KEPERAWATAN MATERNITAS
KEBUTUHAN NUTRISI PADA IBU HAMIL DAN JANIN
MAKALAH
Oleh Kelompok 1
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2017
i
KEPERAWATAN MATERNITAS KEBUTUHAN NUTRISI PADA IBU HAMIL DAN JANIN
MAKALAH diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas pembina tugas makalah : Ns. Lantin Sulistyorini, Sulistyorini, M.Kes
Oleh Zumrotul Farikhah
NIM 152310101142 152310101142
Zulfa Alfania
NIM 152310101170 152310101170
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2017
ii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kebutuhan Nutrisi Pada Ibu Hamil Dan Janin” dengan baik. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan serta bimbingan dari semua pihak yang terlibat. Kami ucapkan terima kasih kepada : 1. Ns. Dini Kurniawati, S.Kep., M.Psi., M.Kep., Sp.Kep.Mat.selaku dosen Penanggung Jawab mata kuliah Keperawatan Maternitas. 2. Ns. Lantin Sulistyorini, M.Kes selaku pembina tugas makalah yang berjudul “Kebutuhan Nutrisi pada Ibu Hamil Da Janin”. 3. Keluarga, yang telah memberikan dukungan selama pengerjaan makalah ini. 4. Teman-teman mahasiswa PSIK UNEJ yang telah membantu. 5. Serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis berharap kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan tambahan bagi kami khususnya dan juga pembaca. Demikia makalah “Keperawatan Maternitas” ini disusun, jika ada kekuarangan dalam makalah ini kami selaku penulis mhon maaf yang sebesar-besarnya. Jember, 14 Februari 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL..........................................................................
i
HALAMAN JUDUL ............................................................................
ii
PRAKATA ............................................................................................
iii
DAFTAR ISI .........................................................................................
iv
BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................
1
1.1 Latar Belakang ....................................................................
1
1.2 Tujuan ..................................................................................
2
1.2.1 Tujuan Umum .............................................................
2
1.2.2 Tujuan Khusus ............................................................
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................
3
2.1 Definisi Nutrisi Ibu Hamil dan Janin ................................
3
2.2 Komponen Nutrisi bagi Ibu Hamil dan Janin ..................
3
2.3 Pola Makan yang Benar bagi Ibu Hamil dan Janin .........
9
2.4 Contoh Menu Sehari bagi Ibu Hamil dan Janin ..............
11
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi .....................
14
Ibu Hamil 2.6 Gangguan Akibat Kekurangan dan Kelebihan ................
16
Nutrisi bagi Ibu Hamil BAB 3. PENUTUP ................................................................................
19
3.1 Kesimpulan ............................................................................
19
3.2 Saran ......................................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
20
LAMPIRAN
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dan harus dipenuhi oleh ibu hamil, karena nutrisi berguna untuk mempertahankan kesehatan ibu hamil tersebut selama masa kehamilan dan juga untuk kelangsungan perkembangan janin yang dikandungnya. Tetapi, saat ini tingkat kesehatan ibu hamil dan bayi yang dilahirkan di Indonesia masih belum optimal. Salah satu yang menyebabkan timbulnya masalah tersebut adalah kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai kebutuhan nutrisi yang harus dipenuhi pada saat masa kehamilan, sehingga mereka tidak memperhatikan, bahkan tidak memilih asupan makanan sehari-hari yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi mereka. Sejak dahulu, makanan wanita hamil telah dianggap sangat penting, sebab orang percaya bahwa makanan yang benar akan memberi dampak yang baik bagi janin. Tetapi masih saja terdapat anggapan yang salah tentang kebutuhan makanan untuk ibu hamil, misalnya ibu hamil tidak boleh makan yang banyak dengan tujuan agar bayinya tidak besar dan mudah dilahirkan. Padahal pendapat tersebut tidak dapat dibenarkan (Soetjiningsih, 1995). Ibu hamil masih memperccayai hal tersebut, sehingga mereka mengurangi porsi makanan setiap harinya, dan akibatnya kebutuhan nutrisi ibu hamil tersebut kurang terpenuhi. Masalah tersebut menjadi salah satu penyebab banyaknya kasus perkembangan bayi yang tidak sempurna dan berat badan bayi yang dilahirkan tidak sesuai dengan berat badan normal. Kekurangan atau kelebihan nutrisi pada masa kehamilan dapat berakibat kurang baik bagi ibu dan perkembangan janin. Kekurangan Nutrisi seperti asupan energi dan protein pada ibu hamil dapat menyebabkan Kurang Energi Kronis (KEK). Wanita hamil beresiko KEK jika memiliki lingkar lengan atas (LILA)<23,5 cm. Dan jika ibu hamil sudah mengalami KEK maka akan beresiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). BBLR akan membawa resiko kematian, gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. KEK juga dapat menjadi penyebab tidak langsung kematian ibu. Hasil Riskedas 2013 mendapat proporsi ibu hamil umur
1
15-49 tahun dengan LILA<23,5 cm atau beresiko KEK di Indonesia sebesar 24,2 persen. Proporsi terendah di Bali (10,1%) dan tertinggi di Nusa Tenggara Timur (45,5%) (Kemenkes RI, 2016). Hal ini menunjukkan bahwa kasus kekurangan nutrisi bagi ibu hami di Indonesia masih cukup tinggi. Oleh karena itu, semua materi tentang nutrisi ibu hamil akan dibahas dalam makalah ini dengan harapan bahwa mahasiswa keperawatan atau tenaga kesehatan dapat menyampaikan pendidikan kesehatan tentang nutrisi kepada para ibu hamil yang masih kekurangan pengetahuan, sehingga resiko KEK dan kasus BBLR dapat dikurangi. 1.2 Tujuan 1.2.1
Tujuan Umum Mahasiswa keperawatan dapat memahami kebutuhan nutrisi ibu hamil dan janin.
