MAKALAH EKOLOGI HEWAN (SISTEM PEREDARAN DARAH)
Disusun Oleh : Kelompok II Elen Batlayeri Elen Koseng Santa Suripatty Nurul Renggur Nova Maoke Ardelea Setitit
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON 2016 KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan karunianNya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah kami yang berjudul “Sistem Peredaran Darah pada Hewan Vertebrata dan Invertebrata”. Kami pun mengucapkan terimakasih kepada para penulis yang tulisannya kami kutip sebagai bahan rujukan. Tak lupa juga kami ucapkan maaf yang sebesar-besarnya, jika ada kata dan pembahasan yang keliru dari kami. Kami berharap kritik dan saran Anda. Semoga makalah kami ini dapat menjadi pelajaran dan menambah wawasan anda dalam pelajaran Fisiologi Hewan.
Ambon, 03 Oktober 2016
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam hidupnya, organisme memerlukan makanan dan oksigen untuk melangsungkan metabolisme. Proses metabolisme, selain menghasilkan zat-zat yang berguna juga menghasilkan sampah (zat sisa) yang harus dikeluarkan dari tubuh. Bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti makanan, oksigen, hasil metabolisme dan sisanya diangkut dan diedarkan didalam tubuh melalui sistem peredaran darah. Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan oleh darah keseluruh jaringan tubuh, sementara sisa-sisa metabolisme diangkut oleh darah dari seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ pembuangan. B. Rumusan Masalah Dalam makalah ini kami membatasi permasalan yang bertujuan agar pengkajiannya lebih terarah dan tepat sasaran. Adapun rumusan masalahnya adalah : Bagaimana sistem peredaran darah pada hewan vertebrata dan invertebrata ? C.
Tujuan
Untuk mengetahui sistem peredaran darah pada hewan vertebrata dan invertebrata
BAB II PEMBAHASAN
Secara garis besar, sistem sirkulasi memiki tiga fungsi sebagai berikut: 1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan tubuh akan sari makanan dan oksigen, serta pembuangan zat sisa metabolisme dari tubuh dengan segera. 2.
Berperan penting dalam penyebaran panas tubuh
3.
Menyebarkan tekanan atau kekuatan
Sistem sirkulasi pada hewan dibedakan menjadi 3, yaitu : 1. Sistem difusi terjadi pada avertebrata rendah seperti paramecium, amoeba maupun hydra belum mempunyai sistem sirkulasi berupa jantung dengan salurannya yang merupakan jalan untuk peredaran makanan. Makanan umumnya beredar keseluruh tubuh karena adanya aliran protoplasma. 2. Sistem peredaran Darah Terbuka Merupakan sistem peredaran atau sistem distribusi darah keseluruh tubuh (jaringan) yang tidak selalu melewati pembuluh kapiler darah. Bekerja dengan tekanan rendah pada setiap kontraksi jantung, dan volume darah yang dikeluarkan hanya sedikit, terdorong rendah dan mengalir dengan lambat yang mengakibatkan sari makanan yang dilepaskan sel terbatas sehingga aktivitas metabolisme terbatas. Contohnya: Moluska dan Artropoda 3. Sistem peredaran darah tertutup jika dalam peredaran-nya darah selalu berada di dalam pembuluh. Misal : Annelida, Mollusca, Vertebrata . Bekerja dengan melakukan gerakan memompa secara terus menerus, dan tekanannya dipertahankan tetap tinggi mengakibatkan darah yang keluar dari pembuluh akan segera masuk kembali ke jantung dengan cepat. Dalam sistem darah tertutup umumnya darah mengalir dari jantung ke pembuluh kapiler dan kembali ke jantung. Contohnya : Annelida, Moluska jenis Cephalopoda (oktofus dan cumi-cumi) dan Vertebrata
