Laporan Keuangan Syariah
Berdasarkan PSAK No.101, laporan keuangan bank syariah yang lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:
Neraca;
Laporan laba rugi;
Laporan arus kas;
Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan dana investasi terikat;
Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil;
Laporan sumber dan penggunaan dana zakat;
Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan;
Catatan atas laporan keuangan
.Laporan neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas merupakanlaporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial bank.
Laporan perubahan dana investasi terikat merupakan laporan keuangan yang mencerminkanperubahan dalam investasi terikat yang dikelola oleh bank untuk kemanfaatan pihak-pihak lainberdasarkan akad mudharabah atau agen investasi.
Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil merupakan rekonsiliasi antara pendapatan bank Syariah yang menggunakan dasar akrual (acrual basis) dengan pendapatan yang dibagi hasilkankepada pemilik dana yang menggunakan dasar kas (cash basis)
.Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, dan penggunaan dana kebajikan merupakanlaporan keuangan yang mencerminkan peran bank sebagai pemegang amanah dana kegiatansosial yang dikelola secara terpisah.
Laporan sumber dan penggunaan zakat merupakan laporan yang menunjukkan sumber dana,penggunaan dan dalam jangka waktu serta sumber dana zakat yang menunjukkan dana zakatyang belum disalurkan pada tanggal tertentu.
Laporan Arus Kas Syariah
Laboran Arus Kas berguna untuk melihat :
Kemampuan perusahaan memberikan informasi tentang kualitas likuiditas perusahaan.
Kemampuan perusahaan menarik kas dari kegiatan operasionalnya.
Dari mana kas atau dana diperoleh untuk membiayai investasi dan operasional perusahaan.
Apa yang dilakukan perusahaan dalam bidang pembiayaan atau pendanaannya.
Melihat struktur pengelolaan kasnya.
Mengetahui besaran arus kas masuk dan keluar perusahaan.
Laporan Arus Kas berisi informasi :
Saldo kas pada awal dan akhir periode.
Arus (sumber dan penggunaan) kas yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan.
Arus (sumber dan penggunaan) kas yang berasal dari kegiatan investasi.
Arus (sumber dan penggunaan) kas yang berasal dari kegiatan pendanaan.
B. Penyajian Laporan Keuangan Perbankan Syariah
Penyajian laporan akuntansi bank syariah telah di atur dengan PSAK No. 101 tentang penyajian laporan keuangan syariah. Oleh karena itu, laporan keuangan harus mampu memfasilitasi semua pihak yang terkait dengan bank syariah. Kekurangan perhatian PSAK dan PAPSI dalam masalah syariah juga terdapat dalam hal fungsi laporan keuangan memfasilitasi DPS untuk memeriksa dana non halal yang di terima oleh bank. Dana non halal berdasarkan PSAK No. 59 dan PAPSI digabung dengan dana kebajikan. Penggabungan dapat menimbulkan persoalan syariah tentang tercampurnya yang haq dan yang batil. Ketiadaan pemisahan akan menyebabkan kurangnya perhatian untuk mengupayakan pengeliminasian dana non halal di masa yang akan datang.
Laporan keuangan bank syariah setidaknya disajikan secara tahunan. Laporan keuangan bank syarih yang lengkap terdiri dari waktu dari komponen-komponen berikut :
(a) Neraca
(b) Laporan laba rugi
(c) Laporan arus kas
(d) Laporan perubahan ekuitas
(e) Laporan perubahan dana investasi terikat
(f) Laporan sumber dan penggunaan dan zakat
(g) Laporan sumber dan penggunaan dan kebajikan; dan
(h) Catatan atas laporan keuangan
Bank syariah harus menyusun laporan keuangan atas dasar actual, kecuali untuk Laporan Arus Kas dan perhitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha. Dengan kata lain, perhitungan pembagian hasil usaha di dasarkan pada pendapatan yang telah direalisasikan menjadi kas (dasar kas).
Laporan arus kas
Laporan arus kas bank syariah disajikan sesuaim dengan PSAK no.2mengenai laporan arus kas dan PSAK NO 31 mengenai mengenai akuntansi perbankan, dengan catatan menyesuaikan kegiatan dan transaksi bank syariah.
