TUGAS KELOMPOK 9 STANDAR PEMIPAAN
DISUSUN OLEH :
NAMA
NPM
1. PUTRA SYAFRIANDI
11.08.0.075
2. MUHAMAD ARBAIM
11.08.0.075
3.AZWAR ARAHAP
11.08.0.075
4. ZULFENI TANJUNG
11.08.0.075
5. RENOL KURNIAWAN
14.08.3.077
6. HERISCO ANDIKA
11.08.0.074
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
BATAM 2014
STANDAR TEKNIK
A. Pengertian Standar Teknik Standard Teknik adalah serangkaian eksplisit persyaratan yang harus dipenuhi oleh bahan, produk, atau layanan. Jika bahan, produk atau jasa gagal memenuhi satu atau lebih dari spesifikasi yang berlaku, mungkin akan disebut sebagai berada di luar spesifikasi. Sebuah standard teknik dapat dikembangkan secara pribadi, misalnya oleh suatu perusahaan, badan pengawas, militer, dll: ini biasanya di bawah payung suatu sistem manajemen mutu . Istilah standard teknik yang digunakan sehubungan dengan lembar data (atau lembar spec). Sebuah lembar data biasanya digunakan untuk komunikasi teknis untuk menggambarkan karakteristik teknis dari suatu item atau produk. Hal ini dapat diterbitkan oleh produsen untuk membantu orang memilih produk atau untuk membantu menggunakan produk. B.Penggunaan Standard Teknik Dalam rekayasa, manufaktur, dan bisnis, sangat penting bagi pemasok, pembeli, dan pengguna bahan, produk, atau layanan untuk memahami dan menyetujui semua persyaratan. Standard teknik adalah jenis sebuah standar yang sering dirujuk oleh suatu kontrak atau dokumen pengadaan. Ini menyediakan rincian yang diperlukan tentang persyaratan khusus. Standard teknik dapat ditulis oleh instansi pemerintah, organisasi standar (ASTM, ISO, CEN, dll), asosiasi perdagangan, perusahaan dan lain-lain.
Sebuah standard teknik produk tidak harus membuktikan suatu produk benar. Item mungkin diverifikasi untuk mematuhi standard teknik atau dicap dengan nomor standard teknik: ini tidak, dengan sendirinya, menunjukkan bahwa item tersebut adalah cocok untuk penggunaan tertentu. Orang-orang yang menggunakan item atau menetapkan (item bangunan kode, pemerintah, industri, dll) memiliki tanggung jawab untuk mempertimbangkan pilihan standard teknik yang tersedia, tentukan yang benar, menegakkan kepatuhan, dan menggunakan item dengan benar. Validasi kesesuaian diperlukan dalam kemampuan proses pertimbangan sebuah standard teknik yang baik, tidak selalu berarti bahwa semua produk yang dijual dengan standard teknik yang benar-benar memenuhi target yang terdaftar dan toleransi. Realisasi produksi dari berbagai bahan, produk, atau layanan yang melekat dengan melibatkan variasi output. Dengan distribusi normal, proses produksi dapat meluas melewati plus dan minus tiga standar deviasi dari rata-rata proses. Kemampuan proses bahan dan produk harus kompatibel dengan toleransi teknik tertentu. Adanya proses kontrol dan sistem manajemen mutu efektif, seperti Total Quality Management, kebutuhan untuk menjaga produksi aktual dalam toleransi yang diinginkan. Berikut di bawah ini standar-standar yang di gunakan dalam industry yaitu: 1. ASME ( American Society of Mechanical Engineer ) Memiliki
satu
standar
global
menjadi
semakin
penting
sebagai
perusahaan
menggabungkan melintasi batas internasional, dibantu oleh perjanjian perdagangan regional seperti North American Free Trade Agreement (NAFTA) dan yang ditetapkan oleh UniEropa (UE), yang telah memfasilitasi merger internasional melalui penurunan tarif pada impor.Perusahaan yang terlibat dalam konsolidasi ini digunakan untuk menjual hanya satu pasar,sekarang menemukan diri mereka jual ke pasar global.
Di bawah ini adalah Overview dari Code dan Standard ASME yang biasa di pakai oleh para Engineer untuk mendesign di pabrik baik itu oil & gas atau pulp & paper atau chemical plant atau apalah yang menggunakan code dan Standard ASME. ASME / ANSI B16 - Standar Pipes and Fittings Yang ASME B16 Standar mencakup pipa dan alat kelengkapan dalam besi cor, perunggu, tembaga dan besi tempa The ASME - American Society of Mechanical Engineers - ASME / ANSI B16 Standar mencakup pipa dan alat kelengkapan dalam besi cor, perunggu, tembaga dan baja tempa :
ASME / ANSI B16.1 - 1998 - Cast Iron Pipe Fittings flensa dan flens Standar ini untuk Kelas 25, 125, dan 250 Cast Iron Pipe Fittings flensa dan flens meliputi: a. Tekanan-suhu peringkat b. Ukuran dan metode mengurangi bukaan menunjuk fitting, c. Tanda, d. Persyaratan minimum untuk bahan, e. Dimensi dan toleransi, f. Baut, mur, dan paking dimensi dan g. Tes.