1.2.2
Tujuan Khusus 1. Mahasiswa keperawatan dapat menjelaskan definisi nutrisi bagi ibu hamil dan janin. 2. Mahasiswa keperawatan dapat menjelaskan komponen nutrisi bagi ibu hamil dan janin. 3. Mahasiswa keperawatan dapat menjelaskan pola makan yang benar bagi ibu hamil dan janin. 4. Mahasiswa keperawatan dapat menjelaskan contoh menu sehari bagi ibu hamil dan janin. 5. Mahasiswa keperawatan dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil dan janin. 6. Mahasiswa
keperawatan
dapat
menjelaskan
gangguan
kekurangan dan kelebihan nutrisi pada ibu hamil dan janin.
2
akibat
BAB 2. TELAAH LITERATUR 2.1 Definisi Nutrisi Bagi Ibu Dan Janin
Nutrisi adalah suatu proses masuknya zat makanan yang kemudian oleh tubuh akan diolah dan diproses dengan tujuan untuk menghasilkan energi dan nantinya akan digunakan dalam melakukan aktivitas oleh tubuh ( Alimul, A.A, 2006). Nutrisi sendiri didalamnya mengandung zat yang disebut zat gizi zat – zat tersebut yang nantinya akan berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan dalam memproses di dalam tubuh manusia dan pada akhirnya akan dilakukan proses eliminasi berupa zat sisa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang memepelajari mengenai makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung didalamnya, baik aksi reaksi, dan keseimbangan dengan kesehatan dan penyakit ( Tarwoto & Wartonah, 2006). Bagi ibu hamil nutrisi sangat berpengaruh pada proses kehamilan karena apabila asupan nutrisi selama proses kehamilan baik dan tercukupi maka kehamilan akan berjalan dengan normal dan janin yang dilahirkan juga akan sehat. Oleh karena itu zat gizi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan selama masa kehamilan karena faktor gizi sangat berperan terhadap status kesehatan ibu untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Dalam ( Mitayani & Sartika 2010), zat gizi pada fase kehamilan merupakan suatu zat-zat yang terkandung dalam suatu makanan atau menu makanan yang memiliki kandungan semua zat gizi yang diperlukan oleh ibu hamil dan janin setiap harinya serta memiliki kandungan zat gizi dengan takaran batas wajar sesuai yang dibutuhkan dan tentunya tidak berlebihan. Oleh karena itu sangat penting pemenuhan kebutuhan gizi bagi ibu dan janin untuk proses pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan yang nantinya akan berpengaruh pada proses pembentukan organ-organ janin. 2.2 Komponen Nutrisi Bagi Ibu Hamil Dan Janin
Nutrisi diperlukan dalam jumlah besar pada ibu hamil daripada yang dibutuhkan orang dewasa normal. Laju metabolik basal ( Basal Metabolic Rate / BMRI)
3
meningkat 20% selama masa hamil. Peningkatan ini sudah termasuk dalam pemakaina jaringan sintesis. Beberapa komponen nutrisi yang diperlukan ibu hamil antara lain. 2.2.1
Energi
Seorang ibu selama masa kehamilannya membutuhkan energi yang cukup tinggi jika dibadingkan dengan masa sebelum hamil ini yang membuat kebanyakan wanita hamil memiliki nafsu makan yang tinggi atau kadang nafsu makannya meningkat drastis dari sebelum hamil. Energi ini nantinya akan digunakan untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta, pembentukan pembuluh darah dan jaringan yang baru ( Almatsir, 2009). Selain hal tersebut kebutuhan lemak dan tambahan kalori dibutuhkan sebagai cadangan lemak serta nantinya untuk proses metabolisme jarngan baru. Menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi tahun 2004 ibu hamil memerlukan sekitar 80.000 tambhan kalori dalam proses kehamilannya. Serta penambahan 300 kkal/ hari untuk ibu hamil yang ada dalam fase kehamilan trimester ketiga. Dengan demikian dalam perharinya asupan energi ibu hamil trimester ketiga dapat mencapai 2300 kkal/ hari. Energi bisa didapatkan dari mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang cukup. 1. Lemak Sebagian besar dari 500 g lemak tubuh janin ditimbun antara minggu 35-40 kehamilan. Pada stadium awal kehamilan tidak ada lemak yang ditimbun kecuali lipid esensial dan fosfolipid untuk pertumbuhan susunan saraf pusat (SSP) dan dinding sel saraf. sampai pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5% lemak dalam tubuh janin, setelah itu jumlahnya meningkat, mencapai 7,8% pada minggu ke-34 dan 16% sebelum lahir. Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 g lemak per hari ditimbun. Transport asam lemak melalui plasenta sekitar 40% dari lemak ibu, sisanya disintesa oleh janin (Soetjaningsih, 1995). Baik lemak maupun protein meningkat dengan cepat pada 3 bulan terakhir kehamilan bersamaan dengan meningkatnya BB janin. Sebagian besar lemak ditimbun pada daerah subkutan, oleh karena itu pada bayi aterm 80% jaringan
4
lemak tubuh terdapat pada jaringan subkutan. Kebutuhan lemak bisa didapatkan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat lemak yang cukup baik seperti kacang-kacangan, biji-bijian lemak dan minyak (Soetjaningsih, 1995).
