Makalah Termodinamika PBL 1: PVT Properties of Water
Disusun oleh:
Kelompok 3 Christopher Reynaldo
1706038512
Melati Naopat Sitanggang
1706985760
Muhammad Arif Darmawan
1806154160
Muhammad Rafi Hayudo
1706985792
Shaina Islamey
1706038506
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
1
PROBLEM 1: PvT Properties of Water
2
Part 1
2
Part 4
8
Part 5
9
Part 6
10
Part 7
11
1
PROBLEM 1: PvT Properties of Water
Part 1 You would like to learn about pvT (pressure-volume-temperature) properties of a pure fluid all by yourself as your thermodynamics class instructor encouraged the students to improve their self directed learning skill. You found the following T-v diagrams a) What fluid was used to obtain the phase diagrams shown?
Fluida pada gambar diagram fasa adalah air. Hal tersebut dikarenakan pada temperatur 100 oC terdapat dua jenis fasa yaitu fasa cair dan uap. Pada gambar piston no 2, fasa air dalam sistem piston masih dalam keadaan cair dimana fluida baru mencapai titik didih dan akan menguap. Pada piston gambar 3, sudah ada air yang menguap sehingga membuat piston naik ke atas dikarenakan uap yang naik ke atas. Pada gambar piston 4 fasa air sudah menguap menjadi fasa uap. Pada piston 5 semua air juga sudah menguap secara sempurna dan karena pengaruh temperatur yang tinggi, maka piston yang naik semakin tinggi. b) Is the first phase diagram shown relatable? How do you convince your instructor that your answer is correct?
Ya data pada diagram dapat digunakan karena data pada diagram pertama sesuai dengan kondisi pada steam table. Selain itu, data pada diagram pertama dibuktikan dengan diagram kedua yang memiliki penjelasan mengenai kondisi saturated (2-4) dan super heating (5). c) Prepare a table that provide the data following data for each state number (1,5 first diagram) temperature, pressure, degree of freedom, phase, specific volume quality, internal energy enthalpy.
d) Provide your own definition of the critical point (shown in the second diagram)
Critical point atau titik kritis merupakan titik dimana menjadi batasan bagi fasa cair jenuh dan uap jenuh. Kondisi di atas kritik point, maka fasa seluruhnya akan berubah
2
menjadi uap. Pada gambar dibawah, nilai kritikal point menjadi batasan fasa uap jenuh dan fasa cairan jenuh. Gambar : TV diagram dari air (Urieli)
e) Determine heat of vaporization of the fluid undergo changes from state number 2 to 4 and compare the value you obtain with the heat of vaporization of this fluid at the critical point
Untuk mencari nilai dari Heat of vaporization atau kalor penguapan, dapat menggunakan rumus dari clausius – clayperon berikut: ln (P1/P2)= (ΔHvap/R) *( (1/T2) - (1/T1)) Apabila digunakan nilai T2, T1 masing masing 374 oC dan 100oC serta nilai P2 dan P1 adalah 22,064 MPa dan 100 KPa, maka bisa dicari nilai dari kalor penguapan. ln
((100.000 Pa)/(22.064.000 Pa))= (ΔHvap/(8,314 J.K^(-1).mol^(-1) ) *((1/(647
K)- 1/(373 K)) ΔHvap=7,369 x10^(-4) J.mol^(-1) Apabila digunakan kondisi pada titik kritis (Tc = 374 oC dan Pc = 22,064 MPa) dan dibandingkan pada kondisi titik didih normal air (Tboil = 100 oC dan Pboil = 100 KPa), maka didapatkan kalor penguapan air sebesar 7,369 x10 -4 J.mol-1 f) Saturated Heating pada proses 2, 3 dan 4 dan super heating pada proses 5 g) Intensive properties merupakan karakteristik dari suatu material yang mana tidak terpengaruh terhadap jumlah komponen dari material tersebut. Contoh intensive
