BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Industri dan produknya mempunyai dampak positif dan negative kepada manusia. Di satu pihak akan memberikan keuntungan berupa terciptanya lapangan kerja, mempermudah komunikasi dan transportasi serta akhirnya terjadi peningkatan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Di pihak lain timbul dampak negative negatif karena pajanan bahan-bahan yang terjadi pada proses industri atau oleh karena produk-produk hasil industri tersebut. Penyakit akibat kerja disebabkan oleh pajanan terhadap bahan kimia dan biologis, serta bahaya fisik f isik di tempat te mpat kerja. Meskipun angka kejadiannya tampak lebih kecil dibandingkan dengan penyakit-penyakit utama penyebab cacat lain, terdapat bukti bahwa penyakit ini mengenai cukup banyak orang, khususnya di negara-negara yang giat mengembangkan industri. anker anker adalah adalah suatu suatu keganas keganasan an yang yang terjadi terjadi karena karena adany adanyaa sel dalam dalam tubuh yang berkembang biak secara tidak terkendali sehingga pertumbuhannya menyebabkan kerusakan bentuk dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. anker ditandai dengan terjadinya pertumbuhan sel yang tidak normal. !el-sel kanker tumbuh dengan tanpa kontrol dan tanpa tujuan yang jelas. Pertumbuhan ini akan mendesak dan merusak pertumbuhan sel-sel normal. !el normal tumbuh deng dengan an satu satu tuju tujuan an yang yang terte tertent ntu u beru berupa pa memb memben entu tuk k jarin jaringa gan n tubu tubuh h dan dan mengganti jaringan yang rusak. Paru merupakan organ yang mudah terpajan oleh bahan-bahan terhirup berbahaya penyebab kanker paru. !ecara umum kanker paru merupakan penyebab utama kematian akibat kanker di dunia. Pajanan terhadap tembakau atau merokok merupakan penyebab utama kanker paru meskipun demikian pajanan terbesar yang dianggap sebesar kanker paru yaitu yaitu "-#$ % terjadi di di tempat kerja. Data lain dari beberapa tinjauan editorial editorial menyebutkan bahwa sekitar "&-'&% dari seluruh kanker paru berhubungan dengan pekerjaan.
1
anker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru. !elanjutnya dalam makalah ini akan dibahas mengenai studi epidemiologi dan faktor risiko kanker paru akibat kerja.
1.2.
Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui studi epidemiologi dan faktor risiko kanker akibat kerja. Dalam makalah ini, kelompok lebih membahas tentang kanker paru.
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Studi Epidei!l!gi
Penelitian di (! tahun #))$ menunjukkan sekitar *-#&% kasus kanker berhubungan dengan pajanan di tempat kerja, sedangkan data penelitian di (ustralia tahun #))+ menunjukkan sekitar #% kematian disebabkan oleh kanker akibat pajanan di tempat kerja.# Pajanan tempat kerja berkontribusi sekitar % kasus kanker paru di (!.$
Dari data penelitian lain ditemukan "-#$% kanker
paru berhubungan dengan pekerjaan. ilai risiko relatif untuk semua karsinogen paru /tidak termasuk radon0 bervariasi #,"#-",*). Dengan dasar tersebut diperkirakan di (! pajanan tempat kerja masa lalu menyebabkan masalah )&&&.&&& kanker paru pada laki-laki dan )&&-#)&& pada perempuan setiap tahunnya.#
Penelitian di !wedia menunjukkan proporsi sebesar ),%
diperkirakan kanker paru yang berhubungan dengan pajanan hasil pembakaran diesel dan bahan-bahan lain serta asbes. (nalisis peningkatan dosis menunjukkan peningkatan risiko kanker paru sebesar #'% perserat asbes pertahun per ml.+ 1egitu pula penelitian di 2erman menunjukkan peningkatan risiko kanker paru dalam hubungan dengan pajanan bahan3partikel industri dan tempat kerja yaitu kristal silika, man-made mineral fibers, asbes, hasil pembakaran diesel dan hidrokarbon aromatik.) (ngka kasus kanker paru yang berhubungan dengan asbes di Inggris diperkirakan sekitar #+&& kematian pada tahun &&.#& Penelitian di 4hina tahun #))" menemukan *$ kasus kanker paru pada pekerja yang terpajan asbes. Dalam penelitian ini ditemukan efek sinergis dengan kebiasaan merokok sigaret. Pada penelitian lain pekerja perempuan tidak merokok menunjukkan angka mortaliti yang tinggi karena kanker paru dengan 55s *.* yang terpajan asbes chrysotile. 6orld 7ealth 8rgani9ation /6780 pada tahun &&' mengeluarkan pedoman tentang karsinogen di tempat kerja dan perkiraan risiko relatif terhadap kejadian kanker paru. 5isiko relatif untuk kanker paru akibat pajanan karsinogen di tempat kerja /tidak termasuk radon0 diperkirakan #,*.
