BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selat Hormuz merupakan salah satu selat yang paling penting di dunia. Selat ini merupakan satu-satunya jalan keluar dari Teluk Persia menuju Samudera Hindia dan Laut Arab1. Jalur ini merupakan jalur utama distribusi 20% pasokan minyak dunia yang berasal dari Timur Tengah ke Asia, Uni Eropa, dan Amerika2. Minyak merupakan sumber energi utama dunia saat ini. Berbagai aktivitas di berbagai bidang bid ang memerlukan energi dalam pelaksanaannya. Karena itulah itul ah sebagai salah satu jalur distribusi energi ke seluruh dunia, Selat Hormuz dianggap sebagai suatu wilayah yang sangat penting dan memegang kepentingan banyak negara. Pada akhir 2007 sempat terjadi konflik antara Iran dan Amerika Serikat yang berlanjut pada pernyataan Iran akan niatnya menutup Selat Hormuz. In December 2007 and into 2008, a series of naval events between the United States and Iran took place in the Strait of Hormuz. In June of 2008 Iran asserted that if it were attacked by the U.S. the strait would be sealed off in an effort to damage the world’s oil markets. The U.S. responded by claiming that any closure of the strait would be treated as an act of war. This further increased tensions and showed the importance of the Strait of Hormuz on a worldwide worldwide scale 3.
Ancaman penutupan Selat Hormuz kembali terjadi pada tahun 2012, ketka Amerika Serikat dan Eropa memberlakukan sanksi terhadap Iran berupa embargo ekonomi dengan tujuan mengurangi impor minyak Iran dan melarang adanya aktivitas transaksi keuangan dengan lembaga keuangan yang ada di Republik Islam Iran4. Sanksi ekonomi ini dimunculkan sebagai reaksi dari program nuklir damai Iran. Iran melakukan tindakan sebagai respon sanksi ekonomi barat dengan 1
Wen,Shuang. (2010). ‘The strait of Hormuz: A barometer in the emerging US-Gulf-China Triangular Relationship ’. Draft Resolution for Asian Student Paper. [6/4/2014] 2 National Geographic Society. (2014). Strait of Hormuz: The World Key Oil Choke’s Point. challenge/strait-of-hormuz/ > [9/4/2014] 3 Gouré, Dr. Daniel and Dr. Rebecca Grant. (2009 ). U.S. Naval Options for Influencing Iran. [8/4/2014] options.pdf> [8/4/2014] 4 Briney, Amanda. (n.d.). http://geography.about.com/od/politicalgeography/a/Strait-Of-Hormuz.htm > [6/4/2014]
1
ancaman menutup selat hormuz sebagai jalur utama ekspor minyak sekitar 15 -17 juta barel per hari. Hampir 90 persen negara yang berada di pinggiran Teluk Persia menggunakan Selat Hormuz untuk mengekspor produksi migas mereka. Lebih dari itu, mereka juga menggunakan Selat Hormuz untuk mendatangkan barang barang impor mereka dari negara China, Jepang, dan Korea Selatan. Gulf Cooperation Council mengatakan pihaknya menolak dan mengecam “campur
tangan Iran dalam urusan dalam negeri mereka dan Teheran harus segera dan tuntas menghentikan tindakan-tindakan dan kebijakan-kebijakan ini yang dapat meningkatkan ketegangan kawasan dan mengancam keamanan dan stabilitas5”. Pada tahun 2013, Iran melaksanakan latihan perang laut selama 5 hari pada 28 November 2012- 1 Januari 2013. Latihan perang dengan kode “Velayat -91” ini diadakan untuk menunjukan ancaman penutupan selat Hormuz. Latihan ini dilakukan dengan peluncuran rudal anti kapal produk dalam negeri Iran dengan nama “Qader” dan “Nour” 6 . Pada akhirnya, seiring dengan pergantian rezim, Iran menjadi lebih koperatif dan niat untuk menutup Selat Hormuz ini tidak pernah diungkit kembali. Tetapi ancaman yang pernah dilancarkan Iran cukup membuat dunia gentar dan menimbulkan ketegangan yang cukup meghawatirkan dalam hubungan Iran dengan negara-negara Barat. Makalah ini dibuat dalam rangka untuk memprediksi apakah yang akan terjadi jika Selat Hormuz benar-benar ditutup oleh Iran pada saat itu. Akan dilakukan simulasi mengenai pergerakan ekonomi dan militer di sekitar Teluk Persia pasca penutupan Selat Hormuz, yang pada akhirnya akan memunculkan
kesimpulan
akhir
mengenai
keefektifan
metode
ancaman
penutupan Selat Hormuz yang akan dilakukan oleh ole h Iran.
5
Saeno. (2012). Selat Hormuz: Kerajaan Teluk Goyang Dominasi Iran. [8/4/2014] goyang-dominasi-iran> [8/4/2014] 6 Al-Kaabi. Mohamed K. (2012). The Strategic Alternatives Of The Gulf Cooperation Council (Gcc): Disruption Ofmaritime Traffic In The Arabian Gulf As A Result Of Iranian Threats To Close The Strait Of Hormuz. Monterey: Naval Postgraduate School. http://www.hsdl.org/?view&did=710212 > [8/4/2014]
2
1.2 Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang dapat ditarik dari latar belakang di atas adalah: 1.2.1 Bagaimanakah analisis tindakan Iran dalam menutup Selat Hormuz dipandang dari perspektif Hukum Laut Internasional dan kapabilitasnya secara nyata? 1.2.2 Bagaimana prediksi dampak penutupan Selat Hormuz terhadap distribusi minyak global? 1.2.3 Bagaimana prediksi respon negara-negara lain terhadap penutupan Selat Hormuz yang dilakukan oleh Iran? 1.2.4 Bagaimana dampak penutupan Selat Hormuz terhadap Iran?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mensimulasikan jika Iran benar benar merealisasikan ancamannya dalam menutup Selat Hormuz. Pertama-tama akan dilakukan analisis mengenai tindakan penutupan Selat Hormuz tersebut untuk mengetahui legalitas, justifikasi, dan kapabilitas Iran dalam melakukan tindakan tersebut. Penelitian ini juga ditujukan untuk memprediksi dampak penutupan Selat Hormuz baik dari sisi Iran maupun global, serta memprediksi respon dan tindakan negara-negara lain dalam menanggapi hal tersebut. Pada akhirnya dari berbagai hal di atas, diharapkan dapat diketahui efektifitas penutupan Selat Hormuz bagi Iran. Analisis dilakukan dari berbagai sisi untuk mengetahui pertimbangan dan alasan Iran dalam ancamannya menutup Selat Hormuz, dan apakah faktor-faktor yang dianalisis ini akhirnya berpengaruh terhadap keputusan Iran yang koperatif dan tidak mengungkit ancaman penutupan tersebut.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Selat Hormuz
2.1.2 Sejarah Selat Hormuz Selat Hormuz adalah satu-satunya jalur perairan dari delapan negara di kawasan Teluk Persia atau Arab yang menyambungkan Selat Persia dengan Laut Oman. Delapan negara tersebut adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Bahrain, Kesultanan Oman, Kuwait, Irak, dan Iran. Hampir setiap 10 menit satu kapal tanker melewati selat tersebut. Sekitar 40 persen impor minyak dunia melewati selat itu, dan sekitar 90 persen ekspor minyak negara-negara Arab teluk, Irak, dan Iran melalui jalur Selat Hormuz7.Selat Hormuz merupakan jalur vital pengiriman minyak mentah dari Timur Tengah Ten gah ke seluruh dunia. Menurut Badan Informasi Energi AS, sepertiga pasokan minyak dunia yang dibawa melalui laut melewati selat ini pada 2009. Selat selebar 4 mil antara Oman dan Iran ini juga merupakan jalur utama bagi Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Irak dalam membawa gas cair alami dari Qatar 8. The Strait of Hormuz is the only link between the Gulf and the open water of Arabian Sea and Indian Ocean. It lies between Iran and a tiny separated territory of the Sultanate of Oman on the Arabian Peninsula. Measured along the median line, the Strait is about one hundred and four miles long but narrows to only twenty nautical miles at the northeastern end between Larak Island on the Iranian side, and the Quioins on the Omani side.On average, there is an oil tanker navigating through the Strait every eight to ten minutes. Four million tons of oil passes by every day 9.
Selat ini adalah rute perjalanan kapal internasional yang paling strategis, karena di sepanjang sejarah, selat ini memiliki urgensi geologis yang sangat signifikan. Masalah minyak tanah lebih meningkatkan urgensi selat ini. Posisi Selat Hormuz sebagai sebuah wilayah energi yang paling strategis sudah
7
Rahman, Mustafa Abd. (2012). Bisakah Iran Menutup Selat Hormuz. http://internasional.kompas.com/read/2012/01/05/07314299/Bisakah.Iran.Menutup.Selat.Hormuz > [6/4/2014] 8 Armandhanu, Denny. (2011). Iran Mengancam Tutup Jalur Minyak. [6/4/2014] 9 Wen,Shuang. (2010). Loc. Cit.
4
terbuktikan10. Belakangan ini, enam negara teluk bersama-sama mengecam campur tangan Iran. Mereka menuduh Iran telah mencampuri urusan dalam negeri dari masing-masing kerajaan teluk tersebut. Para pemimpin monarki-monarki Arab Teluk mengecam Iran ketika mereka mengakhiri KTT dua hari di Manama, Bahrain. Enam negara itu adalah Arab Saudi, Qatar, Bahrain, Kuwait, Oman dan Uni Emirat Arab. Mereka juga mengecam pendudukan Iran atas tiga pulau Emirat yaitu Abu Musa, Greater Tunb, dan Lesser Tunb, di Selat Hormuz yang strategis dan menjadi pintu masuk ke Teluk. In the 1990s, disputes between Iran and the United Arab Emirates over control of several small islands within the Strait of Hormuz resulted in further treats to close the strait 11. By 1992 however, Iran took control of the islands but tensions remained in the region throughout the 1990s.
Teheran menduduki pulau-pulau itu tahun 1971, ketika Inggris yang menguasai
pulau-pulau
tersebut
mundur
dari
wilayah
Teluk.
