MAKALAH TEKNOLOGI SEDIAAN SEMISOLID-LIKUIDA Manufaktur suspensi dan evaluasi sediaan suspensi Diajukan unuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah teknologi sediaan semisolid-likuida Dosen pengampu: Suhadi, M. Si., Apt Disusun oleh : Annisa Nurul Ikhlas (A 131 11!" 11!" Mo#h $e%&ha $e%&ha (A 131 ''" ''" )elas : $eguler *agi + '13
SEKOLAH TINGGI FAMASI INDONESIA !A!ASAN HA"ANAH #ANDUNG $%&'
KATA (ENGANTA
*uji s%ukur kehadirat tuhan %ang maha esa atas segala rahmat-N%a sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Sehingga kami dapat men%elesaikan makalah Sediaan armasi u/ida-Semisolida tentang Manu0aktur Suspensi dan 2aluasi Sediaan Suspensi. erlepas dari semua itu, kami men%adari sepenuhn%a 4ah5a masih ada kekurangan 4aik dari segi susunan kalimat maupun tata 4ahasan%a. Akhir kata kami 4erharap semoga makalah ini dapat mem4erikan man0aat terhadap pem4a#a.
6andung, No2em4er '17
#A# I (ENDAHULUAN
Sediaan adalah sistem heterogen %ang terdiri atas dua 0asa. asa luar %ang juga din%atakan se4agai 0asa kontinu (atas medium dispersi", 4iasan%a merupakan suatu #airan (misaln%a suspensi #air" atau semisolida (misal gel"8 dan 0asa internal atau 0asa terdispersi %ang 4erupa 4ahan 4er4entuk partikular %ang praktis tidak larut air, dalam 4e4erapa hal digunakan pula se4agai 0asa luar min%ak9#airan 4ermin%ak atau 4ahan organik lainn%a. Suspensi 0armasetik (umumn%a" adalah dispersi kasar dari partikel padat tidak larut dalam medium #air. Diameter partikel dalam suspensi 4iasan%a le4ih 4esar dari ',7 m. ;an%a saja adakalan%a sulit dan tidak praktis untuk menetapkan 4atasan %ang tajam di antara suspensi dan dispersi %ang mempun%ai partikel le4ih ke#il dari ',7 m, %ang dapat menunjukkan 4e4erapa karakteristik topikal dispersi koloidal, seperti gerakan 6ro5n. 6ergantung pada #ara9rute pem4erian, suspensi dapat diklasi0ikasi dalam 3 kelompok, %aitu suspensi oral, suspensi aplikasi eksternal, seperti losion, dan suspensi sediaan injeksi. Suspensi juga tersedia dalam 4entuk erosol %ang dapat diaplikasikan se#ara topikal pada kulit atau se#ara internal melalui rute pulmonal. Se4agai tam4ahan dari suspensi reguler, suspensi oral dan parenteral dapat pula dipreparasi se4agai ser4uk kering untuk direkonstruksi dengan pelarut se4elum di4erikan9digunakan oleh pasien. ;al ini antara lain untuk meminimalkan ke#epatan degradasi o4at dalam media air. Suspensi untuk aplikasi topikal dapat 4er4entuk #airan (misal losion" atau semisolida (misal salap9pasta". Sediaan suspensi parenteral dapat di0ormulasikan dengan pem4a5a min%ak (oil%" untuk menunda9memperlama pelepasan o4at. *ada saat ini 0ormulasi o4at dalam 4entuk suspensi antara lain untuk kelas terapeutik 4erikut: 1. Suspensi oral antasida . Suspensi oral anti4akteri 3. Suspensi oral analgesik
<. Suspensi antelmetik 7. Suspensi oral antikon2ulsan =. Suspensi oral anti0ungal >. Suspensi anti4iotika kering untuk suspensi oral . Suspensi intramuskular antidiare . Suspensi intra2ena antikanker 1'. Suspensi intramuskular kontrasepsi 11. osion topikal untuk 4er4agai kondisi kulit. Alasan pengem4angan sediaan 4er4entuk suspensi adalah: 1. . 3. <.
