BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam
suku-suku di Indonesia merupakanbagian integral daripada kebudayaan Indonesia. Kenyataa Kenyataan n bahwa bahwa bangsa bangsa Indone Indonesia sia terdiri terdiri atas berbag berbagai ai suku suku bangsa bangsa dengan dengan segala segala keanek keanekaa- ragama ragaman n dan tidak tidak bisa bisa lepas lepas dari dari ikatan ikatan-ik -ikatan atan primord primordial ial,, kesuk kesukua uand ndan an keda kedaera eraha han. n. Pros Proses es pemb pemban angu guna nan n yang yang sedan sedang g berl berlan angs gsun ung g menimb menimbulk ulkanp anperu erubah bahan an dan perges pergeseran eran sistem sistem nilai nilai budaya budaya sehing sehingga ga mental mental manusiapun manusiapun terkenapenga terkenapengaruhny ruhnya. a. Kemajuan Kemajuan ilmu pengetahuan pengetahuan dan teknologi teknologi menimbulka menimbulkan n perubahank perubahankondis ondisii kehidupan kehidupan manusia. manusia. Maka dari itu diperlukan diperlukan sebuah peranan budaya lokaluntuk lokaluntuk mendukung mendukung ketahanan ketahanan budaya budaya nasional nasional itu sendiri. Kearifan lingkungan atau kearifan lokal masyarakat sudah ada di dalam kehidu kehidupan pan masyarak masyarakat at semenja semenjak k zaman zaman dahulu dahulu mulai mulai dari dari zaman zaman praseja prasejarah rah hingga saat ini, kearifan lingkungan merupakan perilaku positif manusia dalam berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitarnya se kitarnya yang dapat bersumber dari nilai-n nilai-nila ilaii agama, agama, adat adat istiada istiadat, t, petuah petuah nenek nenek moyang moyang atau buday budayaa setemp setempat at ieto ietole lerr dalam dalam !kbar kbar "#$$ "#$$%& %& yang yang terba terbang ngun un se'ara se'ara alam alamiah iah dalam dalam suat suatu u komuni komunitas tas masyarak masyarakat at untuk untuk beradap beradaptasi tasi dengan dengan lingku lingkunga ngan n di sekitar sekitarny nya, a, perilaku ini berkembang menjadi suatu kebudayaan di suatu daerah dan akan berkembang se'ara turun-temurun. Se'ara umum, budaya lokal atau budaya daerah dimaknai sebagai budaya yang berkembang di suatu daerah, yang unsurunsurnya adalah budaya suku-suku bangsa yang tinggal di daerah itu. (alam pelaksanaan pembangunanan berkelanjutan oleh adanya kemajuan teknologi membuat membuat orang lupa akan pentingnya pentingnya tradisi atau kebudayaan kebudayaan masyarakat masyarakat dalam mengel mengelola ola lingku lingkunga ngan, n, seringk seringkali ali buday budayaa lokal lokal diangg dianggap ap sesuatu sesuatu yang yang sudah sudah ketinggalan di abad sekarang ini, sehingga peren'anaan pembangunan seringkali tidak melibatkan masyarakat.
1.2 Rumusan Masah (ari latar belakang di atas maka dapat di rumuskan masalahnya antara lain)
1
*. !pakah definisi dari sistem kearifan lokal + #. agaimanakah kearifan lokal sebagai aset budaya bangsa + . agaimanakah kearifan lokal dan implentasinya dalam kehidupan masyarakat +
1.3 Tujuan
*. ntuk mengetahui definisi dari sistem kearifan lo'al. #. ntuk mengetahui kearifan lokal sebagai aset budaya bangsa. . ntuk mengetahui kearifan lokal dan implentasinya dalam kehidupan masyarakat.
2
BAB II PEMBAHAAN
2.1 De!"n"s" "stem #ear"!an L$kal !da beberapa definisi system kearifan lo'al menurut beberapa ahli, di
antaranya ialah) Kearifan lokal merupakan pengetahuan lokal yang sudah demikian menyatu dengan sistem keper'ayaan, norma dan budaya dan diekspresikan di dalam tradisi dan mitos yang dianut dalam waktu yang 'ukup lama " Sunaryo dan /a0man "#$$&. Menurut Keraf "#$$#&, kearifan lokal atau kearifan tradisional yaitu semua bentuk keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis. Sistem kearifan lokal se'ara netral dan dinamik di kalangan dunia barat biasanya disebut
dengan istilah Indigenous Knowledge "arren,
dalam
!dimiharja, #$$1&. Konsep kearifan lokal atau kearifan tradisional atau sistem pengetahuan lokal "indigenous knowledge system& adalah pengetahuan yang khas milik suatu masyarakat atau budaya tertentu yang telah berkembang lama sebagai hasil dari proses hubungan timbal-balik antara masyarakat dengan lingkungannya "Marzali, dalam Mumfangati, dkk., #$$1&. 2adi, konsep sistem kearifan lokal berakar dari sistem pengetahuan dan pengelolaan lokal atau tradisional. Karena hubungan yang dekat dengan lingkungan dan sumber daya alam, masyarakat lokal, tradisional, atau asli, melalui 3uji 'oba4 telah mengembangkan pemahaman terhadap
sistem
ekologi
dimana
mereka
tinggal
yang
telah
dianggap
mempertahankan sumber daya alam, serta meninggalkan kegiatan-kegiatan yang dianggap merusak lingkungan "Mit'hell, #$$&. Pengetahuan lokal ternyata bisa menjadi salah satu solusi mengatasi dampak perubahan iklim disektor pertanian terutama dalam mengatasi krisis pangan ditingkat komunitas. Sebuah penelitian terbaru dari International Institute for 5n6ironment and (e6elopment "II5(& mengungkapkan kearifan lokal yang diajarkan turun temurun telah menuntun masyarakat tradisional yang terbelakang
3
sekalipun mampu bertahan menghadapi perubahan iklim. Praktek-praktek tradisional itu disesuaikan dengan ketinggian tempat, jenis tanah, 'urah hujan dan sebagainya yang kesemuanya mendukung keberlanjutan lingkungan. Para petani telah terbiasa menggunakan tanaman lokal untuk mengendalikan hama dengan 'ara memilih 6arietas tanaman yang mampu mentolerir kondisi ekstrim seperti kekeringan
dan
banjir,
menanam
beragam
tanaman
untuk
menghadapi
ketidakpastian di masa depan. Pemuliaan 6arietas jenis baru se'ara lokal ini dilakukan berdasarkan 'iri-'iri kualitas yang melindungi keanekaragaman hayati. Metode pertanian yang dipraktekkan oleh nenek moyang diberbagai komunitas masyarakat adat termasuk di Indonesia hanya berfokus pada apa yang diberikan alam pada mereka berupa berbagai jenis tanaman seperti kopi, kayu manis dan berbagai tumbuhan liar lainnya sudah 'ukup untuk kebutuhan masyarakat saat itu. 7ontoh lain yang dilakukan oleh masyarakat dalam mempertahan kearifan lokal antara lain) *. Penggunaan Ruang dalam Masyarakat Baduy Penggunaan ruang dalam masyarakat aduy se'ara umum dibagi kedalam tiga zona, yaitu) 8ona awah sebagai pemukiman, 8ona 9engah digunakan untuk ber'o'ok tanam dan 8ona !tas digunakan sebagai hutan belantara dan tempat pemujaan "Syarif Muis, #$*$&
#. Sistem Perladangan Masyarakat Baduy Menurut orang baduy atau orang Kanekes, sistem berladang mereka adalah dengan tidak melakukan perubahan besar-besaran terhadap alam, tetapi mengikuti alam yang ada. Sistem pengairan tidak menggunakan irigasi tetapi mengandalkan air hujan, karena dalam keper'ayaan mereka ada larangan penggunaan air sungai untuk keperluan penanaman tanaman diladang. "Syarif Muis, #$*$&.
. Pelestarian hutan mangro6e :utan mangro6e yang tumbuh dipinggiran pantai "laut& sangat bermanfaat untuk terus dikembangkan dan dilestarikan karena tanaman ini dapat menyimpan 'arbon dan juga dapat menahan ketinggian air laut.
4
Se'ara umum, kearifan lokal "dalam situs (epartemen Sosial ;I& dianggap pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud akti6itas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. (engan pengertian pengertian tersebut, kearifan lokal bukan sekedar nilai tradisi atau 'iri lokalitas semata melainkan nilai tradisi yang mempunyai daya-guna untuk untuk mewujudkan harapan atau nilai-nilai kemapanan yang juga se'ara uni6ersal yang didamba-damba oleh manusia. (ari definisi-definisi itu, kita dapat memahami bahwa kearifan lokal adalah pengetahuan yang dikembangkan oleh para leluhur dalam mensiasati lingkungan hidup sekitar mereka, menjadikan pengetahuan itu sebagai bagian dari budaya dan memperkenalkan serta meneruskan itu dari generasi ke generasi. eberapa bentuk pengetahuan tradisional itu mun'ul lewat 'erita-'erita, legenda-legenda, nyanyian-nyanyian, ritual-ritual, dan juga aturan atau hukum setempat. Kearifan lokal menjadi penting dan bermanfaat hanya ketika masyarakat lokal yang mewarisi sistem pengetahuan itu mau menerima dan mengklaim hal itu sebagai bagian dari kehidupan mereka. (engan 'ara itulah, kearifan lokal dapat disebut sebagai jiwa dari budaya lokal.
2.2 #ear"!an L$kal e%aga" Aset Bu&a'a Bangsa
(ari sisi etnis dan budaya daerah sejatinya menunjuk kepada karaktreristik masing-masing keragaman bangsa Indonesia. Pada sisi yang lain, karakteristik itu mengandung nilai-nilai luhur memiliki sumber daya kearifan, di mana pada masamasa lalu merupakan sumber nilai dan inspirasi dalam strategi memenuhi kebutuhan hidup, mempertahankan diri dan merajut kesejehteraan kehidupan mereka. !rtinya masing-masing etnis itu memiliki kearifan lokal sendiri, seperti etnis /ampung yang dikenal terbuka menerima etnis lain sebagai saudara "adat muari, angkon&, etnis atak juga terbuka, 2awa terkenal dengan tata-krama dan perilaku yang lembut, etnis Madura dan ugis memiliki harga diri yang tinggi, dan etnis 7ina terkenal dengan keuletannya dalam usaha. (emikian juga etnisetnis lain seperti, Minang, !'eh, Sunda, 9oraja, Sasak,
5
budaya dan pedoman hidup masing yang khas sesuai dengan keyakinan dan tuntutan hidup mereka dalam upaya men'apai kesejehtaraan berasma. eberapa nilai dan bentuk kearifan lokal, termasuk hukum adat, nilai-nilai budaya dan keper'ayaan yang ada sebagian bahkan sangat rele6an untuk diaplikasikan ke dalam proses pembangunan kesejahteraan masyarakat. Kearifan lokal itu mengandung kebaikan bagi kehidupan mereka, sehingga prinsip ini mentradisi dan melekat kuat pada kehidupan masyarakat setempat. Meskipun ada perbedaan karakter dan intensitas hubungan sosial budayanya, tapi dalam jangka yang lama mereka terikat dalam persamaan 6isi dalam men'iptakan kehidupan yang bermartabat dan sejahtera bersama. (alam bingkai kearifan lokal ini, antar indi6idu, antar kelompok masyarakat saling melengkapi, bersatu dan berinteraksi dengan memelihara nilai dan norma sosial yang berlaku. Keanekaragaman budaya daerah tersebut merupakan potensi sosial yang dapat membentuk karakter dan 'itra budaya tersendiri pada masing-masing daerah, serta merupakan bagian penting bagi pembentukan 'itra dan identitas budaya suatu daerah. (i samping itu, keanekaragaman merupakan kekayaan intelektual dan kultural sebagai bagian dari warisan budaya yang perlu dilestarikan. Seiring dengan peningkatan teknologi dan transformasi budaya ke arah kehidupan modern serta pengaruh globalisasi, warisan budaya dan nilai-nilai tradisional
masyarakat
adat
tersebut
menghadapi
tantangan
terhadap
eksistensinya. :al ini perlu di'ermati karena warisan budaya dan nilai-nilai tradisional tersebut mengandung banyak kearifan lokal yang masih sangat rele6an dengan kondisi saat ini, dan seharusnya dilestarikan, diadaptasi atau bahkan dikembangkan lebih jauh.
6
bahkan seringkali lembaga-lembaga budaya pada umumnya dimanfaatkan untuk komersialisasi dan kepentingan kekuasaan. Kenyataaan tersebut mengakibatkan generasi penerus bangsa 'enderung kesulitan untuk menyerap nilai-nilai budaya menjadi kearifan lokal sebagai sumber daya untuk memelihara dan meningkatkan martabat dan kesejahtaraan bangsa. =enerasi sekarang semakin kehilangan kemampuan dan kreati6itas dalam memahami prinsip kearifan lokal. Khusus kearifan lokal /ampung adalah prinsip hidup 3Piil Pesenggiri4. :al ini disebabkan oleh adanya penyimpangan kepentingan para elit masyarakat dan pemerintah yang 'enderung lebih memihak kepada kepentingan pribadi dan golongan dari pada kepentingan umum. Kepentingan subyekti6itas kearifan lokal ini selalu dimanfaatkan untuk mendapatkan status kekuasaan dan menimbun harta dunia. Para elit ini biasanya melakukan pen'itraan ideal kearifan lokal di hadapan publik seolah membawa misi kebaikan bersama. !kan tetapi sebagaimana diketahui bahwa pada realisasinya justeru nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya tidak lebih hanya sekedar alat untuk memperoleh dan mempertahan kekuasaan. Pada gilirannya, masyarakat luas yang struktur dan hubungan sosial budayanya masih bersifat obyektif sederhana makin tersesat meneladani sikap dan perilaku elit mereka, juga makin lelah menanti janji masa depan, sehingga akhirnya mereka pesimis, putus asa dan kehilangan keper'ayaan.
7
diri diletakkan dalam upaya pengembangan prestasi, kreati6itas dan peranan yang bermanfaat bagi masyarakat, demikian juga dengan makna-makna kearifan lokal nilai-nilai budaya lainnya. Kemudian pada gilirannya, nilai-nilai budaya ini harus disebarluaskan dan dibumikan ke dalam seluruh kehidupan masyarakat agar dapat menjadi jati diri masyarakat daerah. Keberadaan Piil Pesenggiri merupakan aset "modal, kekayaan& budaya bangsa yang perlu dilindungi dan dilestarikan untuk meningkatkan kesadaran jatidiri bangsa untuk diteruskan kepada generasi berikutnya dalam keadaan baik. (alam proses kompromi budaya, kearifan lokal bukan hanya berfungsi menjadi filter ketika terjadi benturan antara budaya lokal dengan tuntutan perubahan. /ebih jauh, nilai-nilai budaya lokal berbi'ara pada tataran penawaran terhadap sumberdaya nilai-nilai kearifan lokal sebagai pedoman moral dalam penyelesaian masalah ketika sebuah kebudayaan berhadapan dengan pertumbuhan antagonis berbagai kepentingan hidup. Sebagaimana 'ontoh pada kehidupan masyarakat lokal, proses kompromi budaya selalu memperhatikan elemen-elemen budaya lokal ketika berhadapan dengan budaya-budaya yang baru. 5lemenelemen itu dipertimbangkan, dipilah dan dipilih mana yang rele6an dan mana pula yang bertentangan. :asilnya selalu menunjukkan wajah sebuah kompromi yang elegan, setiap elemen mendapatkan tempat dan mun'ul dalam bentuknya yang baru sebagai sebuah kesatuan yang harmonis. 9entu saja terbentuknya kesatuan yang harmonis itu tidak lepas dari hasil kompromi keadilan yang menyentuh kepentingan berbagai pihak. Kepentingankepentingan yang dimaksud sangat luas 'akupannya, tetapi se'ara garis besar meliputi berbagai permasalahan yang berhubungan dengan kelangsungan hidup manusia, terutama yang bersifat primer dan praktis. agi pembuat kebijakan harus mampu memilah dan memilih proses kompromi yang menguntungkan semua pihak,
kemudian
menyikapi,
menata,
menindak>lanjuti
arah
perubahan
kepetingan-kepentingan itu agar tetap dalam prinsip kebersarnaan. Kebudayaan sebagai lumbung nilai-nilai budaya lokal bisa menjadi sebuah pedoman dalam upaya rnerangkai berbagai kepentingan yang ada se'ara harmonis, tanpa ada pihak yang dikorbankan.
8
?leh karena itu, dalam makalah ini perlu dikaji tentang pengertian kearifan lokal piil pesenggiri dan implementasinya yang berkaitan dengan regulasi penataan harmonisasi kehidupan masyarakat, dapat diakomodasikan dengan baik dalam peren'anaan, pelaksanaan pembangunan kesejehtaraan dan keadilan sosial.
2.3 #ear"!an
L$kal
Dan
Im(lentas"n'a
Dalam
#eh"&u(an
Mas'arakat
Se'ara etimologis, kearifan "wisdom& berarti kemampuan seseorang dalam menggunakan akal pikirannya untuk menyikapi sesuatu kejadian, obyek atau situasi. Sedangkan lokal, menunjukkan ruang interaksi di mana peristiwa atau situasi tersebut terjadi. (engan demikian, kearifan lokal se'ara substansial merupakan nilai dan norma yang berlaku dalam suatu masyarakat yang diyakini kebenarannya dan menjadi a'uan dalam bertindak dan berperilaku sehari-hari. (engan
kata
lain
kearifan
lokal
adalah
kemampuan
menyikapi
dan
memberdayakan potensi nilai-nilai luhur budaya setempat. ?leh karena itu, kearifan lokal merupakan entitas yang sangat menentukan harkat dan martabat manusia dalam komunitasnya "=eertz, #$$@&. Perilaku yang bersifat umum dan berlaku di masyarakat se'ara meluas, turun temurun, akan berkembang menjadi nilai-nilai yang dipegang teguh, yang selanjutnya disebut sebagai budaya. Kearifan lokal didefinisikan sebagai kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah "=obyah, #$$&. Kearifan lokal "lo'al wisdom& dapat dipahami sebagai usaha manusia dengan menggunakan akal budinya "kognisi& untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu ";idwan, #$$@&.
*. Piil Pesenggiri dan Implentasinya entuk kearifan lokal /ampung yang khas mengandung nilai budaya luhur adalah Piil Pesenggiri. Piil Pesenggiri ini mengandung pandangan hidup
9
masyarakat yang diletakkan sebagai pedoman dalam tata pergaulan untuk memelihara kerukunan, kesejahteraan dan keadilan. Piil Pesenggiri merupakan harga diri yang berkaitan dengan perasaan kompetensi dan nilai pribadi, atau merupakan perpaduan antara keper'ayaan dan penghormatan diri. Seseorang yang memiliki Piil Pesenggiri yang kuat, berarti mempunyai perasaan penuh keyakinan, penuh tanggungjawab, kompeten dan sanggup mengatasi masalah-masalah kehidupan. 5tos dan semangat kelampungan "spirit of /ampung& piil pesenggiri itu mendorong orang untuk bekerja keras, kreatif, 'ermat, dan teliti, orientasi pada prestasi, berani kompetisi dan pantang menyerah atas tantangan yang mun'ul. Semua karena mempertaruhkan harga diri dan martabat seseorang untuk sesuatu yang mulya di tengah-tengah masyarakat. nsur-unsur piil pesenggiri "prinsip kehormatan& selalu berpasangan, juluk berpasangan dengan adek, nemui dengan nyimah, nengah dengan nyappur, sakai dengan sambai. Penggabungan itu bukan tanpa sebab dan makna. 2uluk adek "terprogram, keberhasilan&, nemui nyimah "prinsip ramah, terbuka dan saling menghargai&, nengah nyappur "prinsip suka bergaul, terjun dalam masyarakat, kebersamaan, kesetaraan&, dan sakai sambaian "prinsip kerjasama, kebersamaan&. Sementara itu bagi masyarakat adat /ampung Saibatin menempatkan Piil Pesenggiri dalam beberapa unsur, yaitu) ghepot delom mufakat "prinsip persatuan&A tetengah tetanggah "prinsip persamaan&A bupudak waya "prinsip penghormatan&A ghopghama delom beguai "prinsip kerja keras&A bupiil bupesenggiri "prinsip ber'ita-'ita dan keberhasilan&. nsur-unsur Piil Pesenggiri itu bukan sekedar prinsip kosong, melainkan mempunyai nilai-nilai nasionalisme budaya yang luhur yang perlu di dipahami dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sejatinya Piil Pesenggiri
tidak
diungkapkan
melalui
pemujaan
diri
sendiri
dengan
mengorbankan orang lain atau dengan mengagungkan seseorang yang jauh lebih unggul dari orang lain, atau menyengsarakan orang lain utk membahagiakan seseorang. Seorang yang memiliki harga diri akan lebih bersemangat, lebih mandiri, lebih mampu dan berdaya, sanggup menerima tantangan, lebih per'aya diri, tidak mudah menyerah dan putus asa, mudah memikul tanggung jawab,
10
mampu menghadapi kehidupan dengan lebih baik, dan merasa sejajar dengan orang lain. Karakteristik orang yang memiliki harga diri yang tinggi adalah kepribadian yang memiliki kesadaran untuk dapat membangkitkan nilai-nilai positif kehormatan diri sendiri dan orang lain, yaitu sanggup menjalani hidup dengan penuh kesadaran. :idup dengan penuh kesadaran berarti mampu membangkitkan
kondisi
pikiran
yang
sesuai
kenyataan
yang dihadapi,
bertanggung jawab terhadap setiap perbuatan yang dilakukan. !rogansi dan berlebihan dalam mengagungkan kemampuan diri sendiri merupakan gambaran tentang rendahnya harga diri atau runtuhnya kehormatan seseorang "!bdul Syani, #$*$) http)BBblog.unila.a'.idBabdulsyaniB&. Se'ara ringkas unsur-unsur Piil Pesenggiri itu dapat dijelaskan sebagai berikut) a. 2uluk-!dek Se'ara etimologis 2uluk-adek "gelar adat& terdiri dari kata juluk dan adek, yang masing-masing mempunyai maknaA 2uluk adalah nama panggilan keluarga seorang priaBwanita yang diberikan pada waktu mereka masih muda atau remaja yang belum menikah, dan adek bermakna gelarBnama panggilan adat seorang priaBwanita yang sudah menikah melalui prosesi pemberian gelar adat. !kan tetapi panggilan ini berbeda dengan inai dan amai. Inai adalah nama panggilan keluarga untuk seorang perempuan yang sudah menikah, yang diberikan oleh pihak keluarga suami atau laki-laki. Sedangkan amai adalah nama panggilan keluarga untuk seorang laki-laki yang sudah menikah dari pihak keluarga isteri. 2uluk-adek merupakan hak bagi anggota masyarakat /ampung, oleh karena itu juluk-adek merupakan identitas utama yang melekat pada pribadi yang bersangkutan. iasanya penobatan juluk-adek ini dilakukan dalam suatu upa'ara adat sebagai media peresmiannya. 2uluk adek ini biasanya mengikuti tatanan yang telah ditetapkan berdasarkan hirarki status pribadi dalam struktur kepemimpinan adat. Sebagai 'ontohA Pengiran, (alom, atin, 9emunggung, ;adin, Minak, Kimas dst. (alam hal ini masing-masing kebuwaian tidak selalu sama, demikian
11
pula urutannya tergantung pada adat yang berlaku pada kelompok masyarakat yang bersangkutan. Karena juluk-adek melekat pada pribadi, maka seyogyanya anggota masyarakat /ampung harus memelihara nama tersebut dengan sebaik-baiknya dalam wujud prilaku pergaulan kemasyarakatan sehari-hari. 2uluk-adek merupakan asas identitas dan sebagai sumber moti6asi bagi anggota masyarakat /ampung untuk dapat menempatkan hak dan kewajibannya, kata dan perbuatannya dalam setiap perilaku dan karyanya. b.
12
tentunya berpandangan luas ke depan dengan moti6asi kerja keras, jujur dan tidak merugikan orang lain. '.
menggambarkan
bahwa
anggota
masyarakat
/ampung
mengutamakan rasa kekeluargaan dan didukung dengan sikap suka bergaul dan bersahabat dengan siapa saja, tidak membedakan suku, agama, tingkatan, asal usul dan golongan. Sikap suka bergaul dan bersahabat menumbuhkan semangat suka bekerjasama dan tenggang rasa "toleransi& yang tinggi antar sesamanya. Sikap toleransi akan menumbuhkan sikap ingin tahu, mau mendengarkan nasehat orang lain, mema'u semangat kreati6itas dan tanggap terhadap perkembangan gejalagejala sosial. ?leh sebab itu dapat diambil suatu konklusi bahwa sikap nengahnyappur menunjuk kepada nilai musyawarah untuk mufakat. Sikap nengah nyappur melambangkan sikap nalar yang baik, tertib dan seklaigus merupakan embrio dari kesungguhan untuk meningkatkan pengetahuan serta sikap adaptif terhadap perubahan. Melihat kondisi kehidupan masyarakat /ampung yang pluralistik, maka dapat dipahami bahwa penduduk daerah ini telah menjalankan prinsip hidup nengah-nyappur se'ara wajar dan positif. Sikap nengah-nyappur juga menunjukkan sikap ingin tahu yang tinggi, sehingga menumbuhkan
sikap
menggabarkan
bahwa
kepeloporan. anggota
Pandangan
masyarakat
atau
/ampung
pemikiran
demikian
merupakan
bentuk
kehidupan yang memiliki jiwa dan semangat kerja keras dan gigih untuk men'apai tujuan masa depannya dalam berbagai bidang kehidupan.
13
demikian berarti masyarakat /ampung pada umumnya dituntut kemampuannya untuk dapat menempatkan diri pada posisi yang wajar, yaitu dalam arti sopan dalam sikap perbuatan dan santun dalam tutur kata. Makna yang lebih dalam adalah harus siap mendengarkan, menganalisis, dan harus siap menyampaikan informasi dengan tertib dan bermakna. d. Sakai-Sambaiyan Sakai bermakna memberikan sesuatu kepada seseorang atau sekelompok orang dalam bentuk benda dan jasa yang bernilai ekonomis yang dalam prakteknya 'enderung menghendaki saling berbalas. Sedangkan sambaiyan bermakna memberikan sesuatu kepada seseorang, sekelompok orang atau untuk kepentingan umum se'ara sosial berbentuk benda dan jasa tanpa mengharapkan balasan. Sakai sambaiyan berarti tolong menolong dan gotong royong, artinya memahami makna kebersamaan atau guyub. Sakai-sambayan pada hakekatnya adalah menunjukkan rasa partisipasi serta solidaritas yang tinggi terhadap berbagai kegiatan pribadi dan sosial kemasyarakatan pada umumnya. Sebagai masyarakat /ampung akan merasa kurang terpandang bila ia tidak mampu berpartisipasi dalam suatu kegiatan kemasyarakatan. Perilaku ini menggambarkan
sikap
toleransi
kebersamaan,
sehingga
seseorang
akan
memberikan apa saja se'ara suka rela apabila pemberian itu memiliki nilai manfaat bagi orang atau anggota masyarakat lain yang membutuhkan. Sakai sembayan senantiasa menjaga sikap kebersamaan, termasuk di dalamnya sikap saling tolong menolong, terutama terhadap kaum yang lemah dalam pengertian menyeluruh, baik lahir maupun batin. 9ernyata bukan hanya orang /ampung memiliki piil pesenggiri, di atak ada dalihan na tolu, di Padang ada adat basendi syara, syara bersendi Kitabullah, anten ada kiyai dan jawara, di Madura ada 'arok, di ugis ada syiri.
14
(i 2awa, lebih banyak lagi ragam nilai-nilai budaya yang senantiasa dijadikan pedoman hidupA ada # "dua& pedoman hidup orang jawa yang populer dari sekitar *$ "sepuluh& lebih yang ada, yaitu) *. tri ojo "ojo kagetanBjangan gampang kagetBtawaCkal, ojo gumunanBjangan mudah eranBarifBbijak, dan ojo dumehBjangan mentang#Brendah hati& #. sugih tampo bondo "kaya tanpa didasari kebendaan&, digdoyoBsekti tanpo aji "berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaanBkekuatan&, ngluruk tampo bolo "berjuangan tanpa perlu membawa massa&, dan menang tampo ngasorake "menang tanpa mempermalukanBmerendahkan yang lain&. ?leh karena itu, maka para aparat pemerintah tidak boleh pamer kekayaan "sugih tampo bondo&, jangan unjuk kekuasaan "digdoyo tampo aji&, jangan terlalu demonstratif dalam tindakan persuasif "ngluruk tampo bolo&, dan jangan terlalu unjuk kemenangan "menang tampo ngasorake&. Konsep ini dirumuskan para bangsawan, tetapi apa arti kebangsawanannya tanpa rakyat. Karena itu, rakyat tidak boleh disakiti. 9etapi kenyataannya banyak rakyat ditekan sedemikian rupa, dilarang unjuk pendapat, unjuk rasa, atau protes atas kebijakan yang sepihak. (i pihak lain ada budaya pepe dalam kehidupan masyarakat jawa, apabila ada resi yang protes atas kebijakan orang istana, ia harus menjemur dirinya "pepe&, menentang matahari di alun alun dan jalan menuju istana.
merupakan jaringan
kompleks dari symbol-ssimbol
15
dengan
maknanya yang dibangun masyarakat dalam sejarah suatu komunitas yang disebut etnik atau bangsa. (engan 'ara pandang seperti itu, dapat dipahami mengapa negara dituntut memenuhi kewajibannya untuk merawat, memelihara, mengembangkan dan menghidupkan kebudayaan yang telah ada dalam sejarah masyarakat. Pemeliharan dan pengembangan itu diimplementasikan dalam pendidikan formal dan nonformal, dalam bentuk kebijakan-kebijakan, serta bantuan keuangan, sarana dan prasarana, serta dalam bentuk jaminan hukum dan politik agar kebudayaan berkembang dan selalu tumbuh dengan sehat. (alam prakteknya kear ifan lokal itu harus memiliki keinginan yang membumi untuk memerangi semua bentuk penyelewengan, ketidakadilan, perlakuan yang melanggar :!M. !rtinya, harus berusaha mempertahankan eksistensi bangsa dan negara dari kehan'uran akibat korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Perilaku korupsi, menggelapkan uang negara, memanfaatkan segala fasilitas dalam lingkup kekuasaannya demi memperkaya diri, berprilaku sewenang-wenang dalam menjalankan roda kekuasaan, tidak menghormati harkat dan martabat orang lain 'ontohnya gemar menerima sogokan, dan bentuk-bentuk ke'urangan lainnya.
BAB III PENUTUP
3.1 #es"m(ulan
16
Keanekaragaman nilai sosial budaya masyarakat yang terkandung di dalam kearifan lokal itu umumnya bersifat 6erbal dan tidak sepenuhnya terdokumentasi dengan baik. (i samping itu ada norma-norma sosial, baik yang bersifat anjuran, larangan, maupun persyaratan adat yang ditetapkan untuk akti6itas tertentu yang perlu dikaji lebih jauh. (alam hal ini perlu dikembangkan suatu bentuk knowledge management terhadap berbagai jenis kearifan lokal tersebut agar dapat digunakan
sebagai
a'uan
dalam
proses
peren'anaan,
pembinaan
dan
pembangunan kesejahteraan masyarakat se'ara berkesinambungan. Modal dasar bagi segenap elit dan segenap agen pembaharu bangsa adalah perlu adanya ketulusan untuk mengakui kelemahan, ikhlas membuang egoisme, keserakahan, bersedia menggali kekuatan nilai-nilai budaya yang ada pada kelompok masyarakat daerah masing-masing, dan bersedia berbagi dengan pihak lain sebagai entitas dari bangsa yang sama. Para elit di berbagai tingkatan harus mampu menjadi garda depan, bukan sekedar bisa berbi'ara dalam janji, tapi harus mampu memberikan bukti tindakan nyata dalam bentuk keberpihakan pada kepentingan masyarakat. :arapannya adalah untuk menyatukan gerak langkah antara satu sama lain, masyarakat bersama-sama menggali sumber kehidupan se'ara arif dan bijak, sehingga ada jalan menuju kehidupan yang lebih baik, damai, adil dan sejahtera. paya yang perlu dilakukan adalah menguak makna substantif nilai-nilai kearifan lokal. Keterbukaan dikembangkan menjadi kejujuran dalarn setiap aktualisasi pergaulan, pekerjaan dan pembangunan, beserta nilai-nilai budaya lain yang menyertainya. udi pekerti dan norma kesopanan diformulasi sebagai keramahtamahan yang tulus. :arga diri diletakkan dalam upaya pengembangan prestasi, bukan untuk membangun kesombongan. Ketulusan, memang perlu dijadikan modal dasar bagi segenap unsur bangsa. Ketulusan untuk mengakui kelemahan diri masing-masing, dan ketulusan untuk membuang egoisme, keserakahan, serta mau berbagi dengan yang lain sebagai entitas dari bangsa yang sama. (ari ketulusan, seluruh elemen bangsa yang majernuk masing-masing merajut kebhinnekaan, kemudian menjadikannya sebagai semangat nasionalisme yang kokoh. Pada saat yang sama, hasil rekonstruksi ini perlu dibumikan dan
17
disebarluaskan ke dalam seluruh masyarakat sehingga menjadi identitas kokoh bangsa, bukan sekadar menjadi identitas suku atau masyarakat tertentu. Kemudian diperlukan proses pelembagaan yang harus dikembangkan agar proses pembangunan nasional dapat melahirkan keseimbangan, pemerataan dan pertumbuhan ekonomi, memberi keleluasaan terhadap partisipasi masyarakat, mendukung proses komunikasi dan membuka ruang publik, mendorong mun'ulnya pernerintah yang terorganisasi dengan baik dan sangat responsif, serta memper'epat lahirnya elit yang matang dan fleksibel dalam berpolitik.
18
DA)TAR PUTA#A
2ojo. 3kearifan lokal4. http)BBmerdekaahmad.blogspot.'omB#$*#B**Bkearifanlokal.html.
2ohan Iskandar, 3Mitigasi en'ana /ewat Kearifan /okal4, Kompas, % ?ktober #$$D. 5nding. 3System Kearifan Lokal”. http)BBwww.deptan.go.idBdpiBdetailadaptasi.php.
19