BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Latar Belaka Belakang ng Masa nifas (Puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung selama kira-kira 6 minggu, atau masa nifas adalah masa yang dimulai dari beberapa jam setelah lahir plasenta sampai 6 minggu berikutnya. Terjadi Terjadi
perubahan
peran
sebagai
orang
tua
yang
mempunya mempunyaii tugas dan tanggung tanggung jawabnya jawabnya terhadap terhadap kelahir kelahiran an seorang bayi. Mengalami perubahan stimulus dan kegembiraan untuk memenuhi kebutuhan bayi. e!ara e!ara psi psiko kolog logis, is, setela setelah h melahi melahirk rkan an seoran seorang g ibu akan akan meras merasak akan an gelaja gelaja-ge -gejal jala a ps psiki ikiatr atrik, ik, demiki demikian an juga juga pada pada masa masa menyu enyusu sui. i.
Mes Meskipu kipun n
demi emikian kian,,
ada ada
pula pula
ibu ibu
yang ang
tid tidak
mengalami hal ini. "gar perubahan psikologi yang dialami tidak berlebihan, ibu perlu mengetahui tentang hal yang lebih lanjut. #anita banyak mengalami perubahan emosi selama masa nifas sementar sementara a ia menyesua menyesuaikan ikan diri menjadi menjadi seorang seorang ibu. Penting Penting sekali sekali sebagi sebagi bidan bidan untuk untuk menge mengetah tahui ui tentan tentang g penyes penyesuai uaian an psik ps ikol olog ogis is yang yang nor normal mal sehi sehing ngga ga ia dap dapat menil enilai ai apak apakah ah seorang ibu memerlukan asuhan khusus dalam masa nifas ini, suatu $ariasi atau penyimpangan dari penyesuaian yang normal yang umum terjadi.
B.
Rumusa Rumusan n masala masalah h %. &aga &agaim iman ana a kebut ebutuh uhan an ps psik ikol olog ogis is dan dan peru peruba baha han n yang yang dialami ibu pada masa nifas'
C. Tujua ujuan n
%
%. ntuk mengetahui kebutuhan psikologis dan perubahan yang dialami ibu pada masa nifas
BAB II PEMBAHASAN
A. a.
PERUBAHAN PSIKL!IS IBU DALAM MASA NI"AS Peru#ahan $eran Terjadinya perubahan peran, yaitu menjadi orang tua
setelah kelahiran anak. ebenarnya suami dan istri sudah mengalami perubahan peran mereka sejak masa kehamilan. Perubahan peran ini semakin meningkat setelah kelahiran anak. ontoh, bentuk perawatan dan asuhan sudah mulai diberikan oleh si ibu kepada bayinya saat masih berada dalam kandungan adalah dengan !ara memelihara kesehatannya selama masih hamil, memperhatikan makanan dengan gi*i yang baik, !ukup istirahat, berolah raga, dan sebagainya. elanjutnya, dalam periode postpartum atau masa nifas mun!ul
tugas dan tanggung jawab baru,
disertai dengan
perubahan-perubahan perilaku. Perubahan tingkah laku ini akan terus berkembang dan selalu mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan waktu !enderung mengikuti suatu arah yang bisa diramalkan. Pada awalnya, orang tua belajar mengenal bayinya dan sebaliknya bayi belajar mengenal orang tuanya lewat suara, bau badan dan sebagainya. +rang tua juga belajar mengenal kebutuhan-kebutuhan bayinya akan kasih sayang, perhatian, makanan, sosialisasi dan perlindungan.
Periode berikutnya adalah proses menyatunya bayi dengan keluarga sebagai satu kesatuanunit keluarga. Masa konsolidasi ini menyangkut peran negosiasi (suami-istri, ayah-ibu, orang tua anak, dan anak-anak).
