MAKALAH BAHASA INDONESIA PILIHAN KATA (DIKSI)
Disusun oleh : 1 ) Dila Rahmawati 2 ) F i r g i a w a n. n. H . 3) Nina Widias Putri 4 ) Maulida Fitra. Z.
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III PRODI D – IV IV FISIOTERAPI KELAS B JAKARTA 2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb Dewasa ini didalam berbahasa indonesia, sering terdapat kerancuan dalam penulisan,ucapan maupun dalam struktur ejaan. Masing-masing orang mempunyai pemahaman dan pendapat yang berbeda-beda berbeda-beda sehingga kadang terjadi kesalahpahaman dan membingungkan mana yang sesungguhnya benar. Terutama dalam pemakaian dan pemilihan kata,biasanya sulit untuk membedakan mana kata yang baku dan tidak baku seperti aturan-aturan yang ada didalam EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Oleh karena itu didalam makalah ini, sa ya akan mencoba membahas dan menjelaskan tentang pemilihan tentang pemilihan kata (diksi). (diksi). Bahasa indonesia dalam perkembangannya memang telah mengalami pasang surut. Pemakaian kata dan struktur ejaannya sering dikacaukan karena mengikuti perkembangan jaman. Bahkan atas nama modernisasi, orang jadi cenderung malu untuk menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar. Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan bagi pembaca dan bagi yang masih peduli dengan penggunaan penggunaan bahasa indonesia dengan baik dan benar. benar. Saya menyadari makalah ini masih jauh dari tahap sempurna, oleh karena itu sa ran dan kritik yang membangun yang saya harapkan untuk bisa lebih baik lagi. Wassalamualaikum wr.wb
Jakarta, 26 September 2015
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................... Pengantar................................................................... ............................................... ............................. ....... 2
Daftar Isi............................................ Isi.................................................................. .............................................. ....................................... ............... 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................... Belakang................................................................ ............................................. ............................... ........ 4 B.
Rumusan Masalah............................................ Masalah................................................................... ............................................. ...................... 5
C.
Tujuan................................... Tujuan......................................................... ............................................. ............................................. ........................... ..... 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diksi................................................ Diksi........................................................................ ............................................. ..................... 6 B. Persyaratan Diksi.............................................. Diksi....................................................................... ............................................. .................... 6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan...................................... Kesimpulan............................................................ ............................................. ....................................... ................ 12 B. Saran
............................................ .................................................................. ............................................. ..................................... .............. 12
DAFTAR PUSTAKA.................................... PUSTAKA.......................................................... ............................................. ............................... ........ 13
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Memang
harus
diakui,
dewasa
ini
ada
kecenderungan
orang
semakin mengesampingkan pentingnya pentingnya penggunaan penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi. Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering mengalami kesala han dalam penggunaan kata, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana. Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman yang baik penggunaan diksi atau pilihan kata dirasakan sangat penting, terutama untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata maupun kalimat dalam praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya. Salah satu persyaratan yang perlu dan mendesak dalam berbicara atau menulis adalah
diksi
(pilihan
kata).
Pilihan
kata
termasuk
dalam
ilmu
semantik
(semansiologi), yaitu ilmu yang mempelajari makna kata. Dalam memilih kata, pembicara/penulis dituntut untuk berhati-hati dengan cara sering melihat kamus itu jika sebuah kata kurang dipahami maksudnya. Dalam memilih kata, ada dua persyaratan yang dituntut oleh pembicara/penulis, yaitu ketetapan dan kesesuaian. Ketetapan artinya kata-kata yang dipilih dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diucapkan. Ungkapan tersebut harus dapat dipahami oleh pendengar/pembaca dengan tepat. Kesesuaian artinya tafsiran pendengar/penulis sesuai dengan tafsiran pembicara/penulis. Oleh karena itu dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari .
4
B. Rumusan Masalah 1.
Apa yang dimakasud dengan diksi ?
2.
Bagaimana persyaratan diksi ?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui arti diksi.
2. Untuk mengetahui persyaratan diksi.
5
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Diksi (Pilihan Kata)
Diksi adalah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian kata-kata. Dalam hal ini, makna kata yang tepatlah yang diperlukan. Kata yang tepat dapat membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Selain itu, pemilihan kata itu juga harus sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu. Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaanya p enggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa.
