A.
Definisi Pu Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan kesehatan perseorangan perseorangan tingkat pertama, pertama, dengan dengan lebih mengutamak mengutamakan an upaya upaya promotif promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di ilayah kerjanya
!.
"ujaan Puskesmas Pembangun Pembangunan an kesehatan kesehatan yang diselenggarakan diselenggarakan di Puskesmas Puskesmas bertujuan bertujuan untuk
meujudkan masyarakat yang# a. memi memili liki ki peri perila laku ku sehat sehat yang yang melip meliput utii kesad kesadar aran an,, kema kemaua uan n dan dan kema kemamp mpua uan n hidup sehat$ b. b. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu c. hidup hidup dalam dalam lingku lingkunga ngan n seha sehat$ t$ dan d. memiliki memiliki derajat kesehata kesehatan n yang optimal, optimal, baik baik individu, individu, keluarga, keluarga, kelomp kelompok ok dan masyarakat. %.
"ugas dan &un &ungsi gsi Pusk Puskeesmas smas Puskes Puskesmas mas dalam dalam menjala menjalanka nkan n pelay pelayanan anan keseha kesehatan tanny nya, a, mempun mempunya yaii tugas tugas
melaksanakan melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan pembangunan kesehatan kesehatan di ilayah ilayah kerjanya kerjanya dalam rangka mendukung mendukung terujudny terujudnyaa kecamatan kecamatan sehat. Dan dalam menjalankan tugasnya puskesmas juga harus menyelenggarakan fungsinya dalam 'KM tingkat pertama di ilayah kerjanya$ dan 'KP tingkat pertama di ilayah kerjanya (.
melaks melaksana anakan kan perenc perencana anaan an berd berdasar asarkan kan analisi analisiss masal masalah ah keseh kesehatan atan masya masyaraka rakatt
). *.
dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan$ mela melaks ksan anak akan an advo advoka kasi si dan dan sosia sosiali lisas sasii kebij kebijak akan an keseh kesehat atan an$$ mela melaks ksan anak akan an komu komuni nika kasi, si, infor informa masi, si, eduka edukasi, si, dan pembe pemberd rday ayaan aan masyara masyaraka katt
+.
dalam bidang kesehatan$ mengge menggerak rakkan kan masya masyaraka rakatt untuk untuk mengid mengident entifik ifikasi asi dan menye menyelesa lesaika ikan n masal masalah ah kesehatan kesehatan pada setiap tingkat tingkat perkembangan perkembangan masyarakat masyarakat yang yang bekerjasama bekerjasama dengan sektor lain terkait$
.
melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
.
kesehatan berbasis masyarakat$ melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas Puskesmas dapat berfungsi sebagai ahana pendidikan "enaga Kesehatan. Dalam
menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal huruf b,yakni dalam penyelenggaraan 'KP tingkat pertama di ilayah kerjanya Puskesmas berenang untuk# (. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
dasar
secara
komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu$ ). menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
yang
mengutamakan upaya
promotif dan preventif$ *. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat$ +. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung$ . menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi$ . melaksanakan rekam medis$ . melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses Pelayanan Kesehatan$ /. melaksanakan peningkatan kompetensi "enaga Kesehatan$ 0. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan
kesehatan tingkat pertama di ilayah kerjanya$ dan (1. melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan 2istem 3ujukan. D.
3uang 4ingkup 5ilayah Kerja Dalam satu kecamatan harus memiliki minimal satu puskesmas, tetapi dapat lebih.
6al ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan aksesibilitas. Pendirian puskesmaspun harus memenuhi persyaratan # (. lokasi, prasarana # geografis$ aksesibilitas untuk jalur transportasi$ kontur tanah$ fasilitas parkir$ fasilitas keamanan$ ketersediaan utilitas publik$ pengelolaan kesehatan lingkungan$ dan kondisi lainnya
).
bangunan
#
persyaratan
administratif, persyaratan
keselamatan
dan
kesehatan kerja, serta persyaratan teknis bangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan$ bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan
lain$
dan
menyediakan
fungsi,
keamanan,
kenyamanan,
perlindungan keselamatan dan kesehatan serta kemudahan dalam member pelayanan bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan khusus, anak*.
