BAB I PENDAHULUAN A. Latar Latar Belak Belakang ang BTLS didirikan dengan latar belakang masih tingginya tingkat kematian dan kecacatan akibat kegawatdaruratan kegawatdaruratan (Emergency Case) pada kejadian kecelakaan kecelakaan transportasi, industri, rumah tangga, gejolak sosial (terorisme, konik masyarakat, kejahatan dan kekerasan) kekerasan) dan bencana yang tidak henti!hentinya melanda negeri ini" Selain itu kegawatdaruratan medis seperti penyakit kardio#askular, jantung, hipertensi dan stroke masih menduduki peringkat lima besar penyebab kematian di $ndonesia" %enyebab %enyebab tingginya angka kematian dan kecacatan akibat kegawatdaruratan medis tersebut adalah tingkat keparahan, kurang memadainya peralatan, sistem yang belum memadai dan pengetahuan penanganan penderita gawat darurat yang kurang mumpuni" %engetahuan penanggulangan penderita gawat darurat memegang porsi besar dalam menentukan keberhasilan pertolongan" %ada banyak kejadian banyak penderita gawat darurat yang justru meninggal dunia atau mengalami kecacatan yang diakibatkan oleh kesalahan dalam melakukan pertolongan" B. Rumusa Rumusan n Masalah Masalah 1. &pa %engertian BTLS' 2. &pa %engertian Trauma' 3. &pa Saja %engkajian %engkajian &wal dan %enatalaksanaan BTLS' 4. &pa Saja %engkajian dan %enatalaksanaan Trauma yang Terjadi' 5. &pa Saja %engkajian dan %enatalaksanaan Trauma Lanjutan' . &pa Saja pada Trauma ultiple' !. "u#uan Penul$san Penul$san 1. ntuk engetahui %engertian BTLS 2. ntuk engetahui %engertian Trauma 3. ntuk engetahui %engkajian &wal dan %enatalaksanaan BTLS 4. ntuk engetahui %engkajian dan %enatalaksanaan Trauma yang Terjadi Terjadi 5. ntuk engetahui %engkajian %engkajian dan %enatalaksanaan %enatalaksanaan Trauma Lanjutan . ntuk engetahui *omplikasi pada Trauma ultiple +
BAB II %&N'EP DA'AR A. Bas$( "rauma L$)e 'u*+rt ,B"L'BTLS (Basic Trauma Lie Suport) adalah bagian awal dari &TLS (&d#anced Trauma Trauma Lie Suport"%ada BTLS, dokter atau tenaga kesehatan lainnya tidak diminta untuk memberikan memberikan tatalaksana sesuai diagnosis de-nitinya tapi hanya memberikan kesempatan kesempatan bagi pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan nantinya" $ntinya pada tahap ini, dokter atau pelayan kesehatan lainnya hanya diminta membantu pasien untuk tetap hidup atau membuat reaksi kimia C./+01. 2 .10 !!!3 .C10 2 ./01 tetap berlangsung" 4alam menangani trauma pada dasarnya kita punya prioritas sbb 5 +" Breath Breath (traum (trauma a yang yang berhubung berhubungan an dengan dengan organ organ sistem sistem penaasan) 0" Blood (trauma (trauma yang berhubung berhubungan an dengan organ organ sirkulasi sirkulasi darah) darah) 6" Brain Brain (trauma (trauma yang berhubunga berhubungan n dengan kepala kepala dan otak) otak) 7" Bowel Bowel (trauma (trauma yang berhubung berhubungan an dengan organ organ tracktus tracktus digesti#us) 8" Bleder Bleder (trauma (trauma yang berhubungan berhubungan dengan organ organ urogenetal urogenetalis) is) ." Bone (traum (trauma a yang berhubung berhubungan an dengan tulang tulang dan jaringan jaringan penyangganya) Sebagai contoh bila kita menemukan kasus multi trauma, misalnya korban dengan penurunan kesadaran dan patah tulang, setelah kita lakukan triage, initial assessment maka prioritas berikutnya adalah masalah gangguan kesadarannya yang harus diselesaikan baru dilanjutkan dengan patah tulang" /al dilakukan adalah Pr$mar 'ur/e" 4i sini dokter diminta menilai secermat mungkin hal apa yang mengancam nyawa pasien" Beberapa nemonic yang sering membantu antara lain5
1. A$r0a A$r0a 0$th 0$th (s*$ne (s*$ne (+nt+l. (+nt+l.
0
Sistem pernaasan termasuk permasalahan permasalahan yang sangat #ital dalam masalah penanganan trauma, airway ataupun breathing sangat berhubungan, dengan masalah sirkulasi oksigen ke jaringan, ano9ia otak akan menyebabkan gangguan #italitas otak ataupun jaringan" Trauma Trauma pada yang berhubungan dengan sistem pernaasan pernaasan merupakan pembunuh utama yang banyak membuat korban meninggal" ati biologis dimana terjadi gangguan sirkulasi s irkulasi .!: menit akan menyebabkan korban irre#ersible irre#ersible untuk dilakukan resusitasi" Secara statistic table dibawah menunjukkan besarnya jumlah korban tertolong bila kita melakukan resusitasi secepatnya 5 Tabel 1. enit *eterlambatan *emungkinan *eberhasilan + menit ;: dari +<< korban 7 menit 8< dari +<< korban +< menit + dari +<< korban *ematian *ematian karena trauma organ!organ pernaasan umumnya diketahui dengan adanya rasa nyeri dan=atau kecemasan disertai tanda awal yang sering samar yaitu Takipnea" Takipnea" 1leh karena itu sangat penting menilai dengan cermat adanya gangguan pada system pernaasan" %enderita %enderita yang mengalami gangguan kesadaran baik disebabkan karena trauma kepala, kepala, karena alcohol ataupun obat!obatan obat!oba tan serta narkoba, trauma thoraks hamper selalu mengalami gangguan pernaasan" 1leh karena itu tindakan intubasi selalu menjadi kemungkinan untuk dilakukan" Tindakan intubasi dimaksudkan untuk 5 a" b" c" d"
emb embuk uka a airw airway ay ember emberik ikan an oksig oksigena enasi si enu enunj njang ang #en #enti tila lasi si enc enceg egah ah aspi aspira rasi si /al pertama yang harus diperiksa dalam penyelamatan seorang
pasien" %elayan kesehatan diharapkan bisa memberikan distribusi oksigen dalam kurang waktu :!+< menit" Assessmentnya : 6
*alau pasien sadar, dia mampu berbicara dengan jelas tanpa suara tambahan" $ni berarti laringnya mampu dilewati udara yang artinya
airway is clear . Terdapat Terdapat pengecualian untuk pasien luka bakar" bakar" *alau kita temukan jejas kehitaman pada lubang hidung pasien atau lendir kehitaman yang keluar dari hidung pasien itu mungkin disebabkan sudah terjadinya inamasi pada saluran pernapasan akibat inhalasi udara bersuhu tinggi" %asien tidak langsung menunjukan gejala obstruksi saluran naas segera" *alau pasien tidak sadar maka segera lakukan penilaian Look ! Listen ! >eel" Lihat gelisah atau tidak, gerakan dinding dada, dengarkan ada atau tidak suara naas, rasakan hembusan naas pasien dari pipi dalam satu waktu" *alau terjadi obstruksi total maka akan timbul apnea biasanya disebabkan obstruksi akibat benda asing" Tindakan yang dapat dilakukan antara lain memberikan penekanan penekanan pada dinding abdomen melalui manu#er /eilmicth atau anu#er &bdominal Trust" Trust" *alau untuk anak kecil bisa dibantu dengan membalik posisi anak secara #ertikal agar mempermudah keluarnya keluarnya benda asing" a sing" Tindakan yang disebutkan diatas dilakukan pada pasien sadar" Sementara Sementara pada pasien tidak sadar yang bisa dilakukan antara lain 5 -nger sweep, abdominal trust, dan instrumental"
7
*alau terjadi obstruksi parsial maka pasien akan menunjukan tanda bunyi naas tambahan" Beberapa bunyi naas itu antara lain5 a" ?urgling ?urgling (kumur (kumur!kum !kumur) ur) @ obstruksi akibat akibat adanya air dalam saluran naas" %enanganannya melalui melalui suction" Terdapat Terdapat dua jenis suction yakni, yang elastic dan yang rigid" %ilih saction yang rigid karena lebih mudah diarahkan" Aangan melakukan melakukan tindakan yang berlebihan di daerah laring sehingga tidak timbul #agal reeks"
b" Stridor Stridor (crowing (crowing)) @ obstruksi karena karena benda padat padat dan terjadi terjadi pada T" %enanganan pertama nya dengan penggunaan endotracheal tube (ETT)
c" Snorg Snorg (mengoro (mengorok) k) @ biasa nya obstruksi obstruksi kare karenan nan lidah terlip terlipat at dan pasien dalam keadaan tidak sadar" %enangannya %enangannya yang pertama dengan membuka mulut pasien dengan jalan chin lit atau jaw trust" *emudian diikuti dengan membersihkan jalan naas melalui -nger sweep (cara ini tidak amam karena memungkinkan trauma mekanik pada jari dokter) atau melalui bantuan instrumen"
8
Tidakan berikutnya dengan pemasangan oropharingeal tube (untuk pasien tidak sadar) atau nasopharyngeal tube untuk pasien sadar" Sebagai tambahan ino, bahwa pada oropharingeal tube terdapat tiga jenis ukuran sehingga sebelum memasangnya dokter harus menentukan ukuran yang sesuai" Cara mudahnya dengan menyamakan ukuran dengan panjang dari lubang telinga ke sudut mulit atau panjang dari sudut telinga ke lubang hidung, Begitu pula dengan pemasangan nasopharingeal tube"
C!spine kontrol mutlak harus dilakukan terutama pada pasien yang mengalami trauma basis crania (Suatu raktur linear yang terjadi pada dasar tulang tengkorak yang tebal" >raktur ini seringkali disertai dengan robekan pada 4uramater)" Cirinya adalah keluar darah atau cairan bercampur darah dari hidung atau telinga" C! spine kontrol dilakukan dengan indikasi5 a" b" c" d"
ultiple trauma Terdapat jejas di daerah ser#iks ke atas %enurunan kesadaran" Aika semuanya gagal, maka terapi bedah menjadi pilihan terakhir" %ada penderita trauma terutama bila mengalami cedera kepala
maka oksigenasi dan mencegah hiperkarbia merupakan hal yang kritis dalam pengelolaan penderita trauma" a" Trauma aksilo >asial &dalah sebagai salah satu daerah yang dilewati saluran pernaasan termasuk daerah yang sering mengalami trauma, .
