MAKALAH ETIKA DAN ESTETIKA BUDAYA ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Nama Kelompok: Nanda Eri nafisah (201610330311027) Ghina syafira firdaus (201610330311093) Rizqi Adnanta (201610330311045) Shandi Andara Putra (201610330311172) Laksmitha Radhita Sylvia Putri (201610330311063) Manuel Umbu Madiaha (201610330311146)
1. Pengertian budaya dan fungsinya
1.1Pengertian Budaya Secara Umum Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
1.2Pengertian Budaya Menurut Para Ahli 1. Pengertian budaya menurut Edward Burnett Tylor yang mengungkapkan bahwa pengertian budaya atau kebudayaan adalah keseluruhan dari yang rumit atau kompleks yang dalam telah terkandung kesenian, moral, adat istiadat, hukum, kepercayaan, pengetahuan dan berupa kemampuan-kemampuan yang lain yang diterima dari seseorang yang menjadi anggota masyarakat. 2. Pengertian Budaya atau kebudayaan menurut C. Kliucckhohn yang menyatakan bahwa pengertian budaya adalah suatu sistem mata pencaharian hidup, sistem teknologi dan peralatan, sistem pengetahuan, sistem kesenian, bahasa, religi, upacara keagamaan dan sistem organisasi masyarakat. 3. Pengertian budaya atau kebudayaan menurut Prof. Dr. Koentjoroningrat yang menyatakan bahwa pengertian budaya atau kebudayaan adalah keseluruhan pada s istem gagasan, tindakan, dan hasil karya dari manusia didalam rangka berkehidupan bermasyarakat yang telah dijadikan sebagai miliki diri manusia dengan belajar. Hal itu berarti bahwa memang hampir dari seluruh tindakan manusia merupakan kebudayaan karena hanya sedikit dari tindakan manusia didalam rangka kehidupan bermasyarakat yang tidak butuh dibiasakan dengan melakukan belajar, seperti refleks, ti ndakan naluri, beberapa adanya tindakan akibat dari proses fisiologi, atau perilaku jika dia sedang membabi buta. Bahkan tindakan manusia itu merupakan suatu kemampuan naluri yang sudah terbawa oleh makhluk manusia yang didalam gennya secara bersama seperti minum, berjalan dan makan, dan juga dirombak olehnya menjadi suatu tindakan yang berkebudayaan.
4. Pengertian budaya atau kebudayaan menurut
Ki Hajar Dewantara yang
mengungkapkan bahwa pengertian budaya atau kebudayaan adalah suatu buah budi manusia yang berasal dari hasil perjuangan manusia terhadap adanya dua pengaruh yang kuat yaitu zaman (kodrat dan masyarakat) dan alam yang merupakan suatu bukti dari kejayaan hidup manusia untuk bisa mengatasi segala macam rintangan dan kesukaran yang ada didalam hidup dan penghidupannya yang berguna untuk mencapai suatu kebahagiaan dan keselamatan yang pada lahirnya telah bersifat damai dan tertib. 5. Pengertian Budaya atau kebudayaan menurut Malinowski yang menyebutkan bahwa pengertian budaya atau kebudayaan adalah yang prinsipnya berdasar atas segala bentuk sistem dari kebutuhan manusia. Pada setiap tingkat kebutuhan tersebut menghadirkan suatu corak budaya yang begitu khas. Semisal, berguna untuk memenuhi kebutuhan manusia akan hidup keselamatannya maka timbullah kebudayaan yang berupa suatu perlindungan yaitu seperangkat budaya dalam bentuk yang tertentu semisal lembaga kemasyarakatan. 6. Pengertian budaya atau kebudayaan menurut E.B Taylor didalam bukunya “Primitive Culture” menyatakan bahwa pengertian budaya atau kebudayaan adalah sebuah satu kesatuan atau jalinan yang rumit yang mencakup kesenian, hukum, susila, adat-istiadat, pengetahuan dan kesanggupan-kesanggupan yang lainnya yang telah diperoleh dari seseorang sebagai suatu anggota masyarakat. 7. Pengertian budaya atau kebudayaan menurut Alfred G Smith yang mengungkapkan bahwa pengertian budaya adalah suatu kode yang telah kita pelajari secara bersama dan untuk hal itu dibutuhkan adanya komunikasi. Komunikasi tersebut membutuhkan adanya pengkodean dan simbol-simbol yang mesti dipelajari. Godwin C Chu telah mengatakan bahwa setiap pola budaya dan pada setiap tindakan tersebut telah melibatkan komunikasi. Untuk bisa dipahami maka keduanya mesti dipelajari secara bersama sama. Budaya tidak akan bisa terpahami tanpa kita mempelajari komunikasi dan komunikasi tersebut hanya bisa terpahami dengan kita bisa me mahami budaya yang menjadi pendukungnya.