2. Karbohidrat Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh mengingat sebagian besar energi yang kita hasilkan kebanyakan dari adanya asupan karbohidrat dalam tubuh. Karbohidrat menjadi sangat penting bagi ibu hamil yang harus memenuhi energi yang cukup tinggi yang berhubungan dengan energi yang dikeluarkannya dan janin. Pada proses kehamilan janin mempunyai sekitar 9 g karbohidrat pada minggu ke 33 kehamilan, dan pada waktu lahir meningkat menjadi 34 g. Konsentrasi glikogen pada hati dan otot-otot skelet meningkat pada akhir kehamilan. Sumber makanan yang banyak emiliki kandungan karbohidrat yang tinggi
diantaranya
seperti
padi-padian,
umbi-umbian
dan
gula
murni
(Soetjaningsih, 1995). 2.2.2
Protein
Pada keadaan hamil terjadi peningkatan kebutuhan protein yang disebabkan oleh peningkatan volume darah dan pertumbuhan jaringan baru ( Aritonang, 2010). Jumlah protein yang diperlukan dan harus tersedia sampai akhir masa kehamilan yaitu sekitar 925 gr yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Widyakarya Pangan dan Gizi Tahun 2004 menganjurkan penambahan sebanyak 17 gram untuk kehamilan pada trimester ketiga atau dalam satu harinya kebutuhan protein untuk ibu hamil yaitu sebanyak 67-100 gr. Bahan makanan hewani merupakan sumber proein yang baik dalam hal j umlah maupun kualitasnya seperti telur, susu, daging unggas dan kerang. Selain protein yang berasal dari hewani protein juga dijumpai dalam makanan nabati seperti tempe, tahu, serta kacangkacagan dan biji-bijian ( Almatsir, 2009).
5
2.2.3
Vitamin dan Mineral
Bagi ibu hamil pertumbuhan janin yang normal menjadi suatu hal yang penting. Pertumbuhan janin dalam kandungan memerlukan asupan vitamin dan mineral yang baik dan cukup seperti vitamin C, asam folat, zat besi, dan zink. Angka kecukupan vitamin dan mineral bagi ibu hamil menurut Widyakarya Pangan dan Gizi Tahun 2004 untuk tambahan ibu hamil trimester ketiga adalah vitamin A 300 RE, vitamin C 10 mg, tiamin 0,3 mg, riboflavin 0,3 mg, niasin 4 mg, asam folat 200 μg, vitamin B12 0,2 μg, kalsium 150 mg, magnesium 40 mg, zat besi 13 mg, zink 10,2 mg serta iodin 50 μg ( Almatsier, 2009).
2.2.4
Zat Besi
Selama masa kehamilan zat besi merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh karena nantinya zat besi akan digunakan untuk mensuplai pertumbuhan janin dan juga plasenta yang nantinya akan meningkatkan jumlah sel darah merah ibu. Zat besi diperlukan untuk pengembangan fetoplasenta dan untuk memperluas massa sel darah merah ibu hamil. Selain itu zat besi juga bermanfaat untuk mengurangi peningkatan resiko SGA keturunan dan bayi lahir prematur.Di negara maju seperti UK merekomendasikan takaran zat besi setiap harinya sebesar 14,8 mg/ hari. Diperkirakan sebanyak 45 % wanita memiliki cadangan zat besi yang rendah bahkan sebagian
tidak ada sementara hanya 15-20 % wanita yang
memiliki kandungan zat besi seimbang selama proses kehamilan dan melalui peambahan suplemen dan makanan ( Francesa et all, 2014). Zat besi memiliki beragam manfaat salah satunya yaitu memproduksi hemoglobin, dimana hemoglobin sendiri memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Mengangkutoksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. 2. Untuk sintesis enzim-enzim terkait 3. Penggunaan oksigen untuk produksi energi sel (Aritonang, 2010) Arisman (2004) menyatakan bahwa jumlah total zat besi yang diperlukan oleh wanita selama hamil adalah 1040 mg. Dari total jumlah ini sebanyak 200 mg zat besi ditahan oleh tubuh ketika melahirkan dan sebanyak 840 mg sisanya akan hilang. Dari total 1040 mg zat besi sebanyak 300 mg nantinya akan digunakan
6
oleh janin dengan rincian sebanyak 50-75 mg digunakan untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menjadi penambah sel darah merah dan 200 mg akan lenyap ketika melahirkan. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi Tahun 2004 menganjurkan penambahan zat besi sebanyak 13 mg untuk kehamilan pada trimester 3 dengan totala angka kecukupan gizi yang diajnurkan bagi ibu hamil trimester 3 yaitu sebaiknya sebanyak 39 mg/ hari. Menurut Aritonang (2010), makanan-makanan yang dapat meningkatkan absorpsi besi selama masa kehamilan diantaranya sebagai berikut : 1. Mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan absorpsi besi yaitu seperti daging, sayur dan buah yang kaya vitamin c 2. Menghindari makanan yang bisa menghambat (inhibitor) absorpsi zat besi seperti teh dan kopi 3. Mengkonsumsi multivitamin tablet untuk meningkatkan zat besi.
