BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mutu pendidikan sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan kehidupan yang damai, terbuka, dan berdemokrasi, serta mampu bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh warga negara Indonesia. Oleh karena itu, kinerja pendidikan menuntut adanya pembenahan dan penyempurnaan terhadap aspek substantif yang mendukungnya, yakni kurikulum.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini:
Apakah pengertian kurikulum!
Bagaimanakah pengelolaan kurikulum!
Bagaimanakah ruang lingkup kurikulum!
Bagaimanakah Pelaksanaan dan Bentuk pengorganisasian kurikulum!
Bagaimanakah peran dan fungsi kurikulum!
Apa-apa saja landasan pengembangan kurikulum!
Bagaimanakah penilaian kurikulum!
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari n makalah ini adalah :
Untuk mengetahui pengertian kurikulum.
Untuk mengetahui pengelolaan kurikulum.
Untuk mengetahui ruang lingkup kurikulum.
Untuk mengetahui Pelaksanaan dan Bentuk pengorganisasian kurikulum.
Untuk mengetahui peran dan fungsi kurikulum.
Untuk mengetahui landasan pengembangan kurikulum.
Untuk mengetahui penilaian kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Kurikulum
Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu jarak yang harus ditempuh. Secara sempit atau tradisional, kurikulum adalah sekedar memuat dan dibatasi pada sejumlah mata pelajaran yang diberikan guru pada siswa guna mendapatkan ijazah. Sedang secara modern, kurikulum adalah semua pengalaman yang diharapkan dimiliki peserta didik dibawah bimbingan guru. Administrasi kurikulum adalah administrasi yang ditunjukkan untuk keberhasilan kegiatan belajar –mengajar secra maksimal, dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar-mengajar.
Kegiatan yang dimaksud yaitu kegiatan intra kurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam jadwal bagi struktur program yang ditentukan secara nasional, dan kegiatan ekstra kukurikuler adalah kegiatan tambahan diluar struktur program yang merupakan kegiatan pilihan.
Kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik, merupakan konsep kurikulum yang sampai saat ini banyak mewarnai teori – teori dan praktik pendidikan ( Saylor Alexander & Lewis, 1981).
Pengertian kurikulum menurut Taylor dalam Nanang Fatah dan Aceng Muhtaram (1991) yaitu :
Perangkat bahan ajar
Rumusan hasil belajar yang dikehendaki
Penyediaan kesempatan belajar
Kewajiban peserta didik
Berdasarkan pengertian diatas maka ada 2 aspek penting yang harus dipahami yaitu:
Isi kurikulum
Proses kurikulum
Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam kurikulum meliputi tujuan, materi, strategi kegiatan pembelajaran, dan sistem evaluasi.Kurikulum dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.
Pengelolaan kurikulum
Pengelolaan kurikulum merupakan suatu pola pemberdayaan tenaga pendidikan dan sumberdaya pendidikan lainnya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kurikulum itu sendiri hal yang sangat menetutukan kebehasilan kegiatan belajar mengajar secara maksimal, sehingga perlu adanya pengelolaan yang meliputi:
kegiatan perencaan;
kegiatan pelaksanaan dan;
kegiatan penilaian.
Sesuai dengan kegiatan pengelolaan kurikulum tersebut, penyajiaanya akan diurutkan mulai dari perencaan.Namun terlebih dahulu akan dijelaskan dan dibatasi oleh pengertian kurikulum.
Pengelolaan kurikulum berkaitan dengan pengelolaan pengalaman belajar yang membutuhkan stretegi tertentu sehingga menghasilkan produktifitas belajar bagi siswa.Dengan demikian, pengelolaan kurikulum adalah upaya mengoktimalkan pengalaman-pengalaman belajar siswa secara produktif.
Ruang lingkup
Ruang lingkup administrasi pendidikan meliputi:
Perencanaan kurikulum
Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan belajar yang bertujuan untuk membina peserta didik kearah perubahan tingkahlaku yang diinginkan. Perencanaan merupakan proses seseorang dalam menentukan arah, dan menentukan keputusan untuk diwujudkan dalam bentuk kegiatn atau tindakan yang berorientasi pada masa depan. Prinsip-prinsip perencanaan kurikulum:
Perencanaan krikulum berkenaan dengan pengalaman-pengalaman para siswa.
Perencanaan kurikulum dibuat berdasarkan berbagai keputusan tentang konten dan proses.
Perencanaan kurikulum mengandung keputusan-keputusan tentang berbagai isu yang aktual.
Perencanaan kurikulum melibatkan banyak kelompok.
