BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah peninggian tekanan darah di atas normal. Ini termasuk golongan penyakit yang terjadi akibat suatu mekanisme kompensasi kardiovaskuler untuk mempertahankan metabolisme tubuh agar berfungsi normal. Apabila hipertensi tidak terkontrol akan menyebabkan kelainan pada organ-organ lain yang berhubungan dengan sistem-sistem tersebut. Semakin tinggi tekanan darah lebih besar kemungkinan timbulnya penyakit-penyakit kardiovaskuler secara premature1. Sejumlah 85-90% hipertensi tidak diketahui penyebabnya penyebabnya atau disebut hipertensi primer (hipertensi esensial atau idiopatik).
Hanya
sebagian
kecil
hipertensi
yang
dapat
ditetapkan
penyebabnya (hipertensi sekunder). Tidak ada data akurat mengenai prevalensi hipertensi sekunder dan sangat tergantung dimana angka itu diteliti. Diperkirakan terdapat sekitar 6% pasien hipertensi sekunder sedangkan di pusat rujukan dapat mencapai sekitar 35%. Hampir semua hipertensi sekunder didasarkan pada 2 mekanisme yaitu gangguan sekresi hormon dan gangguan fungsi ginjal. Pasien hipertensi sering meninggal dini karena komplikasi jantung (yang disebut sebagai penyakit jantung hipertensi). Juga dapat menyebabkan syok, gagal ginjal, gangguan retina mata. \ Peningkatan tekanan darah yang lama dan tidak terkontrol dapat menyebakan menyebakan bermacam-macam perubahan pada struktur miokardial, vaskuler koroner, dan sistem konduksi dari jantung. Perubahan ini dapat menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri (LVH) , penyakit arteri koroner, kelainan system konduksi, dan disfungsi sistolik dan diastolic dari miokardium, yang biasanya secara klinis tampak sebagai angina atau infark miokard, aritmia (khususnya atrial fibrilasi), dan gagal jantung kongestif (CHF).
1
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi ke dalam dua jenis, yaitu : a. Hipertensi primer (esensial) merupakan kejadian hipertensi yang menjangkiti sesorang tanpa penyebab yang jelas. b. Hipertensi sekunder merupakan kejadian hipertensi yang dialami seseorang
dengan
penyebab
yang
spesifik.
Misalnya
karena
renovaskuler, atau koartasio aorta
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Hipertensi
The Joint National Community on Preventation, Detection evaluation and treatment of High Blood Preassure dari Amerika Serikat dan badan dunia WHO dengan International Society of Hipertention membuat definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah seseorang tekanan sistoliknya 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang memakai obat anti hipertensi. Pada anak-anak, definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah lebih dari 95 persentil dilihat dari umur, jenis kelamin, dan tinggi badan yang diukur sekurang-kurangnya tiga kali pada pengukuran yang terpisah. B. Insiden Hipertensi
Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering
disebabkan
oleh
perubahan
alamiah
di
dalam
tubuh
yang
mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur (Tambayong, 2000) C. Penyebab Hipertensi secara Epidemiologi
Hipertensi adalah masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat memicu timbulnya penyakit degeneratif, seperti gagal jantung congestive, gagal ginjal, dan penyakit vaskuler. Hipertensi disebut “silent killer” karena sifatnya asimptomatik dan setelah beberapa tahun menimbulkan stroke yang fatal atau penyakit jantung. Meskipun tidak dapat diobati, pencegahan dan penatalaksanaan dapat menurunkan kejadian hipertensi dan penyakit yang menyertainya. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, diketahui hampir seperempat (24,5%) penduduk Indonesia usia di atas 10 tahun mengkonsumsi makanan asin setiap hari, satu kali atau lebih. Sementara prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18
3
tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Pada orang dewasa, peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmHg menyebabkan peningkatan 60% risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler. Hipertensi perlu diwaspadai karena merupakan bahaya diam-diam. Tidak ada gejala atau tanda khas untuk peringatan dini bagi penderita hipertensi. Selain itu, banyak orang merasa sehat dan energik walaupun memiliki hipertensi. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Tekanan darah adalah kekuatan yang ditimbulkan oleh jantung yang berkontraksi seperti pompa, sehingga darah terus mengalir dalam pembuluh darah. Kekuatan itu mendorong dinding pembuluh arteri atau nadi. Tekanan darah diperlukan agar darah tetap mengalir dan mampu melawan gravitasi serta hambatan dalam dinding arteri. Tanpa adanya kekuatan secara terus – menerus dalam sistem peredaran, darah segar tidak dapat terbawa ke otak dan jaringan seluruh tubuh. Tekanan darah yang paling rendah terjadi saat tubuh dalam keadaan istirahat atau tidur dan akan naik sewaktu latihan atau berolahraga. Hal ini disebabkan dalam latihan atau olahraga diperlukan aliran darah dan oksigen yang lebih banyak untuk otot – otot.3 Jika terdapat hambatan misalnya karena penyempitan pembuluh arteri, tekanan darah akan meningkat dan tetap pada tingkat yang tinggi semakin besar hambatan tekanan darah akan semakin tinggi. D. Gejala Klinis