Berikut diberikan ilustrasi laporan arus kas bank syariahdengan mengacu pada PSAK no. 2 (2002) dengan diadakanpenyesuaian berdasarkan prinsip syariah.yang berlaku pada operasi bank syariah
Bank syariah ABC
LAPORAN ARUS KAS (metode langsung)
u/ thun yg berakhir
Arus kas dari aktivitas operasional
penerimaan bagi hasil dan fee (ujrah) 28447
pembayaran bagi hasil (23463
penerimaan piutang salam yang telah dihapus 237
pembayaran kas pada karyawan dan pemasok (997
laba operasi sebelum perubahan dalam aktiva operasi 4224
kenaikan)/penurunandalam aktiva operasi :
dana jgka pndk (650
deposito u/ tujuan pengendalian moneter 234
dana uang muka (urbun) pada langganan (288
surt brhrga jgka pndk yg d prjualblikn (480
kenaikan)/pnurunandalam hutang operasi :
deposito dari pelanggan 400
kas bersih dari aktvitas operasi sblum pjak pnghsiln 3440
pjak penghhsilan (100
arus kas bersih dri aktivtas operasi stelah pajak pghsiln 3340
arus kas dri aktvits invstsasi
pelepasan ank prushaan Y 50
dividn yg d trima 200
bgi hsil yg d trima 300
hsil pnjualn surt brhrga yg tdsk d prjualblikn 1200
pmblian surt brhrga yg tdak d prjualblikan (600
pmblian tanah, bngunn, n peralatan (500
arus kas brsih yg d gunakan u/ aktvitas investsi 650
arus kas dri aktivitas pendanaan
penrbitn modl pinjman 1000
pnerbitan sahm prioritas olh ank prushaan 800
pmbyrn kmbli pinjmn jgka pjg (200)
pnrunan brsih pinjmn lain (1000
pmbyran dividen (400
arus kas brsih sri aktvitas pndanaan 200
pngruh prubhn kurs valuta kas dan setara kas 600
Kenaikan bersih kas n stara kas 4.790
kas n stara kas pd awl priode 4.050
kasn stara kas ps akhir priode 8.840
PENGERTIAN LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut. Kegiatan perusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiatan operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan.
Kegiatan operasional untuk perusahaan dagang terdiri dari membeli barang dagangan, menjual barang dagangan tersebut serta kegiatan lain yang terkait dengan pembelian dan penjualan barang. Untuk perusahaan jasa, kegiatan operasional antara lain adalah menjual jasa kepada pelanggannya. Misalkan menjual jasa aeronautika dan non aaeronautika. Kegiatan ini akan mengakibatkan terjadinya uang masuk untuk pendapatan dan aliran uang keluar untuk biaya. Baik pendapatan dan biaya yang terjadi telah dilaporkan dalam laporan laba rugi, namun besarnya pendapatan tersebut belum tentu sama dengan uang yang diterima karena perusahaan umumnya menggunakan dasar akrual untuk mengakui pendapatan. Demikian halnya dengan biaya, biaya yang dilaporkan laba rugi belum tentu sama dengan arus keluar untuk biaya tersebut.
Kegiatan investasi merupakan kegiatan membeli atau menjual kembali investasi pada surat berharga jangka panjang dan aktiva tetap. Jika perusahaan membeli investasi/aktiva tetap akan mengakibatkan arus keluar dan jika menjual investas/aktiva tetap akan mengakibatkan adanya arus kas masuk ke perusahaan.
Kegiatan keuangan atau ada yang menyebutnya kegiatan pendanaan, adalah kegiatan menarik uang dari kreditor jangka panjang dan dari pemilik serta pengembalian uang kepada mereka.
BENTUK/METODE PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS
Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode langsung dan yang kedua metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi. Berikut ini diberikan contoh bentuk laporan arus kas dengan metode langsung dan metode tidak langsung.
