Proses Kewirausahaan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengangguran merupakan salah satu permasalahan penting yang terjadi di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 menunjukkan bahwa jumlah pengangguran tertinggi di Indonesia adalah lulusan SMK yaitu 9,10%. Ditingkat Provinsi, jumlah pengangguran di Provinsi Jawa Tengah selama 3 tahun terakhir terus mengalami peningkatan yang signifikan. Ditingkat Eks Karesidenan, prosentase pengangguran tertinggi adalah Eks Karesidenan Pati yaitu 8,18%. Ditingkat Kabupaten, prosentase pengangguran tertinggi adalah Kabupaten Blora yaitu 8,24%. Di Kabupaten Blora berdasarkan jenjang pendidikan, prosentase pengangguran
tertinggi
adalah
lulusan
SMK
yaitu
12,20%
(Syafii,
Murwantiningsih dan Parajanti, 2015:67). Kemiskinan, kesenjangan sosial dan spasial, pengangguran usia produktif, kelangkaan pangan dan menipisnya cadangan energi merupakan tantangan besar bagi bangsa Indonesia memasuki pasar bebas dan persaingan pers aingan global. Solusi yang bisa ditempuh ditempuh untuk untuk dapat keluar keluar dari kompleksitas persoalan diatas menuntut jiwa, pikiran dan dan tindakan kreatif dan inovatif, diantaranya diantaranya melalui penciptaan wirausaha muda (young entrepreneur) dalam jumlah dan kualitas memadai. Indonesia memiliki 95 persen usaha kecil, 3 persen usaha me nengah, dan 2 persen usaha besar dengan penyerapan tenaga kerja oleh usaha kecil dan menengah mencapai 50 persen. Ini menunjukkan bahwa usaha kecil menengah tumbuh subur dan berkontribusi sangat signifikan pada pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja (Mopangga, 2014:79). Untuk mengurangi jumlah pengangguran tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan ialah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menumbuhkan minat siswa untuk berwirausaha Menurut Suryana (2006: 18) minat berwirausaha adalah kecenderungan hati dalam diri seseorang untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian mengorganisir, mengatur, menanggung risiko dan mengembangkan usaha yang
1
Proses Kewirausahaan
diciptakannya. Minat berwirausaha tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktorfaktor yang mempengaruhi. Menurut Alma (2005: 7) faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha antara lain personal (kepribadian), sociological (keluarga) dan enviromental (lingkungan). Selain itu, minat berwirausaha juga dipengaruhi oleh pemberian mata pelajaran kewirausahaan di sekolah yaitu berupa pengetahuan kewirausahaan. Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua aspek pembangunan karena sangat banyak membutuhkan anggaran belanja, personalia, dan pengawasan. Wirausaha (entrepreneur (entrepreneur ) memegang peranan yang sangat penting dalam memajukan ekonomi suatu negara. Kemajuan ekonomi mestinya sejalan dengan kemampuan dan peningkatan daya beli, peningkatan taraf kesejaht eraan hidup dan kemakmuran bangsa yang merata dan dirasakan secara nyata, bukan hanya ditunjukkan oleh angka-angka statistik saja (Atika, 2016:1). Di dalam kewirausahaan terkandung nilai, kemampuan dan proses. Adanya nilai dan kemampuan pada diri seorang wirausahawan dapat memunculkan suatu peluang usaha dalam kegiatan berwirausaha.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana faktor-faktor pemicu kewirausahaan? 2. Bagaimana model proses kewirausahaan? 3. Bagaimana tahama awan dan pertumbuhan kewirausahaan? 4. Faktor-faktor penentu keebrhasilan dan kegagalan dalam kewirausahaan? 5. Keuntungan dan kerugian berwirausaha?
2
Proses Kewirausahaan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kewirausahaan
1. Pengertian Wirausaha
Suryana (2006:2) mengungkapkan bahwa kewirausahaan ( entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk
mencari
peluang
menuju
sukses.
Coulter
mengemukakan
bahwa
kewirausahaan sering dikaitkan dengan proses, pembentukan atau pertumbuhan suatu bisnis baru yang berorientasi pada perolehan keuntungan, penciptaan nilai dan pembentukan produk atau jasa baru yang unik dan inovatif (Suryana dan Bayu, 2011:25). Menurut Drucker dalam Suryana dan Bayu (2011:24-25) menyatakan bahwa kewirausahaan lebih merujuk pada sifat, watak, dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya dengan tangguh (Elisa, 2015:158). Wirausaha
adalah
orang
yang
mempunyai
sifat-sifat
kewiraswastaan/kewirausahan keberanian mengambil risiko, keutamaan, kreatifitas dan keteladanan dalam menangani usaha atau perusahaan dengan berpijak dan kemauan sendiri (siagian). Sementara suryana memberikan defini tentang kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sedang menurut kamus manajemen-lppm), wirausaha mempunyai arti seorang yang mampu memulai dan atau menjalankan usaha (Sadeli, 2011:3).
