11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang mempertahankan tingkat metabolisme di berbagai jarinan agar optimal sehingga mereka berfungsi normal. Hormon tiroid merangsang konsumsi oksigen pada sebagian besar sel di tubuh , membantu mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat, dan penting untuk pertumbuhan dan pematangan normal.
Kelenjar tiroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya menyebabkan perlambatan perkembangan mental dan fisik, berkurangnya daya tahan terhadap dingin, serta pada anak–anak timbul retardasi mental dan kecebolan. Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan badan menjadi kurus, gelisah, takikardia, tremor, dan kelebihan pembentukan panas.
Fungsi tiroid diatur oleh hormone perangsang tiroid dari hipofisis anterior.Sebaliknya , sekresi hormone ini sebagian diatur oleh umpan balik inhibitorik langsung kadar hormontiroid yang tinggi pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui hipotalamus. Dengan cara ini, perubahan–perubahan pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui hipotalamus.
Dalam hal ini perawat dituntut untuk dapat profesional dalam menangani hal-hal yang terkait dengan hipotirod misalnya saja dalam memberikan asuhan keperawatan harus tepat dan cermat agar dapat meminimalkan komplikasi yang terjadi akibat hipotiroid.
1.2 Rumusan Masalah
Apa pengertian dari kelenjar tiroid ?
Bagaimana anatomi dari kelenjar tiroid ?
Apa saja hormon yang dihasilkan dari kelenjar tiroid ?
Apa fungsi dari hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid ?
Bagaimana mekanisme kerja hormon yang dihasilkan ?
Bagaimana proses pembentukan kelenjar tiroid ?
Apa yang terjadi jika kelebihan atau kekurangan hormone tiroid ?
Penyakit apa saja yang terjadi jika kelebihan atau kekurangan hormone tiroid ?
1.3 Tujuan Penulisan
untuk mengetahui pengertian dari kelenjar Tiroid
untuk mengetahui anatomi dari kelenjar Tiroid
untuk mengetahui apa saja hormon yang dihasilkan dari kelenjar Tiroid
untuk mengetahui fungsi dari hormon yang dihasilkan oleh kelenjar Tiroid
untuk mengetahui mekanisme kerja hormon yang dihasilkan oleh kelenjar Tiroid
untuk mengetahui proses dari kelenjar Tiroid
untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan hormon Tiroid
untuk mengetahui penyakit apa saja yang terjadi jika kelebihan dan kekurangan kelenjar Tiroid
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di leher, tepat dibawah jakun.Kedua bagian tiroid dihubungkan oleh ismus, sehingga bentuknya menyerupai huruf H atau dasi kupu-kupu.
Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba, tetapi bila membesar, dokter dapat merabanya dengan mudah dan suatu benjolan bisa tampak dibawah atau di samping jakun.
2.2 Anatomi Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago
krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih kurang 18 gram.
Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler.
Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan arteri tiroidea inferior.Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia.Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri.Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik.saraf adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan kolinergik berasal dari nervus vagus.
2.3 Hormon yang Dihasilkan Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin.Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler.Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium yang dikomsumsi akan diubah menjadi ion yodium (yodida) yang masuk secara aktif ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber energi. Proses ini disebut pompa iodida, yang dapat dihambat oleh ATP- ase, ion klorat dan ion sianat.
Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang kemudian mengalami penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT). Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT yang akan membentuk Tri iodotironin atau T3 dan DIT dengan DIT akan membentuk tetra iodotironin atau tiroksin (T4). Proses penggabungan ini dirangsang oleh TSH namun dapat dihambat oleh tiourea, tiourasil, sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4 berikatan dengan protein plasma dalam bentuk PBI (protein binding Iodine).
No.
Hormon
Prinsip kerja
1
Tiroksin
Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan, dan kegiatan system saraf
2.
Triiodontironin
Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan dan kegiatan sistem saraf
3.