#. Peran menja%& 'rang tua setelah melah&rkan elama periode postpartum, tugas dan tanggung jawab baru mun!ul dan kebiasaan lama perlu diubah atau ditambah dengan yang baru. bu dan ayah, orang tua harus mengenali hubungan mereka dengan bayinya. &ayi perlu perlindungan, perawatan dan sosialisasi. Periode ini ditandai oleh masa pembelajaran yang intensif dan tuntutan untuk mengasuh. /ama periode ini ber$ariasi, tetapi biasanya berlangsung selama kirakira empat minggu. Periode
berikutnya
men!erminkan
satu
waktu
untuk
bersama-sama membangun kesatuan keluarga. Periode waktu meliputi peran negosiasi (suami-istri, ibu-ayah, saudara-saudara) orang tua mendemonstrasikan kompetensi yang semakin tinggi dalam menjalankan akti$itas merawat bayi dan menjadi lebih sensitif terhadap makna perilaku bayi. Periode berlangsung kirakira selama bulan.
(. Tugas %an tanggung ja)a# 'rang tua Tugas pertama orang tua adalah men!oba menerima keadaan bila anak yang dilahirkan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
0arena
dampak
dari
keke!ewaan
ini
dapat
mempengaruhi proses pengasuhan anak. #alaupun kebutuhan 1sik terpenuhi, tetapi keke!ewaan tersebut akan menyebabkan orang tua kurang melibatkan diri se!ara penuh dan utuh. &ila perasaan ke!ewa tersebut tidak segera
2
diatasi, akan membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menerima kehadiran anak yang tidak sesuai dengan harapan tersebut. +rang tua perlu memiliki keterampilan dalam merawat bayi mereka,
yang
meliputi
kegiatan-kegiatan
pengasuhan,
mengamati tanda-tanda komunikasi yang diberikan bayi untuk memenuhi kebutuhannya serta bereaksi se!ara !epat dan tepat terhadap tanda-tanda tersebut. &erikut ini adalah tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap bayinya, antara lain 3 %.
+rang tua harus menerima keadaan anak yang sebenarnya dan tidak terus terbawa dengan khayalan dan impian yang dimilikinya tentang 1gur anak idealnya. 4al ini berarti orang tua
.
harus
menerima
penampilan
1sik,
jenis
kelamin,
temperamen dan status 1sik anaknya. +rang tua harus yakin bahwa bayinya yang baru lahir adalah seorang pdibadi yang terpisah dari diri mereka, artinya seseorang yang memiliki banyak kebutuhan dan
2.
memerlukan perawatan. +rang tua harus bisa menguasai !ara merawat bayinya. 4al ini
termasuk
akti$itas
merawat
bayi,
memperhatikan
gerakan komunikasi yang dilakukan bayi dalam mengatakan 5.
apa yang diperlukan dan member respon yang !epat +rang tua harus menetapkan !riteria e$aluasi yang baik dan dapat dipakai untuk menilai kesuksesan atau kegagalan hal-
.
hal yang dilakukan pada bayi. +rang tua harus menetapkan suatu tempat bagi bayi baru lahir di dalam keluarga. &aik bayi ini merupakan yang pertama atau yang terakhir, semua anggota keluarga harus menyesuaikan peran mereka dalam menerima kedatangan bayi.
5
7alam menunaikan tugas dan tanggung jawabnya, harga diri orang
tua
akan
tumbuh
bersama
dengan
meningkatnya
kemampuan merawatmengasuh bayi. +leh sebab itu bidan perlu memberikan bimbingan kepada si ibu, bagaimana !ara merawat bayinya, untuk membantu mengangkat harga dirinya. B. ADAPTASI PSIKL!IS IBU PADA MASA NI"AS etelah melahirkan, ibu mengalami perubahan 1sik dan 1siologis yang juga mengakibatkan adanya beberapa perubahan dari psikisnya. a mengalami stimulasi kegembiraan yang luar biasa,
menjalani
proses eksplorasi
bayinya, berada dibawah pembelajaran diketahuinya
yang dan
dan
tekanan untuk
diperlukan
perawatan
tentang
untuk
asimilasi
terhadap
dapat
menyerap
apa
yang
bayinya,
dan
harus merasa
tanggung jawab yang luar biasa sekarang untuk menjadi seorang ibu. Tidak mengherankan bila ibu mengalami sedikit perubahan perilaku dan sesekali merasa kerepotan. Masa ini adalah masa rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. "da tiga fase dalam masa adaptasi peran pada masa nifas, antara lain adalah 3 *.