mulai dari wajah yang terdapat hidung, nasoaring dan oroaring, trauma didaerah wajah sering menyebabkan sekresi yang berlebihan sehingga penting untuk melindungi jalan naas agar tidak tersumbat oleh secret ataupun darah yang keluar dari rongga mulut" b" Trauma leher Baik tajam ataupun tumpul sangat beresiko untuk terjadi sumbatan jalan naas baik yang partial ataupun total, tindakan untuk menyelamatkan jalan naas dari sumbatan secret ataupun perubahan bentuk dari laring ataupun trachea akan membutuhkan tindakan yang sangat urgent untuk dilakukan" *emungkinan tindakan intubasi endotraheal atau traheotomi baik dengan canula ataupun yang sederhana dengan jarum merupakan alternati#e untuk segera menolong saluran naas agar tetap terbuka dan dapat dialiri oleh oksigen" %enting diingat bahwa adanya cedera didaerah leher perlu diperhatikan kemungkinan terjadi cedera #ertebrae cer#ical ataupun sara #er#ical, sehingga dalam pengelolaan leher perlu diperhatikan bahwa 5 +) %enderita dengan penurunan kesadaran 0) Trauma leher 6) ?angguan pernaasan 7) Cedera=luka didaerah kepala sampai pundak /arus dianggap ada cedera #ertebrae cer#ical sampai dibuktikan tidak ada gangguan pada #ertebrae cer#ical, dengan demikian semua pertolongan pada keadaan diatas harus dilakukan imobilisasi baik dengan peralatan cer#ical collar ataupun hanya dngan -ksasi yang sederhana" c" Trauma thoraks Trauma terjadi dapat berupa trauma tumpul ataupun trauma tajam" ?angguan yang sering terjadi akibat trauma thoraks yang tersering adalah pnemothoraks terbuka, Tension pnemothoraks,
D
/ematopnemothorak9, >lail chest dan kontusio paru" Sedangkan penyebab kematian terbanyak adalah %nemothoraks, /aematothoraks dan kontusio paru" &ngka kematian adalah +< dan umumnya meninggal setelah sampai dirumah sakit akibat ketidakmampuan dalam melakukan pertolongan yang benar, +< trauma thoraks tumpul membutuhkan open thorakotomi dan +
T&& T/1&*S yang mengancam nyawa 5 (%rimary Sur#ey $) +) 1bstruksi airway ditemukan saat memeriksa &5 &irway 0) 1pen pneumotoraks, Tension pneumotoraks, >lail Chest 2 kontusio paru dan masih haematothoraks diketemukan pada waktu melihat B5 Breathing 6) Tamponade jantung ditemukan pada waktu memeriksa cirkulasi a) 1bstruksi jalan naas 5 aniestasi yang sering nampak adalah sesak!stridor! serak, bila didapatkan gejala tersebut diatas maka perlu kewaspadaan yang tinggi atas kemungkinan adanya sumbatan jalan naas" Tindakan untuk membebaskan jalan naas mulai dari yang sederhana seperti Chin lift, Jaw thrust, Orofaringeal Airway, Nasopharingeal Airway sampai tindakan intubasi segera harus dilakukan, demikian needle tracheotomy atau pemasanagn canula tracheostomy adalah tindakan yang tidak boleh dilakukan dengan ragu!ragu" b) 1pen pnemotoraks, tension pnemothoraks, kontusio paru dengan ail chest, haemotothoraks5Tindakan setelah melakukan pembebasan jalan naas 5 & dilanjutkan dengan memberikan pernaasan 5 B dan circulasi 5 C, maka harus segera dipikirkan untuk %nemothoraks adalah mengeluarkan udara dari ca#um thoraks dengan cara needle thoracotomy sampai de-niti#e chest tube FGS4H, pemberian cairan lewat transuse set dan segera menyediakan darah adalah tindakan untuk haematothoraks, pemberian analgetik yang kuat serta -ksasi dinding dada serta bantuan pada paru melalui begging agar dapat beungsi dan menyerap oksigen atau mengistirahatkan paru dengan mengambil alih ungsinya ;
dengan mesin #entilator, melakukan pericardiosintesis pada lamponade jantung harus dengan cekatan dapat dilakukan agar ancaman nyawa terhadap penderitan segara dapat diatasi" c) Trauma Thoraks" /al yang penting diperhatikan pada keadaan akibat trauma thoraks adalah pnemothoraks dari yang sederhana sampai dengan tension pneomothoraks dari klinis berupa inspeksi terlihat ekspansi yang tidak simetris antara dada kiri dan kanan, auskultasi didapatkan suara naas yang menurun dan perkusi hypersonor hingga munculnya gejala tension pnemothoraks berupa trakea terdoron #ena leher distensi dan syok" %erlu diingat bahwa kematian penderita dapat terjadi •
saat!saat pertama (early death) salah satunya disebabkan oleh karena pnemothoraks, maka sangat penting untuk dapat mendiagnosa dengan cepat secara klinis untuk dapat mengidarkan hilangnya •
nyawa penderita" Secara klinis mendiagnosa pnemothoraks tidaklah sukar asal dapat memeriksa dengan teliti, cermat dan tidak diperlukan pemeriksaan penunjang oto
•
radiology 4iagnosis tension pnemothorak9 ditegakkan berdasarkan gejala klinis, dan terapi tidak boleh
•
terlambat oleh karena menunggu kon-rmasi radiology Tindakan yang harus dilakukan adalah mengeluarkan udara dari ca#um thoraks agar udara tidak mendorong
•
jantung dan mengakibatkan terpelintirnya jantung" Tindakan yang paling sederhana untuk mengeluarkan udara adalah dengan jarumno +7 tusukan kesisi dada yang mengalami pnemothoraks pada sela iga $$ dan $$$
+<
mid cla#icula (sebaiknya menusuk diatas iga ke $$$ jangan dibawah iga $$ karena disana terdapat &, I, J intercostalis), setelah udara keluar maka jarum dicabut karena penanganan ini hanya sementara (bukan de-niti#e treatment) untuk mengeluarkan •
udara dari ca#um thoraks agar tidak menekan jantung" %ada dinding dada yang terbuka akibat trauma tajam, maka lubang yang ada dapat ditutup dengan plastic yang diplester pada tiga sisinya sehingga udara dari luar tak dapat masuk tapi udara dalam dapat keluar, keadaan ini akan memperbaiki tekanan didalam
•
ca#um thoraks (tekanan negati#e)" %emasangan GS4 adalah tindakan de-niti#e yang dapat dilakukan oleh dokter, sehingga setelah penderita sampai dirumah sakit dapat segera dilakukan pemasangan GS4 sebagai tindakan de-niti#e"
%enanganan trauma yang berhubungan dengan traktus respiratorius perlu dilakukan dengan segera agar sirkulasi oksigen tidak terlambat sampai di otak dan jantung, namun tetap harus dilakukan dengan teliti dan hati!hati" %enting diingat bahwa menangani kegawat daruratan memang harus segera namun demikian tindakan yang kita lakukan bukan harus terburu!buru, dengan kata lain jangan sampai tindakan yang kita lakukan justru membuat keadaan sipenderita jadi lagi buruh “DO NO A!"# 0" Breath$ng an ent$lat$+n Lihat keadaan torak pasien, ada atau tidak cyanosis, dan kalau pasien sadar maka pasien mampu berbicara dalam satu kalimat panjang" *eadaan dada pasien yang mengembung apalagi tidak simetris mungkin disebabkan pneuomotorak atau pleurahemorage" ntuk membedakannya dilakukan perkusi di daerah paru" Suara paru ++
yang hipersonor disebabkan oleh pneumotorak sementara pada pleurahemorage suara paru menjadi redup" %enanganan pneumotorak ini antara lain dengan menusukan needle +7 ? di daerah yang hipersonor atau pengguanan chest tube"
Ji$a ter%apat henti napas : /al yang dapat dilakukan antara lain Resus$tas$ Paru, bisa dilakukan melalui5 a" outhto mouth b" outh to mask c" Bagto mask (&mbu bag)" Aika menggunakan #entilator oksigen dapat diberikan melalui 5 a" *anul" %emberian 1ksigen melaui kanul hanya mampu memberikan oksigen 07!77 " Sementara saturasi oksigen bebas sebesar 0+ " b" >ace mask= rebreathing mask" Saturasi oksigen melalui ace mask hanya sebesar 68!.<" c" Jon!rebreathing mask" %emberian oksigen melalui non!rebreathing mask inilah pilihan utama pada pasien cyanosis" *onsentrasi oksigen yang diantarkannya sebesar :
6" !$r(ulat$+n an haem+rage (+ntr+l Assessment: %ertama kali yang harus diperhatikan adalah kemungkinan pasien mengalami shock" Jilai sirkulasi pasien dengan melihat tanda!tanda perusi darah yang turun seperti keadaan pucat, akral dingin, nadi lemah atau tidak teraba" Shock yang tersering dialami pasien trauma adalah shock hemoragik" Aadi dalam penatalaksanaannya yang pertama adalah tangani status cairan pasien dan cari sumber perdarahan, kemudian atasi perdarahan" Berikan cairan intra#ena kemudian tutup luka dengan kain kassa, immobilisasi" %emberian cairan intra#ena harus pada suhu yang hangat agar tidak memperberat kondisi pasien (pemasukan cairan yang memiliki suhu lebih rendah daripada suhu tubuh menyebabkan #asokontriksi sehingga nantinya menurunkan perusi)" Status hidrasi pasien juga harus diukur melalui output cairannnya sehingga sering diikuti dengan pemasangan kateter" Jamun pemasangan kateter dikontraindikasikan pada pasien yang mengalami ruptur uteri" Cirinya terdapat lebam pada perineal atau skrotum" Luka pasien trauma yang sering menimbulkan keadaan shock antara lain luka pada abdomen, pel#is, tulang panjang, serta perdarahan torak yang massi#e" *alau terjadi henti jantung maka lakukan massasse jantung"
4. D$sa$l$t +6
%ada tahap ini dokter diharapkan menilai keadaan neurologic pasien" Status neurologic yang dinilai melalui ?CS (?lasgow Coma Scale) dan keadaan pupil serta kecepatannya" /al yang dinilai dari ?CS antara lain (E!I!) Tabel &. JenisPemeriksaan Respon Buka Mata (E)
Respon !er"al (!)