B. Persyaratan Diksi
Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kata-kata, yaitu persyaratan ketetapan dan kesesuaian. Tepat, artinya kata-kata yang dipilih dipili h itu dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Di samping itu, ungkapan itu juga harus dipahami pembaca dengan tepat, artinya tafsiran pembaca sama dengan apa yang dimaksud dengan penulis. Untuk memenuhi persyaratan ketetapan dan kesesuaian dalam pemilihan kata, perlu diperhatikan a) kaidah kelompok kata/ frase, b) kaidah makna kata,
6
1.
Pilihan kata sesuai dengan kaidah kelompok kata /frase
Pilihan kata/ diksi yang sesuai dengan kaidah kelompok kata/frase, seharusnya pilihan kata/diksi yang tepat,seksama, lazim,dan benar. 1) Tepat Contohnya : Makna kata lihat dengan kata pandang kata pandang biasanya biasanya bersinonim, tetapi kelompok kata pandangan pandangan mata tidak dapat dapat digantikan dengan lihatan mata. 2) Seksama Contohnya : Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang bersinonim. Kita biasanya mengatakan hari raya serta raya serta hari besar , tetapi kita tidak pernah mengatakan hari agung , hari akbar ataupun ataupun hari tinggi. tinggi. Begitu pula dengan kata jaksa kata jaksa agung tidak agung tidak dapat digantikan dengan jaksa dengan jaksa besar ataupun jaksa ataupun jaksa raya, raya, atau pun jaksa pun jaksa tinggi karena kata tersebut tidak seksama. 3) Lazim Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia. Kata yang tidak lazim dalam bahasa Indonesia apabila dipergunakan sangatlah akan membingungkan pengertian saja. Contohnya, Kata makan dan makan dan santap santap bersinonim. Akan tetapi t etapi tidak dapat mengatakan Anjing mengatakan Anjing bersantap sebagai sinonim anjing makan. makan .
Kemudian
kata santapan kata santapan rohani rohani tidak dapat pula digantikan dengan makanan rohani. rohani . Kedua kata ini mungkin tepat pengelompokannya, tetapi tidak seksama serta tidak lazim dari sudut makna dan pemakain-nya .
2.
Pilihan kata sesuai dengan kaidah makna kata.
a) Jenis makna
Berdasarkan sifatnya , makna dibedakan atas dua macam:
Makna Denotasi adalah makna kata yang sesuai dengan hasil observasi panca
indra dan tidak menimbulkan penafsiran lain. Makna denotasi disebut juga sebagai makna sebenarnya. Contoh : Kepala: organ tubuh yang letaknya paling atas Besi: logam yang sangat keras
7
Makna konotasi adalah makna kata yang tidak sesuai dengan hasil observasi
pancaindra dan menimbulkan penafsiran lain. Makna konotasi disebut juga sebagai makna kias atau makna kontekstual. Contoh : Ibu kota : pusat pemerintahan Ibu jari : jari yang paling besar atau jempol Jamban : kamar kecil
b)
Perubahan makna
Berdasarkan cakupan maknanya, perubahan makna dibedakan atas:
a.
Meluas, cakupan makna sekarang lebih luas daripada sebelumnya.
Misalnya : Kata
Berlayar
Putera-puteri
Dulu
Sekarang
Mengarungi laut dengan
Mengarungi lautan
memakai kapal layar
dengan alat apa saja
Dipakai untuk sebutan
Sebutan untuk semua
anak-anak raja
anak laki-laki dan perempuan
b.
Menyempit, cakupan makna sekarang lebih sempit daripada makna dahulu
Kata
Sarjana
Dulu
Sekarang
Sebutan untuk semua
Gelar untuk orang yang
orang cendekiawan
sudah lulus dari perguruan tinggi
Madrasah
Sekolah
Sekolah yang mempelajari ilmu agama Islam
Berdasarkan nilai rasanya, perubahan makna dibedakan atas :
8
1. Ameliorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih tinggi. Artinya baru
dirasakan lebih baik dari arti sebelumnya. Contoh :
Kata wanita dirasakan wanita dirasakan lebih baik nilainya daripada perempuan daripada perempuan
Kata istri atau nyonya dirasakan nyonya dirasakan lebih baik daripada kata bini.
c)
Pergeseran makna
Pergeseran makna dibedakan atas dua macam:
1. Asosiasi Adalah pergeseran makna yang terjadi karena adanya persamaan sifat. Contoh:
Tasya menyikat giginya sampai bersih
Pencuri itu menyikat habis habis barang-barang berhatga dirumah itu
2. Sinestesia Adalah perubahan makna akibat adanya pertukaran tanggapan antara dua indra yang berbeda. Contoh:
Sayur itu rasanya pedas rasanya pedas sekali
Kata-katanya sangat pedas sangat pedas didengar. didengar.
d) Relasi makna
1.