2.2.5
Asam Folat
Asam folat adalah vitamin B yang larut dalam air dan memainkan peran koenzimatic sentral dalam metabolisme karbon dan juga berperan dalam sintesis DNA, RNA dan beberapa asam amino ( Francesa et all, 2014). Asam folat berperan dalam berbagai proses metabolik seperti metabolisme beberapa asam amino, sintesis purin dan timidat sebagai senyawa penting dalam sintesis asam nukleat ( Aritonang, 2010). Asam folat juga nantinya akan dibutuhkan untuk proses pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sum-sum tulang belakang dan untuk pendewasaan. Apabila kekurangan asam folat nantinya akan berpengaruh dengan malformasi janin seperti mengakibatkan bibir sumbing dan malformasi jantung serta mengakibatkan kehamilan yang merugikan seperti keguguran dan preklamsia. Berdasarkan Preventive Services US Task Force (USPSTF) merekomendasikan suplementasi yang mengandung 0,4-0,8 mg asam folat untuk semua wanita dimana pemberiannya 1 bulan sebelum dan selama 2-3 bulan pertama setelah konsepsi (Francesa et all, 2014) .
7
Sekitar 24-60% wanita baik di negara berkembang maupun negara maju rata-rata mengalami masalah kekurangan asam folat, hal ini dikarenakan makanan yang mereka konsumsi setiap harinya tidak memiliki kandungan asam folat yang tercukupi untuk memenuhi takaran kebutuhan asam folat selama proses kehamilan. Kekurangan asam folat berkaitan dengan tingginya insiden komplikasi kehamilan seperti aborsi spontan, toxemia, prematur, pendeknya usia kehamilan dan pendarahan ( Aritonang, 2010). Widyakarya Pangan dan Gizi tahun 2004 menganjurkan bahwa penambahan asam folat sebanyak 200 μg untuk ibu hamil bisa didapatkan hanya dengan rajin mengkonsumsi suplemen. Suplementasi sebaiknya diberikan dalam 28 hari setelah terjadi ovulasi atau 28 hari pertama usia kehamilan. Banyaknya kandungan suplemen asam folat yang dibutuhkan yaitu sebesar 280, 660 dan 470 μg per hari dimana masing-masing dari itu dibutuhkan dalam trimester I, II dan III ( Arisman, 2004). Beberapa jenis makanan yang banyak mengandung asam folat anatara lain ragi, hati, brokoli, sayuran hijau, kacang-kacangan, ikan, daging, jeruk dan telur. 2.2.6
Kalsium
Ibu hamil dan janin yang dikandung sangat membutuhkan zat kalsium untuk menunjang pertumbuhan tulang dan gigi serta persendian janin. Selain itu kalsium juga digunakan untuk membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi. Perkembangan janin membutuhkan sekitar 30 g kalsium selama masa kehamilan, terutama pada trimester terakhir. Jumlah ini akan sangat mudah dipindahkan dari tubuh ibu yang menyimpan cadangan kalsium ke janin untuk memenuhi kebutuhan kalsium janin (Francesa et all, 2014).
Jika seandainya kebutuhan
kalsium tidak tercukupi melalui asupan nutrisi berupa makanan yang masuk kedalam tubuh ibu maka, kalsium yang dibutuhkan janin akan diambil dari cadangan kalsium yang tertimbun di tulang ibu hal ini nantinya akan berakibat tulang ibu menjadi kropos atau bisa terjadi osteoporosis ( Sophia, 2009).
8
Widyakarya Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan penambahan sebesar 150 mg kalsium untuk ibu hamil pada trimester ketiga. Dengan demikian kebutuhan kalsium yang seharusnya dipenuhi oleh ibu hamil ialah sebesar 950 mg/ hari. Makanan yang menjadi sumber kalsium diantaranya ikan teri, udang, sayuran hijau da berbagai olahan susu seperti keju dan yogurt. Kekurangan kalsium selama hamil akan menyebabkan tekanan darah ibu akan meningkat. Dengan demikian suplemen kalsium diberikan kepada ibu hamil ditujukan untuk mengurangi resiko penyakit hipertensi ibu hamil, namun hal ini sebenarnya tidak efektif untuk wanita yang sehat dimana asupan kalsium dasarnya telah memadai sehingga WHO merekomendasikan suplemen yang memiliki kandungan sekitar 1,5 sampai 2 g/ hari takaran ini bisa digunakan untuk ibu hamil dengan tingkat kalsium yang rendah dan untuk pencegahan preklamsia. Akan tetapi pemberian suplemen kalsium tidak menjamin meurunkan kelahiran prematur spontan ataupun keguguran (Francesa et all, 2014). 2.3 Pola Makan yang Benar Bagi Ibu Hamil
Kesehatan ibu hamil tergantung dari pola makannya sehari-hari yang dapat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi terkait dengan kandungan nutrisi dari bahan makanan tersebut. Pola makan adalah suatu cara ataupun usaha yang dilakukan terkait dengan pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan suatu penyakit. Menurut Margaret Mead yang dikutip oleh Almatsier (2009), pola makan atau food patern adalah suatu cara seseorang dalam memanfaatkan pangan yang tersedia sebagai reaksi terhadap tekanan sosio-ekonomi yang dialaminya dan dihubungkan dengan kebiasaan makan. Sedangkan menurut Husada (2009) menyebutkan bahwa pengertian pola makan pada dasarnya mendekati dengan definisi diet jika dikaitkan dengan ilmu gizi. Diet diartikan sebagai suatu pengaturan jumalh dan jenis makanan yang dimakan agar seseorang tetap sehat dan bugar. Dalam mencapai pola makan sehat tersebut tidak terlepas dari intake gizi yang sebenarnya merupakan proses organisme
9
