DAFTAR ISI
Halaman Sampul………………………………………………………………………………….. i Daftar Isi…………………………………………………………………………………………….. ii Judul………………………………………………………………………………………………… ... 1 Pendahuluan…………………………………………………………………………………...….. 1 Latar Belakang……………………………………………………………………………… .....… 1
Rumusan Masalah………………………………………………………………………....……. 2 Tujuan………………………………………………………………………………………… .....…. 2 Metode………………………………………………………………………………………… .……. 2 Hasil dan Pe mbahasan…………………………………………………………….………….. 3 Kesimpulan………………………………………………………………………………..………. 6
Saran………………………………………………………………………………………………….. 7 Ucapan Terimakasih…………………………………………………………………………….. 7 Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………….. 7 Lampiran…………………………………………………………………………………………….. 8
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Melihat perkembangan masyarakat Indonesia saat ini ternyata dalam menghadapi era globalisasi yang penuh dengan tantangan dan kemungkinan yang bisa terjadi seakan-akan masyarakat Indonesia terlupa akan jati diri dan falsafah negara Indonesia yang sebenarnya. Mereka hanya berpacu dengan waktu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan penyesuaian terhadap apa yang masuk dari luar tanpa adanya sikap untuk menyaring pengaruh yang sesuai dengan Pancasila dan yang tidak sesuai dengan Pancasila. Penyerapan pengaruh utamanya dari luar dapat memberikan pergeseran kehidupan masyarakat sehingga memungkinkan adanya rasa untuk jauh dari kehidupan yang sesuai dengan Pancasila. Selain dari hati, perlu kita ketahui bahwa Pancasila bukan hanya sebagai filter namun lebih dari itu, yaitu Pancasila sebagai falsafah dan ideologi Negara Indonesia. Dalam Pancasila kita dapat menemukan jati diri bangsa Indonesia dalam menghadapi sekaligus menyesuaikan diri dengan era globalisasi. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu adanya kajian yang membahas masalah tersebut guna menemukan solusi yang tepat dalam menghadapi era globalisasi tanpa melupakan Pancasila sebagai falsafah dan ideologi nasional. Maka dari itu, penulis mengadakan suatu penelitian mengenai implementasi nilai dan fungsi Pancasila di dalam masyarakat daerah Kelurahan Gebang Putih dan Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo, Surabaya. Hal ini dikarenakan lokasi tersebut mudah dijangkau dan dekat dengan lokasi kampus penulis, ini menjadi salah satu nilai tambah tersendiri bagi mobilitas penulis dalam melaksanakan penelitian.
2. Rumusan Masalah a. Perbedaan nilai Pancasila sebagai falsafah dan Pancasila sebagai ideologi nasional. b. Persamaan nilai Pancasila sebagai falsafah dan sebagai ideologi nasional. c. Peran fungsi Pancasila dalam masyarakat. d. Pengaplikasian nilai Pancasila sebagai falsafah dan ideologi di masyarakat. 3. Tujuan a. Mengetahui perbedaan serta persamaan Pancasila sebagai falsafah dan Pancasila sebagai ideologi nasional b. Mengetahui peran fungsi Pancasila dalam lingkup masyarakat di daerah Kelurahan Gebang Putih dan Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo, Surabaya.
c. Mengetahui pengaplikasian nilai Pancasila sebagai falsafah dan ideologi di dalam masyarakat di daerah Kelurahan Gebang Putih dan Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo, Surabaya.
4. METODE Metode yang digunakan dalam mendapatkan data-data dalam laporan ini, yaitu : a. Studi Pustaka Data-data didapat dengan cara mengkaji beberapa literatur buku dan artikel mengenai Pancasila. b. Survei Lapangan Dalam hal ini, ada dua metode survei yang diterapkan, yakni : 1. Kuesioner Membagikan angket pertanyaan seputar peran fungsi Pancasila dan implementasinya dalam masyarakat. 2. Wawancara Mewawancarai masyarakat dengan memberikan pertanyaan seputar Pancasila.