Per&'%e +Tak&ng In, atau +"ase %e$en%ent, Pada
hari
ketergantungan
pertama ibu
dan
sangat
kedua
menonjol.
setelah Pada
melahirkan,
saat
ini
ibu
mengharapkan segala kebutuhannya dapat dipenuhi oleh orang lain. 8ubin (%99%) menetapkan periode beberapa hari ini sebagai fase menerima yang disebut dengan taking in phase. 7alam penjelasan klasik 8ubin, fase menerima ini berlangsung selama sampai 2 hari. a akan mengulang-ulang pengalamannya waktu bersalin dan melahirkan. Pada saat ini, ibu memerlukan istirahat yang !ukup
agar ibu dapat menjalan masa nifas selanjutnya dengan baik. Membutuhkan nutrisi yang lebih, karena biasanya selera makan ibu menjadi bertambah. "kan tetapi jika ibu kurang makan, bisa mengganggu proses masa nifas. a.
Periode ini terjadi selama -2 hari sesudah melahirkan. bu baru pada umumnya pasif dan tergantung, perhatiannya
b.
tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya. a mungkin akan mengulang-ulang
!.
pengalamannya waktu melahirkan. Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mengurangi
d.
gangguan kesehatan akibat kurang istirahat. Peningkatan nutrisi dibutuhkan untuk memper!epat
men!eritakan
pemulihan dan penyembuhan luka, serta persiapan proses e.
laktasi aktif. 7alam memberikan
asuhan,
bidan
harus
dapat
memfasilitasi kebutuhan psikologis ibu. Pada tahap ini, bidan dapat menjadi pendengar yang baik ketika ibu men!eritakan
pengalamannya.
&erikan
juga
dukungan
mental atau apresiasi atas hasil perjuangan ibu sehingga dapat berhasil melahirkan anaknya. &idan harus dapat men!iptakan suasana yang nyaman bagi ibu sehingga ibu dapat
dengan
leluasa
dan
terbuka
mengemukakan
permasalahan yang dihadapi pada bidan. 7alam hal ini, sering terjadi kesalahan dalam pelaksanaan perawatan yang dilakukan oleh pasien terhadap dirinya dan bayinya hanya karena kurangnya jalinan komunikasi yang baik antara pasien dan bidan. -.
Per&'%e +Tak&ng H'l%, atau +"ase &n%e$en%ent, Pada ibu-ibu yang mendapat perawatan yang memadai
pada hari-hari pertama setelah melahirkan, maka pada hari kedua sampai keempat mulai mun!ul kembali keinginan untuk
6
melakukan berbagai akti$itas sendiri. 7i satu sisi ibu masih membutuhkan bantuan orang lain tetapi disisi lain ia ingin melakukan akti$itasnya sendiri. 7engan penuh semangat ia belajar mempraktekkan !ara-!ara merawat bayi. 8ubin (%96%) menggambarkan fase ini sebagai fase taking hold. Pada fase taking hold, ibu berusaha keras untuk menguasai tentang ketrampilan perawatan bayi, misalnya menggendong, menyusui, memandikan dan memasang popok. Pada masa ini ibu agak sensiti$e dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal-hal tersebut, !enderung menerima nasihat bidan atau perawat karena ia terbuka untuk menerima pengetahuan dan kritikan yang
bersifat
pribadi.
Pada
tahap
ini
&idan
penting
memperhatikan perubahan yang mungkin terjadi. a. b.
Periode ini berlangsung pada hari ke -5 post partum. bu menjadi perhatian pada kemampuannya menjadi orang tua
yang
sukses
dan
meningkatkan
tanggung
jawab
!.
terhadap bayi. bu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya,
d.
