arena itu, premis yang mengatakan $7he minority has its say, the majority has its !ay% harus kita pahami secara
•
arif dan kontekstual. Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam segala aspek kehidupan dan pembangunan bangsa, yang mencerminkan keadilan semua pihak, semua !ilayah. #ebijakan otonomi daerah, desentralisasi, keseimbangan pusat daerah, hubungan simetris mayoritas-minoritas, perlindungan kaum minoritas, permberdayaan putra daerah, dan lain-lain pengaturan yang sejenis amat diperlukan. &isisi lain undang-
2,
undang dan perangkat regulasi lain yang lebih tegas agar gerakan sparatisme, perla!anan terhadap ideologi negara, dan kejahatan yang berbau S1:1 tidak berkembang dengan •
luluasa, harus dapat kita rumuskan dengan jelas. (Surbakti' )**8. ?paya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan efektif. Setiap pemimpin di negeri ini, baik formal maupun informal, harus memilikim kepekaan dan kepedulian tinggi serta upaya sungguh-sungguh untuk terus membina dan memantapkan integrasi nasional. #esalahan yang la/im terjadi, kita sering berbicara tentang kondisi objektif dari kurang kukuhnya integrasi nasional di negeri ini, serta setelah itu $bermimpi% tentang kondisi yang kita tuju (end state, tetapi kita kurang tertarik untuk membicarakan prose dan kerja keras yang harus kita lakukan. #epemimpinan yang efektif di semua ini akhirnya merupakan faktor penentu yang bisa
•
menciptakan iklim dan langkah bersama untuk mengukuhkan integrasi nasional. Meningkatkan intergrasi !ilayah, dengan membentuk ke!enangan nasional pusat terhadap !ilayah atau daerah politik yang lebih kecil. Indonesia membentuk konsep !ilayah yang jelas dalam arti !ilayah yang meliputi darat, laut, udara, dan isinya degan ukuran tertentu. Maupun dengan aparat pemerintah dan sarana kekuasaan untuk menjaga danmempertahankan kedaulatan !ilayah dari penetrasi luar. 6amun, kenyataannya masih banyak !ilayah Indonesia yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah, sehingga seringkali diaku oleh negara lain.
b.
Meningkatkan integrasi nasional secara hori/ontal antar masyarakat Indonesia yang
plural. =ara-cara yang dapat ditempuh adalah' •
Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran, dan kehendak untuk bersatu. erjalanan panjang bangsa Indonesia untuk menyatukan dirinya, sebutlah mulai #ebangkitan 6asional )*9+, Sumpah emuda )*8+, roklamasi #emerdekaan )*;2, dan rangkaian upaya menumpas pemberontakan dan saparatisme, harus terus dilahirkan
•
dalam hati sanubari dan alam pikiran bangsa Indonesia. (Surbakti' )**8. Membangun kelembagaan (pranata di masyarakat yang berakarkan pada nilai dan norma yang menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa tidak memandang perbedaan suku, agama, ras, keturunan, etnis dan perbedaan-perbedaan lainnya yang sebenarnya tidak perlu diperdebatkan. Menyuburkan integrasi nasional tidak hanya dilakukan secara struktural tetapi juga kultural. ranata di masyarakat kelak harus mampu membangun 26
mekanisme peleraian konflik (conflict management guna mencegah kecenderungan •
langkah-langkah yang represif untuk menyelesaikan konflik. Meningkatkan integrasi bangsa adalah penyatuan berbagai kelompok sosial budaya dalam satu-kesatuan !ilayah dan dalam suatu identitas nasional. &iandaikan, masyarakat itu berupa masyarakat majemuk yang meliputi berbagi suku bangsa, ras, dan agama. &i Indoonesia integrasi bangsa di!ujudkan dengan a penghapusan sifat kultural utama dari kelompok minoritas dengan mengembangkan semacam kebudayaan nasional biasanya kebudayaan suku bangsa yang dominan, atau b dengan pembentukan kesetiaan nasional tanpa menghapuskan kebudayaan kelompok kecil. 6egara Indonesia menempuh cara b ini, yakni menangani masalah integrasi bangsa dengan kebudayaan nasional yang dilukiskan sebagai puncak-puncak (hal yang terbaik dari kebudayaan daerah, tetapi
•
tanpa menghilangkan (bahkan mengembangkan kebudayaan daerah. Mengembangkan perilaku integratif di Indonesia, dengan upaya bekerja sama dalam organisasi dan berperilaku sesuai dengan cara yang dapat membantu pencapaian tujuan organisasi. #emampuan indiidu, kekhasan kelompok, dan perbedaaan pendapat bahkan persaingan sekalipun tidak perlu dipertentangkan dengan kesediaan bekerja sama yang baik. erilaku integratie dapat di!ujudkan dengan mental menghargai akan perbedaan,
•
saling tenggang rasa, gotong royong, kebersamaan, dan lain-lain. Meningkatkan integrasi nilai di antara masyarakat. Integrasi nilai adalah persetujuan bersama mengenai tujuan-tujuan dalam prinsip dasar politik, dan prosedur-prosedur lainnya, dengan kata lain integrasi nilai adalah penciptaan suatu system nilai (ideology nasional yang dipandang ideal, baik dan adil dengan berbagi kelompk masyarakat. Integrasi nilai Indonesia ada dalam ancasila dan ??& )*;2 sebagai sistem nilai bersama. (Surbakti' )**8.
