untuk disetujui dalam setiap kasus. 1.5.2 nodular besi cor tidak boleh digunakan untuk media memiliki suhu melebihi 350 ° C. 1.5.3 Penggunaan besi cor nodular untuk media yang memiliki suhu di bawah 0 ° C harus dipertimbangkan dalam setiap kasus tertentu. 1,6 nodular besi cor dari feritik / perlitik dan jenis perlitik 1.6.1 nodular besi dari feritik / perlitik dan jenis perlitik cor harus tunduk pada pembatasan penggunaan besi cor kelabu seperti yang ditentukan dalam [1,4]. 1.7 pipa plastik 1.7.1 pipa plastik yang digunakan dalam sistem dan lokasi sesuai dengan Tabel 1 harus memenuhi persyaratan ketahanan api ditentukan di dalamnya. Penggunaan yang diijinkan dan persyaratan untuk pipa adalah kesesuaian dengan IMO Resolution A.753 (18) "Pedoman Penerapan Pipa Plastik di Kapal" kecuali untuk persyaratan untuk generasi asap dan toksisitas. Semua pipa, kecuali yang dipasang di geladak terbuka dan di dalam tangki, cofferdams, terowongan pipa dan saluran harus memiliki rendah api permukaan penyebaran karakteristik tidak melebihi nilai ratarata yang tercantum dalam IMO Resolution A.653 (16). Permukaan api menyebar karakteristik juga ditentukan dengan menggunakan prosedur tes yang diberikan dalam ASTM D635, atau dalam standar setara nasional lainnya. 1.7.2 Dimana lapisan pelindung api pipa dan alat kelengkapan yang diperlukan untuk mencapai tingkat ketahanan api diperlukan, itu harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a)
Pipa-pipa disampaikan dari produsen dengan lapisan pelindung.
b)
Sifat proteksi kebakaran lapisan tidak akan berkurang saat sa at terkena
air garam, minyak atau lambung kapal air kotor. Ini akan menunjukkan bahwa lapisan tahan terhadap produk mungkin bersentuhan dengan pipa. c)
Dalam
mempertimbangkan
pelapis
proteksi
kebakaran,
TEKNIK SISTEM PERKPALAN UNIVERSITAS HASANUDDIN RUDI / ALAN FHAJOENG FHAJOENG RAMADHA RAMADHA
8
karakteristik seperti ekspansi termal, ketahanan terhadap getaran, dan elastisitas akan diperhitungkan. d)
Lapisan proteksi kebakaran harus memiliki ketahanan yang cukup
untuk mempengaruhi untuk mempertahankan integritas mereka. 1.7.3 Selain penggunaan yang diizinkan oleh Tabel 1, pipa plastik dapat digunakan untuk pipa untuk sistem instrumentasi pneumatik dan hidrolik dalam lemari kontrol yang terletak di ruang kontrol atau kamar mesin dengan pengecualian berikut: -
sistem untuk gigi kemudi - sistem untuk remote control dari:
-
katup air laut - katup pada tangki layanan bahan bakar minyak
-
katup di lambung kapal dan sistem bahan bakar minyak
-
pemadam kebakaran.
1.7.4 pipa plastik digunakan di berpendingin air laut (RSW) sistem tidak perlu jenis yang disetujui oleh Masyarakat jika digunakan di luar ruang mesin dari Kategori A. Remote control mampu dioperasikan dari lokasi di luar ruang mesin, harus dipasang untuk katup dipasang di sisi kapal dan terkemuka melalui shell, serta di penetrasi RSW-tank. 1.7.5 pipa plastik yang digunakan dalam sistem perpipaan tunduk klasifikasi harus dari jenis yang disetujui dan diuji untuk spesifikasi yang disetujui mengamati persyaratan di Sec.9 [1,7].
