BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Profesi di dalam dunia pendidikan dikenal dengan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Dalam arti lain pendidik mempunyai dua arti, adalah arti yang luas dan arti yang sempit. Pendidik dalam arti yang luas adalah semua orang yang berkewajiban membina anak-anak. Secara alamiah semua anak sebelum mereka dewasa menerima pembinaan dari orang-orang dewasa agar mereka bisa berkembang dan tumbuh secara wajar. Sementara itu pendidik dalam arti sempit adalah orang-orang yang disiapkan dengan sengaja untuk menjadi guru atau dosen. Kedua pendidik ini diberi pelajaran tentang pendidikan dalam waktu relatif lama agar mereka menguasai ilmu itu dan terampil melaksanakannya dilapangan. Sedangkan tenaga kependidikan adalah tenaga/pegawai yang bekerja pada satuan pendidikan selain tenaga pendidik.
Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikanAntara pendidik dan tenaga kependidikan dibutuhkan profesionalisme Pendidik sebagai sosok yang begitu dihormati lantaran memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah dan juga membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual. Tugas guru tidak hanya mengajar, namun juga mendidik, mengasuh, membimbing, dan membentuk kepribadian siswa guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM).
Oleh karena itu di dalam makalah ini penulis bermaksud menguraikan pengertian tenaga kependidikan , kualifikasi tenaga kependidikan serta kompetensi tenaga kependidikan formal.
Rumusan Makalah
Apa pengertian tenaga kependidikan ?
Apa saja jenis jenis tenaga kependidikan formal ?
Apa pengertian kualifikasi tenaga kependidikan ?
Apa saja syarat Kualifikasi untuk menjadi tenaga kependidikan formal?
Apa saja kompetensi tenaga kependidikan formal ?
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui pengertian tenaga kependidikan
Untuk memahami apa saja jenis jenis tenaga kependidikan
Untuk mengetahui kualifikasi tenaga kependidikan formal
Untuk memahmi kompetensi apa saja yang harus dimiliki tenaga kependidikan formal .
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Tenaga Kependidikan
Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang Penyelenggaraan Pendidikan.
Yang termasuk ke dalam tenaga kependidikan adalah:
kepala satuan pendidikan;
pendidik;
dan tenaga kependidikan lainnya.
Kepala Satuan Pendidikan
yaitu orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk memimpin satuan pendidikan tersebut. Kepala Satuan Pendidikan harus mampu melaksanakan peran dan tugasnya sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator, figur dan mediator (Emaslim-FM) Istilah lain untuk Kepala Satuan Pendidikan adalah: Kepala Sekolah, Rektor, Direktur, serta istilah lainnya.
pendidik
Di Indonesia lebih dikenal dengan pengajar, adalah tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi pendidik. Pendidik mempunyai sebutan lain sesuai kekhususannya yaitu: Guru, Dosen, Konselor, Pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, Ustadz, dan sebutan lainnya.
Tenaga Kependidikan lainnya
ialah orang yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, walaupun secara tidak langsung terlibat dalam proses pendidikan, diantaranya:
Wakil – wakil / Kepala urusan umumnya pendidik y ang mempunyai tugas tambahan dalam bidang yang khusus, untuk membantu Kepala Satuan Pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan pada institusi tersebut. Contoh: Kepala Urusan Kurikulum.
Tata usaha, adalah Tenaga Kependidikan yang bertugas dalam bidang administrasi instansi tersebut. Bidang administrasi yang dikelola diantaranya; Administrasi surat menyurat dan pengarsipan, Administrasi Kepegawaian, Administrasi Peserta Didik, Administrasi Keuangan , Administrasi Inventaris dan lain-lain.
Laboran, adalah petugas khusus yang bertanggung jawab terhadap alat dan bahan di Laboratorium.
Tenaga perpustakaan adalah petugas yang bertanggung jawab mengurusi perpustakaan dan mengelola buku buku diperpustkaan sekolah.
Tugas Tenaga Kependidikan
Pasal 39 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yang menyatakan bahwa (1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Di dalam UU No.20 tahun 2003 pasal 39 ayat 2 tentang sisdiknas disebutkan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Pendidik di Indonesia lebih dikenal dengan pengajar, adalah tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi pendidik. Pendidik mempunyai sebutan lain sesuai kekhususannya yaitu diantaranya guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator, ustadz dll.