3
properties adalah: warna, densitas, titik didih, titik leleh, tekanan, temperatur, viskositas, konduktivitas termal, dll Extensive properties merupakan karakteristik dari suatu material yang mana terpengaruh terhadap jumlah komponen dari material tersebut. Contoh: energi, entropi, entalpi, massa, volume, energi dalam, dll. Part 2 a. Pada tahun 1875, J. Willard Gibs mencetuskan rumus phase rule atau aturan fasa
yang mana terdiri dari degree of freedom atau derajat kebebasan. Persamaan phase rule adalah sebagai berikut: Dimana F adalah degree of freedom, π adalah banyaknya fasa yang terlibat dalam sistem, dan N adalah banyaknya komponen pada sistem. Jika diasumsikan suatu sistem merupakan sistem tertutup yang hanya mengandung air pada temperatur dimana air tersebut hanya berada dalam satu fasa (Cair/ Uap/ Padat), maka rumus phase rule menjadi: Pada sistem yang mengandung satu komponen bahan kimia dan satu fasa memiliki nilai degree of freedom sebesar 2. Jika diasumsikan suatu sistem tertutup yang hanya mengandung air pada temperatur tertentu hingga terdapat kesetimbangan dua fasa jenuh (Cair – padat/ padat – uap/ cair – uap), maka persamaan phase rule menjadi: Pada sistem yang mengandung satu komponen bahan kimia dan dua fasa yang dalam keadaan setimbang memiliki nilai degree of freedom sebesar 1 Jika diasumsikan suatu sistem tertutup yang hanya mengandung air pada temperatur triple point dimana terdapat kesetimbangan tiga fasa (Cair, padat dan uap), maka rumus phase rule menjadi: Pada sistem yang mengandung satu komponen bahan kimia dan tiga fasa yang dalam keadaan setimbang memiliki nilai degree of freedom sebesar 0 b. Pada gambar dibawah akan dicantumkan diagram PT, PV dan PVT dari air
4
Gambar 2. Diagram Fasa PT dari air
Gambar 3. Diagram PV dari air
Gambar 4. Gambar diagram PVT dari air
Dari ketiga gambar diatas, kita bisa melihat bahwa titik kritikal/ critical point pada diagram fasa air pada temperatur dan tekanan yang tinggi. Selain itu luas daerah cair pada diagram fasa air lebih luas dibandingkan fasa padat dan fasa uap pada tekanan
5
normal 1 atm. Sehingga Salah satu alasan mengapa air termasuk kedalam fluida tak terkompresi / incompressible fluid adalah densitas air tidak berubah meskipun diberikan tekanan dari luar. Jika dibandingkan dengan diagram fasa fluida yang dapat terkompresi seperti CO2, maka tekanan pada titik kritis pada air lebih tinggi dibandingkan tekanan pada CO2. Diagram fasa dari karbon dioksida dapat dilihat dibawah:
Gambar 5. Diagram fasa dari CO 2 (Laboureur, Ollero and Touboul, 2015) Pada diagram fasa CO2, luas daerah fasa liquid cenderung lebih sempit dibandingkan fasa liquid pada air. Sehingga pada penambahan tekanan yang tidak terlalu besar, gas CO2 akan lebih mudah dikompresi menjadi cair. Part 3 Two dimensional phase diagrams could be constructed such as the p-T diagram shown below. The curves shown are referred to as phase equilibrium curves. Relate the curves in this P-T diagram to the pvT diagram given in part 2
You would like to show your instructor that vapor pressure of water is sensitive to temperature change. Use the following equations to represent vapor pressure as a function of temperature.
