KLAUSA DAN DIKSI
KELOMPOK 5
Andreas Ari Widagdo (141510501150)
Kevin Surya Pribadi (141510501218)
Nur Fitri Robbianti (141510501159)
Erissa Melina A. (141510501228)
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan judul "Klausa dan Diksi".
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang
Salah satu unsur penting dalam mengarang adalah penguasaan kosa kata. Kosa kata merupakan bagian dari diksi dan klausa. Ketepatan dalam suatu karangan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan diksi serta klausa pasti akan menimbulkan ketidakjelasan makna. Klausa dan diksi berpotensi menjadi kalimat dan pemilihan kata. Hal tersebut banyak terdapat di kalimat majemuk dan dalam penulisan karya ilmiah.
Tujuan
Untuk memahami struktur bahasa indonesia ragam ilmiah dalam bidang klausa dan diksi.
Diharapkan dapat menyusun kalimat yang baik dan benar dalam penulisan karya ilmiah.
Rumusan Masalah
Apakah pengertian, jenis dan fungsi dari diksi?
Apakah pengertian, jenis dan fungsi dari klausa?
Manfaat
Kita dapat lebih mengenal diksi dan klausa untuk diterapkan dalam suatu penulisan karya ilmiah
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Diksi
Diksi merupakan pilihan kata dalam penulisan karya ilmiah harus dilakukan pemilihan kata. Pemilihan kata adalah proses atau tindakan memilih kata yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat, hasil dari proses atau tindakan pemilihan kata disebut pilihan kata (Mustakim, 1995). Pilihan kata merupakan aspek yang sangat penting dalam kegiatan berbahasa, karena apabila pilihan kata tidak tepat, bahasa yang digunakan menjadi tidak efektif dan informasi yang disampaikan menjadi tidak jelas.
Pilihan kata dalam penulisan karya ilmiah harus mengutamakan kata-kata bahasa Indonesia. Penggunaan kata-kata bahasa asing, bahasa daerah, dan kata-kata yang berupa dialek harus dihindarkan apabila kata-kata tersebut sudah ada padanannya dalam Bahasa Indonesia. Jika tidak ada atau belum memasyarakat, penulisannya adalah setelah kata atau istilah tersebut kemudian diikuti kata atau istilah bahasa asing, bahasa daerah, atau dialek sebagai padanan dan penulisannya dicetak miring. Untuk uraian selanjutnya, cukup digunakan padanannya.
Dalam pemilihan kata, hal yang perlu diperhatikan adalah ketepatan, kecermatan, dan keserasian. Ketepatan berkaitan dengan kemampuan memilih kata untuk mengungkap gagasan secara tepat dan diterima juga oleh pembaca atau pendengar secara tepat. Kecermatan berkaitan dengan kemampuan memilih kata dengan cermat. Artinya, mampu memahami kata-kata yang mubazir atau kata-kata yang kehadirannya tidak diperlukan. Keserasian berkaitan dengan konteks dan lazim dalam pemakaian bahasa itu.
Berikut ini akan disampaikan teknik pemilihan kata yang tepat dengan cara ,membandingkan antara contoh yang salah (tidak baku) dan contoh yang benar (baku), serta contoh yang tidak tepat dan contoh yang tepat.
Teknik Pemilihan kata
Memilih kata-kata dalam bentuk baku karena dalam bahasa Indonesia banyak di temukan juga kata-kata yang tidak baku. Yang dimaksudkan kata baku ialah kata yang tepat dan benar dalam kamus besar bahasa indonesia maupun dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Contoh :
1. Kualitas buah apel dari daerah Bekasi lebih tinggi ketimbang kualitas buah apel dari daerah Batu. (tidak baku)
2. Kualitas buah apel dari daerah Bekasi lebih tinggi daripada kualitas buah apel dari daerah Batu. (baku)
Menghindar kata-kata yang termasuk jargon atau prokem atau slang karena kata-kata tersebut tidak termasuk kata-kata baku, kecuali sebagai data. Kata-kata tersebut merupakan kata kode/rahasia dalam suatu kalangan tertentu.
Contoh :
Di Lumbung padi ada tikus makan beras
Di Lumbung padi ada sukit nakam sareb (jargon)
Kalimat kedua menunjukkan
Menghindari pemakaian kata-kata di mana,yang mana , yang di gunakan sebagai kata penghubung.
Contohnya :
Kota Jember merupakan kota di mana tanaman tembakau di tanam pertama kali di Indonesia pada saat zaman penjajahan.
Kota Jember merupakan kota tempat tanaman tembakau di tanam pertama kali di Indonesia pada saat zaman penjajahan.
Pada kalimat pertama, kata 'di mana' menunjukkan sebuah tempat sehingga pengganti kata tersebut yang paling tepat adalah 'tempat'.
Memilih kata yang lugas dan bermakna denotatif, bukan makna konotatif atau kias atau metaforis.
Konotatif = dalam pertengkaran itu, ia di jadikan kambing hitam.
Denotatif = kambing hitam itu di jual karena sangat di minati banyak orang.
Memilih kata-kata bersinonim yang paling tepat, yang memungkinkan satu tafsiran makna yang paling sesuai dengan konteks dan maksud penulis.
Contoh :
Rencana pengolahan pupuk organik di suatu daerah harus cepat dilaksanakan karna hama tanaman telah merjalela.
Rencana pengolahan pupuk organik di suatu daerah harus segera dilaksanakan karna hama tanaman telah merjalela.