?4at (A*I" tidak larut dalam pem4a5a9penghantar o4at. @ntuk menutupi rasa pahit (tidak enak" dari o4at. @ntuk meningkatkan sta4ilitas o4at9usia guna o4at. @ntuk men#apai pelepasan o4at se#ara terkendali atau memperlama pelesapan. )arakteristik 0isika dari suatu suspensi 4ergantung pada rute sistem
penghantaran o4at. Suspensi oral 4iasna%a mempun%ai 2iskosotas tinggi dan dapat mengandung konsentrasi tinggi 0asa terdispersi. Se4alikn%a, suspensi parenteral 4iasan%a menunjukkan 2iskositas %ang rendah dan mengandung kurang dari 7 partikel padat tersuspensi. Sta4ilitas kimia o4at dalam suspensi dikendalikan oleh ke#epatan degradasi o4at terlarut (konsentrasi o4at terlarut dalam 0asa air", 4ukan oleh konsentrasi o4at dalam 0ormulasi suspensi se4agaimana terlihat pada ekuasi 4erikut. A6 padat
A6 terlarut
AB B 6B (dalam larutan"
Cadi, partikel tersuspensi umumn%a han%a terurai dalam larutan dimana 0asa padat se#ara 4ertahap melarut dalam larutan. )onsentrasi larutan o4at sama dengan kelarutan o4at dalam pelarut. *elarut o4at dalam suatu suspensi mengikuti kinetika orde nolE dimana konstanta ke#epatan han%a 4ergantung pada kelarutan saturasi dari o4at dalam larutan. Dengan menurunkan kelarutan o4at tersuspensi, hal terse4ut akan menurunkan pula ke#epatan degradasi dari o4at. )etetapan kadar9potensi o4at dapat ditingkatkan dengan #ara : 1. *engaturan p; (rentang p; dimana kelarutan o4at paling minimal", dan
. Mengganti o4at dengan turunan atau garam %ang kurang larut.
#A# II ISI A) (OSES MANUFAKTU
ahap pertama %ang perlu dilakukan se4elum preparasi suspensi adalah menurunkan ukuran partukel. ?4at padat mudah digiling. *enurunan ukuran partikel menjadi sekitar 7'->' m, 4iasan%a akan mendapatkan ser4uk %ang mengalir 4e4as. *adatan %ang mengandung partikel le4ih ke#il dari 7' m #enderung mem4entuk agregat atau aglomerat dalam 4entuk kering. Selanjutn%a, jika ukuran partikel di4a5ah 1' F 7' m, maka terjadi peningkatan energi 4e4as permukaan, %ang terjadi kohesi partikel halus. ;al ini merupakan 0aktor penghalang untuk penurunan permukaan selanjutn%a. Ser4uk dapat menjadi lem4a4, terutama jika ada tendensi menaring kelengasan. @kuran material #enderung mem4esar, mengindikasikan 4ah5a massa aglomerasi le4ih 4esar dari indi2idual partikel %ang terdapat dalam aglomerat. *ori di antara partikel se4uk menjadi le4ih ke#il dengan penurunan ukuran partikel. *eningkatan luas permukaan akan mempermudah penetrasi #airan. Agregat 4erprilaku seperti padat hidro0o4ik, %aitu menjerat udara dan menjadi le4ih sulit untuk di 4asahi. Metode paling e0isien untuk menghasilkan partikel halus adalah melalui penggilingan halus kering se4elum di lakukan manu0aktur suspensi. *eralatan dispersi, seperti penggiling koloid atau penghomogenisasi, 4iasan%a digunakan pada tahap akhir per#ampuran suspensi se#ara 4sah untuk meme#ah agregat atau aglomerat %ang tidak94elum ter4asahi se#ara sempurna. 6er4agai metode untuk menhasilkan partikel halus o4at %ang #ukup seragam ukurann%a diantaran%a adalah micro pulverization, fluid energi grinding, contrilled precipitation, dan spray drying.