&"&,&"0, serta kekuatan dan ketahanan tubuhnya. bu berusaha keras untuk menguasai keterampilan perawatan
bayi, misalnya menggendong,
memandikan,
e.
memasang popok, dan sebagainya. Pada masa ini, ibu biasanya agak sensitif dan merasa tidak
f.
mahir dalam melakukan hal-hal tersebut. Pada tahap ini, bidan harus tanggap terhadap kemungkinan
g.
perubahan yang terjadi. Tahap ini merupakan waktu yang tepat bagi bidan untuk memberikan bimbingan !ara perawatan bayi, namun harus selalu diperhatikan teknik bimbingannya, jangan sampai menyinggung perasaan atau membuat perasaan ibu tidak nyaman karena ia sangat sensitif. 4indari kata :jangan begitu; atau :kalau kayak gitu salah; pada ibu karena hal
<
itu akan sangat menyakiti perasaannya dan akibatnya ibu akan putus asa untuk mengikuti bimbingan yang bidan berikan. .
Per&'%e +Lett&ng !', Periode atau =ase Mandiri (letting go) dimana masing-
masing indi$idu mempunyai kebutuhan sendiri-sendiri, namun tetap dapat menjalankan perannya dan masing-masing harus berusaha
memperkuat
relasi
sebagai
orang
dewasa
yang
menjadi unit dasar dari sebuah keluarga. a.
Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang kerumah. Periode ini pun sangat berpengaruh terhadap waktu dan
b.
perhatian yang diberikan oleh keluarga. bu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi dan ia harus beradaptasi dengan segala kebutuhan bayi yang sangat tergantung padanya. 4al ini menyebabkan
!.
berkurangnya hak ibu, kebebasan, dan hubungan sosial. 7epresi post partum umumnya terjadi pada periode ini. =aktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi kemasa menjadi orang tua pada saat post partum, antara lain 3
%.
8espon dan dukungan keluarga dan teman &agi ibu post partum, apalagi pada ibu yang pertama kali
melahirkan akan sangat membutuhkan dukungan orang-orang terdekatnya karena ia belum sepenuhnya berada pada kondisi stabil, baik 1sik maupun psikologisnya. a masih sangat asing dengan perubahan peran barunya yang begitu fantastis terjadi dalam waktu yang begitu !epat, yaitu peran sebagai seorang ibu. 7engan memper!epat
respon
proses
positif
adaptasi
dari
peran
lingkungan, ini
sehingga
akan akan
memudahkan bagi bidan untuk memberikan asuhan yang sehat.
>
.
4ubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan
dan aspirasi 4al yang dialami oleh ibu ketika melahirkan akan sangat mewarnai alam perasaannya terhadap perannya sebagai ibu. a akhirnya menjadi tahu bahwa begitu beratnya ia harus berjuang untuk melahirkan bayinya dan hal tersebutakan memperkaya pengalaman hidupnya untuk lebih dewasa. &anyak kasus terjadi, setelah seorang ibu melahirkan anaknya yang pertama, ia akan bertekad
untuk
lebih
meningkatkan
kualitas
hubungannya
dengan ibunya.
2.
Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu #alaupun kali ini adalah bukan lagi pengalamannya yang
pertama
melahirkan
bayinya,
namun
kebutuhan
untuk
mendapatkan dukungan positif dari lingkungannya tidak berbeda dengan
ibu
yang baru
perbedaannya diberikan
adalah
lebih
keberhasilannya
melahirkan anak pertama. 4anya
teknik
kepada dalam
penyampaian support
melewati
dan
dukungan
yang
apresiasi
dari
saat-saat
sulit
pada
persalinannya yang lalu.
5.
Pengaruh budaya "danya adat istiadat yang dianut oleh lingkungan dan
keluarga sedikit banyak akan mempengaruhi keberhasilan ibu dalam melewati saat transisi ini. "palagi jika ada hal yang tidak sinkron antara arahan dari tenaga kesehatan dengan budaya yang dianut. 7alam hal ini, bidan harus bijaksana dalam menyikapi, namun tidak mengurangi kualitas asuhan yang harus diberikan. 0eterlibatan keluarga dari awal dalam menentukan
9
bentuk asuhan dan perawatan yang harus diberikan pada ibu dan bayi akan memudahkan bidan dalam pemberian asuhan.
