A. PENGERTIAN PRIMORDIALISME
Primordialisme adalah sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa dibawa sejak sejak kecil, kecil, baik baik mengen mengenai ai tradis tradisi, i, adat-is adat-istia tiadat dat,, keperca kepercayaa yaan, n, maupun maupun segala segala sesuatu sesuatu yang ada di dalam lingku lingkunga ngan n pertam pertamany anya. a. Primordialisme berasal berasal dari kata bahasa Latin primus yang yang artinya artinya pertam pertamaa dan ordiri ordiri yang artinya tenunan atau ikatan. Menu Menuru rutt Kamu Kamuss Besa Besarr Baha Bahasa sa Indo Indone nesia sia KBB KBBI! I!,, Prim Primor ordi dial alism ismee adala adalah h peras perasaan aan kesukuan yang berlebihan. Primordialisme dapat ditelusuri secara "iloso"is dengan ide-ide dari #omantisisme $erman, terutama dalam karya-karya $ohann %ottlieb &ichte dan $ohann %ott"ried 'erder (. )ntuk 'erder, bangsa itu identik dengan kelompok bahasa. *alam pemikiran 'erder itu, bahasa adalah adalah identi identik k dengan dengan pemiki pemikiran, ran, dan karena karena setiap setiap bahasa bahasa yang yang telah telah dipela dipelajari jari di masy masyara arakat kat,, maka maka setia setiap p masy masyara araka katt haru haruss berp berpik ikir ir secar secaraa berb berbed eda. a. 'al 'al ini ini juga juga menunjukkan bahwa masyarakat tetap menahan si"atnya dari waktu ke waktu. Menuru Menurutt +ill"o +ill"ord rd %eert %eert dalam dalam bukun bukunya ya Interp Interpreta retatio tion n o" +ultur +ulture, e, Ikatan Ikatan primor primordial dial adalah adalah sebagai sebagai perasaa perasaan n yang yang lahir lahir dari yang yang diangg dianggap ap ada dalam dalam kehidu kehidupan pan sosial sosial,, sebagi sebagian an besar besar dari dari hubung hubungan an langsu langsung ng dan hubun hubungan gan keluar keluarga, ga, tetapi tetapi juga juga meliput meliputii keanggotaan dalam lingkungan keagamaan tertentu, bahasa dan dialek serta kebiasaankebiasaan sosial./ Menurut Menurut 0aarudin 0aarudin 1jamsuddin 1jamsuddin dalam bukunya bukunya *inamika *inamika 1istem Politik Indonesia 2 Primordialism Primordialismee ialah perasaan-perasaan perasaan-perasaan yang mengikat seseorang dikarenakan oleh halhal dimilikiny dimilikinyaa sejak ia dilahirkan. dilahirkan. Indi3idu Indi3idu umumnya umumnya tidak berada berada pada posisi untuk untuk memilih sendiri "aktor-"aktor primordialnya. Ia dilahirkan dalam suatu kondisi tertentu, dan ia harus menerima kondisi itu, biasanya biasan ya untuk seumur hidupnya. 4ang 4ang tergolong tergolong dalam kondisi ini ialah "aktor-"aktor seperti daerah atau tempat kelahiran, suku, ikatan darah, ras, agama dan rasa.5
1 *omini6ue $ac6uin-Berdal /77/! 2 8, wikipedia
4ork, (8:5, hal 2 +li""ord %eert, 9he Interpretation o" +ultures, Basic Book, Inc, 0ew 4ork, /;8 3
0aaruddin 1jamsuddin, *inamika 1istem Politik Indonesia, P9 %ramedia Pustaka )tama, $akarta, (885, hal <(
1
1etiap manusia pasti memiliki sikap primordialisme, hanya saja ada yang berlebihan dan ada yang tidak. 1ikap primodial akan berdampak positi" apabila diterapkan secara terbuka dan mau menghargai sikap dan pendapat yang berbeda. 9etapi sebaliknya akan menjadi negati3e kalau diterapkan secara tertutup dan ekslusi". Primordialisme juga dapat dimaknai sebagai suatu "aham yang menunjukkan sikap berpegang teguh kepada hal-hal yang melekat pada setiap indi3idu dan dibawa sejak lahir, dalam hal ini seperti suku bangsa, ras, dan agama yang kemudian meluas dan berkembang.
