PENDIDIKAN NEGERA-NEGARA MAJU DI EROPA DAN AMERIKA
MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Landasan Pendidikan yang Dibina Oleh Dr. Susriyanti Mahanal, M.Pd
Oleh: Kelompok 5 Offering: C Melati Insani Putri 170341864505 Muh. Nur Akbar 170341864556 Ni Luh Putu Emayanti 170341864509
UNIVERSITAS NEGERI MALANG PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI 2017
0
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ........................................... ................................................................. ............................................ ............................................. ......................... .. i
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................... ................................................................. ............................................ ................................ .......... 1 B. Rumusan Masalah ............................................ .................................................................. ............................................ ......................... ... 2 C. Tujuan .......................................... ................................................................ ............................................ ............................................. ......................... ..2
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendidikan di Finlandia .......................................... ................................................................. ............................ .....3 B. Sistem Pendidikan di Belanda ............................................ ................................................................... ............................ .....10 C. Sistem Pendidikan di Inggris .......................................... ................................................................. ................................ .........17 D. Sistem Pendidikan di Kanada ............................................. .................................................................... ............................ .....24 E. Sistem Pendidikan di Amerika ........................................... .................................................................. ............................ .....28
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ......................................... ............................................................... ............................................. ........................................ .................35
DAFTAR PUSTAKA ......................................... ............................................................... ............................................ .................................... ..............36
0i
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan menjadi salah satu simbol baik tidaknya suatu negara. Betapa tidak, suatu Negara akan terus terkenal seiring majunya pendidikan. Sebuah survey yang baru baru ini dilakukan menunjukkan bahwa indikasi Negara termasuk dalam “ world’s
an, pendidikan, kesehatan, happiest countries” countries” adalah tergantung pada faktor pemasuk an, harapan hidup, ekonomi, kesetaraan dan pertahanan gender. Dengan demikian, negara akan memperhatikan dengan baik pendidikannya. Pendidikan merupakan suatu hal yang menjadi konsetrasi setiap negara yang ada Dunia. Melalui pendidikan, negara dapat berkembang hingga menjadi negara besar dan memiliki pengaruh kuat terhadap negara lain. Oleh karena itu, setiap negara selalu melakukan perbaikan dan evaluasi terhadap sistem pendidikan di negaranya. Tidak tertutup kemungkinan bagi nagara-negara yang sudah maju sekalipun, tetap melakukan perbaikan terhadap pendidikan. pen didikan. Istilah
Pendidikan
secaraberagam, bergantung
seringkali pada
diartikan
sudut pandang
dan
dimaknai
masing-masing
dan
orang teori yang
dipegangnya. Terjadinya perbedaan penafsiran pendidikan dalam konteks akademik merupakan sesuatu yang wajar, bahkan dapat semakin memperkaya wawsan berfikirmanusia dan bermanfaat untuk pengembangan teori itu sendiri. Bahkan setiap negara memiliki penafsiran sendiri terhadap pendidikan yang baik untuk negaranya, sehingga wajar bila setiap negara memiliki sistem pendiidkan yang berbeda-beda. Secara global, pendidikan dapat dinilai dan diukur pencapaiannya. Rata-rata sistem pendidikan yang baik diterapkan oleh negara-negara negara-negar a maju, terutama negara maju di Eropa dan Amerika. Sampai saat ini, tidak dapat dipungkiri jika negara-negara di Eropa dan Amerika memiliki sistem pendidikan yang baik. Hal tersebut terlihat dari peringkat pendidikan di Dunia yang didominasi oleh negara Eropa Erop a dan Amerika. Negara-negara Eropa dan Amerika seperti Finlandia, Inggris, Belanda, Kanada Kanada dan Amerika Serikat tidak diragukan lagi kualitas pendidikannya. Masing-masing negara tersebut memiliki karakter sendiri dan manajemen khusus dalam mengatur pendidikan dinegaranya. Dengan mengentahui sistem pendidikan dinegara maju tersebut, maka akan menjadi referensi bagi calon pendiidk atau praktisi pendidikan untuk menyusun pendidikan yang bai b ai di d i Indonesia. Oleh karena k arena itu, dalam makalah ini akan dipaparkan sistem pendidikan negara-negara maju di Eropa dan Amerika. 1
2 B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas, diantaranya: 1. Bagaimanakah sistem pendidikan di Finlandia? 2. Bagaimanakah sistem pendidikan di Belanda? 3. Bagaimanakah sistem pendidikan di Inggris? 4. Bagaimanakah sistem pendidikan di Kanada? 5. Bagaimanakah sistem pendidikan di Amerika?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, diantaranya: 1. Untuk mengetahui sistem pendidikan di Finlandia 2. Untuk mengetahui sistem pendidikan di Belanda 3. Untuk mengetahui sistem pendidikan di Inggris 4. Untuk mengetahui sistem pendidikan di Kanada 5. Untuk mengetahui sistem pendidikan di Amerika
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendidikan di Finlandia 1. Sistem Pengelolaan Pendidikan
Di Finlandia anggaran pendidikan mendapat prioritas utama , meskipun bukan yang tertinggi diantara Negara-negara Eropa lainnya. Pada tahun 2003 anggaran pendidikan di Finlandia mencapai 5,9 Miliar. Leo Pahkin selaku Konselor Pendidikan dari Badan Pendidikan Nasional Finlandia, terus memacu pendidikan di Finlandia yang dianggap sebagai aset kemajuan bangsa. Kegiatan sekolah di finlandia Rata-rata 30 jam per minggu berarti hanya 6 jam perhari. Proses belajar mengajar berjalan 2 arah. Suasana sekolah boleh dibilang jadi lebih cair, fleksibel, dan menyenangkan dan efektif (Mandryk, 2013). Siswa di finlandia juga diarahkan mampu mengevaluasi secara mandiri hasil belajar masing-masing hal itu diterapkan sejak dini/pra – TK. Mereka didorong bekerja secara individu. Tak peduli apapun hasilnya. ‘’ini akan membantu siswa untuk belajar bertanggung jawab atas pekerjaan mereka sendiri. Sistem pendidikan dinegara ini dijalankan sangat demokratis Penekanan belajar fokus pada proses bukan pada hasil belajar. Remedial tidak dianggap sebagai kegagalan tetapi untuk perbaikan sedangkan PR dan ujian tidak harus dikerjakan dengan sempurna yang penting murid menunjukkan adanya usaha. Tidak ada sistem peringkat sehingga siswa merasa percaya diri dan nyaman terhadap dirinya. Sistem peringkat dipandang hanya membuat guru terfokus pada murid-murid terbaik saja, bukan kepada seluruh murid (Mandryk, 2013). Sebuah penelitian yang baru saja didirikan menunjukkan bahwa anak dapat belajar dengan lebih baik ketika mereka dibiarkan belajar dalam tempo yang lebih pelan. Negara-negara yang pernah melakukan pendekatan lambat terhadap pendidikan. Kini sudah menuai hasilnya. Di Finlandia anak-anak memulai pendidikan prasekolah pada usia enam tahun kemudian pendidikan formal atau wajib dasar 9 tahun pada usia 7 tahunyang terdiri dari 6 tahun pendidikan dasar dan 3 tahun pendidikan menengah pertama selanjutnya pendidikan menengah atas atau sekolah kejuruan yang ditempuh selama 3 tahun yang dilanjutkan dengan pendidikan tinggi. Selain itu mereka menghadapi sedikit sekali ujian dengan standar tinggi yang menekan. Hasilnya Finlandia secara rutin menduduki posisi puncak organisasi bagi kerja sama ekonomi dan 3
4 pembangunan (OECD-Organization For Economic Cooperation and Development ) suatu prestasi dunia yang bergengsi bagi kinerja di bidang pendidikan dan kesusastranegaraan (Mandryk, 2013). Reformasi pendidikan yang dilakukan oleh finlandia meliputi Revolusi sistem pendidikan Finlandia dimulai sejak tahun 1968, ketika pemerintah memutuskan untuk menghapus sistem pendidikan berjenjang ( parallel school system / PSS) dan menggantikannya dengan sistem pendidikan wajib dasar nasional 9 tahun. Sejak tahun 1979, seorang guru untuk dapat mengajar di jenjang pendidikan wajib dasar 9 tahun haruslah seorang sarjana strata-2 (magister) di bidang pendidikan (Master of Arts on Education). Tahun 1985 merupakan penerapan sistem desentralisasi pendidikan di
Finlandia.Pada tahun 1990-an Pemerintah Finlandia menerapkan sistem evaluasi pendidikan (education evaluation system) (Mandryk, 2013). 2. Jenjang Pendidikan
a. Primary Education Jenjang pendidikan ini dimulai pada usia 7 tahun. Sebelum memulai jenjang pendidikan ini, ada yang namanya pre-school education namun memang tidak diwajibkan. Pendidikan pra-sekolah tersebut bisa diikuti selama 1 tahun mulai dari usia 6 tahun. Tujuan utamanya tentu adalah untuk mengenalkan kehidupan sekolah kepada anak-anak yang pada usianya tersebut belum memahami kehidupan sebagai pelajar di sekolah. Saat ini sekitar 90% dari anak usia 6 tahun di Finlandia mengikuti pre-school education karena meskipun tidak wajib, hal ini sudah menjadi salah satu urutan dalam proses menempuh pendidikan di Finlandia (Carl, 2012). Setelah melewati masa pendidikan pra-sekolah maka selajutnya adalah pendidikan dasar selama 9 tahun yang disebut sebagai comprehensive school. Selama 9 tahun tersebut adalah sebuah kewajiban namun bisa menambahkan lagi 1 tahun yang tidak wajib dalam jenjang pendidikan ini. Pada jenjang ini sekolah-sekolah yang menyelenggarakan pendidikan biasanya dikelola oleh pemerintah setempat namun ada juga beberapa sekolah swasta yang bukan dari pemerintah. Segala hal yang ada dalam jenjang pendidikan ini diatur oleh pemerintah pusat (Carl, 2012). b. Secondary Education Selanjutnya ketika sudah melewati tahap pendidikan dasar yang intinya adalah untuk mempelajadi berbagai disiplin ilmu dalam lingkup dasarnya maka sudah waktunya untuk melanjutkan ke jenjang secondary education. Pada jenjang ini intinya adalah untuk menyiapkan diri dalam lingkup masyarakat yang sesungguhnya. Hal-hal yang diajarkan
5 sudah lebih spesifik sesuai masing-masing individu. Menggunakan sebuah sistem yang disebut sebagai national joint application system, sekolah-sekolah pada jenjang ini memilih mana saja kandidat-kandidat siswa yang sesuai untuk menempuh pendidikan ini di masing-masing sekolah. Dalam jenjang ini terdapat upper secondary schools dan juga vocational schools yang menangani pendidikannya (Carl, 2012). Upper secondary schools mirip dengan SMA di Indonesia yang intinya semua siswa disiapkan untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi di universitas. Lalu untuk vocational schools pada dasarnya seperti SMK dimana intinya adalah semua siswa akan diajarkan berbagai kemampuan praktek secara langsung. Hal ini ditujukan agar supaya mereka bisa langsung menggunakan keahlian-keahlian tersebut untuk bekerja. Selain itu ada juga kesempatan bagi lulusan vocational schools untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Tahapan ini mencakup usia 16 hingga 19 tahun (Carl, 2012). c. Higher Education Jenjang tertinggi dari sistem pendidikan di Finlandia ini adalah yang menentukan arah dari kehidupan yang sebenarnya dari warga Finlandia. Berbagai hal kaitannya dengan inovasi-inovasi serta penemuan-penemuan dalam lingkup nasional sangat dipengaruhi oleh pendidikan pada jenjang ini. Finlandia mempunyai dua pilihan untuk jenjang pendidikan tinggi yaitu universities dan universities of applied sciences atau yang sebelumnya juga dikenal sebagai polytechnics (Carl, 2012). Total ada 14 universities di Finlandia yang kesemuanya menyediakan gelar Bachelor’s, Master’s, Licentiate and Doctoral dengan waktu tempuh studinya yang
berbeda-beda. Semua universitas di Finlandia juga memiliki dasar yang sama yaitu pada bidang penelitian demi terciptanya berbagai inovasi dan penemuan baik itu untuk keperluan nasional atau bahkan untuk mengglobal atau internasional. Lulusan dari jenjang pendidikan ini diharapkan nantinya bisa berkarya untuk Finlandia secara khusus dan untuk kemanusiaan secara umumnya (Carl, 2012). Universitas-universitas di Finlandia memiliki kebebasan dalam menjalankan pendidikan sesuai ketentuan masing-masing karena adanya Finnish Universities Act. Kemerdekaan dan kebebasan dalam menjalankan pendidikan membuat keberlangsungan pendidikan pada jenjang ini lebih terjaga yang terbukti dengan adanya 14 universitas resmi dibawah Finnish inistry of Education and Culture (Carl, 2012).
