BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Ekonomi Energi merupakan konsep komprehensif yang ditelurkan oleh PBB sebagai salah satu inisiatif dalam upaya mengatasi krisis ekonomi global. Secara umum, Ekonomi Energi merupakan sebuah model ekonomi yang menitikberatkan kepada upaya memperbaiki tingkat hidup manusia dan secara bersamaan mengurangi dampak kerusakan lingkungan. Tak ada yang salah dengan konsep Ekonomi Energi sebagaimana anggapan kalangan organisasi-organsiasi penyelamat lingkungan yang melihat konsep ini akan menjadi upaya komodofikasi, privatisasi, dan finansialisasi alam !ompas "# $uni "%#"&. 'i tataran kebijakan, Ekonomi Energi adalah sebua sebuah h mo model del pemb pembang anguna unan n ekonom ekonomii yang yang bertum bertumpu pu kepad kepadaa tiga tiga pilar pilar kebij kebijaka akan n yakni yakni kebi kebija jaka kan n ekon ekonom omii yang ang rend rendah ah karb karbon on,, hema hematt ener energi gi,, dan dan melib elibat atka kan n bany banyak ak oran orang. g. Permasalahan utama terletak pada sejauh mana implementasi dari konsep Ekonomi Energi itu sendiri oleh (ndonesia. 'alam kondisi dimana pertumbuhan ekonomi membutuhkan begitu banyak konsumsi energi energi dan pada saat yang yang bersama bersamaan an cadanga cadangan n energi energi tidak tidak terbaru terbarukan kan semakin semakin menipis menipis,, ekon ekonom omii ener energi gi meru merupa paka kan n sebu sebuah ah ja)a ja)aba ban n bagi bagi pere pereko kono nomi mian an duni duniaa bahk bahkan an sebu sebuah ah keniscay keniscayaan aan bagi tercipt terciptanya anya sebuah sebuah pembang pembangunan unan yang yang berkela berkelanjut njutan. an. *egara-n *egara-negar egaraa yang yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi menyadari akan pentingnya peran ekonomi energi dalam perekonomian mereka. *amun berbeda dengan negara-negara berkembang yang sedang tumbuh lainnya, alihalih alih foku fokuss kepa kepada da upay upayaa menci encipt ptak akan an mo mode dell pere pereko kono nomi mian an yang ang bena benarr-be bena narr ener energi gi,, kontekstualisasi kontekstualisasi pelaksanaan ekonomi energi di (ndonesia menjadi menjadi salah kaprah tatkala ekonomi energi hanya ditafsirkan sebagai pengurangan gas karbon tanpa benar-benar menciptakan sebuah model perekonomian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan yang berbasis kepada efisiensi energi, karbon yang rendah, dan melibatkan banyak orang. +al ini dapat dilihat dari prioritas pemerintah di !TT io"% yang meminta komitmen negara-n negara-negar egaraa maju maju dalam dalam menduku mendukung ng program program Reducing Reducing Emission Emission from from Deforestat Deforestation ion and E''&& di (ndonesi (ndonesia. a. E'' E'' yang yang selalu selalu didengun didengungkan gkan sebagai sebagai program program Degradation E'' Ekonomi Energi pemerintah lebih merupakan sebuah mekanisme pembiayaan dimana negara maju yang memiliki kelebihan karbon dapat membeli kredit karbon dengan membayar (ndonesia 1
untuk mera)at hutan yang ada di (ndonesia tanpa memberikan pengurangan emisi berarti di negara mereka. E'' hanya merupakan skema kompensasi bagi (ndonesia dan bukan sebuah model penerapan Ekonomi Energi. (mplementasi seperti inilah yang ditakutkan oleh berbagai pihak perihal munculnya komodifikasi dan penguasaan sumber daya alam seperti hutan oleh segelintir pemiliki konsesi hutan di (ndonesia. 'ari 'ari pada pada foku fokuss kepa kepada da prog progra ram m E'' E'', , (ndo (ndone nesi siaa seha seharu rusn snya ya foku fokuss dala dalam m menciptakan model ekonomi yang bertumpu pada ketiga pilar Ekonomi Energi. *amun fakta domestik tidak seindah apa yang dilantangkan dilantangkan (ndonesia di fora internasional. internasional. 'ari segi efisiensi efisiensi energi hingga sekarang, penggunaan energi (ndonesia masih belum efisien. intensitas energi primer (ndonesia masih tinggi dengan nilai / Ton Oil Equivalent T0E& T0E& 1juta 2S3. 'engan kata lain, untuk meningkatkan P'B sebesar 2S' # juta dibutuhkan penggunaan energi sebesar / T0E. !ondisi ini jauh di atas intensitas energi 4alaysia yang berkisar 567 T0E1juta 2S3. Belum lagi !onsumsi minyak (ndonesia hingga saat ini masih sangat mendominasi, yaitu sebesar 5",668 dari konsumsi energi total, diikuti oleh gas dan batu bara masing-masing #9,598 dan 75,5:8. Terlebih kebijakan pemerintah yang lamban dalam merespon kenaikan minyak dunia beberapa bulan yang lalu dan tingginya angka subsidi energi yang mencapai p7%% Triliun di ;PB* "%#7. Penerapan Ekonomi Energi di (ndonesia juga belum melibatkan banyak pihak. 'ari Sembilan Sembilan sektor yang menjadi menjadi prioritas prioritas Ekonomi Ekonomi Energi, Energi, sektor pertanian pertanian belum menjadi sektor prioritas bagi (ndonesia (n donesia padahal lebih dari /%8 penduduk miskin (ndonesia disumbangkan disumbangk an sektor ini. Tidak seperti (ndia yang telah menginvestasikan begitu besar modal di sektor pertanian untuk merealisasikan Ekonomi Energi, sektor pertanian di (ndonesia masih dianggap sebelah mata oleh pemerintah. Sebagai contoh belanja untuk pembangunan dan perbaikan infrastruktur irigasi pertanian, dimana pemerintah hanya mengalokasikan sekitar p7 triliun untuk tahun "%## sementara lahan sa)ah yang teririgasi hanya 7/8 dari total lahan pertanian yang ada. Tidak adanya adanya sistem sistem irigasi irigasi yang yang baik akan menghas menghasilka ilkan n probabil probabilita itass kelangka kelangkaan an air yang yang akan membatasi produktivitas pertanian.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penerapan Ekonomi Energi dalam Pemberdayaan Sektor Energi Bar !erbarkan Di Indone"ia
Sebagai negara kepulauan terbesar, (ndonesia memiliki potensi sumberdaya alam yang melimpah. !ekayaan sumberdaya alam tersebut hampir meliputi semua sektor antara lain sektor energi, sektor pertanian, sektor kehutanan, sektor perikanan, sektor pari)isata, dan lain-lain. Selain itu keaneka ragaman suku bangsa serta adat istiadat menjadi pelengkap dari seluruh sektor yang ada. Selain itu juga (ndonesia memiliki posisi strategis karena diapit oleh dua benua. Semua potensi ini akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi jika dapat dikelola dengan baik dan benar. Salah satu faktor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu bangsa adalah sumber energi.