Kalsitonin
Menurunkan kadar kalsium dalam darah dengan cara mempercepat absorpsi kalsium oleh tulang.
2.4 Fungsi Hormon-Hormon Tiroid
Fungsi hormon-hormon tiroid antara adalah:
Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan metabolisme karena peningkatan komsumsi oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan testis
Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3 setelah dilepaskan dari folikel kelenjar.
Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang
Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung.
Merangsang pembentukan sel darah merah
Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme.
Bereaksi sebagai antagonis insulin. Tirokalsitonin mempunyai jaringan sasaran
tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium di tulang. Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium serum. Kadar kalsium serum yang rendah akan menekan ;pengeluaran tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium serum akan merangsang pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tambahan adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di lambung.
2.5 Mekanisme Kerja Hormon
Mekanisme Kendali yang Teliti
Sebuah sistem yang sangat maju dan teratur telah diciptakan untuk mengatur jumlah tiroksin yang dilepaskan.Pelepasan tiroksin terjadi lagi sebagai hasil rantai perintah sekumpulan sel tak sadar yang disusun dalam hirarki yang amat tertib.Saat cukup hormone tiroid telah dihasilkan, hipotalamus mengehntikan pembentukan hormone pelepas tiroid.
Saat tiroksin dilepaskan, otak sistem hormonal - hipotalamus -mengirimkan sebuah perintah (TRH, hormon pelepas tiroid) ke kelenjar tiroid.Kelenjar tiroid, sebagai titik akhir rantai perintah ini, segera menanggapi dengan melepaskan tiroksin dan menyebarkannya ke seluruh tubuh melalui darah.
Saat tiroksin dibutuhkan, hipotalamus mengirimkan perintah ke kelenjar pituitari (TRH). Kelenjar pituitari yang menerima perintah ini memahami bahwa kelenjar tiroid harus diaktifkan. Kelenjar pituitari segera mengirimkan perintah ke kelenjar tiroid (TSH). Sesuai dengan perintah yang diterima, kelenjar tiroid segera menghasilkan tiroksin, dan menyebarkannya ke seluruh tubuh lewat aliran darah.
Jumlah tiroksin yang dilepaskan ditentukan oleh sebuah sistem khusus, Sistem ini didasarkan pada dua mekanisme arus balik negatif, Saat jumlah tiroksin dalam darah naik di atas normal, hormon tiroksin mempengaruhi kelenjar pituitari dan terkadang langsung ke hipotalamus: kelenjar ini mengurangi kepekaan kelenjar pituitari terhadap hormon TRH.
Fungsi hormon TRH adalah mengaktifkan kelenjar pituitari agar mengirimkan perintah (berbentuk hormon TSH) ke kelenjar tiroid.Perintah ini adalah titik kedua dalam rantai perintah produksi hormon tiroksin.
2.6 Proses Pembentukan Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid mulanya merupakan dua buah tonjolan dari dinding depan bagian tengah farings, yang terbentuk pada usia kelahiran 4 minggu. Tonjolan pertama disebut pharyngeal pouch, yaitu antara arcus brachialis 1 dan 2.Tonjolan kedua pada foramen ceacum, yang berada ventral di bawah cabang farings I.
Pada minggu ke-7, tonjolan dari foramen caecum akan menuju pharyngeal pouch melalui saluran yang disebut ductus thyroglossus. Kelenjar tiroid akan mencapai kematangan pada akhir bulan ke-3, dan ductus thyroglossus akan menghilang. Posisi akhir kelenjar tiroid terletak di depanvertebra cervicalis 5, 6, dan 7.
Namun pada kelainan klinis, sisa kelenjar tiroid ini juga masih sering ditemukan di pangkal lidah (ductus thyroglossus/lingua thyroid) dan pada bagian leher yang lain.