ASME / ANSI B16.3 - 1998 - Besi lunak Threaded Fittings
Standar ini threaded fitting besi lunak Kelas 150, dan 300 menyediakan persyaratan sebagai berikut: a. Tekanan-suhu pemberianperingkat b. Ukuran dan metode mengurangi bukaan menunjuk fitting c. Menandai d. Bahan
e. Dimensi dan toleransi f. Threading g. Lapisan
ASME / ANSI B16.4 - 1998 - Cast Iron Fittings Threaded. Standar ini threaded fitting besi abu-abu, Kelas 125 dan 250 meliputi: a. Tekanan-suhu pemberian peringkat b. Ukuran dan metode mengurangi bukaan menunjuk fitting c. Menandai d. Bahan e. Dimensi dan toleransi f. Threading, dan g. Lapisan
ASME / ANSI B16.5 - 1996 - Pipa flensa dan flens Fittings The ASME B16.5 - 1996 Pipa flensa dan Flange Fittings meliputi standar tekanansuhu peringkat, bahan, dimensi, toleransi, tanda, pengujian, dan metode untuk menunjuk bukaan flens pipa flensa dan fiting. Termasuk standar flensa dengan sebutan kelas rating 150, 300, 400, 600, 900, 1500, dan 2500 dalam ukuran NPS 1 / 2 melalui NPS 24, dengan baik persyaratan yang diberikan dalam satuan metrik dan AS. Standar ini terbatas pada flens flensa dan fiting terbuat dari bahan dituang atau ditempa, dan buta flensa dan mengurangi tertentu flensa terbuat dari cast, dipalsukan, atau bahan piring. Juga termasuk dalam Standar ini adalah persyaratan dan rekomendasi mengenai lari mengarah, mengarah gasket, dan mengarah sendi.
2. ANSI ( American National Standard Institute )
Sebagai suara standar AS dan sistem penilaian kesesuaian, American National Standards Institute (ANSI) memberdayakan anggotanya dan konstituen untuk memperkuat posisi pasar AS dalam ekonomi global sambil membantu untuk menjamin keselamatan dan kesehatan konsumen dan perlindungan dari lingkungan. Ada banyak peralatan proteksi yang ada pada bay penghantar maupun bay trafo. Masing -masing peralatan proteksi tersebut dalam rangkaian satu garis digambarkan dalam bentuk lambang / kode. Berikut adalah Kode da lambang rele Proteksi berdasarkan standar ANSI C37-2 dan IEC 60617.
3.ASTM (American Societyfor Testingand Material) ASTM International, sebelumnya dikenal sebagai American Society untuk Pengujian dan Material (ASTM), adalah pemimpin global yang diakui dalam pengembangan dan pengiriman standar internasional konsensus sukarela. ASTM Internasional merupakan organisasi internasional sukarela yang mengembangkan standardisasi teknik untuk material, produk, sistem dan jasa. ASTM Internasional yang berpusat di Amerika Serikat. ASTM merupakan singkatan dari American Society for Testing and Material, dibentuk pertama kali pada tahun 1898 oleh sekelompok insinyur dan ilmuwan untuk mengatasi bahan baku besi pada rel kereta api yang selalu bermasalah. Sekarang ini, ASTM mempunyai lebih dari 12.000 buah standar. Standar ASTM banyak digunakan pada negara-negara maju maupun berkembang dalam penelitian akademisi maupun industri. Pada evaluasi atau pengukuran suatu besaran, terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan dengan benar supaya hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Prosedur – prosedur itu sendiri akan mengikuti salah satu standar baku yang ditetapkan oleh suatu badan atau otoritas tertentu, misalnya ASTM (American Society for Testing and Materials), JIS (Japan
Industrial Standards), BS (British Standard), DIN (Jerman), atau SNI (Standar Nasional Indonesia). Dokumen – dokumen yang terdapat dalam file tersebut adalah:
1. D121: Standard Terminology of Coal and Coke. 2. D167: Standard Test Method for Apparent and True Specific Gravity and Porosity of Lump Coke. 3. D197: Standard Test Method for Sampling and Fineness Test of Pulverized Coal. 4. D291: Standard Test Method for Cubic Foot Weight of Crushed Bituminous Coal. 5. D293: Standard Test Method for the Sieve Analysis of Coke. 6. D346: Standard Practice for Collection and Preparation of Coke Samples for Laboratory Analysis. 7. D388: Standard Classification of Coals by Rank. 8. D409: Standard Test Method for Grindability of Coal by the Hardgrove-Machine Method. 9. D440: Standard Test Method of Drop Shatter Test for Coal. 10. D441: Standard Test Method of Tumbler Test for Coal. 11. D720: Standard Test Method for Free-Swelling Index of Coal. 12. D1412: Standard Test Method for Equilibrium Moisture of Coal at 96 to 97 Percent Relative Humidity and 30 deg Celcius. 13. D1756: Standard Test Method for Determination as Carbon Dioxide of Carbonate Carbon in Coal. 14. D1757: Standard Test Method for Sulfate Sulfur in Ash from Coal and Coke. 15. D1857: Standard Test Method for Fusibility of Coal and Coke Ash. 16. D2013: Standard Practice for Preparing Coal Samples for Analysis.