B. SEBAB MUNCULNYA PRIMORDIALISME
Kegoncangan primordial biasanya berkisar pada beberapa sebab yang seringkali timbul bersama dan berlawanan tujuan, secara deskripti", masalah-masalah yang timbul adalah sebagai berikut 2 a. 'ubungan *arah 4ang penting dalam hal ini adalah kekeluargaan, karena hubungan yang wujud, akibat biologis keluarga besar garis keturunan dan sebagainya! terlalu terbatas untuk dianggap cukup berarti. =leh karena itu pengenalan lebih bersi"at hubungan keluarga yang lebih sosiologis seperti kesukuan. b. #as #as mirip dengan kesukuan dalam arti bahwa ia melihat teori etno-bio logis. 9etapi keduanya sesungguhnya amat berbeda. 4ang menjadi ciri utama adalah bentuk-bentuk "isik yang "eno-tipis terutama warna kulit, bentuk muka, tinggi badan, bentuk rambut. Masalah> masalah perkauman communalism! di Malaysia sebagian besar timbul dari perbedaan ini sekalipun kedua pihak berasal dari jenis "eno-tipis Mogoloid yang sama. c. Bahasa Linguisme, karena sesuatu hal yang belum dapat diterangkan secara memuaskan, sehingga hal ini bermasalah di India dan di Malaya dan secara sporadis juga terjadi dibeberapa tempat di dunia. ?kan tetapi karena bahasa seringkali dipandang sebagai poros essensi kon"lik-kon"lik nasional, ada baiknya ditegaskan dalam hal ini bahwa linguisme bukanlah suatu akibat yang pasti lahir dari keanekaragaman bahasa. Perbedaan-perbedaan bahasa tidak selalu menjurus pada perpecahan. ?tau menjadi masalah sosial yang besar, walaupun 2
sering timbul kebingungan tentang penggunaan bahasa. Kon"lik-kon"lik primordial bisa saja terjadi dalam masyarakat yang tidak mengenal perbedaan bahasa yang menyolok, seperti di Libanon. d. *aerah 'al ini menjadi "aktor di hampir setiap pelosok dunia, kedaerahan dengan sendirinya menjadi masalah serius di daerah-daerah geogra"is yang heterogen. Ketegangan antara Pakistan Barat dan Pakistan 9imur Bangladesh! terlibat masalah perbedaan dalam bahasa dan kultur, tetapi "aktor geogra"i justru yang paling menentukan, ini diakibatkan karena secara teritorial negara itu tidak bersambungan. e. ?gama Kasus yang terkemuka akibat keterkaitan agama ini adalah Partisi India. ?kan tetapi Libanon, orang Karen dan ?raken Islam di Birma, orang Batak 9oba, ?mbon dan Minahasa di Indonesia, orang Moro di &ilipina, orang 1ikh di Punjab, India, semua ini contoh-contoh terkenal tentang kekuatan ikatan keagamaan dalam menghambat ataupun menggagalkan perasaan kebangsaan yang lebih luas. ". Kebiasaan Perbedaan-perbedaan dalam bentuk kebiasaan sering merupakan dasar dari salah satu segi perpecahan nasional. %ejala ini terutama berperan penting dalam hal dimana satu kelompok yang secara intelektual dan kesenian merasa dirinya pembawa peradaban di tengah-tengah penduduk lain yang dianggap kasar dan yang harus berpedoman pada golongan yang unggul. ?kan tetapi perlu dicatat bahwa golongan yang amat berbeda satu dari yang lain dapat menjalankan gaya hidup umum yang sama. < Menguatnya primordialisme dapat mengakibatkan munculnya diskriminasi sebagai upaya untuk membedakan golongan-golongan yang berkaitan dengan kepentingan tertentu yang dilakukan dengan sengaja. Bentuk diskriminasi dilakukan dengan memperlakukan golongan-golongan secara berbeda yang didasarkan pada ras, suku bangsa, agama, mayoritas, minoritas. &enomena subordinasi terhadap kelompok lain merupakan bentuk diskriminasi yang lahir karena adanya primordialisme.
