KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur alhamdullilah, dengan segenap kerendahan hati dan ketulusan jiwa, kami panjatkan kepada kehadirat Allah yang senantiasa melimpahkan rahmat karunia dan hidayahNya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan judul “Budidaya Bengkoang” Bengkoang” Shalawat serta salam kami tunjukan kapada Rasul kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pencerahan kepada kita dengan agama rahmatan lil’alamin agama islam. Dengan selesainya penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan dari semua pihak baik moril ataupun materil sehingga makalah ini dapat terselesai dengan baik. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua terlebih – lebih bagi kelompok kami yang mengerjakan makalah ini. Karena keterbatasan kami, makalah ini masih jauh dari sempurna, maka saran dan kritik sangat dibutuhkan demi penyempurnaanya. Akhirnya, cukup itu dari kami kurang lebihnya kami mohon maaf yang sebesar – sebesar – besarnya.Wassalamualaikum besarnya.Wassalamualaikum Wr. Wb.
Padang, April 2017
Penyusun
Pendahuluan Latar belakang Banyak para petani yang kadang melupakan cara menanam tanaman bengkoang yang baik dan kadang malah melupakan lingkungan dalam pengolahannya dan tanpa menghiraukan apa saja penyebab gagalnya tanaman bengkoang berdasarkan keadaan dilapangan dan faktor-faktor yang menyebabkan produksi bengkoang turun-naik serta bagaimana pemanenan dan pasca panen. 2. Tujuan -. Untuk mengetahui tanaman bengkoang -. Untuk mengetahui tata cara budidaya tanaman bengkoang -. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian budidaya bengkoang 1.
b. Pembahasan Tanaman Bengkoang Bengkuang (Pachyrhizus Rich. Ex DC), sebagaimana dikategorikan oleh IPGRI (International Plant Genetic Resources Institute) (Sørensen, 1996) sebagai salah satu tanaman yang terabaikan dan belum termanfaatkan, adalah salah satu tanaman legum neotropics yang menghasilkan ubi akar yang dapat dikonsumsi. Namun demikian, sebenarnya bengkuang (P. erosus) adalah salah satu spesies yang telah dibudidayakan secara luas di beberapa bagian dunia. Menurut Karuniawan (2004) bengkuang P. erosus di Indonesia telah dibudidayakan secara meluas di Sumatera, Jawa, NTT, Sulawesi, Bali, dan Kalimantan. Sejauh ini bengkuang di Indonesia hanya dimanfaatkan sebagai bahan konsumsi segar padahal sebenarnya memiliki potensi industri yang cukup besar. Hasil analisis 100 g ubi segar menunjukkan bahwa bengkuang (P. erosus) memiliki kandungan 2,1 g – 10,7 g pati dan 1 g – 2,2 g protein (Sørensen, 1996). Berdasarkan hasil survey Karuniawan (2004) diperoleh bahwa jika asumsi rata-rata hasil ubi di Indonesia adalah 35 t ha-1, dan kandungan pati dan protein mengacu pada data Sørensen (1996), maka potensi pati dan protein yang dihasilkan oleh bengkuang di Indonesia per hektarnya adalah 0,735 – 3,75 ton pati dan 0,35 – 0,77 ton protein. Kisaran angka estimasi yang besar tersebut mengindikasikan terdapatnya variasi genetik yang tinggi berpotensi
ditingkatkan sebagai sumber pati dan sekaligus protein melalui seleksi dan persilangan diantara plasma nutfah. Tepung bengkuang P. erosus dapat dimanfaatkan sebagai pelengkap tepung gandum sebagai bahan baku pembuatan roti (Kale, 2006). Tingginya potensi bengkuang sebagai salah satu alternatif bahan tepung yang kaya protein sangat memungkinkan untuk dikembangkan di Indonesia. Bengkuang P. erosus memiliki variabilitas genetik yang cukup luas. Karuniawan (2004) melaporkan, bahwa beberapa aksesi yang telah dikumpulkan dan dievaluasi dari berbagai wilayah Indonesia menunjukkan adanya variasi karakter morfologi. Aksesi bengkuang tersebut lebih lanjut dikelompokkan berdasarkan karakter morfologi bunga dan daun menjadi kelompok Sumatra, Jawa, dan NTT (Karuniawan dan Wicaksana. 