Bahasa Indonesia dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mapu mengomunikasikannya secaraefektif kapada pembaca dan pendengarnya. Indicator ketepatan kata ini, antara lain: 1. Mengomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata yang tepat dan sesuai berdasarkan kaidah bahasa Indonesia. 2. Menghasilkan komunikasi puncak (yang paling efektif) tanpa salah penafsiran atau salah makna. 3. Menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan penulis atau pembicara. 4. Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan. Selain pilihan kata yang tepat, efektivitas komunikasi menurut persyaratan yang harus dipenuhi oleh penggunga bahasa, yaitu kemampuan memilih kata yang sesuai degnan tuntutan tuntutan komunikasi. Syarat-syarat ketepatan pilihan kata: 1. Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat, denotasi yaitu kata yang bermakna lugasdan tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi dapat menimbulkan dapat menimbulkan makna yang bermacam-macam, lazim digunakan dalam pergaulan, untuk tujuan estetika, dan kesopanan. 2. Memebedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, kata yang hampir bersinonom misalnya: adalah, ialah, yaitu, yaitu, merupakan dalam pemakainnya berbeda-beda. 3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaanya, misalnya: infrensi (kesimpulan) dan iterferensi (saling mempengaruhi), sarat (penuh, bunting), dan syarat (ketentuan). 4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektive berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakaian kata harus menemukan makna yang tepat dalam kamus, misalnya: modern sering diartikan secara subjektive canggih menurut kamus modern berarti terbaru atau mutakhir; canggih berarti banyak cakap, suka mengganggu, banyak mengetahui, bergaya intelektual. 5. Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara tepat, misalnya: dilegalisir seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya koordinasi. 6. Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar, misalnya: sesuai bagi seharusnya sesuai dengan. 7. Menggunakan kata umum dan kata khusus, secara cermat. Untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus, misalnya: mobil (kata umum) corolla (kata khusus, sedan buatan toyota). Diksi dan Definisi
Halaman 4
Bahasa Indonesia 8. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya: isu (berasal dari bahasa Inggris issue berarti publikasi, kesudahan, perkara) isu (dalam bahasa Indoenesia berarti kabar yang tidak jelas asal usulnya, kabar angin, desas-desus). 9. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim, misalnya: pria dan laki-laki, saya dan aku, serta buku dan kitrab) ; berhomofoni; misalnya bang dan bank, ke tahanan dan ketahanan); dan berhomografi (misalnya: apel buah, apel upacara; upacara; buku ruas, buku kitab) 10. Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat, kata abstrak (konseptual), misalnya: pendidikan, wirausaha, dan pengobatan modern) dan kata konkret atau kata khusus (misalnya: minggu, serapan, dan berenang). 2.3 Kesesuain Kata
Selain ketepatan pilihan kata itu, pengguna bahasa harus pula memperhatikan kesesuaian kata agar tidak merusak makna, suasana dan situasi yang hendak ditimbulka, atau suasana yang sedang berlangsung. Syarat kesesuaian kata: 1. Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampuradukan penggunaannya dengan kata tidak baku yang hanya digunakan dalam pergaulan, misalnya: hakikat (baku) hakekat (tidak baku), konduite (baku), kondite (tidak baku). 2. Menggunakan kata yang berhubungan dengan dengan nilai sosial engan cermat, misal: kencing (kurang sopan), buang air kecil (lebih sopan), pelacur (kasar), tunasusila (lebih halus). 3. Menggunakan kata dengan nuansa tertentu, misalnya; berjalan lambat, mengesot, dan merangkak; merah darah, merah hati. 4. Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna dengan cermat, misalnya: sesuai bagi (salah), sesuai dengan (benar), bukan hanya....melainkan juga (benar), bukan hanya ..... tetapi juga (salah), tidak hanya.... tetapi juga (benar) 5. Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karangan ilmiah, dan komunikasi nonilmiah (suratmenyurat, diskusi umum ) menggunakan kata populer, misalnya: argumentasi (ilmiah), pembuktian (populer), psikologi psikologi (ilmiah), ilmu jiwa ( populer). 6. Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis, misalnya: tulis, baca, kerja (bahasa lisan), menulis, menuliskan, membaca, bekerja, mengerjakan, dikerjakan (bahasa tulis). Ketepatan kata terkait degnan konsep, logika, dan gagasan yang hendak ditulis dalam karangan. Ketepatan itu menghasilkan kepastian makna. Sedangkan kesesuaian kata menyangkut kecocokan Diksi dan Definisi