6 Sementara itu untuk UAS (universities of applied sciences) mengedepankan interaksi secara langsung dengan dunia bisnis, industri, dan pelayanan konsumen. Secara khusus lingkup dari hal-hal tersebut merujuk pada regional saja namun tujuan utamanya adalah untuk bisa menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan di dunia khususnya dalam hal-hal tersebut. UAS menawarkan gelar Bachelor’s dan Master’s dengan target utama untuk program Master’s lebih ke individu -individu yang sudah bekerja secara
profesional pada bidang keahlian masing-masing. Minimal 3 tahun pengalaman sesuai gelar Bachelor’s dibutuhkan untuk melanjutkan pada program Master’s di UAS (Mandryk, 2013). Saat ini ada 24 UAS di Finlandia yang semuanya beroperasi dibawah Ministry of Education and Culture. Selain jumlah tersebut ada juga Aland UAS dan Police Academy yang bisa juga dikategorikan dalam kelompok institusi pendidikan ini (Mandryk, 2013). d. Adult Education for All Selain berbagai jenjang pendidikan yang sudah disebutkan tadi, Finlandia juga menyediakan pendidikan bagi semua kalangan orang dewasa. Semakin hari semakin disadari bahwa pendidikan untuk semua kalangan khususnya yang sudah dewasa memang sangat penting kaitannya dengan komponen-komponen nasional pada bidang pendidikan. Kategori pendidikan ini diadakan oleh berbagai pihak yang mencakup universities dan UAS, vocational institutions, adult education centres dan summer universities, serta adult upper secondary schools, study centres, sports institutes, atau music institutes (Mandryk, 2013). Nantinya dalam menempuh pendidikan akan diberikan pilihan general educational certificate, vocational qualification, atau modules yang akan sangat berguna dalam membangun serta mengembangkan diri agar bisa bermanfaat bagi masyarakat pada akhirnya nanti. Jenis pendidikan ini menyediakan pendidikan untuk sekitar 10 juta siswa setiap tahunnya dengan total waktu pendidikannya selama sekitar 10 juta jam (Mandryk, 2013). 3. Kurikulum
Kurikulum di Finlandia salah satu prinsip kurikulum di Finlandia adalah Nondiscrimination and equal treatment yang berarti tidak ada diskriminasi dan mendapat
perlakuan yang sama. Di Finlandia semua anak punya hak sama dalam pendidikan, tidak dibedakan antara si kaya dan si miskin dan semua sekolah tidak dibedakan baik itu sekolah favorit atau tidak, jadi siswa bisa masuk ke sekolah mana saja karena semua sekolah sama. Hal lain yang membuat sistem pendidikan di Finlandia berbeda adalah
7 karena tidak ada assessment atau penilaian. Siswa-siswa di Finlandia dibimbing untuk memiliki hak yang sama ketika belajar, maka tidak heran jika di dalam kelas mereka memiliki minimal dua guru untuk mengajar, 1 bertindak sebagai guru utama dan 1-nya sebagai asisten. Disisi lain berdasarkan hak dasar warga Finlandia, prinsip Receive understanding and have their say in accordance with their age and maturity yaitu menerima pemahaman
dan pendapat sesuai umur dan kedewasaan, jadi mereka memiliki hak mendapatkan ilmu sesuai umur mereka tanpa diskriminasi. Mereka juga mendapatakan dukungan spesial jika dibutuhkan seperti anak cacat dan anak-anak yang membutuhkan waktu ektra akan memiliki kelas tambahan untuk diajarkan secara khusus agar mereka mendapatkan hal yang sama seperti anak lainnya. Dari segi mata pelajaran di Finlandia memiliki 6 mata pelajaran inti yang semuanya terbungkus dengan kata orientation. kenapa ada kata orientation? karena kurikulum di Finlandia memiliki konsep gagasan bahwa 6 mata pelajaran ini bukan mengharuskan siswa belajar isi dari seluruh pelajaran ini namun mengajak anak didik untuk mulai memperoleh kemampuan menjelajah dan memahami fenomena-fenomena alam yang ada disekitar mereka. maka jika anda melihat ada tiga kata yang dipakai disini yaitu examine, understand, & experience . Jadi siswa melatih kemudian memahami dan mencoba. Jadi pada hakikatnya siswa di Finlandia tidak belajar isi dari buku-buku tetapi berinteraksi dengan ilmu-ilmu tersebut. tentunya dengan fasilitas yang lengkap di setiap sekolah, baik desa maupun kota (Anna dkk, 2011). Hal menarik lainnya adalah bagaimana seorang guru mengajar di Finlandia tidak sebatas hanya di dalam kelas. Siswa diajak mengekplorasi pengetahuan secara langsung di luar kelas ketika bahan ajar berkaitan dengan lingkungan. Jadi dalam hal ini siswa tidak semata-mata belajar teori namun terjun ke lapangan untuk membuka wawasan mereka tentang alam demi mendapatkan pengetahuan dari pengalaman secara langsung. jangan heran jika di Finlandia ada yang namanya Parental engagement , orang tua siswa juga terlibat dalam pendidikan anak jadi mereka juga secara tidak langsung memiliki ikatan kerjasama dengan sekolah. Tujuannya adalah agar memungkinkan pihak sekolah tahu bakat anak secara akurat lebih dini jadi apa yang dibutuhkan si anak lebih tersalurkan di sekolah dengan informasi dari orangtuanya ke pihak sekolah. Mereka lakukan dalam bentuk diskusi bersama orangtua dan staff. Tidak hanya itu, orang tua juga memiliki hak mengevaluasi kurikulum sehingga mereka punya hak memberikan saran untuk perkembangan si anak. ini adalah peran nyata orangtua dalam pendidikan. jadi orantua di Finlandia tidak sekedar mendaftarkan anak ke sekolah dan terus selesai, mereka punya
8 tanggungjawab sebagai orangtua untuk memonitor kemajuan si anak dengan baik melalui keterlibatan memberikan saran dan pendapat untuk perbaikan kurikulum jika dibutuhkan (Anna dkk, 2011). 4. Pendidik
Tidak mudah menjadi guru di FInlandia. Untuk kuliah di jurusan pendidikan saja, seseorang harus bersaing sangat ketat. Fakultas pendidikan menjadi fakultas paling bergengsi dibandingkan fakultas lainnya. Guru di Finlandia dipilih dari lulusan 10 perguruan tinggi terbaik di finlandia. Dimana semua guru wajib menempuh pendidikan master. Rata rata gaji guru di finlandia adalah $2.33 perbulan. Negara dan rakyat finlandia menempatkan guru sebagai profesi terhormat. Guru guru di Finlandia dibebaskan menyusun kurikulum dan silabus sesuai visi dan misi sekolah dengan kreatif, mereka merancang buku teks yang aplikatif. Mereka juga menggunakan strategi belajar mengajar yang beragam dengan memperhatikan multiple intelligence semua siswa. Guru juga menentukan model evaluasi dan penilaian setiap aktivitas belajar mengajar.Dampak dari otonomi tersebut menjadikan guru guru di Finlandia sangat bertanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan para siswanya (Ajen, 2006).
B. Sistem Pendidikan di Belanda 1. Sistem Pengelolaan Pendidikan
Sistem pengelolaan pendidikan di Belanda melibatkan berbagai pihak. Pemerintah, sekolah dan orang tua siswa. Suatu ketentuan pusat Konstitusi Belanda adalah bahwa semua sekolah, masyarakat dan mandiri, yang didanai secara sama jika mereka
mematuhi
peraturan
perundang-undangan. Sistem
pendidikan
Belanda
didasarkan pada statuta (anggaran dasar/undang-undang)yang kuat dan berfungsi sebagai dasar peraturan-peraturan yang lebih rinci dalam bidang-bidang tertentu. Peraturan ini dibuat menurut urutan atau hierarki. Parlemen dapat menentukan bahwa hasil pembicaraan di dewan pendidikan harus lebih dahulu disampaikan ke parlemen sebelum peraturan itu dilaksanakan. Peraturan atau undang-undang itu berkaitan terutama dengan pendanaan dan organisasi pendidikan (Priyadi, 2014). Bentuk
sistem pendidikan Belanda
ialah
sentralisasi.