A. Proses Kewirausahaan
3
Proses Kewirausahaan
Proses kewirausahaan, diawali dengan suatu aksioma, yaitu adanya tantangan. Dari tantangan tersebut, timbul gagasan, kemauan dan dorongan untuk berinisiatif, yang tidak lain adalah dengan berpikir kreatif dan bertindak inovatif, sehingga tantangan tersebut, dapat diatasi dan diselesaikan. Jika tidak ada tantangan, maka seorang wirausaha tidak akan kreatif dan begitu juga sebaliknya, tidak akan ada daya kreatif wirausaha, jika tidak ada tantangan. Semua tantangan pasti memiliki risiko, yaitu kemungkinan untuk berhasil atau tidak berhasil. Oleh sebab itu, wirausaha adalah seseorang yang berani menghadapi risiko dan menyukai tantangan. Memang pada awalnya, ide kreatif dan inovatif wirausaha, bermula dari proses imitasi (peniruan) dan duplikasi, tetapi kemudian berkembang menjadi proses pengembangan dan pada akhirnya, berujung pada proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda (inovasi). Tahap proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda itulah, yang disebut sebagai Tahap Kewirausahaan. Tahap inovasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari pribadi maupun lingkungan. Faktor pribadi yang memicu kewirausahaan adalah motif berprestasi, komitmen, nilai-nilai pribadi, pendidikan dan pengalaman. Sedangkan, faktor pemicu yang berasal dari lingkungan adalah peluang, model/peran dan aktivitas. Tahap-tahap kewirausahaan secara umum dalam melakukan wirausaha menurut Abidin (2007: 45) adalah : 1) tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat unrtuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasam 2), tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi, 3) Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi. 4) Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan
4
Proses Kewirausahaan
maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil (Kristanty, Prasetyawati dan Purwadi, 2013:49).
Gambar 1.1 Proses Kewirausahaan
1. Faktor-faktor pemicu kewirausahaan
David C. McClelland (1961: 207) mengemukakan, bahwa kewirausahaan ditentukan oleh motif berprestasi, optimisme, sikap nilai dan status kewirausahaan atau keberhasilan. Perilaku kewirausahaan, dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. a. Faktor-faktor internal, meliputi: 1) Hak kepemilikan (property right -‐PR); 2) Kemampuan / kompetensi (ability / competency-‐C); 3) Insentif (incentive-‐I) b. Faktor eksternal, meliputi: 1) Lingkungan (environment -E). Menurut Ibnoe Soedjono, karena kemampuan afektif mencakup sikap, nilai, aspirasi, perasaan dan emosi, yang semuanya sangat bergantung pada kondisi lingkungan yang ada, maka dimensi kemampuan afektif dan kemampuan kognitif merupakan bagian dari pendekatan kemampuan kewirausahaan. Jadi, kemampuan berwirausaha
merupakan
fungsi
dari
perilaku
kewirausahaan,
dalam
mengombinasikan kreativitas, inovasi, kerja keras dan keberanian menghadapi risiko untuk memperoleh peluang.
5
Proses Kewirausahaan
David
C.
McClelland,
mengemukakan
bahwa
kewirausahaan
(entrepreneurship) ditentukan oleh: a. Motif berprestasi (achievement ), orang yang berwirausaha dengan tujuan prestasi dan dengan prestasi yang di capai diharapkan akan memberikan kepuasan pada dirinya; b. Optimisme (optimism), seorang wirausaha selalu harus optimis dapat mencapai tujuan dan sasaran dengan tepat dan selalu memperbaharui tujuan dalam jangka waktu tertentu; c. Sikap-sikap nilai (value attitudes), seorang wirausaha memiliki nilai keperibadian yang luhur dan menjadi contoh bagi orag lain; d. Status kewirausahaan (entreprenuerial status) atau keberhasilan, seorang wirausaha yang sukses akan dihargai lebih tinggi dalam kehidupan bermasyarakat dan menciptakan peluang baru. Kemampuan berwirausaha (entrepreneurial) merupakan fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam mengkombinasikan kreativitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian menghadapi resiko untuk memperoleh peluang. Kekuatan apa yang mendorong tren kewirausahaan dalam perekonomian kita? Faktor – faktor mana yang membawa kita ke era kewirausahaan ini? Beberapa faktor yang paling menonjol mencakup berikut ini: a. Pendidikan kewirausahaan Banyak
akademi
dan
universitas
menyadari
bahwa
kewirausahaan
merupakan mata kuliah yang sangat populer. Dewasa ini, lebih dari 2.100 akademi dan universitas menawarkan mata kuliah kewirausahaan dan bisnis kecil pada sekitar 200.000 mahasiswa. Banyak akademi dan universitas kesulitan memenuhi permintaan akan mata kuliah kewirausahaan dan bisnis kecil. b. Faktor ekonomi dan demografi Hampir dua pertiga dari para wirausahawan memulai bisnis mereka antara umur 25 – 44 tahun dan banyak penduduk bangsa ini masuk dalam kisaran umur ini. Selain itu, pertumbuhan ekonomi antara tahun 1980-an dna 1990-an telah menciptakan jumlah kemakmuran yang cukup besar diantara orang – orang dari kelompok umur ini dan berbagai peluang bisnis yang dapat mereka manfaatkan.
