MAKALAH KELAINAN ORGAN DAN ENDOKRIN SISTEM REPRODUKSI WANITA
Abnormal Uterine Bleeding
Oleh:
Laili Nur Azizah
11 5 070 6 07 11 10 23
Merri Valentiana
1 15 07 06 07 11 1 02 4
Astrid Ayu Lestari
1 15 07 0 60 71 11 0 25
Program Stdi Kebidanan !a"lta# Kedo"teran Uni$er#ita# Bra%i&a'a ()*+
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Latar Belaka Belakang ng Dewasa ini perempuan menghadapi berbagai permasalahan. Salah satu permasalahan
yang dihadapi seorang perempuan adalah haid. Gangguan haid ini mempunyai manifestasi klinis yang bermacam-macam tergantung kondisi serta penyakit yang dialami seorang perempuan. Gangguan ini dapat berupa siklus haid yang memanjang atau memendek, maupun perdarahan yang abnormal. Keadaan ini dapat dialami wanita sepanjang masa reproduksinya. Perdarahan terus !bnormal adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan semua kelainan haid dalam hal jumlah maupun lamanya. "anifestasi klinisnya dapat berupa perdarahan dalam jumlah yang banyak atau sedikit, dan haid yang memanjang atau tidak beraturan #$%&'(% ) P*G%, +/. Perdarahan uterus abnormal paling banyak dijumpai pada usia perimenarche dan usia menopause. 01 penderita berusia antara 220 tahun dan +1 penderita penderita adalah remaja. Selain berdampak terhadap morbiditas wanita, perdarahan uterus abnormal juga mempengaruhi aspek psikososial maupun kualitas hidup. Dengan demikian kemampuan tenaga medis untuk mengenal dan menangani perdarahan uterus abnormal akan berperan penting. 3alaupun 3alaupun demikian demikian dalam praktik klinik sehari-hari ternyata dijumpai beberapa hambatan yang dapat mempengaruhi kualitas penatalaksanaan. Salah satunya adalah belum adanya keseragaman dalam klasifikasi penyebab perdarahan uterus abnormal. ntuk itu &%G* "enstrual Disorders Group #&"DG/ berupaya meramu suatu sistem klasifikasi, dengan melibatkan 4 negara. Salah satu hal penting yang dihasilkan dari kelompok kerja ini adalah tidak digunakannya lagi istilah-istilah seperti menoragia, metroragia, dan perdarahan uterus disfungsi. 5ebih jauh kelompok kerja ini juga mengeluarkan suatu sistem penggolongan baru yang dikenal sebagai sistem 6P!5"6P!5"7*'%86 yang akan dibahas lebih lanjut. P!5"-7*'%8 P!5"-7*'%8 merupakan akronim dari polyp, adenomyosis, leiomyoma, malignancy #P!5"/, #P!5"/, dan coagulopathy, o9ulatory o9ulatory disorders, endometrial disorders, iatrogenic, dan not-classified #7*'%8/. P!5" merupakan kelainan yang bersifat struktural atau terdapat kelainan anatomik. 7*'%8 merupakan kelainan nonstruktural atau fungsional.
1.2. 1.2. Tujuan juan a. ntuk ntuk mengetahu mengetahuii definisi definisi dari perdarahan perdarahan uterus uterus abnormal abnormal 2
b. c. d. e. f. g. h. i. j.
ntuk mengetahui epidemiologi pada perdarahan uterus abnormal ntuk mengetahui etiologi dari perdarahan uterus abnormal ntuk mengetahui klasifikasi dari perdarahan uterus abnormal ntuk mengetahui patogenesis dari perdarahan uterus abnormal ntuk mengetahui faktor resiko dari perdarahan uterus abnormal ntuk mengetahui komplikasi dari perdarahan uterus abnormal ntuk mengetahuimanifestasi klinis dari perdarahan uterus abnormal ntuk mengetahui diagnosis dari perdarahan uterus abnormal ntuk mengetahui penatalaksanaan dari perdarahan uterus abnormal
BAB II ISI
2.1. Definisi 2.1.1.
Definisi Haid Noral 3
Definisi haid normal adalah suatu proses fisiologis dimana terjadi pengeluaran darah, mukus #lendir/ dan seluler debris dari uterus secara periodik dengan inter9al waktu tertentu yang terjadi sejak menarche sampai menopause dengan pengecualian pada kehamilan dan menyusui, yang merupakan hasil regulasi harmonik dari organ-organ hormonal #$%&!(%)P*G%, +/. :atasan parameter menstruasi normal pada usia reproduksi dapat dilihat pada tabel berikut. ;abel +. :atasan parameter menstruasi normal pada usia reproduksi
2.1.2.