1.3 Ciri Ciri Budaya Inilah ciri ciri budaya yang mesti diketahui, hal tersebut perlu untuk menjadi tanda bahwa itulah yang disebut sebagai budaya atau kebudayaan. 1.
Budaya itu bukan bawaan akan tetapi dipelajari
2.
Budaya bisa disampaikan dari seseorang ke seseorang yang lain, dari suatu kelompok kepada kelompok yang lain dan dari sebuah generasi kepada generasi selanjutnya.
3.
Budaya meletakkan dirinya lewat simbol
4.
Budaya itu memiliki sifat dinamis, suatu sistem yang akan terus berubah disepanjang waktu.
5.
Budaya itu bersifat selektif, yang merepresentasikan segala pola perilaku dari pengalaman manusia yang jumlahnya itu terbatas
6.
Adanya berbagai macam unsur budaya yang saling berhubungan.
7.
Etnosentrik (menganggap bahwa budaya itu sendiri sebagai sesuatu yang terbaik atau standar untuk dapat menilai budaya yang lain).
8.
Unsur-unsur budaya yakni adanya suatu perilaku-perilaku tertentu, adanya gaya berpakaian, adanya kebiasaan-kebiasaan, adanya adat istiadat, adanya kepercayaan dan adanya tradisi.
2 Pengertian estetika dan fungsinya 2.1 Pengertian Estetika Menurut Para Ahli 1. Herbert read Herbert Read mendefinisikan bahwa keindahan ialah keseluruhan dan hubungan-hubungan wujud yang terkandung diantara pemahaman inderawi kita. Pada umumnya orang beranggapan bahwa yang indah ialah seni atau bahwa seni merupakan selalu indah, dan bahwa yang tidak indah bukanlah seni. Pandangan semacam ini akan menyulitkan masyarakat dalam menilai seni sebab ini tidak harus selalu indah, menurut pendapat Herbert Read. 2. Bruce Allsop Bruce Allsopp (1977) Estetika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari proses proses penikmatan dan aturan aturan dalam menciptakan rasa kenyamanan. 3. J.W. Moris (1985) Estetika dikenakan pada obyek yang memiliki nilai indah atau tidak indah. (sering diperukarkan dengan seni/art). Estetika = Aesthetics Seni = Art. 4. Plato Dalam teorinya Plato mengatakan bahwa watak yang indah adalah hukum yang indah. 5. Dra. Artini Kusmiati Dalam buku Dra.Artini Kusmiati hal:5, menjelaskan bahwa Estetika adalah kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang di rasakan seseorang, tetapi rasa keindahan
tersebut baru akan di rasakan apabila terjalin perpaduan yang harmonis dari elemen-elemen keindahan yang terkandung pada suatu objek.
