MAKALAH BREVET PASAR MODAL “ANALISIS PENGARUH FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”
Disusun oleh: Andhika Yudha N. Didin Solihin Eko Sudarmakiyanto Imam Aris Munandar Joyo Panoto Y. Dhista Priyo aji
(1M101495) (1M101526) (1M101535) (1M101557) (1M101561) (1M101627)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BANK BPD JATENG
2012 1
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain. Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument. Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, 2
perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut: [Desember
Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah
1912]
Hindia Belanda
[1914
–
Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
–
Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di
1918] [1925
Semarang dan Surabaya
1942]
Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan [Awal tahun
Surabaya ditutup
1939] [1942
–
Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak
1952] [1956]
aktif [1956
–
Perdagangan di Bursa Efek vakum
1977] [10 Agustus
Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ
1977]
dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public
3
PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara [1977 –
Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan
1987]
dibandingkan instrumen Pasar Modal [1987]
Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia
[1988 –
Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat
1990] [2 Juni
Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan.
Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan
1988]
organisasinya terdiri dari broker dan dealer [Desember
Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang
1988]
memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal
[16 Juni
Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
1989] [13 Juli
November
Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)
1995] [10
Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ
1992] [22 Mei
Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh
Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai
4
Januari 1996
1995]
[1995]
Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya
[2000]
Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia
[2002]
BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading)
[2007]
Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
[02 Maret 2009]
Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG
Tujuan utama investor untuk melakukan investasi adalah untuk memperoleh tingkat pengembalian. Akan tetapi kenyataan membuktikan bahwa pengembalian dari investasi adalah tidak pasti. Ketidakpastian inilah yang dinamakan dengan resiko. Pengetahuan tentang resiko merupakan suatu hal yang penting untuk dimiliki oleh setiap investor. Persoalan yang timbul adalah sejauh mana informasi perusahaan public mempengaruhi harga saham dipasar modal dan factor atau variable apa saja yang menjadikan indikator, sehingga perusahaan dapat mengendalikannya, sehingga tujuan meningkatkan nilai perusahaan melaluipeningkatan nilai saham yang diperdagangkan dipasar modal dapat dicapai.
5
2. Permasalahan Faktor Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Dalam menilai suatu saham, tentunya banyak faktor yang harus diperhatikan oleh seorang investor. Untuk memprediksi perkembangan nilai dari suatu saham, secara umum ada tiga factor yang mempengaruhi pergerakkan harga saham suatu perusahaan atau emiten, yaitu secara fundamental, teknikal, dan pengaruh teknis. Untuk lebih jelasnya akan dibahas satu per satu factor-faktor tersebut a. Kebijakkan Deviden Kas dan Non-Kas Kebijakkan deviden pada dasarnya menentukan proporsi laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan yang akan ditahan untuk diinvestasikan kembali dalam perusahaan. Pada umumnya perusahaan membayarkan devidennya dalam bentuk kas. Proporsi laba yang akan dibayarkan sebagai deviden kas dinamakan rasio pembayaran deviden (devidend payout ratio), yaitu perbandingan antara deviden per lembar saham dengan laba per lembar saham. Selain kas perusahaan juga dapat mendistribusikan labanya dalam bentuk saham, pemecahan saham (stock split), atau pembelian saham. b. Strategi Pemasaran Di sini akan dikemukakan tiga macam proses yang dapat meningkatkan nilai saham dalam jangka panjang yaitu : New Product Development and Innovation Adalah proses pengembangan produk baru yang inovatif. Semakin inovatif perusahaan mengembangkan produknya, maka semakin besar kemungkinan nilai saham perusahaan tersebut meningkat. Di kemudian hari. Supply-Chain Management Proses penyerahan yang bersangkutan dengan konsep efisien. Semakin lancar dan bebas hambatan jalanya proses tersebut akan semakin baik. Hal ini menyangkut hubungan horizontal fungsi-fungsi dalam sebuah perusahaan yang menyangkut kerjasama antar perusahaan. Market-Based Management Menyangkut manajemen dari market-market asset yang sangat menentukan, meliputi : 1. pelanggan, karena customer satisfaction amatlah penting, maka tujuan harus diatur sebaik-baiknya
6
2. distributor atau yang biasa disebut immediate customer, oleh karena itu harus dijaga sebaik-baiknya denagn perusahaan. 3. Aliansi strategis yang harus dimanajemeni secara baik agar akses teknologi, capital dan pasar dapat terjaga. Dalam terbentuknya harga saham faktor-faktor fundamental sangat dan seharusnya berperan penting. Para ahli berpendapat bahwa suatu sekuritas memiliki nilai intrinsik tertentu (nilai yang seharusnya). Nilai intrinsik suatu sekuritas ditentukan oleh faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya. Faktor-faktor fundamental tersebut dapat berasal dari dalam perusahaan (emiten), industri maupun keadaan ekonomi makro. Analis (fundamentalis) akan membandingkan nilai intrinsik suatu sekuritas dengan harga pasarnya guna menentukan apakah harga pasar sekuritas sudah benar-benar mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, maka akan ditentukan strategi investasi. (Sri Handaru, Prasetyo, Tjiptono, 1996:130-131).
Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga sekuritas akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan (misalnya tingkat penjualan dan laba usaha). Kinerja perusahaan sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kondisi industri dan perekonomian secara umum. Hal ini karena perusahaan berada dalam suatu suprasistem, yaitu lingkungan. Jadi usaha untuk melihat prospek suatu sekuritas harus dikaitkan dengan faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya. Pada penulisan makalah ini yang akan ditinjau adalah faktor-faktor fundamental yang berasal dari kinerja emiten (perusahaan) dan sekuritas yang diterbitkannya.
Analisis perusahaan individual antara lain dapat dilakukan dengan mengamati kinerja fungsifungsi perusahaan dan kepemimpinan para direksi. Dalam hal ini laporan keuangan perusahaan memegang peranan penting. Dengan mengevaluasi laporan keuangan tersebut, analis akan mengetahui perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan. Investor merasa perlu menganalisis keadaan keuangan perusahaan. Karena kondisi keuangan perusahaan akan mempengaruhi kemampuannya untuk membagikan dividen. Analisis keuangan dapat dilakukan dengan menghitung rasio-rasio keuangan perusahaan, baik yang berkaitan dengan likuiditas, rentabilitas, efisiensi, maupun struktur modalnya.
7
Investor atau analis tentunya akan menganalisa faktor-faktor fundamental untuk meramal harga wajarnya. Dalam peramalan ini tahap pertama yang terpenting adalah mengidentifikasikan faktor-faktor fundamental itu sendiri, seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya, kebijakan dividen, dan sebagainya yang diperkirakan akan mempengaruhi harga saham. Setelah itu dibuat suatu model dengan memasukkan faktor-faktor tersebut dalam analisis. Model tersebut hendaknya tidak terlalu rumit, mudah dipahami, dan mendasarkan diri atas informasi akuntansi. Model yang paling sederhana adalah dengan mencari tingkat keuntungan saham dalam satu periode adalah akumulasi dari capital gain (selisih harga jual dan harga beli) dan dividen yang diterima. Dimana capital gain dan dividen tersebut sangat dipengaruhi oleh faktorfaktor fundamental yang telah disebutkan di atas. Jadi dipelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi perusahaan menggunakan analisis fundamental. (Suad Husnan, 1994:285). Untuk menentukan nilai suatu sekuritas itu wajar atau tidak (misspriced), perlu dilakukan penentuan nilai intrinsik sekuritas atau nilai sekuritas yang sesungguhnya. Setelah melakukan penentuan ini, nilai intrinsik dibandingkan dengan harga kini sekuritas. Jika harga pasar lebih besar dari nilai intrinsik maka sekuritas tersebut disebut overpriced atau overvalued. Jika harga pasar kurang dari nilai interinsik, sekuritas disebut underpriced atau undervalued. Kadang analis mengestimasi ekspektasi return untuk suatu periode tertentu berdasarkan harga pasar kini dan nilai intrinsik. Estimasi ini kemudian dibandingkan dengan return sekuritas dengan atribut yang mirip. (Sharpe, Alexander, Bailey, 1997:397). Penentuan nilai intrinsik sekuritas dapat dilakukan secara terperinci dengan menggunakan semua faktor utama yang mempengaruhi return sekuritas (contoh penjualan dan pengeluaran perusahaan, tingkat kapitalisasi, dan lain-lain). Alternatifnya jalan singkat