3
!urvey epidemiologi selama " dekade dilaporkan bahwa pada pekerja yang terpajan serat asbes akan berisiko menjadi kanker paru. 1ukti bahwa serat asbes menyebabkan kanker paru telah ditemukan sejak tahun #)". asus kanker paru yang berhubungan dengan asbes di (merika !erikat mencapai puncaknya pada tahun #))& yaitu sekitar #.&& kasus per tahun. diperkirakan * % kasus kanker paru pada laki-laki dan # % pada perempuan terjadi akibat pajanan asbes. Data penelitian di :ropa menunjukkan ##,* % kasus kanker di 1elanda dan #+," % kasus di Italia berhubungan dengan pajanan asbes. (ntara tahun #)++-#))$ lebigh dari "&& kasus per tahun, kira-kira &,-% pekerja di ;uebec didiagnosis kanker paru akibat pajanan asbes, sedangkan di 4ina pada tahun #))" ditemukan *$ kasus kanker paru akibat pajanan asbes. (ngka kasus kanker paru yang berhubungan dengan asbes di Inggris sebesar -" % dalam dua decade antara #)+&-&&&.data penelitian di (ustralia #))+ menunjukkan sekitar # % kematian disebabkan oleh kanker akibat pajanan asbes di tempat kerja. Penelitian di !wedia antara tahun #)+-#))& terdapat #&"+ kasus efek sinergis asbes dengan kebiasaan merokok sigaret. Di Irlandia
2.2. "akt!r #isik!
1eberapa prinsip yang digunakan secara umum untuk menentukan penyakit paru akibat pajanan bahan di tempat kerja atau lingkungan antara lain= #. !ebagian kecil penyakit paru akibat kerja dan lingkungan, mempunyai gambaran patognomosis seperti mesotelioma, tetapi sebagian besar sulit dibedakan dengan penyakit yang bukan berasal dari tempat kerja. !ebagian besar penyakit paru disebabkan atau diperberat oleh pajanan dari tempat kerja atau lingkungan. 2adi pemicu dari tempat kerja atau lingkungan, harus secara terus menerus diperhatikan dalam evaluasi dan penataan penyakit paru. . Pajanan bahan di tempat kerja atau lingkungan, dapat menyebabkan lebih dari satu penyakit klinis atau patologis.
4
". !ebagian besar penyakit paru mungkin disebabkan oleh banyak faktor, dan faktor pekerjaan bisa berinteraksi dengan faktor lain. '. Dosis pajanan penting, sebagai faktor penentu proporsi populasi yang terkena dan derajat keparahan penyakit. Pajanan dengan dosis yang lebih tinggi biasanya menyebabkan lebih banyak individu yang terkena serta derajat penyakit yang lebih parah. !ecara umum, dosis berhubungan dengan derajat keparahan pada pasien yang mengalami
toksisiti
nonimunologik langsung, seperti pneumonitis toksik kimia, asbestosis atau silikosis. Pada keganasan atau kelainan imunologi, pada umumnya dosis lebih mempengaruhi insisdens daripada derajat keparahan. . Individu mempunyai perbedaan kepekaan terhadap pajanan. :fek yang tidak diinginkan dapat terjadi pada beberapa individu, sedangkan pada individu lain dengan pajanan yang sama tidak sakit. >aktor pejamu yang menentukan kepekaan terhadap bahan dari lingkungan sedikit diketahui, tetapi mungkin termasuk faktor genetik, dan juga faktor lain seperti diet, ada tidaknya penyakit paru lain dan faktor pajanan. Pada penyakit akibat kerja, terutama pada proses yang melibatkan satatus imun, dapat terjadi atau berkembang pada pajanan dengan dosis rendah di bawah standar yang ditetapkan oleh pemerintah. *. :fek pajanan terjadi setelah interval periode laten yang dapat diperkirakan. 1ila terjadi keluhan dan gejala yang berulang akibat pajanan yang berulang, hubungan ini dapat membantu menegakkan diagnosis. Pada penyakit kronis, pada umumnya terdapat periode laten yang panjang antara pajanan yang pertama dan manifestasi klinik. International Agency for Research on Cancer /I(540 telah membuat klasifikasi bahan-bahan karsinogen terhadap manusia menjadi kelompok, yaitu= #0 0 "0 '0 0
?rup # ?rup ( ?rup 1 ?rup " ?rup '
= karsinogen terhadap manusia = probable karsinogen terhadap manusia = possible karsinogen terhadap manusia = tidak dapat diklasifikasikan karsinogen terhadap manusia = kemungkinan tidak karsinogen terhadap manusia
Di tempat kerja, bahan karsinogen yang dianggap penting untuk kanker paru ialah asbes, radon, arsenik, krom, silika, berilium, nikel, kadmium dan hasil pembakaran diesel.
