MANAJEMEN KEUANGAN REKSA DANA SYARIAH Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manjemen Keuangan Non Bank Syariah Dosen Pengampu: Hj. Diah Siti Sa’diah, M.Ag.
Disusun Oleh: Kelompok 3/HPS-B/VI Ilman Muhamad Asodiq
1143020089
Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung 2017 M
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta ini. Sehingga, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya pada mata kuliah Manajemen Keuangan Non Bank Syariah yang berjudul “MANAJEMEN KEUANGAN REKSA DANA SYARIAH”. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda agung, yakni Nabi Muhammad SAW, kepada shahabat beliau, kepada pengikut beliau, dan tak lupa kepada umat beliau yang senantiasa masih mengikuti ajarannya. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai reksadana syariah. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah ini berguna bagi penulis dan yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahn kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.
Bandung, April 2017
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................
i
DAFTAR ISI...................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar Belakang ...............................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................
2
C. Tujuan ............................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................
4
A. Manajemen Syariah .......................................................................
4
B. Reksadana Syariah .........................................................................
5
C. Fatwa DSN MUI ............................................................................
13
D. Bentuk-Bentuk Reksadana Syariah ................................................
19
E. Keuntungan dan Resiko Reksadana Syariah ..................................
21
BAB III PENUTUP ........................................................................................
25
Simpulan .........................................................................................................
25
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
26
ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama wahyu merupakan sumber pedoman hidup bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, seluruh aktivitas yang dilakukan dalam bidnag ekonomi Islam mengutamakan metode pendekatan sistem nilai sebagaimana yang tercantum dalam sumber-sumber hukum Islam, yang berupa Al-Quran, Sunnah, Ijma, dan Ijtihad. Sistem nilai tersebut diharapkan dapat membentuk sistem ekonomi Islam yang mampu mengentaskan kehidupan manusia dari ancaman pertarungan serta timbulnya perpecahan akibat adanya persaingan dan kegelisahan, yang menyebabkan keserakahan sebagai bentuk krisis dari sistem ekonomi kapitalis individualistic dan marxis sosialistsik.1 Islam menginginkan ekonomi pasar yang dilandaskan pada nilai-nilai moral. Segala kegiatan ekonomi harus berdasarkan prinsip kerja sama dan prinsip tanggung jawab. Karakteristik utama dari sistem ekonomi Islam adalah penggunaan konsep segitiga (triangle concept) yang memiliki tiga elemen dasar, yaitu Allah SWT., manusia, dan alam. Dalam melaksanakan segala aktivitas ekonomi, manusia akan selalu berhubungan dengan manusia lainnya (hablum minannaas). Elemen alam pada konsep segitiga dimaksudkan sebagai wahana atau tempat yang mampu memberikan dan mencukupi kebutuhan seluruh makhluk hidup, khusunya umat manusia. Sekalipun demikian, manusia yang telah ditakdirkan sebagai makhluk hidup yang diberi akal memiliki kewajiban untuk menjaga kelestarian dan kelangsungan hidup dari alam tersebut. Pada akhirnya, keseluruhan hubungan horizontal antara kedua elemen tersebut harus mengacu pada sebuah garis lurus vertical, yaitu Allah SWT. (hablum minannallah). Hal tersebut merupakan salah satu bentuk filsafat ekonomi Islam.
1 Muhamad, Lembaga-lembaga Keuangan Umat Kontemporer, Yogyakarta: UII Press, 2000, hlm. 14-16.
1
Oleh karena itu, pembentukan reksa dana syariah sebagai lembaga investasi syariah juga memiliki keterkaitan yang erat dengan implementasi konsep ekonomi Islam yang mengacu pada sistem nilai dan asas-asas pokok filsafat ekonomi Islam, yang berpedoman pada Al-Quran serta sumber-sumber hukum Islam lainnya. Berinvestasi di reksa dana merupakan alternatif berinvestasi masyarakat yang diinginkan memperoleh return investasi dari sumber yang jelas. Return investasi yang dapat diketahui tanpa harus turut serta dalam menjalankan investasi dengan tersedianya laporan return dari manager investasi atau pihak lain yang memberikan tempat atau jasa berinvestasi. Jadi reksa dana hadir sebagai wadah yang dapat dipergunakan sebagai pemodal atau pihak yang ingin berinvestasi, namun memiliki waktu dan pengetahuan terbatas. Berinvestasi dengan reksadana memiliki banyak manfaat, terturama bagi para investor kecil yang akan melaksanakan investasi tidak secara langsung, mengingat investasi secara langsung membutuhkan modal yang tidak sedikit. Dalam berinvestasi dengan menggunakan reksa dana investor akan diuntungkan dengan pengelolaan portofolio secara profesional oleh manager investasi. Sehingga dalam hal ini yang menjadi latar belakang penulis dalam menulis makalah ini. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1.
Apa pengertian reksadana syariah ?
2.
Bagaimana reksadana syariah dalam Fatwa DSN MUI No. 20/DSNMUI/IV/2001 ?
3.
Apa saja produk-produk reksadana syariah ?
4.
Apa keuntungan dan risiko reksadana syariah ?
2
C. Tujuan Pembahasan Tujuan dari pembuatan makalah ini pada dasarnya adalah ingin: 1. Mengetahui dan memahami tentang Reksadana Syariah. 2. Mengetahui dan memahami penjelasan reksadana syariah dalam Fatwa DSN MUI No. 20/DSN-MUI/IV/2001. 3. Mengetahui dan memahami bentuk-bentuk reksadana syariah. 4. Mengetahui dan memahami keuntungan dan risiko reksadana syariah.