ahap selanjutn%a dari proses preparasi suspensi se#ara skematis dapat dilihat pada gam4ar 7.. )eadaan ter0lokulasi dapat terjadi melalui #ara, %aitu se#ara langsung melalui pem4ahasan dan pendispersian partikel dengan sur0aktan pem0lokulasi dan pendispersian partikel dengan sur0aktan pem0lokulasi %amg sesuai atau se#ara tidak langsung melalui pem4ahasan dan sesuai dan kemudian di0lokulasi dengan agen %ang sesuai, seperti koloid hidro0ilik atau polielektrolit. 6erla5anan dengan
peptisasi atau partikel terde0lokulasi, suspensi ter0loklasi %ang se#ara 0armasetik
dianggap
sta4il,
selalu
dapat
diresuspensikan
dengan
pengo#okan lemah. Se4alikn%a, akan terjadi o2er0lokulasi 4ila dilakukan penam4ahan agen pem0lokulasi terlalu 4an%ak atau 4ila terjadi ekspose lama teradap kondisi ternal. ;al terse4ut #enderung menghasilkan sistem aglomerasi atau koagulasi %ag tidak re2ersi4el. erminologi plague digunakan untuk mendeskripsikan plat algomeratE, sedangkan terminologi koagula di#andangkan untuk massa oartikel 3 dimensional %ang le4ih te4al. anpa ke4eradaan koloid pelindung terjadi proses pertum4uhan kristal %ang diindikasikan dengan tanda panah %ang menghu4ugkann%a. 6e4erapa peneliti menga#u 0lok sta4il se4agai keadaan ter0lokulasi parsial. Dapat dikatakan semakin 4an%ak julah titik kontak antara partikel dengan partikel alam kelompok, akan semakin 4esar derajat 0lokulasi. Sesudah itu, proses dilanjutkan, aakah akan mem4uat suspensi ter0lokulasi atau terde0lokulasi dan apakah akan meman0aatkan prinsip suspensi dengan pem4a5a terstruktur, sementara peralatan produksi sama seperti pada proses manu0aktur larutan. *reparasi suspensi ter0lokulasi, suspensi 0armasi ter0lokulasi dipreparasi menurut 4e4erapa metode. *ilihan metode 4ergantung pada si0at 4ahan akti0 dan tipe suspensi %ang akan dikem4angkan. 6ahasan 4erikut mem4erikan #ontoh 4agaimana preparasi suspensi dapa dilakukan melalui rosedur 0lokulasi terkontrol.
1. Agen pemahasan 5een ' ( tidak le4ih dari ',1 F ', 492 konsentrasi akhir" dilartkan dala sekitar setengah 2olume akhir pem4a5a air. Se4agai agen pem4asah dapat pula digunakan sur0aktan anonik dokusat natrium. Agen ini peka terhadap p; dan elektrolit. . *artikel halus dari 4ahan akti0 o4at %an akan disuspensikan, se#ara hatihati dita4urkan se#ara merata pada permukaan pem4a5a dan o4at di4asahi tanpa gangguan selama le4ih kurang 1= jam (satu malam". 3. umpuran 4ahan akti0 dile5atkan melalui a%akan halus untuk menghilangkan ser4uk %ang ter4asahi sempurna. ;asil %ang sama dapat pula di#apai jika dile5atkan melalui penggiling koloid.