yang
berkelanjutan sustainable
development&, yaitu
pembangunan
yang
dilaksanakan dengan memperhatikan keseimbangan tiga pilar pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan&. Terbitnya Brundtland eport pada tahun #69%, menga)ali perbincangan dan perdebatan mengenai pembangunan berkelanjutan yang dia)ali oleh semakin diintensifkan dengan konferensi PBB mengenai =>ingkungan +idup dan Pembangunan? di io de $aneiro tahun #66". 3
!onsep dasar dari pembangunan berkelanjutan adalah proses integrasi dan harmonisasi dari tiga hal kehidupan fundamental yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan, sehingga ter)ujud kesetimbangan dalam proses pembangunan yang dapat berkelanjutan sustainability& ke generasi berikutnya. Pada September "%%%, dalam !TT 4illennium PBB di *e) @ork, #96 negara, termasuk (ndonesia, telah mendeklarasikan 4illennium 'evelopment Aoals 4'A& atau Tujuan Pembangunan 4illenium, yang berisi delapan tujuan yang ingin dicapai pada "%# untuk menja)ab tantangan-tantangan utama pembangunan global. !edelapan tujuan itu adalah mengakhiri kemiskinan dan kelaparan, pendidikan untuk semua, memperjuangkan keadilan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan mortalitas anak, meningkatkan kesehatan maternal,
membasmi +(1;('S, 4alaria, dan
penyakit menular
lainnya, menjamin
keberlanjutan lingkungan, dan membangun kerjasama global untuk pembangunan. Tujuan Pembangunan 4ilenium 4'As & pada dasarnya me)ujudkan komitmen internasional yang dibuat di 2nited *ations Summits 'unia dan konferensi global sepanjang tahun #66%-an . 'engan menandatangani 'eklarasi 4ilenium pemimpin dunia berjanji untuk mengurangi separuh proporsi penduduk yang menderita kelaparan, menjamin bah)a semua anak dapat menyelesaikan pendidikan dasar, menghilangkan kesenjangan gender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi tingkat kematian balita dan bayi oleh dua pertiga, dan membagi proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air yang lebih baik pada tahun "%#. Setelah sepuluh tahun implementasi dari konsep =Pembangunan Berkelanjutan? yang dicanangkan di konferensi tersebut mencatat bah)a masih banyak sekali permasalahan yang terjadi dalam implementasi konsep pembangunan berkelanjutan. !emajuan teknologi, komunikasi dan telekomunikasi serta transportasi semakian mendukung arus globalisasi sehingga hubungan ekonomi antar negara dan region menjadi sangat mudah. 'ukungan pemerinta melalui kemudahan bea cukai semakin mendorong perdagangan bebas. 'alam era globalisasi semua negara harus mempersiapkan diri setangguh mungkin agar tidak tertindas oleh negara yang lebih kaya dan maju. Brinkerhoff C ;rthur #66"& dalam ShaliDa "%%7& menyatakan bah)a pembangunan yang berkelanjutan dapat dipahami melalui kelembagaan yang ada. !elembagaan diartikan sebagai #& sistem yang berfungsi dalam hubungan pada lingkungan mereka, "& mengorganisasi dan mengatur entitas dimana harus ada kesesuaian antara struktur organisasi dan prosedurnya dengan tugas-tugas, produk-produk, orang, sumberdaya dan konteks yang mereka hadapi dan 7& memperhatikan lingkungan secara baik beserta perubahan sumberdaya, yang terkait juga dengan politik dan ekonomi untuk menciptakan pola kekuasaan dan insentif. 'engan demikian,
4
pembangunan berkelanjutan dimaknai sebagai keberlanjutan dan kemandirian pembangunan yang bergantung pada kekuatan dan kualitas institusi yang ada. Sistem ekonomi kapitalis ini menyebabkan negara-negara maju lebih leluasa dalam melakukan ekspansi ekonomi ke negara-negara berkembang. +al ini terlihat dengan semakin banyaknya perusahan-perusahan multinasional dibidang energi, pertambangan, pertanian, dan kehutanan yang melakukan investasi di negara-negara berkembang. +al ini akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap kerusakan lingkungan di negara tersebut, karena industri yang terbangun hanya berorientasi terhadap produksi dan keuntungan bagi para investor dengan mengabaikan aspek lingkungan. 4enjadi sebuah dilema ketika negara harus memilih antara meningkatkan konsistensi pertumbuhan ekonomi namun pada sisi yang lain harus mengorbankan aspek fundamental lainnya yaitu aspek ekologi. Pencapaian pertumbuhan ekonomi posisitif bagi negara-negara maju pada a)alnya pun juga menghadapi kondisi yang sama. (ndustrialisasi yang menjadi salah satu penopang untuk meningkatkanya pembangunan ekonomi tidak dapat ditolak untuk dilakukan demi pencapaian nilai ekonomi. *amun pada sisi yang lain aspek kerusakan terhadap lingkungan yang ditimbulkan semakin parah. +al ini menyebabkan terjadinya perubahan iklim dalam kurun )aktu yang sangat cepat. !ebijakan ekonomi (ndonesia diarahkan untuk mendorong pertumbuhan sektor industri dan sektor jasa guna mneningkatkan A'P, sementara kontribusi sektor pertanian dipertahankan pada tingkat menengah. Tahun "%%7 sektor pertanian menyumbang sekitar #: 8 dari total A'P, sementara dari sektor energi dan industri sekitar 57 8 dan 5% 8 Forld Bank Aroup "%%5& Berkembangnya industri pertambangan, energi, dan manufaktur sangat banyak memberi andil dalam kerusakan lingkungan bukan hanya di (ndonesia tetapi juga terjadi beberapa negara lain. +al ini telah disadari oleh semua bangsa-bangsa di dunia, bah)a konsep pembangunan yang tidak berorinetasi kepada lingkungan akan menyebabkan kerugian yang besar dan bumi akan semakin rusak. 'ampak dari perkembangan industrialisasi dan sarana transportasi adalah meningkatnya konsentrasi gas G0"di atmosfer terutama disebabkan karena pembakaran sumber energi dari bahan fosil antara lain minyak bumi dan batubara&. Penggundulan dan pembakaran hutan juga turut memberikan kontribusi signifikan. Salah satu dampaknya adalah timbulnya pemanasan global dan efek gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim. Pemanasan global dan gas rumah kaca adalah dampak dari aktivitas industri, transportasi, pertanian, peternakan, rumah tangga yang merupakan unit-unit yang menggunakan energi sebagai unsur utama dalam aktivitas tersebut. !esadaran global dan 5