Perencanaan kurikulum dilaksanakan pada berbagai tingkatan.
Perencanaan kurikulum adalah sebuah proses yang berkelanjutan.
Adapun sifat-sifat perencanaan kurikulum sebagai berikut:
Komprehensif artinya kurikulum tersebut mempunyai arti yang luas dan menyelurah, bukan sebatas pada jadwal pelajaran saja.
Integratif artinya satu kesatuan yang utuh.
Realistik artinya terlihat jelas atau kurikulum disusun sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Humanistik artinya kurikulum disusun untuk kepentingan kemanusian baik bagi peserta didik maupun bagi masyarakat.
Futuralistik artinya kurikulum sebagai pandangan yang mendorong pendidikan yang mengarah ke masa depan.
Mengacu pada pengembangan kompetensi sesuai dengan standar nasional.
Berderisifikasi.
Desentralistik artinya kurikulum bersifat merata artinya kurikulum tidak hanya disusun oleh pusat saja tapi juga pemerintah daerah hingga guru pun diberi wewenang untuk menyusun kurikulum.
Dalam perencanaan kurikulum terdiri dari atas:
1. Isi kurikulum
Kurikulum harus terdiri atas berbagai mata pelajaran yang urutannya harus disusun secara logis dan terperinci.
Kurikulum harus mencakup seperangkat masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah kehidupan yang selalu muncul.
Kurikulum mencakup masalah-masalah kehidupan anak-anak sehai-hari yang berbeda-beda pada tiap kelompok umur.
Kurikulum merupakan modifikasi atau variasi dari pendapat mengenai kurikulum.
2. Bahan pelajaran
Urutan pelajaran ditentukan menurut jalan pikiran yang terkandung dalam mata pelajaran yang harus diberikan.
Urutan pelajaran dimulai dari satuan mata pelajaran yang paling mudah dan berangsur-angsur menuju pelajaran yang sukar.
Urutan pelajara dtentukan oleh cara-cara yang paling baik dalam mengajarkan tiap mata pelajaran yang dapat ditemukan dengan jalan melakukan metode ilmiah.
Perencanaan kurikulum dilakukan ditingkat pusat, daerah, maupun sekolah.Adapun tingkat tersebut sebagai berikut:
Perencanaan kurikulum ditingkat pusat meliputi. Tujuan pendidikan, bahan materi yang dikeluarkan dalam bentuk buku GBPP, pedoman-pedoman sebagai pelengkap buku GBPP, struktur program.
Perencanaan kurikulum ditingkat propinsi meliputi kalender akademik, petunjuk pelaksanaan, bimbingan dan penyuluhan, dan petunjuk pelaksanaan penilaian.
Perencanaan kurikulum di sekolah antara lain penyusunan kalender pendidikan, penyusunan jadwal pelajaran, pembagian tugas mengajar, penempatan murid di kelas.
Hal-hal yang direncanakan guru sehubungan administrasi kurikulum adalah penyusunan program pengajaran, penyusunan satuan pelajaran, dan perencanaan penilaian hasil belajar.
Pelaksanaan dan Bentuk pengorganisasian kurikulum
Pelaksanaan kurikulum adalah penerapan program kurikulum yang telah dikembangkan yang kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan dengan menyesuaikan terhadap situasi dilapangan. Prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum:
Perolehan kesempatan yang sama
Berpusat pada anak
Pendekatan dan kemitraan
Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan.
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kurikulum:
Kararakteristik kurikulum, yang mencakup ruang lingkup bahan ajar, tujuan fungsi, sifat, dll.
Strategi pelaksanaan, strategi yang digunakan dalam pelaksanaan kurikulum. Seperti diskusi profesi, seminar, penataran dan lain-lain.
Karakteristik penggunaan yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, serta nilai dan sikap guru terhadap kurikulum dalam pembelajaran.
Dalam Pelaksanaannya kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan yaitu sebagai berikut:
Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah.
Pelaksanaan kurikulum dalam tingkat sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab untuk melaksanakan kurikulum dilingkungan sekolah yang dipimpinnya. Kewajiban kepala sekolah antara lain menyusun rencana tahunan, menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan, memimpin rapat dan membawa notula rapat, membuat statistik dan menyusun laporan-laporan.
Melaksanakan kurikulum tingkat kelas
Pada pelaksanaan ini yang berperan besar adalah guru yang eliputi jenis kegiatan administrasi yaitu:
Kegiatan dalam bidang proses belajar mengajar, tugas guru terdiri dari
Menyusun rencana pelaksanaan program
Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan dan jadwal pelajaran
Pengisian daftar penilaian kemajuan belajar dan perkembangan siswa.