4 +li""ord %eert, 9he Interpretation o" +ultures, hal /@5 3
C. JENIS-JENIS PRIMORDIALISME
a. Primordialisme Suu
Primordialisme suku adalah seseorang yang terikat dengan sukunya sendiri daripada suku yang lain. +ontoh2 Kelompok suku Bugis yang keras, tidak mau mengalah, menganggap kepercayaannya paling sempurna dan mau menang sendiri terhadap suku $awa. !. Primordialisme A"ama
Primordialisme agama adalah seseorang yang mempercayai atau berpegang teguh pada agamanya sendiri dan cenderung "anatik. +ontoh2 1ekelompok orang yang menganggap agamanya paling benar dan unggul dari agama lain dan menyebabkan kon"lik karena pemikirannya. #. Primordialisme $edaera%a&
Primordialisme kedaerahan adalah seseorang yang terikat dengan daerahnya sendiri ketimbang daerah lainnya. +ontoh 2 Pemikiran yang beranggapan kepentingan kelompok suatu daerah tertentu harus mengalahkan kepentingan daerah lain atau lebih mementingkan daerahnya sendiri.
D. DAMPA$ POSITI' DAN NEGATI' PRIMORDIALISME
Primordialisme merupakan "aktor penting untuk memperkuat ikatan kelompok kebudayaan yang bersangkutan ketika ada ancaman dari luar kelompok kebudayaan tersebut. 0amun, di sisi lain primordialisme dipandang sangat negati" karena mengganggu kelangsungan hidup suatu bangsa. Primordialisme sering dianggap bersi"at primiti", regresi", dan merusak. Bahkan, primordialisme akan menghambat modernisasi, proses pembangunan dan merusak integrasi nasional. ?kibat kuatnya primordialisme akan dapat memicu potensi kon"lik antara kebudayaan suku-suku bangsa yang ada. *ampak negati" primordialisme antara lain2 a. Me&""a&"u ela&"su&"a& %idu( sua)u !a&"sa
4
Maksud mengganggu kelangsungan hidup terjadi dalam suatu bangsa jikalau seseorang yang
memiliki
sikap
primordialisme
berlebihan
dan
cenderung
mementingkan
kelompoknya, serta menilai segala kebudayaan yang ada pada dirinya dan kelompoknya lebih baik daripada kebudayaan lain, sehingga dengan hal ini menyebabkan kurang terjalinnya persatuan dan kesatuan. +ontoh 2 =rang-orang ?ceh menganggap suku dan kebudayaan ?ceh lebih baik daripada kebudayaan $awa karena "aktor sejarah. !. Me&"%am!a) moder&isasi da& (roses (em!a&"u&a&
Menghambat modernisasi dari proses pembangunan terjadi jikalau seseorang atau sekelompok
orang
cenderung
menolak
kebudayaan
yang
baru
karena
ingin
mempertahankan adat kebudayaannya yang lama, padahal kebudayaan yang baru tersebut berpengaruhi besar terhadap proses pembangunan. +ontoh 2 Masyarakat ?ceh menolak pembangunan 'otel Bintang ; di samping mesjid #aya Baiturrahman karena merasa tidak boleh ada bangunan yang lebih tinggi berdiri dari mesjid #aya Baiturrahman. #. Me&"%am!a) %u!u&"a& a&)ar!a&"sa
4aitu salah satu pihak tidak menginginkan masuknya kebudayaan baru sehingga tidak mau bekerjasama dengan pihak lain dimana hanya ingin mengurus suatu permasalahan yang diselesaikan berdasarkan keinginan kelompok itu sendiri. d. Me&"%am!a) (roses asimilasi da& i&)e"rasi
'al ini terjadi jika kelompok yang berdasarkan persamaan kebudayaan, ras, adat-istiadat, atau yang lainnya tidak bisa menerima persepsi yang tidak berjalan dengan baik disebabkan oleh sikap primordialisme yang berlebihan.
e. Me&"ura&"i !a%a& me&"%ila&"a& o!*e)i+i)as ilmu (e&"e)a%ua&
1ikap primordialisme yang berlebihan juga membuat seseorang tidak dapat melihat secara objekti" sebuah kebenaran, cenderung merasa apa yang dilakukan oleh kelompoknya selalu benar, padahal menurut ilmu pengetahuan hal tersebut dinilai salah. 5
,. Pe&e!a! )er*adi&a disrimi&asi
4aitu penilaian terhadap budaya yang saling berlawanan satu sama lain sehingga menimbulkan sikap diskriminasi terhadap pihak yang memiliki budaya berbeda yang di pengaruhi oleh mayoritas dan minoritas suatu kelompok. +ontoh 2 Perlakuan diskriminati" terhadap penduduk transmigran oleh penduduk lokal. ". Meru(aa& eua)a& )er(e&dam )er*adi&a o&,li a&)ara e!udaaa& suu-suu !a&"sa
4aitu "aktor pendorong yang menyebabkan kon"lik baik dendam terhadap sikap negati" yang terpendam sehingga menimbulkan dorongan untuk melakukan pembalasan. +ontoh 2 Kon"lik antar suku yang sering terjadi di lampung.