SISTEM PEREDARAN DARAH PADA HEWAN INVETEBRATA A. Peredaran Darah Pada Protozoa
Hewan protozoa tidak membutuhkan suatu sistem pengangkutan yang khusus. Difusi, pengangkutan aktif, dan aliran sitoplasma cukup menjamin sebagian tubuhnya mendapat bahan-bahan yang memadai. Hewan bersel satu (Protozoa) tidak memiliki sistem peredaran darah. Gas yang dibutuhkan dan zat makanan yang akan diserap dilakukan secara difusi, karena tubuh hanya terdiri atas satu sel sehingga seluruh aktivitas metabolismenya dilakukan oleh sel itu sendiri. 1) Paramecium Pada Paramecium yang hanya terdiri atas satu sel, transportasi dilakukan oleh sel itu sendiri. Proses masuknya gas oksigen ke dalam sel dan pengeluaran gas karbondioksida terjadi secara difusi melalui membran plasma. Sedangkan, makanan yang berukuran kecil ditelan oleh sel melalui sitostom (mulut sel) yang kemudian dicerna di dalam vakuola makanan. Molekul-molekul makanan yang telah dicerna, kemudian secara difusi atau pengangkutan aktif oleh vakuola kontraktil masuk ke dalam sitoplasma. 2) Planaria dan Hydra Sistem transportasi pada planaria dan hydra dilakukan oleh aliran cairan di dalam ruang gastrovaskuler yang bercabang-cabang. Ruang gastrovaskuler ini dilapisi oleh sel endosit. Pencernaan pada planaria dan hydra terjadi secara intrasel yang dilakukan di dalam sel endosit. Dengan demikian, percabangan ruang gastrovaskuler yang mengandung sel-sel endosit menyebabkan permukaan dalam saluran pencernaan menjadi luas sehingga efisien dalam penyerapan zat. Pada planaria, saluran pengeluarannya bercabangcabang ke seluruh jaringan tubuh dan mengumpulkan zat-zat sisa metabolisme untuk dikeluarkan melalui sel-sel api. B.
Peredaran Darah Pada Porifera
Porifera belum memiliki sistem sirkulasi khusus, tubuhnya terdiri atas dua lapisan sel, lapisan dalam terdiri atas sel-sel yang disebut koanosit. Koanosit berfungsi menangkap makanan secara fagosit yang selanjutnya disebarkan keseluruh tubuh oleh amoebosit. Porifera memiliki sel-sel ameboid yang berfungsi mengedarkan makanan. Makanan ditangkap dan dicerna oleh sel-sel leher (koanosit), kemudian diberikan ke sel-sel ameboid. Setelah itu, sel-sel ameboid mengembara ke sel-sel lain untuk mengedarkan makanan. Makanan porifera diperoleh melalui aliran air yang melintasi ostia atau pori dan keluar ostium. C. Peredaran Darah Pada Coelenterata Coelenterata belum memiliki sistem sirkulasi, sehingga pada dinding sebelah dalam dari tubuh Hydra berfungsi sebagai pencernaan dan juga berfungsi sebagai sistem sirkulasi. Pada invertebrata yang belum memiliki sistem peredaran khusus, misalnya Hydra, transportasinya dilakukan oleh sistem gastrovaskuler, yakni saluran pencernaan yang berfungsi sekaligus sebagai alat peredaran. Saluran pencernaan pada Hydra bercabang-cabang dan bercabang-cabang lagi ke semua bagian tubuh. Percabangan ini menyebabkan permukaan dalam saluran pencemaan semakin luas, sehingga saluran ini akan lebih efisien dalam melakukan penyerapan zat sekaligus mengantarkan zat yang diserapnya ke seluruh jaringan tubuh. Dengan demikian, walaupun pada hewan ini tidak terdapat sistem peredaran khusus, zat yang diserap oleh saluran pencernaan akan dapat mencapai seluruh jaringan tubuh.