Pengisian buku laporan pribadi siswa.
b) Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar ketentuan
kurikulum yang berlaku, besifat pedagogis dan menunjang pendidikan dalam rangka menunjang ketercapaian sekolah.
c) Pembimbing dalam kegiatan belajar, tujuan utama pembimbingan yang diberikan guru adalah untuk mengembangkan semua kemampuan siswa agar siswa berhasil mengembangkan hidupnya. Bimbingan seorang guru berupa bantuan untuk menyelesaikan masalah peserta didik sehingga peserta didik dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dan mampu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.
Adapun empat bentuk pengorganiasasian kurikulum yang bisa diterapkan di lembaga pendidikan yaitu :
Separated subject curriculum
Kurikulum ini menyjikan segala bahan pelajaran dalam bernagai macam mata pelajaran yang tepisah-pisah satu sama lain dan juga antara satu kelas dengan kelas yang lain.
Correlated curriculum
Bentuk ini menghendaki agar mata pelajaran satu sama lain ada hubungan walaupun mungkin batas-batas yang satu ddengan yang lain masih dipertahankan. Korelasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara :
Antara dua mata pelajaran diadakan hubungan secara incidental.
Terdapat hubungan yang lebih erat apabila suatu pokok bahasan tertentu dibahas dalam berbagai mata pelajaran.
Mempersatukan beberapa mata pelajaran dengan menghilangkan batas masing-masing
Integrated curriculum
Integrated curriculum meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Semua ini dimaksudkan agar anak dapat dibentuk menjadi pribadu yang integrated yakni manusia yang selaras dengan lingjungan hidupnya.
Core curriculum
Pada prinsipnya core curriculum memberikan pelajaran yang umum.
Peran dan Fungsi Kurikulum
Sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan, kurikulum memiliki tiga peran, yaitu peran konservatif, peran kreatif serta peran kritis dan evaluatif.
Peran Konsevatif
Peran Konservatif Kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai budaya sebagai warisan masa lalu. Dokaotkan dengan era globalisasi sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing menggerogoti budaya local, maka peran konservatif dalam kurikulum memiliki arti ynag sangat penting. Melalui peran konservatif, kurikulum berperan dalam menangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak nilai – nilai luhur masyarakat, sehingga identitas masyarakat akan tetap terpelihara dengan baik.
Peran Kreatif
Dalam peran kreatif, kurikulum harus mengandung hal – hal baru sehingga dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat yang senantiasa bergerak maju secara dinamis.
Peran Kritis dan Evaluatif
Kurikum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu dipertahankan, dan nilai atau budaya baru yang mana yang harus dimiliki anak didik. Daam rangka ini peran peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan. Kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik.
Sesuai dengan peran yang harus dimainkan kurikulum sebagai alat dan pedoman pendidikan, maka isi krikulum harus berjalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Menurut McNeil (1990) isi kurikulum memiliki empat fungsi, yaitu :
Fungsi Pendidikan Umum
Fungsi Pendidikan Umum yaitu fungsi kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang bertanggungjawab sebagai warga negara yang baik.
Suplementasi
Setiap peserta didik memiliki perbedaan, baik perbedaan minat, perbedaan kemampuan, maupun perbedaan bakat. Dengan demikian setiap anak memiliki kesempatan untuk menambah kemampuan dan wawasan yang lebih baik sesuai dangan minat dan bakatnya.
Eksplorasi
Fungsi Eksplorasi memiliki makna bahwa kurikulum harus dapat menemukan dan mengembangkan bakat minat masing – masing siswa. Namun proses eksplorasi minat dan bakat siswa harus ada pemaksaan dari pihak luar, misalnya para orangtua yang sebenarnya anak tidak memiliki bakat dan minat terhadap bidang tertentu mereka dipaksa untuk memilihnya hanya karena alasan – alasan tertentu yang sebenarnya tidak rasional.
Keahlian
Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai ddengan keahlian yang didasrkan atas minat dan bakat siswa. Dengan demikian, kurikulum harus memberikan pilihan berbagai bidang keahlian misalnya perdagangan, pertanian, industri atau disiplin akademik.
Bagi guru kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah kurikulum berfungsi untuk menyusun perencanaan dan program sekolah.Bagi pengawas, kurikulum akan berfungsi segai panduan dan melaksanakan supervisi. Sedangkan bagi siswa itu sendiri kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar.