2006). Selain bengkuang P. erosus,terdapat dua spesies lainnya dari genus Pachyrrhizus dan diantara ketiga spesies tersebut dapat saling disilangkan satu sama lain (Grum, 1994; Grüneberg et al., 2003). Selain melalui pemuliaan, potensi bengkuang juga dapat ditingkatkan dengan mengembangkan teknik budidayanya. Salah satu teknik budidaya yang telah lama dikenal adalah pemangkasan reproduktif (reproductive pruning). Pemangkasan reproduktif adalah pemangkasan organ-organ (sink) reproduktif tanaman yaitu bunga dan polong. Pemangkasan reproduktif tersebut bertujuan mengurangi tingkat kompetisi antar sink dalam tanaman. Ubi dan sink reproduktif adalah sink-sink kuat yang berkompetisi satu sama lain (Zamski, 1996). Oleh karena itu, pemangkasan sink reproduktif diasumsikan akan mengalihkan distribusi asimilat ke sink storage (ubi). Dengan demikian diasumsikan hasil ubi akan meningkat. Bengkuang di Jawa biasanya ditanam pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau untuk memanfaatkan residu air pada lahan bekas padi sawah (Karuniawan, 2004). Salah satu karakteristik budidaya pertanian pada musim kemarau adalah rendahnya kandungan air tanah yang tersedia bagi tanaman. Kondisi tersebut dapat berpengaruh pada berbagai proses fisiologis yang terjadi dalam tanaman. Cekaman kekurangan air akan mempengaruhi perkembangan meristem yang akan mempengaruhi partisi fotosintat seperti halnya pada kedelai dimana rasio akar – pupus meningkat hanya pada saat cekaman terjadi pada fase vegetatif. Selama pengisian biji, pertumbuhan akar dihambat oleh cekaman dan fotosintat dialihkan ke biji (Hoogenboom et al., 1987). Adanya variasi genetik bengkuang yang cukup luas pada
populasi bengkuang Indonesia (Karuniawan, 2004) mungkin akan menyebabkan perbedaan respons terhadap kondisi ketersediaan air tanah yang terbatas terkait dengan pemangkasan reproduktif terhadap karakter hasil dan kualitas hasil ubi bengkuang. Sejauh ini belum ada publikasi ilmiah tentang pengaruh pemangkasan reproduktif terhadap hasil ubi bengkuang P. erosus di Indonesia. Walaupun demikian, praktik pemangkasan reproduktif tersebut dilaporkan oleh Karuniawan (2004) telah banyak dilakukan di beberapa wilayah Indonesia. Selain itu, belum diperoleh informasi tentang perbandingan respons tanaman bengkuang budidaya P. erosus terhadap pemangkasan sink reproduktif pada musim kemarau di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi respons dari 27 genotip bengkuang (Pachyrrhizus erosus L. Urban) yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia dan Amerika selatan dan tengah terhadap pemangkasan sink reproduktif untuk karakter hasil dan kualitas ubi pada musim kemarau. Tata cara penanaman 1. Pembersihan lahan dari gulma, sisa-sisa tanaman, dan batu batuan. 2. Pembajakan yaitu membalik tanah dengan menggunakan bajak atau traktor 3. Penggaruan yaitu menghancurkan gumpalan tanah yang besar sehingga menjadi lebih halus dan merata. Pada partikel tanah yang lebih kecil maka hubungan antara partikel tanah dengan akar tanaman akan lebih luas dan akar akan lebih mudah mendapatkan zat hara yang dibutuhkan. Tanah yang lebih porous akan membuat lingkungan perakaran yang lebih baik terutama untuk tanaman obat yang memiliki rhizome/rimpang dan tanaman obat berakar dangkal dan kecil. Kondisi fisik tanah yang baik juga akan meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah yang dapat membantu meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman dan mempercepat dekomposisi bahan organik. 4. Pembuatan bedengan. Bedengan dibentuk dengan cara menimbun tanah atau meninggikan permukaan tanah dari hasil galian parit sebagai batas bedengan,bedangan yang akan dibuat dengan ukuran 0,4 m x 3 m dan dengan ukuran piringan sawah rata-rata sebesar 6m x 6m. Bedengan sebaiknya dibuat memanjang dengan arah timur - barat. Panjang dan lebar bedengan dibuat sesuai dengan
