MAKALAH BAHAN PAKAN ALTERNATIF “Potensi dan Pemanfaatan Ampas Beer ”
Disusun Oleh: Kelompok 3 Kelas A M. IKHSAN RENALDY IKHWAN MAULANA GINA SANIA CHRISTINA Y. SEAN M. YUGA SYAIFUL B. DELYA LUSIANA
200110150267 200110150267 200110170006 200110170006 200110170008 200110170008 200110170013 200110170013 200110170023 200110170053 200110170068 200110170068
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, atas rahmat hidayah dan izinnya lah kami dapat men yelesaikan makalah ini dengan judul “Potensi dan Pemanfaatan Ampas Beer sebagai Bahan Pakan Alternatif Ternak” dimana dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tugas ini merupakan tugas dari mata kuliah “Bahan Pakan Alternatif” penyusunan makalah ini kami mengalami kendala atau hambatan namun semua dapat di atasi dengan baik karena bantuan dari semua pihak yang membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Kami yakin makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan makalah kami berikutnya. berikutnya.
Sumedang, 22 November 2018
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1
Rumusan Masalah
2
Tujuan
2
BAB II PEMBAHASAN Potensi Ampas Beer sebagai Bahan Pakan Alternatif
3
Keunggulan dan Kelemahan Penggunaan Ampas Beer
4
Pemanfaatan Ampas Beer
5
BAB III PENUTUP Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
7 8
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Kebutuhan bahan pakan asal ternak semakin meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk, tingkat kesejahteraan dan pendidikan. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dari produk peternakan yang berupa daging,telur, maupun susu. Untuk memenuhi permintaan tersebut, perlu upaya peningkatan produktivitas ternak. Produktivitas ternak dipengaruhi oleh faktor pakan, dan pada dasarnya pakan utama ternak ruminansia adalah hijauan. Salah satu jenis hijauan yang dapat digunakan sebagai pakan utama adalah rumput lapangan. Sebagai pakan ternak, rumput lapangan menguntungkan karena sangat disukai oleh ternak. Di samping itu, rumput mudah diperoleh karena memiliki kemampuan tumbuh yang tinggi terutama di daerah tropis meskipun sering dipotong atau disenggut oleh ternak. ( Kartadisastra, 1997) Pemberian pakan yang hanya berupa hijauan saja tidak akan mampu memenuhi kebutuhan nutrient ternak, sehingga perlu ditambahkan pakan penguat yang yang dapat mencukupi kebutuhan kebutuhan ternak. Konsentrat merupakan pakan penguat yang diberikan untuk melengkapi kebutuhan nutrient yang ada dalam pakan utama yaitu hijauan. hijaua n. Konsentrat mempunyai kandungan energi, protein, dan lemak yang relatif tinggi dengan kandungan serat kasar yang relatif lebih rendah daripada hijauan (Williamson dan Payne,1993). Untuk memenuhi kebutuhan
penyusun
konsentrat,
perlu
dicari
pakan
alternatif
yang
1
ketersediaannya kontinyu dan kandungan nutrient yang cukup baik dalam penyusunan ransum ternak, salah satunya ampas ampas bir. Ampas bir merupakan salah satu limbah industri pembuatan bir yang menggunakan bahan baku barley atau bahan lain berkadar maltosa tinggi sebagai bahan pakan utama (Aritonang dan Silalahi, 1992). Ampas bir digunakan sebagai bahan pakan konsentrat pada ternak ruminansia baik pada sapi potong maupun sapi perah. Berdasarkan uraian tersebut maka dibuatlah makalah tentang potensi dan pemanfaat ampas bir. 1.2. Identifikasi Masalah
a. Bagaimana potensi ampas bir ? b. Apa saja keunggulan dan kelemahan dari ampas bir? c. Bagaimana cara pengolahan ampas bir ?
1.3. Tujuan
a. Mengetahui potensi ampas bir. b. Mengetahui keunggulan dan kelemahan ampas bir. c. Mengetahui cara pengolahan ampas bir.