Tanggung jawab
pemerintah pusat terletak pada hal-hal yang berhubungan dengan organisasi, pendanaan (termasuk status hukum kepegawaian), inspeksi, ujian, dan inovasi promosi. Pejabat pejabat propinsi bertanggung jawab terutama atas tugas-tugas pengawasan serta mempunyai peran juga dalam hal pelaksanaan pendidikan. Manajemen dan
9 pengadministrasian diatur pada tingkat lokal. Pemerintah kota bertanggung jawab atas sekolah-sekolah negeri dan yayasan atau organisasi yang punya fungsi yang sama pada sekolah-sekolah swasta. Mereka juga melaksanakan berbagai tugas terhadap semua sekolah seperti pengawasan pelaksanaaan peraturan wajib belajar. Mereka juga mendanai biaya-biaya fasilitas baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Semua sekolah swasta atau negeri didanai oleh negara selama memenuhi kriteria seperti sekolah harus memiliki minimal 260 siswa, guru berlisensi dan rencana sekolah dengan target pencapaian disetujui oleh pengawas sekolah yang ditunjuk pemerintah. Mereka juga dapat menentukan kurikulum dan bahan ajar yang spesifik, meskipun materi pelajaran harus berada dalam kerangka Departemen.Pada tahun 2006, Kementerian memutuskan untuk memberikan semua dana untuk sekolah dasar dalam bentuk block grant, sehingga sekolah akan memiliki otonomi keseluruhan atas pengeluaran. Sistem ini telah di tempat untuk sekolah menengah sejak tahun 1996 (Priyadi, 2014). Kementerian pendidikan dan ilmu pengetahuan dipimpin oleh seorang menteri yang bertanggung jawab mengkoordinasikan kebijakan-kebijakan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Menteri dibantu oleh seorang sekertaris Negara dengan tanggung jawab khusus atas pendidikan dasar dan menengah. Pengawasan pendidikan adalah tanggung jawab menteri pendidikan dan ilmu pengetahuan, dan dilaksanakan oleh inspektorat pendidikan. Ini merupakan badan yang bersifat desentralistis. Pada tahun 1990, inspektorat pendidikan mempunyai 14 kantor ditingakat regional dengan 500 orang staf tetap, 237 orang diantaranya adalah inspektur. Tugas kantor inspektorat adalah mengawasi pembangunan, menjaga bahwa semua peraturan berjalan sebagaimana mestinya, meningkatkan pembangunan pendidikan, dan melaporkan kepada menteri, baik diminta atau atas inisiatif sendiri. Inspektorat pendidikan tinggi, disamping tugastugas tersbut, juga bertanggung jawab menyusun dan memberikan dukungan terhadap tim evaluasi universitas disaat melakukan evaluasi diri. Inspektorat juga bertnggung jawab menyampaikan laporannya yang independen tentang keadaan pendidikan diparlemen (Priyadi, 2014). Pendidikan formal dibiayai oleh Kementerian Pendidikan dan ilmu Pengetahuan kecuali pendidikan pertainan yang dibiayai oleh Kementerian pertanian: dana ini bersumber dari penghasilan pajak dan dalam jumlah yang sangat terbatas, dari sekolah, khusus, dan uang sekolah. Lembaga pendidikan tinggi dapat mengumpulkan uang dari pengajaran atau penelitian yang dilaksanakan atas dasar kontrak. Pendidikan yang tidak didanai oleh pemerintah juga merupakan sector yang cukup besar, yang dananya
10 seluruhnya dibayar oleh peserta pendidikan, atau orang tua, atau majikan yang menyekolahkan stafnya. Dana pemerintah dialokasikan untuk pendidikan sesuai persyaratan tertentu. Peraturan yang terpisah mengatur pendanaan untuk staf, untuk investasi, untuk biasa operasional. Aspek-aspek pendanan pendidikan mencangkup jumlah murid pada sekolah tertentu, lamanya waktu pendidikan, besarnya kelas (jumlah murid perkelas), dan skala gaji guru-guru. Peraturan tentang “kelebihan pengeluaran” (overspend) menetapkan bahwa njika dalam satu tahun ajaran kotapraja mengeluarkan biaya untuk sekolah-sekolah negeri lebih dari yang telah ditetapkan, maka kotapraja yang bersangkutan harus mengeluarkan dana yang jumlahnya sama besarnya dengan kelebihan itu kepada sekolah-sekolah swasta setempat. Peraturan ini bersumber dari persamaan keuangan antara sekolah negeri dan swasta sesuai ketentuan kobstitusi. Dalam tahun 1987, pemerintah setempat mengeluarkan kira-kira 680 juta DFI. (US$340 juta) untuk fasilitas pendidikan (Priyadi, 2014). 2. Jenjang Pendidikan
Secara
umum
menurut
Aid
(1981),
sistem
pendidikan
di
Belanda dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Pendidikan Tingkat Dasar dan lanjutan (Primary and Secondary Education) 1) Pendidikan Tingkat Dasar a) Wajib sejak berumur 5 tahun b) Berlangsung selama kurang lebih 8 tahun c) Di tahun terakhir, para siswa sudah dianjurkan untuk memilih pendidikan lanjutan yang akan mereka jalani 2) Pendidikan Lanjutan a) Dimulai sejak siswa berumur 12 tahun, dan diwajibkan sampai umur 16 tahun b) Beberapa Tingkatan Pendidikan Lanjutan c) VMBO (Program 4 tahun) ( setara SMP) memberikan pendidikan yang merupakan gabungan dari pendidikan umum dan kejuruan (Senior Secondary Vocational and Training) d) HAVO (5 tahun)(setara SMK) dan VWO (6 tahun)(setara SMA) merupakan pendidikan selektif. Dua jenis pendidikan yang memberikan akses langsung ke sistem pendidikan tingkat tinggi (HigherEducation) 3) Lulusan VWO Bisa mengakses langsung ke Universitas. Lulusan HAVO Bisa mengakses
langsung
ke
HBO
(Hogeschool/Universities
of
Profesional
Education). Dua tahun terakhir di HAVO atau 3 tahun terakhir di VWO
11 merupakan tahun pengelompokkan untuk memilih bidang pilihan mereka. Dalam jurusan ini, mereka dapat memilih satu diantara empat jurusan sebagai berikut : a) Science and Technology (ilmu Teknologi/Fisika) b) Science and Health (Ilmu Kesehatan) c) Economic and Society (Sosial Ekonomi) d) Culture and Society (Sosial Budaya) b. Pendidikan Tingkat Menengah Kejuruan (Senior Secondary Vocational Educational and Training) (MBO) – 4 tahun Memiliki bebrapa jurusan, yakni ekonomi, teknik, kesehatan, perawatan diri, kesejahteraan dan pertanian. Program MBO diberikan dalam 4 tingkatan (1-4 tahun) dan hanya lulusan dari tingkatan 4 MBO saja yang bisa memiliki akses ke HBO (Hogeschool) (Aid, 1981). c. Pendidikan Tingkat Tinggi (Higher Education) Belanda merupakan Negara non bahasa inggris pertama yang menawarkan program studi berbahasa inggris. Lebih dari 1000 program studi internasional dalam berbagai bidang ditawarkan oleh mereka. Kurikulumnya intensif dan memiliki level yang lebih tinggi dibandingkan Negara lain. Berorientasi pada praktek dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan sesuai harapan mahasiswa yang mencari pengetahuan khusus. Program-program studi ini menggantikan teori dengan praktek di dunia kerja yang sebenarnya atau situasi simulasi kerja. Menurut Aid (1981), bentuk sekolah tingkat tinggi adalah sebagai berikut : 1) MBO, sekolah vokasi, di Indonesia setara D3 2) HBO, universitas ilmu terapan. Fokus pada ilmu terapan dan aplikasi praktis. Tahun terakhir berupa magang dan tesis. 3) WO, universitas riset. Fokus pada bidang akademis dan riset. 3. Kurikulum
Kebebasan pendidikan yang tercantum dalam undang-undang perlu adanya standar yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Sains. Standar ini mencangkup mata pelajaran yang diwajibkan untuk jenis sekolah tertentu, dan peraturan-peraturan yang mengikat lainnya mengenai isi ujian-ujian akhir sekolah. Sedangkan mengenai target pencapaian pendidikan masih belum ditetapkan bagi semua jenis sekolah. Kementerian ilmu pendidikan dan Sains dalam hubungan ini berpendapat bahwa berdasarkan prinsip kebebasan ideologi dan kurikulum, hasil serta penilaian materi
12 pengajaran seharusnya tidak diatur secara sentral. Dewan pendidikan (school board ) setempat seharusnya bertanggung jawab untuk hal itu (Supriyadi, 2015). Pada tingkat sekolah dasar rencana kerja merupakan instrument utama bagi dewan pendidikan. Organisasi dan isi program pendidikan ditetapkan sekurangkurangnya sekali dua tahun dalam bentuk proposal dari guru-guru. Didalamnya berisi pilihan materi pelajaran, metode mengajar, cara atau teknik bagaimana hasil belajar anak di ukur, dinilai dan dilaporkan. Tiap tahun dirancang program kegiatan guru dan kegiatan murid untuk pelajaran-pelajaran tertentu. Rencana kerja (Workplan) sekolah dibahas oleh inspektorat, dan semua rencana kegiatan harus disampaikan untuk diserahkan kepada inspektorat (Supriyadi, 2015). Raport siswa di Basisschool memuat 44 butir pendidikan. Banyaknya items yang harus dinilai oleh Basisschool membuat pihak sekolah betul-betul dapat mengenali bakat, mentalitas dan budaya para siswanya. Basis school bertugas menstimulir bakat, menggembleng mentalitas dan mengembangkan budaya para siswanya dalam suasana demokratis dan sportif, sehingga tercipta generasi penerus Belanda yang bukan cuma pandai, tapi juga berakhlak luhur. 44 butir pendidikan di Basisschool adalah: Bahasa Belanda (11 butir):
Ekspresi Siswa (4 butir):
1. Teknik membaca
28. Melukis
2. Pemahaman teks
29. Pekerjaan tangan
3. Entusiasme saat membaca
30. Musik
4. Perbendaharaan kata
31. Sandiwara
5. Teknik mengeja
Olahraga (2 butir):
6.TataBahasa
32. Permainan
7. PekerjaanRumah
33. Gerak badan
8.Mengarang
Kelakuan siswa (3 butir):
9.Kemampuanberargumentasi
34. Kelakuan di kelompok sesama siswa
10.Kemahiran mengucap/berbicara
35. Kelakuan di luar kelas sesama siswa
11. Menulis tebal tipis.
36. Kelakuan terhadap pengajar
Presentasi (4 butir):
Pekerjaan Rumah (2 butir):
12. Referensi Buku
37. Belajar sendiri
13. Guntingan Koran
38. Membuat tugas
14. Bercerita di depan kelas
Katekese (1 butir):
15. Membuat skripsi kecil
39. Partisipasi
13 World Orientation (5 butir):
Berhitung (5 butir):
16. Ilmu Bumi
40. Berhitung umum
17. Pengetahuan Sumber Daya Alam
41. Berhitung di luar kepala
18. Ilmu Sejarah
42. Latihan berhitung
19. Ilmu Alam20. UU Lalu Lintas
43. Menghitung
Mentalitas Siswa (7 butir):
44.Penguasaan hitungan
21. Konsentrasi dalam kelas 22. Kecepatan bekerja 23. Ketelitian bekerja 24. Upaya untuk mencapai prestasi 25. Kemandirian dalam bekerja 26. Kerjasama dengan sesama siswa 27. Penampilan Butir penilaian yang ada di dalam Raport setiap siswa Basisschool di atas masih ditambah dua materi ekstra kurikuler, yaitu Berenang dan Bersepeda. Belanda adalah negara di bawah permukaan air laut, di mana-mana ditemukan air, maka seminggu sekali siswa-siswa Basisschool menuju kolam renang terdekat dengan sekolah mereka. Semua biaya renang dibayar oleh Departemen Pendidikan Belanda. Akan ada ujian renang resmi dan setiap siswa wajib menggondol diploma renang level terendah (Supriyadi, 2015). Bersepeda adalah hidup rakyat Belanda. Di Belanda ada 18 juta sepeda dibanding 16,4 juta penduduknya, alias setiap warga Belanda rata-rata memiliki 1,1 sepeda. Siswa Basisschool wajib belajar mengendarai sepeda dan belajar Peraturan Lalu Lintas. Akan ada ujian Lalu Lintas Bersepeda teori dan praktek yang diselenggarakan oleh Korps Kepolisian setempat. Siswa yang lulus menerima Diploma Lalu Lintas resmi dari Korps Kepolisian. Semua biaya kursus bersepeda dan ujian dibayar oleh Departemen Pendidikan Belanda (Supriyadi, 2015). Pada tingkat sekolah menengah, staf pengajar menyusun silabus dan rancangan pelajaran yang juga direview oleh inspektorat. Informasi yang lengkap dan rinci perlu disiapkan yang mencangkup mata pelajaran, waktu, pengorganisasian kelompok, dan keterangan bagaimana mengenai sekolah menghadapi siswa yang hidup dalam masyarakat multicultural. Sudah ada ketentuan minimal dan maksimal waktu untuk setiap mata pelajaran dari kementerian pendidikan dan Ilmu Pengetahuan (Supriyadi, 2015).
