MAKALAH ETIKA PROFESI & HUKUM PELAYANAN
“ETIKA ANTARA PETUGAS RADIOLOGI”
DI SUSUN OLEH :
ZAHROTUL MAHMUDA NIM : 1211041041 SEMESTER 3B
D3 RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI STIKES WIDYA CIPTA HUSADA MALANG 2013/2014
1
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah - Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, dan bermanfaat bagi para pembaca. Harapan Saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga Saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini dan kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini Saya akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman
yang Saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu Saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Malang, 10 Oktober 2013
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………
1
Kata pengantar …………………………………………………………
2
Daftar Isi………………………………………………………………
3
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang…………………………………………………
4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………
4
1.3 Tujuan…………………………………………………………..
4
1.4 Manfaat…………………………………………………………
5
Bab II Pembahasan 2.1 Pengertian Etika dan Profesi……………………………………
6
2.2 Pengertian Radiografer ………………………………………….
6
2.3 Tugas dan Tanggung Jawab Radiografer ………………………..
6
2.4 Fungsi Radiografer ………………………………………………
11
2.5 Kode Etik Radiografer…………………………………………..
13
Bab III Penutup 3.1 Kesimpulan………………………………………………………
16
3.2 Saran……………………………………………………………..
16
Daftar Pustaka……………………………………………………………
17
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” yang berarti kebiasaan atau adat. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri. Perkataan etika identik dengan perkataan moral, karena moral menyangkut akhlak manusia. Kode etik yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja. Kode Etik Profesi menguraikan peraturan-peraturan dasar perilaku yang dianggap perlu bagi anggota profesinya untuk melaksanakan fungsinya secara jujur dan menjaga kepercayaan masyarakat. Ahli Radiografi adalah salah satu profesi yang baik langsung maupun tidak langsung ikut berperan dalam upaya menuju kesejahteraan fisik materil dan mental spiritual bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, segala
sesuatu
yang
menyangkut
profesi
Ahli
Radiografi
selalu
berorientasi kepada masyarakat.
1.2
1.3
Rumusan Masalah 1.2.1
Apa yang dimaksud dengan Etika dan Profesi ?
1.2.2
Apa Pengertian Radiografer ?
1.2.3
Apa saja Tugas dan Tanggung Jawab Radiografer ?
1.2.4
Apa Fungsi Radiografer ?
1.2.5
Apa Kode Etik Radiografer ?
Tujuan 1.3.1
Untuk Mengetahui Tentang Etika dan Profesi
1.3.2
Untuk Mengetahui Pengertian Radiografer
1.3.3
Untuk Mengetahui Tugas dan Tanggung Jawab Radiografer
4
1.4
1.3.4
Untuk Mengetahui Fungsi Radiografer
1.3.5
Untuk Mengetahui Kode Etik Radiografer
Manfaat 1.4.1
Bagi Penulis Sebagai pembelajaran dan informasi untuk bekal saat melakukan profesi.
1.4.2
Bagi Mahasiswa Sebagai informasi agar mahasiswa mengetahui dan menjalankan etika antara petugas radiografer saat melakukan profesi
5
BAB II PEMBAHASAN 2.1
Pengertian Etika dan Profesi Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” yang berarti kebiasaan atau adat. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri. Perkataan etika identik dengan perkataan moral, karena moral menyangkut akhlak manusia. Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan berkaitan dengan keahlian khusus dalam bidang pekerjaannya. Kode etik yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja. Kode Etik Profesi menguraikan peraturan-peraturan dasar perilaku yang dianggap perlu bagi anggota profesinya untuk melaksanakan fungsinya secara jujur dan menjaga kepercayaan masyarakat.(Cahyati,2013)
2.2
Pengertian Radiografer Radiografer adalah tenaga kesehatan yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan radiografi dan imejing di unit pelayanan kesehatan. Radiografer merupakan tenaga kesehatan yang memberi kontribusi bidang radiografi dan
imejing
dalam
upaya
peningkatan
kualitas
pelayanan
kesehatan.(Anonimous,2009)
2.3
Tugas dan Tanggung Jawab Radiografer Secara umum tugas dan tanggung jawab Radiografer adalah : 1. Melakukan pemeriksaan pasien secara radiografi meliputi pemeriksaan untuk radiodiagnostik dan imejing termasuk kedokteran nuklir dan ultrasonografi (USG). 2. Melakukan teknik penyinaran radiasi pada radioterapi
6
3. Menjamin terlaksananya penyelenggaraan pelayanan kesehatan bidang radiologi sebatas kewenangan dan tanggung jawabnya 4. Menjamin akurasi dan keamanan tindakan proteksi radiasi dalam mengoperasikan peralatan radiologi dan atau sumber radiasi 5. Melakukan tindakan Jaminan Mutu peralatan radiografi.