D. Sistem Peredaran Darah Pada Annelida
Sistem Peredaran Darah pada Cacing Tanah Contoh hewan yang termasuk filum Annelida adalah caing tanah. Cacing tanah merupakan hewan yang sudah mempunyai sistem peredaran untuk mengangkut darah. Darah berwarna merah karena sudah mengandung hemoglobin untuk mengikat oksigen. Darah belum mengandung sel-sel darah, sehingga hemoglobin larut dalam cairan darah. Darah beredar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah sehingga peredaran darahnya disebut peredaran darah tertutup. Pada dasarnya, sistem peredaran pada Annelida terdiri atas 2 batang pembuluh darah yang masing-masing memanjang di daerah punggung dan di daerah perut. Darah yang mengalir dalam pembuluh darah punggung menuju ke arah depan (mulut) sedangkan darah yang mengalir dalam pembuluh darah perut mengalir ke arah belakang (anus). Dari pembuluh darah perut, darah mengalir ke bagian-bagian tubuh termasu dinding usus dan kulit melalui percabangan yang makin lama makin halus. Selanjutnya, dari bagian-bagian tubuh tersebut darah mengalir kembali melalui pembuluh darah yang meunju ke pembuluh darah punggung.
E. Sistem Peredaran Darah pada Serangga (Insecta) Berbeda dengan cacing, sistem peredaran darah serangga tanpa melalui pembuluh darah. Maksudnya, peredaran darah pada serangga berupa sistem peredaran darah terbuka. Sebagai contoh, peredaran darah pada belalang. Alat peredaran darah belalang meliputi jantung dan pembuluh darah. Lihat gambar berikut:
Belalang memiliki jantung yang berbentuk tabung panjang dengan bagianbagian gelembung pembuluh darah. Letak jantung belalang berada pada punggung, tepatnya di dalam bagian homosoel yang memanjang. Bagian tersebut disebut sinus. Sedangkan pembuluh darah besar (aorta) meninggalkan jantung bagian depan, belakang, dan seringkali bagian bawahnya. Kemudian pembuluh darah tersebut menjadi cabang-cabang yang membawa hemolimfa ke berbagai organ dan jaringan-jaringan tubuh. Hemolimfa adalah cairan yang tersusun atas darah dan cairan interstisial. Jantung akan memompa hemolimfa melalui pembuluh ke dalam sinus, sehingga terjadi pertukaran zat-zat antara hemolimfa dan sel. Hemolimfa kembali ke jantung melalui ostia, yang dilengkapi katup. Demikian seterusnya proses ini berlangsung. Pada belalang, darah tidak melakukan pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2). Namun, pertukaran ini dilakukan melalui sistem trakea. Karena itu, darah hanya mengangkut zat makanan/sarisari makanan.
Sistem Peredaran Darah pada Belalang
Belalang memiliki sistem peredaran yang kurang sempurna. Sistem peredarannya masih peredaran terbuka. Pembuluh darah satu-satunya hanyalah sebatang pembuluh darah yang memanjang di daerah punggung, bahkan itupun sering disebut sebagai “jantung”. Pada daerah ujung abdomen terdapat beberapa lubang yang disebut ostium. Ostium dilengkapi dengan katup untuk mengatur masuknya darah dalam pembuluh darah tersebut.
Apabila “jantung” mengkerut, maka darah dalam pembuluh darah di dorong ke arah kepala dan keluar melalui lubangnya. Sebaliknya apabila “jantung” mengendur kembali, maka darah dari tubuh masuk melalui ostium.
Darah yang berada di luar “jantung” tidak berada dlama pembuluh darah, tetapi berada bebas di dalam celah-celah jaringan sehingga alat-alat dalam tubuh “terendam” dalam cairan tubuh.
Darah belalang tidak mengangkut oksigen, hal ini karena peredaran darahnya terbuka sehingga alirannya lambat dan kurang efisien. Kondisi seperti ini tidak bisa mengimbangi kebutuhan oksigen yang tinggi yang diperlukan oleh serangga. Serangga membutuhkan oksigen yang tinggi karena gerakannya yang sangat aktif.
Untuk mendapatkan oksigen, maka serangga mempunyai sistem pernapasan dengan trakea yang bercabang-cabang ke dalam tubunya. Dengan demikian, meskipun aliran darahnya darahnya lambat namun kebutuhan oksigen untuk pembakaran dan respirasi sel cukup mudah diperoleh serangga melalui sistem trakea.
