DAFTAR ISI
A. DAMPAK POSITIF SUMBER ENERGI TERBARUKAN ............................................. ................................................. .... 3
B. DAMPAK NEGATIF SUMBER ENERGI TERBARUKAN........................................... ............................................... .... 4
C. DAMPAK POSITIF SUMBER ENERGI TAK TERBARUKAN ........................................ ........................................ 4
D. DAMPAK NEGATIF SUMBER ENERGI TAK T AK TERBARUKAN ..................................... ..................................... 5
E. PERBANDINGAN DAMPAK SUMBER ENERGI......................................... ENERGI............................................................. .................... 7
Sumber energi di bumi ini dibagi menjadi dua yaitu sumber energi terbarukan (biodegradable) dan sumber energi tidak terbarukan (non-biodegradable). Keduanya sama-sama memiliki dampak bagi lingkungan, baik dampak negatif maupun positif.
A. Dampak Positif Sumber Energi Terbarukan 1. Ramah Lingkungan Energi alternatif tidak menghasilkan limbah yang akan membahayakan lingkungan dalam jangka panjang. Ia tidak menyebabkan polusi udara seperti bahan bakar minyak. Bahan bakar minyak yang digunakan untuk menjalankan mobil, misalnya, menghasilkan banyak gas (CO2, CO) yang berpengaruh buruk bagi lingkungan. Sedangkan kendaraan yang menggunakan batrei atau listrik tidak menghasilkan gas seperti itu. 2. Sumber Energi Gratis Dengan mengesampingkan biaya produksi, sumber energi alternatif tidak perlu dibeli. Sumber energi seperti sinar matahari, angin, dan air hanya membutuhkan biaya awal untuk instalasi untuk kemudian dapat berjalan dengan sendirinya. Semua sumber-sumber itu sudah ada di ala mini secara gratis. Air ada di sungai dan waduk, matahari tersedia setiap harinya untuk menghasilkan listrik atau energi. Hal ini tentu saja berbeda dengan minyak bumi atau batubara yang perlu membeli, disamping itu harganya juga selalu naik. 3. Pasokan Melimpah Matahari selalu ada di bumi ini apalagi di daerah tropis. Air juga memiliki siklus hidrologi yang membuatnya ada terus menerus. Jika berada di daerah dengan banyak sinar matahari, akan memiliki banyak pasokan energi surya. Demikian juga, jika memasang kincir angin di daerah berangin, akan menerima pasokan konstan energi angin. Hal ini berbeda dengan bahan bakar fosil yang sumbernya terbuat jutaan tahun. Selain itu, semakin lama semakin menipis jumlahnya.
2
B. Dampak Negatif Sumber Energi Terbarukan 1. Biaya Instalasi Awal Tinggi
Biaya instalasi awal untuk pembangkit listrik dari energi alternatif, misalnya, relatif tinggi. Contoh, bendungan perlu dibangun untuk membuat pembangkit listrik tenaga air. Membangun bendungan termasuk relokasi penduduk melibatkan biaya yang sangat tinggi. 2. Penyimpanan dan Transportasi
Salah satu alasan utama mengapa energi alternatif belum digunakan secara luas adalah karena penyimpanan dan biaya transportasi yang masih tinggi.Sementara teknologi kincir angin dan pembangkit listrik tenaga air telah semakin disempurnakan, sumber energi lain masih memerlukan banyak pemyempurnaan. 3. Tidak dapat Diandalkan
Sumber energi alternatif sangat tergantung pada faktor-faktor alami. Misalnya, jika terjadi kemarau panjang, tingkat produksi pembangkit listrik tenaga air akan terhambat. Demikian pula tanpa sinar matahari yang cukup, listrik yang dihasilkan juga akan berkurang. 4. Belum Efisien
Hingga saat ini, pembangkit dari sumber energi alternatif belum bisa beroperasi seefisien sumber energi konvensional. Teknologi yang tersedia saat ini belum cukup mampu menggantikan energi konvensional dengan energi alternatif.
C. Dampak Positif Sumber Energi Tak Terbarukan 1. Pengelolahan dari minyak bumi dan gas alam sebenarnya dilakukan dengan beberapa cara yang sangat ringan dibandingkan dengan pengelolahan yang dilakukan untuk sumber daya lain uang juga memiliki pengaruh besar untuk kehidupan manusia. 2. Minyak bumi sebenarnya sangat mudah dalam proses pendistribusian sehingga sumber pengelolahan dari pusat pengolalah dilakukan degan jaringan pipa yang kemudaian ditanamkan dalam pusat pengelolah yang kusus. Agar berbeda dengan sistem pengolahan dari sumber daya yang lain. 3. Minyak bumi sebenarnya memiliki manfaat dalam pembangaun pembangkit tenaga listirk karena memiliki sitem penyaluran bahan bakar yang cukup ringan dan juga cukup cepat serta dalam proses yang mudah. Bahkan dalam sistem untuk pembangkit tenag listirk bisa dipasangan dikasawan manapun. Minyak bumi juga masih paling banyak digunakan di seluruh dunia.