Didalam
bidang
pelayanan
radiologi
tugas
Radiografer
dapat
diuraikan sebagai benkut: 1. Di Bidang Radiodiagnostik Melakukan pemeriksaan secara radiografi pada organ-organ tubuh sesuai dengan permintaan pemeriksaan radiologi yang hasilnya digunakan untuk menegakkan diagnosa oleh dokter spesialis radiologi. Hasil pemeriksaan radiografi ditentukan dan atau dipengaruhi oleh faktor eksposi, teknik pemeriksaan, teknik prosesing film, kualitas cairan prosesing dan kualitas peralatan yang digunakan. Untuk dapat menghasilkari tampilan radiografi yang dapat dinilai maka semua faktor - faktor tersebut diatas dapat dipahami, di mengerti dan dilakukan dengan baik dan benar oleh Radiografer. 2. Di Bidang Radioterapi. Melakukan teknik dan prosedur terapi radiasi sebagaimana mestinya sesuai dengan rekam medik rencana penyinaran yang telah ditetapkan melalui proses treatment planning oleh fisikawan medik dan telah ditetapkan oleh dokter spesialis radiologi, baik jenis dan tenaga radiasi, posisi penyinaran lamanya selang waktu penyinaran, dosis radiasi, sentrasi, separasi serta luas lapangan penyinaran. Dengan demikian radiogrfer harus mampu secara professional membaca dan menerjemahkan/menginterpretasi status/ rekam medik terapi radiasi sehingga tidak terjadi kesalahan teknis. Begitu pula mampu memanipulasi peralatan pesawat/sumber radiasi yang semakin canggih, serta pemakaian alat bantu terapi radiasi dan yang terpenting adalah merasa empati kepada pasien yang dilakukan penyinaran, sehingga dapat memberikan informasi mengenai penyinaran yang
7
dilakukan dan selalu bertanggung jawab terhadap setiap besarnya dosis radiasi yang diberikan kepada pasien. 3. Di Bidang Kedokteran Nuklir. Melakukan teknik dan prosedur pemeriksaan dengan sumber terbuka melalui treasure/perunutan paparan radiasi yang keluar dari tubuh pasien dengan menggunakan pesawat yang berfungsi sebagai detektor radiasi, baik detektor pencacah yang mengukur tingkat intensitas radiasi maupun detector yang mampu mendeteksi tingkat intensitas maupun kualitas radiasi. Pengelolaan sumber radiasi terbuka berupa radiofarmaka, mulai dari penerimaan bungkusan radiasi sampai pemanfaatan dan pengolahan limbah radiasi perlu ditangani secara professional sehingga tidak rnenimbulkan penambahan tingkat radiasi di alam dan tercapainya kesehatan dan keselamatan kerja dengan radiasi sumber terbuka. Pengetahuan dan ketrampilan pemakaian pesawat kedokteran nuklir sangat diperlukan untuk menghasilkan gambaran/imejing yang memadai sehingga ekspertise yang dilakukan oleh dokter ahli kedokteran
nuklir
mempunyai
tingkat
keakurasian
yang
dapat dipertanggung jawabkan keselamatannya. 4. Bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja Dengan Radiasi Melakukan prosedur kerja dengan zat radioaktif atau sumber radiasi lainnya, karena sebagian besar radiografer adalah petugas proteksi radiasi ( PPR ) maka bertugas untuk melakukan upaya--upaya tindakan proteksi radiasi dalam rangka meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja bagi pekerja radiasi, pasien dan lingkungan.