Definisi Perdara!an Uterus A"noral Perdarahan terus !bnormal adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan semua kelainan haid dalam hal jumlah maupun lamanya. "anifestasi klinisnya dapat berupa perdarahan dalam jumlah yang banyak atau sedikit, dan haid yang memanjang atau tidak beraturan #$%&'(% ) P*G%, +/. Perdarahan per 9aginam abnormal #lama, frekuensi, maupun jumlahnya/ dari uterus, di dalam maupun di luar siklus haid, tanpa disertai kelainan organik dan hematologik, sehingga merupakan kelainan pada poros hipotalamo-hipofisiso9arium-uterus (hypothalamo-hypophyseo-ovarian-uterine axis) #!chadiat, +2/. Perdarahan uterus abnormal meliputi semua kelainan haid baik dalam hal jumlah maupun lamanya. "anifestasi klinis dapat berupa perdarahan banyak, sedikit , siklus haid yang memanjang atau tidak beraturan. ;erminologi menoragia saat ini diganti dengan perdarahan haid banyak atau hea9y menstrual bleeding #$":/ sedangkan perdarahan uterus abnormal yang disebabkan factor
4
koagulopati, gangguan hemostatis local endometrium dan gangguan o9ulasi merupakan kelainan yang sebelumnya termasuk dalam perdarahan uterus disfungsional #PD/ #P*G%, +/. Perdarahan uterus abnormal adalah perubahan pada frekuensi mentsruasi, durasi, dan pengeluaran, atau jumlah kehilangan darah. Didalamnya terdapat perdarahan uterus disfungsi dan perdarahan akibat penyebab struktural seperti polip, fibroid, hiperplasia endometrium dan komplikasi akibat kehamilan #!ra dan (oohi, +/ 2.2. E#ideiologi Perdarahan uterus abnormal paling banyak dijumpai pada usia perimenarche dan usia menopause. 01 penderita berusia antara 2-20 tahun dan +1 penderita adalah remaja. $al ini sering terjadi pada wanita dengan Polycystic *9ary Syndrome #P7*S/, juga pada wanita yang menggunakan %D. Dilaporkan juga gangguan ini terjadi pada 0-1 wanita #Dodds, +2/. 5ebih dari 01 terjadi pada masa perimenopause, sekitar +1 pada masa remaja, dan kira-kira 1 pada wanita usia reproduktif #7halik, <<=/. (as bukan faktor penting, tetapi insidensi leiomyoma pada wanita ras !frika lebih tinggi dan mereka memiliki kadar estrogen yang lebih banyak, karena itu mereka cenderung untuk lebih sering mengalami episode perdarahan abnormal per9aginam #Dodds, +2/ 2.$. %lasifikasi Klasifikasi lama menurut $%&'(% #$impunan 'ndokrinologi-(eproduksi dan &ertilisasi
%ndonesia/ dan P*G% #Perkumpulan *bstetri dan Ginekologi %ndonesia/ tahun +4 adalah sebagai berikut > a. Perdarahan terus !bnormal *rganik
AUB r!ani" adalah #erdarahan diluar si"lus $enstruasi yan! dia"i%at"an leh &a"tr'&a"tr r!ani"( se#erti "elainan )si"( "eha$ilan( #enya"it siste$i"( trau$a $au#un #eradan!an* AUB r!ani" $eru#a"an +enis #erdarahan uterus yan! tida" dise%a%"an leh !an!!uan #ada #rs hi#tala$us'hi#)se',ariu$ yan! $en!a"i%at"an ter+adinya #erdarahan uterus* b. Perdarahan terus !bnormal 8on *rganik P! nonorganic?fungsional atau disebut juga perdarahan uterus disfungsional #PD/ adalah perdarahan abnormal dari uterus #lama frekuensi, jumlah/ yang terjadi di dalam dan diluar siklus haid, tanpa kelainan organ, hematologi, dan kehamilan, dan merupakan kelainan poros hipotalamus @ hipofise- o9arium #Sadikin, +0/ .
