1
I.
PENDAHULUAN
Islam
mengenal lembaga pendidikan pendidikan semenjak semenjak awal awal turunnya turunnya wahyu wahyu
kepada Nabi Muhammad SAW di sebuah gua melalui Malaikat Jibril AS. Karena pada hakekatnya hakekatnya proses turunnya atau pember pemberian ian
wahyu adalah merupakan
institusi pendidikan pendidikan Islam pertama dengan guru guru besar Nabi Nabi Muhammad SAW. SAW. Beliau mengumpulkan sekumpulan kecil pengikutnya yang percaya kepadanya untuk belajar Islam secara diam-diam. Di rumah inilah Beliau mengajarkan ayatayat Al Qur¶an dan membentuk idiologinya sesuai dengan ajaran Islam yang mulia itu. 1 Institusi-institusi Pendidikan Islam dalam perkembangannya selalu fleksibel, dinamis sesuai dengan waktu dan tempat. Setelah orang Islam hijrah dari Mekah ke Madinah, rumah-rumah Al Qur¶an dan rumah-rumah lain sudah tidak lagi memuat kaum muslimin dalam bilangan yang besar. Semenjak itulah masjid-masjid menjadi pusat kehidupan / kegiatan masyarakat. Masjid sebagai institusi pendidikan kedua setelah rumah-rumah, lalu muncul institusi ketiga yaitu Kuttab dalam pendidikan Islam. Demikianlah selanjutnya institusi pendidikan Islam terus berkembang sesuai dengan dinamika zaman. Makalah ini mengemukakan sekilas pembahasan tentang Masjid dan Kuttab, dengan pembahasan seputar sejarah Masjid serta makna Kuttab dan fungsinya dalam pendidikan Islam.
1
Islam , Pustaka Al Husna, Jakarta, Hasan Langgulung, Asas-asas Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta, 1987 hal 110
2
II.
TELAAH
PUSTAKA
III.
SEJARAH MASJID, KUTTAB, DAN FUNGS INYA 1. Sejarah Masjid
Peristiwa pendirian Masjid yang pertama mengisyaratkan kepada kita, makna apa yang terkandung dari Masjid itu. Setelah lebih dari 12 tahun menjalankan kerasulannya di Mekah, Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah. Senin 12 Rabiul Awal (28 juli 622 M) Nabi Muhammad meninggalkan Mekah ke Quba, sebelah selatan Yasrib. Dengan hijrah inilah awal perhitungan tahun Islam (kalender Islam) yang berarti periode Islam dalam sejarah umat manusia. Pada hari pertama kedatangan Nabi di Quba beserta rombongannya, apa yang dilakukan ? Kedatangan Rasul di Madinah disambut oleh masyarakat dengan gembira. Di suatu tempat yang bernama Quba, Rasul dan rombongan Muhajirin beristirahat empat hari yaitu Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis. Pada hari pertama beliau dan rombongan membangun sebuah Masjid yang kemudian terkenal dengan nama ³Masjid Quba´ Masjid yang pertama didirikan dalam Islam. Walau bangunannya tidak begitu besar namun arsiteknya menjadi model masjid-masjid yang dibangun kemudian. Masjid Madinah di jantung kota Yasrib (Madinah sekarang) didirikan pula oleh Rasulullah SAW di atas sebidang tanah anak yatim yang dibelinya. Mulamula masjid ini didirikan dengan bangunan dari tembok dindingnya batu merah, sementara atapnya dari daun kurma yang dicampur dengan tanah liat. Di samping
3