Evaluasi
tindakan
proteksi
radiasi
yang
telah
dilakukan merupakan salah satu kemampuan dari petugas Proteksi Radiasi termasuk pengujian terhadap efektifitas dan efisiensi tindakan proteksi sehingga radiografer mampu membuat suatu sistem tindakan proteksi radiasi yang lebih baik. 5. Pengelolaan dan Prasarana Peralatan Radiologi dan Radioterapi.
8
Mutu pelayanan kesehatan bidang radiologi tidak saja ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia penyelenggara pelayanan, tetapi juga sangat ditentukan oleh kualitas sarana, prasarana dan peralatan yang digunakan, oleh sebab itu kemampuan radiografer dalam mengelola khususnya memelihara sarana, prasarana dan peralatan radiologi dalam batas kewenangannya sangat menentukan kualitas hasil layanan yang diberikan. 6. Pelayanan Belajar Mengajar. Melakukan kegiatan belajar mengajar terus menerus baik secara individual maupun secara kelompok dengan media pembelajaran dalam
dan
luar
negeri,
interaksi
pembelajaran
ilmiah
dengan lingkungan kerja, sesama profesi dan atau dengan profesi lainnya melalui
seminar,
workshop
dan
pendidikan
pelatihan
berkelanjutan. Radiografer juga bertugas memberikan inforrnasi keilmuan dan keterampilannya kepada semua pihak yang membutuhkan untuk meningkatkan
pengetahuan
upaya meningkatkan
dibidang
kualitas
pelayanan
IPTEK
radiologi
kesehatan.
dalam
Memberikan
bimbingan kepada mahasiswa program D III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi baik sebagai instruktur PKL maupun sebagai evaluator dalam upaya mengidentifikasi pencapaian tahapan kompetensi yang telah dikuasai dan dimiliki oleh peserta didik yang berada dibawah binaannya. 7. Penelitian dan Pengembangan IPTEK Radiografi dan Imejing. Melaksanakan penelitian baik yang bersifat ilmiah akademik maupun ilmiah
populer
dalam
kerangka
tugasnya
sebagai
sumbangan
keilmuannya kepada masyarakat. Penelitian yang dilakukan dapat mencakup tentang teknik Radiografi, keselamatan dan kesehatan kerja dengan radiasi, aplikasi manajemen radiologi, reject analisis film dan lain sebagainya yang menyangkut bidang radiologi diagnostik, Terapi dan
Kedokteran
Nuklir
dan
hasil penelitian
tersebut
dapat
9
disosialiasikan/didesiminasikan guna peningkatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi radiologi. 8. Pengembangan Diri. Melakukan pengembangan profesionalisme secara terus-menerus melalui pendidikan formal dan atau non formal, pendidikan dan pelatihan
ilmiah
secara
berkala
dan
berkelanjutan
sesuai
dengan disiplin ilmu yang dimiliki dan atau disiplin ilmu lainnya yang berkaitan
dengan
upaya
peningkatan
kualitas
pelayanan
radiologi, seminar, workshop dan lain sebagainya baik di dalam maupundiluar negeri. 9. Pengabdian Kepada Masyarakat. Melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui penyuluhan tentang manfaat dan bahaya radiasi yang mungkin timbul akibat pemanfaatan radiasi, membuat standar-standar pemeriksaan pelayanan radiologi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan radiologi yang membutuhkan, mengukur tingkat paparan radiasi, mengadakan pemeriksaan kesehatan melalui Mass Chest Survey, donor darah dan lain sebagainya. 10. Konsultasi Teknik Pelayanan Radiologi. Melakukan konsultasi teknis tentang peningkatan mutu pelayanan radiologi,
Teknik
Radiografi,
Proteksi
Radiasi,
Proteksi
Ruang Radiasi, pengolahan limbah hasil proses pelayanan radiografi dan Quality Assurance radiology.(Anonimous2,2009)
10
2.4