Metode Langsung
PT ABC
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007
(dalam Rupiah)
Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi :
Kas yang diterima dari pelanggan
951.000
Dikurangi :
Kas untuk membeli persediaan
555.200
Kas untuk membayar biaya operasi
259.800
Kas untuk membayar biaya bunga
14.000
Kas untuk membayar pajak
29.000
858.000
Aliran kas bersih dari kegiatan operasi
93.000
Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi :
Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi
75.000
Kas keluar untuk membeli peralatan
(157.000)
(82.000)
Aliran kas bersih untuk kegiatan investasi
Aliran kas dari kegiatan keuangan :
Kas yang diterima dari penjualan saham
160.000
Dikurangi :
Kas untuk membayar dividen
23.000
Kas untuk membayar hutang obligasi
125.000
148.000
Aliran kas masuk neto dari kegiatan keuangan
12.000
Kenaikan kas
23.000
Saldo kas pada awal tahun
26.000
Saldo kas pada akhir tahun
49.000
Dari laporan terlihat bahwa arus kas yang berasal dari kegiatan operasional dirinci menjadi penerimaan dari berbagai sumber yang merupakan kegiatan operasional dan pengeluaran kas untuk berbagai kegiatan operasional. Arus kas dari kegiatan investasi dan keuangan juga dirinci menurut jenis-jenis kegiatan yang mengakibatkan timbulnya penerimaan dan pengeluara kas.
Sementara jika kita lihat contoh di bawah ini arus kas dari kegiatan operasional tidak dirinci menurut sumber dan jenis penggunaannya, melainkan net income dikoreksi sehingga net income tersebut berubah menjadi net cashflows dari operasi.
Akuntansi dapat dijabarkan secara sederhana sebagai suatu sistem atau proses pencatatan setiap kegiatan ekonomi suatu organisasi – sosial atau komersial – yang menghasilkan suatu laporan yang bisa dimengerti dan menjadi salah satu sumber pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Metode yang digunakan merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang sudah diterima secara umum (Generally Accepted Accounting Principle), yang di Indonesia dirumuskan oleh Dewan Standar IAI. Tahun 2012, seluruh dunia akan menggunakan metode akuntansi yang mengacu pada standard yang sama (IFRS – International Financial Reporting Standard).
Ada 2 asumsi yang digunakan dalam menyiapkan laporan keuangan :
a. Akrual
Efek/pencatatan atas transaksi dan kegiatan ekonomi diakui pada saat terjadinya transaksi, bukan pada saat terjadinya pembayaran. Apabila bulan Januari 2010, A melakukan penjualan ke B, pembayaran dilakukan pada akhir bulan berikutnya. A harus mencatat penjualan ke B pada bulan Januari 2010, bukan pada Februari 2010 ( waktu pembayaran dilakukan). Asumsi ini dapat digunakan pada organisasi skala menengah ke atas, untuk organisasi kecil yang transaksinya banyak dilakukan secara tunai, pencatatan secara cash basis (pencataan dilakukan pada saat pembayaran) lebih efesien bila digunakan.
b. Going Concern
Organisasi diasumsikan berlangsung untuk jangka panjang, tidak ada keinginan untuk menutup kegiatan bisnisnya. Asumsi ini dapat digunakan sampai saat organisasi memutuskan berhenti melakukan kegiatan usahanya dengan alasan apapun.
Karakteristik Laporan Keuangan :
Beberapa karakteristik/ prinsip informasi pada Laporan Keuangan sehingga dapat berguna bagi pembaca laporan keuangan, adalah :
1. Dapat dimengerti
Informasi pada Laporan Keuangan dapat mudah dimengerti oleh pengguna Laporan keuangan yang memilki pengetahuan bisnis dan akuntansi yang cukup.
2. Relevan
Informasi pad Laporan Keuangan relevan ketika digunakan sebagai alat pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan.
3. Dapat diandalkan
Informasi pada Laporan Keuangan bebas dari error dan bias, sehingga menggambarkan keadaan organisasi secara benar.
4. Dapat dibandingkan
Informasi pada Laporan keuangan dapat dibandingkan dengan Laporan Keuangan organisasi yang berbeda, untuk itu penyusunan Laporan Keuangan harus konsisten dari tahun ke tahun, sehingga memudahkan pengguna laporan keuangan mengidentifikasi tren keuangan dan kinerja organisasi.
Konsep Dasar Laporan Keuangan
Jenis laporan yang dihasilkan dari proses akuntansi ada 3 bagian yang umum yaitu : Laporan Neraca (Balance Sheet / Statement of Financial Position), Laporan Laba Rugi (Income Statement/ Statement of Comprehensive Income) dan Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow).