Teheran
mempertahankan pulau-pulau itu karena merupakan bagian sejarah dari wilayahnya dan menggelarkan pasukan militer di pulau terbesar. Uni Emirat Arab mengklaim kepemilikan pulau-pulau itu sesuai dengan satu perjanjian yang ditandatangani dengan Inggris, dan mendapat dukungan dari negara Arab Teluk lainnya dan sekutunya Amerika Serikat. Selat selebar 4 mil antara Oman dan Iran ini juga merupakan jalur utama bagi Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Irak dalam membawa gas cair alami dari Qatar . Iranian actions against the UAE in the Gulf have contributed to the UAE’s strategic closeness to the United States. In April 1992, Iran asserted complete control of the largely uninhabited Persian Gulf island of Abu Musa, which it and the UAE shared under a 1971 bilateral agreement. (In1971, Iran, then ruled by the U.S.-backed Shah, seized two other islands, Greater and Lesser Tunb, from the emirate of Ras al Khaymah, as well as part of Abu Musa from the emirate of Sharjah.) The UAE has called for peaceful resolution of the issue through direct negotiations, referral to the International Court of Justice, or through another agreed forum. The U.S. position is that it takes no position on the sovereignty of the islands, but it supports the UAE’s call to negotiate the dispute 12.
10
Berita Shabestan. (2012). Amerika dan Barat Terjerat di Selat . [6/4/2014] 11 Foley, Sean. (1999). ‘The UAE: Political Issues and Security D ilemmas’. Middle East Review of Vol. 3, No. 1 [8/4/2014] 12 Katzman, Kenneth. (2014). ‘The United Arab Emirates (UAE): Issues for U.S. Policy’ . [6/4/2014]
5
2.1.2 Potensi dan Pihak-Pihak yang Berkepentingan di Selat Hormuz Potensi yang dimiliki selat ini adalah sebagai salah satu jalur perdagangan minyak dunia terbesar dan mempengaruhi sebesar 40% impor minyak dunia. Setiap minggunya ratusan kapal tanker melintasi selat ini untuk membawa 2/3 suplai minyak bumi ke negara-negara besar seperti Jepang, Eropa barat dan Amerika Serikat.13 Selat inilah yang menghubungkan negara-negara kawasan Teluk Persia dengan beberapa negara pengimpor minyak mereka.. Volume minyak yang ditransportasikan melalui Selat Hormuz bisa mencapai 17 juta barel/harinya atau sekitar 19% dari total produksi atau kebutuhan dunia.14. Selain dalam sektor minyak, dalam sektor gas selat ini telah menjadi 1/3 rute pengiriman gas cair (LNG) dengan persentase sebesar 33% didunia, sehingga dapat dikatakan bahwa selat ini merupakan jantung bagi perdagangan minyak dan gas dunia. Potensi tersebutlah yang mendorong beberapa negara untuk melakukan sikap tegas terhadap Iran yang berusaha mematikan perekonomian dunia, melalui adanya ancaman penutupan selat. Perang dapat menjadi hal yang mungkin terjadi apabila selat yang penting bagi perekonomian dunia tersebut benar-benar ditutup. Potensi utama Selat Hormuz dalam bidang transportasi perdagangan dan distribusi minyak pada praktiknya melibatkan kepentingan beberapa negara secara langsung. Negara-negara tersebut adalah:
Uni Emirat Arab mengekspor 2.4 juta barrel minyak perhari melalui selat Hormuz dengan negara penerima adalah Jepang dan India15.
13
Ramazani, R.K. (1978). The Persian Gulf and the Strait of Hormuz . Sijthoff & Noordhoff International Publisher BV Alphen aan den Rijn: The Netherlands. Hlm.5 14 Prabantoro, Putut. (2012). Harga Minyak Bisa Tembus USD 150-175 . KOMPAS [9/4/14] 15 Central Intelligence Agency. (n.d). Middle East: Iran. [9/4/2014]
6
Arab Saudi mengekspor 6.3 juta barrel minyak perhari melalui selat Hormuz dengan negara penerima terbesar Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok 16.
Qatar mengekspor 1.2 juta barrel perhari dengan negara penerima terbesar Jepang dan Korea Selatan. Kuwait mengekspor 1.6 juta barrel perhari dengan konsumen utama Korea Selatan dan India17.
Iraq mengekspor 1.7 juta barrel minyak perhari dengan konsumen utama AS dan India. Iran mengekspor 2.3 juta barrel minyak perhari dengan konsumen utama RRT dan India18.
2.2 Teori Geopolitik, Geoekonomi, dan Geostrategi
Penutupan Selat Hormuz oleh Pemerintah Iran ini menjadi dapat dikaji dengan teori geopolitik. Kondisi geografis atau alam dari suatu Negara mempunyai
peran
penting
dalam
pembentukkan
maupun
pengaplikasian
kebijakan dari suatu Negara. Geopolitik merupakan proses pengambilan keputusan secara kolektif yang berlandaskan kepentingan serta kekuasaan (John A. Agnew).19 Teori ini berdampingan pulan dengan pemakaian paham Quasi Organic oleh Friedrich Ratzel dalam bukunya Politische Geographie (1897). Teori ini menganalogikan Negara sebagai suatu organisme yang memerlukan suatu ruang dan sumber daya agar bertahan hidup. Tindakkan pemerintah Iran mempunyai landasan kepentingan (sumber daya) yang beralaskan kekuasaan (ruang). Tindakan tersebut merepresentasikan tujuan dari pembuatan keputusan itu sendiri yaitu bagi kesejahteraan suatu Negara itu sendiri; the natural environment of each particular republic has to be considered, in order to adjust form of the commonwealth to the nature of places and the human laws to the natural laws”. 20 Kondisi geopolitik di Selat Hormuz berkenaan langsung dengan kondisi geoekonomi. Dalam pelaksanaan teori-teori diatas terdapat factor kekuasaan yang 16
Ibid National Geographic Society. Loc. CIt 18 Ibid. 19 John A. Agnew. (2003). Geopolitics: Re-visioning World Politics . Routledge: London, pg. 18 20 Kristof, Ladis K. D. (1960). ‘The Origins and Evolution of Geopolitics ’. Journal of Conflict Resolution. Vol. 4, No. 1. Sage Publications, Inc. Pg. 18 17
7
disebabkan oleh pementaan pasar minyak dunia (ekonomi) atau dengan kata lain didominasi oleh isu-isu geoekonomi. Klaus Solberg Soilen (2012) berpandangan bahwa geoekonomi sebagai studi keruangan, budaya, dan strategis sumber daya yang bertujuan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.21 Soilen juga membentuk doktrin Nature Resource Lands22 (Nareland) sebagai poin dari perpindahan pemikiran dari geopolitik ke geoekonomi. Berikut pendapat Soilen dalam pemusatan teori geoekonomi, The idea that holding the Middle East – the Heartland “the greatest natural fortress on earth”– is the key to controlling the civilized world was once the core idea in geopolitical thinking. It was the central plank in the geopolitics of Sir Halford Mackinder, the basis of the Truman Doctrine, the Eisenhower Doctrine, and the Carter Doctrine. With Nicholas Spykman geopolitical attention shifted towards the Rimland : dominating the coastal areas of Eurasia. With the shift from geopolitics to geoeconomics the focus is no longer the Heartland or the Rimland, or coherent geographical region, but the set of all geographical locations containing economically-important natural resources, what we shall call the Nareland (Natural Resource Lands)23.
Teori geostrategi kini akan melengkapi seri kedua teori diatas dalam kasus ini. Jakub J. Grygiel dalam Great Powers and Geopolitical Change berpendapat bahwa, Geostrategy is the geographic direction of a state's foreign policy. More precisely, geostrategy describes where a state concentrates its efforts by projecting military power and directing diplomatic activity….Instead they must focus politically and militarily on spe cific areas of the world. Geostrategy describes this foreign-policy thrust of a state and does not deal with motivation or decision-making processes. The geostrategy of a state, therefore, is not necessarily motivated by geographic or geopolitical factors. A state may project power to a location because of ideological reasons, interest groups, or simply the whim of its leader. 24
Dalam perkembangannya para pemikir Jerman seperti, Friedrich Ratzel maupun Rudolf
Kjellen
menganalogikan
mengembangkan Negara
sebagai
teori
Organic
organisme
State
atau
yaitu,
mahluk
teori
yang
hidup
yang
membutuhkan ruang dan sumber daya dalam mencapai tujuannya (bertahan hidup), sehingga seri teori dari geostrategi dan geoekonomi melengkapi
21
Soilen , Klaus Solberg. (2012). Geoeconomics. Klaus Solberg Søilen & Ventus Publishing ApS. [9/4/2014] Pg. 43 22 Ibid . Pg. 56 23 Ibid. 24 Antartica University. (2013). Lecture 3: NATO’s Geostrategic Goals . [9/4/2014]
8
pengaplikasian dari geostrategi ini, yang kemudian menjadi landasan dari dibangunnya German School of Geostrategy. 2.3 Hukum Laut Internasional
Terdapat dua konvensi besar yang terkait dengan hukum laut internasional yang masih berlaku hingga saat ini. Konvensi tersebut adalah Konvensi Jenewa tahun 1958 dan dilanjutkan dengan United Nations Convention on The Law of The Sea (UNCLOS) dengan memuat inti yang sama. Konvensi Jenewa 1958
diselenggarakan melalui 4 bagian konvensi di dalamnya. Keempat konvensi tersebut antara lain konvensi tentang laut wilayah dan jalur tambahan, konvensi tentang laut bebas, konvensi tentang landas kontinen serta konvensi tentang perikanan dan perlindungan sumber hayati laut. Terkait dengan kasus selat Hormuz, konvensi yang dapat diambil keabsahannya adalah konvensi yang pertama yakni konvensi tentang laut wilayah dan jalur tambahan. Sebelum melakukan analisis terhadap kasus selat Hormuz terkait dengan hukum laut, akan dijelaskan terlebih dahulu sebagian isi dari konvensi ini yang dianggap paling bermanfaat dalam melakukan analisis tersebut. Konvensi yang membahas tentang laut wilayah dan jalur tambahan atau dikenal sebagai “Convention on The Territorial Sea and The Contiguous Zone ” tersebut
menghasilkan beberapa pasal dari beberapa bagian di dalamnya. Dalam bagian pertama pasal 1, ayat 1 konvensi tersebut dijelaskan secara umum mengenai kedaulatan wilayah laut sebuah negara yang diukur dari pulau terluar atau garis pangkal negara tersebut. Kedaulatan tersebut juga meliputi kedaulatan angkasa yang berada di atasnya dan kedaulatan sumber daya di bawahnya.25 Sedangkan UNCLOS yang merupakan hukum saat ini, di dalam pasal 3 disebutkan jarak 12 mil dari garis dasar pantai sebagai wilayah kedaulatan.26 Hal yang penting dari konvensi ini adalah hak aturan mengenai hak lintas damai. Negara pantai memiliki hak lintas damai yang diperuntukkan baik bagi
25
United Nations. (2005) Convention on the Territorial Sea and the Contiguous Zone 1958 . United Nations : Treaty Series vol. 516, p. 205 26 United Nations. (2001). United Nations Convention of the Law of the Sea 1982 . [9/4/2014]
9
kapal perang maupun kapal komersil. Di dalam pasal 15, ayat 1, konvensi ini menyebutkan bahwa negara pantai tidak boleh menghambat lintas damai di laut teritorialnya. Selain itu, di pasal 14 dipaparkan bahwa subjek dari hak lintas damai adalah kapal-kapal yang berasal dari seluruh negara baik yang berasal dari negara pantai atau negara yang tidak berpantai, aturan ini juga dimuat dalam pasal 17 UNCLOS 1982. Kapal yang memanfaatkan atau melintasi laut teritorial tidak dapat dinyatakan bersalah selama kapal-kapal tersebut tidak merugikan dan mengganggu keamanan negara pantai. Negara pantai hanya dapat menghalanghalangi kapal yang melewati lintas damai jika menyangkut pelanggaran seperti membawa senjata masal dan membawa manusia untuk dijadikan budak.27 Dalam konvensi Jenewa dan UNCLOS, hak lintas damai sendiri diperbolehkan untuk seluruh kapal dengan tujuan melintas laut wilayah negara pantai tanpa melewati laut pedalaman atau laut terdekat negara tersebut. Dijelaskan bahwa prasyarat damai dalam lintasan damai tersebut adalah tidak mengganggu perdamaian dan keamanan negara pantai, kapal yang melintas harus tunduk dan patuh pada regulasi atau aturan hukum negara pantai, dan tidak merugikan intelijen serta data pertahanan negara pantai.
