WANITA WIRAUSAHA
KELOMPOK II 1. Pratiwi Utari Farid 2. Muhammad Nur Ilham Wijaya 3. Rika Andriani Syam 4. Muh. Irvan Z. 5. Anissa Farah Dyafasya 6. Muh. Iqram East Mopilie
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2017
i
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia dan rahmatNya kepada penulis, hingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalahdengan judul "WANITA WIRAUSAHA". Karya sederhana ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas individu di Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Universitas Negeri Jakarta. Penulis menyadari, bahwa makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada semua pihak yang memberikan kontribusi dan dukungan dalam penyusunan makalah ini. Tak ada gading yang tak retak. Tak ada yang sempurna di dunia ini. Demikian pula dengan penulisan makalah ini. Kritik dan saran sangatlah penulis harapkan dan dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Semoga makalah ini menjadi tambahan khazanah pengetahuan bagi siapa pun yang membacanya.
Makassar,
Kelompok 2
ii
November 2017
Daftar isi KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
BAB 2 KAJIAN TEORI
2
Landasan Teori
2
BAB 3 PEMBAHASAN
7
Pengertian Wirausaha
7
Wanita sebagai wirausaha
7
Dorongan R.A Kartini
8
Faktor – faktor yang menunjang/menghambat wanita wirausaha
9
Karakteristik entrepreneur
10
Perbedaan wanita dan pria wirausaha
12
Contoh dari wanita yang sukses
12
BAB 5 PENUTUP
17
Kesimpulan
17
Saran
17
Daftar Pustaka
19
iii
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Wanita dan segala kehidupanya merupakan hal yang unik dan sangat komplit. Sudah menjadi rahasia umum bahwa wanita pada masa dahulu hanya menjadi teman belakang yang tanpa kebebasan mengekspresikan diri. Tapi tidak untuk zaman sekarang ini, wanita bisa dengan bebas melakukan kehendak yang ia inginkan secara merdeka. Hal ini lebih baik tentunya ketimbang zaman dahulu kala itu. Kebebasan secara lebih luas lagi secara finansial, dimana wanita juga punya kapasitas kemampuan untuk menghidupi dan melakukan aktifitas ekonomi sama bahkan bisa lebih dari yang dilakukan oleh laki-laki. Berwirausaha tidak hanya dimiliki oleh para lelaki, tetapi wanita pun saat ini mulai tergerak untuk membuat suatu usaha yang dapat dijadikan tumpuan hidupnya. Mengingat kondisi sosial ekonomi sedang lemah serta sulitnya mencari pekerjaan di sektor pemerintahan atau pegawai negeri sipil yang membutuhkan berbagai persyaratan melalui jenjang pendidikan. Maka situasi tersebut menimbulkan semakin banyak peluang bagi wanita untuk mencari atau membentuk usaha pibadi melalui gagasan atau ketrampilan yang dimiliki dan dengan modal yang fleksibel. (Muhammad Rizal : 2016, 526) Wanita yang mempunyai motivasi dan semangat dalam mengembangkan usaha serta berperan aktif dalam pembangunan ekonomi maka akan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi semakin meningkat. Salah satunya adalah dengan berwirausaha, dengan adanya kemauan dan mental yang kuat maka dengan usaha maka diharapkan dapat berjalan dengan baik usaha yang dijalankan tersebut. Berdasarkan pernyataan dari Linda Amalia Gumelar dalam (Hatammimi dan Safitri). bahwa UMKM banyak didominasi oleh wanita sebagai pemilik maupun sebagai pekerja, di mana Indonesia memiliki lebih dari 55,2 juta UKM dan mayoritas adalah adalah industri rumahan dengan kontributor utamanya adalah wanita. (Siti Munfaqiroh : 2016, 57)
1
BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Landasan Teori Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah kepada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Menjadi seorang entrepreneur sering dipandang sebagai pilihan karir yang menantang, dimana seseorang menghadapi kehidupan sehari – hari dalam situasi kerja yang penuh dengan rintangan kerja, kegagalan, ketidakpastian, dan frustasi yang dihubungkan dengan proses pembentukan usaha yang dilakukan. Gilad dan Levine (Gilad dan Levine dalam Widhari dan Suarta, 2012: 55) mengemukakan dua teori berkanaan tentang dorongan untuk berwirausaha,”push” theory dan “pull” theory. Menurut push theory, setiap individu didorong untuk menjadi wirusahawan oleh faktor-faktor eksternal yang bersifat negatif, seperti ketidakpuasan kerja, kesulitan mendapatkan pekerjaan (bekerja pada orang lain), gaji yang tidak memadai, atau jadwal kerja yang tidak fleksibel. Sebaliknya pull theory berargumentasi bahwa orang tertarik untuk menjadi wirausahawan karena hasratakan kemandirian, kebebasan, aktualisasi diri, keberhasilan, kekayaan, atau hal lainnya yang cenderung bersifat positif. Sardiman A.M (2011), mengatakan motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Sedangkan menurut Basrowi (2014) motivasi berasal dari kata motif yang berarti suatu keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melaksanakan aktivitas tertentu guna