3
BAB II PEMBAHASAN A. Manajemen Syariah Sebelum membahas mengenai manajemen reksadana syariah terlebih dahulu akan dipaparkan mengenai manajemen syariah. Manajemen adalah sesuatu yang berjalan atau berlangsung, atau lebih tepat lagi dikatakan suatu kegiatan.2 Manajemen juga dapat dikatakan sebagai kegiatan dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien menunjukkan bahwa dalam prosesnya banyak liku-liku yang harus ditempuh, terutama dalam hubungannya dengan faktor manusia. Organisasi itu sendiri, menurut Everett M. Rogers dan Rekha Agarwala Rogers (1976), adalah suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama melalui jenjang kepangkatan dan pembagian kerja. Dalam pandangan ajaran islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Hali ini merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam.3 Rasulullah SAW. Bersabda, dalam sebuah hadis yang diriwayarkan Imam Thabrani, “Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan suatu pekerjaan, dilakukan secara Itqan (tepat, terarah, jelas, dan tuntas).” (H.R. Thabrani). Arah pekerjaan
yang jelas, landasan yang mantap, dan cara-cara
mendapatkannya yang transparan, merupakan amal perbuatan yang dicintai Allah SWT. Manajemen dalam arti mengatur segala sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat, dan tuntas, merupakan hal yang disyariatkan dalam ajaran Islam. Hal-hal yang dibahas dalam manajemen syariah adalah: 1. Perilaku, yang terkait dengan nilai-nilai keimanan dan ketauhidan. Hal ini berbeda dengan perilkau dalam manajemen konvensional yang sama sekali tidak terkait, bahkan terlepas dari nilai-nilai tauhid. Orang-orang yang 2 Onong Uchjana Effendy, Psikologi Manajemen dan Administrasi, Bandung: Mandar Maju. 1989. Hlm. 15. 3 Didin Hafidhudin dan Hendri Tanjung. Manajemen Syariah dalam praktik, Jakarta: Gema Insani. 2003, hlm. 1
4
menerapkan manajemen konvensional tidak merasa adanya pengawasan melekat, kecuali semata-mata pengawasan dari pemimpin atau atasan. Setiap kegiatan dalam manajemen syariah diupayakan menjadi amal saleh yang bernilai abadi. 2. Struktur organisasi. Hal ini menjelaskan bahwa dalam mengatur kehidupan dunia, peranan manusia tidak akan sama. Kepintaran dan jabatan seseorang tidak akan sama. Sesungguhnya struktur itu merupakan sunnatullah. Struktur yang berbeda-beda merupakan ujian dari Allah dan bukan digunakan untuk kepentingan sendiri. 3. Sistem, yaitu suatu totalitas himpunan bagian yang satu sama lain berhubungan sedemikian rupa, sehingga menjadi kesatuan yang terpadu untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem ini dibuat harus menyebabkan perilaku pelakunya berjalan dengan baik. Sistem berawal dari pembahasan untuk apa manusia diciptakan. Sistem itu adalah seluruh aturan kehidupan manusia yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah Rasul. Aturan tersebut berbentuk keharusan dan larangan melakukan sesuatu. Aturan tersebut dikenal sebagai hukum lima, yaitu: wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram. Pelaksanaan sistem yang konsisten dalam manajemen, akan melahirkan sebuah tatanan yang rapi, sebuah tatanan yang disebut sebagai manajemen yang rapi. B. Reksadana Syariah Secara bahasa Reksadana tersusun dari 2 konsep, yaitu reksa yang berarti jaga atau pelihara dan konsep dana yang berarti himpunan uang. Dengan demikian secara bahasa reksadana berarti kumpulan uang yang dipelihara. 4 Reksadana (mutual fund) adalah wahana yang digunakan untuk menghimpun dana masyarakat (pemodal) untuk kemudian diinvestasikan ke dalam portofolio efek oleh manajer
4
Asri Sitompul. Reksa dana;Pengantar dan Pengenalan Umum. (Bandung : Citra Aditya Bakti), 2003 hal 2.
5
investasi (MI). Portofolio efek tersebut bisa berupa saham, obligasi, instrumen pasar uang, atau kombinasi dari beberapa di antaranya.5 Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1, ayat (27): “Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.”Pada reksadana, manajemen investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan menerima dividen atau bunga yang dibukukannya ke dalam “Nilai Aktiva Bersih” (NAB) reksadana tersebut. Kekayaan reksadana yang dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk disimpan pada bank kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer investasi, dimana bank kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan administratur. Reksadana Syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal sebagai pemilik harta (shabib al-mal/rabb al-mal) untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal menurut ketentuan dan prinsip Syariah islam. Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 20/DSN-MUI/IV/2001, Reksadana Syariah (Islamic investment funds) adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip-prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal dengan manajer investasi (wakil pemodal), maupun antara manajer investasi dengan pengguna investasi. Jika membandingkan dengan reksa dana konvensional, keduanya tidak memiliki banyak perbedaan. Perbedaan mendasar yaitu hanya terletak pada cara pengelolaan dan prinsip kebijakan investasi yang diterapkan. Kebijakan invesstasi reksa dana syariah adalah berbasis instrumen investasi dengan cara-cara pengelolaan yang halal. Halal disini berarti bahwa perusahaan yang mengeluarkan instrumen investasi tersebut tidak boleh melakukan
5
Heri Sudarsono. Bank dan lembaga keuangan syariah deskripsi dan ilustrasi. (Yogyakarta : Ekonisia 2004), hal 201
6
usaha-usaha yang bertentangan dengan prinsip Islam. Misalnya,tidak melakukan perbuatan riba (membungakan uang) dan tidakmemakai strategi investasi berdasarkan spekulasi, saham, obligasi dan sekuritas lainnya tidak berhubungan dengan produk minuman keras, produk yang mengandung babi, bisnis hiburan berbau maksiat, perjudian, pornografi, dan sebagainya.6 Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (sahib sl-mal/ rabb al-mal) dengan manajer investasi sebagai wakil sahib al-mal, maupun antara manajer investasi sebagai wakil sahib al-mal dengan pengguna investasi.7 Dengan demikian, reksadana syariah adalah reksadana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu kepada syariah Islam. Reksadana syariah tidak akan
menginvestasikan
dananya
pada
obligasi
dari
perusahaan
yang
pengelolaannya atau produknya bertentangan dengan syariah Islam misalnya pabrik minuman beralkohol, industri pertenakan babi, jasa keuangan yang melibatkan riba dalam operasionalnya dan bisnis yang mengandung maksiat.8 Reksadana syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang dapat dijadikan alternatif berinvestasi bagi masyarakat yang menginginkan return dari sumber yang bersih dan dapat dipertanggungjawabkan secara syariah. Tujuan utama reksadana syariah bukan semata-mata hanya mencari keuntungan, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan, komitmen pada nilai-nilai religiusitas, meskipun tanpa harus mengabaikan kepentingan para investor.9 Reksa dana merupakan suatu organisasi yang di dalamnya mencakup perilaku pengelola, struktur organisasi, serta sistem, yang harus dijaga dan dibina kinerjanya. Oleh karena itu, reksa dana perlu dikelola secara benar oleh orang yang
6
7
Diakses melalui http://repository.usu.ac.id Pada 23 April 2017 Pukul 10.45.