anak dan lanjut usia. peralatan kesehatan # sistem penghaaan 7ventilasi8$ sistem pencahayaan$ sistem sanitasi$ sistem kelistrikan$ sistem komunikasi$ sistem gas medik$ sistem proteksi petir$ sistem proteksi kebakaran$ sistem pengendalian kebisingan$ sistem transportasi vertikal untuk bangunan lebih dari ( 7satu8
+.
lantai$ kendaraan Puskesmas keliling$ dan kendaraan ambulans. Kefarmasian # (8 Pelayanan kefarmasian di Puskesmas harus dilaksanakan oleh "enaga Kesehatan yang memiliki kompetensi dan keenangan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian,7)8 Pelayanan kefarmasian di Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat 7(8 dilaksanakan sesuai ketentuan
.
peraturan perundangundangan. ketenagaan 7"enaga Kesehatan dan non tenaga kesehatan8 # (8 "enaga Kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja. 7)8 2etiap "enaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus memiliki
. :.
surat i9in praktik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan laboratorium
Peri9inan dan 3egistrasi !erdasarkan peraturan Menteri Kesehatan 3epublik ;ndonesia
)1(+ tentang pusat kesehatan masyarakat disebutkan dalam !A! = tentang peri9inan dan registrasi bagian satu pasal ) ayat ( baha setiap puskesmas ajib memiliki i9in untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan dengan jangka aktu peri9inan tahun. ;9in tersebut dilakukan dengan mengajukan
permohonan perpanjangan selambat-lambatnya 7enam8 bulan sebelum habis masa berlakunya i9in. 'ntuk memperoleh i9in tersebut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten>Kota mengajukan permohonan tertulis kepada !upati>5alikota melalui satuan kerja pada pemerintah daerah kabupaten>kota yang menyelenggarakan peri9inan terpadu dengan melampirkan beberapa dokumen fotokopi sertifikat tanah atau bukti lain kepemilikan tanah yang sah, fotokopi ;9in Mendirikan !angunan 7;M!8, dokumen pengelolaan lingkungan
sesuai
ketentuan
peraturan
perundang-undangan,
surat
keputusan
pemerintah dari bupati>alikota terkait katagori puskesmas, profil puskesmas, dan peraturan daerah setempat. !ila persyaratan dokumen-dokumen belum lengkap maka harus mengajukan permohonan ulang kepada pemberi i9in. Dalam jangka aktu (+ 7empat belas8 hari kerja setelah bukti penerimaan berkas diterbitkan, pemberi i9in harus menetapkan untuk memberikan atau menolak permohonan i9in. Apabila permohonan i9in ditolak, pemberi i9in harus memberikan alasan penolakan yang disampaikan secara tertulis kepada pemohon 7pasal )8. Dalam pasal )/ menyatakan baha 2etiap Puskesmas yang telah memiliki i9in ajib melakukan registrasi ke dinkes provisinsi. 3egistrasi diajukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten>Kota kepada Menteri setelah memperoleh rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi dan jangka aktu paling lambat 7enam8 bulan setelah ijin puskesmas ditetapkan. Kemudian Dinas kesehatan provinsi melakukan verifikasi dan penilaian kelayakan Puskesmas dalam jangka aktu paling lambat (+ 7empat belas8 hari kerja setelah surat permohonan rekomendasi 3egistrasi Puskesmas diterima 7pasal )08. Menteri yang menerima dari dinkes provinsi slanjutnya menetapkan nomor regristrasi puskesmas. Puskesmas dapat ditingkatkan menjadi rumah sakit milik Pemerintah Daerah apabila Pemerintah Daerah ajib mendirikan Puskesmas baru sebagai pengganti di ilayah tersebut yang dilakuakan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri 7pasal *(8. Puskesmas dipimpin oleh seorang keapal puskesmas adlah seorang tenaga kesehatan dengan kriteria tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat, mengabdi di puskesmas minimal )
tahun, dan telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas. Kepala puskesmas mempunyai tanggung jaab sepenuhnya pada seluruh kegitan di puskesma. ?ika ada puskemas berdiri di daerah rerpencil dan tidak ada tenaga kesehatan yang memadai maka dikepalai minimal gelar diploma 7pasal **8. Adapun susunan truktur organisasi di puskesmas yaitu a. b. c. d. e.