<. )onsetrat lumpuran o4at diagitasi se#ara itenstiti0 dengan mikser tipe impeler 7. lokulasi suspensi Sejumlah ke#il larutan 1' 492 alumuium klorida heksahidrat ditam4ahkan tetes demi tetes pada lumuran suspensi 4ahan akti0 o4at dari suatu 4uret atau pipet penetes sampai titik akhir 0lokulasi di#apai. @ntuk penentuan titik akhir diam4il sejumlah ke#il #uplikan dan dipindahka pada silinder terkali4rasi, dan jumlah takaran %ag sama dimasukan
kedalam masing-masin silinder. Selanjutn%a,
silinder
diko#ok itensi0 dan didiamkan. +uplkan dengan arsio sedimen tertinggi terhadap 2olume total suspensi, menunjukan #airan superatan jernih dan karakteristik peuangan %ang 4agus dianggap se4agai titik akhir 0lokulasi. +atatan %ang perlu diperhatikan adalah penggunaan alumunium klorida peka terhadap p;. Cika p; alkalin, maka dari alumuium klorida kemungkinan
akan
mengendap
se4agai
alumunium
hidroksida.
Galensin%a juga 4erperan. Cika digunakan elektrolit 4er2alensi dua atau satu, maka jumlahn%a akan jauh le4ih 4esar. Cika o4at tidak 4erhasil di0lokulasi dengan ke4eradaan ion poli2ale alumnium atau kalsium, partikel o4at tidak lart air dianggap 4ermuatan positi0, dan prosedur diulang menggunakan agen em0loklasi ainonik seperti larutan 1' 492 natrium heksameta0os0at atau larutan 1' trinatrium sitrat. Sesudah jumlah agen pem0lokulasi diketahui, untuk 4et produksi di4uat perhitungan %ang sesuai. =. Sesudah ttik akhir 0lokulasi di#apai, 4aru ditam4ahkan kompoen 0ormulasi lain %ang dilarutkan dalam pem4a5a #air dan lumpuran. Selanjutn%a ditam4ah air hingga 2olume akhir ter#apai. Metode lain %ang juga 4an%ak dilakukan untuk preparasi suspensi oral adalah dengan #ara mensuspensikan 4ahan akti0 o4at dalam larutan koloidal hidro0ilik misal gelatin atau gom atau magma en#er 4entonit atapulgit
atau
magnesium
alumunium
silikat.
)onsentrasi
agen
pem0loklasi 4iasan%a 4erkisar antara ',1 F 1 dalam air, sor4itol, atau sirup. ?2er0lokulasi dapat diatasi dengan #ara penam4ahan se#ara 4erhatihati sejumlah ke#il sur0aktan %ang sesuai atau agen pende0lokulasi
poli2alen. empung tidak dapat digunakan untuk sediaan injeksi, oleh se4ah itu, ditempuh jalan lain se4agai 4erikut: *ertama, 4erguna utuk mepreparasi suspensi non-#aking sta4il dengan #ara penitrasian larutan pekat dalam air dari 4entuk garam larut dari o4at asidik atau hasidik dengan larutan asam pekat dalam air dari 4entuk garam larut dari o4at asidik atau 4e4as %ang tidak larut, diendapkan pada p; kelarutan minimal dari o4at. )onsentrasi larutan pereaksi dan urutan penam4ahan dapat di2ariasikan untuk menghasilkan 0lok sta4il %amg dapat diterima. Cika perlu, elektrolit %ag ter4entuk pen%aringan untuk mengatur tonisitas dan atau untuk menjaga sta4ilitas 0isika dan kimia. *rosedur ini dapat dilakukanpada kondisi aseptik. )edua, 0lok sta4il dapat pula dihasilkan dengan #ara pendispersian partikel tidak larut dalam suatu pem4a5a keruh atau #airan semipolar diemulsi0ikasi tetesan #airan men%e4a4kan tetesan diadsor4si pada permukaan partikel o4at tidak larut, sur0aktan noionik dan penga5et. )onsentrasi sur0aktan dan penga5et %ang diperlukan untk pem4entukan kekerhan dapat dikurangi dengan penam4ahan sejumlah ke#il sor4itol pada pem4a5a. (e*+a,a terstruktur
+ara lain untuk preparasi suspensi sta4il didasarkan pada konsep pem4a5a strukturE dimana 2iskositas sediaan 4erada pada kondisi statik dengan geseran sangat rendah selama pen%impanan. *em4a5a dikatakan menunjukan se4agai 4adan palsuE %ang mampu merpertahankan partikel tersuspensi pada keadaan kurang le4ih mem4entuk suspensi se#ara permanen. m4a5a terstuktur din%atakan tidak sesuai untuk sediaan suspensi parental karena 2iskositas tinggi dimana sistem sulit mele5ati jarum suntik. Aliran plastik tipe #in.a*