Sedangkan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Tenaga pendidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Dari definisi di atas jelas bahwa tenaga kependidikan memiliki lingkup "profesi" yang lebih luas, yang juga mencakup di dalamnya tenaga pendidik., pustakawan, staf administrasi, staf pusat sumber belajar. Kepala sekolah adalah diantara kelompok "profesi" yang masuk dalam kategori sebagai tenaga kependidikan. Sementara mereka yang disebut pendidik adalah orang-orang
yang dalam melaksanakan tugasnya akan berhadapan dan berinteraksi langsung dengan para peserta didiknya dalam suatu proses yang sistematis, terencana, dan bertujuan. Penggunaan istilah dalam kelompok pendidik tentu disesuaikan dengan lingkup lingkungan tempat tugasnya masing-masing. Guru dan dosen, misalnya, adalah sebutan tenaga pendidik yang bekerja di sekolah dan perguruan tinggi.
Mencermati tugas yang digariskan oleh Undang-undang di atas khususnya untuk pendidik dan tenaga kependidikan di satuan pendidikan sekolah, jelas bahwa ujung dari pelaksaan tugas adalah terjadinya suatu proses pembelajaran yang berhasil. Segala aktifitas yang dilakukan oleh para pendidik dan tenaga kependidikan harus mengarah pada keberhasilan pembelajaran yang dialami oleh para peserta didiknya. Berbagai bentuk pelayanan administrasi yang dilakukan oleh para administratur dilaksanakan dalam rangka menunjang kelancaran proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, proses pengelolaan dan pengembangan serta pelayanan-pelayanan teknis lainnya yang dilakukan oleh para manajer sekolah juga harus mendorong terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas dan efektif. Lebih lagi para pendidik (guru), mereka harus mampu merancang dan melaksanakan proses pembelajaran dengan melibatkan berbagai komponen yang akan terlibat dalamnya.
Kualifikasi Tenaga kependidikan
Standar Kualifikasi Kepala Sekolah
Menurut permendiknas nomer 13 tahun 2007 terdapat beberapa kualifikasi untuk dapat menjadi kepala sekolah yaitu kualifikasi umum dan kualifikasi khusus :
1. Kuakifikasi umum kepala sekolah/madrsah adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-4) kependidikan/non kependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi.
b. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun.
c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di taman kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 tahun di TK/RA; dan
d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) & bagi Non PNS disertakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.
2. Kualifikasi khusus kepala sekolah/madrasah meliputi :
a. Kepala Taman Kanak-Kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) adalah sebagai berikut :
1) Berstatus sebagai guru TK/RA
2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru TK/RA
3) Memiliki sertifikat kepala TK/RA yang diterbitkan oleh lembaga yang telah ditetapkan pemerintah.
b. Kepala Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah sebagi berikut :
1) Berstatus sebagaiguru SD/MI
2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD/MI; dan
3) Memiliki sertifikat kepala SD/MI yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah.
c. Kepala Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) adalah sebagai berikut:
1) Berstatus sebagai guru SMP/MTS
2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs; dan
3) Memeilik sertifikat kepala SMP/MTs yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah
d. Kepala Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) adalah sebagai berikut :
1) Berstatus sebagai guru SMA/MA;
2) Memiliki serifikat pendidik sebagi guru SMA/MA; dan
3) Memiliki sertifikat kepala SMA/MA yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapakan pemerintah
e. Kepala Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) adalah sebagai berikut :
1) Berstatus sebagai guru SMK/MAK;
2) Memiliki serifikat pendidik sebagi guru SMK/MAK; dan
3) Memiliki sertifikat kepala SMK/MAK yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapakan pemerintah
f. Kepala Sekolah Dasar Luar Biasa/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa ( SDLB/SMPLB/SMALB) adalah sebagai berikut :
1) Berstatus sebagai guru pada satuan pendidikan SDLB/SMPLB/SMALB;
2) Memiliki serifikat pendidik sebagi guru SDLB/SMPLB/SMALB; dan
3) Memiliki sertifikat kepala SDLB/SMPLB/SMALB yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapakan pemerintah.
g. Kepala Sekolah Indonesia Luar Negeri adalah sebagai berikut :
1) Memiliki pengakuan sekurang-kurangnya 3 tahun sebagai kepala sekolah.
2) Memiliki serifikat pendidik sebagi guru pada slah satu satuan pendidikan
3) Memiliki sertifikat kepala sekolah yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapakan pemerintah.