penggunaan makanan yang dikonsumsi melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ serta menghasilakn energi. Pola makan merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh ibu hamil pada umumnya, hal ini akan mempengaruhi janin di dalam kandungan (Devi, 2010). Oleh karena itu ibu hamil seharusnya memiliki pola makan yang baik dan tentunya harus memenuhi sumber karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin dan mineral demi tercapainya kesehatan ibu dan janin. Sejalan dengan hal tersebut Husada (2009) menyatakan bahwa salah satu pedoman pola makan sehat harus makanan triguna yaitu : 1. Memiliki kandungan zat tenaga seperti beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, roti dan mie yang mengandung karbohidrat serta minyak dan lemak yang mengadung lemak. 2. Memiliki kandungan zat pembangun yang berguna untuk pertumbuhan dan mengganti jaringan yang rusak. Bahan makanan sumber zat pembangun yang berasal dari hewan tenunya memiliki protein hewani seperti telur, ikan, ayam, daging, kerang, udang, kepiting, susu serta hasil olahannya. Sedangkan jenis makanan yang mengandung protein nabati berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti kacang tanah, kacang merah, kacang ijo, kacang kedelai dan hasil olahannya seperti tempe dan tahu. 3. Mengandung zat pengatur yang berguna untuk mengatur semua fungsi tubuh dan melindungi tubuh dari beberapa penyakit. Bahan makanan yang termasuk zat pengatur seperti sayur-sayuran dan buah-buahan yang mengandung berbagai macam vitamin dan mineral. Untuk mendapatkan pengaruh yang baik dari pengaturan pola makan, ibu hamil sebaiknya memperhatikan prinsip ibu hamil yaitu harus memilih makanan yang bermutu dalam artian memiliki nilan kandungan gizi yang baik serta susunan menu makanan yang dikonsumsi harus diperhatikan dan seimbang. Ibu hamil disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang bervariasi setiap hari, minimal
10
mengandung buah dan sayur, karbohidrat kompleks, protein, lemak dan dilengkapi dengan kombinasi makanan produk susu. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan ibu hamil terkait pola makan (Kemenkes RI, 2011): 1. Makan lebih banyak dari sebelum hamil agar penambahan berat badan sesuai dengan umur
kehamilan.
2. Bagi ibu yang terlalu gemuk , kurangi porsi makanan sumber energi dari lemak dan karbohidrat. 3. Bila ibu terlalu kurus tambahkan porsi makanan sumber energi dan protein. 4. Usahakan konsumsi makanan dengan porsi kecil tapi sering. 5. Untuk menghindari penimbunan cairan/edema dalam makanan dan
perhatikan penggunaan garam
minuman agar tidak berlebihan.
2.4 Contoh Menu Sehari Bagi Ibu Hamil
Menu makanan bagi ibu hamil sangat penting terkait denagn asupan nutrisi ibu hamil dan janin dengan mengkonsumsi beberapa jenis makanan yang harus dikombinasi dan diatur setiap harinya. Untuk mempermudah dalam melakukan pengaturan jam makan bagi ibu hamil beserta dengan contoh makanan yang dikonsumsi agar lebih bervariasi setiap harinya bisa menggunakan tabel atau catatan menu makanan. Berikut contoh pengaturan jam makan yang bisa diisi dan disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan.
Nama : ............................................
TB : .............. Cm
Umur : ............................................
BB : .............. Kg
IMT ( Indeks Masa Tubuh) : ............................................ Kebutuhan Gizi Sehari : Kalori :
Kkal
Lemak
:
gram
Protein :
gram
Karbhidrat
:
gram
11
Pembagian Makanan Sehari Pagi jam 06.00-08.00 Berat (gr)
URT
Nasi/ pengganti
: ......................
......................
Hewani/ nabati
: ......................
......................
Sayuran
: ......................
......................
Minyak
: ......................
......................
Gula pasir
: ......................
......................
Selingan jam 10.00
: ........................................................
Siang jam 12.00-13.00 Berat (gr)
URT
Nasi/ pengganti
: ......................
......................
Hewani/ nabati
: ......................
......................
Sayuran
: ......................
......................
Minyak
: ......................
......................
Buah
: ......................
......................
Selingan jam 16.00
: ........................................................
Malam jam 18.00-19.00 Berat (gr)
URT
Nasi/ pengganti
: ......................
......................
Hewani/ nabati
: ......................
......................
Sayuran
: ......................
......................
Minyak
: ......................
......................
Buah
: ......................
......................
Selingan jam 21.00
: ........................................................
12
Contoh Menu Makanan Ibu Hamil Dalam Sehari (Kemenkes RI, 2011) : 1. Pagi : Nasi, Ayam goreng bumbu lengkuas, pepes tahu, oseng-oseng jagung muda ditambah wortel dan susu. Jam 10.00 pagi ditambah selingan bubur kacang hijau. 2. Siang : Nasi, sop sayuran, ikan baldo, keripik tempe dan buah jeruk. Jam 16.00 ditambah selingan selada buah. 3. Malam : Nasi,telur balado, perkedel tahu, tumis tauge ditambah baso dan buah pisang.