Halaman 5
Bahasa Indonesia antara kata yang dipakai dengan situasi yang hendak diciptakan sehingga tidak mengganggu suasana batin, emosi, atau psikis antara penulis dan pembacanya, pembicara dengan pendengarnya. pendengarnya. Misalnya: keformalan, keilmiahan, keprofesionalan, dan situasi tertentu yang hendak diwujudkan oleh penulis. Oleh karena itu, untuk menghasilkan karangan berkualitas, penulis harus memperhatikan ketepatan dan kesesuaian kata. Penggunaan kata dalam surat, profosal, laporan, pidato, diskusi ilmiah, karangan ilmiah, dan lainlain harus tepat dan sesuai dengan situasi yang hendak diciptakan. Dalam karangan ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan sebuah konsep, pembuktian, hasil pemikiran, atau solusi suatu masalah. Tegasnya, diksi merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas sebuah karangan. Pilihan kata yang tidak tepat dapat menurunkan kualitas karangan. Memilih kata yang tepat untuk menyampaikan gagasan ilmiah menentukan penguasaan : 1. Keterampilan yang tinggi terhadap bahasa yang digunakan 2. Wawasan bidang ilmiah yang ditulis, 3. Konsistensi penggunaan sudut pandang, istilah, baik dalam makna maupun bentuk agar tidak menimbulkan salah penafsiran 4. Syarat ketepatan kata 5. Syarat kesesuaian kata. Fungsi diksi: 1. Melambangkan gagasan yang yang diekspresikan secara verbal. 2. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca. 3. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar. 4. Menciptakan suasana yang tepat. 5. Mencegah perbedaan penafsiran. 6. Mencegah salah pemahaman. 7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi. 2.4 Perubahan Makna
Bahasa berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat pemakainya. Pengembangan diksi terjadi pada kata. Namun, hal ini berpengaruh pada penyusunan kalimat, paragraph, dan wacana. Pengembangan tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ke butuhan komunikasi. Komunikasi kreatif berdampak pada perkembangan diksi, berupa penambahan atau pengurangan
Diksi dan Definisi
Halaman 6
Bahasa Indonesia kuantitas maupun kualitasnya. Selain itu, bahasa berkembang sesuai dengan kualitas pemikiran pemakainya. Perkembangan dapat menimbulkan perubahan yang mencakup perl uasan, penyempitan, pembatasan, pe;emahan, pengaburan, dan pergeseran pergeseran makna. Faktor penyebab perubahan makna: 1.
Kebahasaan Perubahan makna yang ditimbulkan oleh factor kebahasaan meliputi perubahan intonasi, bentuk
kata, dan bentuk kalimat. a.
Perubahan intonasi intonasi adalah perubahan makna yang yang diakibatkan oleh perubahan nada, nada, irama, dan rekanan. Kalimat berita Ia berita Ia makan. Makna berubah jika intonasi kalimat diubah, misalnya: Ia misalnya: Ia makan? Ia makan? Ia maakaaan. Perbedaan kalimat berikut ini diakibatkan oleh perubahan intonasi.
Paman teman saya belum menikah. Paman, teman saya belum menikah. Paman, teman, saya belum menikah. Paman, teman, saya, belum menikah. b.
Perubahan struktur frasa: kaleng susu ( kaleng kal eng bekas tempat susu) susu susu) susu kaleng (susu kaleng (susu yang dikemas dalam kaleng), dokter anak (dokter spesialis penyakit anak) anak dokter (anak (anak yang dilahirkan oleh orang tua yang menjadi dokter)
c. Perubahan bentuk kata kata adalah perubahan makna yang ditimbulkan oleh perubahan bentuk. tua (tidak tua (tidak muda) jika ditambah awalan ke- menjadi ketua, ketua, makna berubah menjadi pemimpin; sayang (cinta) berbeda dengan penyayang (orang yang mencintai); memukul (orang yang memukul) berbeda dengan dipukul (orang yang dikenai pukulan). d. Kalimat akan akan berubah makna jika strukturnya berubah. Perhatikan kalimat berikut ini: 1) Ibu Rina menyerahkan laporan itu lantas dibacanya. 2) Karena sudah diketahui sebelumnya, satpam segera dapat meringkus pencuri itu. Kalimat pertama: salah bentuk kata sehingga menghasilkan makna Ibu makna Ibu ratna dibaca setelah menyerahkan
surat. (Aneh
bukan?)