27
Ibid.,
10
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Analisis Tindakan Iran dalam Menutup Selat Hormuz Dipandang dari Perspektif Hukum Laut Internasional dan Kapabilitasnya Secara Nyata
Selat Hormuz merupakan salah satu selat yang letaknya sangat strategis, dimana selat ini merupakan jalur perdagangan minyak dunia, karena hampir setiap 10 menit satu kapal tanker yang membawa minyak dari negara-negara Timur Tengah melewati selat tersebut. Selat Hormuz merupakan satu-satunya jalur perairan yang digunakan oleh delapan negara yang berada di kawasan Teluk Persia untuk melakukan perdagangan minyak dunia.28 Kedelapan negara tersebut merupakan negara-negara yang masuk sebagai negara penghasil migas di dunia, sehingga keberadaan Selat Hormuz memiliki pengaruh yang sangat besar bagi negara-negara di dunia terutama negara Barat.29 Melihat pentingnya keberadaan Selat Hormuz ini, pada tahun 2012 Iran mengeluarkan sebuah ancaman yang cukup mengkhawatirkan dunia internasional yaitu ancaman untuk melakukan penutupan terhadap Selat Hormuz. Tindakan yang dilakukan Iran ini bukan lah suatu tindakan yang tidak beralasan, tetapi ini merupakan sebuah reaksi Iran terhadap pengenaan embargo, sanksi ekonomi dan keuangan internasional oleh negara-negara Barat. Permasalahan antara Iran dan negara-negara Barat ini berawal dari isu pengembangan senjata nuklir Iran, dimana pada September 2009 Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan bahwa Iran telah melakukan pengayaan uranium hingga 20%. Pengayaan uranium tersebut menurut Iran hanya digunakan untuk memproduksi isotop yaitu obat penyakit kanker, tetapi menurut sejumlah analis pengayaan uranium hingga 20% merupakan suatu langkah penting untuk
28
Rahman, Musthafa Abd. (2012). ‘Bisakah Iran Menutup Selat Hormuz?’ . KOMPAS . 5 Januari. [5/4/14]. 29 ibid
11
menjadikan uranium sebagai suatu persenjataan.30 Berdasarkan laporan IAEA tersebut, beberapa negara dunia terutama negara Barat mulai mencurigai adanya pengembangan senjata nuklir oleh Iran, sehingga negara-negara tersebut menghimbau
Iran
untuk
menghentikan
pengembangan
nuklirnya.
Tetapi
pemerintah Iran dengan tegas mengatakan bahwa program nuklir tersebut hanya ditujukan untuk pembangkit listrik dan penelitian ilmiah, bukan untuk melengkapi persenjataan mereka. Melihat sikap Iran yang tidak mau mengurangi atau menghentikan program nuklirnya tersebut, akhirnya Amerika Serikat, Uni Eropa beserta sekutu mereka menjatuhkan sanksi ekonomi dan keuangan yaitu melakukan embargo terhadap minyak mentah dan petrokimia Iran, mengenakan sanksi dalam bentuk retriksi terhadap lembaga keuangan perdagangan sektor minyak dan melakukan pembekuan terhadap 243 aset Iran.31 Tidak hanya itu saja, tetapi Amerika Serikat juga memaksa negara lain untuk menghentikan perdagangan dengan Iran dengan mengeluarkan mancanegara
ancaman untuk
yaitu
masuk
tidak
dalam
mengizinkan
jaringan
berbagai
keuangan
dan
perusahaan perdagangan
internasional yang dikuasai oleh Amerika Serikat apabila perusahaan tersebut masih melakukan transaksi dengan Iran.32 Berbagai sanksi ekonomi yang dijatuhkan terhadap Iran tersebut juga mendapat dukungan dari PBB, sehingga Iran berada dalam posisi yang terpojokkan oleh dunia internasional. Walaupun demikian, Iran tetap tidak mundur dari apa yang dipercayai bahwa program nuklir mereka untuk kepentingan damai dan adalah hak mereka untuk melanjutkan program tersebut. Iran menganggap bahwa berbagai sanksi ekonomi yang dikenakan kepada mereka telah melampaui batas karena perekonomian Iran sangat bergantung pada ekspor minyak, sehingga berbagai sanksi tersebut dapat membahayakan kesejahteraan masyarakat Iran. Dimana
30
BBC. (2012). Iran Mulai Proses Pengayaan Uranium . [8/4/14] 31 Setiawan, Dadang. (n.d). Kesepakatan Nuklir Iran: Anatomi dan Agenda . [8/4/14]. 32 Kawilarang, Renne R.A. (2012). ‘Iran Kembali Ancam Tutup Selat Hormuz ’. VIVA NEWS . [8/4/14]
12
semenjak penjatuhan sanksi tersebut penerimaan minyak Iran menurun hingga 60% dari penerimaan APBN Iran, isolasi dari sistem perbankan internasional menyebabkan jatuhnya mata uang Iran yang berujung pada inflasi hingga 40%, dan pada akhirnya hal ini berdampak pada meningkatnya pengangguran serta angka kemiskinan penduduk Iran.33 Melihat berbagai kerugian yang diakibatkan oleh berbagai sanksi ekonomi tersebut, akhirnya Iran mengeluarkan ancaman untuk menutup Selat Hormuz. Penutupan ini dilakukan oleh Iran dengan tujuan agar negara-negara Barat beserta sekutunya mencabut berbagai sanksi ekonomi tersebut, dan ancaman untuk menutup Selat Hormuz adalah hal yang efektif karena sebagian besar pasokan minyak mentah dunia berasal dari kedelapan negara yang berada pada Teluk Persia. Apabila Iran melakukan penutupan terhadap Selat Hormuz maka tidak ada kapal tanker yang membawa pasokan minyak dunia khususnya ke negara-negara Barat yang mampu melintas untuk melewati selat tersebut. Serta Iran
menghimbau
kepada
negara-negara
di
Teluk
Persia
untuk
tidak
meningkatkan produksi minyak mentah dan menutupi kekurangan minyak mentah dunia ketika Iran tengah dikenakan sanksi ekonomi. Iran mengancam apabila negara-negara tersebut meningkatkan produksi minyaknya, maka Iran tidak akan segan-segan utnuk menutup Selat Hormuz. Semenjak mengeluarkan ancaman tersebut, pemerintah Iran telah menyiapkan undang-undang tentang penutupan Selat Hormuz terutama terhadap kapal-kapal tangki minyak menuju Eropa dan Amerika Serikat. Ancaman Iran ini mampu meresahkan berbagai negara di dunia karena jika dilihat dari geografisnya, pantai utara Selat Hormuz merupakan wilayah kedaulatan Iran sehingga Iran dapat dengan mudah menghentikan atau menyerang kapal minyak yang berlayar dari atau yang menuju Teluk Persia melalui Selat Hormuz.34 Selain itu Iran berhasil menduduki beberapa pulau yang berada pada pintu masuk utama jalur perkapalan di Selat Hormuz pada sisi Teluk, diantaranya
33 34
Setiawan, Dadang. Loc. Cit. Evans, Michael. 2006. Showdown with Nuclear Iran . Edinburgh: Thomas Nelson. Hlm: 158
13
adalah pulau Tunbs, Abu Musa, Qeshem, Larak, Hormuz, Sirri, dan Bani Forur. 35 Pulau Abu Musa dan Tunb merupakan pulau yang paling penting karena letaknya yang berada pada bagian barat jalur masuk utama Selat Hormuz. Sebenarnya kedua pulau ini berada pada wilayah antara Iran dan Uni Emirat Arab (UAE), tetapi pemerintah Iran mengatakan bahwa sejak 1965 pulau tersebut telah menjadi bagian dari Iran dan tidak dapat dipisahkan, serta Iran menolak segala pengajuan pengadilan kepemilikan sah dari pulau tersebut.36 Sehingga dapat dikatakan bahwa Iran memiliki kemampuan yang besar untuk melakukan penutupan terhadap Selat Hormuz, karena sebagian besar jalur utama masuknya kapal-kapal tangki telah berada di bawah kendali Iran. Walaupun Iran menguasai sebagian besar Selat Hormuz, berdasarkan hukum internasional Iran tidak berhak untuk menutup Selat Hormuz karena Selat Hormuz merupakan perairan internasional dimana semua kapal bebas untuk melintas di perairan tersebut selama tindakan kapal-kapal yang melintas tidak melakukan tindakan yang mampu mengancam keamanan negara-negara yang bertepi pada selat tersebut dan hukum yang mengatur kapal-kapal tersebut adalah hukum transit.37 Tetapi Analis politik Iran, Shariatamadari mengatakan bahwa Iran memiliki hak secara hukum untuk menutup Selat Hormuz baik sementara maupun permanen, dimana hal ini didasarkan pada konferensi Geneva 1958 dan konferensi Jamaika 1982 yang berisi kesepakatan akan pemberian hak terhadap negara-negara yang bertepi di Selat Hormuz untuk menutup selat itu baik sementara maupun permanen apabila kedaulatannya terancam oleh kapal dagang atau militer yang melewati selat tersebut. Berdasarkan pada analisisnya, setiap kapal tangki yang membawa minyak dan melewati Selat Hormuz untuk negaranegara yang menjatuhkan sanksi blokade minyak Iran adalah mengancam
35
Cordesman, Anthony H. (2005). Iran’s Developing Military Capabilities. Washington DC: CSIS Hlm: 77 36 ibid 37 Rahman, Musthafa Abd. (2011). ’Sudah Sejak Lama Jadi Sasaran KonflikNegara-negara Arab Teluk ’. KOMPAS . [8/4/14]
14
keamanan nasional negaranya, sehingga Iran berhak untuk menutup Selat Hormuz.38 Sehingga dapat dikatakan bahwa apabila perekonomian Iran terus merosot akibat berbagai sanksi ekonomi yang dikenakan kepada negaranya, Iran tidak akan segan-segan untuk melakukan penutupan terhadap Selat Hormuz mengingat kemampuan besar yang dimiliki negaranya untuk menutup selat tersebut.