kolektif terhadap dampak terhadap lingkungan akibat penggunaan energi yang bersumber dari fosil memberikan motivasi positif. 'engan demikian secara global, semua penduduk bumi berpikir untuk mencari energi alternatif yang ramah terhadap lingkungan yang dapat digunakan bagi umat manusia melakukan aktivitas. Salah satu aspek pendukung dalam implementasi sustainable development adalah ketahanan energi. !ondisi saat ini bangsa (ndonesia dan di beberapa *egara lainnya masih sangat tergantung kepada pemanfaatan energi fosil yaitu minyak, gas, dan batu bara. !arena energi ini merupakan sumberdaya alam yang irreversible maka tentunya lambat laun akan habis. Pemerintah perlu melihat sumber-sumber lain yang potensial untuk dikembangkan menjadi energi alternatif. Permasalahan sumber energi secara global tersebut juga menjadi bagian permasalahan (ndonesia. !etersediaan energi hidrokarbon yang dimiliki yang semakin menipis tersebut juga menjadi salah satu pertimbangan untuk mencari energi alternatif. 4enurut data 'irektorat $enderal >istrik dan Pemanfaatan Energi, Potensi sumber energi baru terbarukan nasional dari Aeothermal #6./9 4F dengan kapasitas terpasang 99/,6% 4F,pemanfaatannya baru 58 dari total potensi yang dimiliki. Potensi ini tersebar di beberapa )ilayah, dan data tersebut menunjukkan bah)a panas bumi masih sangat menjanjikan untuk dikembangkan karena bersifat rene)ble dan potensinya sangat banyak. Sebagai salah satu negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, (ndonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan dalam kebutuhan energi di masa yang akan datang. 'e)an Energi *asional 'E*& memperkirakan kebutuhan energi akan mencapai 5%% juta ton setara minyak dan pemanfaatan energi primer per kapita sebesar #,5 juta ton setara minyak pada tahun "%", dan #%%% juta ton setara minyak, dimana pemanfaatan energi primer per kapita sebesar 7,5 juta ton setara minyak pada tahun "%%. Falau demikian, masih ada lebih dari "%8 rumah tangga di (ndonesia yang belum memiliki akses listrik. Padahal, (ndonesia memiliki target pemenuhan akses listrik di tahun "%" sebesar 68 dari populasi masyarakat (ndonesia. 2ntuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, (ndonesia cenderung untuk memperbesar porsi batubara dalam bauran energi dalam kurun )aktu dua dekade yang akan datang, dimana perkiraan emisi gas rumah kaca dari sektor kelistrikan diperkirakan akan mencapai 7 kali lipat di tahun "%" dibandingkan dengan emisi saat ini. +al tersebut menjadi salah satu alasan bagi (ndonesia untuk meningkatkan komposisi energi terbarukan dalam bauran energi, menjadi #:8 di tahun "%", serta konservasi energi sebesar #98 di tahun "%".
6
2.2 Penerapan Ekonomi Energi dalam Pen#arian Poten"i Energi Na"ional
Pertumbuhan ekonomi nasional menjadi prioritas pemerintah dalam upaya memberi kesejahteraan bagi seluruh rakyat (ndonesia. 2ntuk mendukung pertumbuhan ekonomi tersebut, maka iklim investasi di segala sektor harus berkembang khususnya di sektor industri dan transportasi. Salah satu faktor kunci adalah ketersediaan energi. Aairah investasi di bidang industri dan energi yang secara simultan dilakukan akan berimplikasi kepada pertumbuhan ekonomi positif yang akan dapat dirasakan oleh seluruh komponen bangsa, dengan demikian Pembangunan Berkelanjutan dengan ber)a)asan ekologis-sosial budaya-ekonomi dapat berjalan dengan baik. Pemerintah harus memotivasi dan memberikan dukungan secara penuh dalam investasi energi baru terbarukan ini. 'engan demikian iklim investasi akan menunjukkan perkembangan positif. Selain itu, (ndonesia tidak akan mengalami krisis energi lagi, dan kebutuhan energi listrik bagi industri dapat terpenuhi yang tentunya disain industri adalah industri yang ramah lingkungan. 'alam bidang industri otomotif khususnya adalah upaya untuk melakukan revolusi alat transportasi dari yang menggunakan bahan bakar fosil ke alat transportasi yang menggunakan listrik non fosil, sehingga akan mengurangi polusi G0" dan penurunan emisi gas rumah kaca. Berdasarkan data potensi energi nasional, maka potensi energi terbarukan pada sumber energi non fosil memiliki banyak jenis antara lain, tenaga air, tenaga angin, tenaga ombak, tenaga pasang surut, tenaga matahari, biomassa, dan panas bumi. 'ari sekian potensi energi terbarukan tersebut, maka panas bumi merupakan sumber energi potensial yang dapat dikembangkan. 'an saat ini baru 58 yang dikembangkan dari seluruh potensi yang ada. Saat ini potensi panas bumi (ndonesia tercatat "66 daerah dan lapangan panas bumi dengan total potensi energi sekitar "9.97 4Fe yang sebagian besar mengikuti jalur vulkanik dari P. Sumatera, $a)a, Bali-*TB-*TT, Sula)esi, dan 4aluku, beberapa berada di !alimantan dan Papua. 'aerah prospek panas bumi di (ndonesia sebagian besar terkonsentrasi di P. Sumatera 6% lokasi&, P. $a)a :# lokasi&, P. Sula)esi / lokasi&, P. Bali / lokasi&, P. !alimantan #" lokasi&, P. *usa Tenggara "" lokasi&, dan P. 4aluku C Papua 77 lokasi&. 'ari keseluruhan daerah prospek tersebut sekitar 5,# 8 masih pada tahap penyelidikan pendahuluan a)al, #7,%5 8 pada tahap penyelidikan pendahuluan, 7/,:6 8 pada tahap penyelidikan rinci, ",75 8 pada tahap pengeboran eksplorasi atau siap dikembangkan dan ",/9 8 telah dimanfaatkan sebagai P>TP.
7
Pencarian lokasi sumber panas bumi terus dilakukan, hingga pada tahun "%#" telah ditemukan #5 daerah baru panas bumi, yaitu 'iloniyohu, 'ulangeya, Pohu)ato Aorontalo&, ;mpalas, !arema, Tapalang, !ona-!aiyangan, Panasuan, 'oda Sula)esi Barat&, 'endang, *yelanding, Buding, Permis Babel&, !intamani Bali&. Potensi sumber energi panas bumi cenderung tidak akan habis, karena proses pembentukannya yang terus menerus selama kondisi lingkungannya geologi dan hidrologi& dapat terjaga keseimbangannya. 4engingat energi panas bumi ini tidak dapat diekspor, maka pemanfaatannya diarahkan untuk mencukupi kebutuhan energi domestik, dengan demikian energi panas bumi akan menjadi energi alternatif andalan dan vital karena dapat mengurangi ketergantungan (ndonesia terhadap sumber energi fosil yang kian menipis dan dapat memberikan nilai tambah dalam rangka optimalisasi pemanfaatan aneka ragam sumber energi di (ndonesia. Permasalahan yang dihadapi pada sumber energi panas bumi adalah lokasi sumber panas bumi. 4ayoritas lokasi potensi energi panas bumi berada di ka)asan ekologi hutan dan energi panas bumi tidak dapat disalurkan dengan pipa gas, sehingga pembangkit harus dibuat di titik panas bumi berada. Pembebasan hutan atau lahan yang kerap bermasalah, pengaruh terhadap kondisi tanah dan sumber air, serta dampak terhadap ekosistem hutan, harus menjadi agenda penting dalam menyelaraskan eksploitasi energi panas bumi dengan lingkungan hidup di sekitarnya. Sampai a)al tahun "%#7 ini pengaturan tentang energi baru terbarukan secara khusus masih diatur pada Peraturan Presiden ( *o. Tahun "%%/ tentang !ebijakan Energi *asional. Perpres ini bertujuan untuk menjamin keamanan pasokan energi dalam negeri dan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Beberapa hal yang diatur dalam Perpres *o. Tahun "%%/ adalah -
Energi adalah daya yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan meliputi listrik, energi mekanik dan panas.