kesalahan
terjadi
pada
kesejajaran
bentuk
kata menyerahkan dan diserahkan,seharusnya diserahkan,seharusnya menyerahkan dibentuk pasif menjadi diserahkan. 2. Kesejarahan
Diksi dan Definisi
Halaman 7
Bahasa Indonesia Kata perempuan Kata perempuan pada zaman penjajahan Jepang digunakan untuk menyebut perempuan penghibur. Orang menggantinya dengan kata wanita. wanita. Kini setelah orang melupakan peristiwa tersebut menggunakannya kembali, dengan pertimbangan, kata perempuan kata perempuan lebih lebih mulia disbanding kata wanita. wanita. Perhatikan penggunaan kata yang bercetak miring pada masa lalu dan bandingkan degnan pemakaian pada masa sekarang. Prestasi orang itu berbobot . (sekarang berkualitas) Prestasi kerjanya Prestasi kerjanya mengagumkan. (Sekarang kinerja) 3. Kesosialan Masalah social berpengaruh terhadapa perubahan makna. Kata gerombolan Kata gerombolan yang yang pada mulanya bermakna orang berkumpul atau kerumunan. Kemudian kata itu tiak digunakan karena berkonotasi dengan pemberontak, perampok, dan sebagainya. Perhatikan kata-kata berikut: Petani kaya Petani kaya disebut petani disebut petani berdasi Militer disebut disebut baju hijat Guru disebut Guru disebut pahlawan pahlawan tanpa tanda tanda jasa 4. Kejiwaan Perubahan makna karena faktor kejiwaan ditimbulkan oleh pertimbangan: a.
Rasa takut
b.
Kehalusan ekspresi
c.
Kesopanan
Misalnya pada masa Orde Baru, orang takut (khawatir) banyak utang (komersial) (komersial) merupakan kinerja buruk bagi pemerintah, kata tersebut diganti dengan bantuan atau pinjaman. pinjaman . Padahal, utang (komersial) dan bantuan bantuan berbeda makna. Demikian ppula, kata korupsi korupsi diganti dengan menyalahgunakan jabatan menyalahgunakan jabatan Perhatikan contoh berikut: a.
Tabu: Pelacur disebut disebut tunasusila atau tunasusila atau penjaja penjaja seks komersial (PSK)
Diksi dan Definisi
Halaman 8
Bahasa Indonesia Germo disebut Germo disebut hidung belang b.
Kehalusan (pleonasme) Bodoh disebut Bodoh disebut kurang pandai Malas disebut Malas disebut kurang rajin
c.
Kesopanan Kekamar mandi disebut ke belakang Sangat baik disebut tidakburuk
5. Bahasa Asing Perubahan makna karena faktor bahasa asing, misalnya: tempat orang terhormat diganti diganti dengan VIP. Perhatikan contoh berikut ini: Jalur kereta khusus disebut khusus disebut busway Kereta api satu rel disebut disebut monorel 6. Kata Baru Kreativitas pemakai bahsa berkembang terus sesuai dengan kebutuhannya. Kebutuhan tersebut memerlukan bahasa sebagai alt ekspresidan komunikasi. Kebutuhan tersebut mendorong untuk menciptakan istilah baru bagi konsep baru yang ditemukannya, misalnya: chip, server, download, website, dvd dan, dan, sebagainya. 2.5 Denotasi dan Konotasi
Makna denotasi dan konotasi dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya nilai rasa. Kata denotasi lezim disebut sebagai berikut: a. Makna konseptual yaitu konseptual yaitu makna yang sesuai dengan hasil observasi (pengamatan) menurut penglihatan, penciuman, pendengaran,perasaan, atau pengalaman yang berhubungan dengan informasi (data) factual dan objektif. b. Makna sebenarnya, sebenarnya, umpamanya, kata kursi yaitu tempat duduk yang berkaki empat (makna sebenarnya) c. Makna lugas, lugas, yaitu makna apa adanya, ada nya, lugu, polos,akna sebenarnya, bukan makna kias.
