BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Epilepsi Epilepsi merupakan merupakan salah satu penyakit penyakit neurologis neurologis yang utama.Pada utama.Pada dasarnya epilepsi merupakan suatu penyakit Susunan Saraf Pusat (SSP) yang timbul akibat adanya ketidak seimbangan polarisasi listrik di otak.Ketidak seimbangan polarisasi listrik listrik tersebu tersebutt terjad terjadii akibat akibat adany adanyaa fokusfokus-fok fokus us iritatif iritatif pada pada neuron neuron sehing sehingga ga menimbulkan letupan muatan listrik spontan yang berlebihan dari sebagian atau selur seluruh uh daer daerah ah yang ang ada ada di dalam dalam otak otak.E .Epi pile leps psii serin sering g dihu dihubu bung ngka kan n deng dengan an disabilitas disabilitas fisik, disabilitas disabilitas mental, dan konsekuensi konsekuensi psikososial psikososial yang berat bagi penyandangnya penyandangnya (pendidikan yang rendah, pengangguran yang tinggi, stigma sosial, rasa rendah diri, kecenderungan tidak menikah bagi penyandangnya). Sebagian Sebagian besar kasus epilepsi dimulai pada masa anak-anak. Pada tahun !!!, !!!, diperkirakan penyandang epilepsi di seluruh dunia berjumlah "! juta orang, #$ juta orang di antaranya antaranya adalah epilepsi primer, primer, dan %!& tinggal di negara negara berkembang berkembang.. 'apo 'apora ran n * * (!! (!!+) +) memp memper erki kira raka kan n bah bahaa rata rata-r -rat ataa terd terdap apat at %, %, oran orang g penyandang epilepsi aktif di antara +!!! orang penduduk, dengan angka insidensi "! per +!!.!!! penduduk. ngka prealensi dan insidensi diperkirakan lebih tinggi di negara-negara berkembang. Epilepsi Epilepsi dihubungk dihubungkan an dengan dengan angka angka cedera yang tinggi, tinggi, angka angka kematian kematian yang tinggi, tinggi, stigma stigma sosial yang buruk, buruk, ketakutan, ketakutan, kecemasan, gangguan kognitif, kognitif, dan gangguan psikiatrik. Pada penyandang usia anak-anak dan remaja, permasalahan yang terkait dengan epilepsi menjadi lebih kompleks.
B. Rum Rumusan usan Masala Masalah h +. . #. 1.
pa pa itu itu epil epilep epsi si// pa pa penye penyeba bab b dari dari epile epileps psi/ i/ 0agaim 0agaimana ana gejala gejala dari dari epil epileps epsi/ i/ 0agaim 0agaimana ana penang penangana anan n pada pender penderita ita epilep epilepsi/ si/
1
C. Tujuan +. . #. 1.
2engetahui pengertian dari Epilepsi 2engetahui sebab terjadinya Epilepsi 2engetahui gejala dari Epilepsi 2elakukan prosedur penanganan pada pasien Epilepsi
2
BAB II KONEP DAAR EPILEPI
A. Pengert!an
Epilepsi merupakan sindrom yang ditandai oleh kejang yang terjadi berulangulang. 3iagnose ditegakkan bila seseorang mengalami paling tidak dua kali kejang tanpa penyebab (4astremski, +5%%). Epilepsi adalah penyakit serebral kronik dengan karekteristik kejang berulang akibat lepasnya muatan listrik otak yang berlebihan dan bersiat reersibel (6aroto, !!$). Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-gejala yang datang dalam serangan-serangan, berulang-ulang yang disebabkan lepas muatan listrik abnormal sel-sel saraf otak, yang bersifat reersibel dengan berbagai etiologi (rif, !!!). Epilepsi adalah sindroma otak kronis dengan berbagai macam etiologi dengan ciri-ciri timbulnya serangan paroksismal dan berkala akibat lepas muatan listrik neuron-neuron otak secara berlebihan dengan berbagai manifestasi klinik dan laboratorik. Epilepsi adalah suatu gejala atau manifestasi lepasnya muatan listrik yang berlebihan di sel neuron saraf pusat yang dapat menimbulkan hilangnya kesadaran, gerakan inolunter, fenomena sensorik abnormal, kenaikan aktiitas otonom dan berbagai gangguan fisik. Epilepsy adalah merupakan sindrom yang ditandai oleh kejang yang terjadi berulang-ulang.3iagnosa ditegakkan paling tidak dua kali kejang tanpa penyebab (4astremski, +5%%).