3
D. Dampak Negatif Sumber Energi Tak Terbarukan 1.
Bahaya Lingkungan: Pencemaran lingkungan merupakan salah satu kelemahan utama dari
bahan bakar fosil. Sudah menjad fakta yang diketahui semua orang bahwa karbon dioksida, yang merupakan gas yang dilepaskan ketika bahan bakar fosil dibakar, merupakan salah satu gas utama yang bertanggung jawab untuk pemanasan global. Kenaikan suhu bumi telah mengakibatkan mencairnya es di kutub, banjir daerah dataran rendah dan kenaikan permukaan air laut. Jika kondisi ini berlanjut, Bumi kita mungkin menghadapi beberapa konsekuensi serius dalam waktu dekat. 2.
Harga minyak yang meningkat : negara Tengah-timur memiliki cadangan besar minyak dan
gas alam dan banyak negara lain yang tergantung pada mereka untuk pasokan bahan bakar ini. Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) adalah kelompok 13 negara termasuk Iran, Irak, Kuwait, Qatar, Arab Saudi dan UEA. Mereka bert anggung jawab untuk 40 persen dari produksi minyak dunia dan memegang mayoritas cadangan minyak dunia, menurut Administrasi Informasi Energi (EIA). OPEC terus memantau volume minyak yang dikonsumsi dan kemudian menyesuaikan produksi sendiri untuk mempertahankan harga per barel yang diinginkan. Hal ini menyebabkan fluktuasi harga di seluruh dunia. 3.
Hujan Asam: Sulfur dioksida adalah salah satu polutan yang dilepaskan ketika bahan bakar
fosil dibakar dan merupakan penyebab utama hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan kerusakan bangunan yang terdiri dari bata. Bahkan tanaman dapat terpengaruh karena pengasaman tanah liat. Pertambangan batubara menyebabkan rusaknya ekosistem dan juga membahayakan nyawa penambang. 4.
Efek pada Kesehatan Manusia : Polusi dari kendaraan dan pembangkit listrik batubara
bertenaga dapat menyebabkan bahaya lingkungan yang serius. Penyakit polusi terkait berkisar dari ringan sampai parah dan secara signifikan dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Polusi udara dapat menyebabkan asma, gangguan paru obstruktif kronis atau COPD dan kanker paru-paru. Paparan jangka panjang dapat meningkatkan infeksi pernafasan pada populasi umum. Anak-anak dan orang tua yang paling rentan untuk fine partikulat dan toxicants udara lainnya. 5.
Tidak Terbarukan: Saat ini, bahan bakar fosil mengalami eksploitasi yang sangat tinggi untuk
memenuhi kesenjangan antara permintaan dan penawaran dan diperkirakan bahwa bahan bakar ini akan habis dalam 30-40 tahun ke depan. Karena tak terbarukan, maka ada kemungkinan bahwa biaya bahan bakar akan menghadapi kenaikan tajam dalam waktu dekat. Butuh jutaan tahun lagi untuk mengganti minyak, gas dan batubara yang telah dipakai dan ini berarti bahwa kita tidak akan mampu lagi mobil berkendara kecuali kita beralih ke mobil listrik yang 4
menggunakan energi dari sumber energi terbarukan. Sekali sumber-sumber energi tidak terbarukan benar-benar habis, tidak ada lagi yang tertinggal. 6.
Dampak tumpahan minyak kepada kehidupan air : Bahan bakar fosil dibutuhkan dalam
cadangan besar di mana pun pembangkitnya. Ini mengharuskan bahan bakar untuk diangkut ke lokasi yang diinginkan melalui truk, kereta api, kapal atau pesawat. Sering kita mendengar dari adanya kebocoran di kapal tanker minyak atau kapal tenggelam yang membawa minyak mentah. Dampak dari ini adalah bahwa minyak mentah mengandung beberapa zat beracun yang bila bercampur dengan air menimbulkan dampak serius pada kehidupan air. Transportasi minyak mentah melalui laut dapat menyebabkan tumpahan minyak yang dapat menimbulkan bahaya terhadap kehidupan air dengan mengurangi kandungan oksigen di air. 7.
Pertambangan Batubara : Ekstraksi batubara dari daerah yang memiliki cadangan besar tidak
hanya tugas yang sulit dan berbahaya, tetapi juga menimbulkan bahaya kesehatan yang serius bagi kehidupan beberapa pekerja yang bekerja di sana. Pertambangan batubara menghancurkan tanah pada wilayah yang luas dan mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi. 8.