Diksi dan Definisi
Halaman 9
Bahasa Indonesia Konotasi berarti makna kias, bukan makna sebenarnya. Sebuah kata dapat berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, sesuai dengan pandangan hidup dan norma masyarakat tersebut. Misalnya: Megawati dan Susilo Bambang Yuhoyono berbut kursi kursi presiden. Kalimat tersebut tidak menunjukkan makna bahwa Megawati dan Susila Bambang Yudoyono tarik-menatik kursi karena kata kursi berarti kursi berarti jabatan jabatan presiden. Sebuah kata dapat merosot nilai rasanya karena penggunaannya tidak sesuai dengan makna denotasinya. Misalnya, kata kebijaksanaan yang kebijaksanaan yang bermakna denotasi kelakuan atau kelakuan atau tindakan arif. Dapat bahwa makna kata konotatif cenderung bersifat subjektif. Maka kata ini lebih banyak diginakan dalam situasi tidak formal, misalnya: dalam pembicaraan yang bersifat ramah tamah, diskusi tidak resmi, kekeluargaan, dan pergaulan. Perhatikan contoh berikut: 1. Penulis memanjatkan puji syukur atas atas selesainya laporan ini. 2. Laporan anda belum memenuhi sasaran. 2.6 Sinonim
Sinonim ialah persamaan makna kata. Artinya dua kata atau lebih yang berbeda bentuk, ejaan, dan penguacapannya, tetapi bermakna sama. Misalnya: wanita bersinonim wanita bersinonim dengan perempuan. dengan perempuan. Perhatikan contoh kata bersinonim berikut: a.
Hamil, bunting
b.
Hasil, produksi, prestasi, keluaran
c.
Kecil, mikro, minor, mungil
d.
Korupsi, mencuri
e.
Strategi, teknik, taktik, siasat, kebijakan
f.
Terminal, halte, perhentian, stasiun, pangkalan, pos Ketidakmungkinan menukar sebuah kata dengan kata lain yang bersisonim disebabkan oleh
beberapa alasan: waktu, tempat, kesopanan, suasana batin, dan nuansa makna. Perhatikan contoh berikut: a. Kesopanan, misalnya: saya, aku b. Nuansa makna, misalnya: melihat, melirik, melotot penginapan, penginapan, hotel, motel, losmen.
Diksi dan Definisi
Halaman 10
Bahasa Indonesia c. Waktu, misalnya: pasar misalnya: pasar hampir hampir bersinonim dengan konsumen atau konsumen atau pelanggan. Pasar pada masa lalu berarti tempat orang berjual-beli, sedangkan pasar sedangkan pasar pada pada situasi masa sekarang, mengalami perluasan bukan hanya tempat berjual-beli, tetapi juga berarti pemakai berarti pemakai produk, konsumen, konsumen , atau pelanggan. atau pelanggan. Dua kata bersinonim atau hampir bersinonim tidak digunakan dalam sebuah frasa. Perhatkan contoh berikut: a. Kucing adalah merupakan binatang merupakan binatang buas (salah) Kucing adalah binatang adalah binatang buas (benar) Kucing merupakan binatang merupakan binatang buas (benar) b. Kepada Yth. Yth. Bapak Nurhadi (salah) Kepada Bapak Kepada Bapak Nurhadi (benar) Yth. Yth. Bapak Nurhadi (benar) 2.7 Ideomatik
Ideomatik adalah penggunaan kedua kata yang berpasangan. Misalnya: sesuai Misalnya: sesuai dengan, disebabkan oleh, berharap akan , dan lain-lain. Pasana idiomatik kedua seperti ini tidak dapat digantikan dengan pasangan lain. Contoh: a. Bangsa Indonesia berharap akan tampilnya akan tampilnya seorang presiden yang mampu mengatasi berbagai kesulitan bangsa. b. Karyawan itu bekerja sesuai bekerja sesuai dengan aturan dengan aturan perusahaan. Kata berharap akan (kalimat 1) tidak dapat diganti oleh mengharapkan akan atau akan atau berharap dengan. dengan . Begitu juga dengan idiomatik kalimat 2 dan idiomatik kalimat 2.8 Kata Umum dan Kata Khusus
Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang lingkupnya. Makin luas ruang suatu kata, makin umum sifatnya, sebaliknya, makan kata menjadi sempit ruang lingkupnya makin khusus sifatnya. Makin umum suatu kata makin besar kemungkinan terjadi salah paham atau perbedaan tafsiran. Sebaliknya, makin khusus, makin sempit ruang lingkupnya makin sedikit terjadi salah paham. Dengan kata lain, semakin khusu makna kata yang dipakai, pilihan kata semakin sempit.
