SISTEM PENDIDIKAN di INDONESIA VS SISTEM PENDIDIKAN di AMERIKA A. Sistem Pendidikan di Indonesia Pendidikan di Indonesia merupakan tanggung jawab dari Departemen Pendidikan Nasional Indonesia. Sistem pendidikan di Indonesia yang di programkan oleh pemerintah adalah semua warga negara harus melakukan setidaknya sembilan tahun pendidikan wajib atau lebih dikenal dengan slogan "Wajib Belajar 9 Tahun", di mulai dengan enam tahun pada tingkat SD dan selanjutnya tiga tahun di bangku SMP. Pendidikan sendiri telah didefinisikan sebagai sebuah upaya yang direncanakan untuk mendirikan suatu lingkungan belajar dan proses kegiatan pendidikan sehingga siswa secara aktif dapat mengembangkan / potensi nya yang ada pada dirinya sendiri untuk mendapatkan tingkat religius dan spiritual, kesadaran, kepribadian, kecerdasan, perilaku dan kreativitas untuk dirinya sendiri, lainnya warga negara dan untuk bangsa. Konstitusi juga telah mencatat secara garis besar, pendidikan di Indonesia telah dibagi menjadi dua bagian yaitu pendidikan formal dan non-formal. Selanjutnya pendidikan formal masih dibagi lagi menjadi tiga level yaitu, tingkat primer, sekunder dan pendidikan tinggi. Sekolah sekolah yang ada di Indonesia dijalankan baik oleh pemerintah (Negeri) atau pribadi (Swasta). Beberapa sekolah dari swasta menyebut diri mereka sebagai "sekolah nasional plus" yang berarti bahwa mereka melampaui ketentuan minimum pemerintah, terutama dalam kaitannya dengan penggunaan kurikulum bahasa Inggris atau internasional di samping kurikulum nasional. Sistem pendidikan saat ini seperti lingkaran setan karena terlalu memaksa anak untuk dapat menguasai sekian banyak bidang studi yang selanjutnya membuat anak merasa tertekan/stress sehingga berdampak negatif bagi mereka, seperti suka bolos, bosan sekolah, tawuran, mencontek, dan lain-lain. Yang pada akhirnya mereka tidak dapat mengerjakan ujian dengan baik. Agar dianggap bisa mengajar atau karena tidak boleh ada nilai kurang atau karena kasihan beban pelajaran siswa terlalu banyak, guru pun melakukan manipulasi nilai raport. Nilai raport inilah yang kemudian dijadikan dasar untuk memperoleh beasiswa atau melanjutkan kuliah atau ikut PMDK dan lain sebagainya. Padahal belum tentu siswa tersebut layak untuk mendapatkannya. Hal tersebut mungkin dikarenakan pendidikan di Indonesia merupakan pendidikan yang sekular-materialistik. sekular-materialistik. Bisa kita lihat pada UU
Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab VI tentang Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan bagian kesatu (Umum) pasal 15 yang berbunyi: "Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus." Terlihat jelas dalam pasal ini adanya pemisahan antara pendidikan umum dan pendidikan agama. Ada indikasi kuat bahwa pengembangan ilmu pengetahuan dan sains teknologi yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional tidak memiliki hubungan yang kuat dengan pembentukan karakter peserta didik. Padahal, pembentukan karakter merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Agama yang menjadi faktor penting dalam pembentukan karakter peserta didik hanya ditempatkan pada posisi yang sangat minimal, dan tidak menjadi landasan dari seluruh aspek. Minimalnya peran agama, tampak jelas pada UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab X tentang Kurikulum pasal 37 ayat (1) kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat 10 bidang mata pelajaran, dimana disana terlihat bahwa pendidikan agama tidak menjadi landasan bagi bidang pelajaran lainnya. Hal ini berdampak pada tidak terwujudnya tujuan pendidikan nasional sendiri, yaitu mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan diri, masyarakat, bangsa dan negara. Paradigma pendidikan sekular melahirkan kualitas sumber daya manusia yang rendah. Kondisi kualitas sumber daya manusia yang rendah ini memperburuk kehidupan bermasyarakat. Memang dengan pendidikan sekarang masih bisa melahirkan generasi yang ahli dalam pengetahuan sains dan teknologi, namun ini bukan merupakan prestasi, karena pendidikan seharusnya menghasilkan generasi dengan kepribadian yang unggul dan sekaligus menguasai ilmu pengetahuan. Buruknya kondisi kehidupan masyarakat akibat rendahnya kualitas sumber daya manusia tampak pada masih banyaknya kasus tawuran, seks bebas, narkoba dan perilaku jahat lainnya yang dilakukan para peserta didik di negeri ini. B. Sistem Pendidikan di Amerika Dalam struktur pendidikan di Amerika serikat (AS),orang Amerika harus menempuh 12 tahun pendidikan di primary dan secondary school. Dengan ijasah dari secondary school (high school), mereka dapat melanjutkan studinya ke college, university, vocational (job training) school, secretarial school, dan professional school lainnya.