Eespon Motorik (M)
Nila Spontan Terhadap suara Tehadap nyeri Tidak ada Berorientasi "aik Ber"i$ara n%a$au ("in%un%) &ata'kata tidak teratur Suara tidak elas Tidak ada respon kut perintah Melokalisir nyeri +leksi normal (tarik an%%ota "adan yan% diran%san%) +leksi a"normal (,ekortikasi) Ekstensi a"normal (,eser"rasi) Tidak ada respon (+lasid)
i 4 3 2 # 4 3 2 * # 4 3 2
*esadaran baik 3+6, sedang ;!+0, Buruk =koma K: espon pupil dinilai pada kedua mata" Aika terdapat lateralisasi maka kemungkinan terdapat cedera kepala yang ipsilateral" Aika respon pupil lambat maka kemungkinan terdapat cedera kepala" Tabel '. -kuran Pupil ,ilatasi -nilateral
Reaksi .ahaya /am"at atau Ne%ati0
nterpretasi Paresis N aki"at kompresi
/am"at atau Ne%ati0
sekunder hernias tentorial Per0usi otak tidak $ukup
,iltasi -nilateralatau E1ual
Reaksi Menyilan% (Mar$us
Paresis N Bilateral .edera N ptikus
&ontriksi Bilateral
unn) Sulit ,ilihat
"at (piat)
,ilatasi Bilateral
En$e0alopati meta"oli$ +7
&ontriksi -nilateral
Positi0
/esi pons .edera sara0 simpatik mis $edera sarun% $arotis
8" E*+sure an En/$r+ment Buka pakaian pasien untuk mengeksplorasi tubuh pasien untuk melihat kemungkinan adanya multiple trauma" *emudian selimuti pasien agar mencegah hipothermi" Setelah semua dilakukan dan keadaan pasien menjadi stabil lakukan kembali 'e(+nar 'ur/e%elayan *esehatan diharapkan memeriksan kembali dari awal, anamnesis riwayat pasien, lakukan pemeriksaan neurologi yang komplit (tes reeks, CT!scan, $), dan membuat diagnosis spesi-k, dan lainnya"
B. "rauma Trauma adalah penyebab kematian utama pada manusia antara usia + dan 77 tahun"pada kelompok usia yang lebih tua, penyebab kematian ini hanya di lampaui oleh kanker dan kardio#askular" Bagaimana pun kerugian akibat trauma dalam hal kehilangan kesempatan hidup produkti, melebihi kerugian yang ditimbulkan oleh kanker dan penyakit kardio#askular" Sebagai penyebab utama kematian dan kecacatan, trauma telah menjadi masalah kesehatan dan social yang signi-kan" *emajuan dalam bidang perawatan pasien trauma telah dicapai dalam beberapa dekade terakhir" %engembangan pusat!pusat pelayanan trauma telah menurunkan mortalitas dan morbiditas diantara korban kecelakaan" %erawatan dan sarana angkutan prarumah sakit yang semakin baik telah menyebabkan kenaikan jumlah korban kecelakaan dengan keadaan kritis sampai ke rumah sakit dalam keadaan hidup" &kibatnya, pasien yang tiba di unit perawatan kritis cenderung mengalami cedera serius yang menlibatkan banyak organ, dan mereka sering kali membutuhkan asuhan keperawatan yang ekstensi dan kompleks" C" Pengka#$an A0al an Penatalaksanaan A0al
+8
1rang yang mengalami cedera barat harus dikaji dengan cepat dan e-sien" *riteria dan protokol untuk memudahkan pengkajian awal, inter#ensi, dan triage untuk korban trauma telah dikembangkan oleh F Ameri(an (ollege of surgeons, (ommittee on traumaH" +" Prarumah 'ak$t %enatalaksanaan awal sering kali menentukan hasil akhir" >ase ini dimulai pada tempat kecelakaan dengan pengkajian cepat terhadap cedera!cedera yang mengancam keselamatan jiwa" Setelah jalan naas dipastikan, kemudian pernaasan dan sirkulasi die#aluasi dan didukung" esusitasi sirkulasi awal termasuk kontrol terhadap hemoragi eksternal, melakukan terapi cairan intra#ena, dan adakalanya pemasangan pneumati( antisho($ garment (%&S?)" %otensi terhadap raktur juga harus diimobilisasi sebelum dipindahkan" 0" Rumah 'ak$t %engkajian dan perawatan yang dilakukan setibanya di rumah sakit dibagi ke dalam empat ase 5 e#aluasi primer, resusiitasi, pengkajian skunder, dan perawatan de-niti#e" a" E/aluas$ Pr$mer Seperti halnya pada pengkajian prarumah sakit, e#aluasi primer mendeteksi masalah!masalah jalan naas, pernaasan, dan sirkulasi, dan menentukan kemungkinan ancaman terhadap jiwa dan anggota badan" $normasi tentang mekanisme terjadinya cedera dan gambaran tentang keadaan kecelakaan (spt,stang roda mobil yang bengkok)akan memberikan petunjuk tentang kemungkinan terjadinya cedera serius" %emeriksaan neurologic yang seksama juga dilakukan" b" Resus$tas$ esusitasi seringkali mulai dilaksanakan selama e#aluasi primer dan mencakup tindakan terhadap kondisi!kondisi yang mengancam keselamatan jiwa" %asien dapat memerlukan intubasi endotrakeal, pemberian oksigen, terapi cairan intra#ena, dan kontrol terhadap hemoragi" *ondisi!kondisi yang mengancam keselamatan jiwa, misalnya tension, pneumotoraks terbuka, hemotoraks masi, dan
+.
tamponade jantung, diatasi dengan cepat kecuali adanya kontraindikasi, kateter urin dan selang nasogastrik dipasang" c" Pengka#$an sekuner &pabila kondisi pasien sudah berhasil distabilkn, riwayat kesehatan yang lengkap, termasuk inormasi tentang mekanisme terjadinya cedera, harus diperoleh dan pemeriksaan -sik secara menyeluruh harus dilakukan" %emeriksaan dapat mencakup elektrokardiogram (EC?), berbagai uji laboratorium, dan pemeriksaan radiologic jika diduga adanya cedera abdomen, maka la#age peritoneal diagnostic (4%L) juga diperlukan dilakukan" 3. P+la*+la (eera $normasi tentang pola atau mekanisme terjadinya cedera sering kali akan sangat membantu dalam mendiagnosa kemungkinan gangguan yang diakibatkan" Trauma tumpul terjadi pada kecelakaan kenderaan bermotor (**B) dan jatuh, sedangkan trauma tusuk (penetrasi) seringkali di akibatkan oleh luka tembak, atau luka tikam" mumnya, makin besar kecepatan yang tetrlibat di dalam suatu kecelakaan, akan makin besar cedera yang terjadi (mis,**B kecepatan tinggi, peluru dengan kecepatan tinggi, jatuh dari tempat yang sangat tinggi)" Trauma tumpulm pada kecelakaan kenderaan mobil, badan kenderaan memberikan sebagian perlindungan dan menyerap energi dari hasil benturan tabrakan" %engendara atau penumpang yang tidak menggunakan sabuk pengaman" Bagaimanapun akan terlempar dari mobil dan dampaknya mendapatkan cedera tambahan" %engendara sepeda motor mempunyai perlindungan yang minimal dan seringkali akan menderita cedera yang parah apabila terlempar dari motor" %erlambatan yang cepat selama **B atau jatuh dapat menyebabkan kekuatan yang terputus yang dapat merobek struktur tertentu" 1rgan!organ yang berdenyut seperti jantung dapat terlepas dari pembuluh besar yang menahannya" 4emikian juga, organ!organ abdomen (limpa, ginjal, usus) akan terlepas dari mensenteri" Tabel ).*rose%ur+prose%ur !a%iologi pa%a Trauma +D
%rosedur adiogra-
4ugaan Cedera
4ada
%neumotoraks /emothoraks >raktur iga *ontusio pulmonal Cedera trakeobronkial
%el#is Ekstremitas &ngiogram
Cedera pembuluh besar >raktur >raktur Cedera pembuluh besar Cedera ginjal Cedera #ascular pel#is
Tomogra- *omputer
Cedera #ascular ekstremitas 4era abdomen Cedera retroperitoneal Cedera ginja
Serangkaian gastrogra-n
>raktur pel#ic /ematoma atau laserasi
?$ bagian atas
4uodenal
Skan hepar=limpa radio!