3 Contoh budaya dan pengaruhnya kepada masyarakat Budaya adalah sebuah ciri atau identititas dari sekumpulan orang yang mendiami wilayah tertentu. Budaya ini timbul dari perbuatan yang dilakukan oleh masyarakat secara berulang – ulang sehingga membentuk suatu kebiasaan yang pada akhirnya menjadi sebuah budaya dari masyrakat itu sendiri. Budaya yang telah terbentuk itu akan masuk dan mengakar di dalam kehidupan manusia, sehingga tanpa kita sadari budaya ini telah mempengaruhi kehidupan manusia. Berdasarkan ilustrasi di atas, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan mempengaruhi manusia dalam berperilaku. Manusia akan didekte oleh budaya dalam hal berperilaku baik perilaku baik maupun buruk. Banyak sekali perilaku – perilaku manusia yang dipengaruhi oleh budaya. Di bawah ini adalah sebagian perilaku – perilaku manusia yang dipengeruhi oleh budaya. Yang pertama adalah budaya mempengaruhi perilaku manusia dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. Kebiasaan – kebiasaan manusia dalam berinteraksi dengan orang lain telah merubah perilaku manusia ketika bersosialisasi. Saat ini kita te lah hidup di jaman yang serba canggih. Semua aspek di kehidupan ini telah disentuh oleh tehnologi, salah satunya adalah aspek komunikasi dengan hand phone sebagai produknya. Hal ini membuat manusia terbisa menggunakan hand phone untuk berkomunikasi, sehingga terbentuklah budaya media sosial. Manusia kini lebih memilih bersosialisai melalui media – media sosial seperti facebook, twitter, My Space, dan lain – lain. Akibatnya, mereka menjadi pasif terhadap lingkungan sekitarnya. Budaya mempengaruhi manusia mengambil keputusan dalam perilaku konsumsi. Berkembangnya industri akibat tehnologi membuat perusahaan memproduksi barang – barangnya secara massal dan relative murah. Hal ini juga turut mempengaruhi perubahan kebudayaan manusia yang pada awalnya merupakan masyarakat agraris secara bertahap berubah menjadi masyarakat perkotaan. Akibatnya, terciptalah tata nilai baru dan pola hidup yang baru akibat dari budaya manusia yang telah menjadi mas yarakat perkotaan. Hal ini menyebabkan kebutuhan hidup mereka menjadi semakin banyak, sehingga membuat mereka terus menerus membeli produk untuk memuaskan kebutuhan budaya baru tersebut. Pada akhirnya terbentuklah masayarakat konsumtif, yaitu masyarakt yang selalu mengkonsumsi barang maupun jasa.
Terlebih lagi, budaya mempengaruhi tatanan kehidupan bermasyarakat. Tehnologi yang semakin berkembang ini mempengaruhi tatanan hidup manusia. Manusia terbiasa menggunkan tehnologi - tehnologi canggih yang telah diciptakan. Akibatnya, budaya manusia yang dahulunya hidup dengan sederhana, kini berubah menjadi sangat canggih. Perubahan budaya ini menciptakan masyarakat modern, yaitu masyarakat yang hidup dengan dikelilingi oleh tekhnologi – teknologi canggih.