Kualifikasi pengawas satuan kependidikan
Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan bagi pengawas dan calon pengawas satuan pendidikan terdiri atas kualifikasi umum dan khusus.
(1) Umum (berlaku untuk semua pengawas satuan pendidikan):
Memiliki pangkat minimal Penata golongan ruang III/c
Berusia maksimal 50 tahun sejak diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan.
Pernah menyandang predikat guru atau kepala sekolah berprestasi
Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan
Menempuh pendidikan profesi pengawas
(2) Khusus
a. Pengawas TK/RA/BA, SD/MI:
berlatar belakang pendidikan minimal S1 diutamakan S2 kependidikan dengan keahlian pendidikan ke-TK/SD-an.
guru TK/SD bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan) tahun atau Kepala Sekolah TK/SD berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.
b.Pengawas Pendidikan Khusus (PLB):
berpendidikan minimal S1 kependidikan diutamakan S2 kependidikan dalam rumpun mata pelajaran pendidikan khusus.
Guru PLB bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan) tahun atau Kepala Sekolah PLB berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.
c.Pengawas SMP/MTs:
berpendidikan minimal S2 kependidikan dengan berbasis S1 kependidikan atau S1 non-kependidikan plus Akta dalam rumpun mata pelajaran MIPA, IPS, Bahasa, Olahraga-Kesehatan dan rumpun Seni Budaya sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
guru SMP/MTs bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan) tahun atau Kepala Sekolah SMP/MTs berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.
d.Pengawas SMA/MA:
berpendidikan minimal S2 kependidikan dengan berbasis S1 kependidikan atau S1 non-kependidikan plus Akta dalam rumpun mata pelajaran MIPA, IPS, Bahasa, Olahraga-Kesehatan dan rumpun Seni Budaya sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
guru SMA/MA bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan) tahun atau Kepala Sekolah SMA/MA berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.
e.Pengawas SMK/MAK:
berpendidikan minimal S2 kependidikan dengan berbasis S1 kependidikan atau S1 non-kependidikan plus Akta dalam rumpun pertanian dan kehutanan, teknologi dan industri, bisnis dan manajemen, kesejahteraan masyarakat, Pariwisata dan rumpun seni dan kerajinan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
guru SMK/MAK bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan) tahun atau Kepala Sekolah SMK/MAK berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.
Kualifikasi jabatan tenaga administrasi
NO JABATAN PENDIDIKAN PENGALAMAN KETERANGAN
1 Kepala Tenaga Administrasi SD/MI/SDLB SLTA sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal 4 (empat) tahun. Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah
(Apabila memiliki lebih dari 6 (enam) rombongan belajar)
2 Kepala Tenaga Administrasi SMP/MTs/SMPLB lulusan D3 atau yang sederaja sebagai tenaga administrasi sekolah/ madrasah minimal 4 (empat) tahun SDA
3 Kepala Tenaga Administrasi SMA/MA/SMK/MAK/SMALB S1 program studi yang relevan atau D3 dan yang sederajat, pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi
sekolah/madrasah minimal 8 (delapan) tahun SDA
4 Pelaksana Urusan Administrasi Berpendidikan minimal lulusan SMK/MAK memiliki sertfikat yang relevan.
Kualifikasi tenaga perpustakaan
Pertama, Pustawakan harus mampu berbahasa sesuai dengan masanya. Untuk saat ini, bahasa ingris menjadi keharusan yang mesti mereka (pustakawan referens) kuasai. Tuntutan zaman, dengan kemodernan dan globalisasi yang semakin jauh berkembang pesat, menuntut mereka menguasainya. Bisa jadi, beberapa tahun mendatang apabila bahasa Indonesia sudah go international, atau dengan kata lain kedudukannya sama dengan bahasa ingris saat ini. tentunya, pustakawan-pustakawan referens di luar kawasan Indonesia harus mengusasi secara penuh bahasa Indonesia kita.
Kedua, harus memiliki sikap ramah, terampil, bertanggung jawab, memiliki sikap daya tanggap yang cukup, serta memiliki sikap peduli. Apabila kemampuan sikap-sikap di atas bisa mereka (Pustakawan Referens) kuasai dengan baik, pastinya pengunjung atau pemustaka akan merasakan kenyamanan. Ketika mereka sudah merasakan demikian, akan terjamin pengunjung akan meningkat dan citra Perpustakaan tersebut akan bagus. Sebuah layanan referens bisa dikatakan baik apabila pengunjung dan pemustaka bisa merasakan kepuasan terhadap pelayanannya. Seperti disampaikan, pelayanan yang baik terhadap pengunjung dan pemustaka, akan berdampak positif terhadap semua belah pihak, terhadap perpustakaannya, pengunjung dan pemustakanya, begitupun terhadap Pustakawan Referens.