5
a. (rsenik Manusia dapat terpajan arsenik melalui beberapa cara yaitu termakan, terinhalasi debu dan terinhalasi gas. 1atas konsentrasi arsenik di udara tempat kerja yang ditetapkan 8!7( adalah &, mg3m@. pajanan konsentrasi cukup tinggi, periode lama biasanya terjadi pada beberapa tempat kerja. Pajanan arsenik ditempat kerja terjadi pada industri pengolahan kayu yang menggunakan pengawet kayu, industri peleburan tembaga dan timah, industri pengemasan dan pendistribusian pestisida arsenik, pabrik gelas dan pabrik semi konduktor. Pajanan arsenik pada industri pengolahan kayu yang menggunakan pengawet kayu arsenik terjadi karena pajanan senyawa arsenik trivalent seperti arsenik trioksida, sodium arsenik dan arsenik triklorid melalui pengirupan debu atau termakan debu gergaji kayu tersebut atau penghirupan asap pembakaran kayu tersebut. Pajanan arsenik pada peleburan tembaga dan tima terjadi karena emisi proses peleburan tersebut dismping biji tembaga dan biji timah sering terkontaminasi oleh arsenik konsentrasi kecil. Data konsentrasi arsenik di udara tempat peleburan tersebut tahun #)$&-an dapat mencapai & A #&& kali lebih tinggi daripada batas konsentrasi arsenik di udara tempat kerja di inginkan. Pajanan arsenik melalui emisi terjaddi juga pada indusrti pestisida berbahan arsenik, pabrik gelas, proses pembakaran rokok sigaret dan proses pengolahan bahan bakar yang berasal dari fosil. Mekanisme karsinogenik arsenik belum dapat ditetapkan walaupun telah terobservasi bahwa
senyawa aersenik
dapat
menginduksi
penyimpangan
kromosom pada sel mamalia, pada limfosit perifer pekerja pelebur yang terpajan arsenik dan para penderita yang diterapi senyawa arsenik. Berdapat laporan yang menyatakan bahwa pajanan arsenik diikuti oleh kejadian adenokarsinoma. b. (sbestosis Data asbes sebagai karsinigen paru sudah ada sejak tahun #)". Pada tahun #)"+ ordman menduga bahwa kanker paru pada penderita sbebstosis adalah penyakit akibat kerja. 1eberapa sttudi telah menemukan hubungan antara pajanan asbes dengan peningkatan resiko kanker paru baik dengan atau tanpa diketahui asbestosis sebelumnya maupun riwayat merokok sebelumnya. 1eberapa studi di antaranya studi oleh !teenland dkk. Dan studi dari 6illkinson dkk menyimpulkan
6
bahwa para pekerja terpajan asbes yang telah mengalami asbestosis. !ebelumnya memiliki resiko lebih tinggi mengalami kanker paru disbanding para pekerja terpajan asbes tanpa mengalami asbestosis sebelumnya. !tudi oleh juus dkk menemukan bahwa resiko kanker paru pada para pekerja terpajan asbes perokok ringan dan perokok berat adalah lebih tinggi yaitu ',# kali dibandingkan para pekerja terpajan asbes bukan perokok. Bemuan serupa dilaporkan oleh elson dkk dari hasil studinya. ishimoto dkk pada studinya di ure 2epang dari tahun #)+'#)+* mendapatkan bahwa $&,'% kanker paru akibat kerja berhubungan dengan pajanan asbes. (sbes adalah kelompok serat alami yang dikelompokkan menjadi kelompok yaitu serat serpentine /serat chrysotile0 dan serat amphibole /serat crocidolite, amosite, tremolite,
actinolite,
dan anthrophyllite0, serat serpentine berlekuk-