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Tiroid
Kekurangan tiroid
Salah satu penyebab goiter alias gondok yang paling sering di dunia ialah kekurangan yodium.Kelenjar tiroid tidak dapat menghasilkan hormon tiroid memadai tanpa yodium yang cukup.Untuk mengatasi, di Indonesia, zat ini biasanya ditambahkan pada bahan yang digunakan sehari-hari, seperti garam.Jika kekurangan yodium, kelenjar pituitary melepaskan TSH merangsang kelenjar tiroid meningkatkan produksinya.
Rangsangan berlebihan dalam jangka waktu lama mengakibatkan kelenjar tiroid membesar.Imammengatakan, gejala hipotiroid (kekurangan tiroid), antara lain lemah, lesu, sulit berpikir, dan mengantuk terus.Metabolisme tubuh melemah.Gejala ini kerap tidak disadari.
Kekurangan tiroid pada perempuan hamil dalam waktu panjang menyebabkan bayi yang dilahirkan mengalami hipotiroid. Jika terlambat diintervensi, bayi akan terganggu pertumbuhan otaknya.
Penyebab lain goiter ialah tiroiditis Hashimoto akibat otoimun. Terjadi perusakan kelenjar tiroid oleh sistem kekebalan tubuh sendiri sehingga produksi hormon tiroid rendah.jika hipotiroid disebabkan defisiensi yodium, akan diberikan suplemen yodium oral. Penanganan hipotiroidisme bisa dengan terapi sulih hormon.Biasanya digunakan L-tiroksin, bentuk sintetis dari T4.
Kelebihan tiroid
Sebagian besar kelebihan hormon tiroid (hipertiroidisme) disebabkan penyakit Graves yang merupakan penyakit autoimun. Dalam hal ini, sistem kekebalan tubuh menghasilkan protein thyroid simulating immunoglobulin (TSI) yang menyerupai TSH.TSI juga merangsang kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid dan menyebabkan goiter.
Pada penderita, metabolisme tubuh akan meningkat. Penderita kerap kepanasan, kelelahan di malam hari, kesulitan tidur, tangan bergetar, dan detak jantung tidak beraturan.
Terapi dilakukan dengan yodium radioaktif sehingga goiter mengecil.Hipertiroid dapat pula disebabkan gangguan sekresi TSH oleh kelenjar di otak.
Pembesaran kelenjar tiroid bisa juga akibat tumor jinak maupun ganas (kanker).Untuk itu, diperlukan tes fungsi tiroid guna memastikan keaktifan kelenjar tiroid. Jika kelenjar tiroid membesar merata dan terjadi hipertiroid, dokter akan melanjutkan dengan tes penyakit Graves. Jika terjadi hipotiroid, kemungkinan terjadi tiroiditis Hashimoto.Untuk memastikan, dapat dilakukan tes darah. Cara lain lewat pemindaian, ultrasonografi tiroid, maupun biopsi aspirasi jarum halus
2.8 Penyakit Yang Menyerang Tiroid
Ada beberapa penyakit yang menyerang tiroid, yang utama adalah hipertiroidisme, hipotiroidisme, Penyakit Graves, Penyakit Hashimoto, peradangan, atau kanker tiroid.
1. Hipertiroidisme (Hyperthyroidism)
Ketika seseorang mengalami hipertiroidisme, kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon.Gejala hipertiroidisme bisa memicu masalah kecemasan.Gejala-gejala kecemasan ini meliputi kegugupan, keringat berlebih, tangan gemetar, dan denyut jantung tidak teratur.
Penderita pria mungkin mengalami disfungsi ereksi, sedangkan wanita berpontesi mengalami gangguan siklus menstruasi.Gejala umum lainnya termasuk penurunan berat badan yang tak dapat dijelaskan dan diare.Hipertiroidisme paling sering mempengaruhi wanita berusia antara 20 hingga 40 tahun.
2. Hipotiroidisme (Hypothyroidism)
Hipotiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon tiroid yang cukup.Sebagian besar gejala hipotiroidisme merupakan kebalikan dari gejala hipertiroidisme, meskipun tidak selalu demikian.