17. D2014: Standard Test Method for Expansion or Contraction of Coal by the SoleHeated Oven. 18. D2234/D2234M: Standard Practice for Collection of a Gross Sample of Coal. 19. D2361: Standard Test Method for Chlorine in Coal. 20. D2492: Standard Test Method for Forms of Sulfur in Coal. 21. D2639: Standard Test Method for Plastic Properties of Coal by the Constant-Torque Gieseler Plastometer. 22. D2797: Standard Practice for Preparing Coal Samples for Microscopical Analysis by Reflected Light. 23. D2798: Standard Test Method for Microscopical Determination of the Reflectance of Vitrinite in a Polished Specimen of Coal. 24. D2799: Standard Test Method for Microscopical Determination of Volume Percent of Physical Components of Coal. 25. D2961: Standard Test Method for Single-Stage Total Moisture Less than 15% in Coal Reduced to 2.36mm. 26. D3038: Standard Test Method for Drop Shatter Test for Coke. 27. D3172: Standard Practice for Proximate Analysis of Coal and Coke. 28. D3173: Standard Test Method for Moisture in the Analysis Sample of Coal and Coke. 29. D3174: Standard Test Method for Ash in the Analysis Sample of Coal and Coke from Coal. 30. D3175: Standard Test Method for Volatile Matter in the Analysis Sample of Coal and Coke. 31. D3176: Standard Practice for Ultimate Analysis of Coal and Coke. 32. D3177: Standard Test Method for Total Sulfur in the Analysis Sample of Coal and Coke.
33. D3178: Standard Test Method for Carbon and Hydrogen in the Analysis Sample of Coal and Coke. 34. D3179: Standard Test Method for Nitrogen in the Analysis Sample of Coal and Coke. 35. D3180: Standard Practice for Calculating Coal and Coke Analyses from AsDetermined to Different Basis. 36. D3302: Standard Test Method for Total Moisture in Coal. 37. D3402: Standard Test Method for Tumbler Test for Coke. 38. D3682: Standard Test Method for Major and Minor Elements in Combustion Residues from Coal Utilization Processes. 39. D3683: Standard Test Method for Trace Elements in Coal and Coke Ash by Atomic Absorption. 40. D3684: Standard Test Method for Total Mercury in Coal by the Oxygen Bomb Combustion/Atomic Absorption Method. 41. D3761:Standard Test Method for Total Fluorine in Coal by the Oxygen Bomb Combustion/Ion Selective Electrode Method. 42. D3997: Standard Practice for Preparing Coke Samples for Microscopical Analysis by Reflected Light. 43. D4182: Standard Practice for Evaluation of Laboratories Using ASTM Procedures in the Sampling and Analysis of Coal and Coke. 44. D4208: Standard Test Method for Total Chlorine in Coal by the Oxygen Bomb Combustion/Ion Selective Electrode Method. 45. D4239: Standard Test Methods for Sulfur in the Analysis Sample of Coal and Coke Using High-Temperature Tube Furnace Combustion Method. 46. D4326: Standard Test Method for Major and Minor Elements in Coal and Coke Ash by X-Ray Fluorescence.
47. D4371: Standard Test Method for Determining the Washability Characteristics of Coal. 48. D4596: Standard Practice for Collection of Channel Samples of Coal in a Mine. 49. D4606: Standard Test Method for Determination of Arsenic and Selenium in Coal by the Hydride Generation/Atomic Absorption Method. 50. D4621: Standard Guide for Quality Management in an Organization That Samples or Tests Coal and Coke. 51. D4702: Standard Guide for Inspecting Crosscut, Sweep-Arm, and Auger Mechanical Coal-Sampling Systems for Conformance with Current ASTM Standards. 52. D4749: Standards Test Method for Performing the Sieve Analysis of Coal and Designating Coal Size. 53. D4915: Standard Guide for Manual Sampling of Coal from Tops of Railroad Cars. 54. D5016: Standard Test Method for Sulfur in Ash from Coal, Coke, and Residues from Coal Combustion Using High-Temperature Tube Furnace Combustion Method with Infrared Absorption. 55. D5061: Standard Test Method for Microscopical Determination of Volume Percent of Textural Components in Metallurgical Coke. 56. D5114: Standard Test Method for Laboratory Froth Floatation of Coal in a Mechanical Cell. 57. D5142: Standard Test Method for Proximate Analysis of the Analysis Sample of Coal and Coke by Instrumental Procedures. 58. D5192: Standard Practice for Collection of Coal Samples from Core. 59. D5263: Standard Test Method for Determining the Relative Degree of Oxidation in Bituminous Coal by Alkali Extraction.