5
"enurut &%G* # Federation International Gynecologsy and Obstetry) tahun +, klasifikasi Perdarahan terus !bnormal adalah sebagai berikut > . :erdasarkan Aenis Perdarahan a. Perdarahan uterus abnormal akut > Sebagai perdarahan haid yang banyak sehingga perlu dilakukan penanganan segera untuk mencegah kehilangan darah. Perdarahan uterus abnormal akut dapat terjadi pada kondisi P! kronik atau tanpa riwayat sebelumnya. b. Perdarahan uterus abnormal kronik > terminologi untuk perdarahan uterus abnormal yang telah terjadi lebih dari bulan. Kondisi ini biasanya tidak memerlukan penanganan yang segera seperti P! !kut. c. Perdarahan tengah #intermenstrual bleeding / > perdarahan haid yang terjadi diantara + siklus haid yang teratur. Perdarahan dapat terjadi kapan saja atau dapat juga terjadi di waktu yang sama setiap siklus. %stilah ini ditujukan untuk menggantikan terminologi metroragia.
+. :erdasarkan penyebab perdarahan ;erdapat < kategori utama yang disusun berdasarkan akronim BP!5"-7*%'8C Kelompok BP!5"C adalah merupakan kelompok kelainan struktur penyebab P! • •
yang dapat dinilai dengan berbagai teknik dan atau pemeriksaan histopatologi. Kelompok B7*'%8C adalah merupakan kelompok kelainan non struktur pen yebab P! yang tidak dapat dinilai dengan teknik pencitraan atau histopatologi. P! terkait dengan penggunaan streroid seks eksogen, !KD(, atau agen sistemik atau lokal lainnya di klasifikasikan sebagai BiatrogenikC.
6
Keterangan > a. Poli# &PUA'P( > Pertumbuhan endometrium berlebih yang bersifat lokal mungkin tunggal atau ganda, berukuran mulai dari beberapa milimeter sampai sentimeter. Polip endometrium terdiri dari kelenjar, stroma, dan pembuluh darah endometrium. b. Adenoiosis &PUA @ !/ > %n9asi endometrium ke dalam lapisan miometrium, menyebabkan uterus membesar, difus, dan secara mikroskopik tampak sebagai endometrium ektopik, non neoplastik, kelenjar endometrium, dan stroma yang dikelilingi oleh jaringan miometrium yang mengalami hipertrofi dan hiperplasia. c. Leioioa uteri &PUA @ 5/ > ;umor jinak fibromuscular pada permukaan myometrium. :erdasarkan lokasinya, leiomioma dibagi menjadi > submukosum, intramural, subserosum. d. )alignan*+ and !+#er#lasia &PUA @ "/ > $iperplasia endometrium adalah pertumbuhan abnormal berlebihan dari kelenjar endometrium. Gambaran dari hiperplasi endometrium dapat dikategorikan sebagai > hiperplasi endometrium simpleks non atipik dan atipik, dan hiperplasia endometrium kompleks non atipik dan atipik. e. ,oagulo#at!+ &PUA-7/ > ;erminologi koagulopati digunakan untuk merujuk f.
kelainan hemostasis sistemik yang mengakibatkan P!. -ulator+ d+sfungtion &PUA -*/ > Kegagalan terjadinya o9ulasi yang menyebabkan ketidakseimbangan hormonal yang dapat menyebabkan terjadinya
perdarahan uterus abnormal. g. Endoetrial &PUA-'/ > Perdarahan uterus abnormal yang terjadi pada perempuan dengan siklus haid teratur akibat gangguan hemostasis lokal endometrium. 7
h. Iatrogenik &PUA'I( / Perdarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan penggunaan obat-obatan hormonal #estrogen, progestin/ ataupun non hormonal i.
#obat-obatan antikoagulan/ atau !KD(. Not +et *lassified &PUA' 8/ > Kategori ini dibuat untuk penyebab lain yang jarang atau sulit dimasukkan dalam klasifikasi #misalnya adalah endometritis kronik atau malformasi arteri-9ena/.
. Perdarahan Sela # Breakthrough bleeding) "erupakan perdarahan yang terjadi akibat paparan terhadap hormon tertentu secara terus menerus pada lapisan endometrium. Kejadian perdarahan umumnya tidak dapat diprediksi, dan jenis perdarahannya dapat berupa perdarahan ringan dan perdarahan bercak # spotting). :erdasarkan mekaisme penyebabnya, maka perdarahan sela dapat dibagi menjadi> - rogesteron Breakthrough Bleeding Perdarahan bercak yang terjadi katika rasio progesteron terhadap estrogen tinggi. - !strogen Breakthroug Bleeding Pola perdarahan akibat pengaruh paparan estrogen terus-menerus. Aumlah dan durasi estrogen breakhtrough bleeding dapat ber9ariasi, tergantung pada jumlah dan durasi stimulasi unopposed estrogen terhadap endometrium. 2. Perdarahan 5ecut ? "ithdra#al Bleeding !dalah perdarahan yang terjadi karena turunnya kadar hormon estrogen$progesteron dengan ciri perdarahan yang umumnya teratur, dapat diprediksi, dan konsisiten dalam 9olume dan durasi. :erdasarkan mekanisme
-
penyebabnya, maka perdarahanlecut dapat dibagi menjadi > Perdarahan lecut estrogen ? !strogen #ithdra#al bleeding !dalah perdarahan yang terjadi karena turunnya kadar hormon estrogen. Perdarahan lecut progesteron ? rogesteron #ithdra#al bleeding !dalah perdarahan yang disebabkan penurunan kadar hormon progesteron #$%&'(% ) P*G% , +/.
