BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Pera Pe rawa watt me meru rupa paka kan n asp aspek ek pe pent ntin ing g da dalam lam pe pemb mban angu guna nan n ke kese seha hatan. tan. Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang diatur dalam PP No. ! "ahun "a hun #$$ #$$% % tent tentang ang "en enaga aga &es &esehat ehatan. an. Bah Bahkan kan dal dalam am peny penyelen elengga ggaraan raan pelayanan kesehatan' tenaga perawat merupakan (enis tenaga kesehatan terbesar terb esar yan yang g dal dalam am kes keseha eharian riannya nya sela selalu lu ber berhub hubung ungan an lan langsu gsung ng den dengan gan pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Pera Perawa wata tan n
meru merupa paka kan n
sala salah h
satu satu pro) pro)es esii
tena tenaga ga kese keseha hata tan n
yang yang
memberikan pelayanan kesehatan langsung baik kepada indi*idu' keluarga dan dan masy masyara araka kat. t. +eba +ebaga gaii salah salah satu satu tena tenaga ga pro) pro)es esio iona nal' l' kepe keperaw rawat atan an men( men(ala alank nkan an dan dan melak melaksan sanaka akan n kegi kegiata atan n prak prakte tek k kepe kepera rawa watan tan deng dengan an meng menggu guna naka kan n
ilmu ilmu peng penget etah ahua uan n
dan dan
teor teorii
kepe kepera rawa wata tan n
yang ang
dapa dapatt
dipertanggung (awabkan. Dimana ,iri sebagai pro)esi adalah mempunyai body o) knowled wledge ge yang ang
dapa dapatt
diu diu(i keben ebenar aran anny nyaa
sert sertaa
ilmu ilmuny nyaa
dapat apat
diimplementasikan kepada masyarakat langsung. Pelaya Pelayanan nan keseha kesehatan tan dan keperaw keperawatan atan yang yang dimaks dimaksud ud adalah adalah bentuk bentuk implementasi praktek keperawatan yang ditu(ukan kepada pasien-klien baik kepada indi*idu' keluarga dan masyarakat dengan tu(uan upaya peningkatan kesehatan dan kese(ahteraan guna mempertahankan dan memelihara kesehatan serta menyembuhkan menyembuhkan dari sakit' dengan kata lain upaya praktek keperawatan berupa promoti)' pre*enti)' kurati) dan rehabilitasi. Dalam Dalam melak melakuk ukan an prak prakte tek k kepe keperaw rawata atan' n' pera perawa watt se,ar se,araa lang langsu sung ng berhubungan dan berinteraksi kepada penerima pener ima (asa pelayanan' dan pada saat s aat inter interak aksi si inil inilah ah serin sering g timbu timbull bebe beberap rapaa hal hal yang yang tida tidak k diin diingi gink nkan an baik baik dise diseng nga( a(aa
maup maupun un
tida tidak k
meni menim mbulk bulkan an kon) kon)li lik k
dise diseng nga( a(a' a'
kond kondis isii
demi demiki kian an
inil inilah ah
seri sering ng
baik baik pada pada diri diri pela pelaku ku dan dan pene peneri rima ma prak prakte tek k
keperawatan. leh karena itu pro)esi keperawatan harus mempunyai standar pro)esi dan aturan lainnya yang didasari
oleh ilmu pengetahuan yang
#
dimilikinya' guna memberi perlindungan kepada masyarakat. Dengan adanya standar standar praktek praktek pro)esi pro)esi keperaw keperawata atan n inilah inilah dapat dapat diliha dilihatt apakah apakah seoran seorang g perawat melakukan malpraktek' kelalaian ataupun bentuk pelanggaran praktek keperawatan lainnya. &ela &elala laia ian n (Negligence) adalah adalah salah salah satu bentuk bentuk pelang pelanggar garan an prakte praktek k kepe kepera rawa wata tan' n'
dima dimana na
pera perawa watt
mela melaku kuka kan n
kegi kegiat atan an
prak prakte tekn kny ya
yang yang
seharu seharusny snyaa mere mereka ka lakuk lakukan an pada pada ting tingka katan tanny nya' a' lalai lalai atau atau tidak tidak mere mereka ka lakukan. lakukan. &elalaian &elalaian ini berbeda berbeda dengan dengan malpraktek' malpraktek' malpraktek merupakan pelanggaran dari perawat yang melakukan kegiatan yang tidak seharusnya mereka lakukan pada tingkatanya tetapi mereka lakukan. &elalaian dapat disebut sebagai bentuk pelanggaran etik ataupun bentuk pelanggaran hukum' tergantung bagaimana masalah kelalaian itu dapat timbul' maka yang penting adalah bagaimana menyelesaikan masalah kelalaian ini dengan dengan memper memperhati hatikan kan dari dari berbag berbagai ai sudut sudut pandan pandang' g' baik baik etik' etik' hukum' hukum' manusia manusiany nyaa baik baik yang yang memberi memberikan kan layana layanan n maupun maupun penerim penerimaa layanan layanan.. Peni Pening ngka kata tan n
kual kualit itas as
prak prakte tek k
kepe kepera rawa wata tan' n'
adan adany ya
stan standa darr
kepe kepera rawa wata tan n
dan dan (uga (uga meni mening ngka katk tkan an kual kualit itas as sumb sumber er day daya
prak prakte tek k manu manusi siaa
keperawatan adalah hal penting. Deng Dengan an berb berbaga agaii latar latar bela belaka kang ng diat diatas as maka maka kelo kelomp mpok ok memb membah ahas as beberapa hal yang berkaitan dengan kelalaian' baik ditin(au dari hukum dan etik keperawatan' disamping itu (uga kelompok membahas bagaimana dampak dan bagaim bagaimana ana men,eg men,egah ah serta serta melind melindung ungii klien klien dari dari kelalai kelalaian an prakte praktek k keperawatan.
B.
"u(uan Pe Penulisan "u(uan "u(uan penuli penulisan san makalah makalah ini' ini' se,ara se,ara umum umum adalah adalah mahasis mahasiswa wa dapat dapat memahami memahami kelalaian kelalaian dalam bidang bidang keperawatan keperawatan dilihat dari dimensi dimensi etik dan dimensi hukum. Dan se,ara khusus mahasiswa dapat men(elaskan tentang pengertian' kriteria dan unsur/unsur ter(adinya kelalaian' disamping itu (uga dapa dapatt men( men(el elask askan an damp dampak ak yang yang ter(a ter(adi di deng dengan an adany adanyaa kela kelalai laian an serta serta bagaimana men,egah ter(adinya kelalaian dalam praktek keperawatan.
!
0.
1etode Penulisan 1etode penulisan makalah ini dengan membuat kasus yang sering ter(adi di ruan ruang g rawat rawat kepe keperaw rawat atan an
dan dan memb membah ahasn asnya ya'' kemu kemudi dian an kelo kelomp mpok ok
mend mendis isku kusik sikan anny nyaa deng dengan an meng mengan anal alisa isa sebua sebuah h stud studii kasu kasuss kemud kemudian ian menghubungkannya menghubungkannya dengan aspek legal etik keperawatan..
D.
+istematika Pe Penulisan Penulisan makalah kelompok ini terdiri dari empat bab' yang terdiri dari2 Bab I' pendah pendahulu uluan an 3 yang yang terdir terdirii dari dari latar latar belakan belakang' g' tu(uan tu(uan penuli penulisan' san' metode penulisan dan sistematika penulisan' Bab II' tin(auan teoritis yang terdi terdiri ri dari dari 3 De)i De)ini nisi si kela kelalai laian an'' 4enis 4enis/(e /(eni niss kela kelalai laian an'' Liabi Liabilit litas as dalam dalam keperawatan' Dasar hukum perundangan/undangan keperawatan' "anggung (awab pro)esi perawat' Beberapa bentuk kelalaian dalam keperawatan' Dampak kelalaian' De)inisi patient sa)ety' "u(uan patient sa)ety' Langkah/ langkah pelaksanaan patient sa)ety' Aspek hukum terhadap patient sa)ety' 1ana(emen patient sa)ety' +istem pen,atatan dan pelaporan paient sa)ety' 1onitoring dan e*aluasi patient sa)ety Bab III Pembahasan' di bab ini akan dibahas kasus tentang pasien (atuh akibat kelalaian petugas kesehatan dan tingkat tingkat kelengkapa kelengkapan n dan keamanan )asilitas sarana pasien' serta men,oba men,oba untuk menganalisa dari kasus tersebut berkaitan dengan prinsip legal etis dalam keperawatan. Bab I5 merupakan penutup' terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II "IN4AUAN "E6I"I+
A.
Beberapa De)inisi #.
Hukum dalam keperawatan Hukum adalah kumpulan peraturan yang berisi kaidah/kaidah hukum' sedangkan etika adalah kumpulan peraturan yang berisi kaidah/ kaidah non hukum' yaitu kaidah/kaidah tingkah laku 7etika8 7+upriadi' !99:8. Banyak sekali de)inisi/de)inisi yang berkaitan dengan hukum' tetapi yang penting adalah hukum itu si)atnya rasionalogi,' sedangkan tentang hukum dalam keperawatan adalah kumpulan peraturan yang berisi kaidah/kaidah
hukum
keperawatan
yang
rasionalogi,
dan
dapat
dipertanggung (awabkan. ;ungsi hukum dalam keperawatan' sebagai berikut2 a. 1emberi
kerangka
ker(a untuk
menetapkan
kegiatan
praktek
perawatan apa yang legal dalam merawat pasien. b. 1embedakan tanggung (awab perawat dari pro)esi kesehatan lain ,. 1embantu menetapkan batasan yang independen tentang kegiatan keperawatan d. 1embantu mempertahankan standar praktek keperawatan dengan membuat perawat akontabilitas dibawah hukum yang berlaku.
!.
&elalaian (Negligence) &elalaian tidak sama dengan malpraktek' tetapi kelalaian termasuk dalam arti malpraktik' artinya bahwa dalam malpraktek tidak selalu ada unsur kelalaian. &elalaian adalah segala tindakan yang dilakukan dan dapat melanggar standar sehingga mengakibatkan ,idera-kerugian orang lain (Sampurno, 2005).
<
Dapat disimpulkan bahwa kelalaian adalah melakukan sesuatu yang harusnya dilakukan pada tingkatan keilmuannya tetapi tidak dilakukan atau melakukan tindakan dibawah standar yang telah ditentukan. &elalaian
praktek
keperawatan
adalah
seorang
perawat
tidak
mempergunakan tingkat ketrampilan dan ilmu pengetahuan keperawatan yang la=im dipergunakan dalam merawat pasien atau orang yang terluka menurut ukuran di lingkungan yang sama.
B.
4enis/(enis kelalaian Bentuk/bentuk dari kelalaian menurut sampurno 7!99>8' sebagai berikut2 #. 1al)easan,e 2 yaitu melakukan tindakan yang menlanggar hukum atau tidak tepat-layak' misal2 melakukan tindakan keperawatan tanpa indikasi yang memadai-tepat !. 1is)easan,e 2 yaitu melakukan pilihan tindakan keperawatan yang tepat tetapi dilaksanakan dengan tidak tepat 1isal2 melakukan tindakan keperawatan dengan menyalahi prosedur . Non)easan,e 2 Adalah tidak melakukan tindakan keperawatan yang merupakan kewa(ibannya. 1isal2 Pasien seharusnya dipasang pengaman tempat tidur tapi tidak dilakukan. +ampurno 7!99>8' menyampaikan bahwa suatu perbuatan atau sikap tenaga kesehatan dianggap lalai' bila memenuhi empat 7<8 unsur' yaitu2 #. Duty atau kewa(iban tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan atau untuk tidak melakukan tindakan tertentu terhadap pasien tertentu pada situasi dan kondisi tertentu. !. Dereli,tion o) the duty atau penyimpanagan kewa(iban . Damage atau kerugian' yaitu segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien sebagai kerugian akibat dari layanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan. <. Dire,t ,ause relationship atau hubungan sebab akibat yang nyata' dalam hal ini harus terdapat hubungan sebab akibat antara penyimpangan
>
kewa(iban dengan kerugian yang setidaknya menurunkan ?Pro@imate ,ause
0.
Liabilitas dalam praktek keperawatan Liabilitas adalah tanggungan yang dimiliki oleh seseorang terhadap setiap tindakan atau kegagalan melakukan tindakan. Perawat pro)esional' seperti halnya tenaga kesehatan lain mempunyai tanggung (awab terhadap setiap bahaya yang timbulkan dari kesalahan tindakannya. "anggungan yang dibebankan perawat dapat berasal dari kesalahan yang dilakukan oleh perawat baik berupa tindakan kriminal ke,erobohan dan kelalaian. +eperti telah dide)inisikan diatas bahwa kelalaian merupakan kegagalan melakukan sesuatu yang oleh orang lain dengan klasi)ikasi yang sama' seharusnya dapat dilakukan dalam situasi yang sama' hal ini merupakan masalah hukum yang paling la=im ter(adi dalam keperawatan. "er(adi akibat kegagalan menerapkan pengetahuan dalam praktek antara lain disebabkan kurang pengetahuan. Dan dampak kelalaian ini dapat merugikan pasien. +edangkan akuntabilitas adalah konsep yang sangat penting dalam praktik keperawatan.
D.
Dasar hukum perundang/undangan praktek keperawatan. Beberapa perundang/undangan yang melindungi
bagi pelaku dan
penerima praktek keperawatan yang ada di Indonesia' adalah sebagai berikut2 #.
Undang undang No.C tahun !9#< registrasi'' i=in praktik' dan registrasi ulang pada bagian kedua pasal #C' pasal #$' pasal !9' pasal !#' pasal !<' pasal !>' dan pasal !:.
!.
Undang
undang
No.C
tahun
!9#<
tentang
praktik
keperawatanbbagian kesatu pasal !C umum' bagian kedua pasal !$' pasal 9' pasal #' pasal !' pasal ' pasal >. .
Undang/undang No.C tahun !9#< tentang hak dan kewa(iban bagian kesatu hak dan kewa(iban perawat pasal %' pasal :. Bagian kedua hak dan kewa(iban klien pasal C' pasal <9.
%
<.
Undang/ undang No.C tahun !9#< tentang +anksi Administrati) pasal >C'.
>.
Undang/undang No.C tahun !9#< tentang ketentuan peralihan pasal >$. Perlindungan hukum baik bagi pelaku dan penerima praktek keperawatan
memiliki
akuntabilitas
terhadap
keputusan
dan
tindakannya.
Dalam
men(alankan tugas sehari/hari tidak menutup kemungkinan perawat berbuat kesalahan baik senga(a maupun tidak senga(a. leh karena itu dalam men(alankan prakteknya se,ara hukum perawat harus memperhatikan baik aspek moral atau etik keperawatan dan (uga aspek hukum yang berlaku di Indonesia.
E.
"anggung (awab pro)esi perawat Perawat adalah salah satu peker(aan yang memiliki ,iri atau si)at yang sesuai dengan ,iri/,iri pro)esi. +aat ini Indonesia sudah memiliki pendidikan pro)esi keperawatan yang sesuai dengan undang/undang sisdiknas' yaitu pendidikan kepro)esian yang diberikan pada orang yang telah memiliki (en(ang +# di bidang keperawatan' bahkan sudah ada pendidikan spesialis keperawatan. rganisasi pro)esi keperawatan telah memiliki standar pro)esi walaupun se,ara luas sosialisasi masih ber(alan lamban. Pro)esi perawat telah (uga memiliki aturan tentang kewenangan pro)esi' yang memiliki dua aspek' yaitu kewenangan material dan kewenangan )ormil. &ewenagan material diperoleh se(ak seseorang memperoleh kompetensi dan kemudian ter/ registrasi' yang disebut sebagai +urat i(in perawat 7+IP8 dalam kepmenkes #!$.
sedangkan
kewenangan )ormil adalah i(in yang
memberikan
kewenangan kepada perawat 7penerimanya8 untuk melakukan praktek pro)esi perawat' yaitu +urat I(in &er(a 7+I&8 bila beker(a didalam suatu institusi dan +urat I(in Praktik Perawat 7+IPP8 bila beker(a se,ara perorangan atau kelompok. (Kepmenkes 1239, 20018. &ewenangan pro)esi haruslah berkaitan dengan kompetensi pro)esi' tidak boleh keluar dari kompetensi pro)esi. &ewenangan perawat melakukan
:
tindakan diluar kewenangan sebagaimana disebutkan dalam pasal !9 &epmenkes #!$ adalah bagian dari good samaritan law yang memang diakui diseluruh dunia. tonomi ker(a perawat dimani)estasikan ke dalam adanya organisasi pro)esi' etika pro)esi dan standar pelayanan pro)esi. ragnisasi pro)esi atau representati) dari masyrakat pro)esi harus mampu melaksanakan sel)/regulating'
sel)/go*erming
dan
sel)/dis,iplining'
dalam
rangka
memberikan (aminan kepada masyarakat bahwa perawat berpraktek adalah perawat yang telah kmpeten dan memenuhi standar. Etika pro)esi dibuat oleh organisasi pro)esi-masyrakat pro)esi' untuk mengatur sikap dan tingkah laku para anggotanya' terutama berkaitan dengan moralitas. Etika pro)esi perawat mendasarkan ketentuan/ketentuan didalamnya kepada etika umum dan si)at/si)at khusus moralitas pro)esi perawat' seperti autonomy' bene)i,en,e' nonmale)ien,e' (usti,e' truth telling' pri*a,y' ,on)identiality'
loyality'
dan
lalin/lain.
Etika
pro)esi
bertu(uan
mempertahankan keluhuran pro)esi umumnya dituliskan dalam bentuk kode etik dan pelaksanaannya diawasi oleh sebuah ma(elis atau dewan kehormatan etik. +edangkan standar pelayanan &epmenkes #!$ disebut sebagai standar pro)esi' dan diartikan sebagai pedoman yang harus dipergunakan sebagai petun(uk dalam men(alanankan pro)esi se,ara baik dan benar. "anggung (awab hukum pidana pro)esi perawat (elas merupakan tanggung (awab
perorangan
atas
perbuatan
pelanggaran
hukum
pidana
yang
dilakukannya. 4enis pidana yang mungkin dituntutkan kepada perawat adalah pidana kelalaian yang mengakibatkan luka 7pasal %9 &UHP8' atau luka berat atau mati 7pasal >$ &UHP8' yang dikuali)ikasikan dengan pemberatan an,aman pidananya bila dilakukan dalam rangka melakukan peker(aannya 7pasal %# &UHP8. +edangkan pidana lain yang bukan kelalaian yang mungkin dituntutkan adalah pembuatan keterangan palsu 7pasal !%:/!%C &UHP8. Didalam setting 6umah +akit' pidana kelalaian yang dapat dituntutkan kepada pro)esi perawat dapat berupa kelalaian dalam melakukan asuhan
C
keperawatan maupun kelalaian dalam melakukan tindakan medis sebagai pelaksana delegasi tindakan medis. &elalaian dapat berupa kelalaian dalam men,egah ke,elakaan di 6umah +akit 7(atuh8' kelalaian dalam men,egah ter(adinya de,ubitus atau pen,egahan in)eksi' kelalaian dalam melakukan pemantauan keadaan pasien' kelalaian dalam merespon suatu kedaruratan' dan bentuk kelalaian lainnya yang (uga dapat ter(adi pada pelayanan pro)esi perorangan.
;.
Beberapa bentuk &elalaian dalam &eperawatan. Pelayanan kesehatan saat ini menun(ukkan kema(uan yang ,epat' baik dari segi pengetahuan maupun teknologi' termasuk bagaimana penatalaksanaan medis dan tindakan keperawatan yang ber*ariasi. +e(alan dengan kema(uan tersebut ke(adian malpraktik dan (uga adanya kelalaian (uga terus meningkat sebagai akibat kompleksitas dari bentuk pelayanan kesehatan khususnya keperawatan yang diberikan dengan standar keperawatan. Beberapa situasi yang berpotensial menimbulkan tindakan kelalaian dalam keperawatan diantaranya yaitu 2 #. &esalahan pemberian obat2 Bentuk kelalaian yang sering ter(adi. Hal ini dikarenakan begitu banyaknya (umlah obat yang beredar metode pemberian yang ber*ariasi. &elalaian yang sering ter(adi' diantaranya kegagalan memba,a label obat' kesalahan menghitung dosis obat' obat diberikan kepada pasien yang tiak teoat' kesalahan mempersiapkan konsentrasi' atau kesalahan rute pemberian. Beberapa kesalahan tersebut akan menimbulkan akibat yang )atal' bahkan menimbulkan kematian. !. 1engabaikan &eluhan Pasien2 termasuk perawat dalam melalaikan dalan melakukan obser*asi dan memberi tindakan se,ara tepat. &esalahan 1engidenti)ikasi 1asalah &lien2 &elalaian di ruang operasi2 +ering ditemukan kasus adanya benda atau alat kesehatan yang tertinggal di tubuh pasien saat operasi. &elalaian ini (uga kelalaian perawat' dimana peran perawat di kamar operasi harusnya mampu mengoser*asi (alannya operasi' ker(asama yang baik dan terkontrol dapat menghindarkan kelalaian ini.
$
. "imbulnya &asus De,ubitus selama dalam perawatan2 &ondisi ini mun,ul karena kelalaian perawat' kondisi ini sering mun,ul karena asuhan keperawatan yang di(alankan oleh perawat tidak di(alankan dengan baik dan (uga pengetahuan perawat terdahap asuhan keperawatan tidak optimal. <. &elalaian terhadap keamanan dan keselamatan Pasien2 0ontoh yang sering ditemukan adalah ke(adian pasien (atuh yang sesungguhnya dapat di,egah (ika perawat memperhatikan keamanan tempat tidur pasien.
Beberapa
rumah sakit memiliki aturan tertentu mengenai penggunaan alat/alat untuk men,egah hal ini.
.
Dampak &elalaian &elalaian yang dilakukan oleh perawat akan memberikan dampak yang luas' tidak sa(a kepada pasien dan keluarganya' (uga kepada pihak 6umah +akit' Indi*idu perawat pelaku kelalaian dan terhadap pro)esi. +elain gugatan pidana' (uga dapat berupa gugatan perdata dalam bentuk ganti rugi. (Sampurna, 20058. Dari segi hukum pelanggaran ini dapat ditu(ukan bagi pelaku baik se,ara indi*idu dan pro)esi dan (uga institusi penyelenggara pelayanan praktek keperawatan' dan bila ini ter(adi kelalaian dapat digolongan perbuatan pidana dan perdata 7pasal $' %9 dan %# &UHP8.
H.
De)inisi Patient +a)ety Patient sa)ety atau keselamatan pasien adalah suastu sistem yang membuat asuhan pasien di rumah sakit men(adi lebih aman. +istem ini men,egah ter(adinya ,edera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
I.
"u(uan Patient +a)ety "u(uan patient sa)ety adalah' ter,iptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.' meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat' menurunnya ke(adian tidak diharapkan' terlaksananya program/
#9
program pen,egahan sehingga tidak ter(adi pengulangan ke(adian tidak diharapkan. 4. Langkah/langkah Pelaksanaan Patient +a)ety Adapun pelaksanaan patient sa)ety meliputi beberapa hal yaitu 2 #8 +embilan solusi keselamatan pasien di rumah sakit 7WHO olla!ora"ing en"re #or $a"ien" Sa%e"&, 2 'a& 200 8 2 a8 Perhatikan nama obat' rupa' dan u,apan mirip 7Look/alike' sound/ alike medi,ation names8. b8 Identi)ikasi pasien. ,8 &omunikasi se,ara benar saat serah terima pasien. d8 Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar. e8 &endalikan ,airan elektrolit pekat. )8 Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan. g8 Hindari salah kateter dan salah sambung selang. h8 unakan alat in(eksi sekali pakai. i8 "ingkatkan kebersihan tangan untuk pen,egahan in)eksi nosokomial. !8 "u(uh +tandar keselamatan pasien' yaitu 2 a8 Hak pasien +tandarnya adalah pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan in)ormasi tentang ren,ana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan ter(adinya ke(adia tidak diharapkan. Dengan kriteria 3 harus ada dokter penanggung (awab pelayanan' dokter penanggung (awab pelayanan wa(ib memberikan pen(elasan yang (elas dan benar kepada pasien dan keluarga tentang ren,ana dan hasil pelayanan' pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan ter(adinya ke(adan tidak diharapkan. b8 1endidik pasien dan keluarga +tandarnya adalah rumah sakit harus
mendidik pasien
dan
keluarganya tentang kewa(iban dan tanggung (awab pasien dalam asuhan pasien. Dengan kriteria 3 keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan pasien adalah partner dalam proses pelayanan. &arena itu' di rumah sakit harus ada sistem dan mekanisme dalam mendidik pasien dan keluarganya tentang kewa(iban dan tanggung (awab pasien dalam asuhan pasien. ,8 &eselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan +tandarnya adalah rumah sakit men(amin kesinambungan pelayanan dan men(amin koordinasi antar tenaga dan antaar unit pelayanan.
##
Dengan kriteria 3 koordinasi pelayanan se,ara menyeluruh' koordinasi pelayanan disesuaikan kebutuhan pasien dan kelayakan sumber daya' koordinasi pelayanan men,akup peningkatan komunikasi' komunikasi dan trans)er in)ormasi antar pro)esi kesehatan. d8 Penggunaan metode/metode peningkatan kiner(a untuk melakukan e*aluasi dan program peningkatan keselamatan pasien +tandarnya adalah rumah sakit harus mendesain proses baru atau memperbaiki proses yang ada' memonitor dan menge*aluasi kiner(a melalui pengumpulan data' menganalisis se,ara intensi) ke(adian tidak diharapkan dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kiner(a serta keselamatan pasien. Dengan kriteria 3 setiap rumah sakit harus melakukan proses peran,angan 7desain8 yang baik' sesuai dengan tu(uh langkah menu(u keselamatan pasien rumah sakit' setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kiner(a' setiap rumah sakit harus melakukan e*aluasi intensi)' setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan in)ormasi hasil analisis' peran kepemimpinan dalam meningkatakan keselamatan pasien. e8 Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien +tandarnya adalah pimpinan dorong dan (amin implementasi program keselamatan pasien melalui penerapan : langkah menu(u keselamatan pasien rumah sakit. Dengan kriteria 3 terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien' tersedia program proakti) untuk identi)ikasi resiko keselamatan dan program meminimalkan insiden' tersedianya mekanisme ker(a untuk men(amin bahwa semua komponennm dari rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi. )8 1endidik sta) tentang keselamatan pasien +tandarnya adalah rumah sakit memiliki proses pendidikan' pelatihan dan orientasi untuk setiap (abatan men,akup keterkaitan (abatan dengan keselamatan pasien se,ara (elas. Dengan kriteria 3 memiliki program diklat dan orientasi bagi sta) baru yang memuat topik keselamatan pasien' mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan inser*i,e training dan memberi pedoman yang
#!
(elas tentang pelaporan insiden' menyelenggarakan pelatihan tentang ker(a sama kelompok 7teamwork8 ' guna mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaborati) dalam rangka melayani pasien. g8 &omunikasi merupakan kun,i bagi sta) untuk men,apai keselamatan pasien +tandarnya adalah rumah sakit meren,anakan dan mendesain proses mana(emen in)ormasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan in)ormasi internal dan eksternal' transmisi data dan in)ormasi harus tepat waktu dan akurat. Dengan kriteria 3 disediakan anggaran untuk meran,anakan dan mendesin proses mana(emen untuk memperoleh data dan in)ormasi tentang hal/hal terkait dengan keselamatan pasien' tersdia mekanisme identi)iksi maslaha dan kendala komunikasi untuk mere*isi mana(emen in)ormasi yang ada. 8 "u(uh langkah menu(u keselamatan pasien rumah sakit 7berdasarkan &&P/6+ No.99#/5III/!99>8 sebagai panduan bagi sta) rumah sakit a8 Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien ?,iptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil. b8 Pimpin dan dukung sta) anda' bangunlah komitmen dan )o,us yang kuat dan (elas tentng &P di rumah sakit anda. ,8 Integrasikan akti*its pengelolaan resioko' ?kembangkan sistem dan proses pengelolaan resiko' serta lakukan identi)ikasi dan assesment hal yang potensial bermasalah. d8 &embangkan sistem pelaporan' ?pastikan sta) anda agar dengan mudah dapat melaporkan ke(adian-insiden serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada &&P/6+. e8 Libatkan dan bekomunikasi dengan pasien' ?kembangkan @ara/,ara komunikasi yang terbuka dengan pasien. )8 Bela(ar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien' ?dorong sta)) anda untuk melakukan analisis akar masalah untuk bela(ar bagaimana dan mengapa ke(adian itu timbul. g8 0egah ,edera melalui implementasi sistem keselamatan pasien' ?gunakan in)ormasi yang ada tentang ke(adian-masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan. <8 Langkah/langkah &egiatan Pelaksanaan Patient +a)ety
#
a8 6umah sakit agar membentuk tim keselamatan pasien rumah sakit' dengan susunan organisasi. b8 6umah sakit agar melakukan
pelaporan
insiden
ke
&omite
&eselamatan Pasien 6umah sakit 7&&P6+8 se,ara rahasia. ,8 6umah sakit agar mengembangkan sistem in)ormasi pen,atatan dan pelaporan internal tentang insiden. d8 6umah sakit agar memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit dan menerapkan tu(uh langkah menu(u keselamatan pasien rumah sakit. e8 6umah sakit pendidikan mengembangkan standar pelayanan medis berdasarkan hasil dari analisis akar masalah dan sebagai tempat pelatihan standar/standar yang baru dikembangkan. )8 Di pro*insi-kabupaten-kota melakukan ad*okasi program keselamatan pasien ke rumah sakit di wilayahnya. g8 1elakukan ad*okasi ke pemerintah daerah agar tersedianya dukungan anggaran terkait dengan program keselamatan pasien rumah sakit. h8 1elakukan pembinaan pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit. i8 Di pusat membentuk komite keselamatan pasien rumah sakit di bawah perhimpunan rumah sakit seluruh Indonesia. (8 1enyusun panduan nasional tentang keselamatan pasien rumah sakit. k8 1elakukan soisalisasi dan ad*okasi program keselamatan pasien ke Dinas
&esehatan
Proo*insi-&abupaten-&ota'
dan
rumah
sakit
pendidikan dengan (e(aring pendidikan. l8 1engembangkan laboratorium u(i ,oba program keselmatan pasien. +elain itu' menurut Hasting ' !99%' ada delapan langkah yang bisa dilakukan untuk mengembangkan budaya patient sa)ety ini' yaitu 2 #. Put the )o,us ba,k on sa)ety +etiap sta) yang beker(a di 6+ pasti ingin memberikan yang terbaik dan teraman untuk pasien. "etapi supaya keselamatan pasien ini bisa dikembangkan dan semua sta) merasa menapatkan dukungan' patient sa)ety ini harus men(adi prioritas strategis dari rumah sakit atau unit pelayanan kesehatan lainnya. !. "hink small and make the right thing easy to do 1emberikan pelayanan kesehatan yang amana bagi pasien mungkin membutuhkan langkah/langkah yang agak kompleks.
#<
"etapi dengan men,egah kompleksitas ini dan mebuat langkah/ langkah yang lebih mudah mungkin akan memberikan peningkatan yang lebih nyata. . En,ourage open reporting Bela(ar dari pengalaman' meskipun itu sesuatu yang salah adalah pengalaman yang berharga. &oordinator patient sa)ety dan mana(er rumah sakit harus membuat budaya yang mendorong pelaporan.
1en,atat
tindakan/tindakan
yang membahayakan
pasien sama pentingnya dengan men,atat tindakan/tindakan yang menyelamatkan pasien. Diskusi terbuka mengenai insiden/insiden yang ter(adi bisa men(adi pembela(aran bagi semua sta). <. 1ake data ,apture priority Dibutuhkan sistem pen,atatan data yang lebih baik untuk mempela(ari dan mengikuti perkembangan kualitas/kualitas dari waktu ke waktu. 1isalnya sa(a data mortalitas. Dengan perubahan data mortalitas dari tahun ke tahun' klinisi dan mana(er bisa melihat bagaimana man)aat dari penerapan patient sa)ety. >. Use systems/wide approa,hes &eselamatan pasien tidak bisa men(adi tanggung (aab indi*idual. Pengembangan hanya bisa ter(adi (ika ada sistem pndukung yang adekuat. +ta) (uga harus dilatih dan didorong untuk melakukan peningkatan kualitas pelayanan dan keselamatan terhadap pasien. "etapi (ika pendekatan patient sa)ety tidak diintegrasikan se,ara utuh ke dalam sistem yang berlaku di rumah sakit' maka peningkatan yang ter(adi hanya akan bersi)at sementara. %. Build implementation knowledge +ta) (uga membutuhkan moti*asi dan dukungan untukl mengembangkan metodologi' sistem ber)ikir' dan implementasi program. Pemimpin sebagai pengarah (alannya program disini memegang peranan kun,i. Di Inggris' pengembangan mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien sudah dimasukkan ke dalam
kurikulum
kedokteran
dan
keperawatan'
sehingga
#>
diharapkan sesudah lulus kedua hal ini sudah men(adi bagian dalam budaya ker(a. :. In*ol*e patients in sa)ety e))orts &eterlibatan pasien dalam pengembangan patient sa)ety terbukti dapat memberikan pengaruh yang positi). Perannya saat ini
mungkin
masih ke,il' tetapi
akan terus
berkembang.
Dimasukkannya perwakilan masyarakat umum dalam komite keselamatan pasien adalah salah satu bentuk kontribusi akti) dari masyarakat 7pasien8. +e,ara sederhana pasien bisa diarahkan untuk men(awab ketiga pertanyaan berikut3 apa masalahnya Apa yang bisa kubantu Apa yang tidak boleh diker(akan C. De*elop top/,lass patient sa)ety leaders Prioritas keselamatan pasien' pembangunan sistem untuk pengumpulan data/databerkualitas tinggi' mendorong budaya tidak saling menyalahkan' memoti*asi sta)' dan melibatkan pasien dalam lingkungan ker(a bukanlah sesuatu hal yang bisa ter,apai dalam semalam. Diperlukan kepemimpinan yang kuat' tim yang kompak' serta dedikasi dan komitmen yang tingggi untuk ter,apainya tu(uan pengembangan budaya patient sa)ety. +eringkali rumah sakit harus beker(a dengan konsultan leaadership untuk mengembangkan ker(asama
tim
dan
keterampilan komunikasi sta).
Dengan
kepemimpinan yang baik' masing/masing anggota tim dengan berbagaiperan yang berbeda bisa saling melengkapi dengan anggota tim lainnya melalui kolaborsi yang erat. &. Aspek Hukum "erhadap Patient +a)ety Aspek hukum terhadap patient sa)ety atau keselamatan pasien adalah sebagai berikut 2 UU tentang kesehatan dan UU tentang 6umah +akit #. &eselamatan pasien sebagai isu hukum a. Pasal > 78 UU No.%-!99$ Pelaksanaan pelayanan kesehatan harus mendahulukan kselamatan nyawa pasien. b. Pasal !n UU No.<<-!99$ Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit.
#%
,. Pasal >C UU No.%-!99$ #8 ?+etiap orang berhak
menuntut
.6
terhadap
seseorang' tenaga kesehatan' dan-atau penyelenggara kesehatan
yang
menimbulkan
kerugian
akibat
kesalahan atau kelalaian dalam pelayaan kesehatan yang diterimanya. !8 ?"idak berlaku bagi melakukan pen,egah
tindakan
tenaga
kesehatan
penyelamatan
ke,a,atan
seseorang
nyawa
dalam
yang atau
keadaan
darurat. !. "anggung (awab hukum 6umah +akit a. Pasal !$b UU No.<<-!99$ 1emberi pelayanan kesehatan yang aman' bermutu' anti diskriminasi'
dan
e)ekti)
dengan
mengutamakan
kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. b. Pasal <% UU No.<<-!99$ 6umah sakit bertanggung (awab se,ara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan di rumah sakit. ,. Pasal <> 7!8 UU No.<<-!99$ 6umah sakit tidak dapat dituntut dalam mealksanakan tugas dalam rangka menyelamatkan nyawa manusia. . Bukan tanggung (awab rumah sakit a. Pasal <> 7#8 UU No.<<-!99$ tentang 6umah +akit 6umah sakit tidak bertanggung (awab se,ara hukum apabila pasien dan-atau keluarganya menolak atau menghentikan pengobatan yang dapat berakibat kematian pasien setelah adanya pen(elasan medis yang komprehensi). <. Hak pasien a. Pasal !d UU No.<<-!99$ +etiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar pro)esi dan standar prosedur prosedur operasional. b. Pasal !e UU No.<<-!99$
#:
+etiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan yang e)ekti) dan e)isien sehingga pasien terhindar dari kerugian )isik dan materi. ,. Pasal !( UU No.<<-!99$ +etiap pasien mempunyai hak tu(uan tindakan medis' alternati) tindakan' resiko dan komplikasi yang mungkin ter(adi' dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan. d. Pasal !F UU No.<<-!99$ +etiap pasien mempunyai hak mengunggat dan-atau menuntut rumah sakit
apabila
rumah sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik se,ara perdata ataupun pidana. e. Pasal < UU No.<<-!99$ #8 6umah sakit wa(ib menerapkan standar keselamatan pasien. !8 +tandar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden' menganalisa' dan menetapkan peme,ahan masalah dalam rangka menurunkan angka ke(adian yang tidak diharapkan. 8 6umah sakit melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite yang membidangi keselamatan pasien yang ditetapkan oleh menteri. <8 Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat se,ara anonim dan ditu(ukan untuk mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien. Pemerintah bertanggung (awab mengeluarkan kebi(akan tentang keselamatan pasien. &eselamatan pasien yang dimaksud adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. +istem tersebut meliputi2 a. Assesment resiko. b. Identi)ikasi dan penglolaan yang terkait resiko pasien. ,. Pelaporan dan analisis insiden. d. &emampuan bela(ar dari insiden. e. "indak lan(ut dan implementasi solusi menimalkan resiko. L. 1ana(emen Patient +a)ety
#C
Pelaksanaan patient sa)ety ini dilakukan dengan sistem pen,atatan dan pelaporan serta monitoring dan e*aluasi. 1. +istem Pen,atatan Dan Pelaporan Pada Patient +a)ety #. Di 6umah +akit a. +etiap unit ker(a di rumah sakit men,atat semua ke(adian terkait dengan keselamatan pasien 7&e(adian Nyaris 0edera' ke(adian tidak diharapkan dan ke(adian sentinel8 pada )ormulir yang sudah disediakan oleh rumah sakit. b. +etiap unit ker(a di rumah sakit melaporkan semua ke(adian terkait dengan keselamatan pasien 7ke(adian nyaris ,edera' ke(adian tidak diharapkan dan ke(adian sentinel8 kepada tim keselamatan pasien rumah sakit pada )ormulir yang sudah disediakan oleh rumah sakit. ,. "im keselamatan pasien rumah sakit menganalisis akar penyebab masalah semua ke(adian yang dilaporkan oleh unit ker(a. d. Berdasarkan hasil analisis akar masalah' maka tim keselamatan pasien rumah sakit merekomendasikan solusi peme,ahan dan mengirimkan hasil solusi peme,ahan masalah kepada pimpinan rumah sakit. e. Pimpinan rumah sakit melaporkan insiden dan hasil solusi masalah kekomite keselamatan pasien rumah sakit 7&&P6+8 setiap ter(adinya insiden dan setelah melakukan analisis akar masalah yang bersi)at rahasia.
!. Di Pro*insi Dinas kesehatan pro*insi dan daerah menerima produk/produk dari komite keselamatan rumah sakit . Di pusat a. &omite keselamatan pasien rumah sakit 7&&P6+8 merekapitulasi laporan dari rumah sakit untuk men(aga kerahasiaanya.
#$
b. &omite keselamatan pasien rumah sakit 7&&P6+8 melakukan analisis yang telah dilakukan oleh rumah sakit. ,. &omite keselamatan Pasien 6umah +akit 7&&P6+8 melakukan sosialisasi hasil analisis dan solusi masalah ke dinas kesehatan pro*insi dan daerah' rumah sakit terkait dan rumah sakit lainnya. N. 1onitoring Dan E*aluasi #. Di rumah sakit Pimpinan rumah sakit melakukan monitoring dan e*aluasi pada unit/unit ker(a di rumah sakit' terkait dengan pelaksanaan keselamatan pasien di unit ker(a. !. Di Pro*insi Dinas kesehatan Pro*insi dan daerah melakukan monitoring dan e*aluasi pelaksanaan program keselamatan pasien 6umah +askit di wilayah ker(anya.
. Di Pusat a. &omite keselamatan pasien rumah sakit melakukan monitoring dan e*aluasi pelaksanaan keselamatan pasien di tiap/tiap rumah sakit. b. 1onitoring dan e*aluasi dilaksanakan minimal satu tahun satu kali.
!9
BAB III PE1BAHA+AN
A. "in(auan &asus JAMBI -
He)niarti 7<8' warga &elurahan 0empaka Putih 6" !<'
&e,amatan 4elutung harus menghembuskan na)as terakhirnya di ruang instalasi gawat darurat 7ID8 6aden 1ateher akhibat ter(atuh dari tempat tidurnya. Pasien perempuan yang menderita stroke ringan tersebut ter(atuh saat suami pasien' E))endi 7-#98 lalu. +ementara itu'
!#
Direktur Pelayanan 1edik 6+UD 1attaher' D(ari=al' sangat sulit ditemui wartawan' bahkan awalnya enggan untuk menemui. Baru setelah se(umlah wartawan menunggu hingga # (am ia mun,ul dan mau dikon)irmasi. &etika dikon)irmasi para awak media masih enggan men(elaskan bagaimana insiden tersebut bisa ter(adi.GDetil teknisnya belum bisa kita (awab sekarang. &ita kumpulkan data' kronologis dari kawan/kawan di sana lebih dahulu'G katanya. 7+umber 2 Http 2--www.(ambiekspres.,o.id-berita/#%:9/ (atuh/dari/ran(ang/pasien/rsud/tewas.html!9#!8
B. Analisa &asus 0ontoh kasus di atas merupakan salah satu bentuk kelalaian perawat dalam memberikan asuhan keperawatan' seharusnya perawat memberikan rasa aman dan nyaman terhadap pasien terutama pasien dengan penyakit stroke yang sangat rentan sekali terhadap )aktor resiko ter(adinya in(uri atau ,edera. &arena kondisi pasien yang mengalami kelumpuhan sehingga mengalami kesulitan dalam berakti)itas atau menggerakkan tubuhnya. Pada kasus diatas menun(ukkan bahwa kelalaian perawat dalam hal ini yaitu membiarkan pasien tanpa pen(agaan dari tempat tidur yang tidak memiliki besi pengaman tempat tidur samping 7side drill8' sehingga dengan tidak adanya penghalang tempat tidur membuat pasien merasa leluasa bergerak dari tempat tidurnya tetapi kondisi inilah yang menyebabkan pasien ter(atuh. Bila melihat dari hubungan perawat pasien dan (uga tenaga kesehatan lain tergambar pada bentuk pelayanan praktek keperawatan' baik dari kode etik dan standar praktek atau ilmu keperawatan. Pada praktek keperawatan' perawat dituntut untuk dapat bertanggung (awab baik etik' disiplin dan hukum. Dan prinsipnya dalam melakukan praktek keperawatan' perawat harus menperhatikan beberapa hal' yaitu2 1elakukan praktek keperawatan dengan ketelitian dan ke,ermatan' sesuai standar praktek keperawatan' melakukan
kegiatan
sesuai
kompetensinya'
dan
mempunyai
upaya
peningkatan kese(aterahan serta kesembuhan pasien sebagai tu(uan praktek.
!!
&elalaian implikasinya dapat dilihat dari segi etik dan hukum' bila penyelesaiannya dari segi etik maka penyelesaiannya diserahkan dan ditangani oleh pro)esinya sendiri dalam hal ini dewan kode etik pro)esi yang ada diorganisasi pro)esi' dan bila penyelesaian dari segi hukum maka harus dilihat apakah hal ini sebagai bentuk pelanggaran pidana atau perdata atau keduannya dan ini membutuhkan pakar dalam bidang hukum atau pihak yang berkompeten di bidang hukum.
Bila dilihat dari beberapa teori diatas' maka kasus tersebut merupakan kelalaian dengan alasan' sebagai berikut2 #.
&asus kelalaian ter(adi karena perawat tidak melakukan tindakan keperawatan yang merupakan kewa(iban perawat terhadap pasien' dalam hal ini perawat tidak melakukan tindakan keperawatan sesuai standar pro)esi keperawatan' dan bentuk kelalaian perawat ini termasuk dalam bentuk Non)easan,e. "erdapat beberapa hal yang memungkinkan perawat tidak melakukan tindakan keperawatan dengan benar' diantaranya sebagai berikut2 A.
Perawat tidak kompeten 7tidak sesuai dengan kompetensinya8
B.
Perawat tidak mengetahui +A& dan +P
0.
Perawat tidak memahami standar praktek keperawatan
D.
6en,ana keperawatan yang dibuat tidak lengkap
E.
+uper*isi dari ketua tim' kepala ruangan atau perawat primer tidak di(alankan dengan baik
;.
"idak mempunyai tool e*aluasi yang benar dalam super*isi keperawatan
.
&urangnya komunikasi perawat kepada pasien dan kelaurga tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan perawatan pasien. &arena ker(asama pasien dan keluarga merupakan hal yang penting.
H.
&urang atau tidak melibatkan keluarga dalam meren,anakan asuhan keperawatan
!
!.
Dampak dampak kelalaian Dampak dari kelalaian se,ara umum dapat dilihat baik sebagai pelanggaran etik dan pelanggaran hukum' yang (elas mempunyai dampak bagi pelaku' penerima' dan organisasi pro)esi dan administrasi. A.
"erhadap Pasien #8
"er(adinya
ke,elakaan
atau
in(ury
dan
dapat
menimbulkan masalah keperawatan baru !8
Biaya 6umah +akit bertambah akibat bertambahnya hari rawat
8
&emungkinan ter(adi komplikasi-mun,ulnya masalah kesehatan-keperawatan lainnya.
<8
"erdapat pelanggaran hak dari pasien' yaitu mendapatkan perawatan sesuai dengan standar yang benar.
>8
Pasien dalam hal i ni keluarga pasien dapat menuntut pihak 6umah +akit atau perawat se,ara peroangan sesuai dengan ketententuan yang berlaku' yaitu &UHP.
B.
Perawat sebagai indi*idu-pribadi #8
perawat tidak diper,aya oleh pasien' keluarga dan (uga pihak pro)esi sendiri' karena telah melanggar prinsip/prinsip moral-etik keperawatan' antara lain2 a8
Bene)i,ien,e' yaitu tidak melakukan hal yang sebaiknya dan merugikan pasien
b8
5era,ity' yaitu tidak mengatakan kepada pasien tentang tindakan/tindakan yang harus dilakukan oleh pasien dan keluarga untuk dapat men,egah pasien (atuh dari tempat tidur
,8
A*oiding killing' yaitu perawat tidak menghargai kehidupan
manusia' (atuhnya
pasien akan menambah
penderitaan pasien dan keluarga. d8
;idelity' yaitu perawat tidak setia pad komitmennya karena perawat tidak mempunyai rasa ?,aring terhadap
!<
pasien dan keluarga' yang seharusnya si)at ,aring ini selalu men(adi dasar dari pemberian bantuan kepada pasien. !8
Perawat akan menghadapai tuntutan hukum dari keluarga pasien dan ganti rugi atas kelalaiannya. +esuai &UHP.
8
"erdapat unsur kelalaian dari perawat' maka perawat akan mendapat peringatan baik dari atasannya 7&epala ruang Direktur 6+8 dan (uga organisasi pro)esinya.
0.
Bagi 6umah +akit #8
&urangnya keper,ayaan masyarakat untuk meman)aatkan )asilitas pelayanan kesehatan 6+
!8
1enurunnya kualitas keperawatan' dan kemungkinan melanggar *isi misi 6umah +akit
8
&emungkinan 6+ dapat dituntut baik se,ara hukum pidana dan perdata karena melakukan kelalaian terhadap pasien
<8
+tandarisasi pelayanan 6umah +akit akan dipertanyakan baik se,ara administrasi dan prosedural
D.
Bagi pro)esi #8
&eper,ayaan masyarakat terhadap pro)esi keperawatan berkurang' karena menganggap organisasi pro)esi tidak dapat men(amin kepada masyarakat bahwa perawat yang melakukan asuhan keperawatan adalah perawat yang sudah kompeten dan memenuhi standar keperawatan.
!8
1asyarakat atau keluarga pasien akan mempertanyakan mutu dan standarisasi perawat yang telah dihasilkan oleh pendidikan keperawatan
.
Hal yang perlu dilakukan dalam upaya pen,egahan dan perlindungan bagi penerima pelayanan asuhan keperawatan' adalah sebagai berikut2 A. Bagi Pro)esi atau rganisasi Pro)esi keperawatan 2
!>
#8
Bagi perawat se,ara indi*idu harus melakukan tindakan keperawatan-praktek keperawatan dengan ke,ermatan dan
ketelitian tidak ,eroboh. !8 Perlunya standarisasi praktek keperawatan yang di buat oleh organisasi pro)esi dengan (elas dan tegas. 8 Perlunya suatu badan atau konsil keperawatan yang menyeleksi perawat yang sebelum beker(a pada pelayanan keperawatan dan melakukan praktek keperawatan. <8 1emberlakukan segala ketentuan-perundangan yang ada kepada perawat-praktisi keperawatan sebelum memberikan praktek keperawatan sehingga dapat dipertanggung (awabkan baik se,ara administrasi dan hukum' missal2 +IP dikeluarkan dengan sudah melewati proses/proses tertentu.
B. Bagi 6umah +akit dan 6uangan #8 Hendaknya 6umah +akit melakukan u(i kompetensi sesuai standarisasi yang telah ditetapkan oleh pro)esi keperawatan. !8 6umah +akit dalam hal ini ruangan rawat melakukan u(i kompetensi
pada
bidangnya
se,ara
bertahap
dan
berkesinambungan. 8 6umah +akit-6uang rawat dapat melakukan system regulasi keperawatan yang (elas dan sesuai dengan standar' berupa registrasi' serti)ikasi' lisensi bagi perawatnya. <8 Perlunya pelatihan atau seminar se,ara periodi, bagi semua perawat berkaitan dengan etik dan hukum dalam keperawatan. >8 6uangan rawat harus membuat +A& atau +P yang (elas dan sesuai dengan standar praktek keperawatan. %8 Bidang keperawatan-ruangan dapat memberikan pembinaan kepada perawat yang melakukan kelalaian. :8 6uangan dan 6+ beker(asama dengan organisasi pro)esi dalam pembinaan dan persiapan pembelaan hukum bila ada tuntutan dari keluarga. C8 Hendaknya 6+ memakai tempat tidur-bed pasien yang sesuai standar keamanan pasien.
!%
Penyelesaian &asus dari kelalaian perawat diatas' harus memperhatikan berbagai hal baik dari segi pasien dan kelurga' perawat se,ara perorangan' 6umah +akit sebagai institusi dan (uga bagaimana padangan dari organisasi pro)esi. Pasien dan keluarga perlu untuk dika(i dan dilakukan testomoni atas ke(adian tersebut' bila dilihat dari kasus bahwa kurangnya komunikasi yang baik antara perawat dan keluarga sehingga kurangnya kordinasi terhadap pen(agaan pasien. +egi perawat se,ara perorangan' harus dilihat dahulu apakah perawat tersebut kompeten dan sudah memiliki +urat i(in perawat' atau lainnya sesuai ketentuan perudang/undangan yang berlaku' apa perawat tersebut memang kompeten dan telah sesuai melakukan praktek asuhan keperawatan pada pasien
dengan
mempertanggung
stroke.
"etapi
(awabkan
bagaimanapun
semua
bentuk
perawat
kelalaian
harus sesuai
dapat aturan
perundangan yang berlaku. Bagi pihak 6umah +akit' harus (uga memberikan pen(elasan apakah perawat yang dipeker(akan di 6umah +akit tersebut telah memenuhi syarat/ syarat yang diperbolehkan oleh pro)esi untuk mempeker(akan perawat tersebut. Apakah 6+ atau ruangan tempat pasien dirawat mempunyai standar 7+P8 yang (elas. Dan harus diper(elas bagaimana Hubungan perawat sebagai pemberi praktek asuhan keperawatan di dan kedudukan 6+ terhadap perawat tersebut. Bagi organisasi pro)esi (uga harus diperhatikan beberapa hal yang memungkinkan perawat melakukan kelalaian' organisasi apakah sudah mempunyai standar pro)esi yang (elas dan telah diberlakukan bagi anggotannya' dan apakah pro)esi telah mempunyai aturan hukum yang mengikat anggotannya sehingga dapat mempertanggung (awabkan tindakan praktek keperawatannya dihadapan hukum' moral dan etik keperawatan. &eputusan ada atau tidaknya kelalaian-malpraktek bukanlah penilaian atas hasil akhir pelayanan praktek keperawatan pada pasien' melainkan penilaian
!:
atas sikap dan tindakan yang dilakukan atau yang tidak dilakukan oleh tenaga medis dibandingkan dengan standar yang berlaku.
BAB I5 PENU"UP
A.
&E+I1PULAN &elalaian tidak sama dengan malpraktek' tetapi kelalaian termasuk dalam arti malpraktek' artinya bahwa dalam malpraktek tidak selalu ada unsur kelalaian. Dapat dikatakan bahwa kelalaian adalah melakukan sesuatu yang harusnya dilakukan pada tingkatan keilmuannya tetapi tidak dilakukan atau melakukan tindakan dibawah standar yang telah ditentukan. &elalaian
praktek
keperawatan
adalah
seorang
perawat
tidak
mempergunakan tingkat ketrampilan dan ilmu pengetahuan keperawatan yang la=im dipergunakan dalam merawat pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama. &elalaian merupakan bentuk pelanggaran yang dapat dikategorikan dalam pelanggaran etik dan (uga dapat digolongan dalam pelanggaran hukum' yang (eas harus dilihat dahulu proses ter(adinya kelalaian tersebut bukan pada hasil
!C
akhir kenapa timbulnya kelalaian. Harus dilakukan penilaian terleih dahulu atas sikap dan tindakan yang dilakukan atau yang tidak dilakukan oleh tenaga keperawatan dengan standar yang berlaku. +ebagai bentuk tanggung (awab dalam praktek keperawatan maka perawat sebelum melakukan praktek keperawatan harus mempunyai kompetensi baik keilmuan dan ketrampilan yang telah diatur dalam pro)esi keperawatan' dan legalitas perawat Indonesia dalam melakukan praktek keperawatan telah diatur oleh perundang/undangan tentang registrasi dan praktek keperawatan disamping mengikuti beberapa peraturan perundangan yang berlaku. Penyelesaian kasus kelalaian harus dilihat sebagai suatu kasus pro)esional bukan sebagai kasus kriminal' berbeda dengan perbuatan-kegiatan yang senga(a melakukan kelalaian sehingga menyebabkan orang lain men(adi ,edera dll. Disini perawat dituntut untu lebih hati/hati' ,ermat dan tidak ,eroboh dalam melakukan praktek keperawatannya. +ehingga pasien terhindar dari kelalaian.
B.
+A6AN #. +tandar pro)esi keperawatan dan standar kompetensi merupakan hal penting untuk menghindarkan ter(adinya kelalaian' maka perlunya pemberlakuan
standar
praktek
keperawatan
se,ara
Nasional
dan
terlegalisasi dengan (elas. !. Perawat sebagai pro)esi baik perorangan dan kelompok hendaknya memahami
dan
mentaati
aturan
perundang/undangan
yang
telah
diberlakukan di Indonesia' agar perawat dapat terhindar dari bentuk pelanggaran baik etik dan hukum. . Pemahaman dan beker(a dengan
kehati/hatian'
ke,ermatan'
menghindarkan beker(a dengan ,erobah' adalah ,ara terbaik dalam melakukan
praktek
keperawatan
sehingga
dapat
terhindar
dari
kelalaian-malpraktek. <. 6umah +akit sebagai institusi pengelola layanan praktek keperawatan dan asuhan keperawatan harus memper(elas kedudukannya dan hubungannya
!$
dengan pelaku-pemberi pelayanan keperawatan' sehingga dapat diper(elas bentuk tanggung (awab dari masing/masing pihak >.
Penyelesaian terbaik dalam menghadapi masalah kelalaian adalah dengan (alan melakukan penilaian atas sikap dan tindakan yang dilakukan atau yang
tidak
dilakukan oleh tenaga
perawat dan
dibandingkan dengan standar yang berlaku.
9