Fungsi Radiografer Sesuai dengan tugas serta kemampuan dan kewenangan (kompetensi) yang dimilikinya, radiografer mempunyai fungsi yang strategis sebagai salah satu pengelola penyelenggaraan pelayanan kesehatan dibidang radiologi diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Mengerti dan memahami visi dan misi organisasi tempat kerja dan organisasi profesi serta selalu berusaha agar visi dan misi tersebut dapat terlaksana dengan berupaya melaksanakan tugas dengan sebaik – baiknya, baik sebagai anggota profesi, anggota akademis maupun sebagai bagian dari anggota masyarakat. 2. Meningkatkan jaminan kualitas pelayanan radiologi sesuai dengan perkembangan IPTEK dibidang kedokteran. 3. Meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja bagi penyelenggara pelayanan radiologi 4. Meningkatkan upaya proteksi radiasi untuk mencegah meningkatnya tingkat
paparan
radiasi
dalam
lingkungan
sehingga
dapat
meningkatkan keselamatan serta kesehatan masyarakat dan lingkungan dari kemungkinan paparan radiasi yang beasal dari alat dan atau sumber radiasi yang dimanfaatkan untuk keperluan kesehatan. 5. Meningkatkan teknik dan prosedur manajemen perlakuan zat radioakif dan atau sumber radiasi lainya sehingga mampu mencegah atau mengurangi kemungkinan darurat radiasi. 6. Meningkatkan pengawasan, monitoring dan evaluasi pemanfaatan zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya sehingga memungkinkan manfaat radiasi semakin besar dibandingkan dengan resiko bahaya yang ditimbulkan. 7. Meningkatkan pengawasan, monitoring dan evaluasi ketaatan pekerja radiasi terhadap teknik dan prosedur kerja dengan zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya sebagai suatu proses, sehingga tercapai pelayanan yang tepat guna (efektif dan efisien) dan professional. 8. Meningkatkan upaya jaminan kualitas radiologi termasuk sistem pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan radiologi sebagai upaya
11
peningkatan kualitas hasil layanan radiologi dalam bentuk rekam medik radiologi dan Imejing. 9. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya evaluasi pelayanan kepada masyarakat melalui pengadaan kotak saran, angket / kuisioner dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan radiologi dan mengukur tingkat
kepuasan
masyarakat
terhadap
pelayanan
yang
dilakukan.(Anonimous3,2009)
12
2.5
Kode Etik Radiografer Ahli Radiografi adalah salah satu profesi yang baik langsung maupun tidak langsung ikut berperan dalam upaya menuju kesejahteraan fisik materil dan mental spiritual bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, segala
sesuatu
yang
menyangkut
profesi
Ahli
Radiografi
selalu
berorientasi kepada masyarakat. Ahli Radiografi adalah suatu profesi yang melakukan pelayanan kepada masyarakat bukanlah profesi yang semata-mata pekerjaan untuk mencari nafkah,
tetapi
merupakan
pekerjaan
kepercayaan,
dalam
hal
ini
kepercayaan dari masyarakat yang memerlukan pelayanan profesi percaya kepada ketulusan hati, percaya kepada kesetiaannya dan percaya kepada kemampuan profesionalnya.
2.5.1
Kewajiban Umum Setiap Radiografer dalam melaksanakan pekerjaan profesinya tidak dibenarkan membeda-bedakan kebangsaan, suku, maupun agama dan status sosial paseiennya; selalu memakai standart profesi; dan selalu berpegang teguh pada sumpah jabatan dan kode etik serta standart profesi Ahli Radiografi.
2.5.2
Kewajiban Terhadap Profesinya Ahli Radiografi harus menjaga dan menjunjung tinggi nama baik profesinya; hanya melakukan pekerjaan radiografi, imejing dan radioterapi atas permintaan Dokter dengan tidak meninggalkan prosedur yang telah digariskan; Ahli Radiografer tidak dibenarkan menyuruh orang lain yang bukan ahlinya untuk melakukan pekerjaan radiografi, imejing dan radioterapi; serta tidak di benarkan menentukan diagnosa Radiologi dan perencanaan dosis terapi.
13
2.5.3
Kewajiban Terhadap Pasien Seiap Ahli Radiografi dalam melaksanakan profesinya senantiasa memelihara suasana dan lingkungan dengan menghayati nilai-nilai budaya, agama, adat istiadat dari penderita, keluarga penderita dan masyarakat pada umumnya; wajib memberikan pelayanan terbaik kepada pasiennya; wajib melaksanakan peraturan kebijakan yang telah digariskan oleh Pemerintah di dalam bidang kesehatan.
2.5.4
Kewajiban Terhadap Diri Sendiri Setiap Radiografer harus menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya
baik
terhadap
penyakitnya; senantiasa
bahaya
radiasi
maupun
terhadap
berusaha meningkatkan kemampuan
profesinya secara sendiri maupun bersama dengan mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, menigkatkan keterampilan dan pengalaman
yang
bermanfaat
bagi
pelayanan
terhadap
masyarakat.(Anonimous4,2007) 2.5.5
Etika Radiografer Terhadap Teman Sejawatnya Di Radiologi a. Saling bertukar ilmu dan pengalaman tentang radiografi b. Saling menghormati antar sesama radiographer c. Saling menghargai antar sesama radiographer d. Bersama-sama melakukan pelayanan yang terbaik terhadap pasien e. Saling membantu dalam melaksanakan pekerjaan diradiologi f.
Bersama-sama melakukan pekerjaan sesuai dengan kode etik radiographer
g. Bersama-sama
mengikuti
perhimpunan
dalam
bidang
keprofesian yaitu PARI h. Tidak saling menyalahkan dalam melakukan pemeriksaan radiologi i.
Bersama-sama meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam pemeriksaan radiografi
j.
Tidak sungkan untuk bertanya apabila tidak mengerti
14
k. Tidak sungkan untuk menegur apabila petugas lain salah dalam melaksanakan tugasnya l.
Bersama-sama meningkatkan ilmu dalam radiografi
m. Saling bersikap adil dalam membagi-bagi tugas diradiologi n. Bersama-sama
melaksanakan
pekerjaan
sesuai
menciptakan
suasana
yang
dengan
standard profesi o. Bersama-sama
nyaman
dilingkungan radiologi.(Ramo,2011)
15
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan Ahli Radiografi adalah salah satu profesi yang baik langsung maupun tidak langsung ikut berperan dalam upaya menuju kesejahteraan fisik materil dan mental spiritual bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, segala
sesuatu
yang
menyangkut
profesi
Ahli
Radiografi
selalu
berorientasi kepada masyarakat. Kode Etik Radiografer merupakan salah satu kepentingan yang harus dimiliki dan diterapkan oleh para Ahli Radiografi dalam melaksanakan suatu profesinya yaitu pelayanan terhadap pasien. Etika Radiografer terhadap teman sejawatnya merupakan salah satu kepentingan yang harus dimiliki dan diterapkan untuk bertukar pikiran, saling membantu satu sama lain, dan bersama-sama melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standart profesi.
3.2
Saran Ahli Radiografi dalam melakukan profesi terhadap pelayanan pasien harus memperhatikan dan menjalankan kode etik Radiografer. Dan juga harus memperhatikan dan menjalankan Etika terhadap teman sejawatnya dalam Radiologi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous.2009.proposalkerangkaacuan.www.hukor.depkes.go.id.(diakses pada tanggal 05-10-2013)
Anonimous2.2009.proposalkerangkaacuan.www.hukor.depkes.go.id.(diakses pada tanggal 05-10-2013)
Anonimous3.2009.proposalkerangkaacuan.www.hukor.depkes.go.id.(diakses pada tanggal 05-10-2013)
Anonimous4.2007.KMK No. 375 ttg Standar Profesi Radiografer.(diakses pada tanggal 02-10-2013)
Cahyati,Yeni.2013.etikaprofesi.19-09-2013.
Ramo,Amri.2011.etikaradiografer .http://amry-ramo.blogspot.com/2011/03/etikaradiografer.html.(diakses pada tanggal 06-10-2013)
17