Pasal 1 angka 6 Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah. 8 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangna Syariah, (Medan: Prenada Media, 2009), hal. 168-169. 9 Burhanuddin Susanto, Pasar Modal Syariah (Tinjauan Hukum), (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2008), hal. 74.
7
dianggap mampu mengelolanya. Hal ini karena dalam reksa dana terkandung halhal berikut.10 1. Dana yang diperoleh dari masyarakat diinvestasikan pada portofolio efek. 2. Portofolio efek tersebut sangat bervariasi, sehingga masing-masing instrument tersebut mempunyai tingkat pengembalian yang berbeda-beda. 3. Arus kas yang berubah-ubah. 4. Keahlian manajer investasi dalam mengelola portofolio yang mampu menghasilkan risiko dari portofolio tersebut dan kepastian tingkat pengembalian. Manajer investasi diharapkan paham, tegas, terbuka, dan bersedia bermusyawarah dalam pengembalian keputusannya. Faktor-faktor yang terkait dengan manajer investasi adalah: a. Alokasi asset (asset allocation); b. Instrument investasi (stock selection); c. Kemampuan menilai waktu jual beli di pasar (market timing). Reksadana syariah akan memiliki peranan besar dalam pembangunan ekonomi, karena dapat memobilisasi dana dari masyarakat pemodal untuk pertumbuhan dan pengembangan perusahaan nasional baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta. Reksadana merupakan jalan keluar bagi para pemodal kecil yang ingin berperan serta dalam kegiatan pasar modal, meskipun dengan penyertaan dana yang relatif kecil dan kemampuan menanggung resiko yang sedikit. Panduan bagi masyarkat muslim untuk berinvestasi pada produk ini sudah diberikan melalui fatwa DSN-MUI No. 20 tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah. Sayangnya produk investasi syariah yang lebih menguntungkan dari produk tabungan atau deposito perbankan syariah ini kurang tersosialisasi. Pemilik dana (investor) yang menginginkan investasi halal akan mengamanahkan dananya dengan akad wakalah kepada Manajer Investasi. Reksadana Syariah akan bertindak dalam aqad mudharabah sebagai Mudharib yang mengelola dana milik bersama dari para investor. Sebagai 10
Adler Haymans Manurung. Panduan Lengkap Reksa Dana Investasiku, Jakarta: Kompas, 2007, hlm 43.
8
bukti penyertaan investor akan mendapat Unit Penyertaan dari Reksadana Syariah. Dana kumpulan Reksadana Syariah akan ditempatkan kembali ke dalam kegiatan Emiten (perusahaan lain) melalui pembelian Efek Syariah. Dalam hal ini Reksadana Syariah berperan sebagai Mudharib dan Emiten berperan sebagai Mudharib. Oleh karena itu hubungan seperti ini bisa disebut sebagai ikatan Mudharabah Bertingkat.11 Pengelolaan investasi ini merupakan proses mengelola uang atau juga sering disebut pengelolaan portofolio. Investasi mempunyai konsep, yaitu konsumsi yang ditunda sementara waktu. Ada lima tahapan dalam pengelolaan investasi, yaitu sebagai berikut. 1. Penentuan tujuan investasi, bergantung pada investornya. 2. Pembentukan kebijakan investasi, dimulai dengan: (a) penentuan asset. Alokasi asset ini dapat ditentukan berdasarkan tujuan investasi tersebut; (b) mengethaui batasan (constraint) yang dimiliki oleh investor; (c) mengetahui sistem perpajakan yang ada. Dalam hal ini alokasi asset, ada tiga pendekatan yang sedang berlaku saat ini, yaitu: a. Asset alokasi strategis (strategic asset allocation). Pendekatan ini merupakan hasil konsekuensi dari optimasi mean-varians, yaitu asset alokasinya untuk jangka panjang. Dalam hal ini, tidak adanya keputusan yang berdasarkan kondisi pasar. b. Asset alokasi taktis (tactical asset allocation). Pendekatan ini mempunyai pandangan bahwa manajer investasi dapat mengalahkan pasar. Di samping itu manajer investasi tidak mempunyai konsensus dalam keadaan pasar pada masa mendatang, bahkan dikatakan bahwa pasar dalam keadaan inefisien. c. Aset alokasi dinamis (dynamic asset allocation). Pendekatan ini hampir menyerupai aset alokasi strategis karena sama-sama mempunyai
11
Pasal 1 angka 6 Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah
9
pandangan bahwa pasar tidak dapat dikalahkan maka dilakukan penyesuaian terhadap aset alokasi. 3. Pemilihan strategi portofolio Strategi ini dibagi dalam dua kelompok pengelolaan berikut. a. Pengeloaan portofolio aktif Periode pengelolaan sangatlah temporer, sehingga manajer investasi sering mengganti saham untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi. Dalam hal ini manajer investasi tidak merasa rugi apabila melakukan cut-loss jika ada saham lain yang menjanjikan tingkat pengembalian yang tinggi dibandingkan dengan saham yang dimiliki saat ini. Menurut Morrison, ada dua pandangan penting untuk sukses dalam mengelola portofolio aktif, yaitu: 1) Mempunyai ide yang bagus tentang pandangan alternative investasi yang lain; 2) Tidak setuju dengan konsensus atau tidak setuju terhadap gelombang pergerakan harga. Pengeloalan portofolio aktif selalu berkonsentrasi pada jumlah saham yang kecil dikenal dengan pemilihan saham (stock selection); 3) Melakukan