-
Sumber energi adalah sebagian sumber daya alam antara lain berupa minyak dan gas bumi, batubara, air, panas bumi, gambut, biomasa dan sebagainya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat dimanfaatkan sebagai energi.
-
Energi baru adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh teknologi baru baik yang berasal dari energi terbarukan maupun energi tak terbarukan, antara lain +idrogen, Goal Bed 4ethane, Goal >iHuifaction, Goal Aasification dan *uklir.
-
Energi terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumberdaya energi yang secara alamiah tidak akan habis dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik, antara
8
lain panas bumi, biofuel, aliran air sungai, panas surya, angin, biomassa, biogas, ombak laut, dan suhu kedalaman laut. -
'iversifikasi energi adalah penganekaragaman penyediaan dan pemanfaatan berbagai sumber energi dalam rangka optimasi penyediaan energi.
-
!onservasi energi adalah penggunaan energi secara efisien dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar diperlukan.
-
Sumber energi alternatif tertentu adalah jenis sumber energi tertentu pengganti Bahan Bakar 4inyak.
2.$ Penerapan Ekonomi Energi dalam Mana%emen Smber Daya Energi
Sumber daya energi menjadi salah satu sumber pendapatan bagi negara. 'ari pendapatan itu membantu dalam perekonomian (ndonesia. Salah satu masalah yang harus dihadapi manusia adalah semakin tipisnya persediaan sumber daya alam.
$ika sumber daya alam terus
dieksploitasi demi mengejar pertumbuhan ekonomi dimungkinkan beberapa saat lagi pertumbuhan akan terhenti, karena habisnya pasok sumber daya. Sebagai akibat berubahnya lingkungan strategis dan semakin lajunya pembangunan di daerah, khususnya dalam proses industrialisasi, akan menyebabkan masalah energi menjadi semakin kompleks sehingga tantangan yang dihadapi juga semakin berat. 4emasuki era keterbukaan sekurang-kurangnya ada lima tantangan besar yang dihadapi dalam pembangunan energi, yaitu memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat sebagai akibat proses industrialisasi mengatasi masalah dispartitas, efisiensi penggunaan energiI sumberdaya manusiaI dan pembangunan yang ber)a)asan lingkungan hidup, maka akan memberikan implikasi langsung maupun tidak langsung. 4aka dari itu kami adakan pelatihan yang akan memberikan pemahaman mengenai ekonomi dan manajemen sumber daya energi serta mengoptimalkan kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan strategis perusahaan.
2.& Penerapan Ekonomi Energi dalam Peman'aatan Energi !erbarkan ( )e*ol"i Ind"tri
4enurut $eremy ifkin President of The
9
Sinar matahari, angin, air, panas bumi, gelombang laut, dan bio-massa adalah jenis sumber
energi
terbarukan.
Teknologi
yang
akan
berperan
mengubah
atau
mengkonversikan energi terbarukan tersebut menjadi energi listrik yang siap pakai. Sampai dengan tahun "%%, di 2ni Eropa energi terbarukan diproyeksikan akan menggantikan separuh dari energi utama dan menghasilkan energi listrik sampai dengan :%8. 2. Pilar ,eda+ Bangnan Sebagai Peng-a"il Energi umah, gedung perkantoran, mal, bangunan pabrik atau industri, nantinya akan berusaha menyediakan energinya secara mandiri. 'engan memanfaatkan energi terbarukan yang tersedia secara gratis, kebutuhan energi akan terpenuhi bahkan akan mempunyai 3.
kelebihan yang dapat dibagikan. Pilar ,etiga+ Penyimpanan Energi dengan Hidrogen Energi dari sinar matahari, angin, gelombang, tidak tersedia sepanjang hari. 0leh sebab itu diperlukan media penyimpanan energinya. !elebihan energi yang dihasilkan secara individual dari bangunan penghasil energi sebagaimana pilar dua, dapat disimpan dalam bentuk sel bahan bakar hydrogen. +idrogen dikenal sebagai bahan bakar ramah lingkungan karena hasil pembakarannya berupa air dan energi panas. Sebaliknya juga sangat mudah diperoleh dan jumlahnya melimpah dengan cara elektrolisa air. Teknologi sel bahan bakar hidrogen sudah lama digunakan sebagai tenaga pendorong roket luar
angkasa. &. Pilar ,eempat+ In'ra"trktr erda" /Smart 0rid dan ,endaraan plg3in4 !elebihan energi yang diproduksi oleh setiap bangunan individual sebagaimana pilar tiga, dapat dibagikan melalui suatu infrastruktur cerdas. (nfrastruktur cerdas yang dimaksud disini adalah penerapan teknologi informasi yang akan mengendalikan pendistribusian energi ini. 'imana diperlukan suatu transaksi, besar energi yang dikirim, melalui jalur yang mana, sumber dari mana dan dikirim kemana. 'ari sisi transportasi, kendaraan bertenaga listrik dan bahan bakar sel hidrogen akan banyak diproduksi dan digunakan. 'imana kendaraan tersebut menyesuaikan dengan ketersediaan sumber energi yang tersebar disetiap lokasi.
!onsep Era evolusi (ndustri sebagaimana diberikan oleh $eremy ifkin sangat sesuai jika dilihat dari sudut ketersediaan energi. Seperti diketahui bah)a pembangkit listrik bahan bakar fosil sekarang ini adalah terpusat. !onsep pembangkit listrik terpusat ini untuk memudahkan transportasi bahan bakar yang digunakan. Sementara jika menggunakan energi terbarukan, teknologi yang ada saat ini belum mampu mengubah energi yang melimpah ini menjadi energi listrik dalam jumlah yang memadai secara terpusat. Sebagai contoh untuk menghasilkan daya 10
listrik 9 J #% Fatt diperlukan solar panel seluas # meter persegi. ;rtinya untuk menyamai daya listrik dari turbin gas atau uap misalnya sebesar % 4ega Fatt 4F& diperlukan solar panel seluas kira-kira " hektar. +ampir tidak mungkin menyediakan lahan seluas itu hanya untuk membangkitkan listrik sampai dengan % 4F. Begitupun dengan pembangkit listrik tenaga angin, diperlukan lahan yang luas untuk menghasilkan daya listrik yang memadai. 4emang kelebihan dari pembangkit listrik bahan bakar fosil tidak memerlukan lahan yang luas untuk menghasilkan daya listrik yang besar. 0leh sebab itu konsep pemanfaatan energi terbarukan pada era evolusi (ndustri adalah, menyatukan penghasil energi individual yang tersebar dan mendistribusikannya kembali kepada yang memerlukan melalui insfrastruktur cerdas.