SISTEM PEREDARAN DARAH VETEBRATA Pada vertebrata, sistem peredaran darah yang terjadi adalah sistem peredaran darah tertutup. Didalamnya, darah beredar melalui jantung bisa sekali dan bisa pula dua kali. Peredaran darah ini dinamakan peredaran darah tunggal dan peredaran darah ganda. Vertebrata yang memiliki peredaran darah tersebut, misalnya ikan, katak, reptilia, dan burung. Berikut kita simak ulasannya. A. Sistem Peredaran Darah pada Ikan (Pisces)
Dalam sekali peredaran, darah ikan beredar melalui jantung sebanyak satu kali. Sehingga, peredaran darahnya dinamakan sistem peredaran darah tunggal. Darah yang beredar melalui pembuluh darah, oleh karenanya disebut sistem peredaran darah tertutup. Seekor ikan mempunyai sebuah jantung dengan dua ruangan utama, yaitu satu satu atrium (serambi) dan satu ventrikel (bilik). Proses peredaran darahnya, dimulai dengan darah dipompa oleh jantung, tepatnya ventrikel. Kemudian, darah mengalir menuju insang yakni tempat terjadinya pengambilan oksigen oleh darah dan pengeluaran karbondioksida lewat dinding kapiler. Kapiler insang membawa darah kaya oksigen ke seluruh pembuluh kapiler yang terdapat pada bagian tubuh ikan. Selanjutnya, darah akan kembali ke atrium jantung melalui pembuluh balik (vena).
B. Sistem Peredaran Darah pada Katak (Amfibia)
Katak dan amfibia lainnya memiliki sistem peredaran darah tertutup, yakni darah beredar melalui pembuluh darah. Selain itu, darah melewati jantung sebanyak dua kali dalam satu peredaran, yang artinya katak mempunyai sistem peredaran darah ganda. Pertama kali, darah dari jantung beredar menuju paru-paru (pulma). Kemudian darah yang berasal dari seluruh jaringan tubuh menuju jantung dan selanjutnya diedarkan kembali ke seluruh jaringan tubuh. Katak dan amfibia lainnya mempunyai jantung yang terbagi tiga ruang, dengan dua atrium (serambi) yakni atrium kanan dan atrium kiri dan juga satu ventrikel (bilik). Di dalamnya juga terdapat katup (sekat) yang mencegah darah pada ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium. Cermati gambar berikut: Dari berbagai jaringan dan organ tubuh, darah yang mengan dung sedikit oksigen (O2) akan menuju sinus venosus dan dilanjutkan ke atrium kanan. Kemudian, darah dialirkan menuju ventrikel. Setelah itu, darah mengalir menuju arteri pulmonalis. Akhirnya, darah masuk ke paru-paru. Karbondioksida (CO2) dalam darah pada paru-paru dilepaskan, sedangkan oksigen (O2) diikat oleh darah. Berikutnya, darah yang banyak meng andung oksigen (O2) pada paru-paru ini akan dialirkan menuju vena pulmonalis, lantas diteruskan ke atrium kiri jantung. Peredaran darah yang berlangsung demikian dinamakan peredaran darah kecil. Sementara itu, darah yang mengandung oksigen (O2) pada atrium kiri jantung akan dialirkan menuju ventrikel. Walaupun sedikit, darah ini akan bercampur dengan darah yang mengandung karbondioksida (CO2). Selanjutnya, darah dalam ventrikel menuju ductus arteriousus (batang nadi) hingga aorta. Aorta ini memiliki cabang ke kanan dan ke kiri, yang masing-masing bagian terdiri atas tiga arteri, yakni arteri anterior (karotis), lung aorta, dan arteri posterior (arteri pulmo kutaneus). Arteri karotis mengalirkan darah ke kepala dan otak, lung aorta mengalirkan darah ke dalam tubuh, dan arteri pulmo kutaneus meng alirkan darah paru-paru dan kulit. Agar kalian semakin paham mengenai peredaran darah pada Amfibia, cermati gambar