masjid dibangun ruang untuk fakir miskin kaum muslimin, masjid diberi dua pintu yaitu pintu ³Aisyah dan pintu Atiqah´ s etelah perang khaibar, Rasul memperbesar memperbesar masjid ini, lalu berturut-turut diperbesar oleh khalifah Umar dan Usman dengan diperindah menggunakan batu berukir dari batu akik berwarna. Selain masjid Nabawi, di dalam kota Madinah dan sekitarnya banyak didirikan masjid selama masa permulaan Islam. Masjid-masjid tersebut antara lain : Masjid Al Qiblatain, Masjid Rayah, Masjid Salman, Masjid Sayidina Ali, Masjid Ijabah, Masjid Fatah, Masjid Suqya, Masjid Fadikh, Masjid Bani Quraidah, dan Masjid Afr. Sebagian masjid-masjid tersebut di atas s ekarang sudah tidak ada. a da. 2 Di Mesir pun masjid dibangun di kota Fusthath atas kehendak panglima perang penakluk Mesir yang bernama Amr bin Ash. Masjidnya dinamakan ³Al Atiq´ dan akhirnya dikenal dengan sebutan ³Masjid Jami Amr bin Ash´. Kemudian masjid-masjid di sekitar Mekah, selain Masjidil Haram dengan Ka¶bah di dalamnya juga terdapat masjid-masjid yang dibangun pada abad permulaan Islam, diantaranya Masjid Mukhtaba, Masjid Abi Qubais, Masjid Haras, Masjid Al Balah, Masjid Nakar, Masjid Al Kibasyi, Masjid Khaif, Masjid Dab, Masjid Namrah, Masjid Hiyallah, Masjid Ja¶ranah, dan Masjid Fathah. Sebagian masjid-masjid masjid-masjid ini pun sudah tidak a da lagi. Kini telah kita saksikan dimana-mana, disana ada komunitas muslim pasti ada pula Masjid. Sudah jutaan Masjid di seluruh dunia ini, dengan bentuk ornament dan arsitektur yang beragam sesuai budaya muslim setempat dan untuk
2
jarah Kebudayaan Islam, Islam , Bulan Bintang, Al Hasmi, S eejarah Bintang, Jakarta, 1997, 1997, hal 146
4
fungsi yang sama yaitu sujud kepada Allah sebagai refleksi penghambaan seseorang hamba kepada Allah SWT. S WT. Dalam Al Qur¶an terdapat beberapa surat atau ayat yang berbicara tentang Masjid, seperti :
Tl] 2[kW Ad jH$ G" [j< )@d YWT SWoWT SWT p Y O4 So" o, Artinya : ³Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al A¶raf : 31) 3
[Q;$ B,$ 0PT B$WT RMo nZld DT [jH^$ [In[\ s [WT O, DT 0IU DZ $ bUT U] Y [FS\jd \ Wk4r s 0IU Zl Qn\([ s 1IUWT . Artinya : ³Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalanghalangi menyebut nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat. ( Q.S. Al Baqarah : 114) 4
B$ [jH^$ n,d [,4 n\([ 3SWlWT $W s#WWT PQSP 2UTWT Y ^dU 1UWT PQS DT [UT ^[U j(I, \B$ S4Sd 3
4
Departemen Agama RI, Al Qur¶an dan terjemahannya (revisi terbaru), CV. Asy Syifa, Semarang, 1999, hal 225 Ibid , hal 37
5
Artinya : ³Hanya yang memakmurkan memakmur kan masjid-mas masjid-masjid jid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. At Taubah : 18 )5
ZU
[jH^[, DTWT ;jPT [$ SjU!
Artinya : ³Dan Sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.´ (Q.S. Al Jin : 18) 6
Dan banyak lagi la gi ayat-ayat ayat-ayat lainnya. 2.
Fungsi Masjid.
Pada zaman Rasulullah SAW dan Khulafa Al Rasyidin, Masjid Madinah menjadi kantor besar Negara yang di dalamnya diurus segala urusan pemerintahan. Masjid tidak saja menjadi pusat kehidupan politik, ekonomi, dan sosial. Rasul menerima duta-duta luar negeri di dalam Masjid, sebagaimana mengurus urusan kenegaraan lainnya. Di atas mimbar Rasul sering berpidato mengemukakan urusan politik dan agama. Demikian pula para khalifah sesudahnya, Masjid jugalah yang menjadi pusat kegiatan ilmu dan kebudayaan Islam. Tidak pernah Masjid memisahkan 7
urusan agama dengan urusan politik.