2.1
Fungsi Sistem Intalasi Perpipaan
Sistem perpipaan berfungsi untuk mengantarkan atau mengalirkan suatu fluida dari tempat yang lebih rendah ke tujuan yang diinginkan dengan bantuan mesin atau pompa. Misalnya pipa yang dipakai untuk memindahkan minyak dari tangki ke mesin, memindahkan minyak pada bantalan-bantalan dan juga mentransfer air untuk keperluan pendinginan mesin ataupun untuk kebutuhan sehari-hari diatas kapal serta masih banyak lagi fungsi lainnya. Sistem perpipaan harus dilaksanakan sepraktis mungkin dengan minimum bengkokan dan sambungan las atau brazing, sedapat mungkin dengan flens atau sambungan yang
TEKNIK SISTEM PERKPALAN UNIVERSITAS HASANUDDIN RUDI / ALAN FHAJOENG FHAJOENG RAMADHA RAMADHA
9
dapat dilepaskan dan dipisahkan bila perlu. Semua pipa harus dilindungi dari kerusakan mekanis. Sistem perpipaan ini harus ditumpu atau dijepit sedemikian rupa untuk menghindari getaran. Sambungan pipa melalui sekat yang diisolasi harus merupakan sambungan flens yang diijinkan dengan panjang yang cukup tanpa merusak isolasi.
2.3
Komponen Sistem Instalasi Perpipaan
1. Separator
Fungsi separator untuk memisahkan minyak dengan air. Prinsip terjadinya adalah dalam separator terdapat poros dan mangkok-mangkok yang berhubungan dengan tepi-tepinya.setelah minyak yang tercampur dengan air masuk keseparator maka mangkok-mangkok tersebut akan berputar bersama berputar bersama padanya. Dengan perbedaan masa jenisnya maka air akan keluar melalui pembuangan pembuangan sedangkan minyak minyak akan masuk melalui lubanglubang pada mangkok yang selanjutnya akan ditampung ketangki harian.
2. Hydrosphore
Dalam Hydrosphore terdapat empat bagian dimana ¾ nya berisi air sedangkan ¼ nya berisi udara dengan tekanan 3 kg/ cm2, maka Hydrossphore akan bekerja TEKNIK SISTEM PERKPALAN UNIVERSITAS HASANUDDIN RUDI / ALAN FHAJOENG FHAJOENG RAMADHA RAMADHA
10
mendistribusikan masing-masing keruang mesin-mesin kemudi dan geladak dengan bantuan kompresor otomatis.
3. Cooler
Fungsi dari Cooler adalah sebagai pendingin yang bagian dalamnya terdapat pipa kecil untuk masuknya air laut sebagai pendingin minyak masuk melalui celah pipa air laut yang masuk secara terus menerus. Dengan demikian minyak akan selalu dingin sebelum masuk keruang mesin (ME dan AE).
4. Purifier
Secara prinsip sama dengan separator yaitu sebagai pemisah antara minyak dengan air. Hanya dengan purifier kotoran yang telah dipisahkan akan dibuang TEKNIK SISTEM PERKPALAN UNIVERSITAS HASANUDDIN RUDI / ALAN FHAJOENG FHAJOENG RAMADHA RAMADHA
11
pada saat kapal mengadakan pengedokan atau bersandar di pelabuhan untuk menghindari pencemaran lingkungan.
c. Strainer / Filter
Fungsi dari alat-alat ini sebagai jaringan yang bagian dalamnya terdapat busa penyaring.
TEKNIK SISTEM PERKPALAN UNIVERSITAS HASANUDDIN RUDI / ALAN FHAJOENG FHAJOENG RAMADHA RAMADHA
12
d. Botol Angin dan Sea Chest
Fungsinya apabila kotak lautnya terdapat banyak kotoran atau binatang laut, botol angin akan menyemprotkan udara yang bertekanan kedalam kotak laut tersebut.
e. Kondensator pada Instalasi Pendingin
Fungsinya adalah untuk mengubah uap air menjadi air untuk keperluan untuk keperluan pendingin.