14 Di Sekolah Menengah kegiatan seni, musik, olahraga masih digeluti oleh siswa, selain mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, Sejarah, Ilmu Bumi, Bahasa Inggeris, Perancis, Jerman, Latin dan Yunani. Meski tak ada kurikulum khusus “mengganyang korupsi”, sistim pendidikan Dasar dan Menengah di Belanda ini terbukti mampu
memproduksi generasi penerus Belanda yang bersih korupsi (Agustiar,2002). Mulai dari tahun 1993 ke atas, siswa pada semua jenis pendidikan menengah mendapat pelajaran dalam 15 mata pelajaran dari kurikulum inti (core-curriculum) yang berbobot sama dengan 3,000 jam pelajaran setiap tahun pelajaran. Kira-kira 20% dari kurikulum sekolah dapat dipilih dan ditentukan oleh dewan pendidikan (Agustiar,2002). Pengembangan kurikulum baru terorganisasi secara sistematis semenjak tahun 1960-an. Lembaga Nasional Pengembangan Kurikulum (Nasional Institute for Curriculum Development, SLO) dibentuk tahun 1975. tugas utama SLO adalah menyusun proposal kurikulum. Asosiasi sekolah menetapkan proposal mana yang akan dipakai, dan dewan pendidikan membuat keputusan atas dasar implementasinya. Disamping SLO, beberapa pusat penelitian dan pengembangan universitas juga menyusun kurikulum melalui berbagai eksperimen (Agustiar,2002). 4. Pendidik
Pendidikan guru adalah bagian dari pendidikan tinggi. Guru-guru sekolah dasar dididik pada perguruan tinggi propesional atau fakultas-fakultas yang khusus untuk pendidikan guru sekolah dasar (PABO’s). K uliah berlangsung selama 4 tahun dan menprogramkan agar guru-guru yang mengajar di sekolah dasar mampu mengajarkan semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar. Mahasiswa yang mendaftarkan pada lembaga keguruan ini meningkat dengan cepat (1987:3,000-4,00 orang; 1990:6,000) setelah menurun sebelum 1987. jumlah tamatanjuga meningkat (1987:1,700 orang; 1989:2,600 orang) (Agustiar,2002). Guru-guru sekolah menengah harus memiliki kualifikasi Grade satu atau kualifikasi Grade dua. Guru yang berkualifikasi Grade dua boleh mengajar pada level tiga tahun pertama di VWO dan HAVO, dan di sekolah-sekolah MAVO, VBO, dan MBO. Guru-guru berkualifikasi Grade satu boleh mengajar pada semua kelompok umur pada semua jenis sekolah menengah. Kuliah penuh untuk pendidikan guruguru Grade dua dalam mata pelajaran umum diselenggarakan pada perguruan tinggi propesional selama 4 tahun. Mahasiswa mengambil spesialisasi dalam satu mata pelajaran atau bidang studi dan hanya boleh mengajar selain bidang keahliannya, mata pelajaran pendukung pada level tertentu. Semenjak tahun 1979, diadakan kuliah
15 eksperimen dalam mata pelajaran teknik yang berlangsung selama 5 tahun. Jumlah mahasiswa pada program ini meningkat (1987:3,148 orang; 1990:4,427 orang), walaupun jumlah lulusannya menurun (1987:2,254 orang; 1989:1,755 orang) (Agustiar,2002). Untuk mendapatkan guru-guru yang berkualifikasi Grade Satu, mahasiswa yang telah menyelesaikan satu program gelar non kependidikan di universitas , perlu mengikuti pendidikan satu tahun di perguruan tinggi keguruan. Pendidikanguru yang terdiri dari dua lapis pada pendidikan tinggi sepenuhnya didanai oleh pemerintah. Untuk mengajar pada pendidikan khusus diperlukan mengambil pendidikan dua tahun setelah mendapatkan kualifikasi mengajar HBO. Kuliah paruh waktu juga disediakan pada perguruan tinggi profesional untuk program kualifikasi Grade Satu dan Grade Dua (Agustiar,2002). Guru-guru sekolah dasar normalnya bekerja 40 jam seminggu. Pada sekolah menengah, standar beban mengajar guru adalah 29 jam pelajaran. Tugas guru mencakup mengajar dan tugas lainnya (nonteaching ). Guru-guru yang dibebani tugas-tugas ekstra, dibebaskan sebagian dari tugas mengajar. Dosen-dosen perguruan tinggi diatur dengan satu bentuk peraturan sendiri didasarkan pada peraturan pegawai negeri, tetapi dimodifikasi sesuai keadaan di universitas (Agustiar,2002).
C. Sistem Pendidikan di Inggris 1. Sistem Pengelolaan Pendidikan
Tanggung jawab terhadap pelayanan pendidikan di England berada di tangan dua kementerian pemerintah Inggris, yaitu: Departemen Pendidikan (Department for Education - DfE) dan Departemen Bisnis, Inovasi dan Keterampilan (Department for Business, Innovation and Skills - BIS). Tanggung jawab DfE antara lain merencanakan dan memantau pelayanan pendidikan di sekolah-sekolah, menjamin penyediaan layanan pendidikan terpadu bagi siswa dan merumuskan kebijakan terkait anak-anak dan remaja. Sedangkan BIS bertanggung jawab terhadap sains dan inovasi, keterampilan, pendidikan lanjutan dan tinggi serta perusahaan (Soelaiman, 2014). DfE adalah kementerian dengan 3 badan eksekutif, yaitu: Education Funding Agency (EFA), Standards and Testing Agency (STA) dan National College for Teaching and Leadership (NCTL). Selain itu, kementerian ini juga bekerjasama dengan 6 lembaga non-kementerian lainnya, seperti Children and Family Court Advisory and Support Service (Cafcass) dan The Office of the Children’s Commissioner (Soelaiman, 2014).
Sama halnya dengan DfE, BIS juga memiliki 9 badan eksekutif, yaitu: Compa nies House, National Measurement Office, Met Office, UK Space Agency, Skills Funding
16 Agency, HM Land Registry, The Insolvency Service, Intellectual Property Office dan Ordnance Survey. Terdapat 38 lembaga non-kementerian yang juga bekerjasama dengan kementerian ini, seperti Office of Fair Trading dan UK Trade & Investment (UKTI) (Soelaiman, 2014). Selain kedua lembaga kementerian pemerintahan tersebut, terdapat pula lembaga lain yang berkecimpung dalam sistem pendidikan di tingkat nasional. Salah satunya adalah Ofsted atau Office for Standards in Education, Children's Services and Skills. Ofsted merupakan lembaga non-kementerian yang bertanggung jawab terhadap pemeriksaan dan pengaturan panti sosial dan penitipan anak (day care and children's social care), dan pemeriksaan terhadap pelayanan anak-anak, sekolah, perguruan tinggi, pelatihan guru tingkat dasar, youth work, kerja praktek dan pendidikan orang dewasa. Pada tingkat pendidikan tinggi, badan Quality Assurance Agency for Higher Education (QAA) menyediakan layanan penjaminan mutu di seluruh Inggris. Badan tersebut bersifat independen dari pemerintah Inggris dan dinaungi oleh berbagai organisasi yang merepresentasikan kepala berbagai lembaga pendidikan di Inggris (Soelaiman, 2014). Dalam hal pembiayaan pendidikan, badan yang dinamakan The Education Funding Agency (EFA) bertanggung jawab terhadap pendanaan untuk pendidikan usia antara 3 sampai dengan 19 tahun. Badan ini erat kaitannya dengan Departemen Pendidikan (DfE), sebagaimana telah disebutkan sebelumnya. Sedangkan untuk pendanaan dan pengawasan pelatihan (skills training) dan pendidikan lanjutan (further education) untuk usia di atas 19 tahun, dibebankan kepada Skills Funding Agency yang merupakan rekan kerja Departemen Bisnis, Inovasi dan Keterampilan (BIS). Lembaga tingkat nasional yang bertanggung jawab terhadap pendanaan pendidikan tingkat tinggi (higher education) adalah lembaga Higher Education Funding Council for England (HEFCE). Biaya langsung (direct cost) untuk pembiayaan riset spesifik didanai oleh UK Research Councils, yang menurut undang-undang berada di bawah pengawasan BIS dengan wilayah pendanaan mencakup seluruh Inggris (Soelaiman, 2014). 2. Jenjang Pendidikan
Menurut Soelaiman (2014), jenjang pendidikan di Inggris yang umumnya dibagi menjadi beberapa jenjang berdasarkan umur : 1. Pendidikan pra-primer (pre-primary education), usia 3-4 tahun 2. Pendidikan primer (primary education), usia 4-11 tahun 3. Pendidikan sekunder (secondary education), usia 11-16 tahun 4. Pendidikan lanjutan (further education), usia 16-18 tahun
17 5. Pendidikan tinggi (higher education), usia di atas 18 tahun Pendidikan wajib belajar dimulai sejak pendidikan primer saat anak-anak menginjak usia 5 tahun dan berakhir sampai dengan usia 16 tahun2. Batas akhir usia wajib belajar ini akan berubah secara bertahap mulai tahun 2013 menjadi 18 tahun pada tahun 2015 (5). Umumnya siswa setelah menyelesaikan pendidikan sekunder (usia 16 tahun), lalu mengambil ujian General Certificate of Secondary Education (GCSE), untuk kemudian melanjutkan ke pendidikan lanjutan (further education) selama 2 tahun. Umumnya setelah mendapatkan nilai GCSE siswa di Inggris mengambil kualifikasi AS (Advanced Subsidiary) level yang kemudian dilanjutkan dengan A-Level, yang dapat diambil di sekolah yang sama, sixth form college atau further education college. A-Level biasanya dipakai sebagai syarat melanjutkan pendidikan ke universitas. Selain A-Level terdapat beberapa pilihan lain seperti kualifikasi Business and Technology Education Council (BTEC), International Baccalaureate (IB), Cambridge Pre-U dan sebagainya, termasuk pilihan melanjutkan ke berbagai sekolah tinggi kejuruan (Soelaiman, 2014). Batas akhir usia wajib belajar akan berubah dari 16 tahun menjadi 18 tahun pada tahun 2015 berdasarkan undang-undang Education and Skills Act 2008. Aturan ini akan diterapkan secara bertahap mulai tahun 2013. Bagi yang memilih sekolah kejuruan dan ingin memasuki lapangan kerja dengan lebih cepat mereka dapat mengambil pendidikan kejuruan (vocational), sebagai contoh, pendidikan untuk mendapatkan sertifikat National Vocational Qualification (NVQ). Pemegang kualifikasi pendidikan kejuruan NVQ tetap mempunyai peluang untuk dapat meneruskan pendidikan mereka ke tingkat perguruan tinggi atau universitas, setelah memenuhi beberapa ketentuan akademis (Soelaiman, 2014). Pendidikan tinggi (higher education) umumnya dimulai dengan tiga tahun pendidikan setingkat sarjana atau bachelor’s degree. Kemudian, pendidikan pascasarjana
dimulai dengan pendidikan tingkat master yang biasanya dapat ditempuh dalam waktu satu tahun. Tingkat pendidikan tertinggi di tahapan ini adalah pendidikan tingkat doktor yang setidaknya ditempuh selama tiga tahun (Soelaiman, 2014). Di tingkat nasional, pendidikan di England diawasi pemerintah pusat yaitu oleh Departemen Pendidikan (Department for Education - DfE) dan Departemen Bisnis, Inovasi dan Keterampilan (Department for Business, Innovation and Skills - BIS). Namun untuk pelaksanaan kebijakan pendidikan di tingkat daerah, masing-masing pemerintah daerah diberi tanggung jawab dalam pengelolaannya. Bagian selanjutnya buku ini akan menjelaskan keterangan singkat di atas lebih mendalam (Soelaiman, 2014).