lekuk merupakan kelompoki terbesar /)%0 serat asbes namun potensi karsinogeniknya lebih kecil karena waktu paruh di paru dalam hitungan bulan. !edangkan serat amphibole menyerupai tangkai, lebih berpotensi sebagai karsinogen karena waktu paruh di paru dalam hitungan puluhan tahun dan tidak dapat dibersihkan oleh proses bersihan jalan napas sehingga dapat terakulmulasi pada parenkim paru distal lebih lama. (sbes telah lama digunakan pada produksi bahan-bahan seperti atap plafon, penyengatan, sepatu rem, bahan untuk lantai, tekstil, bahan penahan api, hasil produksi kertas, hasil produkasi semen asbes, industri pengemasan, dan industri pelapisan. (sbes terdapat dalam udara yang biasa kita hirup pada rentang antara &,&&& A &.&& serat per millimeter udara. Pajanan dengan kadar tinggi asbes dan udara terjadi pada para pekerja yang bekerja pada pertambangan asbes dan penduduk yang tinggal disekitar industri tersebut, bila materi-materi yang menganndung asbes melepaskan partikel atau seratnya ke udara. Partikel dan serat dengan diameter kecil akan tetap tersuspensi dalam udara dalam waktu cukup lama sedangak partikel dan serat yang lebih besar cenderung mengendap lebih cepat. 8rganisasi 8!7( telah menentukan batas kadar serat asbes pada udara ditempat kerja yaitu #&&.&&& serat dengan panjang C m per m " udara dalam delapan jam kerja shiff atau '& jam kerja dalam satu minggu.
7
Pengetahuan tentang mekanisme karsinogenik asbes masih belum sempurna. (sbes dalam percobaan menunjukkan dapat menginduksi produksi radikal oksigen oleh sel-sel inflamasi. Pengaruh oksidatif radikal oksigen tersebut dapat menyebabkan kerusakan selular dan D( yang selanjutnya berkembang menjadi kanker.asbes selain itu juga menunjukkan dapat menginduksi penghilangan dan penyusunan kembali kromososom dan merupakan mutagen kuat sel mamalia. 1elakangan ini diketahui bahwa mutasi gen supresor tumor p" dan peningkatan ekresi p" ada hubunganya dengan kanker paru yang berhubungan dengan asbes. 7asil studi elson dkk menemukan bahwa asbes menyebabkan mutasi k-ras telah diketahui tentang berhubungan dengan kejadian adeno karsinoma. Dilaporkan jenis kanker tersering akibat pajanan asbes adalah mesotelioma. Eaporan ishimoto dkk menyebutkan bahwa pajanan asbes berhubungan dengan peningkatan insiden mesotelioma ganas, studi oleh Metintas dkk mendapatkan bahwa resiko mesoteliomaF pada populasi terpajan asbes adalah ++," kali. !uatu tinjaun oleh 7odgson dkk menemukan bahwa resiko mesotelioma terbesar terjadi akibat pajanan krocidolite. Data lain menyebutkan bahwa penderta asbestois yang di diagnosis berdasarkan histologik dan radiografik berhbungan dengan peningkatan resiko karsinoma bronkogenik. c. ikel Dua senyawa nikel yaitu nikel sulfide dan nikel oksida sering digunakan pada produksi baja tak berkara, proses pelapisan, prooses produksilogam campuran besi dan nonbesi, pewarnaan kramik, sebagai katalis dan pada pabrik baterai. Pajanan dapat terjadi secara inhalasi terhadap partikel nikel tidak laruttersebut yang dapat bertahan lama pada sistempernapasan sehingga dapat menyebabkan perubahan seluler ireversibel atau potensi karsinogenik yang persisten. 8rganisasi 8!7( telah menetapkan batas pajanan nikeldari udara tempat kerja adalah #mg3m" untuk delapan jam kerja shifts dan '& jam kerja dalam # minggu . terdapat peningkatan resiko kanker paru yang konsisten dari studi metaanalisis pada nikel yang larut dalam air / nikel sulfat heksahidrat 0. amun terdapat laporan yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pajanan nikel metalik atau logam campuran nikel dengan kanker paru pada manusia. 1erdasarkan studi kohort dari orwegia dan 6ales bagian !elatan tahun