Pengaturan Takaran Makanan Sehari Untuk Ibu hamil ( Kemenkes RI, 2011) :
Bahan Makanan
Trimester I
Trimester II dan III
Nasi / pengganti
3 ¼ gelas
3 ½ gelas
Daging / penukar
2 ½ potong
2 ½ potong
Tempe/ penukar
5 potong
5 potong
Sayur
3 gelas
3 gelas
Buah
2 potong
2 potong
Minyak
2 sdm
2 sdm
Kacang hijau
2 ½ sdm
2 ½ sdm
Susu
2 ½ sdm
2 ½ sdm
Tepung sari kedelai
-
4 sdm
Gula
1 sdm
1 sdm
Nilai Gizi
Energi : 2095,8 kal
Energi : 2164,5 kal
Protein: 79,5 gram
Protein : 82,5 gram
Lemak : 57 gram
Lemak : 65 gram
K.H : 273,8 gram
K.H : 275 gram
Vit. C : 70 mg
Vit. C : 70 mg
Zat Besi : 31mg
Zat Besi 31 mg
13
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi Ibu Hamil
Pola makan ibu hamil dapat dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor tersebut terdiri dari : 1. Ekonomi Seorang ibu hamil yang berasal dari keluarga kurang mampu atau ekonomi tingkat bawah maka bisa mempengaruhi asupan menu makanan sehari-hari. Biasanya karena keterbatasan ekonomi dan kekurangan pendapatan, ibu hamil tersebut tidak mampu membeli makanan yang bergizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dirinya dan sang janin. akibatnya ibu hamil tersebut sangat beresiko untuk terkena KEK (Kekurangan energi kronik) yang menyebabkan berat badan bayi yang dilahirkan kurang dari normal. Jadi rendahnya penghasilan seseorang yang akan berakibat pula terhadap rendahnya seseorang dalam menyiapkan makanan baik secara kualitas maupun kuantitasnya (Supariasa, 2012).
2. Pendidikan Faktor pendidikan dapat mempengaruhi nutrisi ibu hamil. Jika sang ibu mempunyai latar pendidikan tinggi dan mempunyai wawasan luas mengenai info kesehatan ibu hamil, maka sang ibu tersebut akan menerapkan info kesehatan yang didiapat, misalnya terkait dengan nutrisi yang harus dimakan. Sedangkan ibu hamil yang mempunyai latar pendidikan rendah maka sang ibu tersebut tidak mengetahui nutrisi yang harus dipenuhi olehnya. Selain itu, Pengetahuan gizi yang kurang, prasangka buruk pada bahan makanan tertentu, salah persepsi tentang kebutuhan dan nilai gizi suatu makanan dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Jadi bisa disimpulkan bahwa pendidikan sangatlah mempengaruhi nutrisi ibu hamil.
3. Lingkungan Lingkungan yang bersih akan memberikan efek yang baik pada tubuh ibu hamil daan janin. Sanitasi makanan (penyiapan, penyajian, penyimpanan) hendaknya jangan sampai membuat kadar gizi yang terkandung dalam bahan makanan
14
menjadi tercemar atau tidak higienis dan mengandung kuman penyakit. Jika ibu hamil memakan makanan yang sudah terkontaminasi dengan kuman maka dapat mengancam kesehatan ibu dan janin itu sendiri. Jika ibu sudah mengalami sakit, maka akan mengakibatkan penurunan nafsu makan dan meningkatkan resiko kekurangan nutrisi.
4. Budaya Kepercayaan ibu hamil dan keluarganya mengenai asupan makanan yang akan dimakan oleh ibu hamil sangat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Misalnya, di beberapa daerah di Indonesia masih terdapat kepercayaan tentang Pantangan pada makanan tertentu. Pantangan atau tabu adalah suatu larangan untuk mengkonsumsi jenis makanan tertentu karena terdapat ancaman bahaya terhadap barang siapa yang melanggarnya (Sediaoetama, 2008). Tahayul dan larangan yang beragam didasarkan pada kebudayaan daerah yang berlainan. Misalnya, ada sebagian masyarakat yang masih percaya bahwa ibu hamil tidak boleh makan makanan yang kaya akan zat besi baik golongan hewani, nabati, dan gabungan dari keduanya. Golongan makanan hewani seperti cumi-cumi, udang, kepiting, gurita, telor bebek, dan beberapa jenis ikan. Golongan nabati meliputi daun kelor, rebung, tebu, nenas, durian, terong, serta beberapa jenis buah-buahan. Beberapa alasan pantangan tersebut diantaranya khawatir terjadi keracunan, tidak biasa, takut mandul, kebiasaan yang bersifat pribadi, khawatir menimbulkan penyakit, larangan agama, pembatasan makanan hewani karena disucikan oleh adat/budaya. Walaupun demikian, harus diakui bahwa tidak semua tabu itu berakibat negatif terhadap kondisi gizi dan kesehatan. Tabu yang tidak jelas pengaruhnya bagi kesehatan dibiarkan saja, sambil terus dipelajari pengaruhnya untuk jangka panjang (Sediaoetama, 2008). 5. Fasilitas kesehatan Fasilitas kesehatan sangat penting untuk menyokong status kesehatan dan kecukupan nutrisi ibu hamil. Karena fasilitas kesehatan merupakan
15
tempat
masyarakat memperoleh informasi tentang gizi dan informasi kesehatan lainnya, bukan hanya dari segi kuratif, tetapi juga preventif dan rehabilitatif. Jika disuatu daerah kekurangan fasilitas kesehatan, maka ibu hamil di daerah tersebut akan kekurangan informasi terkait kesehatannya. Dan ibu hamil juga kurang memperhatikan asupan makanan sehari-hari karena tidak ada dorongan atau perhatian dari tenaga kesehatan setempat.