3
0angkitan epilepsi adalah manifestasi gangguan otak dengan berbagai gejala klinis, disebabkan oleh lepasnya muatan listrik dari neuron-neuron otak secara berlebihan dan berkala tetapi reersibel dengan berbagai etiologi.
B. Et!"l"g!
+. 7diopatik. . c8uerit 9 a. kerusakan otak,:
g.
Stroke
b. keracunan obat,
h.
cerebral edema
c. metabolik, bakteri.
i.
ypo;ia
d.
trauma lahir
j.
Keracunan
e.
trauma kepala
k. gangguan metabolic
f.
tumor otak
l.
infeksi.
C. Pat"#!s!"l"g!
2enurut para penyelidik baha sebagian besar bangkitan epilepsi berasal dari sekumpulan sel neuron yang abnormal di otak, yang melepas muatan secara berlebihan dan hypersinkron.Kelompok sel neuron yang abnormal ini, yang disebut juga sebagai fokus epileptik mendasari semua jenis epilepsi, baik yang umum maupun yang fokal (parsial).'epas muatan listrik ini kemudian dapat menyebar melalui jalur-jalur fisiologis-anatomis dan melibatkan daerah disekitarnya atau daerah yang lebih jauh letaknya di otak. 6idak semua sel neuron di susunan saraf pusat dapat mencetuskan bangkitan epilepsi klinik, alaupun ia melepas muatan listrik berlebihan. Sel neuron diserebellum di bagian baah batang otak dan di medulla spinalis, alaupun mereka dapat melepaskan muatan listrik berlebihan, namun posisi mereka menyebabkan tidak mampu mencetuskan bangkitan epilepsi. Sampai saat ini belum
4
terungkap dengan pasti mekanisme apa yang mencetuskan sel-sel neuron untuk melepas muatan secara sinkron dan berlebihan (mekanisme terjadinya epilepsi). *tak merupakan pusat penerima pesan (impuls sensorik) dan sekaligus merupakan pusat pengirim pesan (impuls motorik).*tak ialah rangkaian berjuta juta neuron. Pada hakekatnya tugas neuron ialah menyalurkan dan mengolah aktiitas listrik saraf yang berhubungan satu dengan yang lain melalui sinaps. 3alam sinaps terdapat
anggota gerak yang lain pada satu sisi tanpa disertai hilangnya kesadaran. 3ari belahan hemisfer yang mengalami depolarisasi, aktiitas listrik dapat merangsang substansia retikularis dan inti pada talamus yang selanjutnya akan menyebarkan impuls-impuls ke belahan otak yang lain dan dengan demikian akan terlihat manifestasi kejang umum yang disertai penurunan kesadaran.
D. Klas!#!kas! $an %am&aran Kl!n!s
+. Epilepsi ?mum. a. =rand mal (6onik Klonik ) 3itandai dengan aura 9 +) sensasi pendengaran atau penglihatan. ) ilang kesadaran. #) 6onus otot meningkat sikap fleksi > ekstensi. 1) Sentakan, kejang klonik. ") 'idah dapat tergigit, hypertensi, tachicardi, berkeringat, dilatasi pupil dan hypersaliasi. @) Setelah serangan pasien tertidur +- jam. 7) Pasien lupa, mengantuk dan bingung.
b.
Petit mal. +) ilang kesadaran sebentar.
5
) Klien tampak melongo. #) pa yang dikerjakannya terhenti. c.
7nfantile spasm. +) 6erjadi usia # bulan A tahun. ) Kejang fleksor pada ektremitas dan kepala. #) Kejang hanya beberapa fetik berulang. 1) Sebagian besar klien mengalami retardasi mental
. Epilepsi 4enis Bocal > Parsial. a. Bocal motor. 9 'esi pada lobus frontal. b. Bocal sensorik 9 'esi pada lobus frontal c. Psikomotor 9 3isfungsi lobus temporal.