2.5 Penerapan Ekonomi Energi dalam )en#ana Pembangnan 6angka Pan%ang Na"ional
'alam "% tahun mendatang, (ndonesia akan menghadapi persaingan dan ketidakpastian global yang makin meningkat, jumlah penduduk yang makin banyak, dan dinamika masyarakat yang makin beraneka ragam. 2ntuk me)ujudkan isi Pembangunan *asional, perlu diteruskan hasil-hasil pembangunan yang sudah dicapai, permasalahan yang sedang dihadapi dan tantangannya ke depan ke dalam suatu konsep pembangunan jangka panjang, yang mencakup berbagai aspek penting kehidupan berbangsa dan bernegara, yang akan menuntun proses menuju tatanan kehidupan masyarakat dan taraf pembangunan yang hendak dicapai. Penekanan akan perlunya pembangunan ekonomi untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat muncul pada a)al paruh kedua tahun /%-an. Pada tahun #6// penataan sistem perekonomian dicanangkan melalui Program Stabilisasi dan ehabilitasi Ekonomi. Sampai dengan pertengahan tahun 6%an, berbagai kemajuan ekonomi telah dicapai. !ebutuhan pokok masyarakat tercukupi dan s)asembada pangan beras ter)ujud pada tahun #695. Perekonomian tumbuh baik dengan tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi dan stabilitas ekonomi dapat terjaga. Peningkatan kesejahteraan masyarakat secara nyata dapat ditunjukkan antara lain melalui peningkatan pendapatan perkapita sekitar sepuluh kali lipat, menurunnya secara drastis jumlah penduduk miskin, serta tersedianya lapangan kerja yang memadai bagi rakyat. Pertumbuhan ekonomi yang pesat mendorong penyediaan berbagai sarana dan prasarana perekonomian penting yang dibutuhkan untuk mempercepat pembangunan ekonomi. Secara bertahap, struktur ekonomi berubah dari yang semula didominasi oleh pertanian tradisional ke arah kegiatan ekonomi lebih modern dengan penggerak sektor industri. Ekspor nonmigas yang menunjukkan peningkatan kemampuan untuk menghasilkan produk dan daya saing produk (ndonesia terhadap produk negara lain meningkat pesat. Bahkan dalam paruh kedua 9%-an, 11
terjadi perubahan struktur ekspor dari yang semula didominasi oleh ekspor migas menjadi ekspor yang di dominasi oleh ekspor nonmigas. Penggunaan energi di (ndonesia meningkat cukup pesat sejalan dengan perbaikan ekonomi setelah krisis. Falaupun berbagai upaya restrukturisasi dan reformasi kelembagaan terus dilaksanakan, kenaikan konsumsi energi masih lebih tinggi dibandingkan dengan penyediannya. 4eskipun mengalami pergeseran dari sumber energi yang berasal dari bahan bakar minyak ke gas alam dan batu bara, pola konsumsi energi masih menunjukkan ketergantungan pada sumber energi tak terbarukan. Potensi
energi dan sumber daya mineral yang sampai saat ini telah
diketahui dan terbukti adalah minyak 9/,6 miliar barel, gas 795,: TG<, batubara % miliar ton, dan panas bumi sekitar ": AFatt. Gadangan terbukti minyak bumi (ndonesia berjumlah ,9 miliar barel dengan tingkat produksi %% juta barel per tahun. Sementara itu cadangan terbukti gas bumi sekitar 6% TG< dengan tingkat produksi sekitar 7 TG<. Sedangkan cadangan terbukti batubara sekitar miliar ton dengan produksi mencapai #%% juta ton setiap tahunnya. 'engan demikian, perlu upaya untuk mengembangkan sumber energi terbarukan mikro hidro, biomassa, biogas, gambut, energi matahari, arus laut, dan tenaga angin& sehingga di masa mendatang bangsa (ndonesia tidak akan mengalami kekurangan pasokan energi. Selain itu, dengan dimungkinkannya pembangunan pembangkit tenaga nuklir di (ndonesia, pencarian mineral radio aktif di dalam negeri perlu ditingkatkan. !egiatan ekonomi yang meningkat akan membutuhkan penyediaan energi yang makin besar. 'alam kaitan itu, tantangan utama dalam pembangunan energi adalah meningkatkan kemampuan produksi minyak dan gas bumi yang sekaligus memperbesar penerimaan devisaI memperbanyak infrastruktur energi untuk memudahkan penyampaian energi kepada konsumen baik industri maupun rumah tanggaI serta mengurangi secara signifikan ketergantungan terhadap minyak dan meningkatkan kontribusi gas, batubara, serta energi terbarukan lainnya dalam penggunaan energi secara nasional. Pembangunan ketenagalistrikan yang telah dilakukan sekitar tiga dekade sebelum krisis telah memberi sumbangan yang berarti dalam pembangunan di berbagai bidang. *amun sampai saat ini beberapa permasalahan pokok masih dihadapi. Pertama, kesenjangan antara pasokan dan kebutuhan tenaga listrik. 'engan terjadinya krisis multidimensi kurun )aktu sekitar tahun #66:"%%%, kemampuan investasi dan pengelolaan penyediaan tenaga listrik menurun yang berakibat pada terganggunya kesinambungan penyediaan tenaga listrik serta kehandalan sistemnya termasuk untuk listrik perdesaan. !edua, lemahnya efektivitas dan efisiensi. 'alam satu dasa)arsa terakhir tingkat losses masih berada pada kisaran ##-# persen, baik yang bersifat teknis maupun non teknis termasuk hal-hal yang terkait dengan lemahnya good governance , lemahnya penanganan pencurian listrik, serta intervensi politik sangat kuat mempengaruhi 12
pengelolaan korporat Pemegang !uasa 2saha !etenagalisrikan P!2!& yang masih bersifat monopolistik. !etiga, ketergantungan pada pembangkit listrik berbahan bakar minyak sebagai akibat dari berlimpahnya cadangan BB4 (ndonesia dalam tiga dasa)arsa terakhir. !eempat, pengembangan sistem ketenagalistrikan nasional sebagian besar masih didominasi peralatan dan material penunjang yang di impor sehingga nilai tambah sektor ketenagalistrikan nasional dalam negeri diperkirakan masih relatif kecil. Tantangan sektor ketenagalistrikan yang dihadapi meliputi luasnya )ilayah (ndonesia yang berbentuk kepulauan dengan densitas penduduk yang bervariasi yang mempengaruhi tingkat kesulitan pengembangan sistem kelistrikan yang optimalI potensi cadangan energi primer yang cukup besar namun lokasinya sebagian besar jauh dari pusat beban dengan infrastruktur pendukung yang masih sangat terbatasI keterbatasan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta budaya usaha di bidang ketenagalistrikanI pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik yang cukup tinggi setiap tahunI daya beli masyarakat yang masih rendah dan relatif tidak merataI citra politik, ekonomi dan moneter yang belum mendukung untuk menarik investasi s)asta di bidang kelistrikanI serta regulasi investasi kelistrikan yang belum tertata dengan baik. 2.7 Pengembangan Model Ekonomi3Energi dan Identi'ika"i ,ebt-an In'ra"trktr Energi 2.7.1. Pemodelan Energy Mix Indone"ia
!erangka model (*0S@' ditunjukkan pada Aambar ". 4odul yang dikembangkan meliputi permintaan energi , penyediaan energi , ekonomi makro dan lingkngan. $aringan Sistem Energi Reference Energi System, RES & dari (*0S@' disempurnaan, terutama sisi infrastruktur penyediaan energinya.