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi esensial dan tergantung dari tinggi rendahnya tekanan darah, gejala yang timbul dapat berbeda-beda. Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala, dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung.9,17 Perjalanan penyakit hipertensi sangat berlahan. Penderita hipertensi mungkin tidak menunjukkan gejala selama bertahun – tahun. Masa laten ini menyelubungi perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang 4
bermakna. Bila terdapat gejala biasanya hanya bersifat spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing.18 Gejala lain yang sering ditemukan adalah epistaksis, mudah marah, telinga berdengung, rasa berat di tungkuk, sukar tidur, dan mata berkunang-kunang.9 Apabila hipertensi tidak diketahui dan dirawat dapat mengakibatkan kematian karena payah jantung, infark miokardium, stroke atau gagal ginjal. Namun deteksi dini dan parawatan hipertensi dapat menurunkan jumlah morbiditas dan mortalitas. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
sakit kepala
kelelahan
mual
muntah
sesak nafas
gelisah
pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
E. Pengobatan Hipertensi
1. Diuretic{Tablet
Hydrochlorothiazide
(HCT),
Lasix
(Furosemide)}
Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi potasium harus dilakukan 2. Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}.Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui prose memperlambat kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah 3. Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine), Angiotensinconverting enzyme (ACE)}. Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh darah.
5
F.
Pencegahan
1. Pencegahan Primer : a. Tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari b. Kurangi perbanyak
makanan aktifitas
berkolesterol fisik
untuk
tinggi
dan
mengurangi
perbanyak berat
badan.
Berdasarkan penelitian oleh Clinical and Public Health Advisory from the National High Blood Pressure Education Program Amerika Serikat bahwa penurunan berat badan sebesar 4,4 kg dapat menurunkan tekanan darah sampai dengan 7.0 mmHg dan aerobik selama 30 menit setiap hari bisa menurunkan tekanan darah sampai 4.05 mmHg. c. Kurangi konsumsi alcohol d. Konsumsi Minyak ikan. Telah diketahui bahwa peningkatan konsumsi minyak ikan yang mengandung Asam Lemak (omega-3) dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan terutama bagi mereka yang menderita diabetes. e. Suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan darah tapi kalsium juga cukup membantu. 2. Pencegahan Skunder a. Pola makanam yamg sehat b. Mengurangi garam dan natrium di diet anda c. Fisik Aktif d. Mengurangi Akohol Intake e. BerhentiMerokok 3. Pencegahan Tersier a. Pengontrolan darah secara rutin b. Olahraga dengan teratur dan di sesuaikan dengan kondisi tubuh
6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi
merupakan
suatu
keadaan
yang
ditandai
dengan
peningkatan tekanan darah arteri secara persisten. Seseorang dinyatakan hipertensi jika tekanan darahnya menunjukkan angka diatas 140/90 mmHg (Lim, 2004). Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2, yaitu hipertensi primer atau merupakan hipertensi dengan penyebab yang tidak diketahui secara pasti. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyebab spesifik tertentu, misalnya penyakit ginjal, penyakit endokrin atau karena penyakit koartasio aorta. Pada tahun 1996 di Malaysia dari 21.931 warga Malaysia dewasa sebesar 33 % dari warga Malaysia tersebut mengalami hipertensi (Lim, 2004). Hipertensi membunuh 56.561 jiwa di Amerika pada tahun 2006 (Anonim, 2010).
7
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. High Blood Pressure. www.patient.co.uk. Diakses pada tanggal 25 September 2010. Anonim. 2010. Sodium in Diet. www.nlm.nih.gov. Diakses pada tanggal 25 September 2010. Anonim. 2002. National Cardiovascular Disease Database. www.whoindia.org. Diakses pada tanggal 24 September 2010. Anonim. 2003. Hypertention Z Morad, Lim. 2004. Prevalence, Awareness, Treatment And Control Of Hypertension In The Malaysian Adult Population: Result From The National Health And Morbidity Survey 1996. www.sma.org. Diakses pada tanggal 24 September 2010.
8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................
i
DAFTAR ISI ..........................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..........................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Hipertensi .....................................................................
3
B. Insiden Hipertensi .....................................................................
3
C. Penyebab Hipertensi secara Epidemiologi ............................
3
D. Gejala Klinis ..............................................................................
4
E. Pengobatan Hipertensi .............................................................
5
F. Pencegahan ................................................................................
6
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................
7
DAFTAR PUSTAKA
ii 9
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul Hipertensi tepat pada waktunya. “
”
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini Penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing dan semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya, untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, atas kritik dan sarannya, Penulis mengucapkan terimakasih.
Pariaman, November 2012
Penulis
i 10