E.
%ejala '
+. 0angkitan umum 9 a.
6onik 9 ! A @! detik.Ckontraksi otot, tungkai dan siku fleksi, leher dan punggung melengkung, jeritan epilepsi (aura). b. Klonik 9 spasmus 1! detik.Cfle;i berseling relaksasi, hypertensi, midriasis, takikardi, hyperhidrosis, hypersaliasi. c. Pasca Serangan 9 +) aktiitas otot terhenti ) klien sadar kembali #) lesu, nyeri otot dan sakit kepala 1) klien tertidur +- jam . 4enis parsial 9 a. Sederhana 9 tidak terdapat gangguan kesadaran. b. Komple; 9 gangguan kesadaran. 0erdasarkan letak focus epilepsi atau tipe bangkitan epilepsi partial (lokal, fokal)9 +.
Epilepsi parsial sederhana, yaitu epilepsi parsial dengan kesadaran tetap normal. 3engan gejala motorik9 a. Bokal motorik tidak menjalar9 epilepsi terbatas pada satu bagian tubuh saja b. Bokal motorik menjalar 9 epilepsi dimulai dari satu bagian tubuh dan menjalar meluas ke daerah lain. 3isebut juga epilepsi 4ackson c. Dersif 9 epilepsi disertai gerakan memutar kepala, mata, tuibuh.
6
d. Postural 9 epilepsi disertai dengan lengan atau tungkai kaku dalam sikap tertentu. e. 3isertai gangguan fonasi 9 epilepsi disertai arus bicara yang terhenti atau pasien mengeluarkan bunyi-bunyi tertentu f. Somatosensoris9 timbul rasa kesemuatan atau seperti ditusuk-tusuk jarum. g. Disual 9 terlihat cahaya h. uditoris 9 terdengar sesuatu i. *lfaktoris 9 terhidu sesuatu j. =ustatoris 9 terkecap sesuatu k. 3isertai ertigo
(.
.
Epilepsi parsial kompleks, yaitu kejang disertai gangguan kesadaran. a. Serangan parsial sederhana diikuti gangguan kesadaran 9 kesadaran mulamula baik kemudian baru menurun. b. 3engan gejala parsial sederhana +-1. =ejala-gejala seperti pada golongan +-1 diikuti dengan menurunnya kesadaran. c. 3engan automatisme. aitu gerakan-gerakan, perilaku yang timbul dengan sendirinya, misalnya gerakan mengunyah, menelan, raut muka berubah seringkali seperti ketakutan, menata sesuatu, memegang kancing baju, berjalan, mengembara tak menentu, dll.
#.
Epilepsi Parsial yang berkembang menjadi bangkitan umum (tonik-klonik, tonik, klonik).
1.
Epilepsi parsial sederhana yang berkembang menjadi bangkitan umum.
".
Epilepsi parsial kompleks yang berkembang menjadi bangkitan umum.
@.
Epilepsi parsial sederhana yang menjadi bangkitan parsial kompleks lalu berkembang menjadi bangkitan umum.