Energi primer mengalami berbagai proses sebelum dapat dimanfaatkan oleh konsumen, berupa kon*er"i ke bentuk energi lainnya, pengilangan energi menjadi berbagai jenis fraksi bahan bakar, serta tran"mi"i dan di"trib"i. Pada setiap proses, penggunaan berbagai jenis teknologi, sarana dan prasarana menimbulkan kehilangan energi, sehingga energi yang terpakai selalu lebih kecil dibanding energi primernya. $aringan sistem energi ES& digunakan untuk merepresentasikan aktivitas1 hubungan dari sebuah sistem energi. ES bukan hanya sarana untuk menunjukkan energy balance, namun juga berfungsi sebagai kerangka analitis untuk memperkirakan besarnya permintaan energi. Aambar 7 memperlihatkan $aringan Sistem Energi umum, sedangkan yang dipergunakan dalam studi ini merupakan pengembangan lanjut dari ES tersebut yang disesuaikan dengan kondisi (ndonesia.
13
Setiap link pada jaringan ES me)akili suatu aktivitas proses suplai, konversi energi, distribusi, atau penggunaannya&. Beberapa proses tersebut menimbulkan kehilangan energi, yang direpresentasikan dengan effisiensi η&. Besarnya energi pada successive link en& dihitung dari predecessor link en-#&, dengan persamaan umum
× e
=
#
#
e
..............................................................................
&
n
−
η # N Terkadang, suatu energi diperoleh melalui berbagai proses konversi. Sebagai contoh, energi
listrik diperoleh dari berbagai jenis pembangkitaan listrik power generation& sehingga dengan demikian perlu diketahui besar kontribusi masing-masing proses, yang dinyatakan dalam fraksi f . f ×
"
=e
e
×
#
.....................................................................
&
n N
−#
Η
0ambar $. onto- 6aringan Si"tem Energi "eder-ana
14
Primary
Conversio
Energy
n #e$%no"og
End-Use #e$%no"og
S!!"y
y
y
&ene'a("e)
+e"
eg*
Pro$essing
,ndsry) eg* Seam
-.iomass
P"an) eg* - i"
- .oi"er
-/ydro
&eneries - 3as
- a$%inery
Energy Servi$e
Commer$ia")
&e1neries ining) eg*
Po'er P"an)
,ndsry
eg* 4ir - Condiioner
eg* - as - Coa"
-Crde i" -ara" as -Coa"
Demand for
- ig%
."(s
Commer$ia"
/ose%o"ds) - &ene'a("e ,m!or) eg*
eg* - &efrigeraor
4ir
/ose%o"d
- Condiioning
-i" Prod$s -Crde i"
- Cooing
#rans!or) ssE!or
#rans!or
eg*
2.7.2 )amalan permintaan energi
Peramalan adalah pekerjaan rumit namun harus dilakukan dalam rangka perencanaan energi. Permintaan energi dapat digolongkan menjadi permintaan energi listrik dan permintaan energi non-listrik. Sektor permintaan energi dapat dikelompokkan ke dalam industri, rumah tangga, komersial dan transportasi. Peramalan kebutuhan tenaga listrik secara makro dilakukan dengan metode ekonometrik, yang menyatakan permintaan energi li"trik k)h& K ƒ pertumbuhan ekonomi, tarif listrik, pertumbuhan penduduk& atau disederhanakan ke dalam persamaan regresi
b
Υ=
0
x
b 1
B 1
x
2
2
b
x
3
3
LLLLLLLLLLLLLLLL 7&
di mana @ χ#, χ", χ7
K K
Pemakaian energi listrik Pendapatan, harga listrik, jumlah konsumen
b%
K
!onstanta
b#, b", b7
K
Elastisitas χ#, χ", χ7 terhadap @ 15
!ajian yang dilakukan menemukan beberapa persamaan regresi untuk permintaan lisrik nasional, sebagai berikut
n
E!ot Li"trik K ETot >istrik J# { # elastisitas M g P'B } .........................................
5&
16
dimana ETot>istrik !onsumsi energi listrik total $uta SB4&
gP'B
laju pertumbuhan P'B
Elastisitas
>aju pertumbuhan permintaan energi listrik 1laju pertumbuhan P'B
Permintaan listrik untuk sektor rumah tangga didekati dengan persamaan regresi seperti untuk kebutuhan listrik total. Permintaan listrik untuk kelompok pengguna lain industri, komersial, perkantoran dan sarana umum& didekati berdasarkan hubungan elastisitas masingmasing kelompok tersebut terhadap rumah tangga.
Berikut hasil estimasi permintaan tenaga listrik untuk kelompok-kelompok konsumen listrik tersebut
)ma- tangga
ET >istrik K 76#,79# - ##,665 +>istrik T per !Fh %,%%6 P'B #,%:" ET >istrik J # .................................. & Κ / Κ
,omer"ial ekr K
RT / RT
................................................................................. /&
'engan demikian, setelah angka pertumbuhan kelompok rumah tangga diperoleh maka angka pertumbuhan kelompok komersial dapat dihitung
!t !t
K rt . ekr .................................................................................. :& K !t-# . # rt . ekr& ................................................................ 9&
Permintaan listrik untuk kelompok industri serta perkantoran dan sarana umum didekati dengan metode yang serupa dengan yang dilakukan untuk sektor komersial.