BAB II PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian melalui kuesioner dan wawancara yang dilakukan penulis terhadap implementasi Pancasila di daerah Kelurahan Gebang Putih dan Kelurahan Keputih, Sukolilo, Surabaya dengan jumlah responden 30 orang meliputi mahasiswa, guru, dan masyarakat awam didapat hasil sebagai berikut : Kriteria
Jumlah responden Persentase
Mengetahui Pancasila
30 orang
100 %
Mengetahui dan mampu menyebutkan sila-sila dalam Pancasila
25 orang
83 %
Mengetahui arti dari nilai-nilai Pancasila
19 orang
63 %
Mampu menyebutkan nilai-nilai dalam Pancasila
12 orang
40 %
Berpendapat mengenai sudah terjalaninya nilai Pancasila di masyarakat Indonesia
8 orang
27 %
Berpendapat mengenai belum terjalaninya nilai Pancasila di masyarakat Indonesia
18 orang
60 %
Menyebutkan fungsi Pancasila di masyarakat Indonesia
25 orang
83 %
Masyarakat daerah ini pada umumnya mengetahui apa itu Pancasila. Saat mereka ditanya apa itu Pancasila, mereka menjawab mereka tahu. Bahkan ketika disuruh menyebutkan sila-sila Pancasila mereka bisa menyebutkannya. Dalam Pancasila terdapat 5 sila, yaitu : 1. 2. 3. 4.
Ketuhanan Yang Maha Esa Kemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan Indonesia Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Dari sini penulis mencoba bertanya apakah masyarakat tahu arti dari nilai Pancasila, sebagian responden menjawab tahu. Namun ketika disuruh
menyebutkan nilai-nilainya, hanya sebagian dari responden yang mengaku tahu tersebut yang mampu menyebutkannya. Salah satu jawaban mereka yang memuaskan , yaitu nilai-nilai Pancasila terdiri dari : nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Kemudian bagaimana dengan pengaplikasian nilai-nilai Pancasila tersebut di masyarakat daerah ini apakah sudah terlaksana atau belum. Sebagian besar responden menjawab belum, ini terbukti dengan belum tercipta sepenuhnya suatu keteraturan dalam masyarakat. Namun bukan berarti nilai-nilai itu belum terjalani semua. Nilai tersebut sudah dijalankan oleh masyarakat namun belum maksimal. Contoh nilai kerakyatan, masyarakat mengadakan musyawarah tingkat RW dalam mengkaji suatu kebijakan. Nilai yang paling menonjol dalam pelaksanaannya di masyarakat adalah nilai ketuhanan. Karena mayoritas masyarakat beragama dan norma-norma keagamaan dalam masyarakat ini hidup dalam kehidupan sehari-hari mereka. Lantas bagaimana dengan fungsi Pancasila sebagai falsafah dan ideologi nasional, apa tanggapan masyarakat mengenai hal ini. Tanggapan masyarakat yang berhasil didapat Pancasila memiliki fungsi, antara lain : pedoman hidup, dasar Negara, ideologi Negara, pemersatu bangsa, landasan dasar NKRI, simbol Negara, serta mengontrol jalannya pemerintahan. Dari hasil pengamatan di atas diketahui bahwa implementasi Pancasila sudah terjalani di masyarakat, meskipun belum sepenuhnya 100 % masyarakat menjalaninya. Ini membuktikan bahwa masyarakat daerah ini termasuk masyarakat yang cinta tanah air dan benar-benar menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Dari hasil kajian pustaka didapat nilai dan fungsi Pancasila sebagai falsafah dan ideologi nasional, sebagai berikut :
Pancasila sebagai Falsafah dan Ideologi Negara A. Pancasila sebagai Falsafah Pancasila adalah falsafah dan ideologi bangsa ini yang belum tergantikan hingga saat ini. Di dalamnya banyak nilai-nilai yang membentuk karakter dan budaya bangsa, Pancasila juga terlahir dari sejarah bangsa Indonesia yang panjang dan penuh perjuangan mencapai kemerdekaan. Bila pemerintah dan masyarakat ingin mengembalikan jati diri bangsa, maka sebaliknya bangsa ini harus bisa mempurifikasi dan menghayati makna dari semua sila Pancasila, karena memang Pancasila adalah acuan kita dalam hidup bangsa dan bernegara. Bila dikaitkan dengan kondisi yang ada saat ini, Pancasila sebagai falsafah Negara merupakan rumusan nilai idealisme bangsa yang secara konseptual memberikan tuntunan politik bagi rakyat dan pemerintah tentang bagaimana menemukan pemecahan persoalan Negara secara mandiri dan bermartabat, termasuk masalah keterpurukan ekonomi saat ini.