Man!s#estas! Kl!n!s $an Pr!laku
+. 2anifestasi klinik dapat berupa kejang-kejang, gangguan kesadaran atau gangguan penginderaan
7
. Kelainan gambaran EE= #. 0agian tubuh yang kejang tergantung lokasi dan sifat fokus epileptoge 1. 3apat mengalami aura yaitu suatu sensasi tanda sebelum kejang epileptik (aura dapat berupa perasaan tidak enak, melihat sesuatu, mencium bau-bauan tidak enak, mendengar suara gemuruh, mengecap sesuatu, sakit kepala dan sebagainya) ". Fapas terlihat sesak dan jantung berdebar @. Gaut muka pucat dan badannya berlumuran keringat. $. Satu jari atau tangan yang bergetar, mulut tersentak dengan gejala sensorik khusus atau somatosensorik seperti9 mengalami sinar, bunyi, bau atau rasa yang tidak normal seperti pada keadaan normal %. terdiam tidak bergerak atau bergerak secara automatik, dan terkadang indiidu tidak ingat kejadian tersebut setelah episode epileptikus tersebut leat 5. 3i saat serangan, penyandang epilepsi terkadang juga tidak dapat berbicara secara tiba- tiba. +!. Kedua lengan dan tangannya kejang, serta dapat pula tungkainya menendangmenendang ++. =igi geliginya terkancing +. itam bola matanya berputar- putar +#. 6erkadang keluar busa dari liang mulut dan diikuti dengan buang air kecil
%. Pemer!ksaan D!agn"st!k
+. H6 Scan dan 2agnetik resonance imaging (2G7) untuk mendeteksi lesi pada otak, fokal abnormal, serebroaskuler abnormal, gangguan degeneratif
8
serebral. Epilepsi simtomatik yang didasari oleh kerusakan jaringan otak yang tampak jelas pada H6 scan atau magnetic resonance imaging (2G7) maupun kerusakan otak yang tak jelas tetapi dilatarbelakangi oleh masalah antenatal atau perinatal dengan defisit neurologik yang jelas . Elektroensefalogram(EE=) untuk mengklasifikasi tipe kejang, aktu serangan. #. Kimia darah9 hipoglikemia, meningkatnya 0?F, kadar alkohol darah. a. 2engukur kadar gula, kalsium dan natrium dalam darah b. 2enilai fungsi hati dan ginjal c. menghitung jumlah sel darah putih (jumlah yang meningkat menunjukkan adanya infeksi). 1.
H.
Pungsi lumbal utnuk mengetahui apakah telah terjadi infeksi otak
K"m)l!kas!
Kerusakan otak akibat hypoksia dan retardasi mental dapat timbul akibat kejang berulang. 3apat timbul depresi dan keadaan cemas.
I.
Penatalaksanaan
+. 2anajemen Epilepsi 9 a.
Pastikan diagnosa epilepsi dan mengadakan e;plorasi etiologi dari epilepsy
b.
2elakukan terapi simtomatik
3alam memberikan terapi anti epilepsi yang perlu diingat sasaran pengobatan yang dicapai, yakni9 a.
Pengobatan harus di berikan sampai penderita bebas serangan.
b.
Pengobatan hendaknya tidak mengganggu fungsi susunan syaraf pusat yang normal.
9
c.
Penderita dpat memiliki kualitas hidup yang optimal.
Penatalaksanaan medis ditujukan terhadap penyebab serangan. 4ika penyebabnya adalah akibat gangguan metabolisme (hipoglikemia, hipokalsemia), perbaikan gangguan metabolism ini biasanya akan ikut menghilangkan serangan itu. Pengendalian epilepsi dengan obat dilakukan dengan tujuan mencegah serangan. da empat obat yang ternyata bermanfaat untuk ini9 fenitoin (difenilhidantoin), karbama
b.
Selama Kejang +)
0erikan priasi dan perlindungan pada pasien dari penonton yang ingin tahu
)
2engamankan pasien di lantai jika memungkinka
#)
indarkan benturan kepala atau bagian tubuh lainnya dari bendar keras, tajam atau panas. 4auhkan ia dari tempat > benda berbahaya.
1)
'onggarkan bajunya. 0ila mungkin, miringkan kepalanya kesamping untuk mencegah lidahnya menutupi jalan pernapasan.
Setelah Kejang +)
Penderita akan bingung atau mengantuk setelah kejang terjadi.
)
Pertahankan pasien pada salah satu sisi untuk mencegah aspirasi. akinkan baha jalan napas paten.
#)
0iasanya terdapat periode ekonfusi setelah kejang grand mal
1)
Periode apnea pendek dapat terjadi selama atau secara tiba- tiba setelah kejang
")
Pasien pada saaat bangun, harus diorientasikan terhadap lingkungan
10
@)
0eri penderita minum untuk mengembalikan energi yg hilang selama kejang dan biarkan penderita beristirahat.
$)
4ika pasien mengalami serangan berat setelah kejang (postiktal), coba untuk menangani situasi dengan pendekatan yang lembut dan member restrein yang lembut
%)
'aporkan adanya serangan pada kerabat terdekatnya. 7ni penting untuk pemberian pengobatan oleh dokter.