2.0. Patogenesis )anifestasi %linis a. Polip #P!-P/ ;idak ada penyebab pasti dari polip endometrium, tetapi pertumbuhan mereka dapat
dipengaruhi oleh kadar hormon, terutama estrogen. Seringkali tidak ada gejala, tetapi beberapa gejala dapat diidentifikasi terkait dengan pembentukannya. - Kesenjangan antara perdarahan haid - Perdarahan haid yang terlalu berat - (asa sakit saat menstruasi atau disemenore b. !denomiosis #P! @ !/ $ubungan antara adenomiosis dengan penyebabnya tidak diketahui, kemungkinan berhubungan dengan inkonsistensi dalam penegakkan diagnosis dengan histopatologi. -
terus membesar secara menyeluruh. ? pasien tidak menunjukkan gejala. Sisanya dapat menunjukkan gejala > (asa nyeri yang berlangsung secara progresif, kadang-kadang berhubungan dengan
-
haid. Pada kasus ini, nyeri meningkat selama menstruasi dan mencapai puncak pada akhir masa haid - Siklus menstruasi tidak teratur terutama menorrhagia c. 5eiomioma uteri #P! @ 5/ ;umor jinak fibromuskular miometrium ? leiomyoma. Kebanyakan tidak menunjukkan gejala, dan sering bukan menyebabkan P! tetapi perlu dipertimbangkan bila terdapat hubungan antara leiomyoma endometrium dan serosa, lokasi, ukuran lesi, jumlah lesi, dan klasifikasi leiomyoma #primer, sekunder, tersier/ "anifestasi tersering adalah menorrhagia dengan?tanpa metrorrhagia • "assa besar mungkin dapat diraba oleh pasien di daerah panggul atau • •
menimbulkan rasa tertarik "anifestasi lainnya adalah tekanan pada 9esica urinari, nyeri akut, dispareunia,
nyeri punggung dan penurunan fertilitas d. "alignancy and hyperplasia #P! @ "/ "eskipun relatif jarang, hiperplasia atipikal dan malignan merupakan penyebab yang sangat berpotensi dan harus dipertimbangkan pada semua wanita usia subur. $iperplasia dan karsinoma secara khusus memiliki gejala perdarahan per9aginam yang berat sedangkan pasien dengan atrofi biasanya hanya muncul bercak-bercak perdarahan. e. 7oagulopathy #P! @ 7/ %stilah koagulopati meliputi spektrum gangguan hemostasis sistemik yang mungkin terkait $": yang memiliki gangguan biokomia sistemik yang paling sering ialah penyakit 9on 3illebrand #93D/. 8amun tidak jelas seberapa sering kelainan ini meneyebabkan P! f. *9ulatory dysfunction #P! @ */ Disfungsi o9ulasi dapat menyebabkan P!, umumnya terdapat kombinasi perdarahan yang tak terduga dengan dengan banyaknya darah. Gangguan o9ulasi mulai dari amenorhea, ringan dan jarang. "anifestasinya berhubungan tidak adanya produksi progesteron siklik dari korpus luteum #luteal out of fase/. Dalam beberapa kasus gangguan tersebut mungkin juga dapat iatrogenik yang disebabkan oleh steroid gonad atau obat yang mempengaruhi metabolisme dopamin seperti fenotiain dan antidepresan trisiklik. Serta gangguan ini sering terjadi pada usia remaja dan transisi menopause. g. 'ndometrial 7auses #P! @ '/
.