mungkin dapat dipilih, sebagai contoh, pendapatan per lembar saham dapat dikalikan dengan rasio harga-pendapatan normal untuk menentukan nilai intrinsik saham biasa. Untuk menghindari kerumitan yang timbul saat mencari nilai intrinsik saham yang memiliki pendapatan per lembar saham yang negatif, sebagian analis mengestimasi penjalan per lembar saham dan mengalikan angka tersebut dengan rasio harga-penjualan yang normal. Dalam penentuan analisa makalah ini, data yang digunakan adalah data yang berasal dari jurnal penelitian sebelumnya.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA PENGETAHUAN EFEK Menurut Undang-Undang Pasar Modal (UUPM) Pasal 1 angka 5, Efek adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, antara lain :
surat pengakuan hutang
surat berharga komersial
saham
obligasi
tanda bukti hutang
unit penyertaan kontrak investasi kolektif (Reksadana)
kontrak berjangka atas efek (Option)
setiap derivatif dari efek
Penjelasan UUPM Pasal 70 Ayat 2, pembinaan, pengaturan dan pengawasan efek berikut ini tidak dilaksanakan oleh Bapepam, untuk efek yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
efek bersifat hutang yang jatuh temponya kurang dari satu tahun
sertifikat deposito
polis asuransi
penawaran efek yang diterbitkan dan dijamin Pemerintah Indonesia
penawaran efek lain yang ditetapkan oleh Bapepam
SURAT BERHARGA (EFEK) Obligasi Surat berharga yang mewajibkan emiten untuk membayar sejumlah uang sebagai bunga sesuai interval waktu yang ditentukan serta membayar kembali pokok pinjaman pada saat jatuh tempo.
Saham Bukti kepemilikan suatu perseroan yang merupakan klaim atas penghasilan dan aktiva perseroan.
Derivatif
9
Kontrak yang memberikan kepada pemegangnya kewajiban atau pilihan untuk menjual atau membeli suatu surat berharga (aset keuangan).
Unit Penyertaan KIK Menurut UUPM pasal 1 angka 29 Unit Penyertaan KIK adalah satuan ukuran yang menunjukkan bagian kepentingan setiap pihak dalam portofolio investasi kolektif.
OBLIGASI Karakteristik :
Surat berharga hutang yang diterbitkan pemerintah/perusahaan
Berjangka waktu lebih dari satu tahun
Mempunyai beban bunga yang dibayar secara periodik
Adanya wali amanat yaitu pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek bersifat hutang
Adanya pemeringkat efek
Dinyatakan
dalam
suatu
perjanjian
surat
berharga
yang
disebut
perjanjian
perwaliamanatan (indentur)
Jenis-jenis obligasi
Obligasi dapat dipandang dari beberapa segi untuk mengklasifikasikan jenis-jenis obligasi, yang didasarkan pada: 1. Issuer 2. Sistem pembayaran bunga 3. Tingkat bunga 4. Jaminan 5. Tempat penerbitan 6. Rating 7. Callable feature 8. Sifat Convertible 1. Jenis obligasi berdasarkan issuernya 10
a. Obligasi pemerintah b. Obligasi perusahaan milik Negara Contoh penerbit obligasinya adalah : BTN, Bapindo, PLN, Jasa Marga, Pegadaian, Pelabuhan Indonesia dll. c. Obligasi perusahaan swasta Contoh penerbit obligasinya adalah : Astra Intl., BII, CMNP, Ciputra Development, Tjiwi Kimia dll.
2. Jenis obligasi berdasarkan sistim pembayaran bunga a. Coupon Bond Obligasi yang bunganya dibayarkan secara periodic (triwulan, semesteran, tahunan). b. Zero Coupon Bond Obligasi yang tidak mempunyai kupon. Investor tidak menerima bunga secara periodik, tetapi bunga dibayarkan sekaligus pada saat pembelian.