6
Proses Kewirausahaan
c. Pergeseran ke ekonomi jasa Sektor jasa menghasilkan 80 persen dari seluruh jenis pekerjaan dan menyumbang 64 persen Produk Domestik Bruto (PDB) di Amerika Serikat, yang mencerminkan peningkatan tajam sejak satu dasawarsa lalu. Karena biaya pendirian yang relative rendah, bisnis jasa telah menjadi sangat populer diantara para wirausahawan. Meledaknya sektor jasa akan terus menyediakan semakin banyak peluang bisnis, dan tidak semuanya bergerak dalam bidang teknologi tinggi. d. Kemajuan teknologi Dengan bantuan mesin bisnis modern seperti komputer pribadi, laptop, mesin faks, foto kopi, printer berwarna, mesin penjawab telepon, dan voice mail, seseorang dapat bekerja di rumah seperti layaknya bisnis besar. Pada zaman dulu, tingginya biaya teknologi membuat perusahaan kecil tidak mungkin bersaing dengan perusahaan besar yang mampu membeli alat – alat tersebut. Dewasa ini, harga komputer dan alat komunikasi lain terjangkau oleh perusahaan kecil. e. Gaya hidup bebas Kewirausahaan cocok dengan gaya hidup orang Amerika yang menyukai kebebasan dan kemandirian. Orang ingin bebas memilih tempat tinggal mereka, jam kerja yang mereka sukai dan apa yang mereka kerjakan. Meskipun jaminan keuangan tetap merupakan tujuan penting bagi hampir semua wirausahawan, banyak dari wirausahawan itu yang memberikan prioritas utama pada masalah – masalah gaya hidup seperti memiliki lebih banyak waktu untuk keluarga dan teman, lebih banyak waktu senggang dan lebih bisa me ngendalikan tekanan pekerjaan. 6)
e-Commerce dan World Wide Web Kemajuan World Wide Web yang merupakan jaringan sangat besar yang
menghubungkan komputer diseluruh dunia melalui internet dan membuka lautan informasi kepada penggunanya telah mengembangkan ribuan usaha k ewirausahaan sejak tahun 1993. Perdagangan online tumbuh dengan sangat cepat,menciptakan berbagai peluang bagi wirausahawan yang paham akan internet. Sekitar 57 persen dari perusahaan kecil memiliki akses dengan internet dan 70 persen memiliki situs Web. Perusahaan yang memiliki Web dengan cepat meraih keuntungan yang paling sering disebutkan sehubungan dengan meluncurkan situs web adalah adanya tambahan pelanggan, pada kenyataannya, sete lah meluncurkan
7
Proses Kewirausahaan
situs, 41 persen dari perusahaan kecil dilaporkan mengalami peningkatan penjualan. Lima puluh lima persen dari perusahaan kecil dengan situs web melaporkan bahwa situs mereka dapat mencapai titik impas atau laba.
7) Peluang internasional Bisnis kecil tidak lagi dibatasi oleh batas negara dalam mencari pelanggan. Pergeseran ke ekonomi global yang dramatis telah membuka pintu pada peluang bisnis yang luar biasa bagi wirausahawan yang berkeinginan menguasai seluruh dunia. Perusahaan kecil membentuk 97 persen dari seluruh bisnis yang terlibat dalam kegiatan ekspor, tetapi hanya menyumbang 30 persen dari penjuala n ekspor negeri ini. Perusahaan – perusahaan kecil yang telah berhasil memperluas diri ke dalam pasar luar negeri cenderung untuk bersandar pada strategi – strategi berikut ini: a) Meneliti pasar luar negeri secara menyeluruh; b) Berfokus pada satu negara pada awalnya; c) Menggunakan sumber daya pemerintah yang dirancang untuk membantu perusahaan
kecil
dalam
memantapkan
keberadaannya
di
pasar
internasional; d) Membangun aliansi dengan mitra setempat Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi dipicu oleh: faktor pribadi, lingkungan, sosiologi, kemampuan pribadi, organisasi. 1) Faktor Pribadi Faktor individu yang memicu kewirausahaan adalah pencapaian locus of control , toleransi, pengambilan risiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, usia, komitmen dan ketidakpuasan. 2) Lingkungan Faktor pemicu yang berasal dari lingkungan adalah peluang, model peran, aktivitas, pesaing, inkubator, sumber daya dan kebijakan pemerintah. Sosiologi; 3) Faktor pemicu yang berasal dari lingkungan sosial, meliputi: keluarga, orang tua dan jaringan kelompok.