"ungkin terdapat gangguan utama mekanisme yang mengatur endometrium lokal BhemostasisE itu sendiri. :ukti kuat menunjukkan bahwa penurunan produksi lokal dari 9asokonstriktor seperti endotelin- dan prostaglandin &+, dan atau lisis karena produksi yang berlebihan dari plasminogen akti9ator disamping peningkatan prostaglandin '+ dan prostasiklin. h. %atrogenic #P! @ %/ !da beberapa mekanisme seperti inter9ensi medis atau alat yang menyebabkan dan berkontribusi pada P!-%. ;ermasuk obat atau sistem intrauterin dan agen farmakologis yang berdampak langsung pada endometrium, mengganggu mekanisme pembekuan darah. i. 8ot 7lassified #P! @ 8/ :eberapa entitas rahim mungkin berkontribusi atau menyebabkan P!, namun hal tersebut belum terbukti dengan pasti. Kemungkinan adanya gangguan lain yang belum teridentifikasi yang hanya dapat diskrining dengan tes biologi biokimia atau molekular. 2.. Diagnosis 2..1. Diagnosis Berdasarkan %lasifikasi a. Polip #P!-P/ Diagnosis polip ditegakkan berdasarkan pemeriksaan SG dan? histereskopi. b. !denomiosis #P! @ !/ Diagnosis dari adenomiosis dapat dibuat hanya dengan pemeriksaan
mikroskopis dari specimen, jarang dari biopsy, paling sering melalui histerektomi. c. 5eiomioma uteri #P! @ 5/ Diagnosis leiomyoma ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisis dan laboratorium. Setelah pemeriksaan bimanual untuk mendeteksi adanya massa fibroid, maka dilanjutkan dengan ultrasound sebagai modalitas baku untuk diagnosis leiomyoma. Pada ultrasound massa akan terlihat bertekstur heterogen dan berbayang. 5okasi dan ukuran massa dapat diketahui. "odalitas lain yang dapat digunakan adalah "(% #terutama untuk membedakan leiomyoma dan leiomyosarcoma/. :iopsi jarang dilakukan dan kurang memiliki nilai diagnostik. d. "alignancy and hyperplasia #P! @ "/ $iperplasi endometrium biasanya didiagnosis dengan biopsi endometrium atau kuretase endometrium setelah seorang wanita memeriksakan dengan perdarahan uterus abnormal. "odalitas terapi tergantung dengan usia pasien, keinginan untuk memiliki anak, dan keberadaan dari sel atipik pada bahan endometrium.
10
Penegakan diagnosa dapat menggunakan SG, Pipelle 'ndometrial :iopsy, e. f. g. h. i.
2..2
histeroskopi dan?atau dilatasi dan kuretase, serta sonohisterografi. 7oagulopathy #P! @ 7/ *9ulatory dysfunction # P! @ */ 'ndometrial causes #P! @ '/ %atrogenic #P! @ %/ 8ot 7lassified #P! @ 8/ Semua pemeriksaan pada BcoeinC harus menghilangkan kemungkinan struktural
atau menghubungkan keduannya. Dengan menggunakan pemeriksaan hormonal. Diagnosis Se*ara Uu !nalisis yang akurat dari sampel endometrium dan lokasi dari lesi intrauterus merupakan tujuan untuk manjemen terapi yang efektif dan hasil yang lebih baik. ;eknik diagnostik yang tersedia untuk menge9aluasi perdarahaan uterus abnormal adalah biopsi endometrium, ultrasonografi #SG/, histeroskopi, dan dilatasi kuretase #!ra dan (oohi, +/. :iopsi endometrium menyediakan sampel yang adekuat untuk mendiagnosis masalah pada endometrium pada lebih dari <1 kasus, tetapi gagal untuk mendeteksi polip dan leiomioma. Pemeriksaan SG trans9aginal sangat baik untuk memeriksa kelainan patologis intrauterin. $isteroskopi merupakan alat yang sangat akurat untuk mendiagnosis polip, fibroma submukosa dan hiperplasia endometrium tetapi mungkin gagal dalam mendiagnosis endometritis. Dilatasi kuretase memberikan sampel yang lebih luar dari ruang uterus dan memiliki sensiti9itas yang lebih tinggi daripada biopsi endometrium terutama pada lesi in situ yang lebih kecil. Pemeriksaanini sering dilakukan saat biopsi endometrium tidak adekuat, stenosis padaser9iks atau perdarahan uterus disfungsional yang gagal pada pengobatan #!ra) (oohi, +/.