Primary dan Secondary School: Anak-anak di AS masuk sekolah (primary school) pada umur sekitar 6 tahun. Mereka belajar di sana selama 5 atau 6 tahun. Kemudian mereka melanjutkan ke sekolah lanjutan (secondary school) yang terdiri dari 3 tahun di "middle school" atau "junior high school" dan 3 atau 4 tahun di "senior high school" (lebih sering disebut "high school" saja). Orang AS menyebut kelas/tingkat dalam 12 tahun pertama sekolah ini dengan istilah "grade". Higher Education: Sesudah menyelesaikan high school (twelfth grade), mereka dapat melanjutkan studinya ke college atau university. Pendidikan di college atau university ini dikenal sebagai pendidikan tinggi ("higher education"). Kita harus tahu jenjang pendidikan di negara kita yang setingkat dengan twelfth grade di AS. Kita juga harus memastikan apakah perlu menempuh 1-2 tahun persiapan sebelum dapat mendaftar ke sekolah di AS. Di beberapa negara, pemerintah dan swasta kadangkadang tidak mengakui gelar yang kita dapat di AS jika kita masuk ke salah satu college sebelum lulus SLTA. Pendidikan di college atau university yang memberikan gelar Bachelor dikenal sebagai pendidikan "undergraduate". Pendidikan lanjutannya disebut pendidikan "graduate" atau "post-graduate". Pendidikan lanjutan atau pendidikan graduate meliputi hukum, medical, MBA, dan Ph.D. (doktor). Untuk menempuh pendidikan tinggi di AS, ada beberapa pilihan jenis sekolah yang dapat diambil, antara lain ; 1. State College (State University), merupakan sekolah negeri yang didukung atau diselenggarakan oleh pemerintah daerah (negara bagian). 2. Private College (Private University), merupakan college yang diselenggarakan oleh pihak swasta. Biaya kuliahnya lebih tinggi dan lebih kecil dibandingkan dengan sekolah negeri. 3. Two-Year College, merupakan college yang menerima lulusan sekolah menengah dan memberikan Associate Degree dan biasanya para lulusannya melanjutkan pendidikan mereka ke universitas untuk mendapat gelar Bachelor. 4. Community College, merupakan pendidikan di college selama 2 tahun yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat. College ini melayani komunitas lokal, biasanya dalam satu kota atau wilayah. 5. Profesional School, merupakan sekolah yang mendidik mahasiswanya dalam bidang seni, musik, rekayasa, bisnis, dan profesi-profesi lainnya. Sebagian merupakan bagian dari universitas.
6. Institute of Technology, merupakan sekolah yang membutuhkan sedikitnya 4 tahun masa belajar dalam bidang sains dan teknologi. 7. Technical Institute, institut ini mengajarkan bidang-bidang seperti teknologi medis atau teknologi industri. Namun, gelar yang didapat dari institut ini tidak selalu sama dengan gelar dari college atau universitas. 8. Church-related School, merupakan sekolah yang didirikan oleh lembaga-lembaga keagamaan. Walau demikian, hubungan antara sekolah dan organisasi pendirinya sangat fleksibel. Pendidikan di AS menawarkan banyak sekali pilihan bidang studi untuk mahasiswa. Bagi mahasiswa dari luar AS, bahkan untuk mahasiswa AS pun, banyaknya institusi, program, dan lokasi sekolah akan dapat menimbulkan kebingungan dalam memilih. Untuk memudahkan pemilihan, mahasiswa harus mempelajari dengan sungguh-sungguh program-program dan lokasi yang akan dipilih. Dalam melakukan pemilihan tersebut, kita harus memahami sistem pendidikan di AS. Amerika tidak memiliki sistem pendidikan nasional, yang ada adalah sistem pendidikan dalam artian terbatas pada masing-masing negara bagian. Hal tersebut dikarenakan sistem pendidikan di Amerika sangat desentralistis, dengan kewenangan yang sangat terbatas pada pemerintah federal. Konsep kebebasan individu membuat masyarakat Amerika enggan terhadap campur tangan yang dalam dari pemerintah federal terhadap pendidikan anak-anak mereka. Karena itu, pola desentralistik yang memberikan kewenangan besar pada pemerintah lokal atau distrik lebih disukai dibandingkan dengan sentralistik. C. Kesimpulan Di Indonesia kita mengenal wajib belajar SD dan SMP. Di Amerika kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh warga sudah lama diberlakukan. Wajib belajar di AS dimulai dari SD hingga SMA. Tetapi pemerintah menggratiskan biaya sekolah sejak TK sampai SMA untuk sekolah-sekolah negeri. Untuk sekolah swasta, pemerintahan dipusat dan lokal tidak memberikan anggaran apapun, dan sebaliknya sekolah itupun tidak diwajibkan mengikuti seluruh kebijakan pemerintah dibidang pendidikan. Pada tahun 2001 pemerintah pusat melakukan Reformasi di bidang pendidikan dengan meluncurkan kebijakan NCLB atau No Child Left Behind atau Tak ada satupun anak yang tertinggal dibelakang. Kebijakan ini terkait dengan mutu atau kualitas anak didik. Negara bagian Massachusetts yang selalu terbaik dalam pendidikan telah lebih dulu mengawali kebijakan ini pada tahun 1993. Kebijakan NCLB ini antara lain
dilakukan dalam bentuk penciptaan standar-standar mutu hasil didik dan pelaksanaan Ujian Nasional. Kita melihat masih terlalu banyak problema dan ketidakpuasan diseputar persoalan pendidikan ini, tetapi sebagai bangsa yang besar dan sudah tua mereka sangat berpengalaman dalam memberikan respon yang cepat dan tepat dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi. Karakter ini sudah menjadi budaya bangsa Amerika yang perlu kita pelajari untuk kita ambil manfaatnya.
Credits : http://syafrilhernendi.com/2009/01/18/sistem-pendidikan-di-amerika/ http://ketapang-insight.blogspot.com/2010/04/gambaran-umum-duniapendidikan-di.html http://www.syabab.com/pendidikan/tatsqif/187--sistem-pendidikanindonesia-sistem-pendidikan-ala-amerika.html http://www.pts.co.id/?q=sistem.php
TUGAS SOFTSKILL BAHASA INGGRIS BISNIS 2 “SISTEM PENDIDIKAN di INDONESIA VS SISTEM PENDIDIKAN di AMERIKA”
DISUSUN OLEH : CARMELIA PUTRI P 20208273 3EB05
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS EKONOMI 2011