Dalam falsafah Pancasila, masyarakat Indonesia tidak hanya berjuang demi kemerdekaan wilayah semata, akan tetapi lebih dari kemerdekaan yang harus dicapai bangsa Indonesia adalah kemerdekaan diri. Yang dimaksud oleh kemerdekaan diri adalah kondisi ekonomi yang membaik dam kemakmuran menyeluruh bagi semua masyarakat Indonesia. Hal ini wajib dikaitkan bangsa yang Pancasila bila semua masyarakat Indonesia dapat merasakan kemakmuran dan keamanan ekonomi di Negara ini. Pemerintah sangat bertanggung jawab akan hal ini demi menjaga identitas bangsa dan upaya untuk mengembalikan jati diri bangsa. Semua kebijakan ekonomi yang menyangkut dengan investor dan bantuan asing, haruslah dilandasi dengan asas-asas Pancasila, agar Negara ini tidak kehilangan kendali dalam dan tetap focus dalam upaya untuk mensejahterakan rakyat. Mengembalikan jati diri bangsa adalah hal yang berat, akan tetapi bila pemerintah kesejahteraan bangsa dan tetap berdiri di atas ideologi Pancasila maka bangsa ini akan mampu untuk mengembalikan jati diri bangsa ini. B. Pancasila sebagai Ideologi Nasional
Istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita dan logos berarti ilmu. Secara harfiah, ideologi berarti ilmu. Berarti ilmu pengetahuan dasar. Dalam pengertian sehari-hari, idea disamakan artinya dengan cita-cita yang merupakan dasar, pandangan/paham. C. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa
Kedudukan Pancasila sebagai ideologi bangsa tercantum dalam ketetapan MPR No. XVIII/NIPR/1998 tentang pencabutan ketetapan MPR RI No. II/MEMPEROLEH/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila (EKa Prasetya Pancakarsa) dan penetapan tentang penegasan Pancasila sebagai dasar Negara. Pada pasal 1 ketetapan tersebut dinyatakan, bahwa Negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara Catatan risalah/penjelasan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ketetapan tersebut menyatakan bahwa, dasar Negara yang dimaksud dalam ketetapan ini di dalamnya mengandung makna sebagai ideologi nasional, cita-cita, dan tujuan Negara. Dengan mendasarkan pada ketetapan MPR tersebut , secara jelas dinyatakan bahwa kedudukan Pancasila dalam kehidupan bernegara Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Sebagai Dasar Negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
Adapun makna Pancasila sebagai dasar Negara, yaitu sebagai berikut: Sebagai dasar me-Negara atau pedoman untuk menata Negara merdeka Indonesia. Artinya me-Negara adalah menunjuk sifat aktif dari pada sekedar bernegara. Sebagai dasar untuk ulah atau aktivitas Negara. Diartikan bahwa aktivitas dan pembangunan yang dilaksanakan dengan Negara berdasarkan peraturan perundangan yang merupakan penjabaran dan sesuai dengan prinsipprinsip yang terkandung dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 2. Sebagai Ideologi Nasional dari Negara Kesatuan Republik Indonesia Ideologi nasional mengandung makna ideologi yang memuat cita-cita dan tujuan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. D. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Ideologi Pancasila memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka, karena mempunyai cita-cita sebagai berikut : a. Bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak berasal dari luar, melainkan digali dan diambil dari moral dan budaya masyarakat itu sendiri. b. Dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan hasil musyawarah dan konsensus masyarakat c. Bahwa ideologi itu tidak diciptakan oleh Negara, melainkan digali dan ditemukan dalam masyarakat itu sendiri. Masyarakat memiliki ideologi Pancasila Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat reformatif, dinamis, dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi, serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya, namum mengeksplisitkan wawasan secara lebih konkrit sehingga memiliki kemampuan reformatif untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang senantiasa berkembang seiring dengan aspirasi rakyat. Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung nilai-nilai sebagai berikut:
1. Nilai Dasar Yaitu esensi dari sila-sila Pancasila yang bersifat universal. Dalam nilai dasar, terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar. Nilai dasar tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena, Pembukaan memuat nilai nilai dasar Ideologi Pancasila, maka Pembukaan UUD 1945 merupakan norma dasar yang menjadi tertib hukum tertinggi. 2. Nilai Instrumental
Yaitu eksplitasi penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila. Misalnya, dalam UUD 1945 dan Garis-Garis Besar Haluan Negara yang lima tahun senantiasa disesuaikan dengan perkembangan zaman, aspirasi masyarakat, undang-undang departemen-departemen sebagai lembaga pelaksana dan sebagai pada aspek ini senantiasa dapat dilakukan perubahan (reformatif). 3. Nilai Praksis Yaitu nilai-nilai instrumental sebagai realisasi dengan pengalaman yang bersifat nyata dalam kehidupan sehari-hari, seperti , bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam realisasi nilai praksis, penjabaran nilai-nilai Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan (reformasi) sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta aspirasi masyarakat.