Cedera seplenik
Juklida
Cedera /epatik
%ielogram intra#ena
Cedera ginjal
retrogram etrograd
Cedera uretra
Sistogram retrograde
Cedera kandung kemih
Tipe kedua trauma tumpul termasuk kompresi yang disebabkan oleh kekuatan tabrakan berat" %ada kasus demikian, jantung dapat tetrhimpit diantara sternum dan tulang belakang" /epar, limpa, dan pancreas juga sering tertekan terhadap tulang belakang" Cedera karena benturan seringkali menyebabkan kerusakan internal dengan sedikit tanda!tanda trauma eksternal"
+:
Tipe kerusakan pada kendraan seringkali memberikan petunjuk! petunjuk cedera spesi-k yang diderita pada **B" Stir atau kemudi kenderaan yang bengkok atau rusakmemperbesar dugaan akan kemungkinan cedera pada dada, iga, jantung, trakea, tulang belakang atau abdomen" Trauma kepala dan wajah, cedera tulang belakang ser#ikal, dan cedera trakeal sering berkaitan dengan kerusakan pada kaca depan mobil atau dashboard" Benturan lateral dapat menyebabkan patah iga, luka dada penetrasi akibat pegangan pintu atau jendela, cedera limpa atau hepar dan raktur pel#is"
4. La/age *er$+t+neal D$agn+st$k ,LPD Tujuan 5 untuk mendeteksi perdarahan intraperitoneal $ndikasi!indikasi 5 a" Cedera tumpul dengan abdominal b" %erubahan respons nyeri %enurunan 5 cedera kepala atau medula spinalis adanya alcohol dan obat!obatan" %eningkatan 5 raktur pel#ik, tulang belakang lumbar atau iga bawah" c" /ipo#olemia yang tidak dapat dijelaskan pada korban trauma multiple d" Trauma abdomen penetrasi (jika eksplorasi tidak dikasikan) *ontraindikasi 5 a" iwayat operasi abdomen multiple b" *ebutuhan laparotomi segera %rosedur 5 a" %asang kateter la#ege kedalam rongga peritoneal melalui insisi +!0 cm" b" Coba mengespirasi cairan peritoneal" c" $nus normal salin atau inger laktat dengan bantuan gaya gra#itasi" d" bah posisi pasien dari satu sisi kesisi yang (kecuali jika ada kontraindikasi)
+;
e" Beriakan cairan mengalir kembali kekantung dengan bantuan gaya gra#itasi" " *irim spesimen ke laboratorium" /asil!hasil positi 5 a" b" c" d"
+
yang lebih tinggi dari luka!luka tikaman" %eluru dapat menyebabkan luka di sekitar jaringan dan dapat terpecah atau merubah arah di dalam tubuh, mengakibatkan peningkatan cedera" %erdarahan internal, perorasi organ, dan raktur kesemuanya dapat disebabkan oleh cedera penetrasi" 4engan menggunakan keterampilan pengkajian yang baik dan kewaspadaan pada mekanisme terjadinya cedera, perawat unit keperawatan kritis dapat membantu dalam mengidenti-kasi cedera yang tidak didiagnosa di unit kegawatdaruratan"
5. Pera0atan e6n$t$/e eskipun perawatan de-niti dapat dimulai pada unit gawat darurat atau ruang operasi" %erawatan ini sebagian besar terdiri atas perawatan yang diberiakan pada unit rawat itensi, dan yang konstan adalah penting dalam memudahkan penatalaksanaan masalh!masalah yang ada" Elemen penting lainnya dari perawatan de-niti termasuk e#aluasi tanda!tanda serta gejala!gejala baru, penatalaksaan terhadap kondisi!kondisi medis yang sudah ada terlebih dahulu, identi-kasi cedera yang terlewatkan selama tindakan terhadap masalah!masalah yang mengancam jiwa"
0<
D. Pengka#$an an Penatalaksanaan "rauma ang "er#a$ 1. "rauma "+rak *urang lebih 08 dari kematian karena trauma adalah karena cedera torakik" Banyak cedera torakik yang secara potensial mengancam jiwa, misalnya tension atau pneumotoraks terbuka, hemotoraks massi, iga melayang (ail chest), dan mudah, seringkali tanpa operasi besar" Aika tidak ditangani, maka akan mengancam jiwa" 0" !eera *aa Paru an Iga a" Pneum+t+raks an Hem+t+raks Trauma tumpul dan penetrasi dapat menyebabkan pneumotoraks atau hemotoraks Seringkali, satu!satunya tindakan yang diperlukan adalah pemasangan selang dada" /emotoraks massi (3+"8<< ml pada awalnya atau 3+<
yang ade kuat" Aika status pernaasan terganggu atau diperlukan operasi untuk cidera terjadi, maka ada indikasi pemasang intibasi dan entilasi mekanis" ungking juga digunakan tekanan akhir ekspirasi positi (%EE%)" %ada kejadian yang langka, mungkin dilakukan stabilisasi operati dengan kawat dan staples" >raktur iga tidak pernah dibalut karena hal ini nantinya hanya akan mengutangi pul monal" >raktur iga sering berkaitan dengan nyeri yang hebat" Control nyeri yang ade kuat dapat meningkatkan ekspansi paru tanpa memerlukan #entilasi mekanis jangka panjang" Sering diberikan analgesi parenteral, intramuscular, atau analgesia yang dikontrol pasien" &nalgetik sistemik, bagaimanapun tidak cukup kuat untuk menghilangkan nyeri iga melayang, sehingga membutuhkan metode lain untuk menghilangkan nyeri seperti blok interkosta atau analgesia epidural" &suhan keperawatan pada pasiaen denga iga melayang ditujukan pada pengkajian dan pengontrolan nyeri, disertai dengan peningkatan oksigenasi dan pertukaran gas yang ade kuat" /ipo#entilasi" &kibat nyeri meningkatkan resiko terhadap komplikasi pernaasan, termasuk atelektasis dan peneumonia" Berbagai inter#ensi untuk memperbaiki ungsi pernaasan dapat dilaksanakan termasuk batuk dan panas dalam, spirometrik, drainase dan chapping, mukolitik, bronkodilator, pernaasan tekanan positi intermiten (%T%$)" Suksionendotrakeal dan nasotrakeal, bronkoskopi terapeutik" Serangkain pengkajian pulmonal, termasuk sinar!9 dada, gas!gas aterial darah, pemeriksaan -sik, dan kadang!kadang pemantauan dengan oksimetrik adalh penting"
Tabel . %rosedur!prosedur antara *ontusio %ulmonal dan &4S *ontusio %ulmonal
&4S 00
&witan gagal pernapasan
&witan gagal pernapasan
bertahap %erubahan!perubahan gambaran
mendadak %erubahan!perubahan gambaran
radiogra- dapat segera terlihat
radiogra- sering kali tertunda 0!6
$n-ltrate setempat
hari setelah timbul gejala!gejala $n-ltrate menyebar
4apat mengarah pada
4apat mengaah pada -brosis
terbentuknya rongga dan abses
pulomanal kronis
(. %+ntus$+ Pulm+nal *ontusio %ulmonal adalah memar pada parenkim paru, seringkali akibat trauma tumpul" ?angguan ini dapat tidak terdiagnosa pada oto dada awal5 bagaimanapun adanya raktur iga atau iga melayang harus mengarah pada dugaan kemungkinanadanya kontusio pulmonal" *ontusio pulmonal terjadi bila perlambatan cepat memecahkan dinding sel kapiler, menyebabkan hemoragi dan ekstra#asasi plasma dan protein ke dalam al#eolar dan spasium interstisial" Tanda!tanda dan gejala!gejalanya termasuk dispnea, rales, hemoptitis, dan takipnea" %asien dengan kontusio ringan memerlukan pengamanan ketat" %erlu sering dilakukan pengukuran gas darah arterial (?4&) atau oksimetri nadi" $nter#ensi keperawatan tambahan termasuk pengkajian pernapasan yang kerap, perawatan pulmonal, dan kontrol nyeri" . !eera "rake+r+nk$al Cedera pada trakea atau bronki dapat disebabkan oleh trauma tumpul atau penetrasi dan seringkali disertai dengan kerusakan pada esophagus dan #ascular" Cedera trakeobronkial yang parah mempunyai angka kematian yang tinggi, bagaimanapun dengan bertambah baiknya perawatan dan transportasi prarumah sakit akhir!akhir ini, maka makin banyak pasien ini yang bertahan hidup"
06
Cedera jalan udara seringkali tidak tersamar" Tanda!tandanya termasuk dispnea (ada kalanya satu!satunya tanda), hemoptisis, batuk, dan em-sema subkutan" %erbaikan operasi dengan #entilasi mekanis pascaoperasi melalui selang endotrakeal atau trakeostomi akan diperlukan" &suhan keperawatan melibatkan pengkajian terhadap oksigenisasidan pertukaran gas, disertai dengan perawatan pulmonalyang tepat" %neumonia adalah komplikasi jangka pendek, sedangkan stenosis trakeal dapat terjadi kemudian" 3. !eera Paa 7antung a. %+ntus$+ M$+kar$al emar pada miokardium kebanyakan disebabkan oleh benturan dada pada batang stir atau dashboard selama **B" ?ejala!gejala kontusio jantung ber#ariasi dari tidak ada gejala (umum) sampai pada gagal jantung kongesti yang berat dan syok kardiogenik" Setelah trauma, keluhan!keluhan tentang nyeri dada harus die#aluasi dengan cermat" Secara histology, kontusio jantung mirip dengan inark miokardial" 4iagnosa bias sulit ditegakkan" ntuk menegakkannya dilakukan serangkaian pemeriksaan E*? dan serangkaian pengukuran keratin kinaseinsoenMim miokardial" Nang lebih umum dari kontusio miokardial yang sudah dipastikan adalah cedera tipe FkonkusioH (gegar) yang dapat pulih" Tanda!tanda dan gejala!gejala yang bersiat temporer (mis takikardia, kontraks premature) akan terlihat tanpa adanya perubahan dalam insoenMim" anakala kontusi sudah dipastikan, maka tindakan yang dilakukan serupa dengan untuk inark miokardial akut" . !eera *enetras$ Cedera penetrasi pada jantung mengakibatkan kematian korban prarumah sakit sekitar .< sampai ;< dari kasus" %ada +< sisanya, hemoragi dan syok adalah yang umum terlihat" Luka tikam kecil yang mengenai #entrikel ada kalanya menutup sendiri karena tebalnya muskulatur #entrikuler" 07
Setelah operasi perbaikan, kateter arteri pulmonal (Swan!?anM) dan selang arterial dipasang unutk memudahkan pemantauan hemodinamik dengan cermat" %ada peristiwa transusi multipel, risiko terhadap &4S dan koagulasi intra#ascular diseminata makin tinggi (Tabel 77!7)" /ipotensi berkepanjangan meningkatkan kemungkinan terjadinya gagal renal" Tabel -. *omplikasi yang Berhubungan dengan Transusi 4arah ultipel &4S *oagulopati *$4 /ipokalemia atau /iperkalemia /ipokalsemia etabolik asidosis /ipotermia *elebihan #olume eaksi Transusi %enularan ineksi Cedera pada %embuluh 4arah Besar
(. "am*+nae Tamponade jantung dapat terjadi akibat trauma penetrasi maupun trauma tumpul" Tanda!tanda awal dapat mencakup penurunan tekanan darah, peningkatan tekanan #ena sentral sebagaimana yang ditunjukan oleh distensi #ena leher, dan bunyi muOe pada jantung" &suhan keperawatan pasca pembedahan mirip dengan tindakan cedera penetrasi jantung Sebagian besar pasien dengan transeksi atau robekan pada aorta mengalami pengeluaran darah sebelum sampai dirumah sakit" Tempat yang paling umum terjadinya cedera adalah dekat
08
ligamentum arteriosum" *ematian mendadak dapat dihindari jika hemoragi benda didalam ad#entisia aortic" F&neurisma palsuH ini dapat pecah setiap saat, sehingga memerlukan diagnosa dan tindakan yang cepat *ecurigaan akan cedera pada aorta atau pembuluh darah lainnya meningkat dengan adanya raktur iga pertama dan kedua atau hemotoraks masi sebelah kiri" Tanda!tanda diagnostik tambahan, meskipun tidak selalu ada, termasuk hipertensi ekstremitas atas dengan penurunan nadi ekstremitas bawah" Cedera pada subkla#ia atau arteri innominata dapat menyebabkan penurunan nadi pada ekstremitas atas" *omplikasi!komplikasi serius termasuk gagal ginjal karena iskemia, disertai dengan &4S dan *$4 karena transuse multipel" %ada kasus yang langka, perbaikan atau pengkleman silang aorta totatik asending dapat menyebabkan iskemia medula spinalis, mengakibatkan paralysis pemanen dari ekstremitas bawah" 4. "rauma A+men ongga abdomen memuat baik organ!organ yang padat maupun yang berongga" Trauma tumpul kemungkinan besar menyebabkan kerusakan yang serius organ!organ padat, dan trauma penetrasi sebagian besar melukai organ!organ berongga" Secara umum, organ!organ padat berespon terhadap trauma dengan perdarahan" 1rgan!organ berongga pecah dan mengeluarkan isinya dan ke dalam rongga peritoneal, menyebabkan peradangan dan ineksi" 4iagnosis dini adalah penting pada trauma abdomen" %asien yang memperlihatkan adanya cedera abdomen penetrasi asia dalam peritoneal, ketidakstabilan hemodinamik, atau tanda!tanda dan gejala!gejala abdomen akut dilakukan eksplorasi dngan pembedahan" %asien dikaji untuk mendapatkan tanda!tanda abdomen akut distensi, rigiditas, guarding dan nyeri lepas" Eksplorasi pembedahan menjadi perlu dengan adanya awitan setiap tanda!tanda dan gejala! gejala yang mengindikasikan cedera" %enggunaan CT abdomen 0.