Setelah Masjid Quba (Masjid pertama dalam Islam) selesai dibangun, Rasulullah SAW beserta umat yang ada pada waktu itu langsung mengerjakan shalat. Itulah kegiatan Rasulullah yang pertama dilakukan di dalam Masjid, yaitu : ³Wasjud Waqtarib´, yang artinya Sujudlah kepadaTuhan dan Beribadahlah´ 5 6 7
Ibid , hal 280 Ibid , hal 985 ejarah Kebudayaan Islam, Bulan Bintang, Al Hasymi, S ejarah Bintang, Jakarta, Jakarta, 1997, hal 146
6
jWT
O! Y ZZ o+WT
Artinya : ³Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; kepadanya; dan sujudlah sujudlah dan 8 dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).´ (Q.S. Al Alaq : 19)
Jadi Masjid itu merupakan tempat shalat sehari semalam yang bernilai fardhu. Pada zaman Daulat Umayah, Masjid dijadikan pusat kehidupan dan kegiatan ilmu. Di Masjid diajarkan segala macam ilmu, terutama sekali ilmu-ilmu keagamaan. Seorang ustadz duduk dalam Masjid dan murid-murid duduk di sekelilingnya mendengarkan ilmu yang disampaikan. Umpamanya : Abdullah bin Abbas duduk dalam pekarangan Ka¶bah mengajarkan ilmu tafsir, Rabi¶ah duduk mengajar di dalam Masjid dan muridnya, antara lain : Ja¶far Al Shadik yang juga mengajar dalam Masjid Basrah, pelajaran yang disampaikannya antara lain tentang kimia. Para ulama atau ustadz s emacam di atas banyak sekali di s eluruh kota-kota kota-kota Islam waktu itu yang menyampaikan pengajarannya di dalam Masjid. Selain Masjid itu digunakan untuk shalat yang lima waktu, juga seminggu sekali digunakan untuk shalat jum¶at. Kemudian setahun sekali digunakan untuk shalat Idul Futri dan Idul Adha, bahkan padda bulan Ramadhan digunakan untuk shalat tarawih, baca Qur¶an atau Tadarusan, ceramah keagamaan dan kegiatan ibadah lainnya. Pada waktu di Madinah, Rasulullah SAW sering mendapat wahyu dan 9
menyampaikannya di dalam Masjid, maka di Masjidlah muslim memberi dan 8
Ibid , hal 1080
7
menerima Al Dien, bahkan bidang keduniaan pun sela ma masih dalam lingkungan Islam dapat diajarkan, diterangkan dan diberikan petunjuk dalam Masjid. Masjid juga dijadikan pusat penerangan masyarakat muslim. Selain dari tugas pendidikan, juga segala yang berhubungan dengan sosial diumumkan di Masjid, misalnya : kematian, pernikahan, dan lain-lainnya. Selama Rasulullah SAW masih hidup, segala permasalahan ditanyakan di dalam Masjid. Sehingga Rasulullah seakan sebagai sumber rujukan atau perpustakaan, penerangan atau dakwah. Karena selayaknya ada di dalam Masjid, dan disitu pulalah perpustakaan disusun atau disediakan ruang atau tempatnya. Demikian juga di zaman Rasulullah SAW, Baitul Mal ditempatkan di Masjid, sebagai kas Negara atau kas masyarakat muslim yang dapat menyokong segala sesuatu yang berhubungan dengan kesejahteraan sosial muslim. muslim. Rasulullah SAW pun menyelesaikan sengketa atau perkara pertikaian di dalam Masjid. Masjid dijadikan tempat persidangan soal-soal hukum peradilan. Kaitan dengan strategi perang pun, Rasulullah SAW merencanakannya di Masjid, seakan-akan Masjid itu markas besar tentara. Pada waktu Khalifah Umar, dewan dewan yang dibentuk dan bertugas bertugas memberi nasihat, melakukan siding-sidangnya di Masjid. Demikian pula pada waktu Abu Bakar, beliau menyelesaikan menyelesaikan administrasi kenegaraan kenegaraan di Masjid. Pada zaman Daulah Abbasiyah, Masjid jadi Ma¶had ilmu pengetahuan, Masjidlah merupakan gudang sekolah, baik untuk pendidikan rendah ataupun menengah dan tinggi. Contoh : di Masjid Basrah di dalamnya terdapat Halaqah Al
9
asjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, Islam , Pustaka Al Husna, Jakarta, Cetakan Sidi Gazalba, M asjid ke 6, 1994, hal 127
8
Fiqh, Halaqah Al Tafsir Wal Hadits, Halaqah Al Radliat, Halaqah Lissyi¶ri Wa Al Adab, dan lain-lain.
10
Banyak orang Islam dari berbagai Negara belajar pada
halaqah-halaqah tersebut. 3.