60. D5341: Standard Test Method for Measuring Coke Reactivity Index (CRI) and Coke Strength After Reaction (CSR). 61. D5373: Standard Test Methods for Instrumental Determination of Carbon, Hydrogen, and Nitrogen in Laboratory Samples of Coal and Coke. 62. D5515: Standard Test Method for Determination of the Swelling Properties of Bituminous Coal Using a Dilatometer. 63. D5671: Standard Practice for Polishing and Etching Coal Samples for Microscopical Analysis by Reflected Light. 64. D5865: Standard Test Method for Gross Calorific Value of Coal and Coke. 65. D5987: Standard Test Method for Total Fluorine in Coal and Coke by Pyrohydrolytic Extraction and Ion Selective Electrode or Ion Chromatograph Methods. 66. D6315: Standard Practice for Manual Sampling of Coal from Tops of Barges. 67. D6316: Standard Test Method for Determination of Total, Combustible and Carbonate Carbon in Solid Residues from Coal and Coke. 68. D6347/D6347M: Standard Test Method for Determination of Bulk Density of Coal Using Nuclear Backscatter Depth Density Methods. 69. D6349: Standard Test Method for Determination of Major and Minor Elements in Coal, Coke, and Solid Residues from Combustion of Coal and Coke by Inductively Coupled Plasma-Atomic Emission Spectrometry. 70. D6357: Standard Test Method for Determination of Trace Elements in Coal, Coke, and Combustion Residues from Coal Utilization Processes by Inductively Coupled Plasma Atomic Emission Spectrometry, Inductively Coupled Plasma Atomic Mass Spectrometry, and Graphite Furnace Atomic Absorption Spectrometry. 71. D6414: Standard Test Method for Total Mercury in Coal and Coal Combustion Residues by Acid Extraction or Wet Oxidation/Cold Vapor Atomic Absorption.
72. D6518: Standard Practice for Bias Testing a Mechanical Coal Sampling System. 73. D6542: Standard Practice for Tonnage Calculation of Coal in a Stockpile. 74. D6543: Standard Guide to the Evaluation of Measurements Made by On-Line Coal Analyzers. 75. D6609: Standard Guide for Part-Streaming Sampling of Coal. 76. D6610: Standard Practice for Manually Sampling Coal from Surfaces of a Stockpile. 77. D6721: Standard Test Method for Determination of Chlorine in Coal by Oxidative Hydrolysis Microcoulometry. 78. D6722: Standard Testing Method for Total Mercury in Coal and Coal Combustion Residues by Direct Combustion Analysis. 79. D6796: Standard Practice for Production of Coal, Coke, and Coal Combustion Samples for Interlaboratory Studies. 80. D6883: Standard Practice for Manual Sampling of Stationary Coal from Railroad Cars, Barges, Trucks, or Stockpiles.