*. Pen+egahan
?paya sosial luas yang menggabungkan tindakan luas harus ditingkatkan untuk pencegahan epilepsi. Gesiko epilepsi muncul pada bayi dari ibu yang menggunakan obat antikonulsi (konulsi9 spasma atau kekejangan kontraksi otot yang keras dan terlalu banyak, disebabkan oleh proses pada system saraf pusat, yang menimbulkan pula kekejangan pada bagian tubuh) yang digunakan sepanjang kehamilan. Hedera kepala merupakan salah satu penyebab utama yang dapat dicegah. 2elalui program yang memberi keamanan yang tinggi dan tindakan pencegahan yang aman, yaitu tidak hanya dapat hidup aman, tetapi juga mengembangkan pencegahan epilepsi akibat cedera kepala. 7bu-ibu yang mempunyai resiko tinggi (tenaga kerja, anita dengan latar belakang sukar melahirkan, pengguna obat-obatan, diabetes, atau hipertensi) harus di identifikasi dan dipantau ketat selama hamil karena lesi pada otak atau cedera akhirnya menyebabkan kejang yang sering terjadi pada janin selama kehamilan dan persalinan. Program skrining untuk mengidentifikasi anak gangguan kejang pada usia dini, dan program pencegahan kejang dilakukan dengan penggunaan obat-obat anti konulsan secara bijaksana dan memodifikasi gaya hidup merupakan bagian dari rencana pencegahan ini.
K. Peng"&atan
11
Pengobatan epilepsi adalah pengobatan jangka panjang. Penderita akan diberikan obat antikonulsan untuk mengatasi kejang sesuai dengan jenis serangan. Penggunaan obat dalam aktu yang lama biasanya akan menyebabkan masalah dalam kepatuhan minum obat (compliance) seta beberapa efek samping yang mungkin timbul seperti pertumbuhan gusi, mengantuk, hiperaktif, sakit kepala, dll. Penyembuhan akan terjadi pada #!-1!& anak dengan epilepsi. 'ama pengobatan tergantung jenis epilepsi dan etiologinya. Pada serangan ringan selama -#th sudah cukup, sedang yang berat pengobatan bisa lebih dari "th.Penghentian pengobatan selalu harus dilakukan secara bertahap. 6indakan pembedahan sering dipertimbangkan bila pengobatan tidak memberikan efek sama sekali. Penanganan terhadap anak kejang akan berpengaruh terhadap kecerdasannya. 4ika terlambat mengatasi kejang pada anak, ada kemungkinan penyakit epilepsi, atau bahkan keterbalakangan mental.Keterbelakangan mental di kemudian hari.Kondisi yang menyedihkan ini bisa berlangsung seumur hidupnya. Pada epilepsi umum sekunder, obat-obat yang menjadi ini pertama pengobatan adalah karbama
BAB III
12
AUHAN KEPERA,ATAN
A.
Pengkaj!an
Keluhan utama9 ?ntuk keluhan utama, pasien atau keluarga biasanya ketempat pelayanan kesehatan karena klien yang mengalami penurunan kesadaran secara tiba-tiba disertai mulut berbuih. Kadang-kadang klien > keluarga mengeluh anaknya prestasinya tidak baik dan sering tidak mencatat.Klien atau keluarga mengeluh anaknya atau anggota keluarganya sering berhenti mendadak bila diajak bicara. +.
Giayat penyakit sekarang9 kejang, terjadi aura, dan tidak sadarkan diri.
.
Giayat penyakit dahulu9 a. 6rauma lahir, sphy;ia neonatorum b. Hedera Kepala, 7nfeksi sistem syaraf c. =anguan metabolik (hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia) d. 6umor *tak e. Kelainan pembuluh darah f. 3emam. g. Strok h. gangguan tidur i. penggunaan obat j. hiperentilasi k. stress emosional
#. Giayat penyakit keluarga9 Pandangan yang mengatakan penyakit ayan merupakan penyakit keturunan memang tidak semuanya keliru, sebab terdapat dugaan terdapat 1-%& penyandang ayan diakibatkan oleh faktor keturunan.