kepala Puskesmas kepala sub bagian tata usaha penanggung jaab 'KM dan Keperaatan Kesehatan Masyarakat penanggung jaab 'KP, kefarmasian dan 4aboratorium penanggungjaab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan 7pasal *+8. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, Puskesmas ajib diakreditasi secara
berkala paling sedikit * 7tiga8 tahun sekali yang telah ditetapkan oleh menteri dan dilakukan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi 7pasal *08. Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan, Puskesmas didukung oleh jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan seperti Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan bidan desa. 2edangkan jejaring pelayanannya adalah klinik, rumah sakit, apotek, laboratorium, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya 7pasal +18. Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan dapat melaksanakan rujukan dan dilaksanakan dilaksanakan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan 7pasal +(8. &.
2tandar Pelayanan Kefarmasian Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan beraasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah @bat dan masalah yang
berhubungan dengan kesehatan. "untutan pasien dan masyarakat akan peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk 7drug oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien 7 patient oriented 8 dengan filosofi Pelayanan Kefarmasian 7 pharmaceutical care8. (.
Pengelolaan @bat dan !ahan Medis 6abis Pengelolaan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai merupakan salah satu kegiatan
pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi. "ujuannya adalah untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai yang efisien, efektif dan rasional, meningkatkan kompetensi>kemampuan tenaga kefarmasian, meujudkan sistem informasi manajemen, dan melaksanakan pengendalian mutu pelayanan. Kegiatan pengelolaan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai meliputi# a. Perencanaan kebutuhan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai Perencanaan kebutuhan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai merupakan proses kegiatan seleksi @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah @bat dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas. "ujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan perkiraan jenis dan jumlah @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai yang mendekati kebutuhan, meningkatkan penggunaan @bat secara rasional, dan meningkatkan efisiensi penggunaan @bat. Perencanaan kebutuhan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai di Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh 3uang &armasi di Puskesmas. Kepala 3uang &armasi di Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jaab untuk menjamin terlaksananya pengelolaan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai yang baik. Proses seleksi
@bat
dan
!ahan
Medis
6abis
Pakai
dilakukan
dengan
mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi @bat periode sebelumnya, data mutasi @bat, dan rencana pengembangan. Proses seleksi @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai juga harus mengacu pada Daftar @bat :sensial
yang ada di Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan peraat, serta pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan. Proses perencanaan kebutuhan @bat per tahun dilakukan secara berjenjang 7bottom-up8. Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian @bat dengan menggunakan 4aporan Pemakaian dan 4embar Permintaan @bat 74P4P@8. 2elanjutnya ;nstalasi &armasi Kabupaten>Kota akan melakukan kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan @bat Puskesmas di ilayah kerjanya, menyesuaikan pada anggaran yang tersedia dan memperhitungkan aktu kekosongan @bat, buffer stock , serta menghindari stok berlebih. b. Permintaan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai Permintaan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai memilikitujuan permintaan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai untuk memenuhi kebutuhan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai di Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten>Kota, sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
dan
kebijakan
pemerintah daerah setempat.
c. Penerimaan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai Penerimaan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai adalah suatu kegiatan dalam menerima @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai dari ;nstalasi &armasi Kabupaten>Kota sesuai dengan permintaan yang telah diajukan. "ujuannya adalah agar @bat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas. 2emua petugas yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan bertanggung jaab atas ketertiban penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai berikut kelengkapan catatan yang menyertainya. Petugas penerimaan ajib melakukan pengecekan terhadap @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan>peti, jenis dan jumlah @bat, bentuk @bat sesuai dengan isi dokumen 74P4P@8, ditandatangani oleh petugas penerima, dan diketahui oleh Kepala Puskesmas. !ila tidak memenuhi syarat, maka petugas
penerima dapat mengajukan keberatan. Masa kedaluarsa minimal dari @bat yang diterima disesuaikan dengan periode pengelolaan di Puskesmas ditambah satu bulan. d. Penyimpanan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai Penyimpanan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap @bat yang diterima agar aman 7tidak hilang8, terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. "ujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Penyimpanan
@bat
dan
!ahan
Medis
6abis
Pakai
dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut# (8 bentuk dan jenis sediaan )8 stabilitas 7suhu, cahaya, kelembaban8 *8 mudah atau tidaknya meledak>terbakar +8 narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.
e. Pendistribusian @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai Pendistribusian @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit>satelit farmasi Puskesmas dan jaringannya. "ujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan @bat sub unit pelayanan kesehatan yang ada di ilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan aktu yang tepat. 2ub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain# (8 2ub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas )8 Puskesmas Pembantu *8 Puskesmas Keliling +8 Posyandu 8 Polindes.
