iii
12
Rusmin Tumanggor, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), 53.
Ibid., hal 54
Ibid.,hal 54
Wahyu. Wawasan Ilmu Sosial, (Surabaya: Usaha Nasional, 2005), 75.
Herimanto. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 47.
Ibid., 49
Rusmin Tumanggor, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), 61.
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
ISBD
Dosen pengampu :
Dra. Erna Nur Kholidah, M.Pd
Disusun oleh :
Nur Lailatus Sholihah (932211314)
Riska Yunistia (932209314)
Rizqi Alfa Roby (932209114)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan puja kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial "
Tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Erna Nur Kholidah, M.Pd sebagai dosen mata kuliah ini. Penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat terutama bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Akhirnya kepada Allah SWT. juga semuanya kita kembalikan.
Kediri, 4 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 4
A. Latar belakang 4
B. Rumusan masalah 5
C. Tujuan penulisan 5
BAB II PEMBAHASAN 6
A. Hakikat manusia sebagai individu dan makhluk sosial 6
B. Peranan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial 10
C. Dinamika dalam interaksi sosial 12
BAB III PENUTUP 15
A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Bab ini menguraikan hakikat manusia baik sebagai makhluk pribadi maupun sebagai makhluk sosial. Pada hakikatnya manusia bisa dilihat sebagai makhluk pribadi, sedangkan disisi lain dipandang sebagai makhluk sosial. Paham individualisme memandang bahwa manusia semata-mata sebagai makhluk pribadi dengan mengesampingkan kodratnya sebagai makhluk sosial. Sebaliknya, pandangan sosialisme, menyatakan manusia adalah makhluk sosial. Pandangan kita bangsa Indonesia menyatakan bahwa manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia akan berinteraksi dengan manusia lain dalam wujud interaksi sosial. Sebagai makhluk pribadi dan sosial manusia akan menghadapi dilema dalam kerangka pemenuhan kebutuhan antara kepentingan diri dan kepentingan masyarakat.
Dalam perkembangannya, manusia sebagai makhluk individu tidak hanya bermakna kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang khas dengan corak kepribadiannya, termasuk kemampuan kecakapannya. Dengan demikian, manusia sebagai individu merupakan pribadi yang terpisah, berbeda dari pribadi lain. Manusia sebagai makhluk individu adalah manusia sebagai perseorangan yang memiliki sifat sendiri-sendiri. Manusia sebagai individu adalah bersifat nyata, berbeda dengan manusia lain dan sebagai pribadi dengan ciri khas tertentuyang berupaya merealisasikan potensi dirinya.
Manusia dalam menjalani kehidupannya akan senantiasa bersama dan bergantung pada manusia lainnya. Manusia saling membutuhkan dan harus bersosialisasi dengan manusia lain. Hal ini disebabkan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Ia akan bergabung dengan manusia lainmembentuk kelompok-kelompok dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan tujuan hidup. Dalam hal ini, manusia sebagai individu memasuki kehidupan bersama dengan individu lainnya.
Rumusan masalah
Bagaimana hakikat manusia sebagai individu dan makhluk sosial?
Apa saja fungsi dan peran manusia sebagai individu dan makhluk sosial?
Apa saja dinamika interaksi sosial?
Tujuan penulisan
Mengetahui hakikat manusia sebagai individu dan makhluk sosial.
Mengetahui fungsi dan peran manusia sebagai individu dan makhluk sosial.
Mengetahui macam-macam dinamika interaksi sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
Hakikat manusia sebagai individu dan makhluk sosial
Di dalam diri manusia terdapat dua kepentingan, yaitu kepentingan individu dan kepentingan bersama. Kepentingan individu didasarkan manusia sebagai makhluk individu, karena pribadi manusia yang ingin memenuhi kebutuhan pribadi. Kepentingan bersama didasarkan manusia sebagai makhluk sosial yang ingin memenuhi kebutuhan bersama.