4 Contoh estetika dan pengaruhnya kepada masyarakat Estetika dapat dikatakan juga sebagi teori tentang keindahan atau lebih tepat nya lagi seni, Estetika sangat berkaitan dengan nilai-nilai te ntang sesuatu yang indah dan elek. Adapun mengenai makna dari keindahan itu sendiri yaitu, secara luas, keindahan mengandung ide kebaikan, kemudian keindahan secara sempit, yaitu indah dalam lingkup persepsi penglihatan (bentuk, rupa dan warna). Adapun keindahan secara estetik murni, yaitu menyangkut pengalaman estetik sesorang dalam hubungannya dengan segala seuatu yang diresapinya melalui indera dan perasaannya. Estetika lebih berifat subyektif dan relatif, sehingga estetika tidak bisa ditetapkan secara jelas, sesuatu yang dianggap indah oleh seseorang belum tentu terlihat sama oleh orang lain. Tetapi yang paling penting mengenai estetika yaitu apresiasi terhadap keindahan budaya yang dihasilkan oleh orang lain.Masyarakat indonesia sebagai bangsa yang majemuk yang kebudayaannya terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan bahasa, tentunya juga memiliki kebudayan yang majemuk pula. Adapun pengertian tentang kebudayaan bangsa Indonesia it u sendiri adalah, “Kebudayaan yang timbul sebagai buah us aha budinya rakyat Indonesia seluruhnya." Tetapi kemajemukan budaya tersebut terdapat satu kesamaan, yaitu budaya yang bercorak ketimuran. Adapun negara Indonesia sebagai negara dengan mayoritas Muslim tentunya juga mempengaruhi corak budaya indonesia, selain budaya yang bercorak ketimuran juga diperkuat dengan budaya Islam yang kental, menjadikan masyarakat indonesia memiliki corak kebudayaan khas dan tersendiri. Corak budaya ketimuran itu sendiri contohnya seperti, budaya gotong-royong, toleransi, bermusyawarah dalam menyelesaikan suatu permasalahan, serta interaksi dengan lingkungan yang baik, seperti hubungan bertetangga, dsb. Selain itu juga terdapat norma-norma kesopanan dan kesusilaan yang kuat dalam budaya timur, lain halnya dengan budaya barat yang lebih mengenal pergaulan bebas dan lebih mengutamakan hak dan kebebasan indifidu. Budaya timur memiliki sangsi sosial yang cukup kuat, kepada pelanggar norma-norma tersebut. Akan tetapi jika melihat arti etika yang merupakan
nilai-nilai atau norma, nilai moral atau kode etik, dan tentang sesuatu yang baik dan buruk, maka sanksi bagi yang melanggar etika biasanya hanyalah berupa sangsi moral dari masyarakat, seperti di asingkan secara sosial oleh masyarakat dan lingkungan sekitarnya.Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka mendekati tahun 2000-an Teknologi Informasi mulai berkembang kemudian menjadi trend pada pertengahan taun 2000an. Sebagai dampaknya era Globalisasi yang senantiasa ditopang oleh metropolitanisme melanda dunia dewasa ini mengakibatkan dunia tanpa batas waktu dan ruang sehingga informasi yang ada di seluruh dunia dapat dengan mudah diakses dengan cepat oleh setiap manusia tanpa membedakan anak-anak ata upun orang dewasa. Informasi tersebut dapat menguntungkan masyarakat Indonesia tetapi juga dapat merugikan yaitu dapat mengakibatkan menurunnya budaya dalam mas yarakat Indonesia yang pada akhirnya melemahkan ketahanan negara. Dimana budaya dari luar negeri yang masuk bisa sangat mempengaruhi budaya masyarakat Indonesia yang tercemin dari perilaku, pola pikir, tindakan serta gaya dalam masyarakat Indonesia yang mengarah krisis nasionalisme.
5 Contoh permasalahan budaya dan solusinya Di era zaman saat ini, masalah budaya banyak sekali bermunculan. Banyak sekali penyebab munculnya masalah budaya pada saat ini, salah satunya yaitu : •
Faktor kemiskinan
•
Perbedaan suku , ras , agama dan adat istiadat
•
Teknologi yang semakin canggih
•