Pendistribusian ke sub unit 7ruang raat inap, 'D, dan lain-lain8 dilakukan dengan cara pemberian @bat sesuai resep yang diterima (floor stock), pemberian @bat per sekali minum (dispensing dosis unit) atau kombinasi, sedangkan pendistribusian ke jaringan Puskesmas dilakukan dengan cara penyerahan @bat sesuai dengan kebutuhan (floor stock). f. Pengendalian @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai Pengendalian @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan>kekosongan @bat di unit pelayanan kesehatan dasar. "ujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan @bat di unit pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian @bat terdiri dari# (8 Pengendalian persediaan )8 Pengendalian penggunaan *8
Penanganan @bat hilang, rusak, dan kadaluarsa.
g. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai secara tertib, baik @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya. "ujuan pencatatan, pelaporan dan pengarsipan meliputi !ukti baha pengelolaan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai telah dilakukan, 2umber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian dan 2umber data untuk pembuatan laporan. h. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai Pemantauan dan evaluasi pengelolaan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai sehingga dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan, memperbaiki
secara terus-menerus pengelolaan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai dan memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.
.
Pelayanan &armasi Klinik Pelayanan &arnasi Klinik adalah Pelayanan yang diberikan langsung dan
bertanggung jaab kepada pasien yang berkaitan dengan obat dan bahan medis habis pakai dengan tujuan agar tercapaianya hasil yang di inginkan untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan farmasi klinik meliputi # a. Pelayanan resep, Penyerahan @bat dan Pemberian informasi obat Kegiatan ini dimulai dari seleksi dalam Pemeriksaan kelengkapan administratif, Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, pertimbangan klinik baik untuk pasien raat jalan maupun raat inap. Kegiatan penyerahan resep 7dispensing8 dan pelayanan informasi obat adalah kegiatan dimana sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan jumlah obat. 2ebaiknya penyerahan obat diberikan kepada pasien hendaknya dilakukan dengan cara yang sopan dan baik, mengingat kondisi pasien yang kurang sehat dan kemungkinan emosional pasien yang kurang stabil serta memastikan yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya, dan memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal lain yang terkait dengan obat tersebut. b. Pelayanan ;nformasi @bat Kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan obat harus benar, jelas, mudah dimengerti, akurat, etis, bijaksana dan terkini kepada dokter, peraat, dan profesi tenaga kesehatan lainnya dan pasien terkait upaya penggunaan obat yang rasional. ;nformasi obat yang diperlukan pasien adalah (8 5aktu penggunaan obat, misalnya berapa kali obat digunakan dalam sehari, apakah di aktu pagi, siang, sore, atau malam. Dalam hal ini termasuk apakah obat diminum sebelum atau sesudah makan. )8 4ama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih ada atau harus dihabiskan meskipun sudah terasa sembuh. @bat antibiotika harus dihabiskan untuk mencegah timbulnya resistensi.