Kuttab Dan Fungsinya
Kuttab berasal dari Bahasa Arab Katatib yang berarti ³Mengajar Menulis´ sejenis tempat belajar yang lahir pada dunia Isla m. Pada awalnya Kuttab berfungsi sebagai tempat memberikan pengajaran, menulis, dan membaca pada anak-anak. Kuttab berarti sekolah permulaan rendah 11. Sebenarnya sebelum Islam datang, istilah Kuttab itu telah ada, tapi belum dikenal penduduk Mekah. Yang belajar Kuttab diantaranya Sufyan bin Umayah bin Abdul Syam dan Abdul Qois bin Abdul Manaf bin Zuhroh Zuhroh bin Kilab. Keduanya belajar belajar dari Basyir bin Abdul Malik yang datang dari Hirah. Kuttab pada bentuk awalnya hanya bentuk ruangan rumah seorang guru. Ketika Islam datang orang-orang pandai dikumpulkan oleh Rasulullah untuk mengajarkan membaca dan menulis, selain itu dipekerjakan sebagai penulis wahyu. Sejalan dengan meluasnya syiar Islam dan banyak orang yang memeluk Islam, pemikiran akan Kuttab dirasa perlu pengembangan. Hal ini mengingat Kuttab-kuttab telah penuh, tak bisa menampung untuk penyelenggaraan penyelenggaraan membaca dan menulis khususnya bagi anak-anak muslim. Akhirnya didirikanlah Kuttabkuttab di tempat yang lebih luas, mereka membangunnya di sudut-sudut Masjid, kemudian karena kebutuhan semakin meningkat dikalangan rumah-rumah rumah-rumah Raja
10 11
ejarah Kebudayaan Islam, Islam, Bulan Bintang, Jakarta, Al Hasmi, S ejarah Jakarta, 1997, Hal 261 Mahmud Yunus, Kamus Yunus, Kamus Indonesia Arab , PT. Hidakarya Agug, Jakarta, 1989, hal 367
9
pun diselenggarakan kegiatan baca tulis untuk melayani putera atau puteri raja sendiri. Pendidik yang mulai mengembangkan bentuk pengajaran khusus itu kea rah pembentukan Kuttab umum, menurut Ahmad Syalabi ialah Hajajj bin Yusuf as Saqafi (W. 714 H) yang ia sendiri sebagai muaddib yang mengajar anak Sulaiman bin Na¶im yang kemudian menjadi Wazir Abdul Malik bin Marwan.
12
Dari awal inilah berkembang Kuttab-kuttab di rumah-rumah raja yang mengajarkan pendidikan umum dan dengan sebutan Kuttab umum. Kalau mulanya Kuttab hanya mengajarkan baca tulis Al Qur¶an, selanjutnya dikembangkan dikembangkan dengan sistem kurikulum penambahan mata pelajaran lain (umum) yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat waktu itu. Lembaga pendidikan dalam Islam yang ketiga adalah Kuttab. Muncul setelah kerajaan Ummayah yang semula pembelajaran itu dilaksanakan di dalam Masjid. Kuttab merupakan suatu keharusan dalam kehidupan masyarakat Islam sebagai sarana bimbingan anak-anak, di tempat khusus, sebab untuk anak-anak jika ditampatkan di M asjid dikhawatirkan merusak Masjid, dan biasanya anak a nakanak tak dapat memelihara kebersihan. Kuttab (mungkin sama dengan pondok) menyelenggarakan menyelenggarakan pendidikan dalam sejaran perkembang p erkembangan an Islam. Dilihat dari fokus kajiannya Kuttab dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu : a. Kuttab berfungsi sebagai tempat pendidikan yang memfokuskan pada baca tulis.