Misalnya, seseorang dengan hipotiroidisme menemukan detak jantungnya melambat, alih-alih meningkat.Pasien mungkin juga merasa sangat lesu, kedinginan, mengalami peningkatan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, dan sembelit.Pasien pria mungkin mengalami disfungsi ereksi, dan wanita mengalami gangguan pada siklus menstruasi.
3. Penyakit Graves
Penyakit Graves terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid. Penyakit Graves lebih sering terjadi pada wanita antara usia 20 hingga 40 tahun. Beberapa gejala penyakit Graves mirip dengan hipertiroidisme seperti kecemasan dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
Penyakit Graves sering disebut pula sebagai gondok karena kelenjar tiroid membesar dan berpotensi menimbulkan kesulitan bernapas.Gejala lain penyakit Graves meliputi mata bengkak atau gatal, keringat berlebihan, sensitivitas panas, dan kelemahan otot.
4. Penyakit Hashimoto
Hashimoto merupakan penyakit dimana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid, seperti penyakit Graves.
Perbedaannya, pada penyakit Hashimoto produksi hormon tiroid menjadi turun, bukan meningkat. Beberapa gejala penyakit Hashimoto meliputi intoleransi terhadap cuaca dingin, gondok, kesulitan menelan, penambahan berat badan, dan kelelahan.Tanda-tanda lain akan termasuk sembelit, rambut beruban, ketidakteraturan menstruasi pada wanita, dan kesulitan berkonsentrasi.
5. Penyakit Tiroid Lain
Sekitar 5 persen wanita mengalami bengkak kelenjar tiroid selama beberapa bulan setelah melahirkan.Kebanyakan wanita pada awalnya mengalami gejala seperti hipertiroidisme, dan kemudian berubah mengalami gejala mirip hipotiroidisme. Penyakit tiroid lain adalah kanker tiroid. Karena gejala kanker tiroid umumnya hanya berupa pembengkakan tiroid yang tidak spesifik, penting memeriksakan kelenjar tiroid secara teratur untuk mendeteksi adanya gangguan atau ketidaknormalan.
Gejala Penyakit Tiroid
Berikut ini gejala yang muncul jika tubuh kelebihan atau justru kekurangan hormon tiroid :
Hipertirodisme
Hipotirodisme
Denyut jantung yang cepat
Denyut nadi yang lambat
Tekanan darah tinggi
Suara serak
Kulit lembab dan berkeringat banyak
Berbicara menjadi lambat
Gemetaran
Alis mata rontok
Gelisah
Kelopak mata turun
Nafsu makan bertambah disertai penambahan berat badan
Tidak tahan cuaca dingin
Sulit tidur
Sembelit
Sering buang air besar dan diare
Penambahan berat badan
Lemah
Rambut kering, kasar, tipis
Kulit diatas tulang kering menonjol dan menebal
Kulit kering, bersisik, tebal, kasar, kulit diatas tulang kering menebal dan menonjol
Mata membengkak, memerah dan menonjol
Sindroma trowongan karpal
Mata peka terhadap cahaya
Kebingungan
Mata seakan menatap
Depresi
Kebingungan
Demensia
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di leher, tepat dibawah jakun. Kedua bagian tiroid dihubungkan oleh ismus, sehingga bentuknya menyerupai huruf H atau dasi kupu-kupu
Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago
krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin.Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler.
3.2 Saran
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui fungsi hormone tiroid.
Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tetang mekanisme kerja hormone tiroid.
Mahasiswa dapat megetahui tentang pembentukan dari hormone tiroid.
DAFTAR PUSTAKA
Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia : dari sel ke sistem. Jakarta: EGC,2001.
Guyton, Arthur C. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta:EGC;2008.
Roezan A, Munir M, Soepardi E, Soewito. Kurikulum Program Pendidikan Dokter Spesialis I Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok dan Bedah Kepala Leher.Perhati. 1997. hal. 99.
Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk SMA dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.
Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.