18 3. Kurikulum
Terdapat dua jenjang pendidikan yang diatur di dalam Kurikulum Nasional untuk England (National Curriculum), yaitu: Pendidikan Pra-Primer dan Pendidikan Primer dan Sekunder. Education Act 2002 Chapter 32 adalah undang-undang yang mendasari pengaturan ini. Di dalam undang-undang ini, Kurikulum Nasional untuk Wales pun juga diatur, tepatnya di Part 7. Perbedaan di antara keduanya hanya terletak pada keberadaan mata pelajaran Bahasa Welsh di dalam Kurikulum Nasional untuk Wales (Beravale, 2012). Tidak terdapat kurikulum yang baku untuk Pendidikan Lanjutan dan Pendidikan Tinggi. Hal ini dikarenakan beragamnya kualifikasi yang ada di jenjang pendidikan pasca 16 tahun. Setiap kualifikasi memiliki kurikulumnya masing-masing. Siswa pada tahap ini sudah dianggap cukup dewasa untuk memilih. Beberapa kualifikasi yang ada menawarkan pelatihan keterampilan praktis sehingga dapat langsung bekerja selepas itu. Beberapa menawarkan persiapan sebelum masuk ke universitas dan sebagainya. Bagian selanjutnya dari buku ini membahas secara rinci, dari sumber-sumber referensi yang tersedia, kurikulum pada setiap jenjang pendidikan di England (Beravale, 2012). a. Pendidikan Pra-Primer Berdasarkan undang-undang, pendidikan pra-primer adalah pendidikan untuk anak-anak yang belum memasuki usia wajib belajar (anak yang belum berusia 5 tahun). Pendidikan ini dapat disediakan di sekolah, misalnya di taman kanak-kanak atau kelas nursery di sekolah dasar, atau di mana saja. Untuk anak-anak usia 3 bulan sampai 3 tahun, umumnya pendidikan disediakan oleh sektor swasta dan voluntary, dengan orang tua membayar biaya pendidikan dan tidak diwajibkan (non-compulsory). Untuk anak-anak berusia 3 dan 4 tahun terdapat pendidikan gratis bagi orang tua yang ingin menyekolahkan anakn ya. Berdasarkan undang-undang yang diatur Childcare Act 2006, saat ini telah diberlakukan sistem Early Years Foundation Stage (EYFS). EYFS ditujukan untuk bayi sejak lahir hingga usia 5 tahun. Terdapat enam bidang pembelajaran dan pengembangan, yaitu: pengembangan pribadi, sosial, dan emosi; komunikasi, bahasa dan melek huruf; pemecahan masalah, reasoning dan angka; pengetahuan umum dan pemahaman terhadap dunia; olah raga; dan pengembangan kreatifitas. Tahap paling awal pendidikan di jenjang ini diberikan secara paruh waktu, sampai dengan 12 jam seminggu. Kurikulum perkembangan anak, atau disebut foundation stage di dalam
19 Kurikulum Nasional sejak diberlakukannya Education Act 2002, disusun dalam beberapa bidang pembelajaran, seperti: 1) Pengembangan Pribadi, Sosial dan Emosi Mengajar anak untuk percaya diri, mengenal hal di sekitarnya, mengetahui kebutuhan, bisa menentukan salah dan benar, serta belajar untuk berpakaian sendiri. 2) Komunikasi, Bahasa dan Melek Huruf Mengajar anak untuk berbicara jelas, mendengarkan cerita, lagu dan pantun, mendengar dan mengucapkan suara-suara dan mengaitkannya dengan huruf. Mulai mengerti huruf dan kata-kata yang sangat familiar, serta mulai belajar menggunakan pensil sebagai alat tulis. 3) Perkembangan Matematika Mengenal matematika dan angka melalui cerita, lagu, games dan permainan, membuat perbandingan antara ‘besar dan kecil’, ‘berat dan ringan’, serta mulai mengenal ‘bentuk dan ruang’.
4) Pengetahuan dan Pemahaman tentang Dunia Pengenalan dan membuat pertanyaan terhadap dunia sekeliling. Mengenal teknologi sehari-hari, masa lampau kehidupan di rumah masing-masing, serta kehidupan kultur dan kepercayaan lain. 5) Olahraga atau Perkembangan Fisik Belajar pengontrolan gerakan tubuh, dan mengenal bagaimana untuk menggunakan alat sehari-hari. 6) Pengembangan Kreatifitas Mengenal warna bentuk, mengenal dan mencoba tarian serta musik, dan membuat pekerjaan tangan. b. Pendidikan Primer dan Sekunder Terdapat dua tahap pendidikan yang termasuk di dalam program paket wajib belajar, yaitu: 1) Pendidikan Primer (usia 5-11 tahun), dan 2) Pendidikan Sekunder (usia 11-16 tahun). Umumnya siswa melanjutkan dari sekolah primer ke sekolah sekunder di usia 11 tahun. Namun, ada beberapa daerah di Inggris menggunakan 3 jenjang (3-tier) dan menyediakan sekolah menengah (middle schools) untuk siswa usia 8 atau 9 tahun sampai 12 atau 13 tahun. Banyak dari sekolah sekunder setelah menyelesaikan tahap
20 pendidikan wajib belajar juga menyediakan pendidikan tingkat lanjutan untuk siswa usia 16 sampai 18 tahun (Beravale, 2012). Penerimaan siswa baru sekolah-sekolah primer atau sekunder yang dibiayai pemerintah, tidak dipungut bayaran. Orang tua siswa dapat mengirimkan aplikasi untuk sekolah anaknya di mana saja. Proses penerimaan siswa diatur oleh pemerintah melalui peraturan khusus yaitu Schools Admissions Code dan Schools Admission Appeals Code. Semua sekolah yang dibiayai oleh pemerintah dan memiliki bangku kosong harus menerima aplikasi siswa tanpa syarat. Kebijakan penerimaan s iswa jika jumlah bangku tidak mencukupi ditentukan oleh pemerintah daerah atau dewan pengurus sekolah (tergantung dasar hukum sekolah bersangkutan) (Beravale, 2012). Sekolah harus buka selama 190 hari dalam satu tahun. Pengajar wajib berada di sekolah 5 hari lebih lama untuk tujuan kegiatan di luar waktu mengajar, seperti misalnya pengembangan profesi. Jangka waktu dan hari libur ditentukan oleh pemerintah daerah atau dewan pengurus sekolah, tergantung dari dasar hukum sekolah bersangkutan. Tahun ajaran baru biasanya dimulai awal September dan diakhiri bulan Juli tahun berikutnya. Sekolah umumnya beroperasi lima hari seminggu (Senin sampai Jum’at) (Beravale, 2012). 4. Pendidik
Guru/Staf pengajar di England tidak tergolong pegawai negeri sipil (civil servants), namun direkrut oleh pemerintah daerah atau lembaga yang tergantung jenis sekolahnya. Guru di lembaga swasta merupakan pegawai dari lembaga tersebut. Jumlah guru yang mengajar di sekolah yang dikelola oleh pemerintah daerah dan akademi tertanggal November 2012 adalah sebanyak 442.000, terdapat kenaikan sebesar 2,6% dari November 2011. Jika digabung dengan jumlah tenaga pengajar lainnya seperti asisten guru, staf pendukung dan tambahan di sekolah, maka jumlahnya menjadi 899.000 dan ini tersebar di 24.328 sekolah (data per Januari 2013), mulai dari nursery hingga sekolahsekolah pada jenjang pendidikan sekunder (111). Terdapat sebutan khusus untuk tenaga kerja di sekolah ini, yaitu FTE (Full-Time Employee) school workforce (Gillard, 2011). Mayoritas dari guru yang terdata, sekitar 96%, adalah qualified teacher dengan kualifikasi tingkat sarjana atau lebih tinggi. Data terkait juga menyebutkan bahwa gaji bersih rata-rata yang mereka terima per tahun adalah sebesar ₤37.600. Untuk menjadi guru di England dan Wales, seseorang diwajibkan untuk memiliki sertifikat QTS atau Qualified Teacher Status yang diterbitkan oleh The National College for Teaching and Leadership (NCTL), sebuah lembaga eksekutif DfE. Hal yang sama juga berlaku di
21 Scotland, dengan sertifikat Teaching Qualification (TQ), dan Irlandia Utara. Hanya saja lembaga yang menerbitkan sertifikatnya berbeda. Sertifikat ini didapatkan setelah mengikuti Initial Teacher Training atau ITT yang diadakan juga oleh NCTL. Di Scotland dan Irlandia Utara, pelatihan serupa dinamakan Initial Teacher Education atau ITE (Gillard, 2011). Di jenjang pendidikan primer dan sekunder, pembinaan para guru adalah tanggung jawab dari masing-masing sekolah. Dalam hal ini, para guru diberikan pelatihan yang berhubungan dengan beberapa topik seperti isu kurikulum, penentuan target dan evaluasi, kebutuhan khusus, kepimpinan, dan teknologi. Pelatihan biasanya diadakan di sekolah pada saat hari pelatihan atau di pusat pelatihan regional yang dikelola oleh pemerintah daerah. Pembinaan guru juga dapat dilakukan antar sekolah. Terdapat 200 sekolah dengan predikat ‘oustanding’ (yang diberikan ol eh Ofsted, terdapat di sub bab 5.2) yang
dicanangkan dan didanai oleh pemerintah sebagai Teaching Schools. Sekolah-seko lah ini memiliki peran utama dalam melakukan pembinaan guru di sekolah-sekolah yang dikelola pemerintah di England. Model ini menekankan pada kolaborasi dalam bentuk aliansi sekolah-sekolah (Beravale, 2012). Selain melakukan pembinaan, sekolah juga bertanggung jawab melakukan evaluasi terdapat performa guru-gurunya. Dalam konteks figur, hal ini menjadi tanggung jawab kepala sekolah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam melakukan evaluasi telah diatur di dalam The Education (School Teachers’ Apprai sal) (England) Regulations
2012 (Beravale, 2012). Para guru juga didorong untuk mengikuti CPD atau Continuing Professional Development. CPD biasanya disediakan oleh institusi seperti IfL atau Institute for Learning. Gambar 10 menunjukkan hal-hal yang mendorong guru untuk mengambil CPD. Materi-materi yang diajarkan di dalam pelatihan ini mengaktualisasi keterampilan mengajar dan belajar. Selain itu, para guru juga didorong untuk mengambil kembali pendidikan pascasarjana pada bidang-bidang prioritas, seperti Bahasa Inggris, Matematika, Sains dan Seni. Pemerintah secara khusus mengalokasikan dana sebesar £2 juta per tahunnya untuk menyediakan beasiswa National Scholarship Fund hingga £3.500, diberikan bagi para guru yang berminat. Hingga saat ini, program beasiswa ini sudah terlaksana sebanyak tiga kali (Gillard, 2011). Di jenjang pendidikan tinggi, pelatihan yang diberikan lebih ke arah pengembangan diri untuk sukses di riset, seperti teknik riset, administrasi, keterampilan
22 manajerial, pengembangan diri dan IT. Beberapa materi-materi pelatihan disediak an oleh institusi seperti HEA atau Higher Education Academy (Gillard, 2011).