3.2 Prediksi Dampak Penutupan Selat Hormuz Terhadap Distribusi Minyak Global
Geoekonomi dapat didefinisikan sebagai sebuah konsep yang ditandai oleh kondisi ekonomi atau politik yang dipengaruhi oleh faktpr geografis dan dilakukan di tingkat internasional. Dapat juga diartikan sebagai wacana ekonomi yang dikaitkan dengan pemetaan wilayah beserta kondisi-kondisi dominan yang terjadi dan membentuk satu variabel yang determinan tentang dinamika ekonomi di suatu tempat/wilayah. Dari implementasi dan kebijakan yang dikeluarkan oleh Republik Islam Iran mengenai rencana penutupan Selat Hormuz, dapat dispekulasikan bahwa penutupan Selat Hormuz merupakan tindak strategi geoekonomi yang merupakan respon terhadap tindakan Uni Eropa dan Amerika Serikat yang memberlakukan sanksi ekonomi, melarang semua impor minyak dari Iran untuk masuk Eropa dan Amerika Serikat.39 Sebagai konsekuensi atas kegagalan dari negosiasi terakhir terhadap program nuklir Iran, Uni Eropa mengikuti jejak Amerika Serikat untuk memberlakukan larangan impor dari minyak Iran yang mulai efektif diberlakukan pada tanggal 1 Juli 2012. Sejak saat itulah pernyataan provokasi muncul dari otoritas pemerintah Iran bahwa mereka akan menutup Selat Hormuz yang menjadi respon atas sanksi yang diberikan oleh pihak-pihak tertentu.40 Dihubungkan dengan pengertian geoekonomi dapat disimpulkan bahwa kebijakan ekonomi yang diambil Iran dengan ancaman penutupan Selat Hormuz 38
Rahman, Musthafa Abd. Loc cit. Soilen, Klaus Solberg. Loc. CIt 40 Barzegar, Kayhan. (2012). ‘Iran’s Strategy in the Strait of Hormuz’. The Diplomat [9/4/2014] 39
15
merupakan kebijakan ekonomi yang menjadi perpanjangan atas peristiwa politik dan keamanan berupa sanksi internasional akan program nuklir Iran. Kebijakan yang akan sangat berpengaruh kepada kondisi ekonomi dunia di mana 90% distribusi minyak Timur Tengah diekspor melalui Selat Hormuz. Penutupan jalur perdagangan strategis Selat Hormuz akan memberikan dampak global, salah satunya dengan terhambatnya distribusi minyak dari Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Iraq, dan tentunya Iran sendiri, ke negara konsumen terbesar yaitu Jepang, India, Amerika Serikat, Republik Rakyat Tiongkok, dan Korea Selatan. Bagi mereka penutupan Hormuz berarti peningkatan pesat harga minyak dunia, dan peningkatan posibilitas dari negative absolute returns dari stok minyak sendiri, serta krisis ekonomi yang akan ditimbulkan akan jauh lebih besar dari lima peristiwa sebelumnya yang telah menyebabkan krisis minyak, antara lain pada tahun 1973 hingga 1974 pada peristiwa Perang Arab Israel yang menyebabkan berhentinya distribusi 5 juta barrel perhari, pada tahun 1979-1980 pada peristiwa perang Iraq Iran dan Revolusi Iran yang menyebabkan berhentinya distribusi 6 juta barrel perhari, pada tahun 1990 pada persitiwa Invasi Iraq atas Kuwait yang menyebabkan berhentinya distribusi 4 juta barrel minyak perhari, pada tahun 1999-2000 pada peristiwa penundaan ekspor minya Iraq yang menyebabkan berhentinya 3 juta barrel minyak perhari, peristiwa aksi Venezula dan perang di Iraq yang menyebabkan berhentinya distribusi 3 juta barrel minyak perhari, dan diprediksikan apabila Selat Hormuz ditutup akan memberhentikan distribusi 13 juta barrel perhari.41 Posibilitas yang Muncul Akibat Penutupan Selat Hormuz
Penutupan Selat Hormuz akan menimbulkan berbagai kemungkinan, yang merupakan respon maupun alternatif yang dilakukan negara-negara terhadap penutupan selat Hormuz. Apakah itu respon militer maupun strategi ekonomi lain. a. Distribusi Minyak Melalui Pelabuhan di Arab Saudi bagian Barat
Selat Hormuz merupakan satu-satunya jalan bagi negara-negara teluk seperti Iran, Iran, Kuwait, Qatar, dan Uni Emirat Arab untuk 41
Durden, Tyler. (2011). ‘ What Closing The Straits of Hormuz Will Mean in 3 Simple Char ts’. Zero Hedge. [9/4/2014].
16
mendistribusikan minyaknya. Namun Selat Hormuz bukan menjadi satusatunya jalan bagi negara pengekspor minyak terbesar di Timur Tengah yaitu Arab Saudi untuk mendistribusikan minyaknya. Dengan terdapatnya 5 pelabuhan di Arab Saudi bagian barat yaitu di Dhuba, Rabigh, Qadhimah, dan Gizan, serta satu terminal kontainer di Jeddah, dapat menjadi alternatif distribusi minyak Arab Saudi.42 Namun bukan hanya Arab Saudi saja yang bisa menjadikan pelabuhan di Arab Saudi bagian barat sebagai alternatif. Tentunya Kuwait, Iraq, Qatar, dan Uni Emirat Arab juga dapat mendistribusikannya dengan jalan darat ke Arab Saudi, dan mendistribusikannya ke kapal-kapal yang akan mengangkut minyak mereka ke negara konsumen. Namun tentunya dengan waktu distribusi dan cost yang jauh lebih mahal dari pada melalui selat Hormuz. Melalui
pelabuhan di barat Arab Saudi dapat memperpendek jalur ke Amerika Serikat dan Eropa, karena dapat dengan mudah melewati Terusan Suez, namun semakin menjauhkan apabila minyak akan didistribusikan ke konsumen-konsumen besar di wilayah timur, seperti Jepang, Korea, India, dan Republik Rakyat Tiongkok. b. Pembangunan Jalur Pipa bypass di Dasar Selat Hormuz
Pembangunan jalur pipa bypass di dasar Selat Hormuz merupakan rencana Uni Emirat Arab untuk antisipasi dan merupakan sebuah bentuk asuransi bagi anggota OPEC sebagai respon bagi rencana penutupan selat Hormuz Iran. Sepanjang 236 mil pipa minyak mentah akan diawali dari Abu Dabhi akan melewati gurun barat dan pegunungan hajar ke Kota Fujairah, yang merupakan kota pantai yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, di selatan Selat Hormuz. Pipa ini direncanakan akan membawa minimal 1.5 juta barrel minyak mentah perhari dan diekspektasikan dapat meningkat hingga 1.8 juta barrel. 43Dispekulasikan
42
Sea Rates LP. (2014). Sea ports of Saudi Arabia [9/4/2014] 43 The Associate Press. (2012). ‘ UAE opens pipe line to bypass Strait of Hormuz’. USA today [9/4/2014]
17
negara-negara seperti Iraq, Kuwait, dan Qatar juga dapat membangun pipa yang melewati negara-negara teluk dan melalui pelabuhan di Uni Emirat Arab, tentunya dengan kerjasama antarpemerintah yang dilakukan sebelumnya yang merupakan bentuk kecaman dari penutupan selat Hormuz. Dampak Global Penutupan Selat Hormuz oleh Iran
Meningkatnya Harga Minyak dan Gas Dunia Perkembangan teknologi pada masa ini selalu dibarengi dengan meningkatnya kebutuhan akan sumberdaya energi. Aspek dasar kehidupan manusia seperti sarana transportasi membutuhkan hasil olahan minyak mentah sebagai bahan bakar. Sifatnya yang terbatas dan hanya dapat di produksi oleh beberapa negara tertentu menjadikannya sumberdaya yang paling dicari juga memiliki harga yang cenderung dinamis setiap harinya. Selat Hormuz merupakan salah satu jalur laut paling strategis dalam pendistribusian minyak yang tentunya juga mempengaruhi perekonomian dunia. Selat Hormuz merupakan satu-satunya jalur perairan delapan negara yang berada di kawasan Teluk Persia yaitu Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Kesultanan Oman, Irak dan Iran. Dari kedelapan negara tersebut hanya ada dua negara yaitu Kesultanan Oman dan Bahrain yang bukan merupakan anggota OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries).44 Saat ini, OPEC memiliki peran yang signifikan dalam menstabilkan harga minyak dunia terkait dengan misinya yaitu mengkoordinasikan kebijakan negaranegara penghasil minyak agar mendapat penghasilan tetap juga mengamankan pasokan minyak dunia.45 Walaupun terdapat anggota OPEC lainnya di kawasan Afrika juga Amerika Selatan seperti Algeria dan Venezuela, namun kawasan Selat Hormuz mendominasi 40% dari impor minyak dunia yang 90% nya diekspor oleh negara-negara OPEC di sekitar Teluk Persia.
44
Organization of The Petroleum Exporting Countries. (2014). Member Countries. [8/4/2014] 45 Organization of The Petroleum Exporting Countries. (2014). Our Mission. [8/4/2014]
18
Importir minyak utama di negara-negara sekitar Selat Hormuz mayoritas adalah AS, Uni Eropa, India, Cina, Korea Selatan, dan Jepang. Ketika Iran mengeluarkan pernyataan penutupan Selat Hormuz terkait ancaman embargo ekspor minyak oleh AS dan sekutunya karena pengayaan uranium, harga minyak dunia mulai bergejolak. Terbukti saat itu adanya lonjakan harga minyak berdasar patokan internasional 3,6% menjadi $111,10 per barel.46 Selain terhambatnya distribusi minyak, lebih dari seperempat gas alam cair (LNG) perdagangan dunia atau sekitar 2,6% konsumsi gas alam global bergerak dari selat ini, yaitu dari Qatar ke Eropa juga Asia.47 Dilihat dari geokonomi yang mengkombinasikan faktor ekonomi dan geografis berkaitan dengan perdagangan internasional, dalam hal ini wilayah Selat Hormuz, mengakibatkan adanya interdependensi dinamika kebijakan. Kebijakan antara kawasan negara teluk dengan kebijakan negara-negara di dunia yang berkaitan dengan variabel minyak dan gas alam. Interdepensi disini karena pasar minyak global telah teritegrasi dan apabila ada gangguan terhadapnya mengakibatkan ketidakpastian yang siginifikan yang mengakibatkan tingginya harga minyak dan gas. Ketidakpastian ini mencakup akan seberapa banyak pasokan minyak dan gas dunia yang berkurang dan seberapa lama gangguan ini akan berlangsung. Tanggapan dari negara-negara pengimpor juga penting terkait bagaimana strategi mereka menghadapi krisis minyak dan gas tersebut, misalkan melakukan subsitusi impor pada produsen minyak di kawasan lain. Krisis energi ini juga akan mengakibatkan naiknya barang-barang lain yang bergantung dengan supply minyak dan gas.