*8 %ara penggunaan obat yang benar akan menentukan keberhasilan pengobatan. @leh karena itu pasien harus mendapat penjelasan mengenai cara penggunaan obat yang benar terutama untuk sediaan farmasi tertentu seperti obat oral obat tetes mata, salep mata, obat tetes hidung, obat semprot hidung, tetes telinga, suppositoria dan krim>salep rektal dan tablet vagina. +8 :fek yang akan timbul dari penggunaan obat yang akan dirasakan, misalnya berkeringat, mengantuk, kurang aspada, tinja berubah arna, air kencing berubah arna dan sebagainya. 8 6al-hal lain yang mungkin timbul, misalnya efek samping obat, interaksi obat dengan obat lain atau makanan tertentu, dan kontraindikasi obat tertentu dengan diet rendah kalori, kehamilan, dan menyusui. c. %ara penyimpanan obat Penyimpanan @bat secara 'mum adalah # ;kuti petunjuk penyimpanan pada label> kemasan • 2impan obat dalam kemasan asli dan dalam adah tertutup rapat. • 2impan obat pada suhu kamar dan hindari sinar matahari langsung. • ?angan menyimpan obat di tempat panas atau lembab. • ?angan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku, • kecuali jika tertulis pada etiket obat. ?angan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak. • ?angan meninggalkan obat di dalam mobil untuk jangka aktu lama. • ?auhkan obat dari jangkauan anak-anak. • d. Konseling Konseling adalah kegiatan dimana proses sistematiknya untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan pengambilan dan penggunaan obat pasien raat jalan dan pasien raat inap. "ujuan dari konseling adalah untuk memberikan pemahaman yang benar mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan mengenai nama obat, tujuan pengobatan, jadal pengobatan, cara menggunakan obat, lama penggunaan obat, efek samping obat, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan obat dan penggunaan obat-obat lain. Adapun kegiatan konseling meliputi # Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien. •
•
• •
Menanyakan hal-hal yang menyangkut obat yang dikatakan oleh dokter kepada pasien 7three prime questions8 dengan metode open-ended question. Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan obat. Final verification# mengecek pemahaman pasien, mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara penggunaan obat,
untuk mengoptimalkan tujuan terapi. &aktor yang perlu diperhatikan# a. Kriteria pasien# (8 Pasien rujukan dokter. )8 Pasien dengan penyakit kronis. *8 Pasien dengan @bat yang berindeks terapetik sempit dan poli farmasi. +8 Pasien geriatrik. 8 Pasien pediatrik. 8 Pasien pulang sesuai dengan kriteria di atas. b. 2arana dan prasarana# (8 3uangan khusus. )8 Kartu pasien>catatan konseling. 2etelah dilakukan konseling, pasien yang memiliki kemungkinan mendapat risiko masalah terkait @bat misalnya komorbiditas, lanjut usia, lingkungan sosial, karateristik @bat, kompleksitas pengobatan, kompleksitas penggunaan @bat, kebingungan atau kurangnya pengetahuan dan keterampilan tentang bagaimana menggunakan @bat dan>atau alat kesehatan perlu dilakukan pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care) yang bertujuan tercapainya keberhasilan terapi @bat. e. 3onde>=isite Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien raat inap yang dilakukan secara mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri dari dokter, peraat, ahli gi9i, dan lain-lain. "ujuan# a8 Memeriksa @bat pasien. b8 Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam pemilihan @bat dengan mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis pasien. c8 Memantau perkembangan klinis pasien yang terkait dengan penggunaan @bat.
d8 !erperan aktif dalam pengambilan keputusan tim profesi kesehatan dalam terapi pasien. Kegiatan visite mandiri# (8 'ntuk Pasien !aru •
Apoteker memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari kunjungan.
•
Memberikan informasi mengenai sistem pelayanan farmasi dan jadal pemberian @bat.
•
Menanyakan @bat yang sedang digunakan atau dibaa dari rumah, mencatat jenisnya dan melihat instruksi dokter pada catatan pengobatan pasien.
•
Mengkaji terapi @bat lama dan baru untuk memperkirakan masalah terkait @bat yang mungkin terjadi.
)8 'ntuk pasien lama dengan instruksi baru •
Menjelaskan indikasi dan cara penggunaan @bat baru.
•
Mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah pemberian @bat.
*8 'ntuk semua pasien •
Memberikan keterangan pada catatan pengobatan pasien.
•
Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian masalah dalam satu buku yang akan digunakan dalam setiap kunjungan.
Kegiatan visite bersama tim# •
Melakukan persiapan yang dibutuhkan seperti memeriksa catatan pegobatan pasien dan menyiapkan pustaka penunjang.
•
Mengamati dan mencatat komunikasi dokter dengan pasien dan>atau keluarga pasien terutama tentang @bat.
•
Menjaab pertanyaan dokter tentang @bat.
•
Mencatat semua instruksi atau perubahan instruksi pengobatan, seperti @bat yang dihentikan, @bat baru, perubahan dosis dan lain-lain.
f. Pemantauan dan Pelaporan :fek 2amping @bat 7:2@8 Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap @bat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis. "ujuan# a. Menemukan efek samping @bat sedini mungkin terutama yang berat, tidak dikenal dan frekuensinya jarang. b. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping @bat yang sudah sangat dikenal atau yang baru saja ditemukan. Kegiatan# •
Menganalisis laporan efek samping @bat.