D. KEADAAN ABNRMAL PADA PSIKL!I IBU NI"AS
a.
P+T P"8TM &/? Post Partum Blues merupakan suatu fenomena psikologis
yang dialami oleh ibu dan bayinya. &iasanya tejadi pada hari ke2 sampai ke- post partum. "ngka kejadiannya >@A dari ibu post partum mengalaminya, dan berakhir beberapa jamhari. Merupakan
kesedihan
atau
kemurungan
setelah
melahirkan, biasanya hanya mun!ul sementara waktu yakni sekitar dua hari hingga dua minggu sejak kelahiran bayi yang ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut 3 %.
edih
.
emas tanpa sebab
2.
Menangis tanpa sebab
5.
Tidak sabar
.
Tidak per!aya diri
6.
ensitif
<.
Mudah tersinggung (iritabilitas)
>.
Merasa kurang menyayangi bayinya Post partum blues ini dikategorikan sebagai sindroma
gangguan mental yang ringan. +leh sebab itu, sering tidak diperdulikan sehingga tidak terdiagnosis dan tidak ditindak lanjuti sebagaimana seharusnya. Bika hal ini dianggap enteng, keadaan ini bisa menjadi serius dan bisa bertahan dua minggu sampai satu tahun dan akan berlanjut menjadi depresi dan psikosis post partum. &anyak ibu yang berjuang sendiri dalam beberapa saat setelah melahirkan. Mereka merasakan ada hal
%@
yang
salah
namun
mereka
sendiri
tidak
mengetahui
penyebabnya. 0un!i untuk mendukung wanita dalam melalui periode ini adalah berikan
perhatian dan dukungan yang baik baginya,
serta yakinkan padanya bahwa ia adalah orang yang berarti bagi keluarga dan suami. 4al yang terpenting, berikan kesempatan untuk beristirahat yang !ukup. elain itu, dukungan positif atas keberhasilannya menjadi orang tua dari bayi yang baru lahir dapat
membantu
memulihkan
keper!ayaan
diri
terhadap
kemampuannya. P?8"C &7"C %.
Menjalin
hubungan
baik
dengan
keluarga
dalam
mengembangkan upaya menjalin kasih sayang dengan .
bayinya 4al ini merupakan tanda awal kesulitan dalam pengasuhan
2.
anak di masa yang akan datang #aspada terhadap reaksi negatif yang menonjol dari orang tua, seperti 3
D
Perilaku negatif orang tua
D
ikap $erbal dan non$erbal
D
nteraksi
yang
tidak
mendukung
(tidak
menyentuh
bayinya) D
5.
!apan keke!ewaanmerendahkan
paya memperkokoh hubungan bayi dengan orang tuanya (seperti menggendong, mengajak bayinya ber!erita, dan
.
sebagainya) Mendorong orang tua untuk melihat dan memeriksa bayi
6.
mereka dengan komentar positif tentang bayinya &erikan anjuran-anjuranad$i!e pada ibu dan keluarga 3
%%
o
"njurkan pada ibu untuk melepaskan saja emosi, tidak perlu ditahan-tahan. ngin menangis, marah, lebih baik
o
dekspresikan saja. sahakan agar ibu mendapatkan istirahat yang !ukup (kalau ada kesempatan gunakan untuk tidur, walaupun
o
hanya %@ menit). &erikan moti$asi pad ibu, agar ibu menyadari badai pasti berlalu.