13
1. Giayat psikososial 9 a. 7ntrapersonal 9 klien merasa cemas dengan kondisi penyakit yang diderita b. 7nterpersonal 9 gangguan konsep diri dan hambatan interaksi sosial yang berhubungan dengan penyakit epilepsi (atau IayanJ yang lebih umum di masyarakat).
B.
D!agn"sa Ke)era-atan
+.
Gesiko cedera b.d aktiitas kejang yang tidak terkontrol (gangguan keseimbangan).
.
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sumbatan lidah di endotrakea, peningkatan sekresi salia
#.
7solasi sosial b.d rendah diri terhadap keadaan penyakit dan stigma buruk penyakit epilepsi dalam masyarakat
C. RENCANA AUHAN KEPERA,ATAN
+. Gesiko cedera b.d aktiitas kejang yang tidak terkontrol (gangguan keseimbangan). 6ujuan 9 Klien dapat mengidentifikasi faktor presipitasi serangan dan dapat meminimalkan>menghindarinya, menciptakan keadaan yang aman untuk klien, menghindari adanya cedera fisik, menghindari jatuh Kriteria hasil 9 tidak terjadi cedera fisik pada klien, klien dalam kondisi aman, tidak ada memar, tidak jatuh.
7nterensi *bserasi9 7dentiikasi factor lingkungan yang memungkinkan resiko terjadinya cedera
Gasional 0arang- barang di sekitar pasien dapat membahayakan saat terjadi kejang
14
Pantau status neurologis setiap % jam 2andiri 4auhkan benda- benda yang dapat mengakibatkan terjadinya cedera pada pasien saat terjadi kejang
2engidentifikasi perkembangan atau penyimpangan hasil yang diharapkan 2engurangi terjadinya cedera seperti akibat aktiitas kejang yang tidak terkontrol
Pasang penghalang tempat tidur pasien
Penjagaan untuk keamanan, untuk mencegah cidera atau jatuh
'etakkan pasien di tempat yang rendah dan datar
rea yang rendah dan datar dapat mencegah terjadinya cedera pada pasien
6inggal bersama pasien dalam aktu beberapa lama setelah kejang
2emberi penjagaan untuk keamanan pasien untuk kemungkinan terjadi kejang kembali
2enyiapkan kain lunak untuk mencegah 'idah berpotensi tergigit saat kejang terjadinya tergigitnya lidah saat terjadi karena menjulur keluar kejang 6anyakan pasien bila ada perasaan yang tidak biasa yang dialami beberapa saat sebelum kejang
?ntuk mengidentifikasi manifestasi aal sebelum terjadinya kejang pada pasien
Kolaborasi9 0erikan obat anti konulsan sesuai adice 2engurangi aktiitas kejang yang dokter berkepanjangan, yang dapat mengurangi suplai oksigen ke otak Edukasi9 njurkan pasien untuk memberi tahu jika Sebagai informasi pada peraat untuk merasa ada sesuatu yang tidak nyaman, segera melakukan tindakan sebelum atau mengalami sesuatu yang tidak biasa terjadinya kejang berkelanjutan sebagai permulaan terjadinya kejang. 0erikan informasi pada keluarga tentang 2elibatkan keluarga untuk mengurangi tindakan yang harus dilakukan selama resiko cedera pasien kejang
.
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sumbatan lidah di endotrakea, peningkatan sekresi salia 6ujuan 9 jalan nafas menjadi efektif Kriteria hasil 9 nafas normal (+@-! kali> menit), tidak terjadi aspirasi, tidak ada dispnea
15
7nterensi
Gasional
2andiri njurkan klien untuk mengosongkan mulut menurunkan resiko aspirasi atau masuknya dari benda > gigi palsu atau alat sesuatu benda asing ke faring. yang lain jika fase aura terjadi dan untuk menghindari rahang mengatup jika kejang terjadi tanpa ditandai gejala aal. 'etakkan pasien dalam posisi miring, permukaan datar
6anggalkan pakaian pada daerah leher > dadadan abdomen
meningkatkan aliran (drainase) sekret, mencegah lidah jatuh dan menyumbat jalan nafas untuk memfasilitasi usaha bernafas > ekspansi dada
2elakukan suction sesuai indikasi 2engeluarkan mukus yang berlebih, menurunkan resiko aspirasi atau asfiksia. Kolaborasi 0erikan oksigen sesuai program terapi.