Masuknya budaya asing (budaya barat) yang dapat mempengaruhi budaya dalam negeri Salah satu contoh masalah budaya saat ini adalah masuknya budaya barat yang mana
sangat bertolak belakang dengan budaya kita (budaya timur). Budaya barat identik dengan pergaulan bebas, kurangnya tata krama da sopan santun, sedangkan budaya timur identik dengan tata krama dan sopan santun. Sehingga jika dipadukan akan timbul sisi negatif yaitu timbulnya pergaulan bebas bahkan pergaulan bebas sudah menjadi gaya hidup anak muda zaman sekarang. Selain itu , masalah lain yang kerap muncul adalah penggunan teknologi yang semakin canggih. Banyak orang dijaman sekarang menggunakan kemajuan teknologi sebagai ti ndak kejahatan yaitu seperti penipuan, penculikan, penjualan anak dibawah umur, perdagangan manusia dan untuk minyimpan atau mengakses situs-situs porno. Dengan pemanfattan
yang salah, bukan tidak mungkin budaya kita sudah semakin mengkhawatirkan, apalagi untuk generasi penerus bangsa. Selain itu, masalah lain yang muncul adalah masalah tentang perbedaan suku, ras, agama dan adat istiadat. Seperti contohnya kasus yang baru- baru ini terjadi seperti kasus di Ambon akibat perbedaan agama kita dapat saling membunuh satu sama lain. Jika kita masih tetap mementingkan sukuisme, rasisime, dan agama masing-masing, bukan tidak mungkin negara kita akan terpecah belah dan melupakan makna dan arti Bhineka Tunggal Ika. Masalah lain yang kerap muncul adalah masalah kemiskinan. Kenapa bisa terjadi kemiskinan karena adanya budaya sifat malas, budaya yang hanya minta diberi tanpa harus bekerja keras. Mungkin budaya itu sulit dihilangkan tetapi bukan tidak mungkin budaya itu tidak bisa dihilangkan. Budaya itu harus kita hilangkan, untuk menjadi negara yang makmur dan menjadi negara yang tidak tergantung terhadap negara lain. Solusi dari masalah tersebut adalah : 1.
Masyrakat harus bisa memilah dengan masuknya budaya asing tanpa harus membuang budaya positif kita, contohnya, sifat ingin berusaha dan bekerja keras yang di tetapkan budaya asing.
2.
Dengan adanya kemajuan teknologi seharusnya dibuat batasan-batasan agar tidak terjadi hal-hal yang negatif yang tidak diinginkan.
3. Dengan adanya perbedaan suku, ras, dan agama, kita seharusnya menjadikan perbedaan itu sebagai suatu kesatuan, bukan menjadi suatu pertikaian dan kita semua harus menghormati dan menghargai perbedaan tersebut. 4.
Kita semua harus menanamkan sifat pekerja keras dan pantang menyerah, serta membuang sifat malas dan sifat hanya ingin diberi.
6 Contoh permasalahan dan solusi estetika 6.1 PERSOALAN ESTETIKA Beberapa persoalan yang dibicarakan dalam estetika, misalnya, apa sebenarnya yang disebut “indah” itu? Dari mana sumber keindahan itu? Bagaimana ekspresi manusia tentang keindahan? Dan masih banyak lagi. Sekarang kita akan melihat beberapa pendapat bahwa “nilai indah itu ditentukan oleh objeknya atau tidak ? Pertama, objektif rasionalis, yang berpendapat bahwa “nilai indah” itu memang karena objek itu sendiri indah. Mungkin karena lukisannya bermakna tinggi dan warnanya sesuai atau cocok. Kerapian juga
mempengaruhi suatu keindahan. Sehingga semua orang tertarik dan menyukai lukisan itu, dan akhirnya lukisan itu jadi pemenangnya. Yang kedua, subjektif psikologis, menyatakan bahwa “nilai indah” itu sebenarnya ungkapan perasaan. Apa yang dilihatnya hanyalah sebagai “penyulut” dari pengungkapan perasaan itu. Jadi, nilai indah itu bukan berasal dari objek, akan tetapi dari subjek yang perasaannya terungkap. Hanya orang-orang yang memiliki perasaan halus sajalah yang dapat merasakan kendahan. Sebagai contoh, sebuah lukisan klasik, yang dapat menilai apakan lukisan itu indah atau tidak hanyalah yang memiliki rsa nilai tinggi. Sementara