Homonim Adalah dua buah kata yang mempunyai persamaan tulisan dan pengucapan.
Bisa berarti Bisa berarti 1). Dapat, sanggup 2). Racun
Buku berarti Buku berarti 1). Kitab 2). Antara ruas dengan ruas
9
2. Homograf Adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan tulisan tetapi berlainan pengucapan dan arti. Contoh:
Teras (inti) dengan teras (halaman rumah)
Sedan (isak) dengan sedan (sejenis mobil)
Tahu (paham) dengan tahu (sejenis makanan)
3. Homofon Adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan pengucapan tetapi berlainan tulisan dan arti. Contoh: dengan bank Bang dengan Masa dengan massa Masa dengan 4. Sinonim adalah dua buah kata yang berbeda tulisan dan pengucapanya tetapi mempunyai arti yang sama. Contoh:
Pintar dengan pandai dengan pandai Bunga dengan kembang Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Oleh sebab itu, di dalam sebuah karang mengarang sebaiknya dipergunakan sinomin kata supaya ada variasinya dan ada pergantiannya yang membuat lukisan di dalam karangan itu menjadi hidup. Sinonim dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal berikut ini:
1) Pengaruh bahasa daerah Contoh: Kata harimau yang harimau yang diberi sinonim dengan macan . Kata auditorium bersinonim auditorium bersinonim dengan kata pendopo. kata pendopo. Kata rindu bersinonim rindu bersinonim dengan kata kangen
2) Perbedaan dialek regional Contoh:
10
Handuk bersinonim bersinonim tuala , selop bersinonim selop bersinonim seliper seliper
3) Pengaruh bahasa asing Contoh: kolosal bersinonim kolosal bersinonim besar , aula bersinonim aula bersinonim ruangan , ruangan , r ealita bersinonim ealita bersinonim kenyataan.
4) Perbedaan dialek sosial Contoh: suami bersinonim suami bersinonim laki , istri bersinonim istri bersinonim bini , bini , mati bersinonim mati bersinonim wafat .
5) Perbedaan ragam bahasa Contoh: membuat bersinonim bersinonim menggubah, menggubah, assisten bersinonim assisten bersinonim pembantu pembantu,, tengah bersinonim madya.
6) Perbedaan dialek temporal Contoh: membuat bersinonim bersinonim menggubah, menggubah, assisten bersinonim assisten bersinonim pembantu pembantu,, tengah bersinonim madya.
5. Antonim Adalah kata-kata yang berlawanan artinya. Contoh:
Tua – muda muda
Besar – – kecil kecil Luas – sempit sempit
11
BAB III PENUTUP A.
Kesimpulan Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik. Kata yang tepat akan membantu m embantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Pemilihan kata juga harus sesuai dengan situasi kondisi dan tempat penggunaan penggunaan kata – kata kata itu. Pembentukan kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diksi mempunyai persamaan yaitu sama-sama penulis ingin menyampaikan sesuatu di hasil karya tulisannya dengan maksud agar pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penulis.
B.
Saran Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan makalah ini mengenai pengetahuan diksi (pilihan kata). Penulis menyarankan kepada semua pembaca untuk mempelajari pengolahan kata dalam membuat kalimat. Dengan mempelajari diksi diharapkan mahasiswa dan mahasiswi memiliki ketetapan dalam menyampaikan dan menyusun suatu gagasan agar yang disampaikan mudah dipahami dengan baik.
12
DAFTAR PUSTAKA Moeliono, Anton, 1991. Santun bahasa, bahasa , PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sugono, Dendy, 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia, Indonesia, Pusat Bahasa,Jakarta.
Amran, Tasai. 2010 Cermat Berbahasa Indonesia. Indonesia . (Jakarta :CV Akademika Pressindo.
Adi, Tri. 2007 Inilah 2007 Inilah Bahasa Indonesia Indonesia Jurnalistik , CV Andi Offset, Yogyakarta.
Rahaedi, Kunjana. 2003. Bahasa 2003. Bahasa Indonesia perguruan perguruan tinggi. tinggi . Erlangga. Jakarta
13