6
Find the value of the parameters (a,b,c) for both equations using five data points (triple point, critical point, and three point in between triple and critical points). Which equation represents vapor pressure better? Explain. Answer:
Diagram fasa adalah representasi grafis terhadap keadaan fisika suatu substansi pada situasi berbeda dalam suhu dan tekanan. Diagram fasa pada umumnya menunjukkan
tekanan pada sumbu-y dan suhu pada sumbu-x. Dua fasa dapat coexist pada garis atau kurva dalam keadaan setimbang dan jika kita melewati garis atau kurva akan terlihat perbedaan fasa (berganti fasa). Jika diagram p-v-T tiga dimensi diproyeksikan ke bidang tekanan dan temperatur, daerah dua fasa terproyeksikan menjadi garis. Titik manapun pada garis ini menunjukkan campuran dua fasa pada temperatur dan tekanan tertentu. Triple line pada p-v-T tiga dimensi terproyeksi menjadi titik dalam diagram fasa (2 dimensi) yang dikenal dengan triple point. (Gambar : http://andromeda.rutgers.edu/~huskey/345f17_lec.html)
Vapor pressure adalah tekanan yang diberikan oleh vapour dari sebuah substansi yang berada dalam fasa terkondensasi (liquid atau solid). Semakin kuat gaya intermolekular yang menjaga substansinya, maka semakin kecil kemungkinan memasuki fasa padat. Hubungan antara vapor pressure dari sebuah liquid dan temperatur dapat ditunjukkan dengan grafik:
7
Vapor pressure hanya bergantung pada temperatur, saat temperaturnya sama, dua sampel dengan volume yang berbeda akan memiliki vapor pressure yang sama. Hubungan antara vapor pressure dan temperatur adalah eksponensial dan terus bertambah seiring pertambahan temperatur, karena semakin tinggi suhu maka energi kinetik molekul semakin tinggi. Sehingga, molekul akan memiliki energi besar untuk berubah menjadi fasa gas dan mencapai fasa vapor di atas liquid dan menghasilkan tekanan. Fasa liquid-vapor berada dalam coexistance setelah triple point hingga critical point. Secara eksperimen, mendekati control point maka kesulitan akan terjadi karena pemisahan komposisi. Sedangkan, dekat triple point masalah akan muncul karena vapor pressure yang rendah. Namun, jika tekanan triple point (Pt) dan triple temperature (Tt) diketahui, maka kedua titik dapat digunakan sebagai referensi untuk mempelajari persamaan vapor pressure. Untuk menyelesaikan persamaan diatas dapat diselusaikan dengan menggunakan 5 poin. Triple point: 273. 01 K dan 0.0000006117 Pascal Critical point: 647 K dan 0.022064 Pascal Three points between triple point and critical point: 323 K dan 0.000012351 Pascal 348 K dan 0.000038595 Pascal 473 K dan 0.0015547 Pascal Kita nyatakan temperatur sebagai X dan logaritma natural dari tekanan sebagai Y pada persamaan pertama sehingga ln (p) = a + bT menjadi y = a + bx. Setelah kita regresikan akan didapat nilai R square sebesar 0.9325 dan persamaannya Y = -0.01531 X + 14.61
8
Kita nyatakan temperatur sebagai X dan tekanan sebagai Y pada persamaan kedua. Setelah kita regresikan akan didapat nilai R square 2
sebesar 0.9904 dan persamaannya y = 3E-07x - 0.0002x + 0.0344
Maka persamaan kedua dapat merepresentasikan vapor pressure lebih baik dengan nilai R square mendekati 1.
Part 4 Use PT and/or PV diagram (where appropriate) as you think appropriate to explain why c) skaters could glide easily across ice wearing an ice-skating shoes
Saat seseorang sedang berseluncur, blade dari sepatu akan menekan es (memberikan tekanan). Dengan melihat diagram fasa air, kita dapat mengetahui bahwa transisi dari liquid ke solid (air ke es) berada pada 0°C dan 1 atm. Jika kita menarik garis ke atas dari normal freezing point maka terlihat bahwa es akan mencair saat kita menambahkan tekanan (tanpa menaikan suhu). Sehingga tekanan dari blade akan melelehkan sebagian kecil dari es dan memberikan jalur agar ice-skaters dapat meluncur. Air di antara blade dan es adalah lapisan yang ice-skaters lalui ketika meluncur. Saat kita berhenti memberikan tekanan, air kembali membeku dengan cepat karena temperatur dingin yang mengelilinginya. d)It takes longer to boil eggs in Bandung than it is in Jakarta using exactly the same cooking utensils, amount of water, eggs, and heating conditions.
9
Penambahan ketinggian menyebabkan tekanan atmosfer dan titik didih menurun. Jika kita memasak telur dengan air, titik didih air menurun karena vapor pressure air ikut menjadi rendah. Sehingga tidak akan ada terlalu banyak tekanan dari udara untuk mendorong molekul air yang telah berpindah fasa ke gas untuk kembali ke liquid. Namun, karena air mengalami laju penguapan yang cepat, maka telur tidak matang seutuhnya. Part 5 The following is a pT diagram for CO2. Help Kemi find out the reasons why dry ice (solid CO2) is used to keep ice cream stays cold and does not melt?