Namun seperti halnya prinsip ekonomi bahwa ketika supply menurun sedangkan demand meningkat maka harga barang primer seperti minyak dan gas tersebut akan melonjak naik. Seperti contoh krisis energi tahun 1973 saat negaranegara teluk yang tergabung dalam OPEC memberikan sanksi impor minyak
46
Fontevecchia, Agustino. (2011). ‘Oil: Iran’s Hormuz Strait Threats Could Wreak Global Economic Havoc’. Forbes. [8/4/2014] 47 Katzman, Kenneth. Op. Cit. Hlm. 13.
19
kepada AS karena membantu Israel saat berkonflik dengan Palestina. Sebenarnya, saat ini sudah ada opsi pendistribusian minyak melalui jalur pipa alternatif yang dibuat oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dengan memotong jalur Selat Hormuz.48 Pipa ini dapat mendistribusikan sekitar 6,5 juta barel per hari, atau sekitar 40% dari 17 juta barel per hari dan masih dapat ditingkatkan lagi kapasitasnya.49 Proyek ini dapat dijadikan penyeimbang terhadap ancaman Iran akan penutupan Selat Hormuz. Namun lain hal nya dengan Kuwait dalam kutipan Arab News, “ Kuwait has decided not to build an oil export pipeline to bypass the Strait of Hormuz because it would be too difficult and costly, a leading Kuwaiti newspaper reported on Tuesday”.50 Kuwait merasa pembangunan proyek pipa
tersebut terlalu mahal, juga berbeda dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, lintasan pembangunan pipa tersebut harus melewati negara-negara tetangganya.51
3.3 Prediksi Respon Negara-Negara Lain Terhadap Penutupan Selat Hormuz yang Dilakukan oleh Iran
Selat Hormuz merupakan jalur penting bagi pelayaran minyak dunia karna menjadi satu-satunya satunya jalan keluar dari Teluk Persia. Terdapat banyak kapal pembawa minyak mentah yang berasal dari negara-negara yang terletak di Teluk Persia seperti Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, Irak, dan Iran sendiri harus melewati selat Hormuz untuk menuju laut lepas. U. S. Energy Information Administration menambahkan bahwa pada tahun 2011 rata-
rata 15 kapal tanker bermuatan minyak sebanyak 17 juta barel melintasi selat tesebut tiap harinya.52 Ancaman Iran untuk memblokade Selat Hormuz sebagai reaksi sanksi internasional dengan mengembargo minyak Iran atas tuduhan pengayaan uranium
48
Ibid, hlm 14. Blas, Javier. (2012). ‘Pipelines bypassing Hormuz Open ’. The Financial Times. < Tersedia dalam: http://www.ft.com/cms/s/0/4203f88c-ce83-11e1-9fa7-00144feabdc0.html> [9/4/2014] 50 Arab News. 2013. Kuwait drops idea of Hormuz bypass oil pipeline . [WWW] http://www.arabnews.com/news/464928 [Diakses pada 9 April 2014] 51 Ibid. 52 EIA (20112) The Strait of Hormuz is the world's most important oil transit chokepoint . US Energy Information Agency. [7/4/2014] 49
20
untuk senjata nuklir menuai kontroversi. Amerika Serikat dan Uni Eropa menjadi pihak yang paling vokal dalam menyuarakan protesnya. Hal ini terjadi karna apabila Iran menutup Selat Hormuz makan akan berdampak pada kondisi harga minyak dunia yang kemudian akan memicu resesi ekonomi global mengingat peran vital dari keberadaan Selat Hormuz itu sendiri. Di lain sisi, muncul pula reaksi dari negara-negara sahabat yang mencoba untuk menghimbau Iran untuk tidak menutup Selat Hormuz seperti Rusia, Cina, Irak, India dan Turki. Selain itu, kecemasan lainnya muncul mengingat sebagian besar konsumen pasokan minyak dari Timur Tengah adalah negara-negara Asia, seperti Cina, Jepang, Republik Korea, India, dsb. Oleh karna itu diperlukannya aksi preventif dengan menghimbau Iran untuk benar-benar menutup Selat Hormuz. Cina melalui Wakil Menteri Luar Negeri Zhai Jun, terbang ke Teheran untuk mempersuasi Iran agar tidak merealisasikan ancamannya tersebut.53 Pada bahasan kali ini, kelompok kami akan mencoba memprediksi apabila Selat Hormuz benar-benar ditutup oleh Iran. Kelompok kami menganalisa akan muncul beberapa yang akan mengambil andil baik secara langusng maupun tidak langsung. Pertama, Iran sendiri yang menjadi single fighter . Kedua, aliansi Amerika Serikat yang akan beranggotakan negara-negara Eropa; dan yang ketiga adalah pihak-pihak yang dirugikan namun tidak turun secara langsung ke battlefield, seperti Cina, India, Turki, bahkan Rusia. Pihak pertama
Iran sebagai negara pelaku penutupan Selat Hormuz akan muncul sebagai single fighter apabila perang benar-benar dideklarasikan. Sebagai negara
berdaulat, Iran tentunya akan mempertahankan kepentingan nasional sekaligus menjaga pride yang dibentuk dengan berani mengambil keputusan untuk menutup Selat Hormuz. Selain sebagai reaksi dari snaksi interansional, Iran juga memiliki pertimbangan mengapa mereka harus menutup Selat Hormuz, yakni, pertama adalah keinginan mereka untuk mengontrol minyak dunia; tujuan menutup Selat Hormuz adalah sebagai usaha untuk menaikan harga minyak dunia, kedua adalah sifat ideologis Iranian Revolutionary Guard Corps (IRGC) yang selalu merespon 53
Katzman, Kenneth . Op. Cit. h.4
21
krisis dengan tindakan militer, dan ketiga adalah untuk melemahkan kekuatan negara-negara Teluk Persia yang memiliki hubungan dekat dengan barat melalui tekanan politik dan ekonomi dari penutupan Selat Hormuz.54 Pihak kedua
Pihak kedua adalah negara-negara yang secara keras memprotes aksi blockade Selat Hormuz oleh Iran. Reaksi tersebut dibuktikan dengan melakukan military forces ke perairan sekitar Selat Hormuz. Negara-negara yang termasuk ke
pihak kedua adalah negara-negara barat yang sebelumnya memberlakukan sanksi internasional kepada Iran dan juga sekaligus merasa dirugikan dengan pemblokadean Selat Hormuz, terutama secara ekonomi, karna mereka adalah negara-negara yang bergantung atas pasokan minyak dari kawasan Timur Tengah seperti Amerika Serikat, Prancis, Inggris, dan negara-negara Eropa lainnya.55 Menurut perspektif neo-realisme, aliansi sangat memungkinkan hadir sebagai bentuk interest collective dari negara-negara yang merasa memiliki kepentingan yang sama atas suatu kasus. Pada neo-realisme ditekankan bahwa adanya persamaan kepentingan akan mendorong negara-negara membentuk koalisi atau aliansi sebagai bentuk kerjasama yang merupakan cerminan dari sifat survival mereka sebagai sebuah negara. contoh nyatanya adalah pada kasus ini
dimana Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa bergabung dalam satu aliansi atas persamaan kepentingan energy security. Pihak ketiga
Pihak ketiga akan berisikan sejumlah negara yang sebenarnya melakukan protes terhadap aksi penutupan Selat Hormuz, namun tidak dengan cara military forces. Dalam kasus ini, pihak ketiga adalah negara-negara yang sahabat yang
dirugikan dengan penutupan Selat Hormuz itu sendiri. Hal ini menjadi pertimbangan tersendiri karna untuk menghindari ketegangan hubungan dengan Iran itu sendiri sehingga mereka lebih berfokus pada upaya-upaya diplomasi. 54
Barzegar, Kayhan. (2012). ‘Iran’s Strategy in the Strait of Hormuz’. The Diplomat . [7/4/2014] 55 Blair, David (2012). ‘Britain, US and France send warship through Strait of Hormuz ’. The Telegraph. [7/4/2014]
22
Rusia dan Cina adalah contoh kecil negara-negara yang menjadi pihak ketiga pada kasus ini. Apabila melihat ke asal mula kasus penutupan Selat Hormuz ini, Rusia adalah negara yang berperan sebagai pemasok uranium Iran yang kemudian menuai protes karna jumlahnya yang menurut Amerika Serikat tidak rasional jika digunakan hanya untuk pengayaan energi dan kepentingan damai.56 Rusia berusaha menjaga hubunganya dengan Iran karna di lain sisi juga Rusia tak terlihat berminat untuk bergabung dengan Amerika Serikat dan aliansi untuk melakukan tindakan yang bersifat hard power . Sedangkan Cina yang mana merupakan negara konsumen terbesar minyak Iran, dan Iran adalah negara produsen minyak terbesar ketiga bagi Cina lebih memilih bermain aman. Selain Rusia, Cina juga merupakan negara yang melakukan protes terhadap sanksi internaisonal yang dijatuhkan kepada Iran oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.57 Oleh karna itu, Cina akan bersifat lebih sebagai negara yang mengutamakan stabilitas kawasan di Timur Tengah.58 Energi merupakan kebutuhan utama setiap negara-negara di dunia. Penutupan Selat Hormuz yang dilakukan oleh Iran, sangatlah menghambat distribusi energi dunia. Menyangkut hal yang sangat krusial seperti ini, tidak mustahil jika langkah militer merupakan langkah yang akan diambil oleh negaranegara yang secara langsung dirugikan oleh keputusan sepihak dari Iran ini. Negara-negara yang diperkirakan akan mengambil langkah secara militer terhadap tindakan Iran ini adalah:
Amerika Serikat Amerika Serikat diperkirakan akan mengambil langkah militer karena pasokan minyaknya yang berasal dari Arab Saudi tentunya akan sangat terhambat. 22% pasokan minyak Amerika Serikat berasal dari Teluk
56
Isachenkov, Vladimir. (2012). ‘Russia Regrets Iran’s Underground Uranium Enrichment Facility’. The Huffingtonpost . [7/4/2014] 57 Pawlak, Justyna dan Hossein Jaseb. (2012). ‘Iran threatens to hit U.S. targets over Strait of Hormuz as Europe joins oil import ban’. National Post . [7/4/2014] 58 Blanchard, Ben (2012). ‘China urges stability in Strait of Hormuz ’. Reuters. [7/4/2014]
23
Persia59, dan penutupan Selat Hormuz tentunya akan menghambat pasokan tersebut dan berpotensi pada kenaikan harga minyak yang cukup signifikan.