2ntuk energi bukan listrik, permintaan energi masing-masing kelompok pengguna energi adalah sebagai berikut
Ind"tri+
Eind K %.:56 E ind-# %.%%%7"7 P'B 5.:6 ........................................ (9) 17
!ran"porta"i+
-/
Etrans K %.%"%6 E trans-# %.%%%59: P'B #.:9 #% Pop J "69.6# ... #%&
,omer"ial+ Ekom K %."5# E !om-#
-
:.#/ #% P'B J5.76 .......................................... ##& n
)ma- !angga+ E ,TK E ,T "%%% # elastisitas M P'B & .......................................... #"& 2.7.$ Modl penyediaan energi
4odul penyediaan energi yang dikembangkan terdiri dari modul energi primer minyak, gas, batubara, dan energi terbarukan. ;nalisis sistem dinamik dilakukan terhadap semua sumber energi primer yang ada. Sebagai contoh, di ba)ah ini dijelaskan sebagian alur pikir dan parameter yang digunakan dalam penyusunan modul penyediaan minyak dan gas bumi Aambar 5&*
18
4inyak dan gas bumi digambarkan sebagai aliran material dari sumber aliran ke tempat penampungan. 2ntuk mengalirkan dari sumber diperlukan pengontrolan laju alir. Pengontrolan kebutuhan minyak dan gas bumi dilakukan dengan mengontrol laju penemuan eksplorasi& dan laju produksi. !egiatan eksplorasi dan produksi merupakan struktur umpan balik feedback loop& yang bersifat negatif opposite&. (ni karena minyak bumi dan gas bumi adalah sumber daya yang terbatas dan tidak dapat diperbaharui nonrenewable resources&. !egiatan eksplorasi dan produksi mengakibatkan cadangan minyak bumi dan gas bumi mengalami penurunan, dengan penurunan yang bersifat asimptotik!
0ambar &. Strktr model penyediaan minyak bmi
4odel penyediaan energi dalam bentuk struktur umpan balik tersebut ditransformasikan dan disimulasikan dengan bahasa P0FES(4.
2.7.& Simla"i dan optima"i energy mix Indone"ia
(*0S@' dilengkapi dengan modul optimasi untuk meminimumkan biaya suplai energy mi", dengan masukan parameter makroekonomi dan keluaran permintaan energi per jenis dan sektor, untuk energi listrik maupun non listrik. 4odul optimasi dilengkapi data biaya energi investasi, biaya 0C4, dan biaya
19
bahan bakar& untuk konversi energi maupun transportasi energi. Pekerjaan optimasi dilakukan dengan memanfaatkan modul Sol*er. 'alam optimasi, fungsi tujuan ob#ective function& atau target variable yang diminimumkan adalah discounted cost of energy system
∑ ∑qt $ it a eit + ∑ ∑qt $ it i i
t
it
+$ it k & "it + ∑
∑qt $ it k r it
%t
.....................#7&
dimana Ga
Biaya bahan bakar fuel cost & 2S31SB4&
Gi
Biaya investasi per unit kapasitas 2S31SB4&
G
k
Biaya operasi dan pemeliharaan 2S31SB4&
20
e ;liran energi SB41tahun& H discounted factor M Penambahan kapasitas SB41tahun& r !apasitas terpasang yang telah ada SB41tahun& i $enis energi t Tahun Simulasi dilakukan untuk memahami perilaku energi (ndonesi hingga tahun "%"% berdasarkan beberapa macam perkiraan pertumbuhan ekonomi. amalan permintaan dilakukan untuk berbagai macam jenis energi, termasuk ekspor dan impornya. Berdasarkan ramalan permintaan dan penyediaan energi yang mungkin, disusun neraca energi energy balance& (ndonesia untuk berbagai periode. Beberapa hasil simulasi dikemukakan di ba)ah ini. Pertumbuhan P'B persen mengakibatkan pertumbuhan permintaan minyak bumi 7,9 persen, gas bumi ,/ persen dan batubara 5,7 persen. Pertumbuhan permintaan energi terbarukan akan selalu lebih rendah dibanding energi fosil bila tidak diikuti dengan kebijakan yang tegas untuk meningkatkan penggunaannya. Simulasi menunjukkan ekspor minyak mentah crude oil & terus menurun dan mendekati nol pada tahun "%"%. >onjakan impor minyak mentah akan terjadi mulai "%%9, karena permintaan domestik yang naik pesat. (mpor produk-produk minyak oil products& meningkat, dan minyak mentah untuk input kilang akan lebih banyak berasal dari impor. !onsumsi gas bumi akan meningkatI karena harganya yang murah dibandingkan minyak bumi dan sifatnya yang akrab lingkungan. Batubara juga akan meningkat penggunaanya, khususnya untuk memenuhi permintaan listrik. Peningkatan permintaan kedua jenis energi ini membutuhkan dukungan pembangunan infrastruktur. Pengaruh P'B terhadap permintaan energi non-listrik lebih sensitif untuk sektor industri dan transportasi relatif terhadap sektor rumah tangga dan komersial! 'ata pangsa s&are& baik energi primer maupun energi final hasil simulasi menunjukkan kecenderungan peningkatan penggunaan gas bumi dan batubara dan penurunan minyak bumi. Pangsa energi terbarukan mengalami penurunan )alaupun secara absolut nilainya meningkat. Prakiraan energy mi" ini dapat dipergunakan sebagai landasan kebijakan energi ke depan. 2.7.5
Anali"i" in'ra"trktr energi Indone"ia
(nfrastruktur energi meliputi in'ra"trktr kon*er"i energi pembangkit listrik, kilang minyak, kilang gas& serta in'ra"trktr tran"mi"i dan di"trib"i energi pipa minyak, pipa gas, 21
jaringan transmisi dan distribusi listrik, dermaga minyak dan batubara, depo penyimpanan BB4 dan gas, dstnya&. 'ikaji ketersediaan infrastruktur energi di (ndonesia serta pengembangan infrastruktur energi yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan energi dan memanfaatkan ketersediaan sumber energi, khususnya domestik. !ebutuhan penambahan infrastruktur diindikasikan oleh selisih permintaan energi dengan kapasitas infrastruktur yang tersedia. 2ntuk kilang dan pembangkit listrik secara otomatis dapat ditentukan kebutuhannya. *amun demikian lokasi kilang dan pembangkit listrik diskenariokan berdasarkan pertimbangan lokasi sumber energi, lokasi konsumen, biaya transportasi, dll. 2ntuk transportasi energi, diskenariokan jalur-jalur transmisi dan distribusi yang harus dibangun dengan mempertimbangkan rute dan biaya pembangunan termurah, dstnya. 'engan demikian, tetap dibutuhkan pertimbangan pakar e"pert #udgement & untuk menentukan lokasi pembangunan suatu infrastruktur. Sebagai contoh, dengan menggunakan optimasi fraksi minyak bumi sebagai energi primer dalam pemenuhan BB4, dapat diproyeksikan kebutuhan in'ra"trktr kon*er"i energi primer untuk minyak bumi, yaitu kilang minyak refinery&, dimana minyak mentah diproduksi menjadi BB4 melalui proses distilasi dan konversi. 'engan memperhatikan selisih antara permintaan BB4 dan kapasitas kilang yang ada serta faktor kapasitasnya ditentukan besar penambahan kapasitas kilang yang diperlukan. Selanjutnya, ditentukan besarnya investasi untuk pembangunan kilang tersebut. 2ntuk menggambarkan kebutuhan pengembangan infrastruktur konversi, transmisi dan distribusi energi, di ba)ah ini diuraikan kebutuhan pengembangan infrastruktur energi dan investainya untuk beberapa jenis energi. Permintaan >PA di dalam negri cenderung meningkat, dan perlu dipenuhi oleh pabrik >PA yang berasal dari kilang minyak. >PA dari kilang >*A akan menurun akibat turunnya produksi >*A. Produksi >*A ;run menurun karena penurunan cadangan gas, )alaupun demikian pasokan gas untuk >*A ;run akan cukup untuk memenuhi kontrak penjualan sampai tahun "%%/. Sebagai langkah untuk pengembangan >*A perlu dibangun !ilang >*A Tangguh "%%:& dan !ilang >*A 4atindok "%#%&. Sampai saat ini produk >*A semuanya diekspor, belum ada yang dimanfaatkan di dalam negeri. *amun di masa mendatang karena menurunnya pasokan dan meningkatnya permintaan gas di $a)a, perlu dibangun 'N( Receiving Terminal yang dapat dipasok, misalnya dari >*A Tangguh Papua&.