perubahan
keluar
atau
masuk
dengan
terdiversifikasinya portofolio, dikenal dengan pendekatan kondisi pasar (market timing). b. Pengelolaan portofolio pasif Dalam pengelolaan ini diasumsikan bahwa pasar sangatlah efisien, sehingga manajer investasi tidak dapat sukses dalam mengelola portofolio dengan menggunakan pendekatan kondisi pasar (market timing) dan pemilihan saham (stock selection). 4. Pemilihan aset Dalam hal ini diperlukan pengetahuan pemilihan saham terutama untuk strategi portofolio aktif. 5. Pengukuran dan evaluasi kinerja
10
Dalam hal ini tingkat portofolio dan risikonya dihitung dan dibandingkan dengan patokan (benchmark). Hasil tahapan ini merupakan input pada tahapan pertama untuk melakukan perubahan. Portofolio membagikan deviden, terutama untuk masyarakat Indonesia tingkat pengembalian (1) yang direalisasikan pada sebuah portofolio adalah hasil selisih anatar harga pasar portofolio pada akhir periode dan awal periode (2) pembagian kas yang dilaksanakan oleh portofolio.12 Secara umum pertumbuhan dan perkembangan reksa dana syariah mengalami kenaikan cukup pesat. Hal ini terlihat dari data statistik bahwa sampai dengan tahun 2003 hanya ada 3 (tiga) reksa dana syariah dimana 1 (satu) di antaranya efektif pada tahun yang sama, sedangkan pada tahun 2004 terdapat sebanyak 7 (tujuh) reksa dana syariah baru dinyatakan efektif sehingga sampai dengan akhir tahun 2004 secara kumulatif terdapat 10 (sepuluh) reksa dana syariah telah ditawarkan kepada masyarakat atau meningkat sebesar 233,33 % jika dibandingkan dengan tahun 2003 yang hanya terdapat 3 (tiga) reksa dana syariah dengan total Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebesar Rp 168.110,17 miliar. Mesti diakui bahwa sampai dengan akhir tahun 2004, total (NAB) reksa dana syariah baru mencapai Rp 525.970,10 miliar (0,15%) dan total NAB industri reksa dana di pasar modal Indonesia, yaitu sebesar Rp 104.037,824,63 triliun. Namun, jika dibandingkan dengan NAB reksa dana syariah sampai dengan tahun 2003, maka terlihat meningkat sebesar 312,872%, yaitu dari Rp 168.110,17 miliar (Rp 73.984,22 + Rp 94.125,95) pada akhir tahun 2003 menjadi Rp 525.970,10 miliar pada akhir tahun 2004.13 Pembeda reksadana syariah dan reksadana konvensional adalah reksadana syariah memiliki kebijaksanaan investasi yang berbasis instrumen investasi pada portfolio yang dikategorikan halal. Dikatakan halal, jika perusahaan yang menerbitkan instrumen investasi tersebut tidak melakukan usaha yang bertentangan
12
Khaerul Umam, Pasar Modal Syariah Praktik Pasar Modal Syariah, Bandung: Pustaka Setia, 2013, hlm. 143-145. 13 Adrian, Sutedi. Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2011, hlm. 8-9.
11
dengan prinsip-prinsip Islam. Tidak melakukan riba atau membungakan uang. Saham, obligasi dan sekuritas lainnya yang dikeluarkan bukan perusahaan yang usahanya berhubungan dengan produksi atau penjualan minuman keras, produk mengandung babi, bisnis hiburan berbau maksiat, perjudian, pornografi, dan sebagainya. Disamping itu, dalam pengelolaan dana reksadana ini tidak mengizinkan penggunaan strategi investasi yang menjurus ke arah spekulasi. Reksadana syariah akan memiliki peranan besar dalam pembangunan ekonomi, karena dapat memobilisasi dana dari masyarakat pemodal untuk pertumbuhan dan pengembangan perusahaan nasional baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta. Reksadana merupakan jalan keluar bagi para pemodal kecil yang ingin berperan serta dalam kegiatan pasar modal, meskipun dengan penyertaan dana yang relatif kecil dan kemampuan menanggung resiko yang sedikit. Hasil keuntungan investasi tersebut dibagihasilkan diantara para investor dan manajer investasi sesuai dengan proporsi modal yang dimiliki. Produk investasi ini bisa menjadi alternatif yang baik untuk menggantikan produk perbankan yang pada saat ini dirasakan memberikan hasil yang relatif kecil. Reksadana syariah memang sangat sesuai untuk investasi jangka panjang seperti persiapan menunaikan ibadah haji atau biaya sekolah anak di masa depan. Saat ini pilihannya pun semakin banyak.
12
C. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syari'ah14 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan kembali dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi. 2. Portofolio Efek adalah kumpulan efek yang dimiliki secara bersama (kolektif) oleh para pemodal dalam Reksa Dana. 3. Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola Portofolio Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah. 4. Emiten adalah perusahaan yang menerbitkan Efek untuk ditawarkan kepada publik.