Diksi dan Definisi
Halaman 11
Bahasa Indonesia Contoh: 1. Kata umum melihat, kata khusus melotot, melirik, mengintip, menatap, memandang. 2. Kata umum berjalan, kata khusus tertatih-tatih, ngesot, terseok-seok, langkah tegap. 3. Kata umum jatuh, kata khusus terpeleset, terjengkang, tergelincir, tersungkur, terjerembab, terperosok, terjengkal. 2.9 Kata Abstrak dan kata Konkrit
Kata abstrak mempunyai referensi berupa konsep, sedngkan kata konkrit mempunyai referensi objek yang dapat diamati. Pemakaian dalam penulisan bergantung pada jenis dan tujuan penulisan. Karangan berupa deskripsi fakta menggunakan kata-kata konkrit, seperti: hama tanaman penggerak, penyakit radang paru-paru, Virus HIV. Tetapi karangan berupa klasifikasi atau generalisasi generalisa si sebuah konsep menggnakan kata abstrak, seprti: pendidkan usia dini, bahasa pemprograman, High Text Markup Language (HTML). Uraian sebuah konsep biasnya diawali dengan pembahasan umum yang menggunakan kata abstrak dilanjutkan engan detail yang menggunakan kata konkrit. Contoh: 1. APBN RI mengalami kenaikan lima belas persen (kata konkrit) 2. Kebaikan (kata abstrak) seseorang kepada orangf lain bersifat abstrak. (tidak berwujud atau tidak berbentuk) 3. Kebenaran (kata abstrak) pendapat itu tidak terlalu tampak 2.10 Homonim, Homofon, Homograf
a. Homonim Homo artinya sama, nym berarti nama, jadi homonim adalah sama nama, sama bunyi tetapi beda makna, contoh : bandar sama dengan pelabuhan dan bandar bisa diartikan pemegang uang dalam perjudian. b. Homofon Bunyi atau suara yang mempunyai sama, berbeda tulisan dan berbeda makna contoh : Bank : tempat menyimpan me nyimpan uang Bang : panggilan untuk kakak laki-laki c. Homograf Sama tulisan, berbeda bunyi dan berbeda makna, contoh :
Diksi dan Definisi
Halaman 12
Bahasa Indonesia Ular kobra itu bisanya mematikan Aku bisa memastikan ayah tidak akan marah jika aku telat pilang karena latihan 2.11 Kata baku dan non-baku
Kata baku dan non-baku non-baku dapat dilihat berdasarkan berdasarkan beberapa ranah seperti : a. Ranah finologis Kata baku yang memiliki kata non-baku karena :
penambahan fonem Kata baku
Kata non-baku
Imbau
Himbau
Andal
Handal
Utang
Hutang
pengurangan fonem fonem Kata baku
Kata non-baku
Terap
Trap
Terampil
Trampil
Tetapi
Tapi
Tidak
Tak
pengubahan fonem Kata baku
Kata non-baku
Telur
Telor
Ubah
Obah
Tampak
Nampak
b. Ranah morfologis Kata baku yang memiliki kata nonbaku karena hasil proses morfologis. morfologis.