4.API ( American Petroleum Institute ) API adalah standard yang dibikin oleh American Petroleum Institute untuk memberikan ranking bagi viskositas dan kandungan oli yang berlaku. Ijin oli dari berbagai perusahaan yang berbeda dibandingkan dalam rangka menciptakan standard bobot viskositas. Juga ijin oli dari berbagai perusahaan berbeda dibandingkan dalam rangka menciptakan standard formulasi isi kandungan oli ( terutama untuk meyakinkan isi kandungan oli sesuai dengan aturan system control polusi yang dikeluarkan pemerintah, seperti katalitik converter, tetapi standard ini lebih mengacu pada oli untuk mesin mobil daripada untuk mesin motor. Standar API dipengaruhi oleh mandat pemerintah ( seperti control terhadap polusi ), jadi oli yang memenuhi standard rating lebih baru/tinggi bukan berarti performanya lebih baik
(atau bahkan sama) dengan oli dengan rating yang lebih tua, ini bergantung pada tipe mesin motor anda. 5.IIW ( International Institute Matrix ) Telah dikembangkan Sistem Pengenalan Cacat pada Pengelasan Metal berbasis Ciri Tekstur Gray Level Co-occurrence Matrix. Pada penelitian ini digunakan film Sinar-X standar IIW (International Institute of Welding) hasil proses radiografi beberapa buah pengelasan metal. Tahap pertama adalah mendigitalisasi film sinar-X, hal ini dilakukan dengan menggunakan kamera digital pada alat interpreter film sinar-X. Selanjutnya adalah ekstraksi ciri tekstur, yaitu dengan membentuk matriks co-occurrence, kemudian dilakukan perhitungan empat buah ciri tekstur berupa nilai angular second moment, correlation, inverse difference moment dan entropy pada satu jarak piksel dan empat arah piksel. Sebagai pengklasifikasi jenis cacat digunakan Probabilistic Neural Network. Keluaran sistem pengenalan akan dikelompokkan menjadi 8 kelas, yaitu: kelas 1 (normal /tanpa cacat), kelas 2 (distributed porosity), kelas 3 (incomplete penetration), kelas 4 (burn through), kelas 5 ( cluster porosity), kelas 6 (excessive cap), kelas 7 (excessive penetration) dan kelas 8 ( incomplete fussion). Pada eksperimen ini telah dilakukan pula, pengujian sistem pengenalan pada tiga metode pemilihan data pelatihan dan pengujian yaitu random, semi random dan pilih. Hasil akurasi pengenalan rata-rata terbaik pada semua kelas untuk citra yang belum diketahui jenis cacatnya mencapai nilai maksimum 99,54 % untuk perbandingan data pelatihan dan data pengujian. Radiografi adalah metode pengujian tak merusak yang menggunakan penestrasi dan ionisasi untuk mendeteksi kerusakan internal dengan sensitivitas tinggi berupa diskontinuitas beberapa milimeter dari sebuah sambungan dengan prinsip kelurusan
sinar datang. Metode radiografi umumnya digunakan pada industri petrolium, petro kimia, nuklir dan pembangkit tenaga untuk menginspeksi kualitas sambungan pengelasan (welding) dan cetakan (casting). Penggunaan spesial metode ini juga pada industri peralatan perang untuk menginspeksi alat peladak, alat perang dan rudal. Radiografi juga memainkan peranan penting dalam penjaminan kualitas (Quality Assurance) pada komponen yang memerlukan kesesuain dengan suatu standar, spesifikasi dan kode perancangan [1]. Salah satu aplikasi teknik radiografi adalah pengujian tak merusak pada welding (pengelasan) sambungan metal untuk mengetahui kualitas pengelasan tersebut. Terdapat beberapa jenis cacat pengelasan dengan penyebab yang berbeda-beda pula. Setiap negara mempunyai standar sendiri untuk menentukan jenis dan tingkat keamanan cacat tersebut. Beberapa istila h cacat pengelasan diantaranya adalah distributed porosity, cluster porosity, linear porosity, worm hole, continous undercut, linear slag, incomplete penetration, inclusion, cracks, lack of penetration, lack of fusion, longitudinal crack , dan lain sebagainya. Pada penelitian ini digunakan standar untuk negara Inggris yaitu IIW (International Institute of Welding). Pada standar tersebut jenis cacat dikelompokkan berdasarkan 5 tingkat keamanan, tingkat keamanan paling rendah (tidak ada cacat atau cacat masih aman digunakan) sampai cacat yang paling parah.
Proses interpreter sinar-X pada cacat pengelasan dengan menggunakan teknologi komputer merupakan tahapan untuk menuju proses otomatiasi pengenalan cacat pengelasan. Kegunaan otomatisasi proses analisis radiografi digital adalah untuk mereduksi waktu analisis dan mengeliminasi aspek subyektivitas dalam menganalisis yang dilakukan oleh seorang inspektor. Cara ini mampu meningkatkan reliabilitas dalam penginspeksian karena dilakukan oleh program komputer. Otomatisasi analisis radiografi terdiri atas beberapa tahapan, yaitu: digitalisasi film radiografi, pemrosesan citra digital, ekstraksi ciri dan pengenalan cacat dengan menggunakan alat pengenalan pola. 6. ISO ( International Standard Organitation ) Organisasi Internasional untuk Standardisasi (bahasa Inggris: International Organization for Standardization disingkat ISO atau Iso) adalah badan penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standardisasi nasional setiap negara. Pada awalnya, singkatan dari nama lembaga tersebut adalah IOS, bukan ISO. Tetapi sekarang lebih sering memakai singkatan ISO, karena dalam bahasa yunani isos berarti sama (equal). Penggunaan ini dapat dilihat pada kata isometrik atau isonomi. Didirikan pada 23 Februari 1947, ISO menetapkan standar-standar industrial dan komersial dunia. ISO, yang merupakan lembaga nirlaba internasional, pada awalnya dibentuk untuk membuat dan memperkenalkan standardisasi internasional untuk apa saja. Standar yang sudah kita kenal antara lain standar jenis film fotografi, ukuran kartu telepon, kartu ATM Bank, ukuran dan ketebalan kertas dan lainnya. Dalam menetapkan suatu standar tersebut mereka mengundang wakil anggotanya dari 130 negara untuk duduk dalam Komite Teknis (TC), Sub Komite (SC) dan Kelompok Kerja (WG).