kebutuhan. Jarak antar bedengan yang merupakan saluran air juga dapat digunakan untuk berjalan pada saat pemeliharaan. Saluran air berfungsi untuk menghindarkan tergenangnya air pada saat musim hujan (Syukur dan Hernani, 2001). Lubang-lubang tanam dan aluralur tanam dibuat pada bedengan. Jarak tanam dibuat sesuai jenis tanaman dan tingkat kesuburan tanah. Ukuran lubang tanam disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis bibit yang telah disiapkan. Pada waktu penggalian lubang tanam sebaiknya tanah topsoil dan subsoil dipisahkan, sebaiknya tanah galian tersebut dicampur dengan pupuk kandang atau kompos yang dosisnya tergantung jenis tanaman dan jarak tanam. 5. Membeli bibit dari toko perkebunan 6. Penyiapan benih bengkoang Benih bengkoang dapat diperoleh dengan dua langkah, pertama menyeleksi dari tanaman yang ada. Langkahnya tentukan sebagian tanaman yang tampak sehat, lalu biarlah tanaman itu tumbuh berbunga hingga keluarkan polong. Sedang tanaman yang lain terus dipangkasi bunganya, lantaran tanaman bengkoang yang bunganya tak dipangkas akan tidak membuahkan umbi. Polong yang tumbuh sampai tua, kemudian polong siap dipanen juga sebagai benih. Jika benih bakal disimpan, baiknya janganlah di buka kulit polongnya. Jikalau di buka dari kulitnya mesti disimpan di tempat yang kering serta tertutup rapat. Dengan penyimpanan yang baik benih umumnya bertahan sampai 1 th. Langkah yang ke-2 yaitu dengan menyeleksi benih dari hasil panen. Tentukan sebagian umbi yang mutunya bagus, dapat dipandang dari ukuran serta memiliki bentuk. Lalu taruh umbi itu di tempat yang mempunyai kelembapan cukup. Biarlah tumbuh tunas pada umbi itu. Sesudah tunas tumbuh, seleksi tunas itu. Tunas yang terbaik yaitu yang paling dekat dengan pusat umbi. Lalu tanam bengkuang itu,
serta biarlah bunganya tumbuh sampai membuahkan polong. Kemudian polong dapat dipanen juga sebagai benih. Langkah ke-2 ini umumnya membuahkan benih yang tambah baik dari langkah pertama. 7. Penanaman dilakukan dengan menancapkan kayu ke bedengan dengan jarak kisaran perpanjangan bendangan 30-40 cm dan antar tanaman dilebar bedengan 10 cm. 8. Pada kisaran tanam umur 1 minggu diberikan pupuk kompos. 9. Pada kisaran tanam pada umur 1-1,5 bulan diberikan pupuk NPK Poska 10.Pada kisaran tanam umur 2 bulan akan tumbuh bunga,pada saat itu maka dilakukan pemangkasan menggunakan pemotong rumput,pemotongan dilakukan dengan selang waktu 8-10 hari setelah pemotongan bunga pertama. Jika terjadi hal-hal yang tidak dapat diduga seperti serangan hama yang sering menyerang adalah hewan serangga seperti ulat,wereng, dan belalang maka dilakukan penyiraman dengan racun organik yang berbahan dari serai,cabai,batang aka ali-ali yang diendapkan selama 1 hari. Dan dari hasil tanya jawab yang dilakukan dengan bapak udin jika terjadi hujan lebat yang menyebabkan air tergenang maka akan membuat banda yang sedikit dalam untuk mengurangi air yang menggenangi lahan. 11.Pemanenan dilakukan pada umur tanam setelah 3,5-4 bulan dan melihat dari keadaan tanaman bengkoang dimana bagian batang tanaman telah terdapat batang-batang yang telah mengering. 12.Pada pasca panen biasanya para petani mencuci bengkoang hasil panen terlebih dahulu sebelum dijual kepasar ataupun toke yang lansung membeli keladang pada saat pemanenan.
Tabel Biaya No Kegiatan
Jangka Waktu 2 hari 14 hari
Kuantitas
Biaya
2 orang 3 orang 2 karung
Rp 750.000 Rp 5.040.000 Rp 270.000 Rp
1 2 3
Membajak Sawah Perawatan Pupuk NPK poska
4
Pupuk Kandang
30 karung
5
Bibit
10 Gantang Rp 3.000.000
330.000
6
Biaya panen
7
Karung
8
Sewa lahan
2 hari
3 orang
Rp
720.000
165 karung
Rp
495.000
musim panen
Rp 1.800.000 Total
Rp 12.405.000
1
Hasil Penjualan
165 karung
Rp 49.500.000 Total Bersih Rp 37.095.000
c. Penutup 1. Kesimpulan 2. Saran
Daftar Pustaka 1. Sosiawan,Nusifera,Agung Karuniawan. RESPONS TANAMAN BENGKUANG BUDIDAYA (Pachyrrhizus erosus L. Urban) TERHADAP PEMANGKASAN REPRODUKTIF UNTUK KARAKTER HASIL DAN KUALITAS UBI.(online). (http://jurnal.unpad.ac.id/bionatura/article/download/7699/3567 diakses tanggal 25 April 2017). 2. Anonim, 2013, Cara Budidaya Bengkoang Organik, [Blogspot], http://teknikcaraternak.blogspot.co.id/2015/12/cara-budidaya bengkoang-organik.html (2017). 3. Anonim, 2017, Cara Budidaya Bengkoang, [Blogspot], https://www.caramenanam.net/cara-menanam bengkuang/,(2017). 4. Anonim, 2013, Cara Budidaya Bengkoang Organik, [Blogspot], http://teknikcaraternak.blogspot.co.id/2015/12/cara-budidaya bengkoang-organik.html (2017).