1elain berdampak negati", primordialisme juga berdampak positi". Berikut dampak positi" tersebut2 a. Me&e"u%a& #i&)a )a&a% air
Primordialisme dapat mendorong seseorang untuk memiliki cinta terhadap budaya, daerah atau tempat asalnya. 1ehingga hal ini menjadi kekuatan seseorang untuk mampu menolak semua kebudayaan yang tidak sesuai dengan pribadi dirinya sejak kecil. +ontoh 2 Menolak pola hidup serba bebas ala masyarakat barat di Indonesia. !. Mem(er)i&""i ese)iaa& )er%ada( !a&"sa
4aitu munculnya kesetiaan terhadap bangsa. 'al ini terjadi karena primordialisme mampu menumbuhkan sikap seseorang cinta dan juga bangga terhadap kebudayaannya. +ontoh 2 Perasaan bangga sebagai orang Indonesia yang berbudaya timur karena penuh tata krama. #. Mem(er)i&""i sema&"a) (a)rio)isme
4aitu menumbuhkan rasa nasionalisme yang tinggi terhadap bangsa dimana dia berasal. Kecenderungan ini kemudian mampu mendukung segala keperluan dan kepentingan bangsa.
6
+ontoh 2 *emonstrasi besar-besaran oleh masyarakat Indonesia terhadap kedubes Malaysia karena menganggap Malaysia telah mencuri kebudayaan Indonesia. d. Me&*a"a eu)u%a& da& es)a!ila& !udaa
*engan adanya sikap primordialisme ini, tentunya mampu menjadikan kehidupan seseorang untuk bertanggung jawab di dalam menjaga keutuhan 0egara. 'al ini sangatlah penting, karena kita harus menyaring kebudayaan asing yang masuk dan tidak sesuai dengan kebudayaan kita, sehingga tetap menjaga nilai yang ada.
E. SENTIMEN PRIMORDIALISME DI INDONESIA
Kita harus memahami bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. *ari sabang sampai merauke, beragam Bahasa dan budaya ada disini. 4ang jadi pertanyaan kita, mengapa mereka mau ber-IndonesiaA Banyak ahli sejarah yang menjawab, bahwa bangsa Indonesia bersatu karena senasib telah dijajah oleh kolonial belanda yang secara geogra"is terbentang dari pulau sabang sampai kota merauke. Para "ounding "athers kita telah memproklamirkan Indonesia, yang dulunya bernama 0usantara. 9epatnya jumat, (: agustus (8<;. 4ang ingin disatukan oleh para "ounding "athers bukan hanya daerah dan etnis suku saja, akan tetapi berbagai elemen pergerakan keagamaan dan pergerakan ideologi. Persoalan keberadaan Indonesia sebagai negara multi etnis adalah munculnya sentimen primordial yang kemudian membawa pengaruh pada integrasi bangsa. Banyak contoh kasus sentimen primordialisme yang terjadi di Indonesia. 0amun, kita akan mengambil 5 contoh sentimen primordial yang membawa pengaruh yang besar terhadap integrasi nasional 2 . Se&)ime& A!a&"a& da& Sa&)ri dalam Masaraa) Ja/a
*ikotomi santri-abangan sejak dulu menjadi perdebatan. 9epatnya kala +li""ord %eert mempublikasikan penelitiannya tahun (8@7-an mengenai trikotominya yang terkenal yakni 3arian abangan, santri, dan priyayi dalam masyarakat $awa. ;