Alexander Inglis (dalam Hamalik, 1990) mengemukakan enam fungsi kurikulum untuk siswa:
Fungsi integrasi, yaitu kurikulum harus dapat mengembangkan pribadi siswa secara utuh.
Fungsi diferensiasi, yaitu kurikulum harus dapat melayani siswa dengan segala keunikannya.
Fungsi persiapan, yaitu kurikulum harus dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak, baik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi maupun untuk kehidupan di masyarakat.
Fungsi pemilihan, yaitu kurikulum yang dapat memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk belajar sesuai bakat dan minatnya.
Fungsi Diagnostik, yaitu fungsi untuk mengenal berbagai kelemahan dan kekuatan siswa
Fungsi penyesuaian, yaitu kurikulum harus dapat mengantarkan siswa agar mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan sosial masyarakat.
Landasan Pengembangan Kurikulum
1. Landasan Filosofis
Filsafat berasal dari Yunani kuno, yaitu dari kata "philos" dan "sophia". Philos artinya cinta yang mendalam dan sophia artinya kearifan atau kebijaksanaan. Filsafat secara harfiyah diartikan sebagai cinta yang mendalam akan kearifan. Secara popular Filsafat sering diartikan sebagai pandangan hidup suatu masyarakat atau pendirian hidup bagi individu.
Ada empat fungsi filsafat dalam proses pengembangan kurikulum. Pertama, filsafat dapat menentukan arah dan tujuan pendidikan. Kedua, filsafat dapat menentukan isi atau materi pelajaran yang harus diberikan sesuai debgan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, filsafat dapat menentukan srategi atau cara penyampaian tujuan. Keempat, melalui filsafat dapat ditentukan bagaimana menentukan tolok ukur keberhasilan proses pendidikan.
Filsafat dan Tujuan Pendidikan
Hummel (1977) mengemukakan ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan tujuan pendidikan :
Autonomy, artinya memberi kesadaran, pengetahuan dan kemampuan yang primakepada setiap individu dan kelompok untuk dapat mandiri dan hidup bersama dalam kehidupan yang lebih baik.
Equity, artinya pendidikan harus dapat memberi kesempatan kepada seluruh warga masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam kebudayaan dan ekonomi.
Survival, artinya pendidikan bukan saja harus menjamin terjadinya pewarisan dan memperkaya kebudayaan dari generasi ke generasi akan tetapi harus memberikan pemahaman akan saling ketergantungan antar manusia.
Menurut Bloom (1965), tujuan pendidikan dapat digolongkan kedalam tiga klasifikasi atau tiga domain (bidang), yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotor. Domain kognitif berhubungan dengan pengembangan intelektual atau kecerdasan. Bidang afektif berhubungan dengan pengembangan sikap dan bidang psikomotor berhubungan dengan keterampilan.
Filsafat sebagai Proses Berfikir
Filsafat sering diartikan sebagai cara berfikir. Sidi Gazalba, mengemukakan ciri-ciri berfikir filosofis sebagai berfikir yang radikal, sistematis dan universal. Befikir radikal (radikal thinking), yaitu berfikir sampai ke akar-akarnya sampai pada konsekuensi yang terakhir. Berfikir sistematis adalah berfikir logis yang bergerak selangkah dengan penuh kesadarandenagn urutan yang bertanggungjawab dan saling berhubungan yang teratur. Berfikir universal, artinya tidak berfikir secara khusus melainkan mencakup keseluruhan secara sistematis dan logis sampai ke akar-akarnya. Orang yang berfilsafat yaitu orang yang berfikir secara mendalam tentang masalah secara menyeluruh sebagai upaya mencari dan menemukan kebenaran.
Menurut Nasution (1989), ada empat aliran utama dalam filsafat, yaitu idealisme, relisme, pragmatisme, dan eksistensialisme. Idealisme, memandang bahwa kebenaran itu datang dari Yang Maha Kuasa.Manusia tidak perlu meragukan kebenarannya selain harus mematuhinya. Aliran Realisme memandang bahwa manusia pada dasarnya dapat menemukan dan mengenal realitas sebagai hukum-hukum universal, hanya saja dalam menemukannya itu dibatasi oleh kelambanan sesuai dengan kemampuannya. Aliran progmatisme berpendapat bahwa kenyatan itu pada hakikatnya berada pada hubungan sosial antara manusia dengan manusia lainnya. Aliran Eksistensialis mengakui bahwa sebagai individu setiap manusia memiliki kelemahan -kelemahan.