Ananesis Pembuatan anamnesis yang cermat penting untuk diagnosis. Perlu ditanyakan
bagaimana mulainya perdarahan, apakah didahului oleh siklus yang pendek atau oleh oligomenorea?amenorea, sifat perdarahan #banyak atau sedikit-sedikit, sakit atau tidak/, lama perdarahan, dan sebagainya. Peeriksaan 3isik Pada pemeriksaan umum perlu diperhatikan tanda-tanda yang menunjuk kearah penyakit metabolik, endokrin, penyakit menahun, dan lai-lain.Pemeriksaan fisik pertama kali dilakukan untuk menilai stabilitas keadaan hemodinamik, selanjutnya dilakukan pemeriksaan untuk> a. "enilai - %ndeks massa tubuh #%"; F +4 termasuk obesitas/ 11
-
;anda-tanda hiperandrogen Pembesaran kelenjar tiroid atau manifestasi hipo ? hipertiroid Galaktorea #kelainan hiperprolaktinemia/ Gangguan lapang pandang #karena adenoma hipofisis/ &aktor risiko keganasan endometrium #obesitas, nulligra9ida, hipertensi,
diabetes mellitus, riwayat keluarga, S*PK/ Peeriksaan 4inekologik Pada pemeriksaan ginekologik dengan Pap Smear, perlu dilihat apakah tidak ada kelainan-kelainan organik, yang menyebabkan perdarahan abnormal #polip, ulkus, tumor, kehamilan terganggu/. Peeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang ?laboratorium diperlukan untuk menyingkikan kelainankelainan lain yang menyebabkan uterus abnormal, antara lain > a. ;es Kehamilan ;erutama pada wanita usia reproduksi, kehamilan merupakan kelainan pertama yang harus disingkirkan. Perdarahan yang terjadi dalam kehamilan dapat disebabkan oleh abortus, kehamilan ektopik atau penyakit trofoblas gestasional b. 5aboratorium darah dan fungsi hemostasis %omplete blood cell count #7:7/, protrombin time #P;/, activated partial c. d. e. f. g.
thromboplastin time #aP;;/ Pemeriksaan hormonal?endokrin #;, ;2, testosteron, D$'!S, uji glukosa/ SG :iopsi endometrium #pada wanita yang sudah menikah/ ;es fungsi hati Sonohidterografi > 8a7l fisiologis dimasukkan ke dalam ka9um uteri melalui kateter sambil dilkaukan SG trans9aginal, digunakan untuk menilai ka9um uteri dan lapisan endometeium, serta dapat mempertajam diagnostik sebelum dilakukan
kuretase pada kasus perdarahan uterus h. $isteroskopi > digunakan untuk menyingkirkan kelainan-kelainan organik terutama adanya polip endometrium dan mioma submukosum yang dengan pemeriksaan ginekologi atau SG sulit diketahui. Selain itu juga dapa digunakan untuk mengetahui atropik endometrium, hiperplasia endometrium, dan sebagainya. 2.5. Penatalaksanaan 2.5.1. Penatalaksanaan Berdasarkan %lasifikasi a. Polip #P!-P/ Polip endometrium dapat dihapus dan diobati melalui operasi dengan menggunakan
kuretase atau histerektomi b. !denomiosis #P! @ !/ Pada pemeriksaan bimanual teraba uterus membesar dan tegang , kadang-kadang • •
dapat dirasakan adanya adenomiomata yang sulit dibedakan dengan mioma uteri biasa. 12
•
Pada kasus asymtomatik dan tidak teraba tumor yang besar maka tak perlu
•
diberikan terapi khusus. Pada kasus dengan gejala dan teraba tumor yang besar, sebaiknya dilakukan
histerektomi oleh karena terapi hormonal tidak memberi manfaat. c. 5eiomioma uteri #P! @ 5/ $isteroktomi, yaitu pengangkatan uterus secara menyeluruh. "erupakan terapi • permanen untuk leiomyoma, namun memerlukan bedah mayor serta laparoskopi •
abdomen dan 9agina "yomektomi, yaitu pengangkatan leiomyoma dan memeliharan uterus. ;erapi ini terutama untuk wanita yang masih ingin memiliki anak. 8amun dibanding histeroktomi risikonya lebih besar karena memerlukan waktu pemulihan lebih
•
panjang serta perdarahan dan infeksi. Progestin, untuk mengontrol perdarahan #bukan sebagai terapi kuratif/ !nalog Gn($, untuk menekan pelepasan gonadotropins sehingga menurunkan konsentrasi estrogen dan menciptakan konsisi seperti menopause. Diharapkan
•