3. Jenis obligasi berdasarkan tingkat bunga
a. Obligasi dengan bunga tetap (fixed rate bond) Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada awal penjualan obligasi dan tidak berubah sampai jatuh tempo.
b. Obligasi dengan bunga mengambang (floating rate bond) Biasanya obligasi dengan bunga mengambang ini ditentukan relatif terhadap suatu patokan suku bunga.
c. Obligasi dengan bunga campuran (mixed rate bond) Obligasi jenis ini merupakan gabungan dari obligasi dengan bunga tetap dan dengan bunga mengambang.
4. Jenis obligasi berdasarkan jaminannya a. Secured Bond (obligasi dengan jaminan) 11
Biasanya berupa adanya guarantor atau jaminan berupa aktiva tetap. b. Unsecured Bond (obligasi tanpa jaminan)/ Debentures
5. Jenis obligasi berdasarkan tempat penerbitannya/tempat perdagangan a. Domestic Bond (obligasi domestik) b. Foreign Bond (obligasi asing) c. Global Bond
6. Jenis obligasi berdasarkan rating a. Investment Grade Bond b. Non Investment Grade Bond Obligasi ini sering disebut Junk Bond karena memberikan tingkat bunga yang lebih tinggi.
7. Jenis obligasi berdasarkan Callable Feature a. Freely Callable Bond Obligasi yang dapat dibeli kembali oleh penerbitnya sebelum obligasi tersebut jatuh tempo.
b. Non Callable Bond Penerbit obligasi ini tidak dapat membeli kembali obligasi yang diterbitkannya sebelum obligasi tersebut jatuh tempo.
c. Deferred Callable Bond Obligasi ini merupakan kombinasi antara freely callable bond dengan noncallable bond.
8. Jenis obligasi berdasarkan sifat convertible a. Convertible
Bond/
Exchangable
Bond
(obligasi
konversi)
Obligasi jenis ini dapat ditukarkan dengan saham, baik saham penerbit obligasi sendiri (convertible bond) maupun saham perseroan lain yang dimiliki penerbit obligasi (exchangable bond). 12
b. Non-Convertible Bond (obligasi non konversi) Obligasi ini merupakan obligasi yang tidak dapat dikonversi menjadi saham.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam investasi pada obligasi : a. Jatuh tempo obligasi b. Jenis bunga c. Jenis obligasi d. Sifat-sifat khusus obligasi e. Credit rating f. Redemption dan Retirement g. Resiko investasi
Resiko-resiko dalam investasi obligasi : 1. Resiko tingkat bunga pasar 2. Resiko daya beli 3. Resiko wanprestasi 4. Resiko likuiditas 5. Resiko jangka waktu jatuh tempo 6. Resiko mata uang 7. Resiko call 8. Resiko politik 9. Resiko sektor industri
SURAT BERHARGA BERSIFAT EKUITAS Menurut Penjelasan pasal 83 UUPM, surat berharga bersifat ekuitas adalah saham atau efek yang dapat ditukar dengan saham atau efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham.
Beberapa jenis surat berharga bersifat ekuitas, adalah :
saham biasa
saham preferen
obligasi konversi 13
HMETD (preemptive right)
waran
SAHAM BIASA Karakteristik :
surat berharga ekuitas
memiliki hak atas pendapatan perusahaan pada saat dibagikan sebagai dividen
memiliki hak atas pembagian sisa ekuitas pada saat likuidasi (bersifat lebih yunior dibandingkan hutang dan saham preferen)
memiliki hak suara (voting right)
Jenis saham dilihat dari cara peralihannya, dibedakan:
Saham Atas Unjuk Saham yang tidak ditulis nama pemiliknya
Saham Atas Nama Saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus dengan prosedur tertentu.
Efek bersifat saham yang terkait dengan cross border listing :
Foreign Depository Receipt, mis. American Depository Receipt (ADRs) yang diterbitkan oleh bank sebagai bukti kepemilikan saham perusahaan asing yang mendasarinya yang dimiliki Bank Amerika, biasanya merupakan sarana perdagangan saham perusahaan asing di Amerika yang berdenominasi US$ dan membayar dividen dalam US$.