Aliran plastik tipe 6ingham dikarakterisasi melalui nilai ke4utuhan untuk mele5ati am4ang stres tertentu, se4elum terjadi aliran. )e4an%akan suspensi 0armasetik memerlukan nilai am4ang stres sekurang-kurangn%a F 7 *a. Aliran plastik tipe 6ingham ini jarang dihasilkan oleh gom dan koloid hidro0iik. +ar4omer menunukan niai am4ang gerak #ukup tinggi pada konsentrasi larutan rendah dan 2isositas rendah untuk menghasilkan suspensi sta4il. +ar4omer menstaratkan p; antara = dan untuk kinerja suspensi se#ara maksimal. *olimer inkompati4el dengan resin kationik, 4e4erapa ion poli2alen, dan konsentrasi tinggi elektrolit. Aliran tiks/tr/pik
iksotropik adalah si0at reologi %ang menghasilkan am4ang stres pada keadaan pendiaman. Aliran tiksotropik dide0inisikan se4agai suatu transisi re2ersi4el, tergantung 5aktu, dan isoternal gel sol. Sistem tisotropik ini menunjukan aliran %ang mudah pada ke#epatan geser relati0 tinggi. ;an%a saja 4ila tekanan geser dihilangkan, sistem se#ara perlahanlahan mem4entuk kem4ali suatu pem4a5a terstruktur. Si0at tiksotropik dari penguraian dan pem4angunan 0lokulasi aki4at pengaruh tekanan.
#asis e*ulsi
6asi 4er4entuk emulsi dapat diman0aatka untuk mem4entuk struktur 0alse 4od% dalam sistem suspensi, luas digunakan 4aik untuk sistem 0armasi maupun kosmetika. Sistem 4er4entuk emulsi en#er tidak sering digunakan untuk tujuan suspensi, karena 4erpotensi memiliki kompleksitas %ang akan terjadi pada saat pen#ampuran sistem emulsi dan suspensi. *artikel o4a tidak larur didispersikan kedalam komponen primer emulsi se4elum dien#erkan dengan komponen pem4a5a lain. Selain itu, agen pengemulsi %ang menunjukan aliran plastik dan tiksotropik harus dapat dapat diterima dalam si0at 0ormulasi se#ara keseluruhan.
Evaluasi sediaan suspensi
*okok 4ahasan selanjutn%a akan menguraikan tentang metode pengjian. )riteria kinera 4erikut 4erman0aat untuk menentukan sta4ilitas sistem ter0lokulasi dari sistem dispersi. 1. ampilan ampilan dalam gelas ukur silinder 4erskala atau kontener gelas tranparan. . Harna, 4au dan rasa )arakteristik ini penting pada suspensi %ang d4erikan se#ara oral. Gariasi 5arna mengidikasikan distri4usi %ang 4uruk dan per4edaan ukuran partikel. Gariasi rasa terutama konstituen akti0 sering dise4a4kan oleh peru4ahan ukuran partikel, 4entuk kristal dan disolusi partikel. *eru4ahan 5arna, 4au, dan rasa dapat pula mengindikasikan ketidak sta4ilan kimia. 3. *engujian 0oto mikroskopik Mikroskop dapat digunakan untuk memperkirakan dan mendekteksi memperkirakan dan mendeteksi peru4ahan distri4usi ukuran partikel dan 4entuk kristal. )egunaan%a dapat ditingkatkandengan memasang kamera tipe polaroid pada mikroskop sehingga memungkinkan untuk melakukan proses se#ara #epat, misan%a dapat digunakan untuk mem4edakan antara partikel ter0lokulasi dan partikel non0lokulasi dan untuk menentukan peru4ahan si0at-si0at 0isika dan sta4ilitas. Cumlah #ontoh %ang diuji harus men#ukupi. <. *enentuan ke#epatan sedimentasi,
2olume
sedimen
dan
resuspenda4ilitas. Sampel tidak mahal dimasukan kedalam silinder ka#a 4erkali4rasi %ang digunakan untuk menentukan sta4ilitas 0isika susensi. Dapat pula igunakan untuk menentukan ke#epatan sedimentasi dari suspensi ter0lokulasi dan terde0lokulasi. inggi sedimen %ang ter4entuk ditentukan se4agai 0ungsi 5aktu, dan pengujian ke#epatan sedimentasi diulangi se#ara periodik selama pen%impanan. Golume sedimen pada esetim4angan harus #ukup 4esar untuk menunjang resuspensi %ang sama dengan agitasi #ukup itensi0. Golume sedimen kesetim4angan harus sama dan reprodusi4el antara suatu 4ets dengan 4ets selanjutn%a.