C. Sistem Peredaran Darah pada Kadal (Reptilia)
Alat pemompa darah atau jantung reptilia memiliki struktur yang berbeda dibandingkan ikan dan katak. Ini ditunjukkan dari ventrikelnya yang memiliki sekat (septum) tak sempurna. Apabila ventrikel berkontraksi, lubang sekat ini akan menutup, sehingga sesaat ventrikel terbagi menjadi dua bagian yangterpisah, yakni ventrikel kanan dan kiri. Meskipun demikian, jantung reptilia dianggap memiliki tiga bagian, meliputi atrium kanan, atrium kiri, dan ventrikel yang bisa memodifi kasi diri. Adapun pada atrium reptilia, terdapat sekat (septum) sempurna, yang menjadikan darah dari kedua atrium tidak bercampur. Ada juga sekat ventrikel reptilia yang hampir sempurna, contohnya buaya. Sekat di antara ventrikel buaya ini disebut foramen panizzae, yang berfungsi mengedarkan oksigen (O2) ke seluruh jaringan tubuh dan juga menjaga keseimbangan tekanan cairan pada jantung saat buaya menyelam dalam air. Saat darah reptilia beredar, darah yang mengandung karbondioksida (CO2) dari seluruh jaringan tubuh dialirkan menuju sinus venosus. Setelah itu, darah menuju atrium kanan, dan dilanjutkan ke ventrikel. Berikutnya, darah mengalir menuju arteri pulmonalis dan akhirnya masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru, kandungan gas karbondioksida (CO2) dalam darah dilepaskan, sementara gas oksigen (O2) diikat. Darah yang berasal dari paru-paru akan menuju atrium kiri melalui vena pulmonalis. Selanjutnya, darah mengalir menuju ventrikel yang diteruskan menuju aorta. Aorta terbagi atas dua lung aorta, yang arahnya ke kanan dan ke kiri. Lung aorta kanan membawa darah yang berasal dari ventrikel kiri untuk diedarkan ke kepala dan anggota tubuh (organ) bagian depan. Sementara lung aorta kiri membawa darah yang berasal dari ventrikel kiri untuk dialirkan ke seluruh anggota tubuh (organ) bagian belakang. D. Sistem Peredaran Darah pada Burung (Aves)
Mirip seperti peredaran darah manusia atau mamalia, burung memiliki tipe sistem peredaran darah ganda dan sistem peredaran darah tertutup. Jadi, selama satu kali beredar, darah melewati jantung sebanyak dua kali. Oleh karena mirip seperti peredaran darah manusia, jantung burung juga mempunyai bagian-bagian yang sama seperti jantung manusia. Vertebrata ini memiliki jantung yang terdiri atas empat ruang, meliputi atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel bilik kiri. Sekat (septum) di antara ruang tersebut juga sudah terbentuk sempurna, sehingga tidak terjadi percampuran darah kaya oksigen (O2) dan darah kaya karbondioksida (CO2). Proses peredaran darah burung dimulai saat darah yang mengandung karbondioksida dari seluruh jaringan tubuh menuju jantung tepatnya ventrikel kanan. Oleh jantung, kandungan karbon dioksida dalam darah dipompa menuju paru-paru untuk dilepaskan, sedangkan gas oksigen diikat paru-paru. Kandungan oksigen dalam darah ini dialirkan menuju ke jantung lagi, selanjutnya masuk ke atrium kiri, dan akhirnya ke ventrikel kiri. Peredaran yang demikian ini dinamakan peredaran darah kecil. Setelah dari ventrikel kiri, darah yang mengandung oksigen akan diedarkan menuju seluruh sel tubuh. Pada sel-sel tubuh ini, kandungan oksigen dalam darah dilepaskan, sementara gas karbon dioksida sebagai sisa metabolisme diikat. Kemudian, darah yang mengandung karbondioksida ini dialirkan menuju jantung. Peristiwa ini akan terjadi berulang-ulang dan dinamakan peredaran darah besar.