8
Proses Kewirausahaan
Gambar 2.2 Faktor Pemicu Kewirausahaan
Orang yang berhasil dalam berwirausaha adalah orang yang dapat menggabungkan nilai, sifat utama (pola sikap), dan perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan praktis. jadi pedoman, pengharapan, dan nilai, baik yang berasal dari pribadi maupun kelompok, berpengaruh dalam membentuk kewirausahaan. Hasil Penelitian yang dilakukan Muhandri tentang strategi penciptaan wirausaha baru yang tangguh tidak dapat dilakukan tanpa kajian dan pertimbangan yang matang. Strategi dan program yang dijalankan tanpa kajian yang matang tidak akan memberikan hasil yang optimum (bahkan menjadi kesia-sian). Penciptaan wirausaha baru yang tangguh dapat dilakukan pada tataran penciptaan iklim yang mampu menanamkan budaya kewirausahaan, dan pada tataran operasional dengan (salah satunya) pola inkubasi bisnis. Penelitian yang dilakukan mc Clelland dalam Muhandri; di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 50% pengusaha yang menjadi sampel penelitiannya (diambil secara )acak berasal dari keluarga pengusaha. Penelitian yang dilakukan Sulasmi terhadap 22 orang pengusaha wanita di Bandung
9
Proses Kewirausahaan
juga menunjukkan bahwa 55 % pengusaha tersebut memiliki keluarga pengusaha (orang tua, suami, atau saudara pengusaha.sedang penelitian Mu’ muniah atas 8 orang pengusaha paling sukses di pengandaran menunjukkan bahwa semua pengusaha tersebut memulai usahanya karena keterpaksaan. Secara teoritis maupun studi empirik ada beberapa hal yang menjadi pemicu seseorang bisa menjadi; faktor lingkungan (keluarga), keterpaksaan,dan terprogram (belajar bisnis), meskipun pengusaha yang memang mempersiapkan diri untuk menjadi pengusaha diharapkan akan jauh lebih baik dibanding pengusaha karena trial and error (sekolah bisnis Prasetya Mulya). Menurut Soegondo; Wirausaha baru dapat tumbuh melalui dua jalur yakni : a. Alami Tumbuhnya wirausaha baru secara alami dapat dapat terjadi dengan melalui jalur: 1) Tumbuh mandiri, karena dorongan survival serta dukungan belajar secara mandiri; 2) Tumbuh mandiri, setelah magang; 3) Tumbuh karena memperoleh kesempatan khusus (keluarga). b. Terprogram Sementara tumbuhnya wirausaha baru setelah mengikuti aplikasi rancangan terprogram terjadi secara: 1) langsung, membangun bisnis baru; 2) langsung, melanjutkan sendiri bisnis lamanya tetapi dengan pendekatan baru; 3) langsung membuka bisnis baru atau melanjutkan yang lama tetapi dengan program bimbingan (program inkubator); 4) langsung melakukan bisnis baru dengan posisi sebagai pelaku usaha dalam satu jaringan ( franchisee) tertentu.
2. Model Proses Kewirausahaan
Menurut Carol Noore dalam Suryana (2009, h. 63), proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi dipicu oleh faktor pribadi, lingku ngan dan sosiologi. Faktor individu yang memicu kewirausahaan adalah pencapaian locus of
10
Proses Kewirausahaan
control , toleransi, pengambilan risiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, usia, komitmen dan ketidakpuasan. Faktor pemicu yang berasal dari lingkungan ialah peluang, model peran, aktivitas, pesaing, inkubator, sumber daya dan kebijakan pemerintah, sedangkan faktor pemicu yang berasal dari lingkungan sosial meliputi keluarga, orang tua dan jaringan kelompok. Sama seperti pada tahap perintisan, pertumbuhan kewirausahaan sangat bergantung pada kemampuan pribadi, organisasi, dan lingkungan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan kewirausahaan adalah pesaing, pelanggan, pemasok, dan lembagalembaga keuangan yang akan membantu pendanaan. Faktor yang berasal dari pribadi adalah komitmen, visi, kepemimpinan dan kemampuan manajerial, sedangkan faktor yang berasal dari organisasi adalah kelompok, struktur, budaya dan strategi. Model
proses
kewirausahaan
terdiri
dari
langkah-langkah
menurut
(Kristanty, Prasetyawati dan Purwadi, 2013:48) sebagai berikut: a. Proses inovasi Beberapa faktor personal yang mendorong inovasi adalah keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan menanggung risiko, faktor pendidikan dan faktor pengalaman. Adanya inovasi yang berasal dari diri seseorang akan mendorong mencari pemicu ke arah memulai usaha. Sedangkan faktor-faktor environment mendorong inovasi adalah adanya peluang, pengalaman dan kreativitas. b. Proses pemicu Faktor personal yang memicu seseorang untuk terjun ke dunia bisnis adalah: 1) Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang; 2) Adanya pemutusan hubungan kerja (PHK), tidak ada pekerjaan lain; 3) Dorongan karena faktor usia; 4) Keberanian menanggung resiko; 5) Komitmen atau minat yang tinggi terhadap bisnis. c. Faktor-‐faktor environment yang mendorong menjadi pemicu bisnis adalah: 1) Adanya persaingan dalam dunia kehidupan; 2) Adanya sumber-‐sumber yang bisa dimanfaatkan; 3) Mengikuti latihan-‐latihan atau inkubator bisnis;
11
Proses Kewirausahaan