8
#)) dan #))* yang diperkuat oleh studi dari finnish bahwa menghirup partikel nikel yang dapat larut dalam air merupakan faktor resiko yang paling penting. !tudi di inggris oleh reyberg menemukan bahwa sebagian besar kanker paru yang terjadi akibat pajanan nikel adalah jenis sel kecil dan sel epidermoid. d. admium admium dan senyawanya sering digunakan dan ditemukan pada industri elektroda baterai , industri 9at warna, industri penstabil plastic, industri electroplating , industri permunian kadmium, timah, tembaga dan zinc sulphide. admium dapat memasuki udara akibat pertambangan, industri dan pembakaran batubara. Pajanan di tempat kerja terjadi
bila menghirup udara yang
terkontaminasi kadmium biasanya dari pabrik baterai dan pengelasan logam. 8rganisasi 8!7( telah menetapkan batas kadar kadmium pada udara tempat kerja bila dalam bentuk asap kadmium yaitu #&& g3m" dan bila dalam bentuk debu kadmium yaitu && g3m". e. 1erilium Pajanan karena debu berilium sering tejadi pada pertambangan, industri pengilangan, pabrik keramik, elektronik, industri computer dan peralatan untuk angkasa luar. 1adan perlindungan lingkungan :P( telah menentukan batas berilium yang diijinkan dilepaskan ke udara dari tempat industri adalah rata-rata sebesar &, g3m" selama "& hari. 8rganisasi 8!7( telah juga menetapkan batas kadar berilium udara tempat kerja sebesar g3m" untuk delapan kerja shifts. f. 1ahan-bahan hasil proses gasifikasi batu bara dan bahan-bahan hasil produksi batu arang Proses pembuatan batu arang adalah proses pemanasan batu bara dalam tungku pada pemanasan
tertentu sampai kandungan gasnya keluar. Proses
ini
menghasilkan batu arang yaitu suatu bahan bakar energi panas yang lebih kuat. Proses gasifikasi batu bara adalah proses pengembalian kandungan gas yang terlepas saat proses penyulingan batu bara melalui proses pengembunan. Pemanasan tidak sempurna batu bara pada kedua proses tersebut menghasilkan suatu bahan kimia yang disebut polycyclic aromatic hydrocarbons /P(7s0. 1ahan kimia P(7s selain itu juga secara umum terbentuk dari proses pembakaran tidak
9
sempurna atau proses pirolisis bahan-bahan organik, aspal batu bara /hasil sampingan proses gasifikasi batu bara dan produksi batu arang0 dan jelaga /hasil sampingan dari pembakaran batu bara, batu arang, minyak atau kayu0. Bempat kerja yang berisiko terdapat pajanan P(7s cukup banyak yaitu tempat produksi dan penggunaan aspal batu bara atau pemasangan aspal batu bara, tempat pengilangan minyak mineral, pembakaran disel atau bahan bakar lainnya, proses dasar produksi alumunium, penambangan besi dan industri pengatapan. Pajanan di tempat kerja terjadi bila menghirup udara yang tercemar P(7s. 8rganisasi 8!7( menentukan batas kadar P(7s per kubik udara adalah &, mg3m" sedangkan batas kadar pajanan P(7s yang diijinkan adalah mg3m" selama + jam kerja shifts. The National Institute of Occupational Safety and Health /I8!70 merekomendasikan kadar bahan-bahan hasil ter batu bara di tempat kerja tidak melebihi &,# mg3m". Berdapat data epidemiologic risiko kanker paru manusia akibat pajanan P(7s, risiko tertinggi dilaporkan pada para pekerja bagian atas tungku pembakaran batu bara. 5isiko relatifnya adalah #* kali setelah terpajan # tahun atau lebih.