Perlu Jumlah Besar Cadangan : The pembangkit listrik batubara membutuhkan pasokan besar
dan teratur batubara untuk menghasilkan sejumlah besar energi secara konstan. Ini berarti bahwa pembangkit ini banyak bahan bakar di dekat pembangkit listrik untuk melaksanakan proses menghasilkan daya. Hal ini diperlukan karena banyak negara yang masih bergantung pada batubara sebagai sumber utama untuk menghasilkan tenaga.
5
E. Perbandingan Dampak Sumber Energi Terbarukan dan Tidak Terbarukan Terhadap Lingkungan 1. Polusi udara
Zat-zat yang dikategorikan polusi udara dan dapat membahayakan kesehatan makhluk hidup antara lain adalah gas rumah kaca, SO2, NO2 dan partikulat. Pembangkit energi terbarukan seperti tenaga matahari dan angin pada dasarn ya tidak mengeluarkan emisi, namun pada tahap manufaktur, transportasi material, pemasangan dan perawatan, tetap ada emisi yg dihasilkan. Estimasi pada pembangkit listrik tenaga surya adalah 32 – 90 gram ekuivalen karbondioksida per kilowatt hour (CO2e/kWh). Emisi yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik tenaga angin bergantung pada beberapa faktor seperti kecepatan angin, persentase waktu angin bertiup dan komposisi material dari turbin angin itu sendiri. Rata-rata estimasi emisi yang paling mendekati adalah 9 – 18 gram CO2e/kWh. Pada pembangkit listrik tenaga panas bumi, emisi yang dikeluarkan bergantung pada sistem pembangkit itu sendiri. Diperkirakan pada sistem loop terbuka, pembangkit listrik tenaga panas bumi menghasilkan sekitar 45 gram CO2e/kWh atau 90 gram CO2e/kWh. Sementara pada sistem yang tertutup, pembangkit listrik tenaga panas bumi tidak mengeluarkan emisi yang berbahaya.
Pembangkit listrik tenaga air memiliki nilai emisi yang bermacam-macam, tergantung dari tipe pembangkit listrik tenaga air itu sendiri. Pembangkit listrik mini atau mikro hidro yang menggunakan aliran sungai kecil mengeluarkan 5 – 23 gram CO2e/kWh. Sementara untuk pembangkit listrik tenaga air skala besar yang dilakukan didaerah cukup gersang 27 gram CO2e/kWh. Di daerah tropis, emisi lebih dari 226 gram CO2e/kWh. Sedangkan nilai emisi yang dihasilkan sekitar 15 – 52 gram CO2e/kWh untuk biomassa yang dihasilkan dengan bahan baku yang ditanam sendiri.
Emisi yang dikeluarkan oleh energi terbarukan apabila digabungkan memiliki estimasi antara -1368 – 266 gram CO2e/kWh. Nilai ini masih sangat jauh dibawah emisi yang dikeluarkan oleh gas bumi dan batubara. Gas bumi memiliki emisi antara 272 – 907 gram CO2e/kWh sementara batubara memiliki emisi 635 – 1633 gram CO2e/kWh.
2.
Penggunaan Air
6
Pembangkit listrik yang menggunakan teknologi pemanasan atau termoelektrik membutuhkan jumlah air yang sangat banyak, terutama untuk pendinginan. Sumber daya air di sekitar pembangkit dapat dimanfaatkan untuk proses pendinginan sehingga terjadi penyerapan panas dari pembangkit yang kemudian dipakai kembali dalam proses pemanasan. Sistem siklus tertutup juga dapat diaplikasikan sehingga konsumsi air han ya diperlukan untuk menambahkan air yang hilang dalam fasa sirkulasi. Konsumsi air yang digunakan dalam proses pendinginan pada pembangkit listrik tenaga panas bumi bergantung pada teknologi dan tipe dari pembangkit geotermal tersebut. Pada lapangan panas bumi Geyser, Amerika Serikat, dimana sistemnya merupakan uap kering dan siklus tertutup, sekitar 7570 liter/MWh diambil dari lapangan panas bumi. Penggunaan air dalam panas bumi sistem binary dapat mencapai jumlah yang sangat besar apabila menggunakan tower pendingin basah, namun bisa juga sangat rendah ketika digunakan skema hybrid atau menggunakan sistem pendingin dengan udara. Penggunaan air untuk pembangkit listrik tenaga panas matahari (solar thermal) yang menggunakan tower pendingin atau sirkulasi tertutup membutuhkan sekitar 2000 – 2500 liter/MWh. Sementara pembangkit listrik tenaga angin dan matahar i (solar pv) menggunakan jumlah air yang sangat sedikit atau hampir tidak menggunakan air. Di sisi lain, pembangkit listrik tenaga uap batu bara, menggunakan hingga 75.000 – 189.000 liter/MWh sementara pembangkit listrik tenaga gas menggunakan 28.000 – 75.000 liter/MWh.