5 Perubahan dan Kesinambungan dalam Pembelahan Masyarakat Indonesia, Pro". *r.
Burhan *. Magenda. 7
=leh %eert, kaum santri dimani"eskan oleh ketatnya pelaksanaan ritual agama, teratur, terutama shalat lima waktu, serta bera"iliasi pada ormas Islam, seperti 0ahdlatul )lama dan Muhammadiyah. 1ementara kaum abangan ditunjukkan oleh corak keberagamaannya yang menekankan animisme-sinkretis, memegang ketat tradisi leluhur terutama upacara yang bersi"at mistis. Mereka mengaku Muslim, tetapi tidak taat menjalankan ritual agama yang diwajibkan dalam Islam. 1edangkan Priyayi, adalah kelompok ketiga yang dilihat %eert sebagai kaum bijaksana dalam semangat kedalaman yang akhirnya berperan sebagai penyeimbang berkembang menjadi semacam pendamai dalam sejarah perseteruan antara kelompok santri dengan abangan. 1ejarah jelas belum selesai, drama kon"lik sosial masih terus berputar dengan segala dinamikanya. *alam kasus terbaru, ayat yang dipinjam ?hok untuk menunjukkan diri sebagai calon terbaik dalam Pilkada *KI, berbuah kecaman dari kelompok agama yang merasa tersinggung secara akidah. *alam konsep trikotomi %eert, bolehlah menaruh ?hok dalam kelompok abangan>yang diperluas>, yang hanya mendengar-dengar saja akidah yang dimaksud, dan tidak menjalaninya. 1edangkan para santri pembela akidah Islam adalah yang paling keras mengecam, hingga menuntut ?hok untuk mundur dari panggung balaikota. Meskipun tidak secara langsung menjadi sebuah skisma, namun penolakan oleh kelompok pembela Islam terhadap ?hok menampilkan "enomena yang sama sejak masa lalu, santri versus abangan. $ika dahulu kaum priyayi yang berada di antara mereka>berkat status sosialnya>mampu meredam kon"lik yang ada, sangat mungkin hal tersebut dilakukan kembali saat ini. Kaum priyayi yang adalah mereka yang duduk di dalam lembaga kekuasaan negara para cendekiawan dan kaum terpelajar serta tokoh masyarakat di berbagai lapisan, dapat menjadi pendamai dalam isu 1?#? yang acap kali diman"aatkan oleh politik. 1aat ini memang masih tergulir pada isu agama, namun isu-isu yang menyentuh kesukuan, etnik, maupun antar golongan, tetap berpotensi terus-menerus muncul sebagai kon"lik primordial yang akan menjadi bahaya laten. Kelompok Priyayi yang cenderung masuk sebagai bagian dan diterima di kedua kelompok lainnya dapat memimpin dan membawa pencerahan pada isu-isu yang lebih mulia, seperti2 kemanusiaan yang berkebudayaan, pembangunan masyarakat madani, serta demokrasi dan keadilan sosial. Percuma saja berdiri di salah satu sisi pendukung dan terseret dalam 8
permainan CjudiD politik, karna tak ada gunanya bangga dengan sensasi menggelitik 1?#? yang memang laku-jual sejatinya 3irus yang memecah persatuan. Maka, style priyayi harus dipakai guna mencegah gulungan bola salju Cdevide et impera’ yang semakin besar, hingga dapat membelah Indonesia sebagai negara-bangsa. 0. Se&)ime& Ja/a da& No&-Ja/a
1entimen primodialisme primiti" ini sebenarnya muncul karena sesatnya kuasa pemerintah masa lalu yang terlalu berorientasi $awa. Bukan hanya dalam hal pembangunan, konstruksi budaya, identitas dan langgam pemerintahan pun dihomogenisasi ala $awa. *i $awa-lah segenap pergerakan politik, ekonomi, pendidikan berpusar. Luar $awa menjadi pinggiran, terkucilkan, tetap terbelakang. %eopolitik yang tidak adil ini mengakibatkan munculnya jurang antara $awa dan luar $awa. Luar $awa hanya didulang kekayaan alamnya, sementara hasilnya dialirkan ke $awa. Luar $awa berontak dan membangkitkan sentimen anti-$awa. 1elanjutnya, kelompok-kelompok masyarakat non-jawa tersebut akan mengajukan tuntutan untuk memperjuangkan kepentingan kelompoknya seperti tuntutan pembagian sumber daya alam yang lebih seimbang antara pusat dan daerah. ?pabila tidak diakomodasi, tuntutan kelompok masyarakat tersebut akan berkembang menjadi gerakan memisahkan diri suatu kelompok masyarakat dari 0egara Kesatuan #epublik Indonesia. Misalnya, gerakan separatisme ?ceh Merdeka atau =rganisasi Papua Merdeka. 1. Se&)ime& Nasio&alisme Seuler da& Reli"ius
Mengadopsi kategori Mark $urgensmeyer @, ada golongan nasionalisme sekuler dan nasionalisme religius. Pergulatan kelompok nasionalisme sekuler dan dan nasionalisme religius menjadi warisan sejarah turun-temurun di negara ini. Bermula dari perdebatan soal dasar negara pada awal kemerdekaan. Pancasila dikon"rontasikan dengan Islam. 1eolah ada pertentangan menjadi seorang Muslim dan seorang Indonesia. Identitas umat selalu dihadapkan
dengan
negara-bangsa.