Sertifikat
Penitipan
Efek
Indonesia
(Indonesian
Depository
Receipt)
Adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya atas efek utama yang dititipkan secara kolektif pada bank kustodian yang telah memperoleh persetujuan Bapepam.
SAHAM PREFEREN Karakteristik :
Surat berharga ekuitas yang bersifat seperti utang (hybrid securities) dalam hal berpenghasilan tetap.
Dividen biasanya dalam % dari nilai nominal saham. 14
Bersifat lebih senior dibandingkan saham biasa, tetapi lebih yunior dibandingkan obligasi (didahulukan haknya dalam hal likuidasi).
Tidak mempunyai hak suara (voting right).
Jenis saham preferen :
Saham preferen kumulatif, dividen yang tidak dibayarkan tahun sebelumnya diakumulasikan pada tahun berikutnya (sebelum pembayaran dividen tahun berjalan).
Saham preferen non kumulatif, dividen yang tidak dibayarkan tahun sebelumnya tidak diakumulasikan. Kegagalan membayar dividen dapat mengakibatkan pengenaan pembatasan pada manajemen, contohnya jika pembayaran dividen ditunggak, pemegang saham preferen mungkin diberi hak suara (voting right).
Participating Preffered Stock, disamping memperoleh dividen tetap seperti yang telah ditentukan, juga memperoleh ekstra dividen apabila perusahaan dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
OBLIGASI KONVERSI
rasio konversi selalu disesuaikan secara proporsi sehubungan dengan stock split atau stock dividen.
alasan penerbitan obligasi konversi ini adalah karena nilai ekuitas yang undervalued sehingga obligasi ini mendorong penerbitan saham pada harga yang dipandang sesuai dengan nilainya, hal ini berkaitan dengan : rasio konversi, harga pasar obligasi, harga pasar saham.
Karakteristik :
Derivatif (turunan) dari efek, berupa hak untuk membeli (call option).
Dapat bersifat melekat atau bebas dari efek utama (tachable atau detachable).
Waran bebas dapat diperdagangkan.
Sebagai pemanis (sweetener) penerbitan efek utama (obligasi atau saham).
WARAN Penjelasan pasal 1 ayat 5 UUPM : Efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu setelah 6 bulan sejak efek dimaksud diterbitkan. 15
Perbedaan waran dan convertible bond :
Waran dapat berupa detachable, dapat dipisahkan dengan Efek yang mendasarinya, dan dapat diperdagangkan; sedangkan hak konversi pada obligasi konversi tidak dapat dipisahkan dari Efek yang mendasarinya (undetachable).
Waran dapat dilaksanakan (exercised) dengan kas atau penukaran utang pada nilai nominal; sedangkan pada obligasi konversi, obligasinya yang digunakan untuk melaksanakan (exercise) hak.
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)/Preemptive Right Menurut Penjelasan pasal 82 ayat 1 UUPM, HMETD adalah hak yang melekat pada saham yang memberikan kesempatan bagi pemegang saham yang bersangkutan untuk membeli saham baru sebelum ditawarkan kepada pihak lain.
Karakteristik :
Derivatif (turunan) dari efek, berupa hak untuk membeli (call option)
HMETD dapat diperdagangkan
Jangka waktu pelaksanaan HMETD lebih pendek dari pada Waran
INSTRUMEN DERIVATIF Instrumen derivatif adalah suatu jenis instrument finansial yang manfaat dan nilainya bergantung pada jenis instrumen finansial lainnya (biasa disebut underlying asset).
Karakteristik :
Berbentuk kontrak.
Adanya kewajiban atau pilihan untuk menjual atau membeli suatu surat berharga (aset keuangan).
Kontrak tersebut mendasari nilainya pada harga surat berharga dasarnya.
Diterbitkan untuk maksud lindung nilai (hedging) atau spekulasi.
Beberapa instrumen derivatif : 16
Future contract o
perjanjian yang mewajibkan pihak-pihak dalam perjanjian untuk membeli atau menjual sesuatu pada waktu tertentu dimasa yad pada harga yang telah ditetapkan.
o
perjanjiannya terstandarisasi (waktu dan kualitas pengirimannya).
o
diperdagangkan di bursa yang terorganisasi, market to market.
o
terdapat peranan clearing house.