4) Kebijaksanaan pemerintah. d. Faktor-faktor sociological sebagai pemicu serta pelaksanaan bisnis adalah: 1) Adanya hubungan- ‐hubungan atau relasi-‐relasi dengan orang lain; 2) Adanya tim yang dapat diajak kerjasama dalam berusaha; 3) Adanya dorongan dari orang tua untuk membuka usaha; 4) Adanya bantuan famili dalam berbagai kemudahan; 5) Adanya pengalaman-‐ pengalaman dalam dunia bisnis sebelumnya. e. Proses pelaksanaan, faktor personal yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis adalah: 1) Adanya seorang wirausaha yang sudah siap mental secara total; 2) Adanya manajer pelaksana sebagai tangan kanan, pembantu utama; 3) Adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis; 4) Adanya visi, pandangan yang jauh ke depan guna mencapai keberhasilan. f. Proses pertumbuhan, proses pertumbuhan ini didorong oleh faktor organisasi antara lain: 1) Adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua rencana dan pelaksanaan operasional berjalan produktif; 2) Adanya strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak; 3) Adanya struktur dan budaya organisasi yang sudah membudaya; 4) Adanya produk yang dibanggakan, atau keistimewaan yang dimiliki. Sedangkan faktor
environment yang
mendorong
implementasi
dan
pertumbuhan bisnis adalah sebagai berikut: 1) Adanya unsur persaingan yang cukup menguntungkan; 2) Adanya konsumen dan pemasok barang yang kontinu; 3) Adanya bantuan dari pihak investor bank yang memberikan fasilitas keuangan; 4) Adanya sumber-sumber yang tersedia, yang masih bisa dimanfaatkan; 5) Adanya kebijaksanaan pemerintah yang menunjang berupa peraturan bidang ekonomi yang menguntungkan.
12
Proses Kewirausahaan
3. Tahap awal dan Pertumbuhan Kewirausahaan
Menurut Carol Noore yang dikutip Bygrave (dalamSuryana), proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan, dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, inovasi, implementasi dan pertumbuhan sehingga dapat membuat seseorang berkembang menjadi wirausaha yang besar (Prawirokusumo dalam Suryana). Berdasarkan hasil penelitian terhadap 115 usaha k ecil unggulan di Kabupaten Bandung, diperoleh kesimpulan bahwa pada umumnya, proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil, memiliki tiga ciri penting, yaitu : 1. Tahap imitasi dan duplikasi. 2. Tahap duplikasi dan pengembangan. 3. Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda. Tahap pertama, yaitu proses imitasi dan duplikasi, para wirausaha mulai meniru ide dari orang lain, misalnya menciptakan jenis produk yang sudah ada, baik dari segi teknik produksi, desain, pemrosesan, organisasi usaha ataupun pola pemasarannya. Keterampilan pada tahap awal, diperoleh melalui magang atau pengalaman pribadi, baik dari lingkungan keluarga maupun orang lain. Akan tetapi, tidak sedikit pula wirausaha yang berhasil, karena mempraktikkan hasil pengamatannya. Selanjutnya, pada tahap duplikasi dan pengembangan, para wirausaha mulai mengembangkan ide barunya. Misalnya, dalam tahap duplikasi produk, wirausaha mulai mengembangkan produknya melalui diversifikasi dan differensiasi dengan desain sendiri, begitu pula dengan kegiatan organisasi usaha dan pemasar an. Meskipun pada tahap ini, terjadi perkembangan yang lambat dan cenderung kurang dinamis, namun sudah ada sedikit perubahan. Misalnya, desain dan teknik yang cenderung monoton, mungkin berubah tiga sampai lima tahun sekali, pemasaran cenderung dikuasai bentuk bentuk monopsoni oleh para pedagang pengumpul, seperti usaha kecil pada umumnya. Beberapa wirausaha, ada juga yang mengikuti model pemasaran dan cenderung
13
Proses Kewirausahaan
berperan sebagai pengikut pasar (market follower ) dan beberapa perusahaan lagi, mengikuti kehendak pedagang pengumpul. Kemudian, tahap berikutnya adalah menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, melalui ide-ide sendiri sampai mengalami perkembangan. Pada tahap ini, (1) pada umumnya wirausaha mulai bosan dengan proses produksi yang ada, sehingga keingintahuan dan ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah ada mulai timbul, pada akhirnya tercipta semangat dan keinginan untuk mencapai hasil yang lebih unggul. Pada tahap ini, (2) organisasi usaha juga mulai diperluas, dengan skala yang lebih luas, penciptaan produk telah berdasarkan pengamatan pasar dan kebutuhan konsumen, serta adanya keinginan untuk menjadi penantang, bahkan menjadi pemimpin pasar. Produk- ‐ produk unik, yang digerakkan oleh pasar, mulai diciptakan dan disesuaikan dengan perkembangan teknik yang ada. Beberapa industri kecil, misalnya industri sepatu dan konveksi mulai menantang pasar, sedangkan industri lainnya, yang menggunakan teknik produksi tradisional dan semi modern, masih menjadi pengikut pasar. Dilihat dari prosesnya, Zimmerer (1996:15- ‐16) membagi perkembangan kewirausahaan, ke dalam dua tahap, yaitu: a. Tahap awal (perintisan); b. Tahap Pertumbuhan. Tabel 1.1 Tahap Awal dan Tahap Pertumbuhan TAHAP AWAL
TAHAP PERTUMBUHAN
a. Tujuan dan perencaaan Kesinambungan tujuan dan rencana pokok (penciptaan ide---ide pemasaran).