Ketiga, menguasai teori dan konsep komunikasi interpersonal. Secara sederhana komunikasi interpersonal dalam layanan referens, merupakan sebuah komunikasi yang dilakukan oleh Pustakawan Referens dan pemustaka. Atau dalam kata lain, sebuah interaksi dan komunikasi yang dilakukan oleh dua orang yang saling memiliki keterikatan emosi antara satu dan lainnya (Pustakawan Referens dan Pemustaka). Kemampuan tersebut akan menopang kinerja mereka ketika terjadi benturan dan bahkan beda pendapat, dengan demikian Pustakawan Referens sudah bisa tahu solusinya bagaimana.
Keempat, memahami psikologi pengunjung dan pemustaka. Hal yang kadang terlupakan oleh beberapa Pustakawan Referens, adalah kemampuan memahami psikologi pengunjung dan pemustaka. Kemampuan ini sangat urgen, sebab dengan itulah Pustakawan Referens bisa memahami bagaimana sebenarnya pemustaka tersebut. Memahami karakter pengunjung dan pemustaka, merupakan bagian dari proses memahami psikologi mereka.
Kelima, Pustakawan harus mampu menguasai teori-teori konsep diri. Memahami konsep-konsep dan teori teori tentang diri, akan berpengaruh positif terhadap baik tidaknya respon yang akan ditimbulkan oleh pengunjung dan pemustaka, terhadap Pustakawan Referens, dan terhadap institusi Perpustakaan. Pustakawan Referens yang telah mampu memahami konsep diri-(nya) dengan baik, dan diaplikasikannya dalam kesehariannya, penulis berkeyakinan bahwa hasil yang akan ditimbulkan akan jauh lebih baik dibandingkan Pustakawan Referens yang tidak memahami konsep diri-(nya).
Kualifikasi tenaga laboraturium
1. Kepala Laboratorium Sekolah/Madrasah Kualifikasi kepala laboratorium Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut:
a. Jalur guru
1) Pendidikan minimal sarjana (S1);
2) Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola praktikum;
3) Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
b. Jalur laboran/teknisi
1) Pendidikan minimal diploma tiga (D3);
2) Berpengalaman minimal 5 tahun sebagai laboran atau teknisi;
3) Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
2. Teknisi Laboratorium Sekolah/Madrasah Kualifikasi teknisi laboratorium sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:
a. Minimal lulusan program diploma dua (D2) yang relevan dengan peralatan laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah;
b. Memiliki sertifikat teknisi laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
3. Laboran Sekolah/Madrasah Kualifikasi laboran sekolah/madrasah adalah sebagai berikut: a. Minimal lulusan program diploma satu (D1) yang relevan dengan jenis laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah;
b. Memiliki sertifikat laboran sekolah/madrasah dari perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Kompotensi Dosen
Kompetensi dosen dapat dilihat dari manajemen kompetensi dosen berikut ini :
Perguruan tinggi akan maju jika didukung oleh dosen-dosen yang kompeten dalam bidangnya.
Kompetensi dapat diartikan ciri-ciri pengetahuan, keterampilan dan kepribadian yang diperlukan untuk mencapai performansi yang tinggi. Kompetensi, yaitu kemampuan bertindak cerdas dan bertanggung-jawab.
Kompetensi itu diperoleh dengan mengidentifikasi ciri-ciri dosen yang berperformansi tinggi untuk dibandingkan dengan ciri-ciri dosen yang berperformansi rata-rata.
Untuk dapat bersaing perguruan tinggi perlu memiliki "kompetensi inti" yang dapat diandalkan (= Kompetensi Inti Perguruan Tinggi).
Kompetensi inti itu harus ditentukan sendiri oleh pimpinan Perguruan Tinggi yang bersangkutan, dengan menterjemahkan visi, misi dan tujuan-tujuan perguruan tinggi menjadi bentuk-bentuk kompetensi perguruan tinggian.
Untuk memelihara dan mengembangkan kompetensi-kompetensi inti, dibutuhkan SDM yang dapat mendukung terwujudnya kompetensi itu.