Memilih kata-kata yang tidak berkonotasi emotif
Konotasi emotif merupakan kata yang sifatnya menunjukkan ekspresi dalam sebuah kalimat. Contohnya :
Kegagalan panen menunjukkan kecerobohan seorang petani dalam mengelola sawah.
Kalimat di atas menunjukkan adanya kata berkonotasi emotif sehingga perlu diubah menjadi :
Kegagalan panen menunjukkan kurangnya ketelitian seorang petani dalam mengelola sawah.
Memilih kata dengan tepat, terutama kata ganti, kata kebijakan dan kebijaksanaan, serta kata dari dan daripada.
Kata ganti yang tepat adalah saya untuk orang pertama tunggal, kami untuk orang pertama jamak, dan kita untuk orang pertama dan kedua jamak .
Contoh :
Aku sebagai pengusaha di bidang pertanian yang mengelola tanaman jagung menjadi produk unggulan.
Saya sebagai pengusaha di bidang pertanian yang mengelola tanaman jagung menjadi produk unggulan. (lebih baku)
Kata kebijakan dan kebijaksanaan kata yang benar dan baku. Kata kebijakan digunakan untuk menyatakan hal yang menyangkut politik atau strategi, sedangkan kebijaksanaan berkaitan dengan kearifan dan kepandaian seseorang dalam menggunakan akal budinya.
Contoh :
Kecamatan Besuki menerapkan kebijaksanaan yang diberikan oleh Pemerintah guna meningkatkan hasil panen.
Penerapan yang lebih tepat terdapat dalam kalimat kedua, kata 'kebijaksanaan' di ganti oleh kata 'kebijakan' yang lebih benar dan baku.
Kecamatan Besuki menerapkan kebijakan yang diberikan oleh Pemerintah guna meningkatkan hasil panen.
Kata dari dan daripada berbeda makna. Kata dari digunakan untuk menyatakan makna asal (asal tempat dan bahan) sedangkan kata daripada untuk menyatakan perbandingan.
Contoh :
Kualitas bulir padi di daerah Mayang mengalami peningkatan daripada tahun sebelumnya. (TIDAK TEPAT)
Kualitas bulir padi di daerah Mayang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. (TEPAT)
Memilih kata bentuk frasa dengan tepat
Contoh :
Nutrien tumbuhan terdiri dari pelapukan batuan dan dekomposisi bahan organik tumbuhan dan hewan.
Frasa yang paling tepat untuk kalimat diatas ialah :
Nutrien tumbuhan terdiri atas pelapukan batuan dan dekomposisi bahan organik tumbuhan dan hewan.
Menghindari penggunaan frasa yang bersinonim secara bersamaan.
Contoh :
Pemerintah Indonesia meningkatkan produktifitas terhadap beras dalam rangka untuk swasembada pangan ketahanan pangan nasional Indonesia.
Pada kalimat pertama, kata yang di cetak miring adalah frasa yang bersinonim. Kata tersebut perlu dihindari karna menggunakan frasa bersinonim secara bersamaan. Sehingga yang tepat adalah..
Pemerintah Indonesia meningkatkan produktifitas terhadap beras dalam rangka swasembada pangan untuk ketahanan pangan nasional Indonesia.
1.2 Klausa
Sekumpulan kata yang terdiri dari minimal subjek dan predikat dan berpotensi menjadi kalimat. Dikatakan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat karena dalam banyak hal klausa tidak berbeda dengan kalimat, kecuali dalam hal belum adanya intonasi akhir atau tanda baca yang menjadi ciri kalimat.
Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk yang terdiri atas beberapa kalimat yang setara kedudukannya. Kalimat majemuk setara adalah penggabungan dari 2 kalimat atau lebih dengan menggunakan kata hubung. Terdiri dari kalimat majemuk setara sejalan, kalimat majemuk setara berlawanan dan kalimat majemuk setara sebab akibat.
Kevin bekerja di bidang perkebunan dan andre bekerja dibidang pertanian.
Kalimat diatas terdiri dari klausa yang sifatnya setara. Pola fungsi sintaksis klausa pertama adalah S + P + O . Adapun klausa kedua memiliki pola S2 + P2 + O2 . Klausa pertama dan kedua tidak saling menerangkan.
Kalimat majemuk setara berlawanan
Kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat yang isinya menyatakan situasi yang berlawanan. Contoh :
Paman bekerja di sawah untuk menanam padi, tetapi Ayah bekerja di sebuah pabrik pengelolahan pupuk organik.
Kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat
Kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isi bagian satu menyatakan sebab akibat dari bagian yang lain.
Contoh :
Buah pisang matang terlebih dahulu, karena diberi gas etilen buatan untuk merangsang hormon di dalamnya.
Kalimat majemuk bertingkat
Bagian kalimat majemuk bertingkat yang berasal dari bagian kalimat tunggal yang tidak mengalami perubahan dinamakan induk kalimat, sedangkan bagian kalimat majemuk yang berasal dari bagian kalimat tunggal yang sudah mengalami perubahan dinamakan anak kalimat.
Contoh kalimatnya sebagai berikut :
Sawah milik Pak Andre telah diberi pestisida,
S P
namun masih banyak tikus berkeliaran.
(anak kalimat)
Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri dari kalimat majemuk setara dan bertingkat yang disusun oleh tiga klausa atau lebih. Contoh :
Tanaman tomat dipindahkan ke pot setelah buahnya mulai memerah
(Induk Kalimat) (Anak kalimat)
lalu dipetik untuk keperluan ibu rumah tangga.
(Anak kalimat)