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas hádala laporan yang menggambarkan keluar masuknya kas (uang) selama periode tertentu. Organisasi yang secara usaha komersialnya baik, tetapi arus kasnya negatif, akan mengalami kesulitan liquiditas, karena banyaknya piutang yang masih belum dibayar.
Contoh Laporan Arus Kas :
Laporan Arus Kas
PT XYZ
Untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 20xx
Arus Kas dari Kegiatan Operasi :
Penerimaan dari Konsumen (a) Rp xxx
Pembayaran kepada supplier dan karyawan (b) Rp (xxx)
Kas dari Kegiatan Operasi c (a+b) Rp xxx
Pendapatan Bunga (d) Rp xxx
Pembayaran Bunga (e) Rp (xxx)
Pembayaran Pajak Penghasilan (f) Rp (xxx)
Total Arus Kas dari Kegiatan Operasi g (c+d+e+f) Rp xxx
Arus Kas dari Kegiatan Investasi
Pendiiran Unit Usaha Baru (h) Rp (xxx)
Pembelian Pabrik, Barang tidak bergerak (i) Rp (xxx)
Penjualan Pabrik/barang tidak bergerak (j) Rp xxx
Total Arus Kas dari Kegiatan Investasi (k) (h+i+j) Rp xxx
Arus Kas dari kegiatan Pembiayaan
Penjualan Saham Perusahaan (l) Rp xxx
Pinjaman dari Bank (m) Rp xxx
Pembayaran Pinjaman (n) Rp (xxx)
Pembayaran Dividen (o) Rp (xxx)
Arus Kas dari kegiatan Pembiayaan (p) (l+m+n+o) Rp xxx
Total Kas dari Operasi,Investasi,Pembiayaan (q) (g+k+p) Rp xxx
Kas & Setara Kas pada Awal Tahun (r) Rp xxx
Kas & setara Kas pada akhir tahun (s) (q+r) Rp xxx
. Laporan Arus Kas
( Nama Bank )
Laporan Arus Kas
Pada tahun yang terakhir ( tahun ) dengan ( tahun lalu )
Uraian
Catatan
xxx ( tahun )
Unit Moneter
xxxx( tahun )
Unit Moneter
Arus kas dari operasi
Pendapatan netto
Penyesuaian terhadap pendapatan netto
Kas netto dari kegiatan operasional
Depresiasi
Provisi rekening ragu-ragu
Provisi untuk zakat
Provisi untuk pajak
Zakat yang dibayarkan
Pajak yang dibayarkan
Keuntungan dari rekening investasi tidak terbatas
Keuntungan dari penjualan aktiva tetap
Depresiasi dari aktiva yang disewakan
Provisi untuk penurunan nilai investasi pada surat-surat berharga
Piutang ragu-ragu
Pembelian aktiva tetap
Arus kas netto dari operasi
Arus dari kegiatan investasi
Penjualan real estate yang disewakan
Pembelian real estate yang disewakan
Penjualan real estate
Investasi pada surat-surat berharga
Kenaikan pada investasimudharabah
Penjualan persediaan
Penjualan istishna'
Kenaikan netto pada piutang
Arus kas netto dari kegiatan investasi
Arus kas dari kegiatan keuangan
Kenaikan netto pada rekening investasi tidak terbatas
Kenaiakn netto pada rekening koran
Deviden yang dibayarkan
Kenaikan pada saldo kredit dan biaya-biaya (penurunan) pada biaya yang dikeluarkan
(accrud expenses)
Kenaikan pada saham minoritas
Penurunan pada aktiva lain
Penurunan arus kas dari kegiatan pembiayaan
Kenaikan/penurunan uang kas dan setara kas
Kas dan setara kas pada awal tahun
Kas dan setara kas pada akhir tahun
x.xxx.xxx
--
--
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
xx.xxx
--
(xxx.xxx)
--
xxx.xxx
--
x. xxx.xxx
--
(x.xxx) (xxx.xxx)
xx.xxx.xxx
--
--
xx.xxx.xxx
--
(x.xxx.xxx)
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
(x.xxx.xxx)
x.xxx.xxx
xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
xxx.xxx
(xxx.xxx)
xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
Menggagas Laporan Keuangan Syariah Berbasis Trilogi Ma'isyah-Rizq-Maal
Laporan keuangan syari'ah tidak menampilkan salah satu laporan penting seperti pada laporan keuangan konvensional, yaitu Statement of Retained Earnings (SRE). Alasannya, pertama, SRE tidak berdampak kepentingan pada entitas yang lebih luas; kedua menunjukkan egoisme yang terlalu sentralistis kepada pemilik saham atau owner; ketiga, memunculkan bentuk ketidakadilan pada stakeholders; ketiga, SRE mirip penumpukan lemak dalam tubuh yang dapat menyebabkan meningkatnya kolesterol dan memacu penyakit aterosklerosis. SRE jelas hanya dikreasi untuk memunculkan laba ditahan yang dapat menimbulkan kecurigaan dan kecemburuan pada entitas di luar pemilik saham. SRE sebagai laporan mandatory jelas bertentangan dengan prinsip keadilan dan keseimbangan dalam domain akuntansi syari'ah.