mencapai suatu tujuan. Motivasi terdiri dari motivasi intrinsik dan
ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu hal dan keadaan yang datang dari dalam diri dan merupakan pendorong untuk melakukan kegiatan, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu dan merupakan pengaruh dari orang tua atau lingkungan. 10 Teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
2
1. Kebutuhan fisiologi, merupakan kebutuhan diri seperti sandang, pangan, papan, serta kebutuhan biologis lainnya, seperti seks maupun berfungsinya anggota tubuh (kesehatan). 2. Kebutuhan akan rasa aman, mencakup rasa aman dalam pengertian yang luas, misalnya kewnangannya tidak dikurangi, tidak terancam degradasi, penghasilan tidak berkurang dan sebagainya. 3. Kebutuhan rasa cinta, meliputi keinginan untuk berbagi kasih saying pada sesama, diterima oleh lingkungan, dicintai orang lain dan mencintai orang lain. 4. Kebutuhan akan harga diri, misalnya kebutuhan untuk dikenali dan dihargai dan juga rasa bangga. 5. Kebutuhan akan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mengekspresikan diri, bakat, hobi, ide-ide, pikiran dan kemampuan-kemampuan. Kebutuhan manusia menurut teori Maslow dapat dipilih menjadi dua kelompok kebutuhan, yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer meliputi kebutuhan dasar (fisiologis), dan kebutuhan akan rasa aman. Sedangkan kebutuhan sekunder meliputi kebutuhan rasa cinta, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Teori motivasi juga dikembangkan oleh McClelland (dalam Daft,2011). Dalam teori ini, banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui motivasi memenuhi kebutuhan manusia dalam berprestasi. Kebutuhan untuk berprestasi ini ada karena orang-orang memiliki dorongan kuat untuk berhasil. Mereka lebih mengejar prestasi pribadi ketimbang imbalan terhadap keberhasilannya. Mereka bergairah untuk melakukan sesuatu lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Mc Clelland (dalam Daft,2011) menemukan bahwa mereka dengan dorongan prestasi yang tinggi berbeda dari orang lain dalam keinginan kuat mereka untuk melakukan halhal dengan lebih baik. Mereka mencari kesempatan-kesempatan dimana mereka memiliki tanggung jawab pribadi dalam menemukan jawabanjawaban terhadap masalah. Mereka yang memiliki kebutuhan berprestasi lebih suka pekerjaan-pekerjaan yang dimana mereka memiliki tanggung jawab pribadi, akan memperoleh balikan dann tugas pekerjaannya memiliki resiko yang sedang. Dalam penelitiannya, McClelland (dalam Daft,2011) menemukan bahwa mereka yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi paling tinggi adalah para wirausahawan yang berhasil. Sebaliknya ia tidak menemukan adanya manajer dengan kebutuhan prestasiyang tinggi.
Kebutuhan untuk berkuasa juga merupakan 3
kebutuhan dari teori McClelland, kebutuhan berkuasa adalah adanya keinginan yang kuat untuk mengendalikan orang lain, untuk mempengaruhi orang lain, dan untuk memiliki dampak terhadap orang lain. Orang yang ingin kekuasaannya besar adalah mereka yang suka untuk menjadi pemimpin. Kebutuhan untuk berafiliasi adalah trori ketiga milik Mc Clelland, kebutuhan ini yang paling sedikit mendapat perhatian untuk diteliti. Orang dengan kebutuhan berafiliasi yang tinggi adalah orang yang berusaha mendapat persahabatan.
Mereka ingin disukai orang lain dan menghindari konflik. Berdasarkan
semua teori tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah semua kekuatan yang memberi energy, daya, arah, dan dorongan untuk melakukan atau tidak melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan, baik pemenuhan kebutuhan atau pencapaian kepuasan. Atkinson (2011) mengusulkan ada tiga macam dorongan mendasar dalam diri orang yang termotivasi : 1. Kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement), adalah dorongan dalam diri seseorang untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam mencapai tujuan. Entrepreneur yang berorientasi dan bekerja keras apabila mereka memandang bahwa mereka akan memperoleh kebanggaan pribadi atas upaya mereka, apabila hanya terdapat sedikit resiko gagal, dan apabila mereka mendapat balikan spesifik tentang prestasi diwaktu lalu. 2. Kebutuhan kekuatan (need for power), dorongan untuk mempengaruhi orang-orang dan mengubah situasi. Orang-orang yang bermotivasi kekuasaan ingin menimbulkan dampak dan mau memikul resiko untuk melakukan hal itu. 3. Kebutuhan untuk berafiliasi (need for affiliation), dorongan untuk berhubungan dengan orang-orang atas dasar social. Orang-orang yang bermotivasi afiliasi bekerja lebih baik apabila mereka dipuji karena sikap dan kerja sama mereka yang menyenangkan.
Keseimbangan antara ketiga dorongan ini bervariasi dari orang
yang satu ke orang yang lain. Misalnya, seseorang mungkin mempunyai kebutuhan untuk berafiliasi yang kuat, sementara orang lain mempunyai kebutuhan berprestasi yang kuat. Selain ketiga dorongan itu, motivasi seorang individu juga sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah : 1. Persepsi seseorang mengenai diri sendiri 2. Harga diri 3. Harapan pribadi; 4. Kebutuhaan 5. Keinginan; 6. Kepuasan kerja 7. Prestasi kerja yang dihasilkan. 1.2 Kewirausahaan (Entrepreneur) 4
Entrepreneur adalah seorang pelopor bisnis baru atau seorang manajer yang mencoba untuk memperbaiki suatu unit organisasi dengan memprakarsai perubahan produk. Menurut Cantillon, wirausaha adalah seseorang yang mampu memindahkan atau mengkonversikan sumber-sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah ketingkat produktivitas yang lebih tinggi. Pendapat lain dari Suryana mendefinisikan wirausaha adalah seseorang yang memiliki karakteristik percaya diri,berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil resiko yang wajar, kepemimpinan yang lugas, kreatif menghasilkan inovasi, serta berorientasi pada masa depan. Menurut
Schumpeter,
mengimplementasikan
wirausahawan
adalah
perubahan-perubahan
di
seorang dalam
inovator pasar
yang melalui
kombinasikombinasi baru. Kombinasi tersebut bisa dalam bentuk memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, memperkenalkan metode atau cara produksi baru, membuka pasar yang baru, memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya. Oleh karena itu entrepreneurship intention berkaitan dengan minat, kemauan, penemuan, pendayagunaan peluang-peluang yang menguntungkan dan menjadikannya sebagai sebuah usaha. Dengan kata lain fungsi spesifik dari entrepreneur intention adalah minat dan inovasi. Minat merupakan kemauan dan perilaku yang menunjukkan keinginan untuk berwirausaha. Inovasi berarti cara ataumetode baru yang tidak pernah ditemukan. Melalui inovasi, para entrepreneur akan terus melakukan ekspansi memperluas daerah pemasaran, menambah jumlah pelanggan, dan meningkatkan penjualan dan laba. Kewirausahaan mempunyai beberapa manfaat sosial, yaitu kewirausahaan dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi; meningkatkan produktivitas; menciptakan teknologi, produk, dan jasa baru; serta mengubah dan meremajakan persaingan pasar. Menurut Suryana (2013) jiwa kewirausahaan adalah orang yang memiliki cirriciri sebagai berikut : 1. Penuh percaya diri, yaitu penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin dan bertanggungjawab. 2. Memiliki inisiatif, yaitu penuh energI, cekatan dalam bertindak dan aktif. 3. Memiliki motif berprestasi terdiri atas orientasi pada hasil dan wawasan kedepan. 4. Memiliki jiwa kepemimpinan adalah berani tampil beda, dapat dipercaya dan tangguh dalam bertindak. 5. Berani mengambil risiko dengan penuh pertimbangan.
5
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha yaitu : 1. Tahap memulai, tahap dimana seseorang yang berniat untuk melakuan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat
peluang usaha baru yang
memungkin untuk membuka usaha baru. 2. Tahap melaksanakan usaha, tahap ini seorang enptrepreneur mengelola mencangkup
aspek-aspek
:
berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, pembiayaan,
SDM,
kepemilikan,
organisasi,
kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi. 3. Mempertahankan usaha, tahap dimana entrepreneur berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi 4. Mengembangkan usaha, tahap dimana jika hasil yang diperoleh positif, mengalami perkembangan, dan dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil. Dalam berwirausaha, entrepreneur perlu memiliki kompetensi seperti halnya profesi lain dalam kehidupan, kompetensi ini mendukung kearah kesuksesan. Triton (2007) mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki entrepreneur dalam menjalankan usahanya, yaitu : 1. Knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, seorang entrepreneur harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubunganya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan. 2. Knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan mengendalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan kegiatankegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien. 3. Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sungguh-sungguh dan tidak setengah hati. 4. Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental.
6
5. Managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan untuk mengelola keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakanya secara tepat, dan mengendalikanya secara akurat. 6. Managing time efficiently, yaitu mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai kebutuhanya. 7. Managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan atau memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan usahanya. 8. Statisfying customer by providing hight quality product, yaitu memberkepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan. 9.
Knowing method to compete, yaitu mengetahui strategi atau cara bersaing. Wirausaha harus dapat mengungkapkan kekuatan (strength), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing.
10. Copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan yang jelas tersurat, bukan tersirat.
7
BAB III PEMBAHASAN A.
Pengertian Wirausaha Istilah wirausaha ini berasal dari enterpreneur (bahasa Perancis) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan arti between taker atau go-between. Beberapa teori dari istilah enterpreneur adalah sebagai berikut:
Tahun 1964 Peter Drucker, seorang enterpreneur adalah seseorang yang mampu memanfaatkan peluang.
Tahun 1985 Robert Hisrich, enterpreneur adalah merupakan proses menciptakan sesuatu yang berbeda dengan mengabdikan seluruh waktu dan tenaganya disertai dengan menanggung resiko keuangan, kejiwaan, sosial dan menerima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan pribadinya.
Pada abad ke 17 istilah enterpreneur digambarkan sebagai orang yang melakukan kontrak pekerjaan dengan pemerintah untuk memasok produk tertentu. Kontrak ini memakai harga tetap keuntungan atau kerugian yang diperoleh dari pekerjaan ini adalah merupakan imbalan dari kegiatan wirausaha.
Pengertian wirausaha lebih lengkap dinyatakan oleh Joseph Schumpeter, wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru ataupun bisa pula dilakukan dalam bisnis yang sudah ada.
B.
Wanita Sebagai Wirausaha Banyak wanita yang terjun kedalam bidang bisnis. Alasan mereka menekuni bidang bisnis ini di dorong oleh faktor-faktor antara lain ingin memperlihatkan kemampuan prestasinya, membantu ekonomi rumah tangganya, frusasi terhadap pekerjaan sebelumnya, dan sebagainya. Jumlah wanita yang menjadi wirausaha memang tidak sebanyak kaum pria, dan awalnya hanya terbatas pada usaha tertentu seperti toko kecantikan, toko pakaian, dan usaha katering. Permasalahan yang sering muncul bagi wirausaha wanita adalah kurangnya akses untuk mendapatkan kredit. Hambatan lainnya adalah keterbatasan kesempatan yang ditemukan pada bisnis yang berhubungan dengan orang lain pada posisi yag sama. Hal itu menyebabkan terbuangnya waktu untuk mendapatkan penerimaan secara utuh dan mengembangkan hubungan informal dengan orang lain, yang sebagian besar laki8
laki, dalam kelompok bisnis dan profesional. Untuk mengatasi hal tersebut wirausaha wanita dapat meningkatkan partisipasinya dalam organisasi yang sebagian besar beranggotakan laki-laki dan membentuk jaringan kerjanya sendiri. Beberapa tips bagi wanita yang ingin menjadi wirausaha : 1. Pertimbangkan waktu yang Anda miliki 2. Pilih bisnis yang tidak menyita waktu Anda 3. Pilihlah bisnis yang tidak menyita tenaga 4. Pilih bisnis yang sesuai dengan kodrat kewanitaan C.
Dorongan R. A. Kartini Wanita berdikari, wanita berwirausaha sudah sejak lama menjadi pemikiran dan isi hati Ibu Kartini. Diungkapkan oleh DR. Suparman Sumahamijaya (1980:96): sesungguhnya Ibu Kartini telah merintis pendidikan mandiri bagi wanita sejak beliau berumur 16 tahu, sejak sekitar tahun 1893. Hal ini dapat kita buktikan dari hampir semua tulisan Ibu Kartini yang termuat di dalam kumpulan surat-suratnya yang dibukukan dengan judul Door Duisternis Tot Licht, hampir setiap halaman surat-suratnya penuh dengan kata-kata perlunya pengembangan watak diatas pendidikan otak, karena dengan pembentukan watak Ibu Kartini yakin manusia akan lebih mampu untuk berdiri sendiri, tidak bergantung dari kerabat dan dari siapapun. Berkali-kali ditekankan perlunya kepercayaan pada diri sendiri. Karya tulis Ibu Kartini tidak hanya sumber inspirasi bagi wanita-wanita negeri Belanda, tetapi merupakan sumber inspirasi jutaan wanita seluruh dunia, terutama Perancis, Belgia, dan bahkan Amerika sejak 1921.Ibu kartini memikirkan suatu pendidikan menuju Independent career, tidak saja bagi wanita tetapi juga bagi para pria. Ibu Kartini tidak hanya memperjuangkan pendidikan sekedar keterampilan kerumahtanggaan, tetapi lebih dari itu, Ibu Kartini berjuang untuk dilaksanakannya pendidikan berdikari. Bahwa Ibu Kartini sangat memperhatikan bidang bisnis terbukti dari usahanya dalam membantu keuangan dan pemasaran wood carving, textile weaving, dyeing works in gold and copper and tortoise shell. Sekarang ini sudah banyak kemajuan kita lihat dari berbagai bidang. Wanita-wanita Indonesia sudah mampu memasuki lapangan kerja seperti pekerjaan di bidang kesehatan, perdagangan, keamanan, perhubungan darat, laut dan udara, dan sebagainnya. Kita jumpai pula wanita yang bergerak dalam bidang bisnis, yang lebih dikenal dengan istilah Wanita Pengusaha, wanita yang berwirausaha. Mereka mendirikan asosiasi, 9
yaitu Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI). Semua bidang usaha terbuka bagi wanita, dan ini merupakan tantangan bagi kaum wanita yang selalu memperjuangkan hak emansipasi. D.
Faktor-faktor yang Menunjang/ Menghambat Wanita Wirausaha Ada beberapa faktor yang menunjang berkembangnya wanita karir dalam bidang wirausaha, yaitu: a. Naluri kewanitaan yang bekerja lebih cermat, pandai mengantisipasi masa depan, menjaga keharmonisan, kerjasama dalam rumah tangga dapat diterapkan dalam kehidupan usaha. b. Mendidik anggota keluarga agar berhasil dikemudian hari, dapat dikembangkan dalam personel manajemen perusahaan. c. Faktor adat istiadat, contohnya di Bali dan Sumatera Barat, dimana wanita memegang peranan dalam mengatur ekonomi rumah tangga. d. Lingkungan kebutuhan hidup seperti jahit menjahit, menylam, membuat kue, aneka masakan, kosmetika,mendorong lahirnya wanita pengusaha yang mengembangkan komoditi tersebut. e. Majunya dunia pendidikan wanita sangat mendorong perkembangan wanita karir, menjadi pegawai, atau membuka usaha sendiri dalam berbagai bidang usaha. Banyaknya kaum wanita dan kelompok minoritas terjun ke dunia usaha kebanyakan dalam usaha “Small Business”. Alasan utama kaum wanita terjun ke small business ialah: (Bovee 2004)
Enterpreneurial idea
Glass ceiling Glass ceiling ini agak spesifik. Glass ceiling artinya suatu hambatan yang tidak
kelihatan bagi wanita dan kelompok minoritas untuk mencapai posisi-jabatan lebih tinggi dalam sebuah organisasi. Hambatan secara diam-diam ini, karena dominasi karyawan pria, dan banyakna gangguan bagi karyawan wanita karena masalah keluarganya, kesehatan dsb. Dan juga adanya sexism, job discrimination, dan sexual harassment.
Bore in job
Downsized Akibat perampingan organisasi, penciutan karyawan, berimbas kepada beralihnya
perhatian pada bisnis kecil, mendirikan usaha sendiri.
10
Fell into it
Family event
Born enterpreneur Disamping faktor pendorong, ada juga faktor yeng menghambat wanita unuk
menjadi pengusaha, antara lain: 1. Faktor kewanitaan, dimana sebagai ibu rumah tangga ada masa hamil, menyusui, tentu agak mengganggu jalannya bisnis. Hal ini dapat diatasi dengan mendelegasikan wewenang/tugas kepada karyawa/orang lain. Tentunya pendelegasian ini mempunyai keuntungan dan kerugian. Jalannya perusahaan tidak akan persis sama bila dipimpin oleh pemilik sendiri, jadi ada dua kemungkinan, lebih baik atau lebih buruk. 2. Faktor sosial budaya, adat istiadat. Wanita sebagai ibu rumah tangga, bertanggung jawab penuh dalam urusan rumah tangga. Bila anak atau suami sakit, ia harus memberikan perhatian penuh, dan ini akan mengganggu aktivitas usahanya. Jalannya bisnis yang dilakukan oleh wanita tidak sebebas yang dilakukan laki-laki. Wanita tidak bebas melakukan perjalanan ke luar kota, mengadakan lobby, acara makan malam, dan sebagainya. Juga anggapan atau kebiasaan dalam suatu rumah tangga bahwa suamilah yang memberi nafkah, suami yang bekerja, maka sulit juga berkembangnya usaha menjadi usaha yang besar. 3. Faktor emosional yang dimiliki wanita, disamping menguntungkan juga bisa merugikan. Misalnya dalam pengambilan keputusan, karena ada faktor emosional, maka keputusan yang diambil akan kehilangan rasionalitasnya. Juga dalam memimpin karyawan, muncul elemen-elemen emosional yang mempengaruhi hubungan dengan karyawan pria atau wanita yang tidak rasional lagi. 4. Sifat pandai, cekatan, hemat dalam mengatur keuangan rumah tangga, akan berpengaruh terhadap keungan perusahaan. Kadang-kadang wanita pengusaha agak sulit dalam mengeluarkan uang, dan harga-harga dipasang agak tinggi. Kebiasaan kaum ibu ialah bila mau membeli, ia akan menawar rendah sekali, tapi bila menjual harga ingin tinggi. Sebab kegagalan Busines Kecil (Bovee 2004): 1. Management incompetence – kurang menguasai manajemen 2. Lack of industry experience – kurang pengalaman dalam industri 3. Inadequate financing – kekurangan modal 11
4. Poor business planning – perencanaan bisnis kurang matang 5. Unclear or unrealistic goals – kurang jelas, tidak realistik dalam menetapkan tujuan 6. Failure to attract and keep target customer – tidak berhasil menarik konsumen 7. Uncontrolled growth – pertumbuhan tidak terkendali 8. Inappropriate location – lokasi kurang cocok 9. Poor inventory and financial controlls – keuangan kurang kontrol, persediaan barang kurang mencukupi. Semua kelemahan-kelemahan diatas dapat diatasi dengan berbagai cara: 1. Dengan bantuan teknologi yang semakin canggih dewasa ini 2. Dengan dunia pendidikan/pelatihan yang dapat membantu kelemahan-kelemahan dalam manajemen emosional.
E.
Karateristik Enterpreneur a. Mereka memiliki disiplin tinggi b. Selalu awas terhadap tujuan yang hendak dicapai c. Selalu mendengarkan rasa intuisinya d. Sopan pada orang lain e. Mau belajar apa saja yang memudahkan ia mencapai tujuan f. Mau belajar dari kesalahan g. Selalu mencari peluang baru h. Memiliki ambisi, berpikiran positif i. Senang menghadapi resiko dengan membuat perhitungan yang matang sebelumnya.
F.
Perbedaan Wanita Wirausaha dengan Pria Wirausaha Wanita membuka bisnis dua kali lipat banyaknya dari pria. Pada saat ini wanita memiliki sepertiga dari semua bentuk bisnis, dan diharapkan akan bertumbuh menjadi 50% wanita pengusaha pada tahun 2000. Kebanyakan sekarang ini 80% wanita menggeluti bidang retailing dan jasa pelayanan. Sedangkan pria menjalankan banyak usaha pabrik, kontruksi, transportasi, dan pertambangan. (Zimmerer & Scarborough, 1996:9). Walaupun antara pengusaha pria dan wanita pada umumnya sama, namun dalam beberapa hal ada perbedaan tingkat motivasinya dalam membuka bisnis. Perbedaan-perbedaan ini antara lain:
12
a) Wanita pengusaha dimotivasi untuk membuka bisnis karena ingin berprestasi dan adanya frustasi dalam pekerjaan sebelumnya. Dia merasa terkekang tidak dapat menampilkan kebolehannya dan mengembangkan bakat-bakat yang ada pada dirinya. b) Dalam hal permodalan bisnis pria pengusaha lebih leluasa memperoleh sumber modal, sedangkan wanita pengusaha memperoleh sumber modal dari tabungan, harta pribadi, dan pinjaman pribadi. Agak sulit wanita pengusaha memperoleh pinjaman perbankan dibandingkan kaum pria. c) Mengenai karaterisktik kepribadian wanita pengusaha mempunyai sifat toleransi dan flesibel, realistik dan kreatif, antusias dan energik, dan mampu berhubungan dengan lingkungan masyarakat dan memiliki medium level of self confidence, kaum pria self confidencenya lebih tinggi dari kebanyakan wanita. d) Usia memulai usaha pria rata-rata umur 23-35, sedangkan wanita di Amerika berusia 35-45. e) Kerabat yang menunjang pada pengusaha wanita adalah keluarganya, suami, organisasi wanita dan kelompok-kelompok sepergaulannya. f) Bentuk bisnis yang dibuka pada pria pengusaha lebih banyak ragamnya. Akan tetapi pada wanita pengusaha kebanyakan berhubungan dengan bisnis jasa, pendidikan, konsultan, dan public relations. G.
Contoh dari wanita wirausaha yang sukses 1. Martha Tilaar sosok pengusaha sukses Martha Tilaar lahir di Kebumen, Jawa Tengah, 4 September 1937, ia merupakan seorang pengusaha Kosmetik Terkemuka dengan nama merek dagang Sariayu Martha Tilaar. Ia menikah dengan H.A.R Tilaar dan memiliki empat anak, Bryan Emil Tilaar, Pinkan Tilaar,Wulan Tilaar,Kilala Tilaar. Nenek dari beberapa orang cucu, adalah sosok wanita yang tidak pantang menyerah. Ketika orang lain mengatakan tidak mungkin, Ia tetap mencobanya. Yang penting adalah bukan melihat besarnya hambatan di depan kita, tapi bagaimana kita memecahkan masalah yang ada. Kebetulan, suaminya mendapatkan kesempatan belajar ke luar negeri. Ia pun mengambil kuliah kecantikan dan lulus dari Academy of Beauty Culture, Bloomington, Indiana, AS. Begitu lulus dari akademi kecantikan Martha segera membuka praktek salon kecantikan di negeri Paman Sam itu. Ia membuat selebaran semacam brosur sederhana, mempromosikan jasa layanan salonnya. Berbagai usaha promosi dilakukan seperti masuk ke kampus-kampus, mendatangi rumah-rumah mantan dosen untuk mendandani para istrinya. Begitu pula kepada mahasiswa-mahasiswa Indonesia, atau ibu-ibu yang 13
mengikuti suaminya tugas di luar negeri. Sekembalinya ke tanah air, Ia membuka salon kecil sederhana di garasi rumah milik ayahnya, dengan ukuran 6 x 4 meter pada tahun 1970, Ia terus berupaya mengembangkan salonnya itu, dengan membagikan selebaranselebaran ke lingkungan sekitar, memanjakan para pengunjung salon dan mengajak mereka bercakap-cakap, untuk mendekatkan emosional. Dengan kedekatan itu, para pengunjung menjadi betah dan menjadi pelanggan tetap salonnya. Tak lama, dua tahun kemudian 1972 ia membuka salon kedua di Jalan Anggur No. 3 Cipete, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sambil memulai penggunaan merek dagang baru Sariayu Martha Tilaar. Martha juga tak kenal lelah terus mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia untuk produk-produk salonnya. Tujuannya, adalah agar perempuan Indonesia tetap terpelihara kecantikan dan keayuannya. Marta Tilaar pernah bertemu dengan perempuan yang menggendong anak sambil menenteng dua anaknya. Wajahnya terlihat tua, lusuh dan keriput. Saya pikir usianya sudah memasuki masa 40 tahun. Ternyata, belum sampai dua puluh lima. Karena beban hidup yang berat dan tidak pernah menjaga kecantikan, perempuan itu terlihat jauh lebih tua dari usia sebenarnya. Menginjak tahun 1977 Martha Tilaar menjajaki kerjasama dengan Theresia Harsini Setiady, dari PT Kalbe Farma. Mereka sepakat membuat perusahaan kosmetika dan jamu, namanya PT Martina Berto, dan meluncurkan Sariayu Martha Tilaar sebagai produk pertama. Dilanjutkan kemudian dengan membuka pabrik kosmetik pertama di Jalan Pulo Ayang, kawasan Indsutri Pulogadung , Jakarta timur yang diresmikan oleh Ny Nelly Adam Malik, saat itu istri Wakil Presiden Adam Malik. Tahun 1983 Martha Tilaar mendirikan PT Sari Ayu Indonesia, khusus sebagai distributor produk kosmetika Sariayu Martha Tilaar. Tahun 1986 Martha Tilaar membuka pabrik kedua, kali ini di Jalan Pulokambing II/1, masih di areal sama Kawasan Industri Pulogadung yang kali ini diresmikan oleh Ny. Karlinah Umar Wirahadikusumah, istri Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah. Bisnis Martha Tilaar terus berkembang, dengan mengakuisisi sejumlah perusahaan sampai kemudian ia dan keluarganya menguasai sepenuhnya saham PT Martina Berto. Bersamaan itu dilakukanlah konsolidasi perusahaan digabungkan ke dalam Martha Tilaar Group. Anak perusahaan Martha Tilaar Group terdiri PT Martina Berto dan PT Tiara Permata Sari (sebagai pemanufaktur dan pemasar produk Sariayu Martha Tilaar, Biokos Martha Tilaar, Belia Martha Tilaar, Berto Martha Tilaar, Aromatic Oil Of Java Martha Tilaar, Dewi Sri Spa Martha Tilaar, Jamu Garden Martha Tilaar). 14
Martha Tilaar sangat jeli dalam melihat dan menangkap peluang pasar. Pada tahun 1987, ia meluncurkan produk ”Senja di Sriwedari” sebagai trend tata rias baru, sebuah ide yang diilhami oleh kekayaan alam dan budaya Indonesia. Dan produk itu meledak di pasaran. Para tata rias banyak merekomendasikan produk ini ke Kliennya. Sejak itulah Martha Tilaar selalu mempersuntingkan nama tempat dan unsur budaya suatu daerah, yang lalu dipadukan dengan trend busana daerah, ke setiap produk Sariayu Martha Tilaar. Sebut saja produk yang ia keluarkan pada tahun 1989 dinamakan Sumatera bergaya, Puri Prameswari (1990) mengambil dari etnik Cirebon dan Bali, Senandung Nyiur (1991) dari Pantai Indonesia, Riwayat Asmat (1992) dari Irian Jaya/Papua, Rama-Rama Toraja (1993). Dan, puncaknya adalah trend warna Pusako Minang dari Minangkabau. Sariayu berhasil tampil sebagai trendsetter tata rias wajah wanita Indonesia. Perjalanan bisnis Martha Tilaar tidak selamanya mulus. Ia pernah mengalami jatuh-bangun atau pasang-surut usaha. Meskipun perusahaannya sudah besar dan maju, orangmasih saja memandangnya sebelah mata. Maklum, produk jamu kosmetika Sariayu Martha Tilaar sangat identik sekali sebagai produk lokal. Orang tahunya demikian saja tanpa mau mengenal bahwa produk Martha Tilaar sesungguhnya sudah mendunia, berkualitas, dan bergengsi. Bahkan, Sariayu Martha Tilaar sudah menjadi sebuah ikon produk lokal yang mendunia. Sebagai misal, Sariayu Martha Tilaar memiliki produk kosmetika berkelas Biokos, Belia, Caring Colours, Professional Artist Cosmetics (PAC), Aromatic, Jamu Garden dan lain-lain yang sudah terkenal sampai ke mancanegara. Sebagai pengusaha, ternyata kepribadiannya yang tak pantang menyerah lah yang mengantarkannya hingga menjadi sukses seperti sekarang. Martha juga selalu berpikir positif dan tidak henti melakukan inovasi. Sejak remaja, Martha sudah terbiasa menjual makanan-makanan kecil untuk menambah uang jajannya. Ia juga suka mengambil Sogok Telik dan Jali-jali Putih, yang tumbuh subur di tanah milik eyangnya, untuk dirangkai menjadi kalung dan gelang. Perhiasan tersebut ia jual kepada teman-temannya di sekolah. Martha kecil juga selalu memperhatikan hal-hal kecil dan detail di sekelilingnya. Peraih gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dalam bidang ”Fashion and Artistry” dari World University Tuscon, Arizona, AS tahun 1984 ini menjalani hidup dengan penuh keajaiban kuasa Tuhan. Martha Tilaar mempunyai komitmen tinggi membangun industri kosmetika. Ia investasi besar di bidang riset dan pengembangan (R&D;). Ia mau mengirim staf ahli farmasinya belajar ke luar negeri, atau mengikuti 15
berbagai pameran di luar negeri. Ia memiliki dua orang staf ahli farmasi bergelar doktor, sejumlah magister dan sarjana strata satu lainnya. R&D; memberi hasil lain. Martha Tilaar perlahan-lahan berhasil mengurangi ketergantungan kandungan bahan baku impor, berganti dengan bahan baku lokal di setiap produknya. Hasil lain lagi, ini yang lebih mencengangkan, pada bulan Juli 2002 Sekjen PBB Kofi Annan mengundang Martha Tilaar hadir dalam forum Global Compact, di New York, AS. Sebagai bentuk keperduliannya terhadap perempuan, Martha mendirikan Yayasan Martha Tilaar. Ia mendidik banyak wanita dan ibu-ibu tentang kecantikan. Tujuannya agar mereka mengerti kecantikan sehingga bisa merawat diri. Namun yang terutama agar mereka mempunyai keterampilan tentang kecantikan, sesuatu yang pernah banyak menolong wanita di saat krisis multidimensi melanda bangsa termasuk pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan wanita maupun laki-laki di banyak perusahaan lain. Bagi Martha Tilaar perempuan adalah pemersatu yang sangat besar perannya bagi keutuhan bangsa. Karena itu ia tak ingin perempuan terbelakang dalam soal pendidikan. Mengandalkan kekuatan riset dan 37 peneliti di Martha Tilaar's Innovation Center (MTIC), Martha sukses memproduksi merek kosmetika, perawatan tubuh, spa, dan jamu yang dikenal hingga mancanegara. Sebut saja Sariayu, Caring, Belia, Rudy Hadisuwarno Cosmetics, Biokos, Professional Artist Cosmetics (PAC), Aromatic, Jamu Garden, dan Dewi Sri Spa. Sebagai korporasi, Martha Tilaar Group juga berhasil meraih ISO 9001, ISO 14000, dan Sertifikasi GMP di Asia pada 1996. Prinsip berbagi yang melandasi bisnis kecantikan Martha Tilaar diwujudkan dalam bentuk pemberdayaan, terutama bagi perempuan. Grup usaha Martha Tilaar ini memayungi 11 anak perusahaan dan mempekerjakan sekitar 6.000 karyawan, 70% diantaranya adalah perempuan. Tak sedikit di antara kaum hawa ini yang mendapatkan kesempatan belajar dan sekolah cuma-cuma untuk mengembangkan dirinya. Mulai pekerja di ranah rumah tangganya hingga ahli seperti peneliti di perusahaannya. Martha tak sungkan mengirim peneliti belajaretnobotany ke Perancis dan medical antropology di Leiden, Belanda. "Pendekatan sains dibutuhkan untuk mengembangkan produk lokal," katanya. Satu lagi kunci sukses bisnis Martha Tilaar, fokus pada satu bidang, yakni kecantikan. "Saya mulai bisnis dari salon, lalu sekolah, pabrik, distribusi yang semuanya bergerak di bidang kecantikan.
16
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan Wanita dan segala kehidupanya merupakan hal yang unik dan sangat komplit. Sudah menjadi rahasia umum bahwa wanita pada masa dahulu hanya menjadi teman belakang yang tanpa kebebasan mengekspresikan diri. Tapi tidak untuk zaman sekarang ini, wanita bisa dengan bebas melakukan kehendak yang ia inginkan secara merdeka. Hal ini lebih baik tentunya ketimbang zaman dahulu kala itu. Kebebasan secara lebih luas lagi secara finansial, dimana wanita juga punya kapasitas kemampuan untuk menghidupi dan melakukan aktifitas ekonomi sama bahkan bisa lebih dari yang dilakukan oleh laki-laki. Sikap mental wanita berwirausaha sedikit banyak akan mempengaruhi kesuksesan kita sebagai seorang wirausahawan. Saat ini peran serta wanita semakin diperhitungkan di dunia. Jika kita menilik lebih dekat, ada banyak sekali wanita-wanita hebat di dunia yang mempunyai peran yang penting dan mampu memberikan sumbangan yang sangat berguna bagi dunia. Jika anda saat ini ingin memberikan sedikit kontribusi bagi dunia, ada banyak cara yang dapat kita lakukan. Salah satunya adalah dengan berwirausaha. Namun untuk meraih kesusesan tentu saja bukan perkara yang mudah. Ada banyak hal yang harus kita lakukan. Kita harus selalu bersemangat dan pantang menyerah untuk meraih kesuksesan. Ada beberapa sikap mental wanita berwirausaha yang harus kita kalukan jika kita ingin meraih kesuksesan.
B.
Saran Yang pertama adalah sikap rendah hati. Orang yang sukses adalah orang yang dapat membawakan diri dalam bermasyarakat. Kita harus selalu rendah diri dan juga tidak terlalu berbangga hati terhadap kesuksesan yang kita raih. Iri hati juga merupakan sikap yang harus kita jauhi dan bukan merupakan sikap mental wanita berwirausaha. Perempuan yang berjiwa wirausahawan juga harus selalu memiliki motivasi yang tinggi. Motivasi yang tinggi sangat diperlukan agar kita tidak mudah putus asa dalam mengghadapi berbagai rintangan. Kita juga harus terus belajar dan selalu memperbaiki diri. Sikap empower adalah sikap yang juga sangat dibutuhkan seorang wirausahawan sejati. Misi untuk memberdayakan aset kita adalah salah satu sikap mental wanita 17
berwirausaha yang harus melandasi setiap kebijakan yang kita mabul. Selain itu setiap wanita juka harus siap untuk berkolaborasi untuk menciptakan tim yang solid. Tidak hanya dengan sesama perempuan, namun juga dengan laki-laki. Itulah beberapa sikap mental wanita berwirausaha yang harus kita tanamkan dalam kehidupan sehari-hari.
18
DAFTAR PUSTAKA Munfaqiroh, Siti. 2016. “ JurnalFaktor Yang Mempengaruhi Wirausaha Wanita Miskin Untuk Mencapai Keberhasilan Usaha”. Https://www.scribd.com/document/wirausaha%20dan%20kewirausahaan/FAKTOR% 20YANG%20MEMPENGARUHI%20WIRAUSAHA%20WANITA%20MISKIN%2 0UNTUK%20MENCAPAI%20KEBERHASILAN%20USAHA.pdf, Di Unduh 21 November 2017 2017
Rahmayanti, Novi Nisa. 2013. “ Wanita Wirausaha”. Https://www.scribd.com/document_dowmloads/direct, Di unduh 21 November 2017 Rizal, Muhammad. Dias Setianingsih. Riny Chandra. 2016. “ JurnalFaktor-faktor yang Mempengaruhi Wanita Berwirausaha (Studi Kasus di Kota Langsa)”.Https://www.scribd.com/document/wirausaha%20dan%20kewirausahaan/F aktor-faktor%20yang%20Mempengaruhi%20Wanita%20Berwirausaha.pdf, Di Unduh 21 November 2017
19