14
Diakses melalui http://www.dsnmui.or.id pada 23 April Pukul 11:41 WIB.
13
5. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek. 6. Reksa Dana Syari'ah adalah Reksa Dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip Syari'ah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (sahib al-mal/ Rabb al Mal) dengan Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib almal dengan pengguna investasi. 7. Mudharabah/qirad adalah suatu akad atau sistem di mana seseorang memberikan hartanya kepada orang lain untuk dikelola dengan ketentuan bahwa keuntungan yang diperoleh (dari hasil pengelolaan tersebut) dibagi antara kedua pihak, sesuai dengan syarat-syarat yang disepakati oleh kedua belah pihak, sedangkan kerugian ditanggung oleh shahib al-mal sepanjang tidak ada kelalaian dari mudharib. 8. Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran Umum dengan tujuan agar pihak lain membeli Efek. 9. Bank Kustodian adalah pihak yang kegiatan usahanya adalah memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. BAB II MEKANISME KEGIATAN REKSA DANA SYARI'AH Pasal 2 1. Mekanisme operasional dalam Reksa Dana Syari'ah terdiri atas: a. antara pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan dengan sistem wakalah, dan b. antara Manajer Investasi dan pengguna investasi dilakukan dengan sistem mudharabah. 2. Karakteristik sistem mudarabahadalah: a. Pembagian keuntungan antara pemodal (sahib al-mal) yang diwakili oleh Manajer Investasi dan pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang telah disepakati kedua belah pihak melalui Manajer Investasi sebagai wakil dan tidak ada jaminan atas hasil investasi tertentu kepada pemodal. b. Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang telah diberikan. c. Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung resiko kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya (gross negligence/tafrith).
BAB III HUBUNGAN, HAK, DAN KEWAJIBAN
14
Pasal 3 Hubungan dan Hak Pemodal 1. Akad antara Pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan secara wakalah. 2. Dengan akad wakalah sebagaimana dimaksud ayat 1, pemodal memberikan mandat kepada Manajer Investasi untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan Pemodal, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Prospektus. 3. Para pemodal secara kolektif mempunyai hak atas hasil investasi dalam Reksa Dana Syari'ah. 4. Pemodal menanggung risiko yang berkaitan dalam Reksa Dana Syari'ah. 5. Pemodal berhak untuk sewaktu-waktu menambah atau menarik kembali penyertaannya dalam Reksa Dana Syari'ah melalui Manajer Investasi. 6. Pemodal berhak atas bagi hasil investasi sampai saat ditariknya kembali penyertaan tersebut. 7. Pemodal yang telah memberikan dananya akan mendapatkan jaminan bahwa seluruh dananya akan disimpan, dijaga, dan diawasi oleh Bank Kustodian. 8. Pemodal akan mendapatkan bukti kepemilikan yang berupa Unit Penyertaan Reksa Dana Syariah. Pasal 4 Hak dan Kewajiban Manajer Investasi dan Bank Kustodian 1. Manajer Investasi berkewajiban untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan Pemodal, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Prospektus. 2. Bank Kustodian berkewajiban menyimpan, menjaga, dan mengawasi dana Pemodal dan menghitung Nilai Aktiva Bersih per-Unit Penyertaan dalam Reksa Dana Syari'ah untuk setiap hari bursa. 3. Atas pemberian jasa dalam pengelolaan investasi dan penyimpanan dana kolektif tersebut, Manajer Investasi dan Bank Kustodian berhak memperoleh imbal jasa yang dihitung atas persentase tertentu dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syari'ah. 4. Dalam hal Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian tidak melaksanakan amanat dari Pemodal sesuai dengan mandat yang diberikan atau Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian dianggap lalai (gross negligence/tafrith), maka Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian bertanggung jawab atas risiko yang ditimbulkannya.
Pasal 5 Tugas dan Kewajiban Manajer Investasi
15
Manajer Investasi berkewajiban untuk: a. Mengelola portofolio investasi sesuai dengan kebijakan investasi yang tercantum dalam kontrak dan Prospektus; b. Menyusun tata cara dan memastikan bahwa semua dana para calon pemegang Unit Penyertaan disampaikan kepada Bank Kustodian selambat-lambatnya pada akhir hari kerja berikutnya; c. Melakukan pengembalian dana Unit Penyertaan; dan d. Memelihara semua catatan penting yang berkaitan dengan laporan keuangan dan pengelolaan Reksa Dana sebagaimana ditetapkan oleh instansi yang berwenang. Pasal 6 Tugas dan Kewajiban Bank Kustodian Bank Kustodian berkewajiban untuk: a. Memberikan pelayanan Penitipan Kolektif sehubungan dengan kekayaan Reksa Dana; b. Menghitung nilai aktiva bersih dari Unit Penyertaan setiap hari bursa; c. Membayar biaya-biaya yang berkaitan dengan Reksa Dana atas perintah Manajer Investasi; d. Menyimpan catatan secara terpisah yang menunjukkan semua perubahan dalam jumlah Unit Penyertaan, jumlah Unit Penyertaan, serta nama, kewarganegaraan, alamat, dan indentitas lainnya dari para pemodal; e. Mengurus penerbitan dan penebusan dari Unit Penyertaan sesuai dengan kontrak; f. Memastikan bahwa Unit Penyertaan diterbitkan hanya atas penerimaan dana dari calon pemodal. BAB IV PEMILIHAN DAN PELAKSANAAN INVESTASI Pasal 7 Jenis dan Instrumen Investasi 1. Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan Syari'ah Islam. 2. Instrumen keuangan yang dimaksud ayat 1 meliputi: a. Instrumen saham yang sudah melalui penawaran umum dan pembagian dividen didasarkan pada tingkat laba usaha; b. Penempatan dalam deposito pada Bank Umum Syariah; c. Surat hutang jangka panjang yang sesuai dengan prinsip Syari'ah;
Pasal 8 Jenis Usaha Emiten
16
1. Investasi hanya dapat dilakukan pada efek-efek yang diterbitkan oleh pihak (Emiten) yang jenis kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan Syari'ah Islam. 2. Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan Syari'ah Islam, antara lain, adalah: a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang; b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional; c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan dan minuman yang haram; d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/atau menyediakan barangbarang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. Pasal 9 Jenis Transaksi yang Dilarang 1. Pemilihan dan pelaksanaan transaksi investasi harus dilaksanakan menurut prinsip kehati-hatian (prudential management/ihtiyath), serta tidak diperbolehkan melakukan spekulasi yang di dalamnya mengandung unsur gharar . 2. Tindakan yang dimaksud ayat 1 meliputi: a. Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu; b. Bai al-Ma'dum yaitu melakukan penjualan atas barang yang belum dimiliki (short selling); c. Insider trading yaitu menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau memakai informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan transaksi yang dilarang; d. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutangnya lebih dominan dari modalnya.