12
nsiklopedi E nsiklopedi
Islam, Islam , PT. Ichtiar Baru van Hoeve, Cetakan ke 10, Jakarta, 2002
10
b. Kuttab berfungsi sebagai tempat pendidikan yang mengajarkan Al Qur¶an dan dasar-dasar keagamaan. Dilihat dari materi yang pengajaran, umumnya Kuttab mengajarkan mengajarkan : 1. Membaca Al Qur¶an dan menghafalnya menghafalnya 2. Pokok-pokok agama Islam, seperti cara berwudlu, shalat, puasa, dan sebagainya. 3. Menulis 4. Kisah (riwayat) orang-orang besar Islam 5. Membaca dan menghafal syair-syair syair-syair atau natsar-natsar natsar-natsar (proza) 6. Berhitung 7. Pokok-pokok Pokok-pokok nahwu dan sharaf a la kadarnya. Demikianlah rencana pengajaran Kuttab umumnya, tetapi rencana pengajaran itu tidak sama di seluruh Negara Islam, bahkan berlainan di beberapa wilayah. Di Magrib (Maroko) hanya Al Qur¶an yang diajarkan kepada anak-anak, serta dipentingkan tulisannya dan tidak dicampurkan dengan yang lain-lainnya, seperti Hadits, Fiqh, Syair atau Natsar. Di Andalusia diajarkan Al Qur¶an dan menulis serta dicampur dengan syair, atsar, pokok-pokok nahwu, sharaf, dan tulisan indah. Di Afriqiah (Tunisia), dicampurkan pelajaran Al Qur¶an dengan Hadits dan pokok-pokok ilmu agama, tetapi menghafal Al Qur¶an amat dipentingkan. Di Timur (Irak dan sekelilingnya) dipentingkan pelajaran Al Qur¶a n dan bermacam-macam ilmu, serta qaidah-qaidahnya. Tetapi tidak dipentingkan tulisan indah pada Kuttab, hanya cukup tulisan bersahaja.
11
Menurut keterangan bahwa mata pelajaran pada Kuttab-kuttab terdiri dari dua macam : a. Mata pelajaran wajib 1. Al Qur¶an 2. Shalat 3. Do¶a 4. Sedikit Ilmu Nahwu dan Bahasa Arab 5. Membaca dan Menulis b. Mata pelajaran tidak wajib (Ikhtiarih) 1. Berhitung 2. Semua Ilmu Nahwu dan Bahasa Arab 3. Sya¶ir 4. Riwayat / Tarikh Arab. Bersamaan dengan kemajuan peradaban Islam, pada zaman Abbasiyah lembaga-lembaga pendidikan lain juga muncul, seperti Dar Al Hikmah yang awalnya hanya sebagai lembaga penerjemah. Kemudian khalifah Al Makmun memperbesarnya di Bagdad. Hingga meliputi pendidikan tinggi, disamping Masjid. Sebelum muncul sistem madrasah (seperti yang difahami sekarang), tidak ada tingkat-tingkat pendidikan tertentu. Tapi hanya satu tingkat yang dimulai dengan Kuttab dan berakhir di Halaqah, juga tidak ada kurikulum dan Ijazah serta gelar. IV.
ANALISA
12
V.
KESIMPULAN
Masjid dan Kuttab adalah sama-sama institusi pendidikan Islam tertua dalam sejarah pendidikan dan peradaban Islam. Walau tidak for mal seperti yang kita fahami institusi-institusi pendidikan sekarang, namun dari sanalah lahir para pemikir Islam zaman itu yang terus mengembangkan Islam di muka bumi.
13
DAFTAR PUS TAKA
Al Hasymi, S eejarah jarah Kebudayaan Islam, Islam , Bulan Bintang, Jakarta 1997 Departemen Agama RI, RI, Al Qur¶an dan Terjemahannya (revisi terbaru) Penerbit CV. Asy Syifa, Semarang 1999 nsiklopedi Islam, Islam, E nsiklopedi
PT. Ichtiar Baru va n Hoeve, Cetakan ke 10, Jakarta 2002
Hasan Langgulung, Asas-asas Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam , Pustaka Al Husna, Jakarta, 1997 Mahmud Yunus, Yunus, Kamus Indonesia Arab, Arab, PT. Hidakarya Agung, Jakarta 1989 Sidi Gazalba,
asjid M asjid
Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam , Pustaka Al Husna, Jakarta, Cetakan keenam, keena m, 1994
14
MASJID DAN KUTT AB SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN
PADA MASA PERMULAAN ISLAM Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi T ugas Paper Akhir Mata kuliah : Sejarah Intelektual Pendidikan Islam
Dosen Pengampu Prof . Dr. H. Abdurrahman Mas¶ud, Ph. D. Dr. Saefudin Zuhri, M.Ag.
Disusun oleh:
ABDU AZIS AHMADI NIM : 505920034
Konsentrasi Konsentrasi : Psikologi Pendidikan Islam
PROGAM PASCA SARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGER I ( IAIN ) SYEKH NURJATI CIREBON TAHUN 2010
15