6. Geografis Letak suatu daerah di negara tertentu biasanya mempengaruhi kebutuhan nutrisi para penduduknya termasuk juga para ibu yang sedang hamil. Jika daerah tersebut dekat dengan perkotaan maka kebutuhan makanan yang bergizi akan mudah didapat. Tetapi jika daerahnya berada di wilayah pelosok maka akan jauh dari pasar atau swalayan yang menyediakan beberapa makanan bergizi. Sehingga para penduduknya akan mengkonsumsi makanan seadanya di daerah tersebut. Selain itu geografi, iklim, kesuburan tanah yang dapat mempengaruhi jenis tanaman dan jumlah produksinya di suatu daerah.
2.6 Gangguan Akibat Kekurangan Dan Kelebihan Nutrisi
2.6.1 Dampak kekurangan gizi selama kehamilan terhadap Janin dan proses persalinan Malnutrisi dan Kehamilan Malnutrisi didefinisikan sebagai kurangnya asupan nutrisi yang cukup, yang dibutuhkan untuk fungsi tubuh yang normal. Kekurangan asupan nutrisi selama kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, bisa menghambat pertumbuhan janin dan menyebabkan kelainan janin. 1. Kekurangan nutrisi saat kehamilan akan meningkatkan resiko terjadinya keguguran, cacat bawaan, asfiksia, berat badan bayi lahir rendah (BBLR), bayi lahir meninggal, bahkan kematian dalam kandungan (Manuaba, Ide BG, 1998). 2. Kekurangan nutrisi saat hamil juga bisa menyebabkan ibu mengalami anemia karena ibu kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi.
16
Anemia pada ibu hamil ini bisa mengakibatkan abortus (keguguran), mudah terjadi infeksi, persalinan prematuritas, ancaman dekompensasi kordis (Hb<6 gr%), pendarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD), terhambatnya pertumbuhan janin, dan BBLR ( berat bayi lahir rendah ). Bahaya anemia pada saat persalinan yaitu, gangguan kekuatan mengejan (Manuaba, Ide BG, 1998) . 3. Efek umum dari kurang asupan gizi selama kehamilan adalah sistem kekebalan tubuh yang rendah, sehingga resiko terkena penyakit lebih besar. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan persalinan yang sulit, membutuhkan waktu lama, tidak tepat waktu (prematur), dan bisa menyebabkan pendarahan saat persalinan (Manuaba, Ide BG, 1998). 4. Kekurangan energi dan protein (KEP) KEP mengakibatkan ukuran plasenta kecil dan kurangnya suplai zat-zat makanan ke janin., sehingga resiko berat badan bayi lahir rendah (BBLR) meningkat. Akibat lain KEP adalah kerusakan struktur SSP terutama tahap pertama pertumbuhan otak (hiperplasia) yang terjadi selama dalam kandungan. Dikatakan bahwa masa rawan pertumbuhan sel saraf adalah 3 bulan pertama kehamilan sampai sekitar 2 tahun setelah lahir. Kekurangan gizi pada masa dini perkembangan otak akan menghentikan sintesis protein dan DNA. Hal terse but mengakibatkan berkurangnya pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel-sel otak yang berukuran normal. Dampaknya akan terlihat pada struktur dn fungsi otak pada masa kehidupan mendatang, sehingga berpengaruh pada intelektual anak (Soetjiningsih, 1995). ibu malnutrisi
Volume Darah menurun
Cardiac Output tidak adekuat
Menurunnya aliran darah ke placenta
17
Plasenta lebih kecil
Berkurangnya transfer makanan
Retardasi Pertumbuhan janin 2.6.2 Dampak kelebihan gizi selama kehamilan Ada beberapa akibat yang ditimbulkan ketika seorang ibu hamil mengalami obesitas. Secara garis besar, akibat-akibat tersebut dikelompokkan menjadi 2 bagian, akibat jangka pendek dan akibat jangka panjang. Akibat jangka pendek obesitas selama kehamilan yaitu aborsi spontan, keguguran berulang, anomali kongenital seperti tabung saraf dan cacat jantung, pre-eklampsia, diabetes gestasional, kelahiran prematur dan lahir mati. Risiko diabetes mellitus gestasional meningkatkan dua kali lipat untuk wanita kelebihan berat badan dan delapan kali lipat untuk wanita gemuk. Pada periode peripartum, ada peningkatan prevalensi
operasi
caesar,
diinduksi
tenaga
kerja,
menerima
oksitosin,
perkembangan lebih lambat melalui tenaga kerja dan komplikasi operasi caesar seperti infeksi luka dan kehilangan darah yang berlebihan (Sarmiento Olga l et all, 2012) . Selain hal tersebut apabila ibu hamil kelebihan asupan nutrisi maka biasanya akan menyebabkan penambahan berat badan yang kemudian dalam jangka panjang mengakibatkan ibu hamil bisa terserang penyakit diabetes melitus tipe II, obesitas dan kemudian hari bisa menyebabkan darah tinggi. Bayi yang terlahir dari ibu yang memiliki kelebihan berat badan dan obesitas lebih mungkin untuk menderita makrosomia janin dan distosia bahu ( Sarmiento Olga l et all, 2012)
18