+ingga tahun "%"%, diperkirakan terdapat
kebutuhan investasi sebesar /," milyar 2S3 untuk pembangunan kilang >*A dengan kapasitas #:,:5 juta ton1tahun, berlokasi di Tangguh Papua& dan 4atindok Sula)esi&. 2ntuk keperluan distribusi gas bumi diperlukan tambahan jaringan pipa. Saat ini di $a)a 22
terdapat jaringan pipa gas Girebon J 4erak dan Pagerungan J Aresik, sedang di Sumatera terdapat jaringan pipa gas Arissik - 'uri dan Arissik - Singapura. Sedang dalam masa pembangunan adalah jalur pipa transmisi Sumatera Selatan J $a)a Barat. Terkait dengan pengembangan industri yang membutuhkan gas bumi sebagai bahan bakar fuel & maupun bahan baku feedstock &, permintaan gas yang meningkat untuk pembangkit tenaga listrik, dstnya, maka perlu dibangun jaringan pipa gas regional maupun nasional. encana pengembangan infrastruktur gas nasional secara skematik diperlihatkan dalam Aambar . 'engan mengikuti pola pemikiran serupa, dapat diturunkan beberapa kebutuhan pengembangan infrastruktur batubara, yang meliputi pelabuhan, jalan darat, angkutan sungai maupun angkutan kereta api. Penyederhanaan analisis menghasilkan, di antaranya skenario pembangunan pelabuhan batubara pada Tabel #. Setelah mempertimbangkan kebutuhan pengembangan infrastruktur energi yang meliputi kilang minyak, pipa transmisi produk-produk minyak, kilang gas, jaringan transmisi gas, pelabuhan dan angkutan kereta api batubara, serta pembangkit dan transmisi listrik, diperkirakan kebutuhan biaya investasi untuk me)ujudkan kebutuhan pengembangan infrastruktur energi tersebu
23
0ambar 5. Pengembangan in'ra"trktr ga" bmi
LNG 12.50 Arun Block
LPG 1.60
Block B-Duyong West Natuna - !nga"ore
Medan Block
5
Bunyu
#
LNG 1$.50 LPG 1.10
%2&' 620 k( %2&' #00 k( #2&' 1%50 k(
Dur!-Gr!ss!k
Bontang #2&' 6,6 k( 16&' ,# k(
o. Pale(-ang Block
15
%2&' %,0 k(
)anggu*
%$
+orr!dor-!nga"ore
#2&' 600 k( #2&' 620 k(
2$&' ,#0 k(
1,
1',00 k( 2$&' 1066 k(
6
Mundu
%'%00 k(
2$&' 256 k(
a/a )!(ur
!st!ng
11
!st!ng LPG e7!nery
eser3es NG 4)+
Planned P!"el!ne
!st!ng LNG e7!nery 4B!l!on )on89ear
Planned LNG *!""!ng
Planned LNG e7!nery
!abel 1. Skenario pembangnan pelab-an batbara
Ma8imm
!amba-an
!a-n
24
!erminal
!ertapati Tarahan Teluk Bayur Pulau Baai Tanjung ;pi-api Tanjung Bara Tanah merah *orth Pulau >aut Balikpapan (ndonesia Bulk Term. Tanjung edepN BanjarmasinN !elanisN ;dditional Total +andling Gapacity
9perator
Loka"i
PTB; PTB; PTB; Aovernment PTB; !altim Prima !ideco ;rutmin PT 'PP (BT Berau arious ;daro
SumSel SumSbel Sumbar Bengkulu SumSel !altim !altim !alsel !altim !alsel !altim !alsel !alteng
:e""el /D;!
:.%%% /%.%%% 5%.%%% 7.%%% 5%.%%% "%%.%%% "%.%%% #%.%%% /%.%%% :%.%%% .%%% /.%%% #".%%%
kapa"ita" -andling /6ta !on
9pera"i
"%% "%#% "%%9 "%% "%"% "%%9 "%%: "%% "%%9 "%#% "%%9 "%## "%#
75.5
!abel 2. Biaya in*e"ta"i in'ra"trktr energi /%ta USD
6eni" Enegi
6eni" In'ra"trktr
In*e"ta"i yang diperlkan "ampai 2=2= /mil. US>
4inyak Bumi
!ilang minyak, pipa tangki timbun
tranmsisi,
1?@$
Aas Bumi
!ilang >*A, pipa transmisi, >*A receiving terminal
@7
Batubara
Pelabuhan batubara, api batubara
1@$&
>istrik
Pembangkit, jaringan transmisi
rel kereta
!otal
72 =@2&
BAB III ,ESIMPULAN
$.1. ,e"implan
#. %ssue bauran energi yang optimum di (ndonesia, dengan penekanan pada pembuatan model dinamik ekonomi- energi, proyeksi kebutuhan energi primer dan energi final serta infrastruktur energi yang harus dikembangkan, termasuk perkiraan biayanya. $enis energi yang dikaji terutama bahan bakar fosil, dan proyeksi dilakukan hingga "%"%. 25
". 4odel ekonomi energi yang dikembangkan, ramalan permintaan energi serta beberapa hasil simulasi, khususnya yang menyangkut minyak bumi, gas bumi, batubara dan kelistrikan. 'ilaporkan pula kebutuhan infrastruktur yang perlu dibangun.
26
DA!A) PUS!A,A
http11jieb.feb.ugm.ac.id1catalog1indeM.php1jieb1article1vie)1##7"1### #1%71"%#5, pukul #6"%& http11))).antarane)s.com1print1976##1t)o-s-african-citiDens-arrestedfor-bringing-in-meth #:1%71"%#5, pukul "%"#& http11charyconomi.blogspot.com1"%#71##1aplkasi-ekonomi-mikro.html "%1%51"%#5&, pukul #6"%& http11andiansah-pengetahuan.blogspot.com1"%#%1%51ekonomi-makro.html "%1%51"%#5&, pukul "%79& http11cintyasherry.)ordpress.com1tag1syarat-diskriminasi-harga1 "71%51"%#5. Pukul #5"%& http11hary-semarang.blogspot.com1"%#"1%#1diskriminasi-harga.html "71%51"%#5. pukul #5"7& http11hakimjuntak.blogspot.com1"%#71%/1pengertian-aplikasi-ekonomi -energi.html "71%51"%#5, pukul #55%& @usgiantoro, Purnomo."%%%.Ekonomi Energi Teori dan Praktik. $akarta