•
Mengidentifikasi @bat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami efek samping @bat.
•
Mengisi formulir Monitoring :fek 2amping @bat 7M:2@8.
•
Melaporkan ke Pusat Monitoring :fek 2amping @bat
6. "ata %ara Perijinan !erdasarkan
peraturan
Menteri
Kesehatan
3epublik
;ndonesia
//0>M:P:3>=>)1(( tentang registrasi, ;9in Praktek, ;9in Kerja "enaga Kefarmasian, disebutkan dalam !A! ;;; tentang i9in praktek dan i9in kerja bagian satu pasal ( ayat ( baha 2etiap tenaga kefarmasian yang akan menjalankan pekerjaan kefarmasian ajib memiliki surat i9in sesuai tempat tenaga kefarmasian bekerja. Dan sebagaimana dimaksud surat i9in disini terdapat pada pasal ( ayat ) dan Apoteker melakukan pekerjaan kefarmasian di fasilitasi kesehatan seperti puskesmas. Apoteker harus memiliki dan mengurus 2;PA 72urat ;jin Praktek Apoteker8. "ata cara mengurus 2;PA diatur pada pasal )(, yaitu # (8 Apoteker
mengajukan
permohonan
kepada
Kepala
Kabupaten>Kota tempat pekerjaan kefarmasian dilakukan.
Dinas
Kesehatan
)8 Permohonan 2;PA atau 2;KA harus melampirkan # a. fotokopi 2"3A yang dilegalisir oleh K&< b. surat pernyataan mempunyai tempat praktik profesi atau surat keterangan dari pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasian atau dari pimpinan fasilitas produksi atau distribusi>penyaluran c. surat rekomendasi dari organisasi profesi d. pas foto berarna ukuran + B sebanyak ) 7dua8 lembar dan * B + sebanyak ) 7dua8 lembar. *8 Dalam mengajukan permohonan 2;PA sebagai Apoteker pendamping harus dinyatakan secara tegas permintaan 2;PA untuk tempat pekerjaan kefarmasian pertama, kedua, atau ketiga. +8 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten>Kota harus menerbitkan 2;PA atau 2;KA paling lama )1 7dua puluh8 hari kerja sejak surat permohonan diterima dan dinyatakan lengkap dengan menggunakan contoh sebagaimana tercantum dalam &ormulir atau &ormulir / terlampir. ;.
"ugas Dan &ungsi Apoteker di Puskesmas Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan oleh seorang Apoteker
agar bisa melaksanakan tugas dan fungsi Apoteker di Puskesmas, dimana seorang apoteker harus bisa meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam meningkatkan kompetensinya. Kompetensi Apoteker a. 2ebagai Penanggung ?aab (8 mempunyai kemampuan untuk memimpin )8 mempunyai kemampuan dan kemauan untuk mengelola dan mengembangkan Pelayanan Kefarmasian *8 mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri +8 mempunyai kemampuan untuk bekerja sama dengan pihak lain 8 mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi, mencegah, menganalisis dan memecahkan masalah. b. 2ebagai "enaga &ungsional (8 mampu memberikan pelayanan kefarmasian )8 mampu melakukan akuntabilitas praktek kefarmasian
*8 mampu mengelola manajemen praktis farmasi +8 mampu berkomunikasi tentang kefarmasian 8 mampu melaksanakan pendidikan dan pelatihan 8 mampu melaksanakan penelitian dan pengembangan. Pimpinan dan tenaga kefarmasian di ruang farmasi Puskesmas berupaya berkomunikasi efektif dengan semua pihak dalam rangka optimalisasi dan pengembangan fungsi ruang farmasi Puskesmas. untuk menunjang pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi sarana yang memiliki fungsi# (8 3uang penerimaan resep 3uang penerimaan resep meliputi tempat penerimaan resep, ( 7satu8 set meja dan kursi, serta ( 7satu8 set komputer, jika memungkinkan. 3uang penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh pasien. )8 3uang pelayanan resep dan peracikan 7produksi sediaan secara terbatas8 3uang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan secara terbatas meliputi rak @bat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang peracikan disediakan peralatan peracikan, timbangan @bat, air minum 7air mineral8 untuk pengencer, sendok @bat, bahan pengemas @bat, lemari pendingin, termometer ruangan, blanko salinan resep, etiket dan label @bat, buku catatan pelayanan resep, buku-buku referensi>standar sesuai kebutuhan, serta alat tulis secukupnya. 3uang ini diatur agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang cukup. ?ika memungkinkan disediakan pendingin ruangan 7air conditioner 8 sesuai kebutuhan. *8 3uang penyerahan @bat 3uang penyerahan @bat meliputi konter penyerahan @bat, buku pencatatan penyerahan dan pengeluaran @bat. 3uang penyerahan @bat dapat digabungkan dengan ruang penerimaan resep. +8 3uang konseling 3uang konseling meliputi satu set meja dan kursi konseling, lemari buku, buku-buku referensi sesuai kebutuhan, leaflet , poster, alat bantu konseling, buku catatan konseling, formulir jadal konsumsi @bat 7lampiran8, formulir catatan