Forward Contract o
Perjanjian serupa future contract yang tidak terstandarisasi.
o
Tidak selalu diperdagangkan di bursa, negotiable, dan tidak ada peranan clearing house.
PERBEDAAN ANTARA FORWARD DAN FUTURES
Forward Contract
Futures Contract
Tidak diperdagangkan di Diperdagangkan di bursa bursa (private contract) Isi
kontrak
futures
bergantung Kontrak
distandarisasi
pada kedua belah pihak untuk kuantitas, kualitas, dalam kontrak tersebut tanggal (customised)
dan mekanisme
deliverynya
Memiliki
risiko Tidak
ada
wanprestasi (default risk) wanprestasi jika
salah
satu
default
pihak settlementnya
risiko karena digaransi
oleh suatu clearinghouse
Tidak ada transaksi kas Mewajibkan initial margin sampai dengan tanggal (deposit delivery
(jatuh
awal)
sebagai
tempo jaminan atas pemenuhan 17
kontrak)
kewajiban
Tidak diregulasi
Pemerintah
meregulasi
pasar (bursa) futures
Option o
Suatu kontrak dimana si penerbit/penulis memberikan hak kepada pembeli opsi hak, bukan kewajiban, untuk membeli dari atau menjual kepada penerbit sesuatu pada harga tertentu dalam periode waktu tertentu.
o
Pembeli mempunyai pilihan untuk menjual/membeli, tetapi penerbit mempunyai kewajiban memenuhi pilihan pembeli.
o
Harga opsi adalah sejumlah tertentu yang harus dibayar pembeli opsi untuk kompensasi pemberian hak.
o
Call option adalah hak membeli instrumen yang telah ditetapkan dalam kontrak.
o
Put option adalah hak menjual instrumen yang telah ditetapkan dalam kontrak.
Option on Futures o
Option contracts yang menggunakan futures contracts sebagai underlying assetnya.
Swap o
Suatu perjanjian dimana dua pihak setuju untuk saling melakukan tukar menukar pembayaran secara periodik.
o
Cash flow yang diterima kedua pihak bergantung pada nilai dari jenis aset yang dipertukarkan (mis. Instrumen hutang atau valas).
o
Jenis-jenis swap : interest rate swap, equity swap, currency swap.
UNIT PENYERTAAN KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF (KIK)
Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif Adalah Reksa Dana yang menghimpun dana dengan menerbitkan Unit Penyertaan kepada masyarakat pemodal dan selanjutnya dana tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang. 18
Portofolio Efek Reksa Dana KIK:
Nilai Unit Penyertaan ditentukan berdasarkan NAB.
NAB adalah nilai pasar yang wajar dari suatu Efek dan kekayaan lain Reksa Dana setelah dikurangi kewajibannya.
Kekayaan Reksa Dana terdiri dari kas & Efek, a.l. sertifikat deposito, surat berharga komersial, saham, obligasi & tanda bukti hutang.
NAB awal untuk setiap Unit Penyertaan dari Reksa Dana wajib ditetapkan sebesar Rp. 1.000,-
Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities) / EBA Adalah unit penyertaan kontrak investasi kolektif yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial, sewa guna usaha, perjanjian jual beli bersyarat, perjanjian pinjaman cicilan, tagihan kartu kredit termasuk kredit pemilikan rumah atau apartemen, Efek bersifat hutang yang dijamin pemerintah, Sarana Peningkatan Kredit, serta asset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut.
Jenis Efek Beragun Aset :
EBA Arus Kas Tetap, adalah EBA yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima pembayaran dengan jadual tertentu, walaupun jadual pembayaran tersebut dapat berubah karena keadaan tertentu.
EBA Arus Kas Tidak Tetap, adalah EBA yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima pembayaran secara bersyarat dan dalam jumlah yang tidak tetap.
BAB III DAFTAR PUSTAKA 19
Lay, Alexander, Dkk. 2010. Ikhtisar Ketentuan Pasar Modal. Jakarta : The Indonesia Netherlands National Legal Reform Program (NLRP) Susanto, Nurliana. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perdagangan Di BEI. Jurnal Ekonomi Bisnis No. 1 Vol. 14
20