Loyalitas
kepada
negara-bangsa
senantiasa
dipertanyakan dengan loyalitas pada agama. Padahal, sejarah membuktikan, kontribusi umat dalam mengusir penjajah dan mendirikan bangsa ini amat besar. Islam jadi "aktor penting dalam menyumbang rasa persatuan Indonesia.
6 $urgen Meyers, Mark, Menentang 0egara 1ekuler2 Kebangkitan 0asionalisme #eligius,
Bandung Mian, (88E. 9
1eharusnya identitas umat dan negara-bangsa Indonesia tidak perlu menjadi sesuatu yang seragam, apalagi saling memaksakan. Biarkan nasionalisme itu menjadi teks terbuka, menjadi imagined community, sesuatu yang ideal dan diidam-idamkan oleh masyarakat dan setiap kelompok di masyarakat mendapatkan makna, memberi ta"sir sehingga dapat hidup bersama dengan damai. Karena itu membangkitkan ingatan publik akan dikotomi ini tidaklah produkti", lebih-lebih menjadikannya sebagai alat politik untuk memperoleh kekuasaan. Menurut +li""ord %eert 2 Kenyataan bahwa Indonesia adalah 0egara majemuk. )saha apapun untuk mengurungnya ke kerangka apapun yang ketat > entah ideologi tinggi seperti yang dilakukan 1oeharto, atau nasionalisme seperti yang dilakukan 1oekarno, atau Partai Komunis, atau 0egara Islam atau lainnyaFakan membawa ke bencana. Karena Indonesia terdiri dari begitu banyak macam orang.: Berbeda dengan opini yang dikemukakan oleh masyarakat Barat, bahwa Islam di ?sia 9enggara merupakan Islam pinggiran Peri"eral!, $ohn L Gsposito dalam artikelnya IslamDs 1houtheast ?sia 1hi"t, a 1uccess that +ould lead renewal in the muslim world, melukiskan keterkejutannya mengenai Islam di ?sia 9enggara dan menyatakan bahwa Islam yang berkembang di Indonesia sebenarnya menunjukkan watak moderat E. Gsposito juga menyatakan bahwa Indonesia dan Malaysia akan muncul dan memainkan peran penting dalam dunia Islam. Idealnya, nasionalisme dipandang sebagai pemersatu background kultural dan pluralitas agama agar menjadi moaik yang indah. Pluralitas yang ada memang sudah menjadi realitas yang tidak dapat ditolak. Karena seperti ditelaah oleh ilmuwan politik, negara sendiri dibentuk dari konsensus bersama dari unsur-unsur primodialisme, termasuk agama. %eert melukiskannya dengan perasaan senasib sebagai awal terbentuknya negara bangsa. Inilah ta"sir humanis baru atas nasionalisme, pluralisme dan demokrasi. 1uatu ta"sir yang perlu dikembangkan untuk menutup peluang dominasi dan hegemoni ta"sir negara atas nasionalisme sebagaimana dipraktikan reim =rde Baru8.
'. $ESIMPULAN 7 www.uni-lin.ac.at, Hawancara dengan +li""ord %ert. 8 http2Islamlib.comidindeJ.php, M.'ilaly Basya, Islam Moderat di ?sia 9enggara. 9 http2islamlib.com, Burhanuddin, Muslim trans nasional. 10
1ecara tidak sadar masyarakat suatu suku bangsa akan mengembangkan ikatan-ikatan yang bersi"at primordialisme, yaitu loyalitas berlebihan yang mengutamakan atau menonjolkan kepentingan suatu kelompok agama, ras, daerah, atau keluarga tertentu. Loyalitas yang berlebihan terhadap budaya subnasional tersebut dapat mengancam integrasi bangsa karena primordialisme mengurangi loyalitas warga negara pada budaya nasional dan 0egara sehingga mengancam kedaulatan negara. =leh karena itu, untuk menangkal gejala primordialisme, setiap kelompok masyarakat harus mengembangkan budaya toleransi terhadap budaya kelompok lainnya. 9ujuannya adalah untuk mencegah terjadinya disintegrasi bangsa tanpa pengingkaran budaya sendiri.
11