8. Sprinkle
Sprinkle adalah alat yang menggantung di langit-langit tiap deck, dengan sistem perpipaan yang menyebar di tiap deck. Sprinkle Sprinkle merupakan alat detector otomatis yang mendeteksi adanya asap dan api di bagian tertentu. 9. Emergency Fire Pump
Emergency fire pump, wajib ada di kapal, dan diletakkan di luar kamar mes in. Emergency fire pump harus berdiri independent, dan menggunakan sumber energi sendiri. Emergency fire pump dapat diletakkan di steering gear room, atau dekat dengan akses jalan dari ruang akomodasi ke kamar mesin.
TEKNIK SISTEM PERKPALAN UNIVERSITAS HASANUDDIN RUDI / ALAN FHAJOENG FHAJOENG RAMADHA RAMADHA
13
2.4
Cara Kerja Sistem Instalasi Sanitari Air Laut
Untuk sistem layanan air laut, air laut dihisap langsung dari seachest dengan menggunakan pompa sentrifugal dan dialirkan melalui bentangan jaringan pipa menuju ke tangki harian (service tank) dan dari sinilah air mengalir secara gravitasi ke pemakai pada setiap deck. Service tank ini dilengkapi dengan pipa limpah (overflow pipe) yang berfungsi sebagai saluran pembuangan. Pada saluran pembuangan ini terdapat katup yang berfungsi untuk mengontrol permukaan air pada tangki. Selain Sela in sistem gravitasi, layanan air laut juga dapat disupplai dengan sistem hydrophore. Dimana air dimasukkan dengan pompa yang digerakkan dengan elektromotor melalui katup dan katup non-return valve (katup aliran searah) ke tangki hydrophore. Pada saat permukaan air bertambah di dalam tangki, tekanan udara di dalamnya juga naik dan membentuk bantalan udara, pada suatu tekanan tertentu pressure relay akan memutuskan hubungan melalui switchesoff pada elektro motor, sehingga menghentikan suplai air ke dalam tangki. Karena tekanan udara pada tangkilah yang menyebabkan air disalurkan melalui jaringan pipa ke pemakaian. Bila air digunakan maka tekanan didalam tangki menjadi turun, apabila tekanan sirkulasi pemanas air menggunakan 2 set pompa type sentrifugal dengan penggerak elektromotor, dimana 1 (satu) stand-by s tand-by tetapi didisain jalur by-pass agar dapat bersirkulasi secara alami. Dan kapasitas untuk mensupplai layanan akomodasi dan air sealing purifier adalah 5 – 30 30 m3/h dengan head total 35 - 40 mAg.
TEKNIK SISTEM PERKPALAN UNIVERSITAS HASANUDDIN RUDI / ALAN FHAJOENG FHAJOENG RAMADHA RAMADHA
14
2.5
Diagram Isntalasi Perpipaan
Diagram sistem air laut 1. Katup kingston
11. Pipa utama
2. Pompa centrifugal
12. Reduction valve
3. Pompa tangan
13. Stop valve
4. Pipa utama
14. Service connection
5. Tangki dinas
15. Stop valve
6. Pipa pembagi
16. Hose
7. Tempat-tempat penggunaan
17. Pancuran
8. Pipa Limbah
18. Pipa Air Cuci
9. Katup test
19. Pipa udara
10. Fire main
20. Heating coil
TEKNIK SISTEM PERKPALAN UNIVERSITAS HASANUDDIN RUDI / ALAN FHAJOENG FHAJOENG RAMADHA RAMADHA
15
Air laut dihisap melalui katup kingston (1) di pompa centrifugal (2) atau pompa tangan dan dialirkan pipa (4) menuju tangki dinas (5) dan dari tangki dinas tersebut mengalir secara gravitasi melalui pipa-pipa pembagi (6) dan menuju ke tempat-tempat penggunaan (7). Tangki dinas (5) dihubungkan dengan udara luar dengan pipa-pipa udara (19) di samping itu tangki dinas (5) mempunyai pipa limbah (8) yang berguna untuk mengeluarkan air kelebihan ke luar kapal. Pipa limbah dan test valve (9) memungkinkan untuk mengontrol atau mengecek permukaan air di dalam tangki. tangki. Melalui service connection connection (14), hose (16) dan stop valve (15), pancuran (17), kalau perlu, seluruh pipa air cuci (18) dapat dihubungkan dengan pipa air laut. Pipa air laut dapat juga disuplai dari fire main (10) melalui reduction valve (12) dan stop valve (13). Cara kerja otomatis dari sistem air laut dapat dicapai dengan mempergunakan tangki-tangki pneumatik (hydrophore tank). Sebuah diagram dari sistem itudapat dilihat pada Gambar berikut.