E. SISTEM SIRKULASI PADA MAMALIA Umumnya, sistem peredaran darah pada mammalia sama dengan manusia. Peredaran darahnya paling kompleks dan sempurna dibandingkan hewan lain. Alat peredaran darahnya terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Sistem peredaran darahnya merupakan sistem peredaran darah tertutup. Jantung pada Mammalia terbagi menjadi empat bagian, yaitu atrium dexter yang merupakan tempat bermuaranya vena cava, atrium sinister yang merupakan tempat bermuaranya vena pulmonalis, ventrikel sinister yang
merupakan tempat keluarnya aorta, dan ventrikel dexter yang merupakan tempat keluarnya arteri pulmonalis. Pembuluh darah pada Mammalia terdiri atas pembuluh darah vena dan pembuluh darah balik.
Gambar 2.9 Sistem peredaran darah mammalia Proses sirkulasi pada mamalia: Ventrikel kanan memompa darah ke paru-paru melalui arteri pulmoner.Ketika darah mengalir melalui hamparan kapiler paru-paru kanan dan kiri, darah mengambil oksigen dan melepaskan karbondioksida. Darah yang kaya oksigen akan kembali dari paru-paru melalui vena pulmoner ke atrium kiri jantung. Kemudian, darah yang kaya oksigen mengalir ke dalam ventrikel kiri, ketika ventrikel tersebut membuka dan atrium berkontraksi. Selanjutnya, ventrikel kiri akan memompa darah yang kaya oksigen keluar ke jaringan tubuh melalui sirkuit sistemik. Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta, yang mengirimkan darah ke arteri yang menuju keseluruh tubuh.Cabang pertama dari aorta adalah arteri koroner, yang mengirimkan darah ke otot jantung itu sendiri. Kemudian ada juga cabang-cabang yang menuju ke hamparan kapiler di kepala dan lengan (atau tungkai depan). Aorta terus memanjang ke arah posterior, sambil mengalirkan darah yang kaya oksigen ke arteri yang menuju ke hamparan kapiler di organ abdomen dan kaki (tungkai belakang). Di dalam masing organ tersebut, arteri akan bercabang menjadi artriola, yang selanjutnya akan bercabang menjadi kapiler, dimana darah melepaskan banyak oksigennya dan mengambil karbondioksida yang dihasilkan oleh respirasi seluler. Kapiler akan menyatu kembali membentuk venula, yang akan mengirimkan darah ke vena. Darah yang miskin oksigen dari kepala, leher, tungkai depan disalurkan ke dalam suatu vena besar yang disebut vena cava anterior (superior). Vena besar lainnya yang disebut vena cava posterior (inferior) mengalirkan darah dari bagian tubuh utama dan tungkai belakang.Kedua cava itu mengosongkan darahnya ke dalam atrium kanan, sebelum kemudian darah yang miskin oksigen itu mengalir ke dalam ventrikel kanan .
BAB III PENUTUP Kesimpulan Jadi, dapat diketahui bahwa hewan-hewan baik vertebrata maupun invertebrata memiliki sistem peredaran darah yang berbeda-beda. Ada yang sistem peredaran darah terbuka, tertutup, tunggal, maupun ganda. Masing-masing sistem tersebut memiliki bentuk sirkulasi yang berbeda namun mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai alat transportasi Saran Dalam sistem penulisan makalah ini kami sebagai penulis belum dapat mengakui bahwa makalah ini benar-benar sempurna sesuai dengan aslinya, namun itu penulis membutuhkan saran dan kritikan untuk dapat memperbaiki karya ini, dan muda-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan kepada generasi penerus bangsa.
DAFTAR PUSTAKA Isnaeni,Wiwi.2006.Fisiologi Hewan.Yogyakarta:Kanisus. Priadi, Arif. 2012. Biologi. Jakarta: Yudhistira. Syamsuri, Istamar dkk. 2007. Biologi 2A. Malang: Erlangga. Maryati, Sri. 2006. Biologi Jilid II. Jakarta : Erlangga. Anonimus.2009.Sistem Peredaran Darah pada Hewan.(Online). http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2136615-sistem-peredaran-darah-pada-hewan/ http://rt3rw6tunjungsekar.blogspot.com/2010/12/darah-dan-sistem-peredaran darah.html