Pasal 10 Kondisi Emiten yang Tidak Layak Suatu Emiten tidak layak diinvestasikan oleh Reksa Dana Syariah: a. apabila struktur hutang terhadap modal sangat bergantung kepada pembiayaan dari hutang yang pada intinya merupakan pembiayaan yang mengandung unsur riba; b. apabila suatu emiten memiliki nisbah hutang terhadap modal lebih dari 82% (hutang 45%, modal 55 %); c. apabila manajemen suatu perusahaan diketahui telah bertindak melanggar prinsip usaha yang Islami.
17
BAB V PENENTUAN DAN PEMBAGIAN HASIL INVESTASI Pasal 11 1. Hasil investasi yang diterima dalam harta bersama milik pemodal dalam Reksa Dana Syari'ah akan dibagikan secara proporsional kepada para pemodal. 2. Hasil investasi yang dibagikan harus bersih dari unsur non-halal, sehingga Manajer Investasi harus melakukan pemisahan bagian pendapatan yang mengandung unsur non-halal dari pendapatan yang diyakini halal (tafriq alhalal min al-haram). 3. Penghasilan investasi yang dapat diterima oleh Reksa Dana Syari'ah adalah: a. Dari saham dapat berupa: • Dividen yang merupakan bagi hasil atas keuntungan yang dibagikan dari laba yang dihasilkan emiten, baik dibayarkan dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk saham. • Rights yang merupakan hak untuk memesan efek lebih dahulu yang diberikan oleh emiten. • Capital gain yang merupakan keuntungan yang diperoleh dari jualbeli saham di pasar modal. b. Dari Obligasi yang sesuai dengan syari'ah dapat berupa: • Bagi hasil yang diterima secara periodik dari laba emiten. c. Dari Surat Berharga Pasar Uang yang sesuai dengan syari'ah dapat berupa: • Bagi hasil yang diterima dari issuer. d. Dari Deposito dapat berupa: • Bagi hasil yang diterima dari bank-bank Syari'ah. 4. Perhitungan hasil investasi yang dapat diterima oleh Reksa Dana Syari'ah dan hasil investasi yang harus dipisahkan dilakukan oleh Bank Kustodian dan setidak-tidaknya setiap tiga bulan dilaporkan kepada Manajer Investasi untuk kemudian disampaikan kepada para pemodal dan Dewan Syari'ah Nasional. 5. Hasil investasi yang harus dipisahkan yang berasal dari non halal akan digunakan untuk kemaslahatan umat yang penggunaannya akan ditentukan kemudian oleh Dewan Syari'ah Nasional serta dilaporkan secara transparan. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 1. Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman Pelaksanaan ini akan diatur kemudian oleh Dewan Syari'ah Nasional. 2. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari'ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. 3. Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
18
D. Bentuk- bentuk Reksadana Syariah 1. Reksadana Berdasarkan Hukum Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat (1), bentuk hukum Reksadana di Indonesia ada dua, yakni Reksadana berbentuk Perseroan Terbatas (PT. Reksa Dana) dan Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK). a.
Reksadana berbentuk Perseroan Terbatas (PT Reksadana/ investment companies) Merupakan
suatu perusahaan yang bergerak pada pengelolaan
portofolio investasi pada surat-surat berharga yang tersedia di pasar investasi. Dari kegiatan tersebut, PT Reksadana akan memperoleh keuntungan dalam bentuk peningkatan nilai aset perusahaan (sekaligus nilai sahamnya), yang kemudian juga akan dapat dinikmati oleh para investor yang memiliki saham pada perusahaan tersebut. b.
Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif (unit investment trust) Merupakan kontrak yang dibuat antara manajer investasi dan bank Kustodian yang juga mengikat pemegang unit penyertaan sebagai investor. Melalui kontrak ini, manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio kolektif dan bank Kustodian penitipan dan administrasi investasi kolektif.