Meski ISO adalah organisasi nonpemerintah, kemampuannya untuk menetapkan standar yang sering menjadi hukum melalui persetujuan atau standar nasional membuatnya lebih berpengaruh daripada kebanyakan organisasi non-pemerintah lainnya, dan dalam prakteknya ISO menjadi konsorsium dengan hubungan yang kuat dengan pihak-pihak pemerintah. Peserta ISO termasuk satu badan standar nasional dari setiap negara dan perusahaanperusahaan besar. ISO bekerja sama dengan Komisi Elektroteknik Internasional (IEC) yang bertanggung jawab terhadap standardisasi peralatan elektronik. Penerapan ISO di suatu perusahaan berguna untuk:
Meningkatkan citra perusahaan
Meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan
Meningkatkan efisiensi kegiatan
Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act)
Meningkatkan penataan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dalam hal pengelolaan lingkungan
Mengurangi risiko usaha
Meningkatkan daya saing
Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak yang berkepentingan
Mendapat kepercayaan dari konsumen/mitra kerja/pemodal
ISO 9000
ISO 9000 adalah kumpulan standar untuk sistem manajemen mutu (SMM). ISO 9000 yang dirumuskan oleh TC 176 ISO, yaitu organisasi internasional di bidang standarisasi. ISO 9000 mencakup standar-standar di bawah ini: ISO 9000 – Quality Management Systems – Fundamentals and Vocabulary: mencakup dasar-dasar sistem manajemen kualitas dan spesifikasi terminologi dari Sistem Manajemen Mutu (SMM). ISO 9001 – Quality Management Systems – Requirements: ditujukan untuk digunakan di organisasi manapun yang merancang, membangun, memproduksi, memasang dan/atau melayani produk apapun atau memberikan bentuk jasa apapun. Standar ini memberikan daftar persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah organisasi apabila mereka hendak memperoleh kepuasan pelanggan sebagai hasil dari barang dan jasa yang secara konsisten memenuhi permintaan pelanggan tersebut. Implementasi standar ini adalah satu-satunya yang bisa diberikan sertifikasi oleh pihak ketiga. ISO9004 –Quality Management Systems – Guidelines for Performance Improvements: mencakup perihal perbaikan sistem yang terus-menerus. Bagian ini memberikan masukan tentang apa yang bisa dilakukan untuk mengembangkan sistem yang telah terbentuk lama. Standar ini tidaklah ditujukan sebagai panduan untuk implementasi, hanya memberikan masukan saja. ISO4217 adalah standar internasional yang ditetapkan oleh International Organization for Standardization atau ISO yang berisi kode tiga huruf (juga disebut dengan kode mata uang) yang mendefinisikan nama mata uang. Daftar kode ISO 4217 dipakai oleh perbankan danbisnis di seluruh dunia untuk mendefinisikan mata uang. Di beberapa negara, kode-kode mata uang tersebut sudah dikenal luas sehingga nilai kurs yang diumumkan di surat kabardan
bank menggunakan kode-kode ini dibandingkan nama mata uang yang telah diterjemahkan atau simbol mata uang lainnya. ISO 3166-2 ISO 3166-2 adalah bagian kedua dari standar ISO 3166. Ini adalah sistem kode geografi yang diciptakan untuk mengkode nama sub-bagian dari negara. (Wilayah subnasional danarea-bergantung). Tujuan dari standar ini adalah untuk mengadakan seri singkatan nama tempat sedunia, digunakan untuk label paket, wadah, dll; di mana kode alphanumerik dapat memberitahu lokasi suatu tempat dengan lebih praktis dan tempat yang mempunyai nama sama dari nama lengkapnya. Ada 3700 kode berbeda dalam standar ini.
BAB II STANDAR DALAM SISTEM PEMIPAAN
Integritas sistem perpipaan tergantung pada pertimbangan dan prinsip yang digunakan dalam desain, konstruksi dan pemeliharaan sistem. Sistem perpipaan yang terbuat dari banyak komponen seperti pipa, flensa, dukungan, gasket, baut, katup, saringan, fleksibel dan sendi ekspansi. Komponen dapat dibuat dalam berbagai bahan, dalam berbagai jenis dan ukuran dan dapat diproduksi dengan standar nasional umum atau sesuai item produsen proprietary. Beberapa perusahaan bahkan mempublikasikan standar mereka sendiri pipa internal yang berdasarkan standar nasional dan sektor industri. Piping kode dan standar dari organisasi standardisasi sebagai ANSI, ASME, ISO, DIN dan lain-lain, adalah yang paling umum digunakan dalam pipa dan sistem perpipaan spesifikasi. Perbedaan antara kode pipa dan standar pipa dapat didefinisikan sebagai:
Piping Kode: Kode Piping mendefinisikan persyaratan desain, fabrikasi, penggunaan bahan, tes dan pemeriksaan pipa dan sistem perpipaan. Sebuah kode memiliki yurisdiksi yang terbatas didefinisikan oleh kode.