27
BAB III KESIMPULAN
Integrasi nasional adalan suatu konsep dalam ikatan dengan !a!asan kebangsaan dalam 6egara #esatuan Indonesia yang berlandaskan pada aliran pemikiran atau paham integralistik dalam usaha dan proses mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada dalam suatu negara sehingga tercapai keserasian dan keselarasan secara nasional. 7erdapat beberapa faktor yang dapat mendorong terjadinya integrasi nasional yaitu persamaan sejarah masa lalu, rasa cinta tanah air, keinginan untuk bersatu, dan rela berkorban untuk kepentingan negara. Sedangkan f aktor-faktor yang dapat menghambat integrasi nasional adalah keterbatasan pengetahuan yang dimiliki tentag sejarah-sejarah Indonesia, hilangnya rasa cinta tanah air, tidak ada rasa berkorban terhadap sesame, bahkan hilangnya rasa hormat terhadap symbol-simbol 6egara (aruda pancasila dengan semboyan Bhinneka 7unggal Ika. ?paya membanguan integrasi adalah perlu adanya kesadaran dari setiap masyarakat serta upaya perlunya kesadaran dari setiap masyarakat akan hak dan ke!ajibannya sebagai !arga.
28
&1471: ?S71#1 1nderson, B. )*+0. Imagined =ommunities ' :eflection 5n 7he 5rigine 1nd Spread 5f 6ationalism. @ondon ' 4erso Cdition and 6@B 1gustina Magdalena &juliati Suroyo. 8998. Integrasi Nasional dalam Perspektif Sejarah Indonesia Sebuah Proses yang Belum Selesai. ?nifersitas &iponegoro 1nharudin. 8992. Integrasi Sosio-Kultural Masyarakat di Kawasan ransmigrasi. &epartemen 7enaga #erja dan 7ransmigrasi &rake, =hristine, )*+2. National lntegration in Indonesia. Pattern and Poli!y. Honolulu' ?niersity of Ha!aii ress. Cfendi, :usman. 8992. Sosiologi ". Bandung' 7 :emaja :osdakarya Ingleson, Aohn. )*+3. Insert 5f Austice. "orkers 1nd ?nions In =olonial Aaa, )*9+-)*83. Singapore 5Jford ?niersity ress #ahin, oerge. Mc 7urnan. )*3). 6ationalism 1nd :eolution In Indonesia. Ithaca<6e! Dork' =ornell ?niersity ress #artodirdjo, Sartono. 899). Indonesian Historiography. Aogjakarta ' #anisius #artodirdjo, Sartono. )**9. #ebudayaan embangunan &alam erspektif Sejarah. Aogjakarta' ?niersity ress #urasa!a, 1iko. )*+>. Mobilisasi &an =ontrol, Studi erubahan Social &ipedesaan Aa!a )*; 8)*;2, 7erjemahan Herma!an Sulistiyo. Aakarta ' Dayasan #arti Sarana<:1SI6&5 #usrahmad, Sigit &!i i. 899*. Pentingnya #awasan Nusantara $an Integrasi Nasional. %ogyakarta ' rogram Sekolah &asar uru 4akultas Ilmu end idikan ?niersitas 6egri Dogyakarta M, Idianto. 8992. Sosiologi &ntuk SM' Kelas (I . Aakarta' Crlangga. Mansur, 1hmad. 8993. Pendidikan Kewarganegaraan. Crlangga ' Aakarta.
2