3. Dampak pada makhluk hidup
Makhluk hidup merupakan salah satu yang terkena dampak dari perkembangan teknologi, termasuk teknologi pembangkit energi terbarukan. Data menunjukkan, tabrakan dengan turbin angin dan perubahan tekanan udara yang diakibatkan oleh berputarnya turbin angin mengakibatkan kematian pada burung-burung dan kelelawar-kelelewar, jumlahnya tergantung dari teknologi turbin dan terutama pada penempatan turbin. Di Amerika Serikat, turbin angin “membunuh” sekitar 20.000 – 40.000 burung pada tahun 2003. Total jumlah ini jauh sangat kecil dibandingkan 100 juta burung mati akibat tabrakan dengan bangunan, kabel listrik dan kendaraan bermotor. Nation Wind Coordinating Committee (NWCC) menyimpulkan bahwa dampak yang terjadi sangat kecil dan tidak akan mengganggu populasi spesies burung dan kelelawar. Dampak pada makhluk hidup lainnya adalah pada teknologi hidroenergi. Pembangkit listrik tenaga air memiliki dampak pada ekosistem air, khususnya pada aliran air dimana pembangkit listrik tenaga air dibangun. Makhluk hidup seperti ikan 7
dan organisme lainnya dapat mengalami cedera dan mati akibat bilah turbin. Selain itu, solar PV memiliki dampak dalam mobilisasi jejak elemen kimiaSedangkan biomassa dapat menimbulkan dampak pada polusi air permukaan yang disebabkan oleh pupuk yang digunakan, sertapenurunan air untuk irigasi. Selain itu penggunaan biomassa sampah dapat mengakibatkan hilangnya beberapa material organik dari tanah.
Dampak tersebut masih sangat jauh dari dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan bahan bakar fosil dalam eksploitasi dan pemanfaatannya. Beberapa spesies terancam punah akibat tumpahan minyak di lautan. Spesies lainnya terancam kehilangan habitat akibat aktivitas eksplorasi. Populasi makhluk hidup di ekosistem air baik s ungai dan lautan berkurang drastis karena keracunan akibat sedimen yang terkontaminasi dalam penambangan batubara. Dampak paling besar adalah perubahan iklim yang disebabkan oleh pen ggunaan bahan bakar fosil yang mengeluarkan gas rumah kaca dan polusi udara secara menyeluruh.
Di sisi lain, pembangkit listrik tenaga angin yang dibangun di laut lepas serta pembangkit listrik tenaga air memiliki dampak positif pada makhluk hidup. Pembangunan pembangkit tenaga angin di laut lepas memicu penambahan populasi ikan karena pembangkit tersebut dapat berperan ganda sebagai koral palsu. Sementara pembangkit listrik tenaga air pada jalur airnya akan memiliki jumlah sedimen dan nutrien yang lebih banyak dibandingkan tempat lain, sehingga bisa menjadi tempat tumbuhnya alga dan gulma air. Gulma akan menjadi kerumunan bagi tumbuhan lainnya, sehingga dapat dikontrol dengan adanya peternakan ikan dimana tumbuhan dan gulma dapat digunakan sebagai makanan bagi ikan.
4.
Kesehatan dan masyarakat
Dampak suara dan visual merupakan dua hal yang menjadi perhatian utama dalam aspek kesehatan dan masyarakat. Suara berasal dari perputaran bilah turbin, level kebisingan yang dihasilkan akan bergantung pada kecepatan angin dan desain dari tu rbin angin tersebut. Masyarakat yang bermukim di dekat pembangkit listrik tenaga angin pada umumnya mengeluhkan keberadaan pembangkit dikarenakan adanya suara dan getaran yang ditimbulkan oleh pembangkit, namun hal tersebut tidak berdampak signifikan pada kesehatan masyarakat.
8
Dampak tersebut pada kenyataannya tidak sebanding dengan dampak positif dari pembangkit energi terbarukan. Data menunjukan penggantian energi fosil menjadi pembangkit yang menggunakan energi terbarukan akan mengurangi kematian dini dan me ngurangi keseluruhan biaya perawatan kesehatan. Emisi yang dikeluarkan energi fosil erat kaitannya dengan masalah pernafasan, kerusakan neurologis, serangan jantung dan kanker. Pembangkit listrik tenaga matahari, angin dan air tidak berasosiasi dengan emisi polusi udara, sementara panas bumi dan biomassa mengeluarkan emisi polusi udara, namun jumlahnya sangat jauh dibawah emisi batubara dan gas bumi. Sehingga pemanfaatan energi terbarukan untuk listrik menawarkan keuntungan bagi kesehatan masyarakat yang signifikan apabila dibandingkan dengan energi fosil.
9