Dalam perjalanannya, kepentingan-kepentingan tersebut kadang saling berhadapan dan kadang pula saling berkait. Terkadang muncul suatu penolakan dan penerimaan yang pada akhirnya bermuara pada etika, yaitu suatu ajaran tentang norma dan tingkah laku yang berlaku dalam suatu kehidupan manusia. Artinya, titik kompromi antara kepentingan individu dan bersama ditimbang menurut kadar etis tidaknya kedua kepentingan tersebut. Menurut Jurgen Habermas, "Masyarakat memiliki tiga jenis kepentingan yang memiliki pendekatan rasio berbeda. Pertama, kepentingan teknis . hal ini sangat kuat berhubungan dengan penyediaan sumber daya natural dan juga kerja. Kedua, kepentingan interaksi. Ini merupakan kepentingan praktis yang sesuai dengan hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Ketiga, kepentingan kekuasaan. Disatu sisi, hal ini berhubungan erat dengan distribusi kekuasaan dalam masyarakat. Disisi lain, adanya suatu kebutuhan dasariah manusia yang membebaskan diri dari segala bentuk dominasi atau kebebasan.
Dalam perbedaan kepentingan ini masyarakat mengalami sebuah pertarungan yang sangat tajam dalam kehidupan sosial dan politik. Apalagi kalau kepentingan kekuasaan dan kepentingan teknis mengabaikan kepentingan sosial. Kalau kepentingan kekuasaan mengarah pada tendensi untuk menciptakan distorsi terhadap komunikasi, maka yang terjadi hanya ada penindasan dan reduksi. Menurut habermas, "Untuk bisa mendamaikan konflik kepentingan ini, kita membutuhkan adanya sebuah ruang public. Ini merupakan media untuk menjembatani setiap kepentingan karena setiap komponen dalam masyarakat memiliki akses yang sama untuk berbicara, berdiskusi dan mencari alternative yang tepat tentang segala persoalan dalam kehidupan bermasyarakat.
Manusia sebagai makhluk individu
Individu berasal dari Latin individum yang artinya tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dipakai untuk menyatakan satu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia secara keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan terbatas, yaitu perseorangan manusia.
Manusia sebagai makhluk individu diartikan sebagai person atau perseorangan atau sebagai diri pribadi. Manusia sebagai diri pribadi merupakan makhluk yang diciptakan secara sempurna oleh tuhan Yang Maha Esa. Disebutkan dalam kitab suci Al-Qur'an bahwa "Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya". Dalam ajaran agama-agama dunia juga diterangkan sangat jelas kedudukan manusia sebagai makhluk yang mulia, karena itu tidak dibenarkan manusia melakukan perbuatan tercela. Sebaliknya, pribadi manusia dituntut mampu berinteraksi, berkomunikasi, bekerja sama, dan saling berlomba-lomba melakukan perubahan menuju yang lebih baik dengan individu lainnya.
Manusia sebagai makhluk sosial
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan bantuan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Bahkan sejak lahirpun manusia sudah disebut sebagai makhluk sosial.
Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada, yang menitik beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Yakni memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
Dorongan untuk makan.
Dorongan untuk mempertahankan diri.
Dorongan untuk melangsungkan hubungan beda jenis.
Dengan keharusan biologis tersebut menggambarkan betapa individu dalam perkembangannya sebagai seorang makhluk sosial meniscayakan adanya dorongan untuk saling berketergantungan dan membutuhkan antara satu dengan lainnya. Karena itu komunikasi antar masyarakat menentukan peran manusia sebagai makhluk sosial. Kedudukan manusia sebagai makhluk sosial dengan demikian tidak dapat dilepaskan dari cara dan bentuk adaptasi mereka terhadap lingkungannya.