2. Reksadana Berdasarkan Sifat Operasional a. Reksadana terbuka (open-end fund) Reksadana terbuka menjual sahamnya melalui penawaran umum untuk seterusnya di catatkan pada bursa efek. Investor tidak dapat menjual kembali saham yang dimilikinya kepada reksadana melainkan kepada investor lain melalui pasar bursa dimana harga jual belinya ditentukan oleh mekanisme harga. b. Reksadana tertutup (close-end fund) Reksadana tertutup menjual saham atau unit penyertaannya secara terus menerus sepanjang ada investor yang membeli. Saham ini tidak perlu dicatatkan di bursa efek dan harganya ditentukan didasarkan atas nilai 19
aktiva bersih (NAB) atau net asset value (NAV) per saham yang dihitung oleh bank Kustodian.15 3. Reksadana Berdasarkan Jenis Investasi a. Reksadana pendapatan tetap (fixed income funds) Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang apabila dalam alokasi investasi ditentukan bahwa sekurang-kurangnya 80% dari nilai aktivanya
diinvestasikan
dalam
efek
hutang dan
sisanya dapat
diinvestasikan (seluruhnya atau sebagian) dalam efek hutang. Karena dapat memiliki saham yang secara umum mempunyai resiko yang lebih tinggi, reksadana ini sangat sesuai bagi pemodal yang tidak berkeberatan untuk menanggung resiko kehilangan sebagian kecil dari modal atau dana awal untuk mendapatkan kemungkinan memperoleh pendapatan yang cukup besar dibandingkan dengan hasil investasi di Deposito. b. Reksadana saham (equity funds) Reksadana saham atau yang disebut juga reksadana jenis ekuitas adalah reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari asetnya dalam efek ekuitas atau saham. c. Reksadana campuran (balance fund) Reksadana campuran adalah reksadana yang mempunyai kebebasan menentukan alokasi aset sehingga dapat sewaktu-waktu mempunyai portofolio investasi dengan mayorritas saham dan di lain waktu merubah sehingga menjadi mayoritas obligasi. Dengan demikian, bila biaya pemakaian dana sedang tinggi, maka pasar modal umumnya melesu dan harga saham cenderung menurun, sebalinya, bila pemakaian biaya dana sedang rendah maka pasar modal umumnya akan bergairah dan harga saham cenderung meningkat.16 E. Keuntungan dan Risiko Reksadana Syariah
15 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, Kencana, Jakarta, 2007, hal. 110-111. 16 Muhamad, Dasar-dasar keuangan Islami, Ekonisia, Yogyakarta, 2004, hlm. 189-190.
20
1. Keuntungan reksadana syariah Beberapa keuntungan dalam menginvestasikan melalui reksadana adalah sebagai berikut : a.
Tingkat likuiditas yang baik Yang dimaksud likuiditas disini adalah kemampuan untuk mengelola uang
masuk dan keluar dari reksadana. Dalam hal ini yang paling sesuai adalah reksadana untuk saham. Saham yang telah dicatatkan di bursa, dimana transaksi terjadi setiap hari. Selain itu, pemodal dapat mencairkan kembali saham/unit penyertaan setiap saat sesuai dengan ketetapan yang dibuat masing-masing reksadana sehingga memudahkan investor untuk mengelola kasnya. b.
Manajer profesional Reksadana dikelola oleh manajer investasi yang andal, ia mencari peluang
investasi yang paling baik untuk reksadana tersebut. Manajer investasi bekerja keras untuk meneliti ribuan peluang investasi bagi pemegang saham/unit reksadana oleh tujuan investasi dari reksadana tersebut. c.
Diversifikasi Diversifikasi adalah istilah investasi dimana tidak menempatkan seluruh
dana di dalam satu peluang investasi, dengan maksud membagi risiko. Manajer investasi memilih berbagai macam saham, sehingga kinerja satu saham tidak akan memengaruhi keseluruhan kinerja reksadana. Pada umumnya, reksadana mempunyai kurang lebih 30 sampai 60 jenis saham dari berbagai perusahaan. d.
Biaya rendah Karena reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak investor sehingga
besarnya kemampuan melakukan investasi akan menghasilkan biaya transaksi yang murah. 2. Risiko reksadana syariah Beberapa resiko yang dihadapi para investor dalam melakukan investasi melalui reksadana syariah adalah sebagai berikut : a. Risiko perubahan kondisi ekonomi dan politik
21
Sistem ekonomi terbuka yang dianut oleh Indonesia sangat rentan terhadap perubahan ekonomi Internasional. Perubahan kondisi perekonomian dan politik di dalam maupun di luar negeri atau peraturan khususnya di bidang Pasar Uang dan Pasar Modal merupakan faktor yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia, termasuk perusahaan-perusahaan yang tercatat di bursa Efek di Indonesia, yang secara tidak langsung akan memengaruhi kinerja portofolio rekdsadana. b. Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan Nilai unit penyertaan reksadana dapat berfluktuasi akibat kenaikan atau penurunan nilai aktiva bersih reksadana. Penurunan dapat disebabkan oleh, antara lain : 1)
Perubahan harga efek ekuitas dan efek lainnya
2)
Biaya-biaya yang dikenakan setiap kali pemodal melakukan pembelian dan penjualan
c. Risiko wanprestasi oleh pihak-pihak terkait Risiko ini dapat terjadi apabila rekan usaha manajer investasi gagal memenuhi kewajibannya. Rekan usaha dapat termasuk tetapi tidak terbatas pada emiten, pialang, bank kustodian, dan agen penjual. d. Risiko likuiditas Penjualan kembali (pelunasan) tergantung pada likuiditas dari portofolio atau kemampuan dari manajer investasi untuk membeli kembali atau melunasi dengan menyediakan uang tunai. e. Risiko kehilangan kesempatan transaksi investasi pada saat pengajuan klaim asuransi Dalam hal ini terjadinya kerusakan atau kehilangan atas surat-surat berharga dan aset reksadana yang disimpan di bank kustodian, bank kustodian di lindungi oleh asuransi yang akan menanggung biaya penggantian surat-surat berharga tersebut. Selama tenggang waktu penggantian tersebut, manajer investasi tidak dapat melakukan transaksi investasi atau surat-surat berharga tersebut,
22
kehilangan kesempatan melakukan transaksi ini dapat berpengaruh terhadap nilai aktiva per unit pernyataan.17
Adapaun risiko-risiko lainnya yang muncul antaralain sebagai berikut;18 1. Interst-rate risk, disebut juga sebagai market risk, yaitu risiko utama yang dihadapi investor karena kenaikan tingkat bunga yang akan menurunkan hargaobligasi dan tingkat bunga menurun-menurunkan harga obligasi. 2. Reinvestment risk, yaitu risiko yang dihadapi akibat investasi atas bunga yang diperoleh atas hasil strategi reinvestment. Interest-rate risk dan reinvestment risk mempunyai efek yang saling menghilangkan (offsetting effect). Sebuah strategi yang didasarkan atas efek penghilangan tersebut disebut dengan imunisasi (immunization). 3. Call risk, yaitu risiko yang dihadapi oleh investor, yang di dalamnya penertbit obligasi mempunyai hak untuk membeli kembali (call) atas obligasi tersebut. Apabila tingkat bunga turun di bawah kupon, obligasi dan penerbit akan menggunakan haknya utnuk membeli obligasi tersebut. 4. Default risk, yaitu risiko yang dihadapi investor atau pemegang obligasi karena obligasi tersebut tidak dapat membayar obligasi saat jatuh tempo. Oleh karena itu, investor harus hati-hati membeli obligasi, terutama obligasi yang tidak termasuk investment grade. 5. Inflation risk, yaitu risiko yang dihadapi investor diakibatkan inflasi sehingga arus kas yang diterima oleh investor bervariasi dalam kemampuan membeli (purchasing power).