a. Tujuan dan perencaaan Tumbuh sederhana, efisien, berorientasi pada laba dan rencana langsung untuk mencapainya. b. Sifat atau ciri---ciri kunci personal pada masa yang Berfokus akan datang dan usaha--usaha menengah, diarahkan untuk jangka panjang. Pengambilan risiko moderat, dengan tingkat toleransi yang tinggi, terhadap perubahan dan kegagalan.
b. Sifat
atau ciri---ciri kunci personal Berfokus pada masa yang akan datang dan usaha--usaha menengah, diarahkan untuk jangka panjang. Pengambilan risiko moderat, dengan tingkat toleransi yang tinggi, terhadap perubahan dan kegagalan.
14
Proses Kewirausahaan
TAHAP AWAL Kapasitas untuk menemukan ide---ide inovatif, yang membe-ri kepuasan kepada konsu---
TAHAP PERTUMBUHAN untuk menempa Kapasitas selama pertumbuhan cepat, kemurnian organisasi dan
men.
kemampuan berhitung.
TAHAP AWAL TAHAP PERTUMBUHAN teknik dan Pengetahuan Pengetahuan manajerial dan pengalaman inovasi pada pengalaman, dengan menggu-nakan orang lain bidangnya. dan sumber daya yang ada. c. Sifat untuk desain
Struktur pola yang sederhana dan luas, dengan jaringan c. kerja komunikasi yang luas secara horizontal. Otoritas pengambilan keputusan dimiliki oleh wirausaha. Informal dan sistem kontrol personal.
Sifat untuk desain Struktur yang fungsional atau vertikal, akan tetapi saluran komunikasi informal sering digunakan. Mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan kepada manajer level kedua. Kuasi formal (yaitu tidak terlalu kompleks atau bekerjasama) dalam operasi.
4. Faktor-faktor penentu Keberhasilan dan Kegagalan dalam Kewirausahaan
a. Faktor penyebab kegagalan wirausaha Zimmerer dalam suryana menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan gagalnya wirausaha: 1) Tidak kompeten dalam manajerial tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor utama yang membuat perusahaan kurang berhasil; 2) Kurang pengalaman baik dalam kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, ketrampilan mengeloala sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan; 3) Kurang dapat mengendalikan keuangan Banyak kegagalan wirausaha baru, terutama pengusaha-pengusaha kecil gagal karena tidak mampu membedakan mana uang perusahaan dan mana uang keluarga. Pencampuradukan danayang dimiliki ini menyebabkan
15
Proses Kewirausahaan
pemilik akan kesulitan untuk memantau kemajua perusahaan yang dikelaola. Terkadang”nafsu” untuk membelanjakan uang yang dimilki yang notabene dana perusahaa, jelas akan menggerogoti kesehatan keuangan perusahaan; 4) Gagal dalam perencanaan; 5) Lokasi yang kurang memadai; 6) Kurangnya pengawasan peralatan; 7) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha; 8) Ketidak mampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Lebih lanjut zimmerer mengemukakan beberapa potensi yang membuat seseorang mundur dari kewirausahaan, yaitu: 1) Pendapatan yang tidak menentu Berbeda dengan pekerja pendapatan seorang wirausaha adalah tidak menentu.kondisi pasang surut Ini menjadi tantangan bagi wirausaha baru.apabila kondisi usahanya tidak mengalami kemajuan bahkan stagnan atau bahkan mengalami kemunduran akan berakibat melemahnya semangat untuk melanjutkan berwirausaha.ini yang dapat menyebabkan seseorang mundur menjadi wirausaha; 2) Kerugian akibat hilangnya modal investasi Apabila pada saat awal usaha dimulai, tantangan yang terberat adalah belum adanya pembeli, sehingga dari usaha yang dioperasionalkan ini tidak ada pemasukan, yang muncul adalah biaya. Apabila hal tersebut terjadi berlarut-larut, maka akan berakibat turunnya modal yang digunakannya. Untuk itu sebelum usaha dimulai, penentuan jenis usaha dan pemilihan lokasi usaha sangat penting. 3) Perlu kerja keras dan waktu yang lama Pengusaha harus berpikir keras dan kreatif sebelum dapat menikmati hasil usahanya. Jatuh bangun adalah sesuatu yang biasa dialami oleh pengusaha sukses. Apabila semangatnya tidak terjaga maka wirausaha pemula akan mundur menjadi pengusaha; 4) Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap Sementara Hadisoegondo menyatakan bahwa Faktor yang ikut berperan dalam berhasil tidaknya wirausaha-wirausaha baru adalah faktor tingginya tingkat
16
Proses Kewirausahaan