8asa
sakit
setelah
melahirkan
pasti
akan
sembuh, rasa sakit ketika awal-awal memberi " pasti akan hilang, teror tangis bayi lambat laun akan berubah menjadi o!ehan dan tawa yang menggemaskan, bayi yang
:menjengkelkan;,
beberapa
bulan
lagi
akan
o
menjadi bayi mungil yang menakjubkan, dan lain-lain Minta bantuan orang lain, misalnya kerabat atau teman
o
untuk membantu mengurus si ke!il. bu yang baru saja melahirkan sangat butuh instirahat dan tidur yang !ukup. /ebih banyak istirahat di mingguminggu dan bulan-bulan pertama setelah melahirkan, bisa men!egah depresi dan memulihkan tenaga yang
o
seolah terkuras habis. 4indari makan manis serta makanan dan minuman yang mengandung kafein, karena kedua makanan ini berfungsi
o
untuk memperburuk depresi. 0onsumsi makanan yang bernutrisi agar kondisi tubuh
o
!epat pulih, sehat dan segar oba berbagi rasa dengan suami atau orang terdekat lainnya,
dukungan
dari
mereka
bisa
membantu
mengurangi depresi
b.
0??74"C 7"C 70" T" 7alam bahasan kali ini, gunakan istilah :berduka;, yang
diartikan sebagai respon psikologis terhadap kehilangan. Proses berduka sangat ber$ariasi, tergantung dari apa yang hilang, %
serta persepsi dan keterlibatan indi$idu terhadap apa pun yang hilang.
:kehilangan;
dapat
memiliki
makna,
mulai
dari
pembatalan kegiatan (piknik, perjalanan atau pesta) sampai kematian
orang
yang di!intai.
eberapa
berat
kehilangan
tergantung dari persepsi indi$idu yang menderita kehilangan. 7erajat kehilangan pada indi$idu direEeksikan
dalam respon
terhadap kehilangan. ontohnya, kematian dapat menimbulkan respon berduka yang ringan sampai berat, bergantung pada hubungan
dan
keterlibatan
indi$idu
dengan
orang
yang
meninggal. 0ehilangan maternitas termasuk hal yang dialami oleh wanita yang mengalami infertilitas (wanita yang tidak mampu hamil atau yang tidak mampu mempertahankan kehamilannya), yang mendapatkan bayinya hidup, tapi kemudian kehilangan harapan
(prematuritas
atau
ke!a!atan
!ongenital),
dan
kehilangan yang dibahas sebagai penyebab post partum blues (kehilangan keintiman internal dengan bayinya dan hilangnya perhatian). 0ehilangan lain yang penting, tapi sering dilupakan adalah perubahan hubungan eksklusif antara suami dan istri menjadi kelompok tiga orang, yaitu ayah, ibu, dan anak. 7alam hal ini berduka dibagi menjadi 2 tahap, antara lain 3
%.
Tahap yok Tahap
ini
merupakan
tahap
awal
dari
kehilangan.
Manifestasi perilaku meliputi penyangkalan, ketidakper!ayaan, marah,
jengkel,
ketakutan,
ke!emasan,
rasa
bersalah,
kekosongan, kesendirian, kesedihan, isolasi, mati rasa, menangis, intro$ersi
(memikirkan
dirinya
sendiri),
tidak
rasional,
bermusuhan, keben!ian, kegetiran, kewaspadaan akut, kurang inisiatif, bermusuhan, mengasingkan diri, berkhianat, frustasi,
%2
dan kurang konsentrasi. Manifestasi 1sik meliputi gelombang distress
somati!
yang
berlangsung
selama
@-6@
menit,
menghela nafas panjang, penurunan berat badan, anoreksia, tidur tidak tenang, keletihan, penampilan kurus dan tampak lesu, rasa penuh ditenggorokan, tersedak, napas pendek, mengeluh tersiksa karena nyeri didada, gemetaran internal, kelemahan umum, dan kelemahan pada tungkai.
.
Tahap Penderitaan (fase realitas) Penerimaan
terhadap
fakta
kehilangan
dan
upaya
penyesuaian terhadap realitas yang harus ia lakukan terjadi selama periode ini. ontohnya, orang yang berduka akan menyesuaikan diri dengan lingkungannya tanpa kehadiran orang yang disayanginya. 7alam tahap ini, ia akan selalu terkenang dengan orang yang di!intai sehingga kadang akan mun!ul perasaan
marah,
rasa
bersalah,dan
takut.