Inggris dan Prancis Hal penutupan Selat Hormuz ini juga akan menghambat supply minyak ke Uni Eropa. Apalagi memandang posisi Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat yang memiliki aliansi militer, bukannya tidak mungkin Inggris dan Prancis bergabung dalam gerakan militer ini dengan dasar solidaritas.
Oman, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Kuwait, Irak Sebagai negara-negara yang secara langsung dirugikan oleh penutupan Selat Hormuz, yang ebrakibat pada distribusi ekspor dan masuknya barang-barang kebutuhan impor yang terhambat. Hal ini juga didukung dengan posisi mereka yang memiliki dukungan negara-negara Barat, yaitu UEA yang didukung oleh Prancis, Oman yang didukung oleh Inggris, serta Arab Saudi dan Kuwait yang menjalin hubungan baik dengan Amerika Serikat60. Selain itu pangkalan militer Amerika Serikat yang akan menjadi alat untuk mengancam balik Iran juga terdapat di wilayah Irak dan negaranegara tersebut. Jadi secara langsung maupun tidak langsung akan ada respon militer yang berasal dari wilayah negara-negara dengan pangkalan militer AS di dalamnya.
Pergerakan militer yang akan terjadi sebagai respon penutupan Selat Hormuz, sebagian besar akan berasal dari pangkalan militer Amerika Serikat yang terletak di Timur Tengah, yang lokasinya sangat strategis dalam membendung negaranegara yang tidak berpihak padanya, seperti Iran. Berikut peta pangkalan militer Amerika Serikat yang terdapat di Timur Tengah.
59
US Energy Information Administration. (2012) US Net Petroleum Imports, 2011. [9/4/2014] 60 Council on Foreign Relations. (2002). Strengthening the U.S.-Saudi Relationship (A CFR Paper). [Diakses pada: 10/4/2014]
24
Penyerangan dari darat dan udara akan berasal dari negara-negara sekitar Iran yang merupakan negara tempat pangkalan militer Amerika Serikat seperti Oman, Uni Emirat Arab, Kuwait, Irak, Afganistan, Pakistan, Bahrain, dan Turkmenistan. Sedangkan dalam hal kekuatan angkatan laut, terdapat 2 armada laut yang stand by yaitu di Laut Arab dan di Selat Hormuz itu sendiri. Armada ini juga diperkirakan akan bergerak mendekati Selat Hormuz untuk memberikan ancaman yang lebih besar terhadap Iran. Iran pada akhirnya harus berjuang sendiri dalam menanggapi respon internasional akan penutupan Selat Hormuz yang ia lakukan. Pergerakan militer yang telah diperkirakan itu bukan berarti akan terjadi konflik bersenjata, tetapi hal tersebut merupakan usaha negara-negara yang benar-benar merasa dirugikan atas penutupan Hormuz untuk memberikan ancaman balasak kepada Iran sehingga mungkin pada karena merasa terancam Iran akan membuka kembali selat tersebut. Hal ini juga sebagai persiapan ancaman tidak berhasil dan penyerangan adalah satu-satunya cara untuk membuka kembali Selat Hormuz. Telah disebutkan sebelumnya bahwa negara-negara yang akan melakukan pergerakan militer di sekitar Iran adalah Arab Saudi, Kuwait, dan Irak dengan bantuan dari Amerika Serikat, Amerika Serikat sendiri yang telah memiliki
25
banyak pangkalan militer di Tengah, serta koalisi negara-negara Timur Tengah lainnya dengan negara Eropa, seperti Oman dengan Inggris, dan Uni Emirat Arab dengan Prancis. Secara praktis dapat dikatakan bahwa Iran harus menghadapi potensi konflik militer dengan sedikitnya 5 negara di sekitarnya, yang mendapatkan bantuan militer dari sedikitnya 3 negara luar. Berikut kalkulasi kekuatan militer pihak – pihak yang bersengketa secara nasional keseluruhan masing – masing negara berdasarkan data dari global fire power 61 PIHAK KONTRA (US, UK, FRANCE) KEKUATAN MILITER AMERIKA SERIKAT Populasi Total 316.668.567 Kekuatan Manusia Tersedia 145.212.021 Sesuai untuk dipekerjakan 120.022.084 Mencapai usia militer pertahun 4.217.412 Personel garis depan yang aktif 1.430.000 Personel cadangan aktif 850.880 Angkatan Darat Tank8.325 Kendaraan Tempur Lapis Baja 25.782 Persenjataan otomatis 1.934 PenarikArtileri 1.791 Sistem Peluncuran Roket Ganda 1.330 Angkatan Udara Total pesawat Tentara Pesawat sayap tetap Pesawat angkut Pesawat latih Helikopter Helikopter serangan Angkatan Laut Total Kekuatan Angkatan Laut Kapl Induk Kapl Pengawal Kapal Penghancur
13.683 2.271 2.601 5.222 2.745 6.012 914
473 10 15 62
IRAN KEKUATAN MILITER IRAN
Populasi Total 79.853.900 Kekuatan Manusia Tersedia 46.247.556 Sesuai untuk dipekerjakan 39.556.497 Mencapai usia militer pertahun 1.392.483 Personel garis depan yang aktif 545.000 Peronel cadangan aktif 1.800.000 Angkatan Darat Tank2.409 Kendaraan Tempur Lapis Baja 1.550 Persenjataan otomatis 365 Penarik Artileri 2.118 Sistem Peluncuran Roket Ganda 880 Angkatan Udara Total pesawat Tentara Pesawat sayap tetap Pesawat angkut Pesawat latih Helikopter Helikopter serangan
481 134 105 225 63 19 28
Angkatan Laut Total Kekuatan Angkatan Laut Kapal Induk Kapal Pengawal
395 0 10
61
Global Fire Power . ( 2014). Global Fire Power Strength in Numbers. [9/4/2014]
26
Korvet Kapal Selam72 Kapal Pertahanan Pantai Kapal Perang Tambang
0 13 13
KEKUATAN MILITER RAYA/INGGRIS
Kapal Penghancur Korvet Kapal Selam Kapal Pertahanan Pantai Kapal Perang Tambang
0 2 31 266 5
BRITANIA
Populasi Total 63.395.547 Kekuatan Manusia Tersedia 29.164.233 Sesuai untuk dipekerakan 24.035.131 Mencapai usia militer pertahun 794.480 Personel garis depan yang aktif 205.330 Personel cadangan aktif 182.000 Angkatan Darat Tank Kendaraan Tempur Lapis Baja Persenjataan otomatis Penarik Atileri Sistem Peluncur Roket Ganda Angkatan Udara Total Pesawat Tentara Pesawat Penyerang Sayap Tetap Pesawat Pengangkut Pesawat Latih Helikopter Helikopter serangan
407 6.245 89 138 56
908 84 178 338 312 362 66
Angkatan Laut Total Kekuatan Angkatan Laut Kapal Induk Kapal Pengawal Kapal Penghancur Korvet Kapal Selam Kapal Pertahanan Pantai Kapal Perang Tambang KEKUATAN MILITER PRANCIS
Populasi Total Kekuatan Manusia tersedia Sesuai untuk dipekerjakan
66 1 13 6 0 11 24 15
65.951.611 28.802.096 23.747.168
27
Mwncapai usia militer pertahun 773.889 Personel garis depan yang aktif 228.656 Personel cadangan aktif 195.770 Angkatan Darat Tank Kendaraan Tempur Lapis Baja Persenjataan Otomatis Penarik Artileri Sistem Peluncur Roket Ganda
423 7.290 149 750 60
Angakatan Udara Total Pesawat Tentara Pesawat Penyerang Sayap Tetap Pesawat Pengangkut Pesawat Latih Helikopter Helikopter serangan
1.203 287 270 207 207 561 43
Angkatan Laut Total Kekuatan Angkatan Laut Kapal Induk1 Kapal Pengawal Kapal Penghancur Korvet Kapal Selam Kapal Pertahanan Pantai Kapal Perang Tambang
120 22 0 0 10 14 18
Berdasarkan data yang terdapat dalam GlobalFirepower, kekuatan militer Iran sendiri menduduki peringkat 22 di dunia. Sedangkan dari pihak lawan, negara-negara Timur Tengah yang ada di sekitar Iran memang memiliki kekuatan militer di bawah Iran, yaitu Arab Saudi pada peringkat 25, Uni Emirat Arab pada peringkat 42, Oman pada peringkat 69, dan Kuwait pada peringkat 74. Meskipun secara individual kekuatan militer negara-negara tersebut lebih rendah daripada Iran, sayangnya mereka didukung oleh negara yang kapabilitas militernya masuk 10 besar terkuat di dunia yaitu Amerika Serikat pada peringkat 1, Inggris pada peringkat 5, dan Prancis pada peringkat 6. Belum lagi kemungkinan turut sertanya
28
negara lain yang memiliki konflik tersendiri dengan Iran, seperti Israel yang duduk pada peringkat 11 dunia di bidang militernya.62 Berikut merupakan grafik perbandingan kekuatan militer negara-negara tersebut dengan indikator Power Index. Power index memiliki nilai kesempurnaan 0,000, jadi dalam hal ini angka power index yang dimunculkan menandakan kekurangan yang dimiliki. Negara
Power Index
Iran
0.8891
Amerika Serikat
0.2208
Inggris
0.3923
Prancis
0.4706
Israel
0.5887
Arab Saudi
1.0035
Uni Emirat Arab
1.4216
Oman
2.0647
Kuwait
2.2997
Berikut hasil perbandingan kekuatan berdasarkan nilai Power Index di atas:
62
Global Firepower. (2014). Country Ranked by Military Strength. [9/4/2014]
29
Perbandingan Power Index
Iran
Amerika Inggris Serikat
Prancis
Israel
Arab Saudi
Uni Emirat Arab
Oman
Kuwait
.