17 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, Kencana, Jakarta, 2007, hal. 114-117. 18 Adler Haymans Manurung. Panduan Lengkap Reksa Dana Investasiku, Jakarta: Kompas, 2007, hlm 43-44.
23
6. Exchange risk, yaitu risiko yang dihadapi investor akibat adanya perubahan nilai tukar. Biasanya, risiko ini akan ditemukan ada obligasi yang berdenominasi valuta asing. 7. Liquidity risk, yaitu risiko yang dihadapi oleh investor dalam rangka menjual obligasi tersebut di pasar. Ukuran dari likuiditas dapat diperhatikan dari selisih antara nilai beli dan jual dari obligasi tersebut. 8. Volatility risk, yaitu risiko yang dihadapi investor karena obligasi tersebut dikaitkan dengan opsi yang bergantung pada tingkat bunga. Salah satu faktor yang memengaruhinya, yaitu volatility dari tingkat bunga. Pengelolaan investasi ini merupakan proses mengelola uang atau juga sering disebut pengelolaan portofolio. Investasi mempunyai konsep, yaitu konsumsi yang ditunda sementara waktu.
24
BAB III PENUTUP Kesimpulan Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariat Islam. Baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal) dengan manajer investasi sebagai wakil, maupun antara manajer investasi sebagai wakil dengan pengguna investasi.Syariah dapat menerima usaha semacam reksadana sepanjang hal yang tidak bertentangan dengan syariah. Zuhaily berkata: Dan setiap syarat yang tidak bertentangan dengan dasardasar syariat dan dapat disamakan hukumnya (di qiyaskan) dengan syarat-syarat yang sah. Bentuk-bentuk reksadana syariah meliputi: reksadana berdasarkan hukum, reksadana berdasarkan sifat operasional, reksadana berdasarkan jenis investasi. Pilihan dalam reksadana ada dua, yaitu aspek keuangan dan aspek non keuangan. Kegiatan investasi rekasadana syariah : Dalam melakukan kegiatan investasi reksadana syariah dapat melakukan apa saja sepanjang tidak bertentangan dengan syariah, Akad yang dilakukan oleh reksadana syariah dengan emiten dapat dilakukan melalui mudarabah (qiradh)/musyarakah, Jual beli reksadana syariah selaku mudharib juga di bolehkan melakukan jual beli saham, Mekanisme transaksi. Keuntungan dalam menginvestasikan melalui reksadana adalah sebagai berikut: Tingkat likuiditas yang baik, Manajer profesional, Diversifikasi, Biaya rendah. Sedangkan resiko dalam melakukan investasi melalui reksadana syariah adalah antara lain: Risiko perubahan kondisi ekonomi dan politik, Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan, Risiko wanprestasi oleh pihak-pihak terkait,Risiko likuiditas, Risiko kehilangan kesempatan transaksi investasi pada saat pengajuan klaim asuransi.
25
DAFTAR PUSTAKA Muhamad (2000). Lembaga-lembaga Keuangan Umat Kontemporer. Yogyakarta: UII Press. Onong Uchjana Effendy(1989). Psikologi Manajemen dan Administrasi, Bandung: Mandar Maju. Didin Hafidhudin dan Hendri Tanjung (2003). Manajemen Syariah dalam praktik, Jakarta: Gema Insani. Asri Sitompul (2003). Reksa dana;Pengantar dan Pengenalan Umum. (Bandung : Citra Aditya Bakti. Heri Sudarsono (2004). Bank dan lembaga keuangan syariah deskripsi dan ilustrasi. Yogyakarta : Ekonisia. Diakses melalui http://repository.usu.ac.id
Pasal 1 angka 6 Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah.
Andri Soemitra (2009), Bank dan Lembaga Keuangna Syariah. Medan: Prenada Media.
Burhanuddin
Susanto(2008),
Pasar
Modal
Syariah
(Tinjauan
Hukum),
Yogyakarta: UII Press Yogyakarta.
Adler Haymans Manurung(2007). Panduan Lengkap Reksa Dana Investasiku, Jakarta: Kompas. Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah
26
Khaerul Umam(2013), Pasar Modal Syariah Praktik Pasar Modal Syariah, Bandung: Pustaka Setia.
Adrian, Sutedi(2011). Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah, Jakarta: Sinar Grafika.
Diakses melalui http://www.dsnmui.or.id
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution(2007), Investasi Pada Pasar Modal Syariah, Jakarta: Kencana.
Muhamad ( 2004,), Dasar-dasar keuangan Islami, Jakarta: Ekonisia
27