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Potensi Ampas Bir sebagai Bahan Pakan Alternatif
Ampas bir merupakan sisa ekstraksi maltosa yang berasal dari biji barley pada proses pembuatan bir. Dalam proses pembuatan bir, tepung dan
unsur-unsur lain yang terlarut dipisahkan dari biji
barley, sehingga
meninggalkan ampas yang relatif masih tinggi kandungan protein dan serat kasarnya (Hanungtyoso, 1993). Ditambahkan oleh Widarto (2000) bahwa ampas bir tidak ikut difermentasi karena yang difermentasi hanya air. Ampas bir yang disimpan dalam wadah tertutup, akan mengalami proses fermentasi secara alami karena mengandung bakteri pembentuk asam Lactobacillus, Bifidobacterium). Produk fermentasi oleh bakteri asam laktat ( Lactobacillus
laktat bersifat tidak beracun dan menimbulkan bau harum. Dengan adanya proses fermentasi dapat meningkatkan kandungan protein dan daya cerna. Ampas bir mengandung
bahan kering kering (BK) 18,89%, protein kasar (PK)
19,31%, serat kasar (SK) 19,48%, dan total digestible nutrient (TDN) (TDN) 69,89% (Juwono, 2007). Dengan melihat kandungan nutriennya, khususnya kandungan proteinnya yang cukup tinggi yakni 19,31%, ampas bir tampaknya memiliki potensi digunakan digunakan sebagai pakan tambahan ternak domba. Namun penggunaan penggunaan dalam ransum perlu dicampur dengan bekatul untuk melengkapi kebutuhan energi sehingga didapatkan bahan pakan dengan kandungan nutrien yang baik. Ampas bir merupakan hasil sampingan dari pabrik bir, diberikan dalam bentuk segar dan basah, maka ampas bir disukai dan bermanfaat bagi sapi. Masa penyimpanan ampas bir basah di daerah tropis tidak sama, walaupun
3
demikian ampas bir dapat disimpan untuk waktu yang lama dalam bentuk Silase bila disimpan dalam bunker (dibuat dari beton atau kayu bentuk segi empat) atau tong yang ditutup rapat untuk mencegah udara masuk. Cairan segar yang merupakan bagian dari ampas bir haruslah diawetkan mengingat cairan tersebut tinggi kandungan gulanya, sehingga energi yang dapat dicerna juga tinggi. Silase ampas bir mengandung protein lebih dari cukup untuk menggemukkan sapi, akan tetapi dibutuhkan tambahan energi untuk menghasilkan ransum yang berimbang, disamping itu bahan makanan ini mengandung serat kasar yang tinggi dan sedikit kandungan kalsium dan kaliumnya (Wawan, 2015)
2.2. Keunggulan dan Kelemahan Penggunaan Penggunaan Ampas Ampas Beer 2.2.1. Keunggulan Ampas Beer
Penelitian telah dilakukan pada domba oleh Pulungan, dkk, (1984), di mana ternak percobaannya diberi ransum perlakuan (A) rumput lapangan (ad libitum), (B) rumput lapangan (ad libitum) + ampas bir 1,25% BB, (C) rumput lapangan (ad libitum) + ampas tahu t ahu 2,5% BB, (D) rumput lapangan (ad libitum) + ampas bir (ad libitum). Hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa domba yang mendapat rumput berkualitas rendah, ampas bir dapat diberikan sebagai ransum penggemukan dan dapat diberikan secara tak terbatas. Penelitian telah dilakukan pada domba oleh Pulungan, dkk., (1984), di mana ternak percobaannya diberi ransum perlakuan (A) rumput lapangan (ad libitum), (B) rumput lapangan (ad libitum) + ampas bir 1,25% BB, (C) rumput lapangan (ad libitum) + ampas tahu t ahu 2,5% BB, (D) rumput lapangan (ad libitum) + ampas bir (ad libitum). Hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
4
domba yang mendapat rumput berkualitas rendah, ampas bir dapat diberikan sebagai ransum penggemukan dan dapat diberikan secara tak terbatas. Knipscheer et al. (1983) melakukan penelitian pada kambing dan menyimpulkan bahwa pemberian ampas tahu dapat memberikan keuntungan dalam usaha peternakan kambing atau domba yang dipelihara secara intensif. Ampas tahu merupakan sumber protein yang mudah terdegradasi di dalam rumen (Suryahadi, 1990) dengan laju degradasi sebesar 9,8% per jam dan rataan kecepatan produksi N-amonia nettonya sebesar 0,677 mM per jam (Sutardi, 1983). Penggunaan protein ampas tahu diharapkan akan lebih tinggi bila dilindungi dari degradasi dalam rumen (Suryahadi, (Suryahadi, 1990). Penelitian yang dilakukan Karimullan (1991) menunjukkan bahwa perlindungan ampas tahu dengan tanin menurunkan kadar amonia cairan rumen, hal ini berarti bahwa pemanfaatan protein ampas tahu dapat secara langsung digunakan oleh induk semang. 2.2.2. Kelemahan Ampas Beer
Meskipun ampas bir merupakan salah satu pakan tambahan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi tapi penggunaan ampas bir yang berlebihan akan menyebabkan pengaruh negative pada ternak. Biasanya penggunaan yang berlebihan akan mengakibatkan ganguan pencernaan pada ternak ruminansia dan stress pada ternak non ruminansia.
2.3. Pemanfaatan Ampas Beer
Ampas bir dimanfaatkan sebagai pakan ternak dengan dicampurkan ke dalam ransum. Pencampuran ampas bir menurut percobaan Juwono (2007) dicampurkan dengan hijauan sebesar 70% dengan konsentrat 30%, 20%, 15%,
5
dan 10%, sedangkan sisanya adalah ampas bir. Ampas bir juga dapat diberikan sebagai pakan tambahan ternak pada sapi dan menyebabkan pertamabahan bobot berat badan sapi yang sangat nyata sebesar 1% (Wawan, 2015). Kadar protein yang didapatkan pada amps bir hasil limbah industri pabrik bir sebesar 9,45% (Reni dkk, 2017). Penelitian Sri Wahyuni (2008) mencampurkan ampas bir dengan onggok dengan perbandingan 50:50. Campuran ampas bir dan onggok ini memiliki kadar BK (Bahan Kering) sebesar 48,89%, kadar PK (Protein Kasar) 9,76%, dan kadar SK (Serat Kasar) sebesar 20,60%, berdasarkan analisis laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak, Peternakan Fakultas Pertanian UNS (2007).