2. Landasan Psikologis
Psikologi Perkembangan Anak
Untuk memahami perkembangan siswa, Piaget mengemukakan teori perkembangan kognitif (intelektual). Kemampuan kognitif merupakan suatu yang fundamental yang mengarahkaan dan membimbing perilaku anak. Tahapan perkembangannya yaitu:
Tahap sensorik motorik : 0 – 2 tahun yaitu Mulai meniru, berbicara, dan meniru suara binatang.
Tahap pra operasi : 2 – 7 tahun yaitu Berupa tindakan-tindakan kognitif : mengklasifikasikan sekelompok objek, menata letak benda-banda menurut urutan tertentu dan membilang.
Tahap operasi konkrit : 7 – 11 tahun yaitu Konsep kekekalan yang berkembang yaitu:
Kekekalan banyak (6 - 7 tahun)
Kekekalan materi (7 - 8 tahun)
Kekekalan panjang (7 - 8 tahun)
Kekekalan luas (8 - 9 tahun)
Kekekalan berat (9 - 10 tahun)
Kekekalan volum (11 - 12 tahun)
Tahap operasi formal : 11 tahun dst yaitu Kemampuan penalaran hipotek-deduktif, yaitu kemampuan untuk menyusun serangkaian hipotesa dan mengujinya.Kemampuan berfikir kombinatorial, yaitu kemampuan menyusun kombinasi-kombinasi yang mungkin dari unsur-unsur dalam suatu system.
Psikologi Belajar
Menurut aliran Behavioristik, Belajar pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap pancaindra dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara stimulus dan respon. Karena itu teori ini dinamakan teori Stimulus – Respons.
Penilaian Kurikulum
Penilaian kurikulum adalah proses pembuatan pertimbangan berdasarkan seperangkat kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan untuk membuat keputusan mengenai suatu kurikulum. Prinsip-prinsip penilaian kurikulum:
Tujuan tertentu, artinya setiap program penilaian kurikulum terarah dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan secara jelas.
Bersifat objektif, berpijak pada keadaan yang sebenarnya, bersuber dari data yang nyata dan akurat.
Bersifat komprehensif, mencakup semua dimensi atau aspek yang terdapat dalam ruang lingkup kurikulum.
Kooperatif, dan bertanggung jawab dalam perencanaan.
Efesien dalam penggunaaan waktu, biaya, tenaga dan peralatan yuang menjadi sarana penunjang.
Berksinambungan.
Penilaian kurikulum memiliki tujuan sebagai berikut:
Secara umum penilaian kurikulum bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pelaksanaan kurikulum di sekolah, dimana informasi ini akan bermanfaat sebagai dasar pertimbangan bagi pengambil keputusan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan kurikulum di sekolah.
Secara khusus penilaian kurikulum bertujuan untuk memperoleh jawaban dari kelengkapan komponen kurikulum di sekolah, efektivitas pelaksanaan kurikulum, efektivitas pelaksanaan sarana penunjang, tingkat pencapaian hasil belajar ditinjau dari kesesuaian dengan tujuan, dan dampak pelaksanaan kurikulum baik positif atau negatif.
Ruang lingkup yang dikaji dalam penilaian kurikulum adalah:
Tersedianya dan kelengkapan komponen kurikulum.
Pemahaman buku kurikulum.
Pelaksanaan kurikulum sekolah.
Pemanfaatan sarana penunjang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kuriulum merupakan program yang terencan dan menyeluruh yang menggambarkan kualitas pendidikan suatu bangsa, sehingga kurikulum memegang peran strategis dalam kemajuan bangsa tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya pengolaan kurikulum yang berupa dinamis dan intergratif, dengan melaui langkah-langkah yang sistematis profesional, dan melibatkan seluruh aspek yang terkait dalam tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum pun bisa berjalan dengan baik perlu adanya pengelolaan agar pendidikan berjalan sesuai dengan tugas dan bidangnya masing-masing. Dalam pengelolaan kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan atau implementasi dan penilaian atau evaluasi.
B. Penutup
Atas kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini kami mengharapkan adanya beberapa kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makala ini. Terima kasih.
Daftar Pustaka
Affifudin,Sobry Sutikno.2008.Pengelolaan Pendidikan.Bandung:Prospect .
Sanjaya Wina. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Kencana.
Sukmadinata,nana syaodih.2010.Pengembangan Kurikulum.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
http://www.dedeyahya.com/2011/10/pengelolaan-kurikulum.html
http://aridlowi.blogspot.com/2011/10/pengelolaan-kurikulum.html
http://dh3anggraeni.blogspot.co.id/2012/01/pengelolaan-kurikulum.html