efeknya adalah regresi dari leiomyoma. 'mbolisasi, yaitu menggunakan kateter dan biji plastik yang dimasukkan ke arteriol kecil pada leiomyoma. Sehingga terjadi penurunan aliran darah, iskemia dan nekrosis tumor. ;erapi ini berhasil bila dikerjakan di sejumlah pusat
kesehatan, namun berisiko terjadinya kegawatdaruratan. d. "alignancy and hyperplasia #P! @ "/ Pemberian progesteron agar endometrium dapat luruh dan mencegahpertumbuhan kembali e. 7oagulopathy #P! @ 7/ Dengan menggunakan !ntifibrinolytic therapy #;!/, Systemic gonadal steroid agents #Kombinasi estrogen dan progesteron, progestin only therapy, danaol, intrauterin progestins, gonadotropin releasing hormon agonists, desmopressin acetate , endometrial ablation/. f. *9ulatory disfunction #P! @ */ Dengan medical option berupa terapi iron > treat cause if identified, cyclical progestins, combination contracepti9es, Gn($ agonists, dll. g. 'ndometrial 7auses #P! @ '/ Dengan medical option berupa terapi iron > 8S!%Ds, !ntifibrinolytics, 7ombination contracepti9e, Danaol, Progestine %D, dll. h. Pada P!-* dan P!-' Penatalaksanaan dengan cara *perasi #hysterectomy/. 2.5.2
Penatalaksanaan Se*ara Uu
13
Setelah menegakkan diagnosis, dan tidak ditemukan penyakit lainnya, maka dilakukan pengobatan dengan prinsip berikut . "enghentikan perdarahan segera dengan injeksi estrogen atau progesteron +. Perdarahan yang tidak sampai mengganggu keadaan umum pasien, pengobatan cukup dengan estrogen dan?atau progesteron oral saja . Setelah perdarahan dapat dihentikan, maka tindakan selanjutnya adalah mengatur siklus menstruasi penderita 2. ;ransfusi darah jika kadar hemoglobin kurang dari = gr1 ? dl 0. Penatalaksanaan PD berdasarkan etiologi dan manifestasi klinis a. Penatalaksaan &armakologi sia, keinginan untuk subur, keadaan medis sebelumnya, dan pilihan pas ien merupakan pertimbangan yang sangat penting. *bat !nti %nflamasi 8on Steroid #*!%8S/ • Prostaglandin endometrium meningkat pada wanita yang mengalami perdarahan menstruasi yang berat. *bat anti inflamasi non steroid menghambat siklo-oksigenase dan menurunkan kadar prostaglandin diendometrium. Pada penelitian didapatkan bahwa terjadi penurunan kehilangan darah +-0 1 dengan penggunaan obat ini. *bat ini juga mengobati dismenorrhea pada lebih dari 41 pasien. ;erapi diberikan pada awal menstruasi dan dilanjutkan hingga 0 hari atau sampai menstruasi •
berhenti !gen !ntifibrinolitik !sam traneksamat, merupakan deri9at sintetik dari asam amino #lysine/ yang bekerja dengan menghambat plasminogen secara re9ersibel. *bat ini tidak memiliki efek pada parameter koagulasi darah dan dismenorrhea. Sepertiga wanita yang menggunakan obat ini mengalami efek samping berupa keram pada kaki dan mual. !sam traneksamat gram setiap jam pada 2 hari siklus
•
awal menurunkan kehilangan darah hingga 2 1. Danaol "erupakan steroid sintetis dengan sifat androgenik yang ringan, menghambat steroidogenesis pada o9arium dan memiliki efek yang besar pada jaringan endometrium, menghentikan perdarahan hingga =1. Pada penggunaan terapi ini #-+ mg perhari/, +1 pasien mengalami amenorrhea dan 4 1 mengalami oligomenorrhea. $ampir 0 1 pasien dilaporkan tidak mengalami efek samping, dan + 1 mengalami efek samping minor. Keluhan yang sering disampaikan adalah peningkatan berat
14
badan pada 1 pasien. (ekomendasi dengan terapi ini adalah -+ mg •
per hari selama bulan Progestin Pada penelitian (andomied 7ontrolled ;rialmenunjukkan bahwaprogestin tidak efektif dalam mengontrol perdarahan dibandingkandengan asam traneksamat ataupun *!%8S. Progestin mungkin bisasangat berguna pada wanita dengan siklus yang ireguler dan padasiklus ano9ulatoar yang diberikan untuk +2 hari setiap bulan."edroHyprogesteron asetat digunakan untuk kontrasepsi yangmenyebabkan amenorrhea pada = 1 pasien meskipun sekitar 0 1
•