Piping Standar : Piping standar mendefinisikan desain aplikasi dan aturan konstruksi dan persyaratan untuk komponen perpipaan seperti flensa, siku, tee, katup dll
Sebuah
No
standar
memiliki
Kode Standar
ruang
lingkup
terbatas
didefinisikan
Negara
oleh
standar.
Penjelasan
1
AFNOR
Perancis
Perancis Norma
2
ASME
Amerika
American Society of Mechanical Engineers
3
ASTM
Amerika
American Society untuk Pengujian dan Material
4
DIN
Jerman
Jerman Norma
5
JIS
Jepang
Standar Jepang
6
ISO
Internasional Organisasi Internasional untuk Standardisasi
7
ANSI
American National Standards Institute
• ASME / ANSI B16 - Standar Pipa dan Fittings - The ASME B16 Standar mencakup pipa dan alat kelengkapan dalam besi cor, cor perunggu, tembaga tempa dan baja. • ASTM International - ASTM International - American Society untuk Pengujian dan Material - adalah organisasi ilmiah dan teknis yang mengembangkan dan menerbitkan standar sukarela pada karakteristik bahan, produk, sistem dan layanan. • ASTM International - Standar untuk Pipa Baja, Tabung dan Perlengkapannya - Standar ASTM meliputi berbagai jenis pipa baja, tabung dan alat perlengkapan untuk suhu tinggi layanan, penggunaan biasa dan aplikasi khusus seperti penggunaan proteksi kebakaran. • ASTM International - Volume 01.01 Baja - Piping, Tabung, Fittings - Suatu ikhtisar Volume ASTM 01.01 standar. • Perunggu Flensa - ASME / ANSI £ 150 - diameter Flange, ketebalan, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut untuk ASME / ANSI B16.15 - Fittings Bronze Threaded Cast - 150 Bronze lb flensa dengan wajah polos.
• Perunggu Flensa - ASME / ANSI £ 300 - diameter Flange, ketebalan, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut untuk ASME / ANSI B16.15 - Fittings Bronze Threaded Cast - 300 Bronze lb Flensa dengan wajah polos. • BSi - Pipa, Tube dan Fittings Standar dan Spesifikasi - standar Inggris dan spesifikasi untuk pipa, tabung dan alat kelengkapan. • Karbon dan Low-Alloy Steels Klasifikasi - Baja dianggap baja karbon bila tidak ada konten minimum yang ditentukan atau diperlukan untuk kromium, kobalt, columbium (niobium), molibdenum, nikel, titanium, tungsten, vanadium atau zirkonium. • Karbon dan Stainless Steel flensa - ASME / ANSI Kelas 150 - ASME / ANSI B16.5-1996 Pipa flensa dan flens Fittings - Kelas 150 Flensa - diameter luar dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut. • Karbon dan Stainless Steel flensa - ASME / ANSI Kelas 1.500 - ASME / ANSI B16.5-1996 Pipa flensa dan flens Fittings - Kelas 1.500 Flensa - diameter luar dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut. • Karbon dan Stainless Steel flensa - ASME / ANSI Kelas 2.500 - ASME / ANSI B16.5-1996 Pipa flensa dan flens Fittings - Kelas 2.500 Flensa - diameter luar dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut. • Karbon dan Stainless Steel flensa - ASME / ANSI Class 300 - ASME / ANSI B16.5-1996 Pipa flensa dan flens Fittings - Kelas 300 Flensa - diameter luar dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut.
• Karbon dan Stainless Steel flensa - ASME / ANSI Kelas 400 - ASME / ANSI B16.5-1996 Pipa flensa dan flens Fittings - Kelas 400 Flensa - diameter luar dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut. • Karbon dan Stainless Steel flensa - ASME / ANSI Kelas 600 - ASME / ANSI B16.5-1996 Pipa flensa dan flens Fittings - Kelas 600 Flensa - diameter luar dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut. • Karbon dan Stainless Steel flensa - ASME / ANSI Kelas 900 - ASME / ANSI B16.5-1996 Pipa flensa dan flens Fittings - Kelas 900 Flensa - diameter luar dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut. • Karbon dan Stainless Steel Flange Welding Bores Leher - Flange membosankan leher las flensa
sesuai
ASME
/
ANSI
B16.5-1996
Pipa
flensa
dan
flens
Fittings.
• Baja Karbon Flange - Tekanan dan Ratings Suhu - Suhu maksimum dan peringkat tekanan flensa
dimensi
sesuai
ASME
B16.5
dan
bahan
spesifikasi
ASTM
A-105.