a4u ukur 2olumetrik 4er4entuk silinder digunakan untuk menentukan atau rasio 0lokulasi, suatu angka %ang merepresentasikan per4andingan 2olume. a4u ukur silinder %ang digunakan harus uup le4ar untk mengatasi e0ek dindingE %ang sering memperngaruhi ke#epatan sedimentasi
dan
kesetim4angan
2olume
sedimen
dari
suspensi
ter0lokulasi. a4u ukur silinder 4erukuran diameter ke#il menunjukan tendensi mempengaruhi suspensi karena 0orsa
adhesi0
diantara
permukaan dala kontener dan partikel tersuspensi.tinggi sedimen %ang ter4entuk ditentukan se4agai 0ungsi 5aktu, dan pengujian ke#epatan sedimentasi di ulangi se#ara periodik selama pen%impanan. Golume sedimen pada kesetim4angan harus #ukup 4esar untuk menunjang resuspensi %ang sama dengan agitasi #ukup intensi0. Golume sedimen kesetim4angan harus sama dan reprodusi4el antara suatu 4ets dengan 4ets selanjutn%a. a4ur ukur 2olumetrik 4er4entuk silinder digunakan untuk
menentukn
atau
rasio
0lokulasi,
suatu
angka
%ang
mempresentasikan per4andingan 2olume sedimen terhadap 2olume asal suspensi pada 5aktu tertentu. Diunakan untuk mengukur derajat 0lokulasi dan sta4ilitas 0isika suspensi. a4u ukur silinder %ang digunakan harus #ukup le4ar untuk mengatasi e0ek dindingE %ang sering mempengaruhi ke#epatan sedimentasi dan kesetim4angan 2olume sedimen dari suspensi ter0lokulasi. a4u ukur silinder 4erukuran diameter ke#il menunjukan tendensi mempengaruhi suspensi karena 0orsa adhesi0 di antara permukaan dalam kontener dan partikel tersuspensi. 7. Giskositas *ada saat ini telah tersedia 4er4agai alat 2iskometer, diataran%a $heomat %ang dihu4ungkan dengan alat perekam sehingga hasil pengujian tersedia dalam 4entuk kur2a dan dilengkapi pula dengan tunggas air %ang dihu4ungkan dengan termostat sehingga temperatur pengukuran se#ara pasti dapat di monitor. Saat ini industri di Indonesia 4an%ak memakai Giskometer 6rook0ield %ang 4eruna karakterisasi si0at dan sta4ilitas suspensi ter0lokulasi.