Grafik di atas hanya memunculkan perbandingan setiap negara secara individu. Jika dibandingkan kekuatan setiap pihak, yaitu yang mendukung Iran dan yang menentang Iran, kekuatan dapat dikumilatifkan secara sederhana, dengan hasil grafik perbandingan sebagai berikut: Perbandingan Kekutan Militer Kumulatif
Iran
Kontra Iran
Berdasarkan kalkulasi yang telah dilakukan di atas dilihat dari segala sisi, baik jumlah pendukung serta kualitas dan kuantitas militer, Iran sudah jelas berada jauh dibawah pihak-pihak yang menentagnya. Hal ini disebabkan karena meskipun pihak penentang Iran pada awalnya tidak berkoalisi, tetapi di sini hal yang dilakukan Iran sudah merupakan suatu tindakan yang sangat merugikan semua pihak, sehingga Iran muncul sebagai musuh bersama. Kepentingan serupa yang muncul di antara negara-negara yang menentang Iran, yaitu membuka 30
kembali Selat Hormuz lah yang mendasari pergerakan militer besar-besaran yang terjadi di Eropa dan Timur Tengah tersebut. Dalam hal ini bahkan negara-negara yang biasanya memberikan dukungannya terhadap Iran seperti Rusia dan China, diperkirakan akan diam saja melihat keadaan ini. Mereka tidak akan membantu Iran. Hal ini disebabkan karena tindakan Iran dalam menutup Selat Hormuz menimbulkan akibat yang sangat luas dan merugikan banyak pihak. Jika Rusia dan China memberikan dukungannya terhadap Iran, dikhawatirkan akan muncul perang besar antar negara-negara yang ada di dunia. Apalagi memandang bahwa penutupan Selat Hormuz tidak terlalu menguntungkan mereka, jadi berdasarkan analisis untung rugi, akan muncul kerugian yang besar jika mereka mendukung Iran.
3.4 Dampak Penutupan Selat Hormuz Terhadap Iran Dampak Positif
Berikut ini merupakan dampak positif yang akan diperoleh jika Selat Hormus ditutup : Jika penutupan selat hormuz diberlakukan, maka juga akan terjadi monopoli pasar minyak oleh Iran dikawasan selat hormuz. Seperti pernyataan wakil presiden Iran, Mohammad Reza Rahimi, " Not a drop of oil will pass through the Strait of Hormuz if sanctions are widened ”.63Tidak akan ada minyak
yang mengalir ke Amerika Serikat, ke- 27 negara Uni Eropa, ke negara-negara di Asia. Pernyataan tersebut menunjukkan kapabilitas Iran untuk memonopoli sepertiga dari pasokan minyak dunia yang beredar diselat hormuz. Tentu hal ini sangat membawa keuntungan yang besar bagi Iran bagi secara ekonomi dan juga politik jika Iran berhasil untuk menutup selat Hormuz. Ancaman penutupan selat hormuz merupakan strategi defensif Iran. Hal tersebut menunjukkan sikap berani Iran yang menentang negara superpower seperti Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa. Hal tersebut menunjukkan kapabilitas Iran dimata internasional untuk menutup selat hormuz sebagai selat 63
BBC NEWS. (2011 ) Iran threatens to block Strait of Hormuz oil route . [9/4/2014].
31
yang menjadi pusat peredaran minyak global. Jika Iran berhasil untuk menutup selat strategis tersebut, maka bargaining position Iran akan semakin tinggi dalam percaturan ekonomi politik global. Status Iran akan mengimbangi negara-negara superpower seperti Amerika Serikat dan negara lain yang menentang Iran.
Dampak lainnya adalah sistem pertahanan, geostrategi Iran yang meningkat secara drastis pasca pernyataan akan menutup selat hormuz dilontarkan. Dapat dilihat dari digencarkannya latihan perang, pengembangan senjata rudal dan balistik disekitar selat hormuz. Hal tersebut menunjukkan kapabilitas militer Iran pada dunia internasional. Pada 28 Desember 2012 - 1 Januari 2013, selama 5 hari Iran melakukan latihan perang laut yang diberi kode ‘Velayat-91’, luas wilayah yang digunakan 1 juta km persegi yang terbentang dari
Selat Hormuz hingga Samudera Hindia dan Laut Oman.64 Latihan ini dianggap berhasil menunjukkan bahwa secara militer Iran capable untuk menutup selat hormuz. Iran juga telah berhasil mengembangkan senjata rudalnya dengan baik, Iran telah menguji tembak sistem rudal baru didekat selt hormuz, sistem pertahanan udara Iran yang dikenal sebagai Raad atau Guntur memiliki kemampuan menembakkanrudal sejauh 50 km.65 Dampak Negatif
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai kegunaan selat hormuz dan nilai strategis dari selat selebar 4 mil tersebut. Setelah menyadari krusialitas dan signifikansi Selat Hormus bagi perekonomian dunia, maka berikut ini akan diuraikan dampak negatif dari penutupan selat hormuz : Dari sisi geoekonomi, seperti yang kita ketahui nilai ekonomis Selat Hormus sangat tinggi karena selat hormuz adalah selat termahal didunia, sehingga dampak yang paling dirasakan jika Selat Hormus ditutup adalah dampak ekonominya. Setiap harinya sebanyak 17 juta bph (barel per hari) minyak yang
64
Deering, Bob and Jonathan Reese. (2012 ). ‘Closing The Strait of Hormuz : Potential Implication for Shipping and International Trade ’. The Britannia News. Hal. 6. [9/4/2014]. 65 Wahlisch, Martin (2012). ‘The Iran-U.S Dispute, The Strait of Hormuz, and International Law ’. The Yale Juornal of International Law Online. Vol. 37. [9/4/2014].
32
biasa melewati selat hormuz, itu artinya jika selat hormuz ditutup minyak sebanyak 17 juta barel yang merupakan 33 % pasokan minyak dunia akan hilang dipasar dunia. Para analis pasar minyak memperkirakan akan terjadi lonjakan harga minyak sebesar 30 % yaitu sekitar US$ 150 – US$175.66 Penutupan selat hormuz akan sangat berpengaruh pada perekonomian, baik pada level nasional, regional maupun global. Pada level nasional, yaitu negara Iran yang perekonomiannya sangat bergantung pada ekspor minyaknya. Sekitar 60 % dari pemasukan anggaran berasal dari ekspor minyak melalui selat hormuz dan mayoritas pencaharian warga negara Iran adalah minyak yang beredar di selat hormuz. Jika penutupan selat hormuz terjadi, maka ekonomi nasional Iran akan turun drastis, bahkan tidak dipungkiri akan terjadi krisis. Pada level regional, seperti yang telah diketahui, selat hormuz menjadi satu-satunya jalur perairan dari delapan negara yang berada di kawasan Teluk Persia. Kedelapan negara tersebut adalah negara Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Kesultanan Oman, Irak, dan Iran. Kedelapan negara ini akan mengalami kendala besar dalam mengekspor minyaknya jika selat hormuz ditutup. Iran akan mendapat respon negatif dari negara tetangganya. GCC (Gulf Cooperation Council ) dan OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) tidak menyetujui jika selat hormuz ditutup. Pada level global, penutupan selat hormuz akan berpengaruh pada negara-negara yang sangat bergantung pada ekspor minyak dari selat hormuz. Bagi Uni Eropa, sebanyak 27
negara Uni Eropa akan merugi. Pasalnya, mereka membeli 450.000 barrel minyak Iran setiap harinya, atau 18 persen dari ekspor negara tersebut.67 Diantaranya, Yunani dan Spanyol sebagai negara Uni Eropa yang terbanyak mengonsumsi minyak Iran. Inggris juga mengandalkan 64 % dari kebutuhan minyak dan gas bumi dari Qatar melalui selat Hormuz.68 Selain Uni Eropa, Amerika Serikat
66
Prabantoro, Putut. (2012). Harga Minyak Bisa Tembus USD150-175 . [8/4/2014] 67 Mills, Rodney A. (2008). Iran and the Strait of Hormuz: Saber Rattling or Global Energy Lodon: Naval War College. [9/4/2014]. 68 Ibid . Hlm.
33
adalah yang menerima 65 % pasokan minyaknya melalui Arab Saudi melalui selat hormuz.69 Amerika Serikat adalah negara superpower yang paling bersikeras untuk tetap memberlakukan embargo dan membekukan bank sentral Iran, kemudian dibantu oleh Uni Eropa. Sehingga Iran memberikan pernyataan akan menutup bank sentral Iran. Dari segi geostrategi, pertahanan militer, dan keamanan terjadi ketegangan militer antara Iran dan Barat (terutama Amerika Serikat) pasca ancaman penutupan selat hormuz oleh Iran. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya argumen para pejabat dari kedua belah pihak. Intensitas latihan perang laut dan latihan militer disekitar selat hormuz juga semakin sering dilakukan. Iran telah melakukan latihan perang selama 5 hari yang diberi kode ‘Velayat -91’dan uji
coba rudal terbarunya dikawasan selat hormuz. Pangakalan Amerika Serikat yang terletak di Bahrain, Qatar dan Afganishtan memantau perkembangan militer Iran dan menaikkan status ke siaga satu. Amerika Serikat melakukan latihan militer gabungan dengan Israel sebagai bentuk lain dari respon ancaman Iran.70 Pada Januari 2012 Inggris, Amerika, dan Prancis menyampaikan sinyal ke Iran dengan mengirim enam kapal perang yang dipimpin oleh kapal induk diselat hormuz. Hal tersebut menunjukkan bahwa posibilitas timbulnya perang terbuka antara Iran dan Amerika Serikat diselat Hormuz bisa timbul kapan saja. Kondisi politik dan pemerintahan Iran terjadi berbagai konfrontasi yang disebabkan karena ketakutan dari posibilitas konflik bahkan perang yang akan terjadi antara Barat dan Iran apabila selat ditutup. Iran juga harus menghadapi berbagai respon regional dan global terkait ancaman penutupan selat hormuz. Di level regional, Iran harus menghadapi negara-negara tetangganya yaitu kedelapan negara yang melakukan transaksi ekspor minyaknya di selat hormuz. Belum lagi tanggapan organisasi regional GCC, dan organisasi penghasil minyak dunia yaitu OPEC yang sebenarnya tidak menyetujui jika selat hormuz ditutup. Tidak hanya 69
Ibid. Hlm. Aji, Banu. (2013). Respon Amerika Serikat Terhadap Ancaman Penutupan Selat Hormuz . [9/4/2014]. 70
34
itu, Iran juga harus menghadapi respon negatif dari masyarakat internasional, dari Amerika Serikat, ke-27 negara di Uni Eropa (terutama Inggris dan Perancis), negara-negara di Asia (seperti Jepang, India, Korea) yang bergantung pada ekspor minyak dari selat hormuz. Negara-negara tersebut adalah negara-negara core yang notabene punya kapabilitas besar baik secara militer dan ekonomui. Penutupan selat hormuz menyentuh kepentingan banyak negara terutama negara-negara yang memiliki power besar pula. Sehingga opsi penutupan selat hormuz akan memiliki resiko yang tinggi baikyang sifatnya eksternal, maupun internal Iran. Dari penjelasan diatas mengenai dampak posisif dan negatif penutupan Selat Hormus, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dampak negatif adalah dampak
yang
paling
mempertimbangkan
nilai
dominan
daripada
krusialitas
dan
dampak
positifnya.
signifikansiSelat
Dengan
Hormus
bagi
perekonomian dunia dan juga kondisi internal Iran, maka akan sangat merugikan pihak Iran jika penutupan selat hormuz diberlakukan. Dengan begitu, ancaman Iran terkait penutupan Selat Hormus merupakan opsi yang buruk, karena berkaitan dengan kepentingan banyak negara dan akan menyebabkan citra buruk Iran dalam perpolitikan global.