kegagalan yang dihadapi oleh wirausahawan baru yang tidak tahan menghadapi permasalahanpermasalahan bisnis yang dijalankannya. Tingkat kegagalan yang dialami makin lama akan membuat wirausaha baru yang akan terbentuk menjadi putus asa yang akhirnya akan gagal menciptakan wirausaha baru yang tangguh. Ini berarti akan menghambat terciptanya wirausaha baru. Hal tersebut, tentunya harus dicarikan jalan keluar bagaimana bisa menekan tingkat kegagalan dalam menghadapi masalah dalam bisnis. Untuk menjadi seorang wirausaha yang tangguh diperlukan ketahanan emosi, kesehatan maupun pemilikan semangat berusaha yang luar biasa. Temuan lembaga manajemen FE Universitas Indonesia menyebutkan bahwa permasalahan utama yang dihadapi oleh sme ( small medium enterprises); (valentinodinsi); 1. Sebelum investasi masalah permodalan; 2. Pengenalan usaha: pemasaran, permodalan, hubungan usaha; 3. Peningkatan usaha: pengadaan bahan/ barang; 4. Usaha menurun karena kurang modal, kurang mampu memasarkan, kurang ketrampilan teknis, Administrasi; 5. Mengharapkan bantuan pemerintah berupa modal, pemasaran, dan pengadaan barang; 6. 60% menggunakan teknologi tradisional; 7. 70% melakukan pemasaran langsung kekonsumen; 8. Untuk memperoleh bantuan perbankan, dokumendokumen yang harus disiapkan dipandang terlalu rumit. b. Ukuran keberhasilan wirausaha Wirausaha yang berhasil dapat dilihat dari beberapa tolok ukur sebagai berikut (siagian): 1) Kelangsungan hidup perusahaan Keberhasilan wirausaha dapat dilihat seberapa lama usaha yang didirikannya mampu bertahan dan berkembang.kelemahan yang sering muncul dari banyak pengusaha pemula adalah ingin cepat menikmati hasil jerih payahnya (Eko telatela). Sebetulnya hal tersebut bukan berarti tidak boleh, tetapi yang harus dingat adalah bahwa pada saat perusahaan baru akan sedang berkembang dan pada kondisi tersebut justru dibutuhkan banyak dana segar untuk pengembangan, sementara
17
Proses Kewirausahaan
pemilik terlena untuk segera menikmati hasil maka usaha akan jalan ditempat dan tidak bisa berkembang. Tetapi apabila pemilik mampu untuk bertahan dan tidak mudah tergiur maka dana yang dimiliki akan dikembangkan untuk memperbesar usahanya. Pada kondisi yang kedua ini akan memungkinkan usahanya bertahan lebih lama. 2) Penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitarnya Keberhasilan wirausaha dapat dilihat dari kemampuan menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitanya. Semakin besar suatu usaha semakin besar jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Sebagai contoh Perusahaan tela-tela yuang diwaralabakan memberikan peluang usaha yang sangat besar pada masyarakat yang berarti menjadi penyedia lapangan kerja.termasuk melibatkan masyarakat disekitar perusahaan. 3) Meningkatkan kesejahteraan Dengan
keterlibatan
banyak
orang
yang
mampu
meningkatkankan
pendapatan, jelas akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 4) Meningkatkan kualitas hidup para pemakai produk ; 5) Memperbaiki kualitas lingkungan dari lokasi usahanya. Untuk mencapai keberhasilan tersebut seorang wirausaha perlu memiliki dan memanfaatkan
sejumlah
kualitas
diri:
Motivasi
berprestasi,
kemampuan
memimpin, berpikir kreatif dan penuh inisiatif, berwawasan kedepan, keberanian mengambil keputusan, keberanian mengambil risiko, mampu bekerja sama, kemampuan berkomunikasi, dan optimis.
5. Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha
Menurut Buchari Alma (2010) dalam (Mardliya, Minarsih & Warso, 2016:4) keuntungan menjadi wirausaha adalah: a. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri; b. Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan kemampuan serta potensi seseorang secara penuh; c. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal;
18
Proses Kewirausahaan
d. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit; e. Terbuka kesempatan untuk menjadi bos. Keuntungan dan kerugian berwirausaha identik dengan keuntungan dan kerugian pada usaha kecil milik sendiri. Suryana (2006) dalam (Elisa, 2015:158) mengemukakan keuntungan dan kerugian berwirausaha sebagai berikut: a. Keuntungan berwirausaha 1) Otonomi. Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi seorang “bos” yang penuh kepuasan; 2) Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Tantangan awal atau perasaan
bermotivasi
yang
tinggi
merupakan
hal
yang
menggembirakan. Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha; 3) Kontrol finansial. Wirausaha memiliki kebebasan untuk mengelola keuangan dan merasa kekayaan sebagai milik sendiri. b. Kerugian berwirausaha 1) Pengorbanan personal Pada awalnya, wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu yang tersedia untuk kepentingan keluarga ataupun berekreasi karena hampir semua waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis; 2) Beban tanggung jawab Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keuangan, personal, maupun pengadaan dan pelatihan; 3) Kecilnya margin keuntungan dan besarnya kemungkinan gagal. Karena wirausaha menggunakan sumber dana miliknya sendiri, maka margin laba/keuntungan yang diperleh akan relatif kecil.