D. Sistem Pendidikan di Kanda 1. Sistem Pengelolaan Pendidikan
Pendidikan di Kanada disediakan, didanai dan diawasi oleh pemerintah federal, provinsi, dan pemerintah daerah. Pendidikan berada di dalam yurisdiksi pemerintahan provinsi dan kurikulum diawasi oleh pemerintahan provinsi. Pendidikan di Kanada umumnya dibagi pada pendidikan Dasar ( Primary School , Public School ), kemudian pendidikan Menengah ( High School ) dan pendidkan tinggi (Universitas, College) (Marishak, 2012). Pada setiap provinsi-provinsi terdapat dewan sekolah yang mengawasi pelayanan pendidikan dan penyelenggaraan program-program pendidikan. Pendidikan wajib bagi penduduk kanada sampai usia 16 tahun di seluruh provinsi di Kanada, kecuali untuk Ontario dan New Brunswick, di mana usia wajib sampai 18 tahun. Di beberapa provinsi ada beberapa pengecualian untuk tidak wajib meneruskan pendidikan pada umur 14 tahun yang dapat diberikan dalam keadaan tertentu. Kanada mewajibkan sekolah selama 190 hari dalam setahun, secara resmi dimulai dari bulan September (setelah Hari Buruh) sampai akhir bulan Juni (biasanya hari Jumat terakhir bulan, kecuali dalam beberapa kasus di Quebec ketika itu hanya sebelum Juni 24 - provinsi hari libur) (Marishak, 2012). 2. Kurikulum
Sistem pendidikan di Kanada mengalami reformasi besar-besaran dalam tahuntahun 1960-an sampai dengan awal tahun 1970-an. Konsep-konsep seperti belajar dengan strategi “child centered”, “continuous progrees”, “team teaching”, “discovery method”, “open plan school”, dan “audiovisual aids”. Mulai dipakai, kadang-kadang mengabaikan
hasilnya atau mengabaikan pendidikan guru-gurunya. Program sekolah yang terdiri dari berbagai mata pelajaran wajib dan buku-buku teks yang ditentukan oleh Departemen Pendidikan propinsi juga mengalami perubahan dan modifikasi yang cukup signifikan dan banyak program-program baru yang diperkenalkan ( Agustiar Syah Nur, 2001: 187) (Marishak, 2012). Ditinjau dari aspek struktur, sistem pendidikan Kanada berkembang lebih kearah disentralisasi . Propinsi tetap memberikan pedoman umum, tetap ada dewan pendidikan setempat ( Board Education ) dan masing-masing sekolah mempunyai kontrol yang lebih besar implementasinya, materi dan metode pengajaran. Pengajaran lebih
23 bersifat informal, dan murid harus bersifat lebih aktif dalam proses belajar mengajar (Marishak, 2012). Materi kurikulum yang diterbitkan oleh Departemen atau Kementrian Pendidikan harus diuji coba terlebih dahulu disekolah-sekolah sebelum mendapat perubahan dari kementrian. Ada sekolah-sekolah swasta harus mendapat persetujuan dari kementrian dan dewan pendidikan setempat sebelum disetujui secara resmi (Agustiar, 2001). Kurikulum sekarang memasukan komputer, berfikir kreatif, belajar mandiri dan pendidikan lingkungan. Empat inti kurikulum di Canada adalah: a. Pendidikan sekitar sasaran sosial, tujuan-tujuan publik, biaya-biaya, manfaat-manfaat dan etika kewarganegaraan untuk memungkinkan seseorang untuk menilai keadaan tindakan-tindakannya. b. kapasitas untuk menganalisa identitas diri sendiri melalui studi lingkungan, agama, filsafat, dan literatur. c. Beberapa praktek di dalam negosiasi dunia nyata, di dalam psikologi konsultasi dan berupa kepemimpinan di dalam lingkungan pengetahuan. d. perspektif global dan satu sikap dari tanggung jawab pribadi untuk hasil yang umum tentang kehidupan secara umum. 3. Jenjang Pendidikan
a. Pendidikan Dasar (Primary School , Public School), Sama seperti AS, sistim pendidikan di Kanada berbeda di setiap propinsi. Menurut UU Kanada, pendidikan merupakan tanggung jawab tiap propinsi. Umumnya anak-anak Kanada masuk taman kanak-kanak selama satu atau dua tahun pada usia 4 atau 5 tahunsecara sukarela. Semua anak masuk kelas SD pada usia 6 tahun. Lamanya masa sekolah dasar di Kanada berbeda untuk tiap propinsi.Propinsi propinsi seperti Quebec, Ontario, dan Manitoba mempunyai masa pendidikan dasar lebih panjang dibanding propinsi lainnya.Karena di propinsi-propinsi tersebut sistim pendidikan dasar dan menengahnya hanya terdiri dari sekolah dasar dan menengah. Dengan sistem ini, seorang anak di Quebec harus menghabiskan enam tahun untuk sekolah dasar, kemudian lima tahun untuk sekolah menengah. Sebelum masuk universitas, ia harus menjalani masa pendidikan pra-universitas (disebut CEGEP) selama dua tahun.CEGEP bisa dianggap sebagai kursus tambahan yang dapat dikreditkan ke dalam kredit universitas (Alwasilah, 2008). b. Pendidikan Menengah (High School)
24 Pendidikan Sekolah Menengah Atas (Secondary Education) Kanada Dari Grade 9 sampai 12, biasanya siswa berumur 14/15 tahun sampai 17/18 tahun. Setelah lulus Grade 12, siswa akan mendapatkan ijasah sekolah menengah atas (high school diploma). Pada setiap provinsi-provinsi terdapat ada dewan sekolah yang mengawasi pelayanan
pendidikan
dan
penyelenggaraan
program-
program pendidikan. Pendidikan wajib bagi penduduk Kanada sampai usia 16 tahun di seluruh provinsi di Kanada, kecuali untuk Ontario dan New Brunswick, di mana usia wajib sampai 18 tahun. Di beberapa provinsi ada beberapa pengecuali an untuk tidak wajib meneruskan pendidkan pada umur 14 tahun yang dapat diberikan dalam keadaan tertentu (Alwasilah, 2008). Kanada mewajibkan sekolah selama 190 hari dalam setahun, secara resmi dimulai dari bulan September (setelah Hari Buruh) sampai akhir bulan Juni (biasanya hari Jumat terakhir bulan, kecuali dalam beberapa kasus di Quebec ketika itu hanya sebelum Juni 24 - provinsi hari libur ) (Alwasilah, 2008) c. Pendidikan Tinggi (Universitas, College). Pilihan paling popular di Kanada adalah college dan technical institute, karena menawarkan profesional program satu (1) hingga tiga (3) tahun yang termasuk magang kerja. Di dalam nya juga ditawarkan program University Transfer Program (UTP), yang memberikan peluang bagi pelajar untuk mendapatkan Bachelor Degree di universitas. Transfer kredit nilai dari dua tahun pertama di college atau university college akan menjadi bekal bagi pelajar tersebut.Biaya untuk College dan Technical Institute berkisar antara CA$ 10.000 – CA$ 15.000 per tahun (Alwasilah, 2008). University college menggabungkan tradisi universitas di Kanada dan college, di mana praktikal dan program akademik digabung dalam lingkungan kampus. Program yang ditawarkan seperti program degree, diploma, certificate, UTP, bahkan program English as Second Language (ESL).Kelebihan lainnya yaitu adanya student support services yang kental dan kelas-kelas yang relative kecil.Biaya untuk University College rata-rata sekitar CA$ 20.000 – CA$ 25.000 per tahun (Alwasilah, 2008). Kanada memiliki banyak universitas dan akademi yang tersebar di tiap wilayah dalam kota maupun di luar kota. Pada tahun 1663, seminari Quebec menjadi institusi pendidikan tingkat lanjut pertama di negeri cikal bakal Kanada. Institut berbahasa Inggris pertama adalah universitas New Brunswick yang pertama kali membuka pintunya untuk mahasiswa pada tahun 1785. Kebanyakan universitas Kanada dibiayai
25 oleh negara, dan semua menjaga kualitas secara konsisten tanpa memandang lokasinya (Alwasilah, 2008). Kesemuanya menjaga mutu pendidikan akademis secara otonomi. Jumlah mahasiswa di setiap universitas bervariasi dari 35000 sampai kurang dari 1000.Sebagai tambahan, banya universitas memiliki mahasiswa-mahasiswa yang belajar part-time dan tingkat lanjut (S2dan S3) (Alwasilah, 2008). 4. Pendidik
Pada awalnya pengadaan pegawai sekolah semuanya diangkat dari pusat. Namun, setelah tahun 1970 Kanada menetapkan model MBS (manajemen berbasis sekolah) atau yang disebut School Site Decision Making (SSDM) yaitu pengambilan keputusan diserahkan pada tingkat sekolah (Agustiar, 2001). Desentralisasi yang diberikan kepada sekolah adalah alokasi sumber daya bagi staf pengajar dan administrasi, peralatan dan pelayanan. Menurut Sungkowo, ciri – ciri MBS di Kanada sebagai berikut: penentuan alokasi sumber daya ditentukan sekolah, alokasi anggaran pendidikan tersebut dimasukkan ke dalam anggaran sekolah, adanya program efektivitas guru dan adanya program pengembangan profesionalisme tenaga kerja (Agustiar, 2001). Dengan adanya model MBS seperti ini, sekolah-sekolah di Kanada sangat ketat dalam menyeleksi tenaga pengajar yang akan ditempatkan di sekolahnya. Dengan ketatnya proses seleksi tenaga pengajar tersebut, maka tentu saja akan meninggkatkan kredibilitas dan kualitas dari sekolah itu sendiri dan juga ditunjang dengan system pembelajran yang efektif membuat siswa-siswa yang belajar di sana dipastikan mendapatkan pengajaran yang sangat efektif bagi siswa-siswa itu sendiri (Agustiar, 2001).