Giskomter in harus di kal4rasi se#ara rutin untuk mengukur 2iskositas tampak (apparent" dari suspensi pada kesitim4angan suhu tertentu untuk menetapkan reprodusi4ilitas suspensi. Giskositas tampak, seperti p;, adalah terminologi ekspnnsial dan log-2iskositas tampak merupakan #ara %ang sesuai untuk melaporkan hasil. +atatan: pada alat reomat, rekaman hasil sudah 4erupa kur2a. =. 6o4ot jenis 6o4ot jenis suatu suspensi merupakan parameter penting. *enurunan 4o4ot jenis sering merupakan indikasike4eradan udara (gelem4ng" %ang terperankap dalam struktur suspensi. *engukuran 4o4ot jenis pada temperatur tertentu harus di4uat dengan 4aik dan uni0orm menggunakan 0asilitas hidrometer presisi untuk pengukuran. >. p; *engukuran p; suspensi harus dilakukan pada temperatur tertentu dan dilakukan han%a sesudah ter#apai kesetim4angan untuk meminimalkan pen%impangan p; dan pen%alutan permukaan elektroda dengan partikel tersuspensi. lektroda jangan ditam4ahkan pada 0asa luar suspensi untuk mensta4ilkan p; karena elektrolit netral mengganggu sta4ilitas 0isika suspensi. . Siklus 4eku F #air ( freeze – Thaw" Merupakan panduan 4erguna untuk e2aluasi sta4ilitas 0isika dari suspensi. Cika siklus 4eku F dingin atau ekspose temperatur le4ih tinggi dipilih untuk pengujian sta4ilitas, maka sampel %ang 4erdekatan perlu diikut sertakan dalam protokol pengujian se4agai perm4anding karena suspensi 0armasi tidak la&im didesain untuk menghadapi temperatur ekstrem selama pen%impanan . )eseragaman kandungan o4at *rosedur pengujian penting dilakukan, 4aik dengan unit penggunaan 2olume maupun dengan pengam4ilan sampel dari kontener %ang di#ampur 4aik diam4il dari 4agian atas, tengah, maupun dari 4a5ah suspensi. 1'. @ji disolusi +ara pengujian penting 4erkem4ang terus. *ada saat ini pendekatan %ang dilakukan adalah merendam sejumlah ke#il suspensi %ang
diketahui dalam mem4ran durapore 4erupa katong tertutup dengan porositas %ang sesuai, seperti kantong teh da%ung @S*. +ara pengujian harus dilakukan se#ara eksperimental untuk men#ari kondisi agar di#apai hasil %ang reprodusi4el. 11. *engukuran partikel Saat ini disadari 4etapa pentingn%a distri4usi ukuran partikel dalam pengertian karakterisasi partikel dan pengujian sta4ilitas 0iska. Saat ini sedang dikem4angkan metode pan#aran #aha%a untuk pendekteksian partikel %ang dinamakan photo #orrelation spe#tros#op%. Metode *+S dapat diaplikasikan, 4aik pada mikro maupun nanosuspensi. In0ormasi %ang didapat dari penggunaan peralatan terse4ut meliputi ukuran partikel purata, distri4usi ukuran partikel, konsentrasi partikel, perkiraan 4erat molekular, polidipersitas, 4etuk partikel, antraksi hidrodinamika, dan
mekanisme
agregas. Se4agai tam4aha, ada 4e4erapa opsi
eksperimental %ang tersedia han%a utuk pengukuran partikel. +ara terse4ut meliputi single parti#le opti#al sensing, di0raksi laser dan peredaman.
#A# III (ENUTU(
Cadi suspensi 0armasetik (umumn%a" adalah dispersi kasar dari partikel padat tidak larut dalam medium #air. Diameter partikel dalam suspensi 4iasan%a le4ih 4esar dari ',7 m. ;an%a saja adakalan%a sulit dan tidak praktis untuk menetapkan 4atasan %ang tajam di antara suspensi dan dispersi %ang mempun%ai partikel le4ih ke#il dari ',7 m, %ang dapat menunjukkan 4e4erapa karakteristik topikal dispersi koloidal, seperti gerakan 6ro5n.
DAFTA (USTAKA
Agoes, oes5in. '1. Sediaan Farmasi Likuida-Semisolida SF!-"#. *ener4it I6:6andung