Karbon dioksida pada bentuk padatnya lebih dingin dibandingkan es dan jika menyentuh tanpa proteksi dapat menyebabkan frostbite. CO2 tidak mencair namun langsung berubah menjadi gas. Pada temperatur ruang, CO2 tidak dapat berubah dari solid ke liquid karena temperatur ruang tidak lebih dari 5.11 atm.
Part 6 You want to know whether the following vapors or gases could be considered as an ideal gas (a) Steam at 60 bar and 200C (b) air at 1 bar and 25C (c) n-butane at 10atm and 400K. How could you find the answer without doing any experiments in the lab?
Gas ideal adalah gas teoritis yang terdiri dari partikel-partikel yang bergerak secara acak dan tidak saling berinteraksi. Gas ideal selalu mengikut hukum gas ideal yaitu PV = nRT (P = Tekanan, V = Volume, n = jumlah molekul, R = konstanta gas ideal, T =
temperatur) yang merupakan persamaan dari turunan hukum Boyle, hukum Avogadro dan
10
hukum Charles. Pada dasarnya kebanyakan gas riil memiliki kesamaan sifat dengan gas ideal sampai dengan derajat tertentu, besarnya perbedaan antara gas riil dan gas ideal ditentukan dengan Compressibility factor (Z), Gas ideal memiliki nilai Z = 1 dan gas riil dapat bernilai diatas maupun dibawah tergantung Suhu dan temperatur. Nilai Z dapat dihitung dengan persamaan Z= P / R specificT ( = Massa jenis, R specific = R/ Massa molar) secara statistik dapat ditulis sebagai Z=PV/nRT atau dengan membandingkan jumlah molekul gas riil dan jumlah molekul gas idealnya melalui experimen. (a) Dik :
P
= 60bar = 6000kPa
T Mr
= 200C = 473K = 18 g/mol
air
= 868 kg/m3 (at 6 mPa)
(Source : https://www.nist.gov/sites/default/files/documents/srd/NISTIR5078-Tab3.pdf) Z
= P / Rspecific T = 6000000 / (868 x (8,314/18) x 473) = 31.63 (Tidak Ideal)
(b) Dik :
P
= 1Bar = 100kPa
T
= 25C = 298K
Mr
= 28.96 g/mol
udara= 1184 kg/m3 (at 1atm 1bar) ≅
(Source : https://www.engineersedge.com/calculators/air-density.htm) Z
= P / Rspecific T = 100000 / (1184 x (8,314/28.96) x 298) = 0.987 (ideal karna mendekati Z=1 dengan toleransi kesalahan 5%)
11
Gambar x.x : Tabel nilai Z udara berdasarkan Temperatur dan Pressure (source : https://www.engineeringtoolbox.com/ideal-gas-law-d_157.html) (c) Dik :
P
= 10atm = 1000kPa
T
= 400K
Mr
= 58.122 g/mol
butane
= 19.87 kg/m3 (at 1atm 1bar) ≅
(Source : https://www.engineersedge.com/calculators/air-density.htm) Z
= P / Rspecific T = 1000000 / (19.87 x (8,314/58.122) x 400) = 879 (tidak ideal)
Part 7 Natural gas transportation over long distances could be done efficiently if gas is shipped either as liquefied natural gas (LNG) or compressed natural gas (CNG). If the ship cargo capacity is 2500 m3, determine which mode of transportation could accommodate more natural gas each trip? Assume the following storage conditions: 1 bar and -162 C (LNG) 125 bar and room temperature (CNG). To do the CNG calculations, use the compressibility factor (z) chart that could be downloaded from the internet (Savidge: compressibility of natural gas). Compare your results with the values calculated using the generalized correlation for z proposed by Pitzer, employing the acentric factor. Assume natural gas to be pure methane and report the difference in percent values. Explain why the Savidge and Pitzer approaches are refered to as the two parameter and three parameter generalized correlation, respectively. Diketahui:
● V olume kargo kapal = 2500 m3 = 2500 x 103 L ● CNG P = 125 bar = 123, 365 atm = 1812, 5 psia T = 25o C = 298 K = 77o F
● LNG P = 1 bar = 0, 987 atm = 14, 5 psia T = − 162o C = 111 K = − 259, 6o F
● Berdasarkan data pada tabel berikut dapat diketahui karakteristik metana yaitu: Tabel 1. Properties of Pure Species 12
(Sumber: Smith. Introduction of Chemical Engineering Thermodynamics 6th Edition)
P C = 45, 99 bar T C = 190, 6 K 3
L = 98, 6 x 10−3 mol V C = 98, 6 cm mol
Z C = 0, 286 ω = 0, 012
Penyelesaian: 1. Perhitungan CNG Menggunakan Metode Pitzer dengan acentric factor P P r = P = c
T r =
T T c
=
125 bar 45,99 bar 298 K 190,6 K
= 2, 7170
= 1, 5635
Tabel 2. Daftar nilai Z0 dan Z1 (Sumber: Smith. Introduction of Chemical Engineering Thermodynamics 6th Edition)
13
Menggunakan data yang ada pada Tabel 2 dan kemudian dilakukan interpolasi, kita bisa mendapatkan nilai Zo dan Z1 Tabel 3. Interpolasi nilai Z0
Pr Tr
2,0000 2,7170 3,0000
1,5000 0,8328 1,5635
0,8304
1,6000 0,8738
Z ° =
[
[
3,0000−2,7170 3,0000−2,0000
3,0000−2,7170 3,0000−2,0000
(0, 8328) +
(0, 8738) +
0,7887 0,8410
2,7170−2,0000 (0, 7887) 3,0000−2,0000
2,7170−2,0000 (0, 8410) 3,0000−2,0000
]
]
1,6000−1,5635 1,6000−1,5000
1,5635−1,5000 1,6000−1,5000
+
= 0, 8304
Tabel 4. Interpolasi nilai Z1
Pr Tr
2,0000 2,7170 3,0000
1,5000 0,1806
0,2433
14
1,5635
0,2218
1,6000 0,1729
Z 1 =
[
[
3,0000−2,7170 3,0000−2,0000
3,0000−2,7170 3,0000−2,0000
(0, 1806) +
(0, 1729) +
0,2381
2,7170−2,0000 (0, 2433) 3,0000−2,0000
2,7170−2,0000 (0, 2381) 3,0000−2,0000
]
]
1,6000−1,5635 1,6000−1,5000
1,5635−1,5000 1,6000−1,5000
+
= 0, 2218
Dari hasil interpolasi tabel Z0 dan Z1 didapat nilai Z 0 = 0, 8304 dan Z 1 = 0, 2218 kemudian diketahui bahwa nilai faktor asentrik (ω) metana adalah 0,012 maka Z = Z 0 + ωZ 1 Z = 0, 8304 + (0, 012) (0, 2218) Z = 0, 8331
V = ZRT = P
(0,8331)(0,082 L.atm )(298 K ) mol .K 123,365 atm
L = 0, 1650 mol
P V = nRT Z n=
2500 x 103 L L 0,1650 mol
= 15151515 mol gr
m = n× M r = 15151515 mol ×16 mol = 242424×10 3 gr = 242424 kg
Metode Savidge
15
Gambar 1. Grafik faktor kompresibilitas metana pada rentang tekanan rendah hingga menengah (Savidge: Compressibility of Natural Gas)
Melalui grafik diperoleh nilai Z= 0,83 (0,83)(0,082 L.atm )(298 K ) mol . K
V = ZRT = P n=
123,365 atm 2500 x 103 L L 0,1644 mol
L = 0, 1644 mol
= 15206813 mol
gr
m = 15206813 mol ×16 mol = 243309×103 gr = 243309 kg
2. Perhitungan LNG Untuk LNG (fase cair), perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan grafik berikut
Gambar 2. Grafik densitas tergeneralisasi untuk cairan (Smith: Introduction of Chemical Engineering Thermodynamics) P = P r = P c
T r =
T T c
=
1 bar 45,99 bar 111 K 190,6 K
= 0, 0217
= 0, 5824
Dari grafik didapatkan nilai ρr = 2, 75 V =
V c ρr
=
L 98,6 x 10−3 mol
2,75
L = 0, 0358 mol
16
n=
2500 x 103 L L 0,0358 mol
= 69832402 mol
gr
m = 69832402 mol ×16 mol = 1117318 x 103 gr = 1117318 kg
Kesimpulan:
Dari perhitungan yang telah dilakukan, diketahui bahwa pengangkutan gas alam yang paling efisien adalah pengangkutan gas alam jenis LNG karena jumlah LNG ( 1117318 kg ) yang dapat diangkut dalam sekali perjalanan.lebih besar dibandingkan dengan jumlah CNG ( 243309 kg ). Perbandingan Metode Savidge dan Pitzer:
Pada perhitungan CNG yang dilakukan dengan 2 metode yang berbeda, yaitu Savidge dan Pitzer diperoleh perbedaan massa sebagai berikut: 1. Metode Savidge
Massa CNG: 243309 kg 2. Metode Pitzer dengan acentric factor
Massa CNG: 242424 kg Persentase perbedaan: % perbedaan CN G =
|243309−242424| x 100% 243309
= 0, 36 %
Two Parameters and Three Parameters Generalized Correlation Two Parameters
“Semua fluida, ketika dikomparasi pada Tr dan Pr yang sama, memiliki faktor kompresibilitas yang hampir mendekati sama, dan semua penyimpangan dari perilaku gas idealnya juga sama.” Teori ini hanya berlaku untuk gas sederhana, antara lain Ar, Kr, dan Xe. Namun tidak berlaku untuk gas yg lebih kompleks. Oleh karena itu, adanya pembetulan yang dilakukan K.S. Pitzer dengan mencantumkan parameter ketiga, yaitu faktor asentrik (ω). Z = Z 0 + ωZ 1 Nilai ω gas sederhana adalah nol sehingga persamaan menjadi Z = Z0
Three Parameters “Semua fluida yang memiliki nilai ω yang sama, ketika dikomparasi pada Tr dan Pr yang sama, memiliki faktor kompresibilitas yang hampir sama, dan semua penyimpangan dari perilaku gas idealnya juga sama.”
17
Z = Z 0 + ωZ 1 Nilai ω gas kompleks tidak sama dengan nol sehingga berlaku persamaan Z = Z0 + ω Z1
Part 8 A tank with a size of 25 L was filled with water. After reaching the equilibrium, the quality (vapor mass fraction) was determined to be 0,10. When the valve above the tank is opened, water vapor flowed out and heat was supplied from the environment into the tank so that the water temperature remained at 100 C. Find out the mass of water that had left the tank when the tank contained only saturated water vapor
Kondisi akhir adalah hanya ada saturated water vapor pada suhu 100 C. Pada kondisi tersebut di steam table menunjukkan data volume spesifik sebesar 1,6719 m^3/kg. Karena saturated water vapor memenuhi seluruh ruang yang tersedia maka dapat dihitung : V = Vspesifik . massa -> massa = V/Vspesifik = (25 x 10^-3 m^3)/(1,6719 m^3/kg) = 0,015 kg. Massa awal = massa jenis air pada suhu 100 C x volume air = 958,4 kg/m^3 x 25 x 10^-3 m3 = 23,96 kg Massa yang keluar = 23,96 kg - 0,015 kg = 23,945 kg ~ 23,94 kg
18
Reference Smith, J., Van Ness, H., Abbott, M. and Swihart, M. (n.d.). Introduction to chemical engineering thermodynamics. Laboureur, L., Ollero, M. and Touboul, D. (2015) ‘Lipidomics by Supercriti cal Fluid Chromatography’, pp. 13868–13884. doi: 10.3390/ijms160613868. Clark, Jim (2018) Vapor Pressure [available online: /chem.libretexts.org] Urieli, Israel. Engineering Thermodynamics. Ohio University. https://www.ohio.edu/mechanical/thermo/Intro/Chapt.1_6/Chapter2a.html https://www.thermexcel.com/english/tables/eau_atm.htm Engineering ToolBox, (2003). Ideal Gas Law . [online] Available at: https://www.engineeringtoolbox.com/ideal-gas-law-d_157.html [Accessed 20 Febuary 2019].
Engineer Edge, LLC (2019). Air density and specific weight equation and calculator. [online] Available at: https://www.engineersedge.com/calculators/air-density.htm [Accessed 20 Febuary 2019]. National Institute of Standart and Technology (2018). NIST Chemistry WebBook, SRD 69 “Water” . [online] Available at: https://webbook.nist.gov/chemistry/name-ser/ [Accessed 20 Febuary 2019]. Air Liquide. Gas Encyclopedia “n-Butane”. [online] Available at: https://encyclopedia.airliquide.com/butane [Accessed 20 Febuary 2019]
19