E. Sistem Pendidikan di Amerika 1. Sistem Pengelolaan Pendidikan
Manajemen pendidikan di AS dikembangkan berdasarkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat Negara Bagian dan Pemerintah Daerah setempat. Hal ini dilakukan mengingat AS adalah Negara dengan sistem desentralisasi. Di tingkat nasional (federal/pusat) dibentuk satu departemen, yaitu Departemen Pendidikan Federal. Jadi meski dalam sistem pendidikan di Amerika, sekolah adalah tanggung jawab pemerintah lokal, Deparemen Pendidikan menyediakan kepeminpinan nasional untuk menjawab isuisu penting dalam pendidikan Amerika (Schroeder, 2000).
26 Departemen ini dipimpin oleh seorang setara Sekretaris Kabinet. Tugas departemen ini adalah melaksanakan semua kebijakan pemerintah federal dalam sektor pendidikan di semua tingkatan pemerintahan dan untuk semua jenjang pendidikan. Tetapi, karena sebagian besar kewenangan dan tanggung jawab pendidikan sudah diserahkan kepada Negara Bagian dan Pemerintah Daerah, maka Departemen Pendidikan Federal hanya menjalankan monitoring dan pengawasan saja. Di tingkat Negara Bagian dibentuk sebuah badan yang diberi nama Board of Education. Badan ini bertugas dan berfungsi membuat kebijakankebijakan serta menentukan anggaran pendidikan untuk masing-masing wilayah (Negara Bagian) nya, khususnya berkenaan dengan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Selanjutnya, untuk menangani permasalahan yang berkaitan dengan hal-hal yang lebih teknis (yaitu; tentang kurikulum sekolah, penentuan persyaratan sertifikasi, guru-guru, dan pembiayaan sekolah) dibentuk sebuah bagian pendidikan yang disebut sebagai comissioner, sering juga disebut sebagai superintendent. Bagian ini dipimpin oleh seorang yang ditunjuk oleh Board of Education atau oleh Gubernur (Schroeder, 2000). Kebijakan Pendidikan di Amerika Serikat Untuk beberapa Negara Bagian, pimpinan Bagian Pendidikan ini dipilih oleh masyarakat. Sementara itu pada level operasional, pelaksanaan manajemen pendidikan dijalankan oleh unit-unit yang lebih rendah, bahkan banyak secara langsung dilaksanakan oleh masing-masing sekolah yang bersangkutan. Para pimpinan atau Kepala Sekolah pada prinsipnya memiliki kebebasan dan otonomi yang luas untuk menjalankan manajemen operasional pendidikan. Khusus untuk menangani kebijakan Pendidikan Tinggi, manajemen pendidikan Amerika Serikat yang dikembangkan oleh Negara-Negara Bagian memisahkan antara Badan yang memberi izin pendirian Perguruan Tinggi (Negeri dan Swasta) dengan Badan yang merumuskan kebijakan akademik serta keuangan (Schroeder, 2000). Badan yang menangani kebijakan akademik dan keuangan untuk pendidikan Tinggi adalah board of trustees. Untuk Perguruan Tinggi Negeri anggota badan tersebut ditunujuk oleh Gubernur Negara Bagian. Ada juga yang dipilih dari dan oleh kelompok yang akan diwakili. Sedangkan untuk Perguruan Tinggi Swasta anggota badan tersebut dipilih dari perguruan tinggi masing-masing (Schroeder, 2000). 2. Jenjang Pendidikan
Anak-anak mulai masuk sekolah pada usia 5 atau 6 tahun, pada kelas yang disebut sebagai Pre school. Awal tahun sekolah dimulai pada bulan September (Fall). Jenjang berikutnya setelah Pre school adalah Elementary School (Grade 1 sampai Grade 5).
27 Tahun ajaran sekolah untuk Grade 1 sampai Grade 5, dimulai pada bulan Agustus dan berakhir pada bulan Agustus di tahun berikutnya. Siswa dikelompokan dalam kelas berdasarkan usia (Schroeder, 2000). Sistem Pendidikan di AS terdiri dari 12 kelas selama 12 tahun, melalui jenjang Primary (setara SD) dan Secondary (setara SMP dan SMA) sebelum masuk ke Pendidikan Tinggi. Pembagian kelas di jenjang Primary dan Secondary pada beberapa State tidak sama. Sebagian State mempunyai sistem 6+3+3, sebagian yang lain mempunyai sistem 5+3+4. Namun, secara umum sebagain besar State menganut pembagian jenjang Primary 5 tahun (K5), Middle School (SMP) 3 tahun dan High School (SMA) 4 tahun (Schroeder, 2000). Pengelompokan kelas pada dasarnya didasarkan pada usia. Sehingga sampai dengan kelas 12 dapat dikatakan tidak ada yang tinggal kelas. Walaupun demikian, di Grade 10, 11 dan 12 siswa dimungkinkan untuk mengambil lagi pelajaran di kelas-kelas sebelumnya (Schroeder, 2000). SD dimulai dari kelas 1 sampai kelas 5, 6 tahun jika dihitung dari TK, (Kindergarten). Kelas 6 dalam sistem pendidikan di AS dimasukan ke jenjang SMP. SMP meliputi tingkatan kelas menengah antara SD dan SMA. SMP biasanya adalah kelas 6, 7 dan 8. SMA biasanya meliputi kelas 9, 10, 11 dan 12 (Schroeder, 2000). Pada saat SMP dan SMA, siswa diberi sedikit kebebasan supaya lebih mandiri; misalnya dengan pindah ke kelas yang berbeda untuk mata pelajaran yang berbeda (moving class) dan diperbolehkan untuk memilih beberapa mata pelajaran pilihan. Biasanya, mulai di kelas 9, nilai menjadi bagian dari transkrip resmi siswa
(Schroeder,
2000). 3. Kurikulum
Meskipun tidak ada kurikulum nasional di AS, State bersama sekolah dan asosiasi sekolah maupun asosiasi keahlian merekomendasikan standar tertentu untuk memandu kurikulum yang digunakan di sekolah. Oleh karena itu, setiap State memiliki standar dan kurikulum yang berbeda-beda (Hofstadter, 2004). Tujuan dari kurikulum ini adalah untuk memastikan bahwa semua anak diberi kesempatan yang sama untuk menunjukkan kemampuannnya, mengembangkan potensi mereka dan mempersiapkan mereka untuk memenuhi tantangan belajar di abad 21. Kurikulum ini memberikan perhatian yang tinggi pada anak sebagai pembelajar dan menggunakan berbagai metodologi pengajaran (Hofstadter, 2004).
28 Selain
itu,
kurikulum
ini
bertujuan
untuk
mendorong
pengembangan
keterampilan utama dalam berkomunikasi (melalui tulisan ataupun lisan), pemecahan masalah dan berpikir analitis. Secara khusus, penekanan dilakukan pada keterampilan membaca dan berhitung (Hofstadter, 2004). Pada umumnya, siswa diberikan pelajaran Aritmatika dan Matematika, bahasa Inggris, terutama basic grammar, spelling dan vocabulary, Ilmu Sosial, Sains, Pendidikan Jasmani dan Fine art and Reading. Kemampuan berbahasa Inggris mendapat penekanan yang tinggi di AS, walaupun tidak ada Undang-Undang yang mengatakan bahwa bahasa Inggris adalah bahasa nasional. Mengeja dan membaca mendapat perhatian sejak SD. Terdapat juga kompetisi mengeja yang sangat terkenal di AS yang disebut Spelling B (Hofstadter, 2004). Standarisasi kurikulum menjadi perdebatan di AS. Kalaupun perlu, sampai seberapa jauh standarisasi harus dilakukan. Pemerintah AS memberlakukan standar kualifikasi tertentu bagi sekolah yang ingin mendapatkan dana Federal melalui program Undang-Undang No Child Left Behind (Current, 1965). Ilmu Sosial diajarkan di tingkat SD. Namun, siswa mesti memiliki lebih dulu kemampuan membaca, menulis dan Matematika. Ketiga kemampuan ini dinilai sangat berpengaruh untuk memahamaiI lmu Sosial, Sains dan mata pelajaran lainnya. Ilmu Sosial secara umum mengajarkan pengetahuan mengenai cara membuat dokumentasi; pengertian dan konsep kosep dalam sejarah Amerika dan geografi (Current, 1965). Dalam Sains, ilmu pengetahuan yang diajarkan mencakup pengetahuan mengenai Fisika, Kimia, Biologi, Ekologi dan Fisiologi. Kedalaman dan durasi dari mata pelajaran tersebut diberikan berbeda di tiap State (Current, 1965). Kurikulum dasar menggunakan apa yang disebut sebagai Common Core. Dikeluarkan oleh State, Common Core State Standard (CCSS) memberikan penjelasan dan standar mengenai mata pelajaran yang akan diberikan serta capaian kemampuan pelajar
di
tiap
tingkat.
CCSS
tersedia
di
situs
web
tertentu,
misalnya
http://www.corestandards.org/. Informasi ini memudahkan orang tua dan guru untuk membantu siswa dalam belajar (Current, 1965). Salah satu State yang mengeluarkan CCSS adalah Maryland (MD). CCSS harus dipakai oleh semua sekolah di MD mulai tahun ajaran 2013-1014. Kurikulum dasar ini menetapkan kualitas pendidikan di bidang English/Languge Arts (ELA) dan Matematika. Standar ini menentukan pengetahuan dan kemampuan yang harus dipunyai oleh siswa di
29 akhir tiap kelas. Sehingga lulusan SMA siap untuk masuk ke perguruan tinggi atau masuk ke pasar kerja (Hofstadter, 2004). Pada umumnya di tingkat SMA, siswa mengambil berbagai macam kelas tanpa penekanan khusus pada mata pelajaran tertentu. Siswa diminta untuk mengambil sejumlah kredit minimum tertentu dari mata pelajaran wajib. Sebagai tambahan, siswa dapat memilih mata pelajaran pilihan untuk mengisi waktu yang dibutuhkan untuk belajar. Perhitungannya adalah jumlah jam belajar per minggu (Hofstadter, 2004). Penggunaan bahasa Inggris dalam mengajar masih merupakan masalah. Bahasa Inggris dituturkan oleh lebih dari 95 % penduduk AS, Bahasa Inggris adalah bahasa de facto official. Di AS ada sekitar 9,7 juta anak usia 5 sampai 17 tahun yang berbicara dalam bahasa lain, seperti Spanyol, Cina, Korea, Vietnam dsb. di rumah. Sebagian dari mereka, sekitar 1,3 juta anak tidak dapat berbicara bahasa Inggris dengan baik atau malahan tidak bisa sama sekali (Hofstadter, 2004). Oleh karena itu, bahasa Inggris merupakan mata pelajaran yang sangat penting dari Grade 1 sampai Grade 12. Mata pelajaran ini tidak dalam bentu k tata bahasa Inggris, tetapi dalam bentuk mengarang dan membuat laporan. Sejak dini (bahkan dari Kindergarten) anak anak dibiasakan mebuat jurnal atau laporan dari apa yang mereka lihat dan kerjakan. Mata pelajaran bahasa kedua ( bahasa selain bahasa Inggris) diberikan di SMP (Hofstadter, 2004). Pelajaran utama yang merupakan pelajaran wajib di hampir semua SMA di AS adalah: a. Sains (biasanya minimal tiga tahun, termasuk di dalamnya Biologi , Kimia dan Fisika) b. Matematika (biasanya minimal empat tahun , termasuk di dalamnya Aljabar, Geometri, Pra-kalkulus , Statistik dan bahkan Kalkulus ) c. Bahasa Inggris (biasanya minimal empat tahun, termasuk di dalamnya Sastra, Humaniora, Komposisi, bahasa lisan, dll) d. Ilmu Sosial (biasanya minimal tiga tahun , termasuk di dalamnya berbagai Sejarah, Pemerintahan atau program Ekonomi ) e. Pendidikan Jasmani ( minimal satu tahun) Banyak State memberikan mata pelajaran Kesehatan sebagai pelajaran wajib. Pada mata pelajaran ini, siswa belajar tentang Anatomi, Gizi, pertolongan pertama pada kecelakaan, Seksualitas, kesadaran akan bahaya narkoba (NAPZA) dan pengendalian kelahiran. Program anti-narkoba juga biasanya merupakan bagian dari mata pelajara ini.