• Pipa Baja Karbon - Membandingkan Spesifikasi Amerika & Eropa - Membandingkan standar pipa baja karbon dari Amerika Serikat, Jerman, Inggris dan Swedia.
• Cast Iron Flensa - ASME / ANSI Kelas 125 - ASME / ANSI B16.1 - 1998 - Cast Iron Pipe Fittings flensa dan flens - Kelas 125 Flensa - diameter luar dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut.
• Cast Iron Flensa - ASME / ANSI Kelas 25 - ASME / ANSI B16.1 - 1998 - Cast Iron Pipe Fittings flensa dan flens - Kelas 25 Flensa - diameter luar dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut. • Cast Iron Flensa - ASME / ANSI Kelas 250 - ASME / ANSI B16.1 - 1998 - Cast Iron Pipe Fittings flensa dan flens - Kelas 250 Flensa - diameter luar dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut. • Membandingkan Standar Piping Amerika dan Inggris - Membandingkan US Amerika (ASTM) dan Inggris (BSi) pipa standar - spesifikasi, nilai dan deskripsi materi.
• Referensi Silang Spesifikasi Material ASTM - Fittings, Flange, Serikat Pekerja dan Katup Cast dan Forged. • DIN - Pipa, Tube dan Fittings Standar dan Spesifikasi - Deutsches Institut für Normung DIN - pipa, tabung dan alat kelengkapan standar dan spesifikasi. • Pipa Fiberglass - Standar umum - Umumnya digunakan standar untuk pipa fiberglass dan aplikasi mereka. • Flensa - API vs ASME / ANS I - Membandingkan API dan ASME / ANSI flensa. • Flensa - Peringkat di Kelas dan Nomor Tekanan (PN) - Tekanan nomor (PN) dibandingkan dengan sebutan kelas flange. • ISO - Pipa, Tube dan Fittings Standar dan Spesifikasi - Organisasi Internasional untuk Standardisasi - ISO - pipa, tabung dan alat kelengkapan standar dan spesifikasi.
• JIS - Flensa, Baut, Nuts, dan Standar Paking - industri Jepang flensa, baut, mur, dan standar gasket dan spesifikasi dari JAS - Asosiasi Standar Jepang. • JIS - Standar Industri Jepang - Standar Jepang Asosiasi - JSA. • JIS - Pipa, Tube dan Fittings Standar - Jepang pipa tabung, industri dan standar fitting dan spesifikasi dari JAS - Asosiasi Standar Jepang. • Stainless Steel - Membandingkan Standar Internasional - Membandingkan standar internasional stainless steel dari Amerika (AS), Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Rusia, Spanyol, Swedia, Inggris (Inggris) dan Uni Eropa. • Pipa Stainless Steel - Membandingkan Standar Amerika dan Eropa - Membandingkan Amerika - US - dan Eropa - Jerman, Inggris (Inggris) dan Swedia - standar stainless steel pipa.
• Stainless Baja Klasifikasi - Stainless baja umumnya dikelompokkan menjadi baja tahan karat martensit, baja tahan karat feritik, baja tahan karat austenit, baja tahan karat dupleks (feritik-austenitic), dan presipitasi-pengerasan baja stainless. • Baja Organisasi Standardisasi Pipe - di dunia yang paling penting organisasi standardisasi pipa baja yang luas. • Pipa Baja Dimensi - ANSI Jadwal 80 - diameter internal dan eksternal, daerah, bobot, volume dan jumlah benang untuk jadwal 80 pipa baja. • Pipa Baja Dimensi - ANSI Jadwal 40 - diameter internal dan eksternal, daerah, bobot, volume dan jumlah benang untuk jadwal 40 pipa baja.
• Baja Tabung menurut BS 1387 - Dimensi dan bobot tabung baja menurut BSi - BS 1387:1985 Spesifikasi tabung baja kacau dan socketed dan tubular dan untuk tabung baja akhir polos cocok untuk pengelasan atau untuk meniduri ke BS 21 benang pipa.
• Threaded & Socket Welded Fittings Tekanan-Kelas dan Jadwal - Tekanan kelas, jadwal, dan bobot dari pipa untuk peralatan las ulir & socket. • Komite Eropa untuk Standarisasi CEN - CEN / TC 69 - Published standar
ASME B31.1 Power Piping
ASME B31.3 Process Piping
ASME B31.4 Liquid Transportation System for Hyrocarbons, Liquid Petroleum gas, Anhydrous Ammonia, And Alcohols.
ASME B31.7 Nuclear Power Piping
ASME B31.11 Slurry Transportation Piping System
ASME B16.5 Pipe Flange and Flange Fitting
API 5L Specification for Line Pipe
API 570 Piping Inspection Code
API 574 Inspection Practices for Piping Components