Dalam perkembangannya, manusia mempunyai kecenderungan sosial untuk selalu meniru guna membentuk diri dalam kehidupan masyarakat. Diantara kebutuhan untuk meniru adalah dalam hal sebagai berikut:
Menerima bentuk-bentuk kebudayaan, yaitu menerima bentuk-bentuk
pembaruan yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk
sebuah pengetahuan.
Penghematan tenaga, yaitu tindakan meniru untuk tidak terlalu
menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja manusia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Banyak faktor yang mendorong manusia secara individual membutuhkan dirinya sebagai makhluk sosial sehingga terbentuk interaksi sosial antara manusia satu dengan manusia lainnya. Secara garis besar, faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal, yaitu:
Tekanan emosional. Kondisi psikologi seseorang sangat mempengaruhi
bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain, apakah sedang bahagia,
senang atau sebaliknya sedih, berduka dan seterusnya.
Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi
yang direndahkan, maka ia akan memiliki hasrat yang tinggi untuk
berhubungan dengan yang lainnya. Karena ketika seseorang merasa direndahkan dengan secara spontan ia membutuhkan kasih sayang dati pihak lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi psikologi kembali sepeti semula.
Isolasi sosial. Orang yang merasa atau dengan sengaja terisolsi oleh
komunitasnya atau pihak-pihak tertentu, maka ia akan berupaya melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.
Dengan demikian, sebagai individu perlu tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat. Sebagai anggota masyarakat ia perlu menjalankan kewajiban dan haknya dalam tatanan suatu kehidupan bersama.
Peranan manusia Sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Peranan Manusia sebagai makhluk individu
Sebagai individu manusia memiliki harkat dan martabat yang mulia. Setiap manusia dilahirkan sama dengan harkat dan martabat yang sama pula. Perbedaan yang ada seperti beda keyakinan, tempat tinggal, ras, suku dan golongan tidak meniadakan persamaan akan harkat dan martabat manusia. Oleh karena itu pengakuan dan penghargaan manusia sangat diperlukan. Pengakuan dan penghargaan itu diwujudkan dengan pengakuan jasmani atas hak-hak asasi manusia. Manusia sebagai makhluk individu berupaya merealisasikan segenap potensi dirinya, baik potensi jasmani maupun potensi rohani. Jasmani atau raga adalah badan atau tubuh manusia yang bersifat kebendaan, dapat diraba, dan bersifat real. Rohani atau jiwa adalah unsur-unsur manusia yang bersifat kerohanian, tidak bisa diraba, tidak berwujud atau ditangkap dengan indera. Unsur dari jiwa ini terdiri dari tiga jenis: akal, rasa dan kehendak.
Sebagai makhluk individu, manusia berusaha memenuhi kepentingan atau mengejar kebahagiaan sendiri. Motif tindakannya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang meliputi rohani dan kebutuhan jasmani. Penekanan pada kepentingan diri memunculkan sifat individualistik dalam diri pribadi yang bersangkutan. Berdasarkan sifat kodrat manusia sebagai individu dapat diketahui bahwa manusia memiliki harkat dan martabat, manusia memiliki hak-hak dasar, setiap manusia memiliki potensi diri yang khas. Dan setiap manusia memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dirinya.
Dengan uraian diatas, manusia sebagai makhluk individu berperan untuk mewujudkan hal-hal tersebut. Manusia sebagai individu berusaha:
Menjaga dan mempertahankan hak dan martabatnya.
Merealisasikan segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani.
Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya.
Peranan manusia sebagai makhluk sosial
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. Artinya manusia akan senantiasa berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak akan mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Fakta ini memberikan kesadaran akan ketidakberdayaan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.
Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial menjadikan manusia melakukan peran-peran sebagai berikut:
Melakukan interaksi dengan manusia lain atau kelompok.
Membentuk kelompok-kelompok sosial.
Menciptakan norma-norma sosial sebagai pengaturan tertib kehidupan kelompok.