BAB 3. PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Nutrisi adalah suatu proses masuknya zat makanan yang mengandung zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak dan sebagainya yang kemudian oleh tubuh akan diolah dan diproses dengan tujuan untuk menghasilkan energi dan nantinya akan digunakan dalam melakukan aktivitas oleh tubuh. Bagi ibu hamil nutrisi sangat penting dan berpengaruh pada proses kehamilan karena apabila asupan nutrisi selama proses kehamilan baik dan tercukupi maka kehamilan akan berjalan dengan normal dan janin yang dilahirkan juga akan sehat. Ibu hamil sangat membutuhkan adanya asupan nutrisi seperti kalsium, asam folat, zat besi dan vitamin mineral yang berguna untuk membantu proses tahap kembang janin yang ada di kandungan mengingat kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil berbeda dari wanita sebelum hamil. Oleh karena itu pentingnya bagi ibu hamil dalam mengatur daftar menu makanan yang akan dikonsumsi setiap harinya sesuai dengan kebutuhan nutrisi yang telah dianjurkan. Pemenuhan nutrisi ibu hamil sangat penting terkait dengan keselamatan janin yang akan dilahirkan. Karena apabila wanita hamil mengalami masalah dengan jumlah nutrisi yang di konsumsi selama hamil baik bersifat kelebihan maupun kekurangan nutrisi maka akan menyebabkan berbagai macam masalah kehamilan seperti kelahiran spontan, cacat jantung, preklamsia, kelainan deformitas dan makrosomia janin. 3.2 Saran
Seorang perawat dan mahasiswa keperawatan dalam hal ini harus mampu dan memahami konsep dasar dan penerapan asupan kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil dan janin mengingat betapa pentingnya asupan nutrisi yang dikonsumsi ibu hamil terhadap tahap proses tumbuh kembang
janin yang dikandungnya. Selain itu
perawat diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan yang benar dan berkualitas terhadap ibu hamil yang memiliki masalah dengan kebutuhan n nutrisi.
19
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A. A (2006 ), Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika. Almatsier, S. ( 2009 ). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Diuduh
dari
http://www.goodreads.com/book/show/11095785-prinsip-
dasar-ilmu-gizi diakses tanggal 13 Februari 2017 pukul 13.30 WIB. Arisman. ( 2004 ). Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Buku Kedokteran EGC: Jakarta Aritonang, E., ( 2010 ). Kebutuhan Gizi Ibu Hamil, Bogor : IPB Press. Devi, Nirmala. ( 2010 ). Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. Francesca P , Arianna L & Iree C. (2014). Multiple Micronutrient Needs in Pregnancy in Industrialized Countries. Meeting Nutrition Needs in the First
1,000 Days of Life. Diunduh dari http://eresources.perpusnas.go.id:2071/docview/1622121412/fulltextPDF/B 6AB836623C24A3APQ/3?accountid=25704 Diakses tanggal 18 Februari 2017 pukul 08.30 WIB Husada. ( 2009 ). Gizi Untuk Ibu hamil. Buku Kedokteran EGC: Jakarta Kemenkes RI. (2016). Info Datin Situasi Gizi. Depkes RI . Diunduh dari http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/i nfodatin-gizi-2016.pdf diakses tanggal 15 Februari 2017. Kemenkes RI. (2010). Makanan Sehat ibu Hamil. Depkes RI. Jakarta Diuduh dari http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2013/08/Brosur-MakananSehat-Ibu-Hamil.pdf Diakses taggal 15 Februari 2017 pukul 12.37 WIB. LIPI. ( 2004). Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII.2004. Diunduh dari http://www.bappenas.go.id/files/4913/5078/6556/ranpg-.pdf diakses taggal 16 Februari 2017 pukul 15.45 WIB. Manuaba, Ida BG. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
20
Mitayani & Sartika & Sartika. ( 2010). Buku Saku Ilmu Gizi. CV Info Media . Jakarta Diunduh dari http://onesearch.kink.kemkes.go.id/Record/PoltekkesPdg-1177 diakses tanggal 16 Februari 2017 pukul 15.57 WIB. Sarmiento Olga l et all. (2012). Nutrition in Colombian pregnant women. Public Health Nutrition: Diunduh dari http://eresources.perpusnas.go.id:2071/docview/1266772946/fulltextPDF/B 6AB836623C24A3APQ/1?accountid=25704 Diakses tanggal 18 Februari 2017 pukul 08.30 WIB Sediaoetama. (2008). Ilmu gizi: untuk mahasiswa dan profesi jilid 1. Jakarta : Dian Rakyat. Soetjiningsih. (1995).
Tumbuh
Kembang
Anak.
Jakarta:
Penerbit
Buku
Kedokteran EGC. Sophia, E. ( 2009). Kebutuhan Gizi untuk Ibu Hamil. Diunduh dari www.medicastore.com/kebutuhan-gizi-ibu-hamil.html diakses: Selasa, 13 Februari 2017 pukul 18. 47 WIB. Supariasa. (2012). Pendidikan Dan Konsultasi Gizi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Tarwoto & Wartonah. (2006).
Kebutuhan
Dasar
Manusia dan
Keperawatan Edisi keempat. Jakarta: Salemba Medika.
21
Proses