telah memperoleh popularitas dan sering digunakan, atau sebagai tambahan L%4" Jamun skan CT tidak dapat terlalu diandalkan dalam mendeteksi cedera pada rongga!rongga berongga" a. !eera *aa Lamung an Usus Halus Cedera lambung yang signi-kan jarang ditemui, namun usus halus lebih umum mengalami cedera" eskipun sering mengalami kerusakan oleh trauma penetrasi" obilitas usus di sekitar titik tetap (seperti ligamentum TreitM) mencetuskan terjadinya cedera dengan adanya perlambatan" Cedera tumpul usus halus atau lambung dapat terlihat dengan adanya darah pada aspirasi nasogastrik atau hematemesis" Cedera penetrasi biasanya menyebabkan L%4 positi" eskipun kontusio usus ringan dapat diatasi secara konser#ati (dekompresi lambung dan menunda masukan per oral), pembedahan biasanya diperlukan untuk memperbaiki luka!luka penetrasi" 4ekompresi pascaoperasi, baik dengan selang nasogastrik atau selang lambung, dipertahankan sampai ungsi usus pulih" Selang pemberi makan dapat dipasangkan segera pascaoperasi" *arena lambung dan usus halus mengandung jumlah bakteri yang signi-kan, maka resiko terhadap sepsis adalah kecil, namun pemberian anti biotik pro-laktik dapat dilakukan kapan saja terjadi perorasi usus" %ada sisi lain, getah asam lambung mengiritasi peritoneum dan dapat menyebabkan peritonitis" %otensial komplikasi lainnya termasuk perdarahan pascaoperasi" /ipo#olemia karena Fspasium ketigaH serta timbulnya -stula atau obstruksi" Beberapa dari keadaan ini mengharuskan adanya tindakan pembedahan tambahan" Sindrom malabsorpsi jarang terjadi kecuali jika lebih dari 0<< cm usus telah diangkat" . !eera *aa Du+enum an Pankreas %ankreas dan duodenum akan dibahas bersama!sama karena keduanya adalah organ!organ retroperitoneal dan secara anatomi dan -siologi mempunyai hubungan yang dekat" 0D
4iperlukan kekuatan yang besar untuk mencederai organ!organ ini, karena organ!organ ini terlindung dengan baik, jauh di dalam abdomen" Tanda!tanda dan gejala!gejala dapat mencakup abdomen akut, peningkatan kadar amylase serum, nyeri epigastrik yang menjalar ke punggung, mual, dan muntah! muntah" Laserasi minor atau kontusio hanya akan memerlukan pemasangan drain, sedangkan luka!luka besar memerlukan perbaikan pembedahan" %rosedur pembedahan yang dilakukan pada kasus!kasus ini termasuk pankreotikoduodenektomi, anastomosis ou9!en!N, dan pada keadaan yang langka, dilakukan pankreatektomi total" %engkajian dan asuhan keperawatan pascaoperasi adalah sama untuk berbagai prosedur" %atensi drain harus dipertahankan dan pasien dipantau terhadap timbulnya -stula" %erlindungan terhadap kulit adalah penting jika -stula telah terbentuk, karena tingginya kandungan enMim dari getah pankreatin" &witan 4iabetes ilitus jarang terjadi kecuali jika dilakukan pankreatektomi total" Cedera pada duodenum sendiri dapat disembuhkan dengan anastomosis primer atau Billroth $$" Trauma tumpul pada duodenum juga dapat mengarah pada obstruksi duodenal" 4iagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan diatriMoate (?astrogra-n) gastrointestinal atas" 1bstruksi menyeluruh umumnya memerlukan drainase pembedahan dari hematoma" (. !eera *aa %+l+n Cedera pada kolon biasanya berkaitan dengan trauma penetrasi" Siat dari cedera paling sering menuntut segera dilakukannya operasi eksplorasi" %erbaikan primer adalah tindakan pilihan untuk laserasi kolon" *olon mempunyai jumlah bakteri yang tinggi, tumpahnya isi kolon dapat mencetuskan terjadinya sepsis intra!abdominal, dan pembentukan abses"
0:
&suhan keperawatan pascaoperasi diokuskan pada pencegahan ineksi" %ada kasus perbaikan kolon eksterior, dan dilakukan anastomosis ujung!ke!ujung dan tempat perbaikan eksterior untuk memudahkan identi-kasi kebocoran" *arena sepsis adalah komplikasi utama pada cedera kolon, mungkin diperlukan serangkaian prosedur radiogra- dan pembedahan untuk menemukan dan mengalirkan abses" . !eera *aa He*ar Setelah limpa, hepar adalah organ abdomen yang paling umum mengalami cedera" Baik trauma tumpul maupun trauma penetrasi dapat menyebabkan cedera" %ada banyak kasus, baik siat dari cedera atau L%4 positi atau skan CT digabung dengan kondisi klinis pasien akan menuntut dilakukannya pembedahan" Cedera pada hepar juga memrlukan drainase empedu dan darah pascaoperasi melalui drain" Setelah pembedahan, mungkin timbul syok hipo#olemik dan koagulopati" 4engan koagulopati, perdarahn timbul dari berbagai tempat, sedangkan dengan hemostasis inkomplit perdarahan terutama berasal dari tempat pembedahan" &suhan keperawatan termasuk penggantian produk darah sambil memantau hematokrit dan pemeriksaan koagulasi" %engkajian tipe dan jumlah selang drainase, disertai keseimbangan cairan, juga adalah penting" %otensial komplikasi dari cedera hepar termasuk abses hepatic atau perihepatik, obstruksi atau kebocoran saluran empedu, sepsis, &4S dan *$4" e. !eera *aa L$m*a Limpa adalah oragan abdomen yang paling umum mengalami cedera" Lebih sering sebagai akibat trauma tumpul" Tanda!tanda dan gejala!gejala yang ditunjukkan termasuk nyeri kuadran kiri atas menjalar sampai ke bahu kiri, syok hipo#olemik, dan temuan!temuan nonspesi-k dengan peningkatan jumlah sel
0;
darah putih" L%4, skan CT abdominal, atau pemeriksaan radionuklida biasanya penting untuk diagnose 1rang dewasa dengan cedera minor atau kebanyakan anak! anak ditangani tanpa tindakan operasi, dengan obser#asi (serangkaian pemeriksaan abdomen, hematokrit) dan dekompresi nasogastrik" Tindakan pembedahan terdiri atas splenora- atau splenektomi" 1totransplantasi splenik, suatu prosedur yang masih sangat baru dan contro#ersial, terdiri atas implantasi ragment!ragment splenik ke dalam kantung omentum" *omplikasi dini termasuk perdarahan berulang, abses subrenik, dan pankreatitis karena trauma pembedahan" *omplikasi akhir terdiri atas trombositosis dan sepsis berat postplenektomi (SB%S)" %enyuluhan harus diokuskan pada deteksi terhadap tanda!tanda dan gejala!gejala dari ineksi" &utotransplantasi splenik terbukti dapat bermanaat dalam menurunkan insiden SB%S" 5. !eera *aa 8$n#al a. !eera askular Cedera penetrasi dapat mengarah baik pada hemoragi FbebasH, hematoma terkandung, atau berkembangnya trombus intraluminal" Tanda!tanda dan gejala!gejala, jika ada, terdiri atas hematuria, nyeri, dan massa panggul" Skan CT, pielogram intra#ena, atau engiogram biasanya dapat membantu dalam menegakkan diagnosa" Laserasi yang lebih kecil diperbaiki, sedangkan cedera yang lebih besar mengharuskan dilakukan nerektomi" %engkajian pascaopersi dan dukungan ungsi ginjal adalah penting" ungkin diberikan dopamine dosis rendah, dan keseimbangan cairan optimal harus dipertahankan untuk menjamin perusi ginjal" *omplikasi utama terdiri atas trombosis arterial atau #ena dan gagal ginjal akut" . !eera Parenk$n
6<
Trauma tumpul atau penetrasi dapat menyebabkan laserasi atau kontusio parenkin ginjal atau pecahnya system koligentes" 4iagnosanya serupa dengan cedera #skular ginjal" %embedahan diperlukan untuk cedera yang lebih besar" *omplikasi lainnya termasuk perdarahan, sepsis (terutama dengan ekstra#asasi dari urine yang terineksi), berkembangnya -stula uriner, dan awitan lambat hipertensi" . "rauma Pel/$k a. !eera *aa %anung %em$h *andung kemih dapat mengalami laserasi atau pecah, paling sering sebagai konsekuensi trauma tumpul" Cedera pada kandung kemih seringkali berhubungan dengan raktur pel#ic" &danya hematuria, nyeri abdomen bawah, atau ketidakmampuan berkemih memerlukan pemeriksaan terhadap cedera uretra dengan uretrogram retrogad sebelum pemasangan kateter urine" Cedera pada kandung kemih dapat menyebabkan ekstra#asasi urine intraperitoneal atau ekstraperitoneal" Ekstra#asasi ekstraperitoneal sering dapat ditangani dengan drainase kateter" *omplikasi jarang terjadi namun dapat saja terjadi ineksi karena kateter urine atau sepsis akibat ekstra#asasi urine" . 9raktur Pel/$k >raktur pel#ik yang kompleks berkaitan dengan mortalitas yang tinggi" /emoragi sekunder adalah penyebab yang paling sering dari kematian dini, sedangkan sepsis menyebabkan penundaan mortalitas" &ngiogram seringkali diperlukan untuk menemukan letak dan menyumbat sumber perdarahan %erhatian utama dari perawat unit perawatan kritis adalah untuk mencegah syok hemoragi" Transusi multipel dan pemantauan hemodinamik diperlukan dalam kasus hemoragi yang signi-kan" *omplikasi utama lain dari raktur pel#ik termasuk keterlibatan sara pel#ik dan emboli pulmonal" %enting untuk dilakukan terapi -sik yang berkepanjangan dan rehabilitsi yang sering" :. "rauma *aa Ekstrem$tas a. 9raktur 6+