BAB III
19
Proses Kewirausahaan
PENUTUP
A. Simpulan
Proses kewirausahaan, diawali dengan suatu aksioma, yaitu adanya tantangan. Dari tantangan tersebut, timbul gagasan, kemauan dan dorongan untuk berinisiatif, yang tidak lain adalah dengan berpikir kreatif dan bertindak inovatif, sehingga tantangan tersebut, dapat diatasi dan diselesaikan. Jika tidak ada tantangan, maka seorang wirausaha tidak akan kreatif dan begitu juga sebaliknya, tidak akan ada daya kreatif wirausaha, jika tidak ada tantangan. Semua tantangan pasti memiliki risiko, yaitu kemungkinan untuk berhasil atau tidak berhasil. Oleh sebab itu, wirausaha adalah seseorang yang berani menghadapi risiko dan menyukai tantangan. Memang pada awalnya, ide kreatif dan inovatif wirausaha, bermula dari proses imitasi (peniruan) dan duplikasi, tetapi kemudian berkembang menjadi proses pengembangan dan pada akhirnya, berujung pada proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda (inovasi). Tahap proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda itulah, yang disebut sebagai Tahap Kewirausahaan. Tahap inovasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari pribadi maupun lingkungan. Faktor pribadi yang memicu kewirausahaan adalah motif berprestasi, komitmen, nilai-nilai pribadi, pendidikan dan pengalaman. Sedangkan, faktor pemicu yang berasal dari lingkungan adalah peluang, model/peran dan aktivitas. Keuntungan dan kerugian berwirausaha identik dengan keuntungan dan kerugian pada usaha kecil milik sendiri. Suryana (2006) dalam (Elisa, 2015:158) mengemukakan keuntungan dan kerugian berwirausaha sebagai berikut: c. Keuntungan berwirausaha 4) Otonomi. Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi seorang “bos” yang penuh kepuasan; 5) Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Tantangan awal atau perasaan
bermotivasi
yang
tinggi
merupakan
hal
yang
20
Proses Kewirausahaan
menggembirakan. Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha; 6) Kontrol finansial. Wirausaha memiliki kebebasan untuk mengelola keuangan dan merasa kekayaan sebagai milik sendiri. d. Kerugian berwirausaha 4) Pengorbanan personal Pada awalnya, wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu yang tersedia untuk kepentingan keluarga ataupun berekreasi karena hampir semua waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis; 5) Beban tanggung jawab Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keuangan, personal, maupun pengadaan dan pelatihan; 6) Kecilnya margin keuntungan dan besarnya kemungkinan gagal. Karena wirausaha menggunakan sumber dana miliknya sendiri, maka margin laba/keuntungan yang diperleh akan relatif kecil.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih jauh dari kata kesempurnaan, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Untuk penulisan kedepannya penulis mengharapkan adanya persiapan dan waktu yang matang demi tercapainya suatu karya tulis yang baik.
21
Proses Kewirausahaan
DAFTAR PUSTAKA
Mirah, C. 2016. Kewirausahaan, proses pembentukan jiwa kewirausahaan dan proses Kewirausahaan. Skripsi Program Studi Manajemen FEB-UKWS .
Sadeli, 2011. Model Penciptaan Wirausahaan Sendiri. Jurnal Administrasi Bisnis. 8(2). 1-14.
Kristanto, Prasetyawati, D & Purwadi. 2013. Implemantasi Pendidikan Kewirausahaan Sebagai Media Pembelajaran Melalui Pemanfaatan Limbah KDP (Kertas, Daun Dan Plastik) Paud Di Kota Semarang. Jurnal Penelitian Paudia. 2(1). 43-63. Mardliyah, U., Minarsih, M. M & Warso, m. 2016. The Effect of Attitude, Subjective Standard and Self Afication to Intention of Enterpreneur to The Teenagers High School/ Locational School Graduation. Journal of Management . 2(2). 1-18. Syafii, M. E. N., Murwatiningsih & Prajanti, S. D. W. 2015. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Lingkungan Keluarga dan Kepribadian Wirausaha terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII Smk Se-Kabupaten Blora. Journal of Education 4(2). 66-74. Mopangga, H. 2014. Faktor Determinan Minat Wirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo. Jurnal Ekonomi Trikonomika. 13(1). 79-90.
22