Diksi dan Definisi
Halaman 13
Bahasa Indonesia
pengurangam fonem Kata baku
Kata non baku
Memfokuskan
Memokukan
Memprotes
Memrotes
Memfitnah
Memitnah
pengubahan fonem Kata baku
Kata non baku
Mengubah
Merubah
penggantian afiks Kata baku
Kata non baku
Menangkap
Nangkap
Menatap
Natap
Mengambil
Ngambil
Menahan
Nahan
kelebihan fonem Kata baku
Kata non baku
Beracun
Berracun
Beriak
Berriak
Beribu
Berribu
Becermin
Bercermin
c. Ranah leksikon Kata (frasa) baku yang memiliki kata (frasa) ( frasa) non-baku yang terdapat dalam ragam percakapan. perc akapan. Contoh pasangan kata (frasa) baku dan kata (frasa) non-baku sebagai sebagai berikut :
Diksi dan Definisi
Halaman 14
Bahasa Indonesia Frasa baku
Frasa non-baku
Tidak terlalu
Tidak begitu
Belum masak
Belum matang
Tidak mau
Enggak mau
Hanya nasi
Nasi doing
Selain menggunakan kalimat ragam formal, juga menggunakan ragam percakapan, contoh nya : Frasa baku
Frasa non-baku
Waktu lain
Lain waktu
Amat besar
Besar amat
Amat mahal
Mahal amat
Pertama kali
Kali pertama
Dalam kalimat ragam formal, kita sering membuat kata-kata yang maknanya redundan. Artinya, kata-kata yang di gunakan sudah melebihi makna, contohnya contohnya : Frasa baku
Sangat pedih Paling kaya
Frasa non-baku
Amat sangat pedih, amat pedih Paling terkaya
Dalam bahasa indonesia, karena adanya penyerapan bahasa asing atau bahasa daerah (sanskerta) terdapat pasangan kata baku dan non-baku. Maka harus memilih dan menggunakan kata serapan yang sudah di bakukan. Kata baku
Kata non-baku
Apotek
Apotik
Asas
Azas
Asasi
Azasi
Analisis
Analisa
Diksi dan Definisi
Halaman 15
Bahasa Indonesia 2.12 Pengertian Definisi
Definisi adalah uraian pengrtian. Definisi dapat berupa kata, definisi formal berupa kalimat, dan definisi luas yaitu uraian pengertian yang sekurang-kurangnya terdiri terdiri satu paragraf. Artinya ada definisi yang lebih luas yang terdiri dari bebrapa paragraf, bahkan lebih panjang lagi, misalnya satu bab. Contoh: Manusia adalah makhluk yang berakal budi. Mahkluk artinya ciptaan. Tuhanlah yang menciptakan manusia. Mereka diciptakan oleh Tuhan sebagai kahlifah di bumi yaitu sebagai penguasa dan pengelola segala sesuatu di bumi. Tugasnya yaitu memlihara bumi agar tidak terjadi kerusakan. Manusia boleh menikamati apa saja yang ada di bumi sejauh tidak melanggar ketentuannya. Sebagai mahkluk yang berakal budi, manusia dapat memahami dan melaksankan batas-batas yang diperbolehkan dan yang dilarang oleh Tuhan. 2.13 Syarat Definisi
Definisi yang baik harus memenuhi syarat : 1. Merumuskan dengan jelas, lengkap dan singkat semua unsur pokok (isi) pengertian tertentu. 2. Yaitu unsur-unsur yang perlu dan cukup untuk mengetahui apa sebenarnya barang itu (tidak lebih dan tidak kurang). 3. Sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari semua barang yang lain. Contoh : ayah = orang tua laki-laki Dalam setiap definiens (Penjelasan yang menjelaskan sesuatu tersebut ) terbagi menjadi dua, yaitu : a. Genera (genus), dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah jenis, b. Differentia (difference), dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah sifat pembeda. Jadi dalam mendefinisikan suatu kata adalah menganalisis jenis dan sifat pembeda yang dikandungnya. Dengan menggunakan contoh diatas, maka dapat kita lihat bahwa Ayah merupakan definiendum sedangkan orang tua laki-laki adalah definiens, yang bisa kita bedakan menjadi orang tua sebagai genera dan laki-laki sebagai differentia. 2.14 Tujuan Membuat Definisi
Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa. Definisi mempunyai tujuan untuk menetukan batas suatu pengertian dengan tepat, jelas dan singkat. Maksudnya menentukan batas-batas pengertian tertentu sehingga jelas apa yang dimaksud, tidak kabur dan tidak dicampur adukkan dengan pengertian pengertian lain. Diksi dan Definisi
Halaman 16