pengobatan pasien 7lampiran8, dan lemari arsip 7 filling cabinet 8, serta ( 7satu8 set komputer, jika memungkinkan. 8 3uang penyimpanan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai 3uang penyimpanan harus memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur, kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas. 2elain itu juga memungkinkan masuknya cahaya yang cukup. 3uang penyimpanan yang baik perlu dilengkapi dengan rak>lemari @bat, pallet, pendingin ruangan 7 C 8 , lemari pendingin, lemari penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika, lemari penyimpanan @bat khusus, pengukur suhu, dan kartu suhu. 8 3uang arsip 3uang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan dengan pengelolaan @bat dan !ahan Medis 6abis Pakai dan Pelayanan Kefarmasian dalam jangka aktu tertentu. 3uang arsip memerlukan ruangan khusus yang memadai dan aman untuk memelihara dan menyimpan dokumen dalam rangka untuk menjamin penyimpanan sesuai hukum, aturan, persyaratan, dan teknik manajemen yang baik. ;stilah Cruang di sini tidak harus diartikan sebagai ujud Cruangan secara fisik, namun lebih kepada fungsi yang dilakukan. !ila memungkinkan, setiap fungsi tersebut disediakan ruangan secara tersendiri. ?ika tidak, maka dapat digabungkan lebih dari ( 7satu8 fungsi, namun harus terdapat pemisahan yang jelas antar fungsi. ?.
Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan untuk mencegah
terjadinya masalah terkait @bat atau mencegah terjadinya kesalahan pengobatan atau kesalahan pengobatan>medikasi 7medication error 8, yang bertujuan untuk keselamatan pasien 7 patient safety8. Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian terintegrasi dengan program pengendalian mutu pelayanan kesehatan Puskesmas yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Kegiatan pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian meliputi# a8 Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai standar. b8 Pelaksanaan, yaitu#
(8 monitoring
dan
evaluasi
capaian
pelaksanaan
rencana
kerja
7membandingkan antara capaian dengan rencana kerja8 )8 memberikan umpan balik terhadap hasil capaian. c8 "indakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu# (8 melakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai standar )8 meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan. K. Monitoring dan :valuasi 2ebagai tindak lanjut terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas perlu dilakukanmonitoring dan evaluasi kegiatan secara berkala. Monitoring merupakan kegiatan pemantauan terhadap pelayanan kefarmasian dan evaluasi merupakan proses penilaiankinerja pelayanan kefarmasian itu sendiri. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan memantau seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian mulai dari pelayanan resep sampai kepada pelayanan informasi obat kepadapasien sehingga diperoleh gambaran mutu pelayanan kefarmasian sebagai dasar perbaikan pelayanan kefarmasian di Puskesmas selanjutnya. 6al-hal yang perlu dimonitor dan dievaluasi dalam pelayanan kefarmasian di Puskesmas, antara lain # 2umber daya manusia 72DM8 • Pengelolaan sediaan farmasi • •
7perencanaan,
pengadaan,penerimaan dan distribusi8 Pelayanan farmasi klinik 7pemeriksaan
dasar
kelengkapan
perencanaan, resep,
skrining
resep,penyiapan sediaan, pengecekan hasil peracikan dan penyerahan obat yangdisertai informasinya serta pemantauan pemakaian obat bagi penderita penyakittertentu seperti "!, Malaria dan Diare8 Mutu pelayanan 7tingkat kepuasan konsumen8. •