2.$. %urnal
Babel #. 7asil Pengukuran adar Debu 5espirabel di PB. alimantan Prima Persada !ungai Puting, &&$ o # " ' Babel #
5erata 6aktu (1 7asil /mg3m"0 eterangan Pengukuran /mg3m"0 /2am0 &+.&&-#&.&& ,&+ #&.&&-#.&& ,& ,#) G(1 #".&&-#.&& ,) #.&&-#$.&& #, menunjukkan bahwa kadar debu respirabel yang ada di lapangan sedikit
melebihi nilai ambang batas normal yaitu sebesar ,#) mg3m ". 7al ini dikarenakan waktu pengukuran pada siang /pukul &+.&& A #$.&&0, dimana suhu dan kecepatan angin meningkat, sehingga jumlah kadar debu respirabel di lapangan semakin besar. Mendekati sore hari /pukul #.&& A #$.&&0 kadar debu respirabel turun. Babel . ?angguan Pernafasan yang Dialami Pekerja Eapangan PB. alimantan Prima Persada !ungai Puting, &&$
10
o. # " ' * $
?angguan Pernafasan 2umlah Presentase /%0 1atuk kering #' ",$" 1atuk berdahak # ,' sesak nafas + #",* (sma akibat kerja $ ##,+* (lergi debu " ,&+ eluhan pada Dada * #&,#$ B( /tanpa ada keluhan0 * #&,#+ 2umlah ) #&&,&& Babel menunjukkan adanya gangguan pernafasan pada pekerja lapangan PB. alimantan Prima Persada !ungai Puting. ?angguan pernafasan yang sering diderita responden adalah batuk berdahak dan batuk kering.
Babel ". arakteristik 5esponden dan ?angguan Pernafasan PB. alimantan Prima Persada !ungai Puting, &&$ arakteristik 2umlah Pekerja
%
?angguan Pernafasan
%
B(
%
$+,$ #$,+* ",$ #&&
#$ &
*&,$# #$,+* & $+,$
& # *
#$,+* & ",$ #,'"
#$,+* *',+ #$,+* #&&
#
#$,+* ',+* #$,+* $+,$
& * & *
& #,'" & #,'"
",$ ## "),+ ' #',+ "),+ #& ",$# # ",$ $,#' # ",$ # ",$ #&& $+,$ * #,'" kelompok umur yang paling banyak mengalami
gangguan pernafasan adalah kelompok umur #-"& tahun /*&,$#%0. Bingkat pendidikan yang dimiliki responden paling banyak mengalami gangguan pernafasan adalah tamatan !EB(3sederajat /',+*%0. Masa kerja tahun J merupakan kelompok yang banyak mengalami gangguan pernafasan. BAB III PENUTUP
11
$.1. &esipulan
Penelitian di (! tahun #))$ menunjukkan sekitar *-#&% kasus kanker berhubungan dengan pajanan di tempat kerja, sedangkan data penelitian di (ustralia tahun #))+ menunjukkan sekitar #% kematian disebabkan oleh kanker akibat pajanan di tempat kerja. 1eberapa faktor risiko atau bahan karsinogen di tempat kerja, yang dianggap penting untuk kanker paru ialah asbes, radon, arsenik, krom, silika, berilium, nikel, kadmium dan hasil pembakaran diesel. !urvey epidemiologi selama " dekade dilaporkan bahwa pada pekerja yang terpajan serat asbes akan berisiko menjadi kanker paru. Pajanan bahan di tempat kerja atau lingkungan, dapat menyebabkan lebih dari satu penyakit klinis atau patologis. !ebagian besar penyakit paru mungkin disebabkan oleh banyak faktor, dan faktor pekerjaan bisa berinteraksi dengan faktor lain.
$.2. Saran #. Pelatihan dan pendidikan pengenalan pemakaian alat pelindung diri /(PD0. . Penggunaan (PD yang baik dan tepat oleh pekerja dalam melaksanakan kerja. ". Pengawasan dan pengontrolan pada pekerja dari pihak perusahaan di
lingkungan kerja.
12
DA"TA# PUSTA&A
1ustan, M.. &&$. Epidemiologi enya!it Tida! "enular . 2akarta = 5ineka 4ipta 2usuf, (, dkk. #an!er aru$ "esotelioma dan a%anan di &ing!ungan #er%a /online0
http=33www.klikpdpi.com3jurnal-warta3jri--&$3jurnal-.html
diakses pada # (pril " Ikhsan, M. &&). 'unga Rampai enya!it aru #er%a dan &ing!ungan . 2akarta= 1alai Penerbit >
/online0
http=33repository.usu.ac.id3bitstream3#"'*$+)3"#+*#33
4hapter%&I.pdf diakses pada #" (pril " 6ikipedia. ". #an!er
aru(aru
/online0
http=33id.wikipedia.org3wiki3
ankerKparu-paru diakses pada #" (pril " !holihah, ;, dkk. &&+. a%anan )ebu 'atu 'ara dan *angguan ernafasan pada
e!er%a
&apangan
Tambang
'atu
'ara
/online0
http=33journal.unair.ac.id3filerPD>3#.Debu%&batubaraK;oFom.pdf diakses pada #" (pril "
13