>raktur sering terjadi pada trauma tumpul, kurang jarang pada trauma penetrasi" anakala radiogra- sudah memastikan adanya raktur, maka harus dilakukan stabilitasi atau perbaikan raktur" >iksasi internal raktur sering memungkinkan ambulasi dini pada pasien dengan cedera multipel yang mungkin akan mengalami komplikasi akibat tirah baring berkepanjangan (ulkus dekubitus, emboli pulmonal, penyusutan otot)" Tanggung jawab keperawatan termasuk pengkajian status neuro#askuler, sejalan dengan perawatan luka dan pin" &suhan keperawatan harus diarahkan terhadap pencegahan dan deteksi dini tentang masalah!masalah ini" %erawat juga harus bekerja sama dengan terapis -sik untuk meningkatkan kekuatan dan mobilisasi dini" . !eera askular Cedera #askular sering kali mengakibatkan perdarahan atau trombosis pembuluh" Cedera #askular biasanya disebabkan oleh trauma penetrasi, dan kurang sering karena raktur" &ngiogram juga dapat digunakan untuk menentukan tempat cedera dan mengidenti-kasi -stula arterio#enosa, pseudoaneurisme, dan penutupan intima" 4ilakukan perbaikan pembedahan primer atau tandur #askuler" Segera setelah periode pasceoperasi, terdapat resiko perdarahan berlanjut atau oklusi trombotik dari pembuluh" %erawat harus mengkaji nadi distal, warna kulit, sensasi, gerakan, dan suhu ekstremitas yang cedera" $ndeks ankle!brakial (&B$) seringkali berguna dalam mendeteksi perkembangan oklusi setelah trauma ekstremitas bawah" %enurunan &B$ menunjukan peningkatan gradient tekanan yang menembus pembuluh" etode ini memberikan data yang lebih objekti ketimbang hanya meraba nadi" %erawat juga harus memperhatikan perkembangan sindrom kompartemen" E. Pengka#$an an Penatalaksanaan "rauma Lan#utan 1. "rauma "+rak 60
Trauma torak sering ditemukan, sekitar 08 dan penderita multi! trauma ada komponen trauma toraks" ;< pada penderita dengan trauma toraks ini dapat diatasi dengan tindakan yang sederhana oleh dokter rumah sakit (atau paramedic dilapangan), sehingga hanya +< yang memerlukan operasi" 2. Pemer$ksaan 9$s$k Paru a. $nspeksi %emeriksaan paru dilakukan dengan melihat adanya jejas pada kedua sisi dada,serta ekspansi kedua paru simektris atau tidak . %alpasi %alpasi dilakukan dengan kedua tangan memegang kedua sisi dada"Jilai peranjakan kedua sisi dada penderita apakah teraba simektris atau tidak oleh kedua tangan pemeriksa" c" %erkusi 4engan mengetukan jari tengah terhadap jari tengah yang lain yang diletakan mendatar di atas dada"%ada daerah paru berbunyi sonor,pada daerah jantung berbunyi redup (dull),sedangkan diatas lambung (danusus) berbunyi timpani"%ada keadaan pnuemothora9 akan berbunyi hipersonor,berbeda dengan bagian paru yang lain"%ada keadaan hemotorak akan berbunyi redup (dull) d" &uskultasi &uskultasi dilakukan pada 7 tempat yakni dibawah kedua kla#ikula, (pada garis mid!kla#ikularis) ,dan pada kedua mid!aksila (kosta 7!8) bunyi naas harus sama kiri sama dengan kanan" 3. 7en$s "rauma "+rak a. Man$)estas$ ; gangguan a$r0a ,+struks$%enekanan pada trakea didaerah toraks dapat terjadi karna mislnya raktur seternum"%ada pemeriksaan klinis penderita aka nada gejala penekanan airway seperti stridor inspirasi dan suara serak" . Man$)estas$ ; gangguan reath$ng ,sesak&da 7 gangguan breathing 5 1- %neumotoraks terbuka =open pneumo!thora9(sucking chest wound) 4epek atau luka yang besar pada dinding dada akan menyebabkan pneumo!thora9 terbuka"Tekanan didalam rongga pleora akan segera menjadi sama dengan tekanan atmoser" 66
0) Tension pneumothora9 %enyebab tersering dari tension pneumothora9 adalah komplikasi penggunaan entilasi mekanik (entilator) dengan entilasi tekanan positi pada penderita yang ada kerusakan pada pleura #isceral"Tension pneumothora9 juga ditandai dengan gejala nyeri dada,sesak yang berat,distress pernaasan takikardea,hipotensia de#iasi trakea,hilang suara naas pada satu sisi,dan ditensi #enaleher 6) /ematothora9 masi %ada keadaan ini terjadi perdrahan hebat dalam rongga dada"%ada keadaan ini akan terjadi sesak karna darah dalam rongga pleura dan sok karna kehilangan darah"%ada perkusi dada akan dull karan adarah dalm rongga pleura (pada pneumothora9 adalah hipersonor) 4- >lail chest Terjadinya ail chest dikarnakan raktur iga multiple pada dua atau lebih tulang dengan dua atau lebih garis raktur"&danya sigmen ail chest (segmen mengambang) menyebabkan gangguan pada pergerakan dinding dada"%ada ekspirasi segman akan menonjol keluar,pada inspirasi justru akan masuk kedalam ini dikenal sebagai pernaasan paradogsal" >lail chest mungkin tidak terlihat pada awalnya, karna spilnthing pada awalnya (terbelat) dengan dinding dada"?erkan pernaasan menjadi buruk dan torak bergerak secara asimetris dan tidak terkoordinasi"%alpasi gerakan pernaasan yang abnormal dan krepitasi iga atau raktur tulang rawan membentuk diagnosis" . Man$)estas$ ; ($r(ulat$+n ,sh+kCirdera torak yang akan mempengaruhi sirkulasi yang harus ditemukan pada primary sur#ey adalah hemotorak mosip karna terkumpulnya darah dengan cepat dirongga pleura"Auga dapat terjadi pada tampo nade jantung,walaupun penderita tidak dalam keadaan sesak namun dalam keadaan shok ( syok nonhemoragik )
67
terjadi paling sering karna luka tajam jantung,walaupun trauma tumpul juga dapat menyebabkannya" 4. "rauma A+men a. Trauma abdomen akan ditemukan pada 08 penderita multi! trauma" Sering kali terjadi bahwa diagnostic akan adanya cedera intra!abdomen terlambat karna5 +" ?ejala dan tanda yang ditimbulkannya kadang!kadang lambat" 0" &danya penurunan kesadaran karna ada cedera kepala yang bersamaan, sehingga gejala nyeri abdomen tidak ada" 6" &danya cedara spinal, sehingga tidak adanya rasa nyeri" 7" %emakaian obat!obatan atau minuman keras" b" Ins$en Trauma abdomen bisa disebabkan karna trauma tajam dan trauma tumpul" Trauma tajam di $ndonesia cukup sering terjadi umumnya disebabkan oleh luka tikam, luka bacok atau luka tembak" %enderita umumnya pria dari kelompok usia produkti" %ada luka bacok biasanya penderitanya mengalami luka!luka ditempat lain, misalnya dikepala, dileher, dada, e9tremitas dan kadang!kadang menimbulkan syok hypo#olemik" c" Mekan$sme trauma Luka tikam bisa dibedakan oleh pisau, golok, obeng, pisau lipat, kaca atau benda!benda yang menancap" Luka tembak bisa disebabkan menjadi 0 (dua) jenis5 +) *ecepatan rendah 5 K +<<< eet=detik, umumya pada senjata sipil=polis 0) *ecepatan tinggi 5 3 6<<< eet=detik, umumnya pada senjata standar militer d" 8e#ala Dan "ana "rauma A+men %ada trauma tajam abdomen seharusnya kita mampu mendeteksi cedera yang potensial pada organ!organ intra abdomen" %emeriksaan color dubur sangat penting pada trauma tajam abdomen dan bila ditemukan adanya darah pada sarung tangan berarti ada cedera pada usus" Bila pada pemeriksaan tidak ditemukan tanda dan gejala klinis yang positi kita harus hati!hati
68
dan tetap waspada"atau team harus melakukan resusitasi dan stabilisasi secepat mungkin" &da beberapa indikasi untuk melakukan pemeriksaan secara teliti pada kasus yang kita curigai adanya trauma tumpul abdomen antara lain5 +) %erdarahan yang tidak diketahui 0) iwayat syo* 6) &danya trauma dada mayor 7) &danya trauma pel#is 8) %enderita dengan penurunan kesadaran .) &danya hematuria D) %ada pemeriksaan -sik ditemukan jejas diabdomen (luka lecet, kontusio, dan perut distensi) :) ekanisme trauma yang besar e" Ins*eks$ Semua pakaian harus dilepas"abdomen bagian depan dan belakang diteliti apakah mengalami ekskoriasi atau memar,m adakah laserasi, tusukan dan sebagainya dengan cara log roll " Auskultas$ Lakukan auskultasi untuk mendengarkan bising usus terdengar atau tidak" g" Perkus$ 4engan perkusi bisa kita ketahui adanya nada tympani karna dilatasi lambung akut dikwadran kiri atas ataupun adanya perkursi redup bila ada hemoperitoneum" %erkusi mengakibatkan pergerakan peritoneum dan mencetuskan tanda peritonitis" Shiting dullness (adanya darah dalam abdomen) terjadi kalau pasien dimiringkan h" Pal*as$ Tujuan palpasi adalah untuk mendapatkan adanya nyeri lepas yang kadang!kadang dalam" 4engan palpasi juga kita dapat menentukan besarnya uterus dan usia kehamilan" i" Penanganan "rauma A+men %ada dasarnya semua trauma abdomen tumpul dan dan tajam, penanganan awal tindakan penyelamatan selalu didahulukan dan mengacu prosedur &BC4E" 4isini penolong atau tim harus melakukan resusitasi dan stabilisasi secepat mungkin" 6.
+) &irway dan breathing $ni diatasi terlebih dahulu" Selalu ingat bahwa cedera bisa lebih dari satu area tubuh, danapapun yang ditemukan, ingat untuk memprioritaskan airway dan breathing terlebih dahulu" 0) Circulation *ebanyakan trauma abdomen tidak dapat dilakukan tindakan apa!apa pada ase pra!S namun terhadap syok yang menyertainya perlu penanganan yang agresi 6) 4isability Tidak jarang trauma abdomen disertai dengan trauma kapitis" Selal periksa tingkat kesadaran (dengan ?CS) dan adanya lateralisasi (pupil anisokor dan motorik yang lebih lemah satu sisi)" 7) &pabila ditemukan usus yang menonjol keluar (e#iserasi) cukup denga menutupnya dengan kasa steril yang lembab supaya usus tidak kering" &pabila ada benda menancap, jangan dicabut tetapi dilakukan -kasi benda tersebut terhadap dinding perut" 5. "rauma "ermal *ulit manusia banyak ungsinya, antara lain menghindari terjadinya kehilangan cairan" &pabila terjadi lka ternal maka kulit akan mengalami denaturasi protein yang ada dalam sel, sehingga kehilangan ungsinya,kematian sel di dalam jaringan, dan kemudian terjadi luka" Semakin banyak kulit yang hilang maka semakin berat kehilangan cairan" Saat ini luka ternal (luka bakar) masih merupakan masalah yang cukup besar, dan pertolongan pertama yang baik akan sangat membantu prognosis penderita"
a. Penanganan Luka Bakar %ada saat penderita ditemukan, biasanya api sudah mati, apabila penderita masih dalam keadaan terbakar,maka dapat ditempuh dengan cara5 +) enyiram air dengan jumlah yang banyak apabila api disebabkan karena bensin atau minyak, kerana apabila dalam jumlah sedikit hanya akan memperbesar api"
6D
0) enggulingkan penderita pada tanah yang datar, kalau bisa dalam selimut basah (penolong jangan sampai turut terbakar)" b" 'ur/e$ *r$mer 1- A$r0a %ada permulaan airway biasa tidak terganggu" 4alam keadaan ekstrim bisa saja airway terganggu, misalnya karena lama berda dalam ruangan tertutup yang terbakar sehingga terjadi pengaruh panas yang lama terhadap jalan naas" enghisap gas atau pertikel korban yang terbakar dalam jumlah juga dapat mengganggu airway" &pabila obsruksi parsial dibiarkan, maka akan menjadi total dengan akibat kematian penderita indikasi klinis adanya trauma inhalasi anatara lain5 Luka bakar yang mengenai wajah dan leher &lis mata dan bulu hidung hangus &danya timbunan karbon dan tanda peradangan akut • • •
oroaring Sputum yang mengandung karbon atau arang Suara serak iwayat gangguan mengunyah dan terkurung dalam api Luka bakar kepala dan badan akibat ledakan 2- Breath$ng ?angguan breating yang timbul cepat, dapat disebabkan karena5 $nhalasi partikel panas yang menyebabkan proses • • • •
•
peradangan dan edema pada saluran jalan naas yang paling kecil" angatasi sesak yang terjadi adalah dengan penangan yang agresi, lakukan airway de-niti#e untuk •
menjaga jalan naas" *eracuanan Co (karbondioksida)" &sap dan api mengandung Co" apabila penderita berada dalam ruangan tertutup yang terbakar maka kemungkinan
keracunan Co cukup besar" 3- !$r(ulat$+n *ulit yang terbuka akan menyebabkan penguapan air yang berlebih dari tubuh, dengan akibat terjadi dehidrasi" 4- D$sa$l$t
6:
Aangan lupa memeriksa skor ?CS dan tanda lateralisasi (pupil dan motorik)" *epanikan mungkin menimbulkan benturan sehingga perdarahan intracranial dapat saja terjadi" 5- Eks*+sure %ada eksposure selaluperhatikan penderita jangan sampai hipotermi
(. 'ur/e 'ekuner 1- Anamnes$s %enting untuk menanyakan dengan teliti hal sekitar kejadian"Tidak jarang terjadi bahwa disamping luka bakar akan ditemukan pula perlukaan lain yang disebabkan usaha melarikan diri dari dari api dalam keadaan panic tersebut" %emeriksaan ujung rambut sampai ujung rambut sampai ujung kaki"%emeriksaan teliti di lakukan apabila ada waktu"&pabila ditemukan kelainan maka diberikan pertolongan sesuai" Luka bakarnya sendiri Tidak perlu dilakukan apa!apa,selain menutup dengan kain bersih"enyemprot dengan air hanya dilakukan bila tiba sebelum +8 menjangan memecit setelah kejadian"%ada ase pra!S hkan bula atau #esikula . Penatalaksanaan Luka %erawatan luka dilakukan segera setelah tindakan resusitansi jalan naas dan mekanisme bernaas serta resusitasi cairan dilakukan5melakukan tindakan debridement,nekrotomi,dan pencucian luka"Tentunya tindakan ini di lakukan di uang 1perasi Luka Bakar
e. Luka Bakar L$str$k Luka listrik cukup sering di temukan"Nang harus di perhatikan adalah 5 Nang menyebabkan kematian adalah kuat arus (ampere)dan •
•
bukan #oltase &pabila penderita datang masih dalam keadaan terkena arus
•
listrik ,yang perlu diperhatikan adalah5 atikan listrik dari sumber listrik 6;
•
&pabila tidak mungkin,maka coba lepaskan penderita dengan
•
perataran kayu kering,baju kering dsb Luka bakarnya sendiri Bahaya gamgguan irama jantung juga selalu ada ,betapapun kecil arus listrik,karena selalu pasang E*?"Bila ada kelainan
•
berikan terapi yang sesuai" Bila sudah meninggal,selalu berikan A%(kecuali bila kematian
•
pasti) asalah luka karena arus listriknya 5 dianggap sebagai luka bakar"%atut di tambahkan bahwa luka karena aruskan listrik
akan masuk kekulit " Luka Bakar %$m$a Pat yang bersiat basa kuat lebih berbahaya di bandingkan •
Mat bersiat asam kuat" Semakin asam atau basa, semakin •
berbahaya pula" &pabila menemukan penderita masih dalam keadaan terkena Mat kimia5 ' Selalu proteksi diri ' &pabila Mak kimia bersiat cair, langsung semprot dengan '
air mengalir" &pabila siat kimia bersiat bubuk sau dulu sampai Mat
kimia tipis baru siram" ' Luka karna Mat kimia diperlakukan sebagai luka bakar g" In$kas$ ra0at %ada beberapa kasus luka bakar yang perlu dirujuk kepusat luka bakar sebagai berikut5 +) *asus LB derajat $$ 3 l8 persen pada dewasa dan 3+< pada anak!anak" 0) *asus LB derajat $$ pada muka, tangan dan kaki" %erinium, sendi" 6) *asus LB derajat $$$ 30 pada dewasa, setiap derajat $$$ pada anak!anak" 7) *asusu LB disebabkan oleh listrik disertai cedera, jalan naan atau komplikasi lain" h. !eara ak$at (ua(a $ng$n; e)ekna *aa #ar$ngan l+(al &da 6 jenis truma dingin 5
7<
+) >rostnip, merupakan bentuk paling ringan trauma dingin, ditandai dengan nyeri, pucat, dan kesemutan pada daerah yang terkena 0) >rostbite, adalah pembekuan jaringan yang diakibatkan oleh pembentukan *ristal es intraseluler dan bendungan mikroasikuler sehingga terjadi anoriksia jaringan" $. Dera#at )r+st$te; 1- 4erajat + 5 kulit tampak memucat, edema tanpa nekrosis kulit" 2- 4erajat 0 5 mulai gelembung atau bulae 3- 4erajat 6 = dalam5 nekrosis seluruh lapisan kulit daan jaringan sekutan" 4- 4erajat 7 5 nekrosis seluruh lapisan kulit dan ganggreng otot serta tulang" #. Penanganan +) %roteksi diri dan lingkungan 0) Selalu mendahulukan hal yang mengancam &BC terlebih dahulu" 6) %enangan harus segara dilakukan untuk memperpendek berlangsunya pembekuan jaringan" 7) e!warming 8) Aangan lakukan pada rost bite dalam=lanjut .) Selalu memakapenhangatan lembab jangan kering misalnya mamakai hair drayer D) Aika terdapat luka lakukan seperti penangan luka bakar . !eera ak$at (ua(a $ng$n ; h$*+term$ sstem /ipotermi adalah keadaan dimana suhu tubuh inti (core body temperature) dibawah 68 C tanpa adanya trauma lain, hipotermi dibagi menjadi ringan sampai berat "anula lebih rentan terhadap trauma hipertermi ini di sebabkan terbtasnya kemampuan menghasilkan panas dan mengurangi kehilangan panas dan mengurangi kehilangan panas melalui #asokonstriksi" Penanganan Lakukan penilaian &BC4E cegah hilangnya panas dengan memindahkan penderita dari lingkungan dingin dan lepaskan baju yang basah dan dingin serta tutup dengan selimut hangat"Selalu berikan oksigen sesuai kebutuhan penderita :. "rauma %a*$t$s
7+
Trauma kapitis merupakan kejadian yang sangat sering dijumpai" Lebih dari 8< penderita trauma kapitis, bila multi!trauma (cedera lebih dari satu bagian tubuh), maka 8< penderita ada masalah trauma kapitis" a" 7en$s trauma ka*$t$s +) >raktur >raktur kal#aria (atap tengkorak) apabila tidak terbuka (tidak ada hubungan otak dengan dunia luar) tidak memerlukan perhatian segera" Nang lebih penting adalah keadaan intra!kranialnya" >raktur basis cranium dapat berbahaya terutama karena perdarahan yang ditimbulkan sehingga menimbulkan ancaman terhadap jalan naas" 0) Cedera 1tak Cedera otak dapat berupa Cedera 4ius dan Cedera >okal Cedera 4ius dapat kehilangan kesadaran yang sebentar (komosio serebri) atau lebih lama (diuse a9onal injury)" Cedera otak dius yang berat biasanya diakibatkan hipoksia,iskemik dari otak karena syok yang berkepanjangan atau priode apnu yang terjadi segera setelah trauma" Cedera >okaldapat berupa kontusio atau perdarahan intra! kranial" %erdarahan intra!kranial dapat berupa perdarahan epidural, perdarahan subdural atau perdarahan intracranial" %aling sering ditemukan adalah perdarahan perdarahan sub! dural, perdarahan epidural lebih jarang" %erdarahan subdural mempunyai prognosis lebih buruk karena kerusakan otak dibawahnya" b" Pen$la$an "rauma ka*$t$s +) %enurunan kesadaran %enurunan kesadaran merupakan tanda utama trauma kapitis" Saat ini penurunan kesadaran dinilai memakai ?losgow Coma Scale (?CS), dan merupakan keharusan untuk dikuasai oleh setiap para medic" ?CS memakai 6 komponen, yakni Eye (mata), Ierbal (kemampuan berbicara), dan otorik (gerakan)"
70
Tabel . Jenis Pemeriksaan Respon Buka Mata (E)
Respon !er"al (!)
Eespon Motorik (M)
Spontan Terhadap suara Tehadap nyeri Tidak ada Berorientasi "aik Ber"i$ara n%a$au ("in%un%) &ata'kata tidak teratur Suara tidak elas Tidak ada respon kut perintah Melokalisir nyeri +leksi normal (tarik an%%ota "adan yan%
Nilai 4 3 2 # 4 3 2 * # 4
diran%san%) +leksi a"normal (,ekortikasi) Ekstensi a"normal (,eser"rasi) Tidak ada respon (+lasid)
3 2
2- "$ngkatan 8!' ?CS ingan (?CS@+7!+8) %enderita tersebut sadar namun dapat mengalami amnesia •
berkaitan dengan cedera yang dialaminya" 4apat disertai riwayat hilangnya kesadaran yang singkat namun sulit untuk dibuktikan terutama bila dibawah pengaruh alcohol •
atau obat!obatan ?CS Sedang (?CS@;!+6) %enderita masih mampu menuruti perintah sederhana namun biasanya tampak bingung atau mengantuk dan dapat desertai de-cit neurologis okal seperti hemiparesis" Sebanyak +
•
mengalami pemburukan dan jatuh dalam koma" ?CS Berat (?CS 6!:) %enderita dengan cedera kepala berat tidak mampu melakukan perintah sederhana walaupun status
kardiopulmonalnya telah stabil" (. "ana lateral$sas$ 76
Tanda lateralisasi disebabkan karena adanya suatu proses pada satu sisi otak, seperti misalnya perdarahan intra!kranial +) Pu*$l *edua pupil mata harus diperiksa" Biasanya sama lebar (6mm) dan reaksi sama cepat apabila salah satu lebih lebar (lebih dan +mm), maka keadaan ini disebut sebagai anisokoria" 0) M+t+r$k 4ilakukan perangsangan pada kedua lengan dan tungkai, apabila salah satu lengan atau dan tungkai kurang atau sama sekali tidak bereaksi maka disebut sebagai adanya tanda lateralisasi d" "anatana *en$ngkatan tekanan $ntrakran$al ,"I%+) %using dan muntah 0) Tekanan darah sistolik meninggi 6) Jadi melambat (bradikardia) 7) Tanda Q tanda peninggian tekanan intra!kranial tidak mudah untuk dikenali, namun apabila ditemukan maka harus sangat waspada" e" Pengel+laan (eera ke*ala %ada setiap cedera kepala harus selalu diwaspadai adanya raktur se#ikal" +) A$r0a an Breath$ng ?angguan airway dan breathing sangat berbahaya pada trauma kapitis karena akan dapat menimbulkan hipoksia atau hiperkarbia yang kemudian akan menyebabkan kerusakan otak skunder" Bila koma harus dipasang jalan naas de-niti#e, karena ree9 menelan dan ree9 batuk kemungkinan sudah tidak ada sehingga ada bahaya obstruksi jalan naas" 1ksigen selalu diberikan dan bila pernaasan meragukan lebih baik memulai #entilasi tambahan 0) !$r(ulat$+n ?angguan Circulation (syok) akan menyebabkan gangguan perusi darah keotak yang akan menyebabkan kerusakan otak sekunder" 4engan demikian syok trauma kapitis harus dilakukan penanganan dengan agresi" 3- D$sa$l$t
77
Selalu dilakukan penilaian ?CS, pupil dan tanda lateralisasi yang lain" %enurunan kesadaran dalam bentuk penurunan ?CS lebih dan + (0 atau lebih) menandakan perlunya konsultasi bedah syara dengan cepat" Selalu ingat upayakan mencegah kerusakan otak sekunder"
9. %+m*l$kas$%+m*l$kas$ Paa "rauma Mult$*elPenea %emat$an D$n$ ,Dalam :2 7am1. Hem+rag$ an !eera %e*ala /emoragi dan cedera kepala adalah penyebab kematian dini setelah trauma multipel" Mekan$sme ang Mengarah *aaPenurunan Per)us$ 7ar$ngan 9akt+r *enea ,s*t< *enurunan /+lume. *ele*asan t+ks$n-
= Penurunan arus al$k /ena = Penurunan $s$ sekun(u* = Penurunan (urah #antung = Penurunan *er)us$ #ar$ngan ang t$ak sama ntuk mencegah kehabisan darah, maka perdarahan harus dikendalikan" $ni dapat diselesaikan dengan operasi ligasi (pengikatan) dan pembungkusan, dan embolisasi dengan angiogra-" /emoragi berkelanjutan memerlukan Transusi multiple, sehingga meningkatkan kecenderungan terjadinya &4S dan 4$C" /emoragi berkepanjangan mengarah pada syok hipo#olemik dan akhirnya terjadi penurunan
78
perusiorgan" Berbagai organ memberikan respons yang berbeda terhadap penurunan perusi yang disebabkan oleh syok hipo#olemik" 0" Penea Lamat %emat$an,'etelah 3 Har$a. 'e*s$s Sepsis adalah komplikasi yang sering terjadi pada trauma multipel" %elepasan toksin menyebabkan dilatasi pembuluh, yang mengarah pada pengumpulan #enosa yang mengakibatkan penurunan arus balik #ena" %ada mulanya, curah jantung meningkat untuk mengimbangi penurunan tahanan #askular sistemik" &khirnya, mekanisme kompensasi terlampaui dan curah jantung menurun sejalan dengan tekanan darah dan perusi (y"i" syok septik)" Sumber inekti harus ditemukan dan dibasmi" 4iberikan antibiotik, dilakukan pemeriksaan kultur, mulai dilakukan pemeriksaan radiologik" operasi eksplorasi sering dilakukan" &bses intra &bdomen merupakan penyebab sepsis paling sering" Sebagian abses dapat keluarkan perkutan, sedangkan yang lainnya memerlukan pembedahan" Setelah pembedahan drainase abses abdomen, insisi dibiarkan terbuka, dengan drains terpasang, untuk memungkinkan penyembuhan dan menghindari kekambuhan" Sumber!Sumber ineksi lainnya yang perlu diperhatikan adalah selang in#asi, saluran kemih, dan paru!paru" 4iperkirakan bahwa pemberian nutrisi yang dini dapat menurunkan perkembangan sepsis dan gagal organ multipel" . 8agal &rgan Mult$*el &witan sepsis sering bertepatan dengan awitan gagal organ multipel (?1) yang terjadi pada D sampai +0 dari %asien! pasien cedera kritis" $neksi dan riwayat Syok hipo#olemik diduga dapat meningkatkan potensi perkembangan ?1" 4itandai dengan kegagalan dua organ atau lebih, ?1 ditandai dengan tingkat mortalitas 08 samapai ;8" %aru!paru dan /epar Cenderung
7.
untuk gagal pertama kali, diikuti oleh ginjal, sistem pencernaan,dan jantung" ?agal pulmonal dalam bentuk &4S biasanya timbul 8 smpai D hari setelah cedera" ?agal %ulmonal ditandai dengan hipoksemia dengan pemirauan, penurunan komplians paru, takipnea, dispnea, dan timbulnya in-ltrat pulmonal bilateral dius" Sindrom memerlukan bantuan #entilator intensi" >aktor!aktor penyebab termasuk trauma pulmonal mayor, tranusi darah multipel, sepsis dan syok" ?agal hepar dapat diakibatkan oleh kerusakan awal" elemahnya #askular, syok, dan sepsis" $kterik adalah indikator umum dari penyimpangan ungsi hepar, meskipun penyebab lain seperti obstrusi saluran empedu pasca traumatik harus disingkirkan" ji >ungsi hepar merupakan 4iagnostik" ?agal hepar dapat mengarah pada penururnn tingkat kesadaran, pemeriksaan pembekuan abnormali, dan hipoglikemia" ?agal ginjal dapat dicetuskan oleh cedera ginjal, iskemia, bahan kontras radiogra-, hipo#olemia (karena hemoragi, spasium ketiga) atau sepsis" Tanda!tanda awal termasuk peningkatan nitrogen urea darah dan kreatinin serum" ?agal ginjal dapat poliurik, oligurik" 4ialisis seringkali diperlukan" ?agal ?astrointestinal ditunjukkan dengan perdarahan stres yang membutuhkan tranusi darah" Jetralisasi proolaktik asam lambung dapat meminimalkan resiko perdarahan" ?agal Aantung biasanya merupakan kompilkasi akhir, bagimanapun, adanya kondisi jantung sebelumnya dapat mencetuskan korban tauma multipel pada awitan dari gagal jantung" 4apat terlihat hipotensi, penurunan curah jantung, dan penurunan raksi ejeksi" *oagulasi intra#askular diseminata dan perubahan!perubahan sistem syara pusat, berkisar dari kekacauan mental sampai obtundasio, dapat juga merupakan tanda ?1"
7D
Banyak teradapat komplikasi yang berkaitan dengan trauma multipel" *arena kebanyakan pasien!pasien trauma berada pada unit perawatan intensi saat komplikasi ini timbul, maka perawat unit perawatan kritis memainkan peranan penting dalam mendeteksi dan mencegah akibat ini" Siat tak teduga dari trauma cenderung memperkuat rasa takut dan ansietas" 1leh karena itu, asuhan keperawatan juga harus memeberika dukungan psikososial terhadap pasien cedera berat dan keluarga mereka melalui pendekatan multidisiplin yang mengetahui permasalahan dan sering memberikan penjelasan! penjelasan"
BAB III PENU"UP A. %es$m*ulan BTLS (Basic Trauma Lie Suport) adalah bagian awal dari &TLS (&d#anced Trauma Lie Suport"%ada BTLS, dokter atau tenaga kesehatan lainnya tidak diminta untuk memberikan tatalaksana sesuai diagnosis de-nitinya tapi hanya memberikan kesempatan bagi pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan nantinya" $ntinya pada tahap ini, dokter atau pelayan kesehatan lainnya hanya diminta membantu pasien untuk tetap hidup atau membuat reaksi kimia C./+01. 2 .10 !!!3 .C10 2 ./01 tetap berlangsung"
7:
/al dilakukan adalah Pr$mar 'ur/e" 4i sini dokter diminta menilai secermat mungkin hal apa yang mengancam nyawa pasien" Beberapa nemonic yang sering membantu antara lain5 +" & 5 &irway with c!spine control 0" B 5 Breathing and #entilation 6" C 5 Circulation with haemorrage control 7" 4 5 4isability (neurologic e#aluation) 8" E 5 E9posure and En#ironment B. 'aran Setiap hasil karya tidak ada yan% sempurna dan pasti mempunyai "e"erapa kekuran%an5 6dapun saran'saran untuk kemauan makalah yan% telah di"uat oleh penulis adalah se"a%ai "erikut 5 -ntuk mendapatkan data dan in0ormasi yan% akurat7 se"aiknya penulis menam"ah da0tar pustaka dari "uku'"uku5 25 -ntuk men%hindari "anyak kesalahan dalam menulis7 se"aiknya penulis men%uran%i in0ormasi dari internet yan% "elum tentu sepenuhnya "enar5
DA9"AR PU'"A%A &badi,Jur" 0<<:" /u$u pan%uan pelatihan /C 0 T2. Aakarta" oyal %alace. &merican College o Surgeon Committee o Trauma,0<<7 .A%3an(e% Trauma ife 2upport 2e3enth 4%ition.$ndonesia5 $kabi 4orland,0<<0, 5amus 2a$u 5e%o$teran "Aakarta 5E?C Emanuelsen, *"L" R osenlicht, A"c" (+;:.)" an%boo$ of (riti(al (are nursing. Jew Nork5 & Giley"
7;