Kompetensi-kompetensi inti perguruan tinggi itu kemudian diterjemahkan ke dalam kompetensi individu, yang "wajib" dimiliki oleh semua dosen perguruan tinggi itu, sesuai dengan pekerjaan, tugas dan kewajiban masing-masing.
Jadi kompetensi individu harus merupakan penjabaran dari kompetensi Inti perguruan tinggi, agar pengembangan SDM dan kompetensi individu benar-benar relevan dengan kepentingan pencapaian tujuan-tujuan
Kompetensi Kepala Sekolah
Kompetensi Manajerial
1. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.
2. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.
3. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal.
4. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang efektif.
5. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
6. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.
Kompetensi Kewirausahaan
1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah.
2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif.
3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.
5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
Kompetensi Supervisi
1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
Kompetensi Kepribadian
1. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.
2. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
3. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah.
4. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
5. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/madrasah.
6. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
Kompetensi Sosial
1. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah
2. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
3. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
Kompetensi Tenaga Administrasi
komponen dimensi kompetensi tersebut dijabarkan sebagai berikut.
1. Dimensi kompetensi kepribadian meliputi: kompetensi memiliki integritas dan akhlak mulia, etos kerja, pengendalian diri, percaya diri, fleksibilitas, ketelitian, kedisiplinan, kreatif dan inovasi, tanggung jawab.
2. Dimensi kompetensi sosial meliputi: kompetensi untuk: bekerja dalam tim, pelayanan prima, kesadaran berorganisasi, berkomunikasi efektif, dan membangun hubungan kerja.
3. Dimensi kompetensi teknis meliputi: kompetensi untuk melaksanakan administrasi kepegawaian, keuangan, sarana prasarana, hubungan sekolah dengan masyarakat, persuratan dan pengarsipan, administrasi kesiswaaan, administrasi kurikulum, administrasi layanan khusus, dan penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
4. Dimensi kompetensi manajerial (khusus bagi kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah) meliputi kompetensi untuk: mendukung pengelolaan standar nasional pendidikan, menyusun program dan laporan kerja, mengorganisasikan staf, mengembangkan staf, mengambil keputusan, menciptakan iklim kerja yang kondusif, mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya, membina staf, mengelola konflik, dan menyusun laporan.
Kompetensi Laboran
Dimensi kompetensi manajerial kepala laboratorium miliputi 5 kompetensi yang masing-masing memiliki subkompetensi, yaitu:
Merencanakan kegiatan dan pengembangan laboratorium sekolah/madrasah mencakup subkompetensi:
Menyusun rencana pengembangan laboratorium
Merencanakan pengelolaan laboratorium.
Mengembangkan sistem administrasi laboratorium.
Menyusun prosedur operasi standar (POS) kerja laboratorium.
Mengelola kegiatan laboratorium skolah/madrasah, mencakup subkompetensi:
Mengkoordinasikan kegiatan pratikum dengan guru.
Menyusun jadwal kegiatan laboratorium.
Memantau pelaksanaan kegiatan laboratorium.
Mengevaluasi kegiatan laboratorium.
Menyusun laporan kegiatan laboratorium.
Membagi tugas teknisi dan laboran laboratorium sekolah/madrasah, mencakup subkompetensi:
Merumuskan rincian tugas teknisi dan laboran.
Menentukan jadwal kerja teknisi dan laboran.
Mensupervisi teknisi dan laboran.
Membuat laporan secara periodik.
Memantau sarana dan prasarana laboratorium sekolah/madrasah mencakup subkompetensi:
Memantau kondisi dan keamanan bahan serta alat laboratorium.
Memantau kondisi dan keamanan bangunan laboratorium.
Membuat laporan bulanan dan tahunan tentang kondisi dan pemanfaatan laboratorium.
Mengevaluasi kinerja teknisi dan bahan laboran serta kegiatan laboratorium sekolah/madrasah, mencakup subkompetensi:
Menilai kinerja teknisi dan laboran laboratorium.
Menilai hasil kerja teknisi dan laboran.
Menilai program dan kegiatan laboratorium.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Di dalam UU No.20 tahun 2003 pasal 39 ayat 2 tentang sisdiknas disebutkan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Tenaga pendidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Yang termasuk ke dalam tenaga kependidikan adalah:
kepala satuan pendidikan;
pendidik;
dan tenaga kependidikan lainnya.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA