ABSTRAK KASUS PENIPUAN KARTU KREDIT(CARDING ) PADA LINGKUP LEMBAGA PEMBIAYAAN DAN KEUANGAN Oleh Prima Angkupi
Intern Internet et bankin banking g bukan bukan merupa merupakan kan istilah istilah yang yang asing asing lagi lagi bagi bagi masyar masyaraka akatt Indone Indonesia sia khususn khususnya ya bagi bagi yang yang tingga tinggall di wilay wilayah ah perkot perkotaan aan.. Hal tersebu tersebutt dikarenakan dikarenakan semakin semakin banyakny banyaknyaa perbankan perbankan nasional nasional yang menyelengga menyelenggarakan rakan layanan tersebut. Penyelenggaraan internet banking yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi, dalam kenyataannya pada satu sisi membuat jalannya transaksi perbankan menjadi lebih mudah, akan tetapi di sisi lain membuatnya semakin berisiko. Kemudahan dalam transaksi perdagangan secara elektr elektroni onik k ternya ternyata ta membaw membawaa bebera beberapa pa masalah masalah serius serius sehubun sehubungan gan dengan dengan masal masalah ah keam keaman anan an dala dalam m pemb pembay ayara aran n secara secara elek elektr tron onik ik yang yang diter diterap apka kan. n. Kejahatan penyalahgunaan kartu kredit ini muncul dengan berbagai versi. Kasus yang umum terjadi adalah kasus pemalsuan kartu kredit dengan berbagai tehnik terbar terbaru, u, misalny misalnyaa dengan dengan teknik teknik “Cardholder-Not-Present / CNP (Si Pemilik Kartu tidak Hadir saat transaksi) yang banyak terjadi di banyak negara akhirakhir akhir ini.Ha ini.Hall ini tentu tentu saja berkai berkaitan tan dengan dengan Perusa Perusahaa haan n Kartu Kartu Kredit Kredit (Credit Card Company Company)) dalam dalam ruang ruang lingku lingkup p lembag lembagaa pembiay pembiayaan aan.. Oleh karena karena itu penulis tertarik untuk membuat makalah dengan judul”Kasus Penipuan Kartu Kredit(carding Kredit(carding ) Pada Pada lingku lingkup p Lembag Lembagaa Pembiay Pembiayaan aan dan Keuang Keuangan” an”, dengan mengajukan mengajukan dua permasalahan, permasalahan, yaitu : 1. Apakah yang dimaksud kartu kredit
2
dalam lembaga pembiayaan pembiayaan ? 2. Bagaimanakah Bagaimanakah upaya upaya dalam penanggulang penanggulangan an penipuan kartu kredit oleh lembaga Bank? Berdas Berdasark arkan an hasil hasil pembah pembahasan asan dipero diperoleh leh kesimp kesimpulan ulan sebaga sebagaii beriku berikutt : Celah Celah keamanan saat pengisian data pribadi yang berisi detil data si pemilik kartu kredit ini menjadi celah inilah yang banyak digunakan oleh para pelaku memalsukan otorisa otorisasi si transak transaksi si sehingg sehinggaa seakan-a seakan-akan kan transak transaksi si terseb tersebut ut benar-b benar-bena enarr telah telah valid valid disetu disetujui jui oleh oleh si pemili pemilik k kartu kartu kredit kredit.. Untuk Untuk meminim meminimalis alisir ir terjadi terjadiny nyaa penipuan kartu kredit di perbankan, dikeluarkannya serangkaian peraturan perundang-undangan, dalam bentuk Peraturan Bank Indonesia (PBI) dan Surat Edaran Bank Indonesia (SE), yang mewajibkan perbankan untuk menerapkan manajemen risiko dalam aktivitas internet banking, menerapkan prinsip mengenal nasab nasabah ah/K /Kno now w Your Your Custo Custome merr Prin Princip ciple less (KYC (KYC), ), meng mengam aman anka kan n siste sistem m tekn teknol olog ogii info inform rmasi asiny nyaa dalam dalam rangk rangkaa kegi kegiat atan an Alat Alat Pemb Pembay ayara aran n deng dengan an Menggunakan Kartu dan menerapkan transparansi informasi mengenai Produk Bank dan penggunan Data Pribadi Nasabah. Berdas Berdasark arkan an kesimp kesimpula ulan n diatas, diatas, maka maka saran-s saran-saran aran dan masuk masukan an yang yang dapat dapat diberikan oleh penulis penulis adalah Sebaiknya pihak bank bank atau pemegang kartu kredit haru haruss segera segera bert bertin inda dak k apab apabil ilaa terja terjadi di pema pemalsu lsuan an.. Piha Pihak k bank bank juga juga haru haruss menyelidiki menyelidiki apakh apakh pemegang pemegang kartu kredit kredit itu benar telah menggunakan menggunakan kartu kreditnya atau telah dipalsukan dan melakukan pengecekan apabila masa berlaku kartu kredit dari masing-masing pemegang telah berakhir.
3
DAFTAR ISI
................................................................... ............................................i .....................i HALAMAN JUDUL ............................................ .................................................................... .............................................. ...................................ii ............ii ABSTRAK ............................................. DAFTAR ISI........................................ ISI............................................................... .............................................. ...................................... ............... iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................. .................................................................... ............................................. ...................... 4 B. Permasalahan.......................... Permasalahan................................................. .............................................. .............................................. .......................8 8
II. II. PEMB PEMBAH AHAS ASAN AN
A. Kartu Kredit Kre dit Dalam Lembaga Pembiayaan ...............................................9 ...............................................9 B. Upaya Penanggulangan Penipuan Kartu Kredit Oleh Lembaga Bank ....12
III. PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................. ..................................................................... ..........................................18 ...................18 B. Saran ........................................................ ............................................................................... ...........................................18 ....................18 DAFTAR PUSTAKA
4
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Transaksi elektronik telah mempengaruhi pola hidup manusia atau masyarakat, ternyata ada masalah serius yang dihadapi oleh masyarakat berkenaan dengan maraknya Internet. Masalah itu adalah masalah hukum. Akan tetapi, masalah hukum di dunia virtual tersebut belum banyak mendapat perhatian otoritas dan pengguna Internet karena pemahaman yang masih dangkal mengenai aspek-aspek hukum dari Internet atau dari transaksi yang dilakukan dengan menggunakan sarana transaksi elekronik. Berbel Berbelanj anjaa atau melaku melakukan kan transak transaksi si di dunia dunia virtua virtuall melalu melaluii Intern Internet et sangat sangat berbeda dengan berbelanja atau melakukan transaksi di dunia nyata. Kenyataan ini telah menimbulkan keragu-raguan mengenai hukum dan yurisdiksi hukum yang mengikat para pihak yang melakukan transaksi tersebut. Ada sementara pihak yang berpendapat, bahwa oleh karena transaksi tersebut terjadi di dunia virtual, maka hukum yang berlaku di dunia nyata tidak berlaku. Pendapat ini menjadi kuat karena pada kenyataannya tidak ada pemilik tunggal dari Internet. Transaksi Transaksi di dunia dunia virtual virtual menciptakan menciptakan berbagai peluang baru dalam kehidupan kehidupan masyarakat, juga sekaligus menciptakan peluang-peluang baru bagi kejahatan. Di dunia virtual orang melakukan berbagai perbuatan jahat (kejahatan) yang justru tidak tidak dapat dapat dilaku dilakukan kan di dunia dunia nyata. nyata. Kejahat Kejahatan an tersebu tersebutt dilaku dilakukan kan dengan dengan menggunakan komputer sebagai sarana perbuatannya. Tanggal 20 September dan 1 Novem November ber 2004 2004 The Pew Intern Internet et Projec Project t melakukan online online survey yang diikuti diikuti oleh 1.286 ahli. Menurut hasil penelitian penelitian tersebut, dalam waktu 10 tahun mend mendata atang ng Inte Intern rnet et akan akan menj menjad adii demi demiki kian an pent pentin ingn gny ya dala dalam m tran transak saksi si
5
perdagangan, sehingga jaringan elektronik akan menjadi sasaran yang sangat mengundang bagi serangan kejahatan. Salah Salah satu jenis jenis kejaha kejahatan tan komput komputer er dalam dalam transak transaksi si elektro elektronik nik tersebu tersebutt di antaranya adalah kejahatan kartu kredit (carding). Saat ini pemanfaatan teknologi informasi merupakan bagian penting dari hampir seluruh aktivitas masyarakat. Bahkan Bahkan di dunia dunia perban perbankan kan dimana dimana hampir hampir seluru seluruh h proses proses penye penyelen lengga ggaraan raan sistem pembayaran dilakukan secara elektronik (paperless elektronik (paperless). ). Perk Perkem emban banga gan n tekn teknol olog ogii info inform rmasi asi terse tersebu butt telah telah mema memaks ksaa pela pelaku ku usah usahaa mengub mengubah ah strateg strategii bisnis bisnisny nyaa dengan dengan menemp menempatk atkan an teknol teknologi ogi sebagai sebagai unsur unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa. Pelayanan electronic transaction (ebanking ) melalui internet banking merupakan salah satu bentuk baru dari delivery channel pelayanan bank yang mengubah pelayanan transaksi manual menjadi pelayanan transaksi oleh teknologi. Intern Internet et bankin banking g bukan bukan merupa merupakan kan istilah istilah yang yang asing asing lagi lagi bagi bagi masyar masyaraka akatt Indone Indonesia sia khususn khususnya ya bagi bagi yang yang tingga tinggall di wilay wilayah ah perkot perkotaan aan.. Hal tersebu tersebutt dikarenakan dikarenakan semakin semakin banyakny banyaknyaa perbankan perbankan nasional nasional yang menyelengga menyelenggarakan rakan layanan tersebut. Penyelenggaraan internet banking yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi, dalam kenyataannya pada satu sisi membuat jalannya transaksi perbankan menjadi lebih mudah, akan tetapi di sisi lain membuatnya semakin berisiko. Dengan kenyataan seperti ini, keamanan menjadi faktor faktor yang yang paling paling perlu perlu diperh diperhatik atikan. an. Bahkan Bahkan mungk mungkin in faktor faktor keaman keamanan an ini dapat menjadi salah satu fitur unggulan yang dapat ditonjolkan oleh pihak bank. Salah satu risiko yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan internet banking adalah internet fraud atau penipuan melalui internet. Dalam internet fraud ini menjadikan pihak bank atau nasabah sebagai korban, yang dapat terjadi karena maksud maksud jahat jahat seseor seseorang ang yang yang memilik memilikii kemamp kemampuan uan dalam dalam bidang bidang teknol teknologi ogi informasi, atau seseorang yang memanfaatkan kelengahan pihak bank maupun pihak nasabah. Oleh karena itu perbankan perlu meningkatkan keamanan internet banking antara lain melalui standarisasi pembuatan aplikasi internet banking ,
6
adany adanyaa pandua panduan n bila bila terjadi terjadi fraud dalam dalam intern internet et bankin banking g dan pember pemberian ian informasi yang jelas kepada user. Permas Permasalah alahan an dapat dapat juga juga muncu muncull jika jika pemega pemegang ng kartu kartu (card holder ) menolak bertanggung jawab atas pelaksanaan pembayaran atas beban charge card/credit card milikn miliknya ya dengan dengan berbag berbagai ai alasan. alasan. Misalny Misalnya, a, karena karena alasan alasan barang barang yang yang dibeli dibeli mengan mengandun dung g cacat, cacat, ataupu ataupun n karena karena alasan alasan nomor nomor kartu kartu kredit kredit tersebu tersebutt dipergunakan oleh orang yang tidak berhak dengan cara membelanjakannya di berbagai virtual store di internet. Permasalahan lainnya, apakah pemegang kartu kredit (card holder ) mempunyai hak untuk membatalkan pembayaran yang telah dilakukannya, dengan meminta meminta supaya perusahaan penerbit kartu (card issuer ) tidak melaksanakan pembayaran atas tagihan yang dilakukan oleh pedagang yang menerima pembayaran dengan kartu. Prakti Praktisi si teknol teknologi ogi inform informasi asi (TI) (TI) Roy Suryo Suryo pernah pernah menye menyebutk butkan an sejumla sejumlah h warnet warnet (warung (warung intern internet) et) di Yogya Yogyakart kartaa menye menyediak diakan an sejumla sejumlah h nomor nomor kartu kartu kredit kredit yang yang dapat dapat diperg diperguna unakan kan para para pelang pelanggan ganny nyaa untuk untuk berbel berbelanj anjaa di toko toko maya maya tersebut. tersebut. Sementara Sementara itu, Wakil Ketua Kompartemen Kompartemen Telematika Telematika Kadin, Romzy Romzy Alkater Alkateri, i, pernah pernah mengun mengungka gkapka pkan n pengal pengalama amanny nnya. a. Ia pernah pernah ditagi ditagih h beberapa kali atas suatu transaksi jasa hosting yang dilakukannya dengan sebuah penyedia web we b hosting di luar negeri. Padahal, ia mengaku sudah membayar jasa hostin hosting g tersebu tersebutt dengan dengan menggu menggunak nakan an kartu kartu kredit kredit.. Lebih Lebih jauh lagi, ia pun beberapa kali meminta pihak issuer untuk tidak melakukan pembayaran tersebut karena merasa tidak melakukan transaksi jasa hosting lebih dari satu kali. Dari berbagai kasus penipuan kartu kredit seperti di atas, tentunya selain pihak card holder, pihak merchant juga akan dirugikan. Apabila card holder menyangkal telah telah melaku melakukan kan transaks transaksii menggu menggunak nakan an charge charge card/c card/cred redit it card melalui intern internet, et, maka maka pihak pihak issuer issuer tidak tidak akan akan melaku melakukan kan pembay pembayaran aran,, baik baik kepada kepada mercha merchant nt ataupun ataupun pihak pihak jasa payment services. Di Amerika Amerika,, biasan biasanya ya untuk untuk sejumlah nilai transaksi tertentu, kerugian tersebut ditanggung secara bersama oleh merchant dan pihak jasa payment jasa payment services .
7
Pemakai Pemakaian an kartu kartu
kredit kreditsud sudah ah cukup cukup meluas. meluas. Bahkan Bahkan seringka seringkali li seseora seseorang ng
memegang beberapa kartu kredit sekaligus. Yang namanya Visa, Visa, Master Card, American Express adalah adalah dianta diantara ra nama-na nama-nama ma kartu kartu kredit kredit yang yang seringk seringkali ali terdapat terdapat dalam dompet seseorang. seseorang. Seiring Seiring dengan dengan pesatnya pesatnya penggunaan penggunaan kartu kredit kartu kredit tersebut, penyalahgunaannya seperti yang disebutkan diatas juga banyak terjadi. Disamping itu, ternyata juga serangkali terjadi bahwa para pihak yang terlibat dalam penggunaan/penerbitan/pemakaian kartu kredit tidak selama selamanya nya melaks melaksana anakan kan prestas prestasiny inyaa seperti seperti yang yang diperja diperjanji njikan kan,, baik baik karena karena kesengajaan, kesilapan maupun karena seribu satu alasan lainnya. Karena itu, kehadiran sector huku hukum m yang ang adil adil,, tega tegass dan dan pred predic icta tabl blee untu untuk k mena menata ta penggunaan kartu kredit tentu merupakan kebutuhan dunia bisnis yang nyata dalam praktek. Pasalnya, Pasalnya, karena karena tentunya tentunya bank dan para para pihak pihak yang yang terliba terlibatt dalam hubungan dengan kartu kredit ini ingin agar kedudukannya terlindungi secara hukum, dengan hak dan kewajibannya kewaj ibannya yang reasonable dan transparan. transparan .
Kemudahan dalam transaksi perdagangan secara elektronik ternyata membawa beberapa masalah serius sehubungan dengan masalah keamanan dalam pembayaran secara elektronik yang diterapkan. Sistem pembayaran secara elektronik telah begitu mendominasi dalam era teknologi seperti sekarang dan banyak menarik minat para pemodal, pebisnis, perusahaan jasa pembayaran elektronik, perusahaan kartu kredit. Namun demikian kemudahan ini diiringi pula oleh oleh resik resiko o yang yang haru haruss dita ditang nggu gung ng dalam dalam meng menggu gunak nakan an sistem sistem tran transak saksi si perdagangan seperti ini. Masalah utama yang dihadapi adalah begitu banyak penyalahgunaan teknologi untuk kejahatan, mengingat transaksi elektronik umumnya mengandalkan teknologi internet, maka kasus-kasus kejahatan internet secara secara langsu langsung ng berhub berhubung ungan an dengan dengan kerent kerentana anan n transak transaksi si dan pembay pembayaran aran elektronik yang dilakukan melalui internet ini. Mengingat transaksi elektronik umumn umumnya ya dilaku dilakukan kan dengan dengan menggu menggunak nakan an pembay pembayaran aran melalu melaluii kartu kartu kredit kredit sebagai aktivasi atau otentifikasi transaksi, maka tentu saja kejahatan teknologi internet berhubungan pula dengan sistem pembayaran yang dilakukan dengan menggunak menggunakan an kartu kredit, sehingga sehingga muncullah muncullah apa yang dinamakan dengan tindak penipuan atau penyalahgunaan kartu kredit (credit card fraud).
8
Kejahatan penyalahgunaan kartu kredit ini muncul dengan berbagai versi. Kasus yang umum terjadi adalah kasus pemalsuan kartu kredit dengan berbagai tehnik terbaru, terbaru, misalnya misalnya dengan dengan teknik teknik “Cardholder “Cardholder-Not-Pr -Not-Present esent / CNP (Si Pemilik Pemilik Kartu tidak Hadir saat transaksi) yang banyak terjadi di banyak negara akhirakhir akhir ini. ini. Dengan Dengan semaki semakin n banya banyakny knyaa jasa perban perbankan kan dan situs situs dagang dagang yang yang menawarkan kemudahan jasa pembayaran dan finansial secara elektronik seperti internet banking, phone banking, dan e-commerce diiringi dengan penggunaan kartu kredit sebagai otorisasi transaksi maka para pelaku kejahatan yang mulanya bertindak secara fisik (begal, perampok, pencopet, dsb) kini mulai beralih ke dunia maya dengan harapan memperoleh target sasaran yang lebih besar, lebih mengun menguntun tungka gkan n dan resiko resiko yang yang lebih lebih kecil. kecil. Dengan Dengan berbag berbagai ai cara cara mereka mereka berusaha untuk mencari celah dan jalan yang bisa mereka susupi untuk menjala menjalanka nkan n aksi-ak aksi-aksi si kejaha kejahatan tan mereka mereka.Ber .Berdasa dasarka rkan n latar latar belaka belakang ng di atas, atas, maka aka penu penuli liss tert tertar arik ik untu untuk k mela melaku kuka kan n penu penuli lisa san n maka makala lah h deng dengan an judu judull “Pen “Penan angg ggul ulan anga gan n Kasu Kasuss Peni Penipu puan an Kart Kartu u Kred Kredit it (carding (carding ) Oleh Oleh Lemb Lembag agaa Pembiayaan Bank”. B. Perma Permasal salaha ahan n dan Ruang Ruang Lingku Lingkup p 1.
Permasalahan
Berdas Berdasark arkan an uraian uraian dari dari latar latar belaka belakang ng masala masalah h tersebu tersebutt diatas, diatas, maka maka yang yang menjadi permasalahan dalam penulisan makalah ini adalah : a.
Apakah yang dimaksud kartu kredit dalam lembaga pembiayaan ? b.
Bagaimanakah Bagaimanakah upaya dalam penanggulangan penanggulangan penipuan kartu kredit oleh lembaga Bank?
9
II. PEMBAHASAN
A. Kartu Kredit Dalam Lembaga Pembiayaan Bank 1. Lembaga Pembiayaan
Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. masyarakat. Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang didirikan secara khusus untuk melakukan kegiatan termasuk dalam bidang usaha lembag lembagaa pembiay pembiayaan. aan. Salah Salah satu bentuk bentuk dari dari lembag lembagaa pembiay pembiayaan aan adalah adalah Perusahaan Kartu Kredit (Credit (Credit Card Company). Company ).
Perusa Perusahaa haan n Kartu Kartu Kredit Kredit (Credit Credit Card Card Compan Companyy) adala adalah h bada badan n usah usahaa yang melak melakuk ukan an kegi kegiata atan n pemb pembiay iayaan aan untu untuk k memb membel elii bara barang ng dan dan jasa jasa deng dengan an meng menggu guna naka kan n kart kartu u kred kredit, it, yaitu aitu nasab nasabah ah yang yang mend mendap apat at pemb pembiay iayaan aan dari dari perusahaan kartu kredit. Kegiatan kartu kredit dilakukan dalam bentuk penerbitan kartu kartu kredit kredit yang yang dapat dapat dimanf dimanfaatk aatkan an oleh oleh pemega pemegangn ngnya ya untuk untuk pembay pembayaran aran pengadaan barang dan jasa. Kartu kredit atau yang dikenal dengan credit card adalah suatu kartu plastik yang berukuran sama ukuran dengan KTP. Penerbitan kartu kartu kredit kredit yang yang dapat dapat dimanf dimanfaatk aatkan an oleh oleh pemega pemegangn ngnya ya untuk untuk pembay pembayaran aran pengadaan barang dan jasa. Seperti : 1. Visa BII Card terdapat Card terdapat Visa Premier card dan Visa Clasic Card 2. Amex Card terdapat Card terdapat Green Card,Gold Card dan Plantinum Card 3. BCA Card 4. Dinners ers Ca Card 5. Master Card
10
2. Kartu Kredit (credit
card )
Bentuk Bentuk transak transaksi si yang yang paling paling tua adalah adalah bentuk bentuk tukar tukar menuka menukarr atau barter barter.. Kemudian Kemudian ketika manusia manusia mengenal mengenal alat pembayaran pembayaran dalam bentuk uang, maka mulailah berkembang transaksi jual beli. Ternyata uang senagai alat bayarpun tidak cukup aman bagi pemegangnya. Hal ini dikarenakan baik karena tidak praktis ataupun karena sering terjadi perampokan atau kehilangan tanpa tersedia upaya pangamanan yang berarti. Maka berkembanglah bentuk alat pembayaran lain. Alat pembayaran pembayaran lain itu berupa berupa kartu plastik plastik yang secara populer populer disebut kartu kartu kred kredit it.. Wa Wala laup upun un eksis eksiste tens nsii kertu kertu kred kredit it tida tidak k dima dimaks ksud udka kan n untu untuk k mengha menghapus pus secara secara total total sistem sistem pembay pembayaran aran dengan dengan menggu menggunak nakan an uang uang cash ataupun cek tetapi terutama untuk kegiatan pembayaran yang day to day dengan jumlah
pembayaran
tingkat
menengah,
maka
keberadaan
kartu
kredit
sesungguhnya dapat menggeser peranan uang cash ataupun cek. Untuk pembayaran pembayaran yang bukan tingkat tingkat menengah menengah memang memang penggunaan penggunaan kartu kredit kredit masih masih belum belum popule populer. r. Karena Karena untuk untuk transak transaksi si kecil, kecil, orang orang cender cenderung ung menggunakan uang cash sementara untuk transaksi yang besar pilihannya jatuh pada alat bayar cek ataupun surat-surat berharga lainnya. Selanjutnya, diakhir dasa dasawa wars rsaa
1950 1950-a -an n
juga juga,, Bank
of
America
menj menjad adii
pion pionir ir
deng dengan an
memperkenalkan kartu kredit “antarbank”, yang kemudian berkembang menjadi apa yang yang sekaran sekarang g dikena dikenall dengan dengan kartu kartu kredit kredit “VISA” “VISA”.. Fungsi Fungsi bank-b bank-bank ank tersebu tersebutt dapat dapat berupa berupa : 1. Penerb Penerbit it kartu kartu kredit kredit 2. Dapat Dapat juga juga berupa berupa bank perantara bayar (Collection Collection Bank ) yakni yakni yang yang bertug bertugas as untuk untuk menerim menerimaa slip penjualan dari penjual barang/jasa dan membayarnya kepada penjual tersebut dan meneruskan slip penjualan tersebut kepada bank penerbit untuk mendapatkan pembayaran kembali. 3. Dapat juga suatu bank bertindak sekaligus sebagai bak dan perant perantara ara bayar. bayar. Maka Maka akhirn akhirnya ya berkem berkemban bangla glah h berbag berbagai ai maccam maccam kartu kartu
11
kred kredit it dan dan mene menero robo boss tapa tapall bata batass nega negara ra seiri seiring ng deng dengan an arus arus glob global alisa isasi. si. Perk Perkem emban banga gan n yang yang pesat pesat terh terhad adap ap pema pemaka kaia ian n kart kartu u kred kredit it terse tersebu butt tida tidak k terkecuali juga di Indonesia.
Pengertian Pengertian Kartu Kredit dan Para Pihak Pihak yang Terlibat Terlibat Kartu kredit kredit merupakan merupakan suatu kartu yang umumnya dibuat dari bahan plastik dengan dibubuhkan identitas dari dari pemega pemegang ng dan penerb penerbitn itnya, ya, yang yang member memberika ikan n hak terhada terhadap p siapa siapa kartu kartu kredit diisukan untuk menandatangani tanda pelunasan pembayaran harga dari jasa atau barang dibeli ditempat-tempat ditempat-te mpat tertentu seperti : toko, restoran, penjualan tiket pengangkutan, pengangkutan, dan lain-lain. lain-lain. Dan juga membebankan membebankan kewajiban kewajiban kepada kepada pihak penerbit kartu kredit untuk melunasi harga barang atau jasa ja sa tersebut ketika ditagih oleh pihak penjual barang atau jasa. Kemudian kepada pihak penerbitnya diberi diberikan kan hak untuk untuk menagih menagih kembal kembalii peluna pelunasan san harga harga tersebu tersebutt dari dari pihak pihak pemegang kartu kredit plus biayabiaya lainnya seperti : bunga, biaya tahunan, uang pangkal, denda dan sebagainya. Para pihak yang terlibat dalam hubungan dengan kartu kredit adalah : 1. Pihak Penerbit ( Issuer) Issuer) Pihak penerbit kartu kredit ini terdiri dari : a. Bank. b. Lembaga Keuangan yang khusus bergerak di bidang penerbitan kartu kredit. c. Lembaga Keuangan yang di samping bergerak di dalam penerbitan kartu kredit, bergerak juga di bidang kegiatan-kegiatan lembaga keuangan lainnya. Kepada para pihak penerbit ini oleh hukum dibebankan kewijiban sebagai berikut : a.Memberikan kartu kredit kepada pemegangnya.b.Melakukan pelunasan pembayaran harga atau jasa atas bills yang disodorkan oleh penjual. c. Memberitahukan kepada pemegang kartu kredit terhadap setiap tagihannya dalam suatu periode tertentu, biasanya tiap satu bulan. d.Memberitahukan kepada pemegang kertu kredit berita-berita lainnya yang menyangkut dengan hak, kewajiban dan kemudahan bagi pemegang tersebut. Selanjutnya pihak penerbit kartu kredit oleh hukum diberikan hak-hak berikut : a. Menagih dan menerima dari pemegang kartu kredit pembayaran kembali uang harga pembelian barang atau jasa. b. Menagih dan menerima dari pemegang kartu
12
kredit pembayaran lainnya, seperti bunga, uang pangkal, uang tahunan, denda, dan sebagainya. sebagainya. c. Menerima Menerima komisi komisi dari pembayaran pembayaran tagihan tagihan kepada kepada perantara perantara penagihan atau kepada penjual. 2. Pihak Pemegang Kartu Kredit (card Holder) Secara Secara hukum hukum,, pihak pihak pemega pemegang ng kartu kartu kredit kredit mempun mempunya yaii kewajib kewajiban an sebagai sebagai berikut : a. Tidak melakukan pembelian dengan kartu kredit yang melebihi batas maksim maksimum. um. b. Menand Menandatan atangan ganii slip pembel pembelian ian yang yang disodo disodorka rkan n oleh oleh pihak pihak penjual barang/jasa. c. Melakuakn pembayaran kembali harga pembelian sesuai dengan dengan tagiha tagihan n oleh oleh pihak pihak penerb penerbit it kartu kartu kredit kredit.. d. Melakuk Melakukan an pembay pembayaran aran- pembayaran lainya, seperti uang pangkal, uang tahunan, tahunan, denda, dan sebagainya.
Karakteristik Karakteristik Yuridis Dari Kartu Kredit Ditinjau dari segi yuridis ternyata kartu kredit kredit ini mempun mempunyai yai karakt karakteris eristik tik yuridi yuridiss tertent tertentu u yang yang berbed berbedaa dengan dengan alat pembayaran lainnya seperti cek, wesel, atau uang tunai. Perjanjian-perjanjian yang terjadi antara para pihak yang terlibat dalam pengeluaran dan pemakaian kartu kredit kredit agak unik apabila apabila ditinjau dari segi hukum. hukum. Perjanjiann Perjanjiannya ya dibagi dibagi menj menjad adii dua dua kate katego gori ri : a. Anta Antara ra Pene Penerb rbit it deng dengan an Peme Pemega gang ng Anta Antara ra piha pihak k penerbit dengan pemegang kartu kredit terjadi suatu hubungan hukum dalam bentuk perjanjian, biasanya didahului oleh proses di mana pihak pemegang mempela mempelajari jari terleb terlebih ih dahulu dahulu syarat syarat-sy -syarat arat dan kondis kondisii yang yang berlak berlaku u terhada terhadap p kartu kredit yang bersangkutan. Perjanjian antara pihak penerbit dengan pihak pemegang kartu kredit ini mirip dengan perjamjian kredit bank, di mana hutang akan dibayar kembali secara mencicil pada kartu kredit (dalam arti sempit) dan akan akan diba dibay yar kemb kembali ali sekal sekalig igus us pada pada wakt waktu u pena penagi giha han n dala dalam m kasu kasuss kart kartu u pembayaran tunai (Charge ( Charge Card). Karakteristik lainnya adalah pembeli pinjaman tidak tidak dapat dapat meminta meminta kembal kembalii barang barang yang yang dipinj dipinjamk amkan an (in casu pembay pembayaran aran hutang) sebelum lewat waktu yang telah ditentukan di dalam perjanjian.
B. Upaya Penanggulangan Penipuan Kartu Kredit Oleh Lembaga Bank 1. Penipu Penipuan an Kartu Kartu Kredit Kredit
Setiap kali akan bertransaksi di internet, seorang pengguna kartu kredit haruslah menyediakan menyediakan data detil pribadinya pribadinya sebagai sebagai salah satu otorisasi otorisasi transaksi baik
13
untuk layanan jasa maupun jual beli barang yang diaksesnya di internet. Celah keamanan saat pengisian data pribadi yang berisi detil data si pemilik kartu kredit ini tampaknya menjadi semacam senjata makan tuan. Celah inilah yang banyak diguna digunakan kan oleh oleh para para pelaku pelaku kejaha kejahatan tan intern internet et untuk untuk memalsu memalsukan kan otorisa otorisasi si tran transak saksi si sehin sehingg ggaa seaka seakan-a n-aka kan n tran transak saksi si terse tersebu butt bena benar-b r-ben enar ar tela telah h vali valid d disetujui oleh si pemilik kartu kredit. Namun demikian selain berbagai resiko keamanan, penggunaan kartu kredit masih mempunyai beberapa keunggulan seperti antara lain: a. Kartu kredit memungkinkan Anda untuk membeli barang atau jasa tanpa harus membawa sejumlah uang secara tunai. b. Setiap transaksi pembelian atau pengeluaran dana akan selalu tercatat dengan baik. c. Anda bisa memesan suatu barang melalui surat (mail-order) dan kemudian dibayar dengan menggunakan kartu kredit d. Kartu kredit memungkinkan Anda membeli barang berharga mahal dengan cara mencicil setiap bulannya. e. Pada suatu kasus tertentu, Anda bisa menangguhkan pembayaran terhadap suat suatu u bara barang ng yang ang suda sudah h Anda Anda beli beli bila bila Anda Anda mera meragu guka kan n keam keaman anan an pembayaran yang akan Anda lakukan. f. Memiliki kartu kredit berarti berarti Anda tidak perlu merasa khawatir khawatir bepergian dan berbelanja ke luar negeri tanpa membawa mata uang lokal. g. Dengan memiliki kartu kredit akan memudahkan Anda untuk pembayaran tagihan bulanan atau pun tagihan pajak secara otomatis. Deng Dengan an keha kehadi dira ran n
cara cara pemb pembay ayar aran an onli online ne mengg enggun unak akan an kart kartu u
kred kredit it,,
kemudahan belanja jarak jauh semakin mungkin untuk dilakukan. Anda tidak perlu keluar negeri hanya untuk membeli barang produk buatan luar negeri. Cukup Cukup berbelanja berbelanja melalui internet, internet, dan melakukan melakukan pembayaran dengan kartu kredit, maka barang akan diantarkan sampai ke alamat Anda dengan selamat. Upaya Upaya-upa -upaya ya pendet pendeteks eksian ian dan penceg pencegaha ahan n terhad terhadap ap tindak tindak penipu penipuan an dan penyalahgunaan kartu kredit semakin perlu dipertimbangkan dalam hal
14
mana manajem jemen en resik resiko o yang dite diterap rapka kan n di berb berbag agai ai indu industr strii kart kartu u kred kredit it dan dan perusahaan
jasa
layanan e-commerce. e-commerce. Menu Menuru rutt
sebu sebuah ah stu studi menge engen nai
profitabilitas layanan kartu kredit oleh bank sehubungan dengan aspek Manajem Manajemen en Kartu Kartu Kredit, Kredit, indust industri ri perdag perdagang angan an online online dan jasa pembay pembayaran aran online mengalami kerugian mencapai satu milyar dolar setiap tahunnya akibat adanya adanya tindak tindak penipuan penipuan dan penyalahgu penyalahgunaan naan kartu kredit. kredit. Ini baru dihitung dihitung dari besarnya kerugian akibat adanya kartu-kartu kredit yang kebobolan, belum dihi dihitu tung ng berap berapaa besar besar keru kerugi gian an yang yang dibe dibeba bank nkan an kepa kepada da para para merch merchant ant (pedag (pedagang ang)) akibat akibat tindak tindak penipu penipuan an melalu melaluii mail-or mail-order der atau atau teleph telephone one order order ; biasa disebut MOTO (layanan jual beli melalui transaksi surat menyurat; semacam katalog dan jual beli melalui telepon ; biasa dilakukan di negara-negara maju). Modus operandi dari pemalsuan kartu kredit ini banyak macam ragamnya, antara lain dapat disebutkan sebagai berikut : a. Hila Hilang ngny nyaa Kartu Kartu Kre Kredi ditt ( Lost/Stolen Card ) Modus operandi dalam hal ini sederh sederhana ana saja. saja. Di mana mana pihak pihak pemega pemegang ng kartu kartu kredit kredit berpur berpura-p a-pura ura menyatakan bahwa kartu kreditnya hilang. Baik karena dicuri ataupun bukan. b. Kartu Kredit Palsu (Counterfeit Card ) Dalam hal ini di buat suatu kartu kredit palsu yang persis sama dengan kartu kredit yang asli. Lengkap dengan dengan logo pihak penerbit. Kadang-kadang Kadang-kadang magnetic stripe juga ikut ditiru. Dalam kasus ini seperti ini biasanya terlibat suatu sindikat nasional, regional maupun internasional. c. Mengubah Kartu Kredit ( Re-Embosssed Card/Altered Card )Modus )Modus operandi dari perubahan kartu kredit ini juga relatif simpel. Di mana kartu kredit yang sudah habis masa berlakunya diratakan nomor dan tanggal berakhir kertu tersebut. Selanjutnya ditimpa lagi dengan nomor dan tanggal baru. d.
Penc Pencet etak akan an Beru Berula lang ng-u -ula lang ng ( Record Record of Charge Pumping ) Dalam hal ini tokonya yang nakal, di mana penjual barang/jasa mencetak kartu kredit
15
dari konsumennya pada lebih dari satu slip dan slip yang berlebihan itu kemudian diisi dengan transaksi fiktif. e.
Kartu Pu Putih (White (White Plastic) Plastic) Modus operandi ini juga dilakukan oleh penjual yang nakal. Penjual biasanya meniru relief nomor-nomor di permukaan kartu kredit pelanggannya. Kemudian berdasarkan relief tersebut dibuatkan kartu putih yang tidak diberikan logo dan tanda-tanda visual lainnya. Tetapi dibubuhi nomor kartu yang ditiru tersebut.
f.
Pemec emecah ahaan Tagi agihan (Split Charge) Charge) Modus Modus operan operandi di seperit seperit ini juga juga memer emerlu luka kan n kerj kerjaa sam sama
anta antara ra peme pemega gang ng kart kartu u deng dengan an penj penjua uall
barang/jasa. Dalam hal ini slip pembayaran yang sebenarnya berisi beris i harga yang besar dipecah menjadi beberapa slip sehingga menjadi kecilkecil. Karena itu pembeli dapat berbelanja jauh di atas batas maksimum di toko yang bersangkutan karena tidak terkena otorisasi. g.
Peny Penyeb ebar aran an Pem Pembe beli lian an (Spending (Spending Spread ) Pemilik kartu kredit membeli dengan harga yang kecil-kecil di banyk sekali toko, sehingga melebihi jumlah pembelian yang maksimum. Dalam hal ini juga tidak terkena otorisasi dari bank penerbit.
h.
Kartu Kartu Kred Kredit it yang yang Tidak Tidak Dite Diterim rimaa ( Non-Received Non-Received Card )
Dalam Dalam hal hal ini ini kart kartu u kred kredit it tidk tidk tida tidak k sampa sampaii ke tang tangan an peme pemeng ngan anny nyaa dan dan dipe diperg rgun unak akan an oleh oleh yang ang tida tidak k berh berhak ak.. Atau Atau keti ketika ka dita ditagi gih h alam alamat at yang ang sebenarnya dari pemegang tidak jelas, sementara alamat yang diberikan kepada penerbit bukan alamat yang sebenarnya atau deberikan alamat perusahaan, yang kemudian perusahaan tersebut pindah alamta dan tidak di ketahui oleh penerbit. i. Kartu dari Bocoran Informasi (Solicited ( Solicited Card ) Ada pihak-pihak pihak-pihak seperti penerbit atau karyawan dari penerbit ataupun pihak yang dekat dengan pemegang yang memboc membocork orkanin aninfor formasi masi tentan tentang g nomor nomor dan kode kode kartu kartu kredit kredit kepada kepada suatu suatu sindikat pemalsu kartu kredit. j. Kejahatan dalam Pengiriman Kartu ( Mail Order Fraud ) Apabila kartu kredit dikirim dengan pos maka kartu tersebut tidak sampai ke tangan pemegangnya.
2. Upaya Bank Indonesia Dalam Penanggulangan Penipuan kartu Kredit
16
Salah satu dari beberapa upaya yang dilakukan Bank Indonesia terkait dengan upaya meminimalisir internet fraud dalam permasalahan penipuan kartu kredit (carding) adalah regulasi mengenai mengenai penyelengg penyelenggaraan araan kegiatan kegiatan Alat Pembayaran Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK), mengingat APMK merupakan alat atau medi mediaa yang yang serin sering g digu diguna naka kan n dala dalam m kejah kejahat atan an inte intern rnet et fraud fraud khus khusus us nya nya penipuan kartu kredit (carding (carding ). ). Ketentuan mengenai penyelenggaraan APMK terd terdap apat at dalam dalam
Perat Peratur uran an Bank Bank Indo Indone nesia sia No. No. 6/30 6/30/P /PBI BI/2 /200 004 4 tent tentan ang g
Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/60/DASP, tanggal 30 Desember 2005 tentang Prinsip Perlindungan Nasabah dan Kehati-hatian, serta Peningkatan Keamanan Dalam Dalam Penye Penyelen lengga ggaraan raan Kegiat Kegiatan an Alat Alat Pembay Pembayaran aran Dengan Dengan Menggu Menggunak nakan an Kartu. Adapun pokok-pokok pengaturannya pengaturannya antara lain sbb: a). a). Alat Alat Pemb Pembay ayar aran an Deng Dengan an Meng Menggu guna naka kan n Kart Kartu u (APM (APMK) K) adal adalah ah alat alat pembayaran yang berupa kartu kredit, kartu ATM, kartu debet, kartu prabayar dan atau yang dipersamakan dengan hal tersebut. b). Bagi bank dan lembaga bukan bank yang merupakan penyelenggara APMK harus menyerahkan bukti penerapan manajemen risiko. c). Penerbit APMK wajib meningkatkan keamanan APMK untuk meminimalkan tingkat kejahatan terkait dengan APMK dan sekaligus untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap APMK. d). Pening Peningkat katan an keaman keamanan an tersebu tersebutt dilaku dilakukan kan terhad terhadap ap seluruh seluruh infrast infrastruk ruktur tur teknol teknologi ogi yang yang terkait terkait dengan dengan penye penyelen lengga ggaraan raan APMK, APMK, yang yang melipu meliputi ti pengamanan pada kartu dan pengamanan pada seluruh sistem yang digunakan untuk memproses transaksi APMK termasuk penggunaan chip pada kartu kredit. Selain itu, Bank Indonesia juga mengeluarkan regulasi mengenai mengenai transparansi transparansi informasi produk bank dan penggunaan penggunaan data pribadi pribadi nasabah, sebagai upaya untuk mengedukasi nasabah terhadap produk bank dan meningkat meningkatkan kan kewaspadaan kewaspadaan nasabah terhadap terhadap berbagai berbagai risiko termasuk internet internet fraud. Ketentuan Ketentuan tersebut tersebut terdapat terdapat dalam Peraturan Bank Indonesia Indonesia
17
No. 7/6/PBI/2005 Jo SE No. 7/25/DPNP tentang Transparansi Informasi Produk Bank Dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah. Pokok-pokok pengaturan dalam ketentuan tersebut antara lain sbb: a). Bank wajib menerapkan transparansi informasi mengenai Produk Bank dan penggunan Data Pribadi Nasabah. b). Bank dilarang memberikan informasi yang menyesatkan (mislead) mislead) dan atau tidak etis (misconduc (misconduct). t). c). Inform Informasi asi Produ Produk k Bank Bank tersebu tersebut, t, minima minimall melipu meliputi: ti: nama nama produk produk,, jenis jenis produk, manfaat dan resiko produk, persyaratan dan tatacara penggunaan produk, biaya-biaya yang melekat pada produk, perhitungan bunga atau bagi hasil hasil dan margin margin keuntu keuntunga ngan, n, jangka jangka waktu waktu berlak berlakuny unyaa Produk Produk Bank, Bank, penerbitan (issuer/originator (issuer/originator ) Produk Bank. d). Bank wajib memberikan informasi kepada nasabah mengenai manfaat dan risiko risiko pada pada setiap setiap produk produk bank, dimana dimana bank bank harus harus menjela menjelaskan skan secara secara terinci setiap manfaat yang diperoleh nasabah dari suatu produk bank dan potensi risiko yang dihadapi oleh nasabah dalam masa penggunaan produk bank.
18
III. PENUTUP
A. Kesimp Kesimpulan ulan Setiap kali akan bertransaksi di internet, seorang pengguna kartu kredit haruslah menyediakan menyediakan data detil pribadinya pribadinya sebagai sebagai salah satu otorisasi otorisasi transaksi baik untuk layanan jasa maupun jual beli barang yang diaksesnya di internet. Celah keamanan saat pengisian data pribadi yang berisi detil data si pemilik kartu kredit ini menjadi celah inilah inilah yang yang banyak banyak digunakan digunakan oleh para pelaku memalsukan memalsukan otorisa otorisasi si transak transaksi si sehingg sehinggaa seakan-a seakan-akan kan transak transaksi si terseb tersebut ut benar-b benar-bena enarr telah telah valid valid disetu disetujui jui oleh oleh si pemili pemilik k kartu kartu kredit kredit.. Untuk Untuk meminim meminimalis alisir ir terjadi terjadiny nyaa penip[uan kartu kredit di perbankan, dikeluarkannya serangkaian peraturan perundang-undangan, dalam bentuk Peraturan Bank Indonesia (PBI) dan Surat Edaran Bank Indonesia (SE), yang mewajibkan perbankan untuk menerapkan manajemen risiko dalam aktivitas internet banking, menerapkan prinsip mengenal nasab nasabah ah/K /Kno now w
Your Your Custo Custome merr
Prin Princip ciple less
(KYC (KYC), ), meng mengam aman anka kan n
siste sistem m
tekn teknol olog ogii info inform rmasi asiny nyaa dalam dalam rangk rangkaa kegi kegiat atan an Alat Alat Pemb Pembay ayara aran n deng dengan an Menggunakan Kartu dan menerapkan transparansi informasi mengenai Produk Bank dan penggunan Data Pribadi Nasabah.
B. Sara Saran n Sebaiknya pihak bank atau pemegang kartu kredit harus segera bertindak apabila terjadi pemalsuan. Pihak bank juga harus menyelidiki apakh pemegang kartu kredit kredit itu benar telah menggunakan menggunakan kartu kreditnya kreditnya atau telah dipalsukan. dipalsukan. Pihak bank juga sebaiknya melakukan pengecekan apabila masa berlaku kartu kredit
19
dari masing-masing pemegang telah berakhir. Dengan begitu pihak bank tidak mengalami kerugian.
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Remy Remy Syahd Syahdein eini, i, Sutan. Sutan. 2009. 2009. Kejahatan & Tindak Pidana Komputer . PT Pustaka Utama Grafiti. Jakarta. Suparni, Niniek. 2009. Cyber Space Problematika & Antisipasi Pengaturannya. Pengaturannya . Sinar Grafika. Jakarta. Wahid, Abdul. 2005. Kejahatan Mayantara (Cyber Crime). Crime). PT Refika Aditama. Bandung. Paridihardjo Paridihardjo,, Soemarno. Soemarno. 2009. 2009. Tanya Tanya Jawab Jawab Undang Undang - Unda Undang ng Nomo Nomorr 11 Tahun Tahun 2008 2008 tentan tentang g Inform Informasi asi dan Transa Transaksi ksi Elektro Elektronik nik . PT Grame Gramedi diaa Pustaka Utama. Jakarta. Munir Fuady, S.H,M.H,LL.M. 2002. Hukum tentang Pembiayaan (Dalam Teori dan Praktek). Praktek). Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Imaniyati, Neni Sri. 2010. Pengantar Hukum Perbankan Indonesia. Indonesia . Aditama. Bandung Refrensi Internet kartu kredit, retrived/ Diakses dari http://www.scribd.com/doc/2237090 http://www.scribd.com/doc/22370900 0 tanggal 19 Maret 2011 Intern Internet et Bankin Banking, g, retrive retrived/D d/Diak iakses ses dari dari http http ://www ://www.. jisport jisportal. al. com/fo com/forum rum// showthread.php/1046 tanggal 23 Maret 2011