2embantu memenuhi kebutuhan oksigen agar tetap adekuat, dapat menurunkan hipoksia serebral sebagai akibat dari sirkulasi yang menurun atau oksigen sekunder terhadap spasme askuler selama serangan kejang.
#. 7solasi sosial b.d rendah diri terhadap keadaan penyakit dan stigma buruk penyakit epilepsi dalam masyarakat 6ujuan9 mengurangi rendah diri pasien Kriteria hasil9 a. danya interaksi pasien dengan lingkungan sekitar
16
b. 2enunjukkan adanya partisipasi pasien dalam lingkungan masyarakat
7nterensi
Gasional
*bserasi9 7dentifikasi dengan pasien, factor- factor yang berpengaruh pada perasaan isolasi sosial pasien
2emberi informasi pada peraat tentang factor yang menyebabkan isolasi sosial pasien
2andiri 2emberikan dukungan psikologis dan motiasi pada pasien
3ukungan psikologis dan motiasi dapat membuat pasien lebih percaya diri
Kolaborasi9 Kolaborasi dengan tim psikiater
Konseling dapat membantu mengatasi perasaan terhadap kesadaran diri sendiri.
Gujuk pasien> orang terdekat pada kelompok 2emberikan kesempatan untuk mendapatkan penyokong, seperti yayasan epilepsi dan informasi, dukungan ide-ide untuk mengatasi sebagainya. masalah dari orang lain yang telah mempunyai pengalaman yang sama. Edukasi9 njurkan keluarga untuk memberi motiasi Keluarga sebagai orang terdekat pasien, kepada pasien sangat mempunyai pengaruh besar dalam keadaan psikologis pasien 2emberi informasi pada keluarga dan teman dekat pasien baha penyakit epilepsi tidak 2enghilangkan stigma buruk terhadap penderita epilepsi (baha penyakit epilepsi menular dapat menular).
1. 7solasi sosial b.d rendah diri terhadap keadaan penyakit dan stigma buruk penyakit epilepsi dalam masyarakat
17
6ujuan9 mengurangi rendah diri pasien Kriteria hasil9 a. danya interaksi pasien dengan lingkungan sekitar b. 2enunjukkan adanya partisipasi pasien dalam lingkungan masyarakat
7nterensi
Gasional
*bserasi9 7dentifikasi dengan pasien, factor- factor yang berpengaruh pada perasaan isolasi sosial pasien
2emberi informasi pada peraat tentang factor yang menyebabkan isolasi sosial pasien
2andiri
3ukungan psikologis dan motiasi dapat membuat pasien lebih percaya diri
2emberikan dukungan psikologis dan motiasi pada pasien Kolaborasi9 Kolaborasi dengan tim psikiater
Konseling dapat membantu mengatasi perasaan terhadap kesadaran diri sendiri.
Gujuk pasien> orang terdekat pada kelompok penyokong, seperti yayasan epilepsi dan sebagainya.
2emberikan kesempatan untuk mendapatkan informasi, dukungan ide-ide untuk mengatasi masalah dari orang lain yang telah mempunyai pengalaman yang sama.
Edukasi9
Keluarga sebagai orang terdekat pasien, sangat mempunyai pengaruh besar dalam keadaan psikologis pasien
njurkan keluarga untuk memberi motiasi kepada pasien
2emberi informasi pada keluarga dan teman dekat pasien baha penyakit epilepsi tidak menular
D.
2enghilangkan stigma buruk terhadap penderita epilepsi (baha penyakit epilepsi dapat menular)
EALUAI
+. Pasien tidak mengalami cedera, tidak jatuh, tidak ada memar
18
. 6idak ada obstruksi lidah, pasien tidak mengalami apnea dan aspirasi #. Pasien dapat berinteraksi kembali dengan lingkungan sekitar, pasien tidak menarik diri (minder) 1.
Pola napas normal, 66D dalam batas normal
". Pasien toleran dengan aktifitasnya, pasien dapat melakukan aktifitas sehari- hari secara normal @. *rgan sensori dapat menerima stimulus dan menginterpretasikan dengan normal
19