Diagram cara kerja otomatis sistem air laut Keterangan TEKNIK SISTEM PERKPALAN UNIVERSITAS HASANUDDIN RUDI / ALAN FHAJOENG FHAJOENG RAMADHA RAMADHA
16
1. Pompa tangan
9. Tempat-tempat penggunaan
2. Pompa centrifugal
10. Pipa pemasukan udara
3. Tangan pneumatic
11. Stop valve
4. Udara
12. Katup
5. Pressure relay
13. Non return valve
6. Aliran listrik
14. Katup pengeringan
7. Mesin listrik
15. Disconnecting valve
8. Pipa pembagi
16. Disconnecting valve
Air dimasukkan dengan pompa (1) yang digerakkan oleh motor (7) melalui katup (12) dan non return valve (13) masuk ke dalam tangki pneumatic (3). Pada waktu permukaan air di dalam tangki naik, tekanan udara di dalamnya juga akan naik, dan sebuah bantalan udara akan terbentuk. Pada suatu tekanan yang tertentu yang diberikan oleh bantalan udara, pressure relay (5) akan mematikan mesin listrik
(7) sehingga menghentikan pemasukan air
ke dalam tangki. Kemudian oleh aksi dari tekanan di dalam bantalan udara, air dialirkan melalui pipa (8) ke tempat-tempat penggunaannya (9). Bilamana air dipergunakan didalam
tangki turun, dan bilamana
tekanan
mencapai
suatu harga
yang
tertentu, pressure relay (5) menjalankan motor listrik (7) lagi, melalui aliran listrik (6) dan pompa (2) mulai memasukkan air lagi ke dalam pneumatic tank. Pompa centrifugal dapat dipisahkan dari sistem ini dengan ketentuan disconnecting valve (katup-katup yang dapat memisahkan bagian-bagian) (15). Tangki diperlengkapi dengan disconnecting valve (16) dan katup pengeringan (14), dan diganti dengan udara melalui pipa (10) dan katup penutup (stop valve) (11).
TEKNIK SISTEM PERKPALAN UNIVERSITAS HASANUDDIN RUDI / ALAN FHAJOENG FHAJOENG RAMADHA RAMADHA
17
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh volume ta ngki hydrophore untuk memenuhi kebutuhan air tawar 500 liter dan air laut 1000 liter.
Instalasi pipa yang begitu kompleks membutuhkan ketelitian dalam perencanaannya untuk mendapatkan instalasi yang tepat dan ekonomis. ekonomis.
Dalam perencanaan sistem sanitari ini, digunakan sistem hydrophore sehingga tidak memerlukan tangki penampungan di atas deck
3.2
Saran
Demikianlah tugas mengenai sistim perpipaan sanitari air laut yang penulis susun, dengan harapan semoga dapat bermanfaat bagi penulis selaku panyusun maupun teman-teman mahasiswa sekalian, baik untuk sekarang maupun untuk masa yang akan datang. Penulis selaku penyusun sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya saran serta masukan diharapkan dari teman-teman mahasiswa dan dosen matakuliah. Apabila terdapat kesalahan pada tugas yang saya susun baik pada penyusunan maupun ejaan yang kurang tepat, penulis selaku penyusun penyusun mohon maaf.
TEKNIK SISTEM PERKPALAN UNIVERSITAS HASANUDDIN RUDI / ALAN FHAJOENG FHAJOENG RAMADHA RAMADHA
18