Bentuk laporan keuangan syari'ah dalam makalah ini merupakan usulan awal. Usulan tersebut perlu dielaborasi lebih jauh, seperti komparasi normatif dan keterbatasan sumber data empiris. Terdapat kendala teknis dengan munculnya istilah-istilah baru, seperti pemisahan masing-masing elemen dalam pos ketundukan dan kreativitas, serta bentuk kuantitatif dan kualitatif, yang tidak lazim dalam koridor akuntansi keuangan. Definisi, pengakuan, pengukuran dan penyajian mengenai elemen-elemen utama masing-masing laporan juga perlu pendalaman lebih lanjut.
Agenda ke depan diperlukan penelitian lanjutan mengenai bentuk normatif dan aplikasi Trilogi Laporan Keuangan Syari'ah. Penelitian dapat dilakukan dengan metode kuantitatif, interpretif, kritis, maupun metode lain sesuai kebutuhan. Penelitian konstruktif juga masih diperlukan untuk menjabarkan definisi, pengakuan, pengukuran dan penyajian setiap elemen-elemen Trilogi Laporan Keuangan Syari'ah.
Secara umum laporan keuangan syari'ah dalam penelitian ini berdampak misalnya pada perluasan produk (lembaga keuangan) syari'ah (lihat tabel 2,3 dan 4 serta keterangannya dalam lampiran). Produk syari'ah menurut Mulawarman (2007b) saat ini banyak menggunakan mudharabah dan murabahah. Dua produk ini sebenarnya berasal dari model investasi perdagangan atau "intermediasi dagang" yang banyak digunakan masyarakat Muslim sebelum hijrah. Intermediasi biasanya mendudukkan pemilik modal maupun lembaga intermediasinya (lembaga keuangan) dalam posisi lebih kuat dan cenderung "berkuasa". Mungkin inilah salah satu sebab merebaknya sifat kapitalistik Mekkah saat itu, meski hal ini perlu penelitian lebih lanjut.
Dengan demikian diperlukan telaah "kreatif" produk seperti muzara'ah dan musaqah. Kedua model ini memiliki substansi kerjasama investasi produktif dengan posisi saling kuat dan peduli sosial-lingkungan. Produk lain, yaitu qardhul hassan hendaknya tidak diproyeksikan untuk kepentingan charity. Qardhul hassan perlu dikaji ulang dari prinsip dasarnya, yaitu Qardh, yang lebih berorientasi produktif dan menganut mashlaha sosial-lingkungan. Perluasan produk memiliki konsekuensi pragmatis dalam akuntansi. Standar Akuntansi Keuangan versi IAI perlu mengkaji ulang qardhul hassan. Qardhul hassan semestinya tidak terpisah dari laporan keuangan utama, tetapi perlu masuk dan setara dengan produk lainnya. Model muzara'ah dan musaqah perlu telaah fiqh oleh MUI berkenaan landasan fiqh, IAI berkenaan pengaturan standar, serta mekanisme keuangan dan akuntansi secara operasional oleh perusahaan Islam.
Hanya Allah pusat segala kesempurnaan, pencerahan ilmu, berserah diri dan memohon ampun. Billahittaufiq wal hidayah.
Oleh: Aji Dedi Mulawarman
Kandidat Doktor Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Direktur Lembaga Riset Keuangan Syari'ah Universitas Cokroaminoto Yogyakarta
- See more at: http://jurnalekis.blogspot.com/2012/03/menggagas-laporan-keuangan-syariah.html#sthash.QUv5qEWZ.dpuf