BAB III KESIMPULAN
Sebagian besar masyarakat daerah Kelurahan Gebang Putih dan Kelurahan Keputih, Sukolilo, Surabaya tahu apa itu Pancasila. Meliputi sila-sila, nilai yang terkandung dalam Pancasila, dan fungsi Pancasila. Namun implementasi nilai dan fungsinya masih dirasa kurang terlaksana dengan baik di masyarakat. Untuk nilai yang menonjol yaitu nilai ketuhanan, dikarenakan mayoritas masyarakat beragama dan norma-norma agama terlihat hidup di masyarakat daerah ini. Pancasila sebagai falsafah Negara dapat berperan untuk menunjukkan jati diri bangsa dalam menghadapi era globalisasi. Pancasila sebagai ideologi bangsa dalam kehidupan bernegara Indonesia adalah 1. Sebagai Dasar Negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia 2. Sebagai ideologi Nasional dari Negara Kesatuan Republik Indonesia Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung nilai-nilai sebagai berikut: 1. Nilai dasar 2. Nilai intermental 3. Nilai praksis
SARAN
Pancasila tidak hanya sebagai simbol Negara atau formalitas semata, yang hanya dibaca pada saat upacara bendera. Namun Pancasila seharusnya diimplementasikan dalam masyarakat agar fungsi Pancasila sebagai falsafah dan ideologi nasional dapat terwujud di masyarakat Kelurahan Gebang Putih dan Kelurahan Keputih, Sukolilo, Surabaya dan terlebih lagi bagi masyarakat Indonesia. Sehingga tercipta masyarakat Indonesia yang berkeadilan dan sejahtera.
Makalah PKN “Wawasan Kebangsaan”
Disusun oleh: Kelompok 2 JABAL NUR FIRDHASABRINA NUR DIAH ANGGRAENI AMIR SARAH ST. FATIMAH AZSAHRA ANDI AKRAM DOLLA
Kelas A Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Teknologi pendidikan Mata Kuliah: Pendidikan kewarga Negaraan 2017
Kata Pengantar Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga makalah ini dapat di selesaikan pada waktunya. Makalah ini di tulis demi untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama dengan judul “kawasan kebangsaan”
Kami menyadari dalam perbuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan kesalahan, maka dari itu kami mengharapkan syarat yang membangun dari para pembaca. Dalam pembuata makalah ini tidak tidak luput dari banyak motivasi dari teman-teman yang telah membantu.kami mengucapkan terimahkasih kepada teman-teman yang telah banyak memotivasi dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bisa memberikan informasi kepada para pembaca mengenai “kawasankebangsaan” Demikian pengantar dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pendengar. Atas semua ini ribuan terimahkasih yang tidak terhinggah. Semoga segala benuan dari semua motivasi mudah-mudahan mendapat amal balik yang diberikan oleh Allah SWT. Aamiin ya rabbal alamiin.
Makassar, 12 Desember 2017
Penyusun