Cyeri
karena
kehilangan akan dirasakan se!ara menyeluruh, dalam realitas yang memanjang dan dalam ingatan setiap hari. Menangis adalah salah satu pelepasan emosi yang umum. elama masa ini, kehidupan orang yang berduka akan terus berlanjut. aat indi$idu terus melanjutkan tugasnya untuk berduka, dominasi kehilangannya se!ara bertahap berubah menjadi ke!emasan terhadap masa depan.
2.
Tahap
resolusi
(fase
periode
ini,
menentukan
hubungan
yang
bermakna) elama
orang
yang
berduka
menerima
kehilangan, penyesuaian telah komplit, dan indi$idu kembali
%5
pada fungsinya se!ara penuh. 0emajuan ini berhasil karena adanya penanaman kembali emosiseseorang pada hubungan lain yang lebih bermakna. Penanaman kembali emosi tidak berarti bahwa posisi orang yang hilang telang tergantikan, tetapi berarti bahwa
indi$idu
lebih
mampu
dalam
menanamkan
dan
membentuk hubungan lain yang lebih bermakna dengan resolusi, serta perilaku orang tersebut telah kembali menjadi pilihan yang bebas, mengingatkan selama menderita perilaku ditentukan oleh nilai-nilai sosial atau kegelisahan internal. &idan dapat membantu orang tua untuk melalui proses berduka, sekaligus memfasilitasi pelekatan mereka dan anak yang tidak sempurna dengan menyediakan lingkungan yang aman, nyaman, mendengarkan, sabar, memfasilitasi $entilasi perasaan negatif mereka dan permusuhan, serta penolakan mereka terhadap bayinya. audara kandung dirumah juga harus diberitahu mengenai kehilangan sehingga mereka mendapatkan penjelasan yang jujur terhadap perilaku dari orang tua. Bika tidak, mereka mungkin akan membayangkan bahwa mereka lah penyebab masalah yang mengerikan dan tidak diketahui tersebut. audara kandung perlu diyakinkan kembali bahwa apapun yang terjadi bukan kesalahan mereka dan bahwa mereka tetap penting, di!intai, dan dirawat.
P?8"C &7"C Tanggung jawab utama bidan adalah membagi informasi tersebut dengan orang tua. 0eluarga dapat segera merasakan jika sesuatu tidak
berjalan
baik.
Pada
peristiwa
kematian,
ibu
tidak
mendengarkan suara bayi dan ibu mempunyai hak untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin dari bidan pada saat
%
itu juga. 0ejujuran dan realitas akan jauh lebih baik menghibur daripada keyakinan yang palsu atau kerahasiaan.
BAB III PENUTUP A.
Kes&m$ulan e!ara psikologis, setelah melahirkan seorang ibu akan
merasakan gelaja-gejala psikiatrik, demikian juga pada masa menyusui.
Meskipun
demikian,
ada
pula
ibu
yang
tidak
mengalami hal ini. "gar perubahan psikologi yang dialami tidak
%6
berlebihan, ibu perlu mengetahui tentang hal yang lebih lanjut. #anita banyak mengalami perubahan emosi selama masa nifas sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Penting sekali sebagi bidan untuk mengetahui tentang penyesuaian psikologis yang normal sehingga ia dapat menilai apakah seorang ibu memerlukan asuhan khusus dalam masa nifas ini, suatu $ariasi atau penyimpangan dari penyesuaian yang normal yang umum terjadi.
B.
Saran
Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam penanganan kasus ibu yang mengalami perubahan psikologis pada masa nifas.
7"=T"8 PT"0"
%<
http3indaanggasari.blogspot.!om@%2@2perubahanpsikologis-ibu-pada-masa-nifas.html.
7iakses
%
september
@%2. Pukul %5.2 #&. http3e$ameo!ute.blogspot.!om@%2@gangguan-psikologimasa-nifas.html. 7iakses pada %< eptembae @%2
%>