orang yang tidak memiliki rasa nilai hanya akan memangdang lukisan itu hanyalah lukisan biasa. Ketiga, subjektif-empirisis, yang menyatakan bahwa nilai indah itu merupakan keindahan yang diobjektivikasikan. Dalam artian, harus dibarengi dengan pengalaman. Yang tidak melalui pengalaman, keindahan hanya dalam angan-angan saja. Contohnya, seseorang bisa mengatakan taman itu indah jika ia pernah duduk, berjalan atau bermainmain di taman itu. Jika ia hanya menyaksikan di televise atau gambar saja, maka tidak bisa dinilai “indah”. Keempat , subjektif-experience, yang menyatakan bahwa “nilai indah” itu adalah nilai suatu keberhasilan dari suatu proses pengalaman yang panjang. Maka nilai indah itu tidak bersifat tiba-tiba, tetapi ada proses pengalaman sampai akhirnya, keberhasilan itu dapat dicapai. Misalnya, dalam ujian,seseorang akan merasakan keindahan dari hasil belajarnya ketika ia lulus ujian dengan nilai yang membanggakan. Tentu keindahan itu akan dirasakan diakhir bukan sebelum atau ketika ujian berlangsung. Kelima, estetika-objektif metafisika, yang menyatakan bahwa “nilai indah” itu terkait dengan pertimbangan-pertimbangan metafisik atau teologis-religius, yang mengajak pada pengakuan kebesaran Ilahi. Contoh, ketika memandang pegunungan yang hijau nan sejuk, seseorang akan mengatakan “alangkah indahnya gunung itu”, tapi sebenarnya yang dikaguminya adalah si Pencipta gunung tersebut yaitu Allah SWT. Dalam artian lebih menekankan kepada sang Kholik bukan semata ojeknya saja. Dan mungkin masih banyak lagi pendapat tentang “nilai indah” it u. Immanuel Kant sendiri, berpendapat bahwa yang indah adalah yang tanpa konsep dapat diterima sebagai sesuatu yang universal, memuaskan, menyenangkan tanpa pamrih dan t ak berkepentingan (disinterested pleasure). Demikian juga Benedetto Croco yang melihat keindahan lebih merupakan gambaran internal dari wujud formal, yaitu sebagai “pengungkapan yang berhasil dari suatu intuisi” (the successful expression of an intuition)
7 Hubungan antara budaya dengan estetika Budaya sebagai hasil karya manusia sesungguhnya diupayakan untuk memenuhi unsur keindahan. Manusia sendiri memang suka akan keindahan. Di sinilah manusia berusaha berestetika dalam berbudaya. Semua kebudayaan pastilah dipandang memiliki nilai – nilai estetik bagi masyarakat pendukung budaya tersebut. Hal – hal yang indah dan kesukaannya pada keindahan diwujudkan dengan menciptakan aneka ragam budaya. Namun sekali lagi, bahwa suatu produk budaya yang dipandang indah oleh masyarakat pemiliknya belum tentu indah bagi masyarakat budaya lain. Contohnya, budaya suku – suku bangsa Indonesia. Tarian suatu suku berikut penari dan pakaiannya mungkin dilihat tidak ada nilai estetikanya, bahkan dipandang aneh oleh warga dari suku lain, demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, estetika berbudaya tidak semata – mata dalam berbudaya harus memenuhi nilai – nilai keindahan. Lebih dari itu, estetika berbudaya menyiratkan perlunya manusia (individu atau masyarakat) untuk menghargai keindahan budaya yang dihasilkan manusia lainya. Keindahan adalah subjektif, tetapi kita dapat melepas subjektivitas kita untuk melihat adanya estetika dari budaya lain. Estetika berbudaya yang demikian akan mampu memecah sekat-sekat kebekuan, ketidakpercayaan, kecurigaan, dan rasa inferioritas antar budaya.
DAFTAR PUSTAKA Muslih, Mohammad, Pengantar Ilmu Filsafat, cetakan 1, Darussalam University Press, 2008. Joko Tri Prasetya dkk, 2004, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta, Rineka Cipta. https://www.kompasiana.com/sumitrohutagalung/pengaruh-kebudayaan-terhadap perilaku-hidupTeori-Teori Tentang Budaya, Roger M. Keesing. Ilmu Budaya Dasar, Edisi 1