Bahasa Indonesia Ada 5 tujuan membuat definisi, yaitu : 1. Menambah perbendaharaan kata 2. Menghilangkan kerancuan atau ambiguitas Hal ini penting karena dengan menggunakan suatu kata yang rancu nantinya akan mengakibatkan argumen yang dikeluarkan juga menjadi rancu. 3. Memperjelas arti suatu kata 4. Menjelaskan secara teoritis Definisi dibuat untuk menjelaskan teori yang didapat dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Contoh : H2O adalah unsur kimia untuk air 5. Mempengaruhi tingkah laku Contoh : Kejujuran, adalah kelurusan hati, perbuatan baik. Dengan membaca kata kejujuran orang dapat dipengaruhi untuk menjadi orang jujur. 2.15 Jenis Defenisi
Menurut Alex Lanur, Poespoprodjo dan Nicholas Rescher secara garis besar jenis definisi dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Definisi Nominal Suatu jenis definisi yang baru sama sekali atau memberikan suatu arti baru pada kata yang sudah lama ada, dan definisi ini merupakan suatu cara untuk menjelaskan sesuatu dengan menguraikan arti katanya. Contoh : Madrasah adalah sekolah agama bagi orang muslim. Dalam Definisi Nominal dapat dinyatakan dalam 3 cara, yaitu : a. Definisi dapat diuraikan dari asal-usulnya (etimologi), contoh : Filsafat, yaitu dari Philos yang berarti pencinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan jadi arti Filsafat adalah Pencinta Kebijaksanaan b. Namun tidak semua bisa dilakukan dengan cara etimologi, maka supaya jelas definisi nominal ini harus dilengkapi keterangan tentang bagaimana definisi ini telah digunakan dalam masyarakat. c. Dapat dinyatakan di nyatakan dengan menggunakan sinonim 2. Definisi Riil Mendefinisikan kata yang sudah umum digunakan, biasanya yang terdapat dalam kamus bahasa. Definisi Riil dapat dibedakan dalam 4 jenis j enis definisi, yaitu : a. Definisi Hakiki, definisi yang sungguh-sungguh menyatakan hakekat sesuatu, atau suatu pengertian yang abstrak yang hanya mengandung unsur pokok yang sungguh-sungguh sungguh-sungguh perlu untuk
Diksi dan Definisi
Halaman 17
Bahasa Indonesia memahami suatu golongan yang tertentu dan untuk membedakannya dari semua golongan yang lain, sehingga sifat golongan itu tidak termasuk dalam hakekat sesuatu itu. Contoh : Burung Merpati dan Burung Layang dapat dibedakan b. Definisi Deskriptif, definisi def inisi ini menggunakan ciri khas asesuatu ase suatu yang akan didefinisikan. Ciri khas adalah ciri yang selalu dan tetap terdapat pada setiap benda yang tertentu, contoh : cinta kasih itu sabar, cinta kasih itu murah hati, tidak memegahkan diri, tidak angkuh, tidak lekas marah, tidak mementingkan diri sendiri, suka akan kebenaran. c. Definisi Final atau definisi yang menunjukkan maksud dan tujuan sesuatu, contoh : arloji adalah suatu alat untuk menunjukkan waktu yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat dimasukkan dalam saku atau diikat di lengan. d. Definisi Kausalitas, yaitu definisi yang menunjukkan sebab akibat, contoh : gerhana bulan terjadi karena bumi berada diantara bulan dan matahari.
Diksi dan Definisi
Halaman 18
Bahasa Indonesia BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan. Diksi dalam kal imat adalah pilihan kata yang tepat untuk ditempatkan dalam kalimat sesuai makna, kesesuaian, kesopanan, dan bisa mewakili maksud atau gagasan. Definisi adalah suatu pernyataan yang memberikan arti pada sebuah kata atau frase.
3.2 Saran
Dari penjelasan diatas ada saran yang ingin kami sampaikan, sebagai generasi penerus bangsa yang turut menyumbang dalam pembangunan bangsa, sebaiknya kita memperhatikan dengan seksama masalah diksi dan definisi, karena pengunaan kata yang baik dapat mempermudah kita menyampaikan tujuan yang kita maksud dan juga agar dapat lebih mudah dipahami.
Diksi dan Definisi
Amin…
Halaman 19
Bahasa Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Hs, Widiono. 2005. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Di Peruruan Tinggi). Tinggi). Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana. Lanur, Alex. 1998. Logika 1998. Logika Selayang Pandang Pandang . Yogyakarta: Kanisius. Mundiri. 1994. LOGIKA 1994. LOGIKA.. Jakarta: Rajawali Press. W. Poespoprodjo, EK T Gilarso. 1999. Logika Ilmu Menalar : Dasar-dasar Berpikir Berpiki r Tertib, Logis, Kritis, Analitis, Dialektis. Dialektis. Bandung: Pustaka Grafika.
Diksi dan Definisi
Halaman 20