Bahan pakan ampas bir
dikeringkan di bawah panas matahari langsung sampai kering matahari sedangkan onggok digiling halus. Menurut Widayati dan Widalestari (1996), tujuan dari pengeringan adalah menghilangkan atau mengurangi kadar air bahan agar mikroba penyebab penyakit tidak bisa hidup, sehingga bahan bahan pakan menjadi awet dan tahan lama. Pencampuran ampas bir dan onggok 50:50 persen dilakukan secara sederhana dengan cara mencampur kedua bahan pakan sambal diaduk agar homogen (Sri, 2008).
6
BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan
Ampas bir merupakan sisa ekstraksi maltose yang berasal dari biji barley pada proses pembuatan bir. Ampas bir yang disimpan pada wadah
tertutup, akan mengalami proses fermentasi secara alami karena mengandung bakteri pembentuk asam laktat, dengan adanya proses fermentasi dapat meningkatkan kandungna kandungna protein dan daya cerna. Ampas bir mengandung mengandung bahan kering (BK) 18,89%, protein kasar (PK) 19,31%, serat kasar (SK) 19,48%, dan total digestible nutrient (TDN) 69,89%. 69,89%. Ampas bir dimanfaatkan sebagai pakan ternak dengan dicampurkan ke dalam ransum. Ampas bir dicampurkan dengan hijauan dan juga dengan konsentrat dengan masing-masing kandungannya.
Ampas bir yang yang diberikan pada
pencampuran bakan pakan ternak pada sapi berguna untuk pertambahan bobot bobot berat badan sapi yang sangat nyata sebesar 1%.
Meskipun ampas bir
merupakan salah satu pakan tambahan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi, penggunaan ampas bir yang berlebihan akan menyebabkan pengaruh negatif pada hewan ternak yaitu gangguan pencernaan pada ternak ruminansia dan stress pada ternak non-ruminansia.
7
DAFTAR PUSTAKA
Aritonang. D. Dan M. Silalahi. 1992. Pengaruh pemberian onggok dalam dua taraf protein
ransum
terhadap
performans
babi
penggemukan.
Pros.
Agroindustri Peternakan di Pedesaan. Hal. 104-114. Balai Penelitian Ternak, Bogor Hanungtyoso, D. 1993. Tinjauan Ekonomi Penggunaan Ampas Bir Fermentasi dalam Pakan Penggemukan Sapi Brahman Cross Jantan Kastrasi. Skripsi
S1 Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Juwono. 2007. Pengaruh Penggunaan Ampas Bir dalam Ransum terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Kelinci New Zealand White Jantan. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Karimullah. 1991. Penggunaan Ampas bir dengan Gambir Sebagai Pelindung Degradasi Protein Untuk Bahan Baku Pellet Ransum Komplit Ditinjau Berdasarkan Metabolisme dan Populasi Mikroba Rumen. Karya Ilmiah.
lnstitut Pertanian Bogor. Kartadisastra,H.R.1997.Penyediaan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia. Kanisius.Yogyakarta Knipscheer, H.C., T.D. Soedjana and A. Prabowo. 1983. Survey of Six Specialized Small Ruminant Farmsin West Java. BPT/SR-CRSP Working paper No.9.
Pulungan, H., J.E. van Eys, dan M. Rangkuti. 1984. Penggunaan ampas tahu sebagai makanan tambahan pada domba lepas sapih yang memperoleh rumput lapangan. Ilmu dan Peternakan. 1(7):331-335.
8
Reni Feginanda, Soebiyanto, dan Petrus Darmawan. 2017. Penentuan Kadar Protein Pada Ampas Bir Limbah Industri Pabrik Bir. Jurnal Biomedika. Vol
10 No. 2: 72. Suryahadi. 1990.
Penuntun Praktikum Ilmu Nutrisi Ruminansia. PAU Ilmu
Hayat, IPB, Bogor. Sutardi, T., 1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Departemen Ilmu Makanan Ternak, IPB, Bogor. Wahyuni, Sri. 2008. Pengaruh Penggunaan Campuran Ampas Bir dan Onggok dalam Konsentrat Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Domba Lokal Jantan [skripsi]. [skrip si]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Wawan. 2015. Pengaruh Pakan Tambahan Ampas Bir terhadap Pertambahan Berat Badan Sapi Potong. Jurnal Agrorektan. Vol 2 No. 2: 136-143.
Widarto, B. 2000. Suplemen Fermentatif. Prambanan Offset . Klaten. Widayati, E dan Yanti Widalestari. 1996. Limbah untuk Pakan Ternak . Trubus Agrisarana. Surabaya. Williamson, G. dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis(Diterjemahkanoleh S.G.N.D. Darmadja). Edisi ke-1. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta
9