30 Bahasa asing dan beberapa bentuk pendidikan seni juga merupakan bagian wajib dari kurikulum di beberapa sekolah (Hofstadter, 2004). Beberapa mata pelajaran pilihan antara lain adalah: a. Komputer (Word processor, pemrograman , desain grafis ) b. Atletik (lintas negara, sepak bola, baseball, bola basket, atletik, renang, tenis, senam, polo air, sepak bola, softball, gulat, cheerleader, bola voli, lacrosse, hoki es, hoki lapangan, kru, tinju, ski atau snowboarding, gol, bersepeda gunung, marching band) c. Karir dan Pendidikan Teknik ( Pertanian/Agriscience, Bisnis/Pemasaran, Keluarga dan Ilmu Konsumen, Pekerjaan Kesehatan dan Pendidikan Teknologi, termasuk Penerbitan (koran jurnalisme/mahasiswa, buku tahunan/tahunan, majalah sastra) d. Seni Pertunjukan/Seni Visual (paduan suara, band, orkestra, drama, seni, keramik, fotografi dan tari) e. Bahasa asing (Spanyol dan Perancis yang umum, Cina, Latin , Yunani Kuno, Jerman, Italia, Arab dan Jepang adalah kurang umum) Olah raga merupakan pelajaran pilihan wajib dan standar sekolah. Baik SD, SMP dan SMA harus mempunyai fasilitas olah raga yang baik. Dipercaya bahwa olahraga memupuk sportifitas dan solidaritas yang sehat. Kompetisi olah raga dari berbagai macam cabang olah raga dilakukan sejak SMP dan sangat besar di SMA. Para juara akan mendapat beasiswa untuk masuk perguruan tinggi (Hofstadter, 2004). Olah raga dan kesenian merupakan bagian dari kurikulum yang penting bagi siswa di SMA. Semua anak diwajibkan memilih salah satu cabang olah raga dan cabang musik. Sekolah-sekolah mengidentifikasikan diri dengan olah raga dan grup musik. Siswa yang terpilih mewakili sekolah untuk cabang olah raga tertentu dan grup musik (klasik) mendapatkan penghargaan yang istimewa. Kurikulum juga menekankan perlunya perhatian yang lebih besar kepada siswa dengan kebutuhan pendidikan khusus. Di Amerika anak dengan keperluan khusus, belajar di sekolah yang sama dengan anak yang normal (Hofstadter, 2004). 4. Pendidik
Di AS tidak ada peraturan secara nasional mengenai sertifikasi guru, walaupun secara nasional guru harus bersertifikat. Sertifikasi guru berbeda di tiap State. Peraturan dan prosedur sertifikasi di tentukan oleh State Department of Education (Kantor Wilayah Pendidikan). Guru-guru untuk K12 minimum adalah Sarjana Pendidikan pada subjek yang bisa mendapatkan sertifikat, misalnya Bahasa Inggris, Seni, Ilmu Pengetahuan, Matematika, dan sebagainya (Hofstadter, 2004).
31 Beberapa State mengatur bahwa guru harus sudah lulus tes standar untuk keahlian mengajar. Kemampuan mengajar sangat diutamakan di setiap State. Para guru bisa mendapatkan sertifikat mengajar dari universitas yang menyediakan jurusan pendidikan dan dari beberapa lembaga swasta yang diakui. Tidak ada lembaga pemerintah yang memberikan sertifikat. Guru-guru harus mendapatkan license atau ijin untuk mengajar berupa Certificate of Eligibility (CE). Guru bisa mendapatkan CE dengan mengambil sejumlah kredit tertentu di perguruan tinggi ataupun di lembaga yang memberikan sertifikat. Salah satu contoh adalah di New Jersey (NJ). NJ adalah State pertama yang memberi rute alternatif untuk menjadi guru (Hofstadter, 2004). Sebagaimana lulusan SMA, guru bisa juga mengambil tes yang dilaksanakan oleh ETS khusus untuk sertifikasi mengajar. Di banyak State, sebelum mendapat sertifikat, seorang guru harus mengetahui cara mengajar yang baik dan harus lulus ujian mengenai paedagogi. Pengetahuan umum dan pengetahuan mengenai subyek yang diajarkan. Tes dilakukan setiap 4 – 6 tahun (Hofstadter, 2004). Pada tingkat nasional dikenal adanya National Board for Professional Teaching Standards (NBPTS). Lembaga independen ini memberikan setifikasi bagi guru yang
ingin meningkatkan standar kualifikasinya. NBPTS bertujuan untuk menjaga kualitas guru dengan memberikan standar terkait apa yang harus diketahui dan harus dilakukan oleh seorang guru. NBPTS juga memberi sertifikat bagi guru yang memenuhi standar tersebut dengan mengembangkan sistem sertifikasi sukarela (Hofstadter, 2004). Sistem sertifikasi sukarela dilakukan oleh swasta dapat berjalan karena sertifikat yang dimiliki oleh guru akan berpengaruh pada jabatan dan gaji yang diteri manya. Secara umum, dapat dikatakan kualitas guru ditentukan oleh sertifikat yang didapatkannya (Hofstadter, 2004). Menurut Hofstadter (2004), sertifikat di beberapa setiap State bisa berbeda. Namun, pada umunya terdapat 3 macam sertifikat, yaitu: a. Initial Certificate setelah 3 tahun- hanya mengajar yang umum b. Transformation Certificate setelah 5 tahun c. Professional Certificate Biasanya, setelah 5 tahun guru akan kembali bersekolah di universitas untuk mendapatkan sertifikat yang lebih tinggi lagi. Sertifikat juga dapat diberikan oleh universitas yang diakui. Untuk menjaga kualitas guru dalam mengajar, secara berkala diadakan refreshing bagi para guru oleh County. Sementara itu, sekali dalam satu minggu para guru diminta mempresentasikan cara mengajar dan dievaluasi bersama. Pada saat
32 itu evaluasi akan diberikan oleh senior guru atau kepala sekolah yang hadir, juga oleh penilik sekolah yang kadang kala hadir dalam acara mingguan tersebut (Hofstadter, 2004). Tidak ada guru yang berstatus pegawai negeri. Semua guru di AS adalah dikontrak, namun sebagaimana di universitas ada guru yang dikontrak dengan jangka panjang. Dengan sistem ini, kinerja harus selalu dijaga. Apabila kinerja menurun, kontrak bisa tidak diperpanjang, Karir guru dimulai dari guru junior, kemudian guru senior, menjadi kepala sekolah dan atau kemudian menjadi pemilik sekolah (Hofstadter, 2004).
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan sistem pendidikan negara-negara maju di Eropa dan Amerika, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan disetiap negara berbeda beda. Setiap negara memiliki kriteria dan tujuan pendidikan sesuai kebutuhan negaranya masing-masing. 1. Negara Findlandia memiliki ciri khusus pada kualifikasi guru yang dipekerjakan. 2. Sistem pendidikan Belanda didasarkan pada statuta (anggaran dasar/undangundang)yang kuat dan berfungsi sebagai dasar peraturan-peraturan yang lebih rinci dalam bidang-bidang tertentu. Peraturan ini dibuat menurut urutan atau hierarki. Parlemen yang akan menentukan kebijakan pendidikan. 3. Sistem pendidikan Inggris dikelola oleh pemerintah pusat dan menguasai wilayah administrasi United Kingdom. 4. Sistem pendidikan Kadana memasukan komputer, berfikir kreatif, belajar mandiri dan pendidikan lingkungan 5. Sistem pendidikan Amerika tidak ditentukan oleh pemerintah pusat, melainkan negara bagia n bahkan sekolah sendiri yang menentukan sistem pendidikan.
33
34 DAFTAR PUSTAKA
Agustiar, Syah Nur. (2001), Perbandingan sistem pendidikan, Bandung : Lubuk Agung. Aid, M. 1981. Pendidikan Abad ke-20, Jakarta : Penerbit Mutiara. Beravale, T E A. 2012. An Overview of the UK Primary and Secondary Education System. http://www.diplomatmagazine.com. Diakses pada tanggal 19 November 2017. Chaedar, Alwasilah. 2008. Filsafat Bahasa dan Pendidikan. Bandung:Rosda. Current, Richard N.. 1965. American History: A Survey. New York: Alfred A. Knopft. Dianawati Ajen, 2006. RPUL Dunia, Jakarta, PT Wahyu Media. Eurydice. 2011. National system overview on education systems in Europe. http://eacea.ec.europa.eu/education/eurydice/documents/eurybase/national_su mmary_sheets/047_UK_ENG_EN.pdf . Diakses pada tanggal 19 November 2017. Farida Anna, Rois Suhud, Ahmad Edi S. 2011. Sekolah Yang Menyenangkan (metode kreatif mengajar dan pengembangan karakter siswa) Bandung, Nuansa Cendekia. Gillard,
Derek. 2011. Education in England: a brief history . www.educationengland.org.uk/history. Diakses pada tanggal 19 November 2017.
Hofstadter, Richard. 2004. Garis Besar Sejarah Amerika Serikat. Deplu AS. Honore Carl. 2006. In Praise of Slow kecepatan),Yogyakarta, B- first.
(sepuluh
mitos
keliru
tentang
Mandryk, 2013. Operation World: Panduan untuk Mendoakan Semua Bangsa di Dunia [Edisi ke-7], Gloria, Katalis Media & Literature. Marishak.
2012. http://blog.unsri.ac.id/marishak/pendidikan-komperatip/studikomparatif-pendidikan-tinggi-di-negara-kanada-danindonesia/mrdetail/63439/. Diakses pada tanggal 19 November 2017.
Munif Chatib, 2012. Gurunya Manusia, Jakarta, Kaifa. Priyadi,
Anisa Mutiara. 2014. Sistem Pendidikan di http://wartasejarah.blogspot.co.id/2014/03/sistem-pendiidkan-di belanda.html. Diakses pada tanggal 19 November 2017.
Belanda.
Schroeder, Richard C.. 2000. Garis Besar Pemerintahan Amerika Serikat. Deplu AS