Dinamika dalam interaksi sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan timbal balik antar individu, antar kelompok manusia, maupun antar orang dengan kelompok manusia. Bentuk interaksi sosial antara lain: akomodasi, kerjasama, persaingan, dan pertikaian. Ciri-ciri sebuah interaksi sosial:
Pelakunya lebih dari satu orang
Adanya komunikasi antar pelaku melalui kontak sosial.
Mempunyai maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan
tersebut dengan yang diperkirakan pelaku.
Ada dimensi waktu yang akan menentukan sikap atau tindakan yang sedang berlangsung.
Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial. Kontak dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi apabila ada kontak langsung dengan cara berbicara, jabat tangan, tersenyum, dsb. Kontak sekunder yaitu kontak dengan perantar contohnya melalui telepon, radio, televisi, dan media lain.
Dinamika yang muncul akibat interaksi sosial antara lain: akulturasi budaya, asimilasi, dan inovasi:
Akulturasi budaya
Akulturasi budaya adalah proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu yang dipengaruhi oleh unsur-unsur suatu kebudayaan lain sehingga sebagian unsur yang baik bagi suatu kelompok tertentu diterima dan disesuaikan dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya identitas kebudayaan asli. Contoh yang muncul adalah ketika pihak pribumi mulai menerima penggunaan gaya hidup seperti bahas, cara berpakaina dan sopan santun ala budaya lain.
Asimilasi budaya
Asimilasi budaya adalah interaksi sosial dalam jangka waktu lama antara dua masyarakat yang mempunyai kebudayaan yang berbeda. Asimilasi ditandai dengan adanya usaha untuk mengurangi perbedaan antar kelompok serta usaha menyamakan kesatuan sikap, mental, dan tindakan demi tercapainya tujuan bersama. Asimilasi dapat berlangsung apabila masing-masing kelompok menghilangkan batas-batas kelompok yang ada dan melebur menjadi satu. Proses asimilasi dapat terjadi jika terjadi hal sebagai berikut:
Kelompok-kelompok manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.
Kelompok manusia ini saling bergaul secara intensif dalam kurun waktu yang lama.
Pertemuan budaya-budaya antar kelompok itu masing-masing berubah watak khasnya dan unsur-unsur kebudayaannya saling berubah sehingga memunculkan suatu watak kebudayaan yang baru atau campuran.
Inovasi (pembaruan)
Inovasi mempunyai arti lebih luas daripada penemuan-penemuan. Menurut KBBI, inovasi adalah pemasukan atau pengenalan hal-hal baru, pembaharuan, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. Dari pengertian inovasi tersebut dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah proses kreatif dalam melakukan penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada. Proses pembaruan dapat digolongkan dalam bentuk:
Discovery, atau penemuan unsur-unsur kebudayaan yang baru berupa gagasan individu atau kelompok.
Invention, atau tindak lanjut inovasi berupa pengakuan, penerimaan, dan penerapan proses discovery oleh masyarakat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai individu, ia mempunyai kemampuan dan kehendak yang mendorongnya berbuat dan bertindak. Sebagai makhluk individu, manusia ingin hidup senang dan bahagia, dan menghindar dari masalah yang menyusahkan. Untuk itu manusia berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani yang dapat membawa kesenangan dan kebahagiaan kepada dirinya.
Manusia hidup sebagai makhuk individu semata-mata tidak mungkin tanpa bersosialisasi dengan manusia lainnya dan manusia hanya akan mempunyai arti apabila ia hidup bersama manusia lainnya di dalam masyarakat. Tidak dapat dibayangkan adanya manusia yang hidup menyendiri tanpa berhubungan dan tanpa bergaul dengan manusia lainnya.
Saran
Kami sebagai penulis merasa masih banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun utnuk penulisan makalah selanjutnya agar menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Tumanggor, Rusmin. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.
Wahyu. Wawasan Ilmu Sosial. Surabaya: Usaha Nasional, 2005.
Herimanto. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
i
i
xvi