35
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari berbagai pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penutupan yang dilakukan Iran terhadap Selat Hormuz tidak sah berdasarkah hukum laut yang berlaku, tetapi Iran sendiri memiliki kapabilitas untuk melakukan hal tersebut. Hal ini pun dapat menghambat distribusi minyak global dan mengakibatkan kenaikan harga minyak, sehingga akan banyak memunculkan respon negative dari dunia internasional. Tindakan negara-negara lain ini bahkan diperkirakan hingga sejauh adanya pergerakan militer di sekitar Iran, meskipun tidak sampai menimbulkan konflik bersenjata. Pada akhirnya penutupan Selat Hormuz ini memunculkan lebih banyak dampak negatif dibandingkan dampak positifnya terhadap Iran. Meskipun berpotensi memonopoli perdagangan minyak, namun sayangnya hal ini akan memunculkan kondisi di mana Iran akan menjadi musuh bersama. Penutupan Selat Hormuz pada akhirnya bukan merupakan suatu hal yang efektif
untuk
dilakukan
oleh
Iran
dalam
berusaha
untuk
emncapai
kepentingannya. Ancaman penutupan selat ini mungkin memang cukup menggentarkan dan menimbulkan ketakutan dunia internasional, tetapi begitu hal ini dilakukan secara nyata, bargaining position yang dimiliki ancaman tersebut pun melemah bahkan hilang. 4.1 Saran
Untuk penelitian lebih lanjut, dianjurkan untuk mencari data-data yang lebih detail. Data-data misalnya berupa data detail personel militer Amerika Serikat di Timur Tengah, dan data mengenai jumlah personel miltier lain yang memungkinkan untuk dialokasikan dalam mengonfrontasi Iran. Selain itu pembahasan juga dapat dilakukan lebih jauh, misalnya mengenai negara-negara yang secara tidak langsung terpengaruh oleh tindakan penutupan Selat Hormuz ini dan kemungkinan respon yang akan mereka berikan.
36
REFERENSI
Aji, Banu. (2013). Respon Amerika Serikat Terhadap Ancaman Penutupan Selat Hormuz .
http://www.academia.edu/3796864/RESPON_AMERIKA_SERIKAT_TE RHADAP_ANCAMAN_PENUTUPAN_SELAT_HORMUZ_OLEH_IR AN> [9/4/2014]. Al-Kaabi. Mohamed K. (2012).The Strategic Alternatives Of The Gulf Cooperation Council (Gcc): Disruption Ofmaritime Traffic In The Arabian Gulf As A Result Of Iranian Threats To Close The Strait Of Hormuz. Monterey: Naval Postgraduate School.
http://www.hsdl.org/?view&did=710212> [8/4/2014] Antartica University. (2013). Lecture 3: NATO’s Geostrategic Goals. [9/4/2014] Arab News. 2013. Kuwait drops idea of Hormuz bypass oil pipeline . [WWW] http://www.arabnews.com/news/464928 [Diakses pada 9 April 2014] Armandhanu, Denny. (2011). Iran Mengancam Tutup Jalur Minyak. [6/4/2014] Barzegar, Kayhan. (2012). ‘Iran’s Strategy in the Strait of Hormuz’. The Diplomat .
strategy-in-the-strait-of-hormuz/> [7/4/2014] BBC. (2012). Iran Mulai Proses Pengayaan Uranium. [8/4/14] BBC NEWS. (2011 ) Iran threatens to block Strait of Hormuz oil route . [9/4/2014]. Berita Shabestan. (2012). Amerika dan Barat Terjerat di Selat . [6/4/2014]
37
Blair, David (2012). ‘Britain, US and France send warship through Strait of Hormuz’. The Telegraph.
http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/iran/9031392/Brit ain-US-and-France-send-warships-through-Strait-of-Hormuz.html> [7/4/2014] Blanchard, Ben (2012). ‘China urges stability in Strait of Hormuz’. Reuters.
[7/4/2014] Blas, Javier. (2012). ‘Pipelines bypassing Hormuz Open’. The Financial Times.
00144feabdc0.html> [9/4/2014] Briney, Amanda. (n.d.). Strait of Hormuz . [6/4/2014] Cordesman, Anthony H. (2005). Iran’s Developing Military Capabilities. Washington DC: CSI. Central Intelligence Agency. (n.d). Middle East: Iran. [9/4/2014] Council on Foreign Relations. (2002). Strengthening the U.S.-Saudi Relationship (A CFR Paper) .
arabia/strengthening-uzsz-saudi-relationship-cfr-paper/p8667> [Diakses pada: 10/4/2014] Deering, Bob and Jonathan Reese. (2012). ‘Closing The Strait of Hormuz : Potential Implication for Shipping and International Trade’. The Britannia News.
updates/potential-closure-of-the-strait-of-hormuz-uk.pdf> [9/4/2014]. Durden, Tyler. (2011). ‘What Closing The Straits of Hormuz Will Mean in 3 Simple Charts’. Zero Hedge.
http://www.zerohedge.com/news/what-closing-straits-hormuz-will-mean3-simple-charts> [9/4/2014].
38
EIA (20112) The Strait of Hormuz is the world's most important oil transit chokepoint . US Energy Information Agency.
http://www.eia.gov/todayinenergy/detail.cfm?id=4430> [7/4/2014] Evans, Michael. 2006. Showdown with Nuclear Iran . Edinburgh: Thomas Nelson. Foley, Sean. (1999). ‘The UAE: Political Issues and Security Dilemmas’. Middle East Review of International Affairs. Vol. 3, No. 1
http://www.gloria-center.org/meria/1999/03/foley.pdf > [8/4/2014] Fontevecchia, Agustino. (2011). ‘Oil: Iran’s Hormuz Strait Threats Could Wreak Global Economic Havoc’. Forbes.
http://www.forbes.com/sites/afontevecchia/2011/12/13/oil-irans-hormuzstrait-threats-could-wreak-global-economic-havoc/> [8/4/2014] Global Fire Power . ( 2014). Global Fire Power Strength in Numbers. [9/4/2014] Global Firepower. (2014). Country Ranked by Military Strength. [9/4/2014] Gouré, Dr. Daniel and Dr. Rebecca Grant. (2009 ). U.S. Naval Options for Influencing Iran.
content/uploads/2013/11/us-naval-options.pdf > [8/4/2014] Isachenkov, Vladimir. (2012). ‘Russia Regrets Iran’s Underground Uranium Enrichment Facility’. The Huffingtonpost .
http://www.huffingtonpost.com/2012/01/10/russia-iran-uraniumenrichment_n_1197138.html> [7/4/2014] John A. Agnew. (2003). Geopolitics: Re-visioning World Politics. Routledge: London. Katzman, Kenneth. (2014). ‘The United Arab Emirates (UAE): Issues for U.S. Policy’. Congressional Research Service.
http://www.fas.org/sgp/crs/mideast/RS21852.pdf > [6/4/2014] Kawilarang, Renne R.A. (2012). ‘Iran Kembali Ancam Tutup Selat Hormuz’. VIVA NEWS .
39
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/335712-iran-kembali-ancam-tutupselat-hormuz> [8/4/14] Kristof, Ladis K. D. (1960). ‘The Origins and Evolution of Geopolitics’. Journal of Conflict Resolution . Vol. 4, No. 1. Sage Publications, Inc.
Mills, Rodney A. (2008). Iran and the Strait of Hormuz: Saber Rattling or Global Energy Nightmare?. Lodon: Naval War College.
timemilitary.files.wordpress.com/2011/12/mills-2008.pdf> [9/4/2014]. National Geographic Society. (2014). Strait of Hormuz: The World Key Oil Choke’s Point.
http://environment.nationalgeographic.com/environment/energy/greatenergy-challenge/strait-of-hormuz/> [9/4/2014] Organization of The Petroleum Exporting Countries. (2014). Member Countries. [8/4/2014] Organization of The Petroleum Exporting Countries. (2014). Our Mission. [8/4/2014] Pawlak, Justyna dan Hossein Jaseb. (2012). ‘Ira n threatens to hit U.S. targets over
Strait of Hormuz as Europe joins oil import ban’. National Post . [7/4/2014] Prabantoro, Putut. (2012). Harga Minyak Bisa Tembus USD 150-175. KOMPAS [9/4/14] Rahman, Musthafa Abd. (2011).’Sudah Sejak La ma Jadi Sasaran KonflikNegara-
negara Arab Teluk ’. KOMPAS . [8/4/14] Rahman, Mustafa Abd. (2012). Bisakah Iran Menutup Selat Hormuz.
40
http://internasional.kompas.com/read/2012/01/05/07314299/Bisakah.Iran. Menutup.Selat.Hormuz> [6/4/2014] Ramazani, R.K. (1978). The Persian Gulf and the Strait of Hormuz . Sijthoff & Noordhoff International Publisher BV Alphen aan den Rijn: The Netherlands. Hlm.5 Saeno. (2012). Selat Hormuz: Kerajaan Teluk Goyang Dominasi Iran. [8/4/2014] Sea Rates LP. (2014). Sea ports of Saudi Arabia [9/4/2014] Setiawan, Dadang. (n.d). Kesepakatan Nuklir Iran: Anatomi dan Agenda. [8/4/14]. Soilen , Klaus Solberg. (2012). Geoeconomics. Klaus Solberg Søilen & Ventus Publishing ApS. [9/4/2014] The Associate Press. (2012). ‘UAE opens pipeline to bypass Strait of Hormuz’. USA today
http://usatoday30.usatoday.com/news/world/story/2012-07-15/emirates pipeline/56237350/1> [9/4/2014] United Nations. (2005) Convention on the Territorial Sea and the Contiguous Zone 1958. United Nations : Treaty Series vol. 516, p. 205
United Nations. (2001). United Nations Convention of the Law of the Sea 1982 . [9/4/2014] US Energy Information Administration. (2012) US Net Petroleum Imports, 2011.
41