pasien mengalami perdarahan ireguler. Pil Kombinasi Penurunan kehilangan darah pada saat menstruasi dengan penggunaan pil kombinasi mungkin merupakan akibat atrofi endometrium. Penggunaan obat ini dapat menurunkan kehilangaan darah hingga 21. Keuntungan tambahan dari penggunaan pil kombinasi adalah dapat sekaligus menjadi alat kontrasepsi
•
dan menurunkan angka dismenorrhea Progestin %ntrauterine System Progesterone pada %D dilaporkan dapat menurunkan perdarahan pada menstruasi. Iang paling baru adalah 5e9onorgestrel %ntra terine System #58G-%S/ merupakan %D dengan bentuk ; yang melepaskan le9onorgestrel dalam jumlah yang stabil #+ Jg?+2 jam/. Pada penelitian yang lain didapatkan bahwan pengggunaan 58G-%S dengan melepaskan 2 Jg?+2 jam merupakan metode yang efektif untuk mensupresi endometrium
•
pada wanita dengan hiperplasia atipikal ataupun non atipikal. Gn($ !gonist Gn($ agonist menginduksi kondisi hipoestrogenik yang re9ersibel. 'fektif untuk menurunkan kehilangan darah menstruasi pada wanita perimenopause, tetapi terbatas dengan efek sampingnya yakni rasapanas dan penurunan
densitas tulang. b. Penatalaksaan :edah Dilatasi dan Kuretase #D7/ • Pada penelitian yang mengukur jumlah darah menstruasi sebelum dan setelah dilakukan D7 didapatkan bahwa terjadi penurunan jumlah perdarahan. D7 memiliki peran diagnosis saat hasil biopsi endometrium tidak meyakinkan •
dan gejala masih ada atau dicurigai adanya kelainan yang mendasari. Penghancuran 'ndometrium ? 'ndometrial Destruction
15
Pengancuran endometrium dapat dilakukan dengan beberapa teknik pembedahan. $isteroskopi ablasi endometrium dengan fotokoagulasi, rollerball, elektrokoagulasi atau loop re se ct io ndan hasil jangka panjangnya telah di tinjau oleh "artyn. "etode ini telah ditinjau secara klinis selama + tahun. Dari penelitian didaptkan hasil yang memuaskan pada =0 1 kasus, •
1 pasien dilakukan histerektomi dan 1 pasien dilakukan ablasi ulang $isterektomi "etode ini merupakan solusi permanen untuk terapu menorrhagia danperdarahan uterus abnormal dan ini terkait dengan angka kepuasan pasien dengan terapi ini. untuk wanita yang cukup memiliki anak dan sudah mencoba terapu konser9atif dengan hasil yang tidak memuaskan, histerektomi merupakan pilihan yang terbaik
16
BAB III PENUTUP
Perdarahan terus !bnormal adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan semua kelainan haid dalam hal jumlah maupun lamanya. "anifestasi klinisnya dapat berupa perdarahan dalam jumlah yang banyak atau sedikit, dan haid yang memanjang atau tidak beraturan #$%&'(% ) P*G%, +/. Perdarahan uterus abnormal paling banyak dijumpai pada usia perimenarche dan usia menopause. 01 penderita berusia antara 2-20 tahun dan +1 penderita adalah remaja. Perdarahan uterus abnormal adalah perubahan pada frekuensi mentsruasi, durasi, dan pengeluaran, atau jumlah kehilangan darah. Didalamnya terdapat perdarahan uterus disfungsi dan perdarahan akibat penyebab struktural seperti polip, fibroid, hiperplasia endometrium dan komplikasi akibat kehamilan #!ra dan (oohi, +/ 3alaupun belum merupakan klasifikasi yang paling sempurna, sistem P!5"-7*'%8 dapat menjadi langkah yang rasional dalam upaya menyeragamkan pemahaman terhadap klasifikasi etiologi P!. Diharapkan dengan adanya keseragaman tersebut berbagai hasil penelitian yang dilakukan dapat dengan mudah dirangkum hasilnya menjadi suatu basis bukti yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan manajemen P!. Di masa mendatang tidak tertutup kemungkinan untuk dilakukannya pengembangan sistem klasifikasi ini.
17
Daftar Pustaka
"unro, "alcolm G. +. &bnormal 'terine Bleeding . 8ew Iork > 7ambridge ni9ersity Press. 7unningham &., 5e9eno K., etc. +4. "illiam Obstetri !disi kedua. Aakarta > 'G7 Kumar ., 7otran (., (obbins S. Buku &ar atologi !disi etuuh. Aakarta > 'G7 'lly, A. 3., Kennedy, 7. "., 7lark, '. 7., ):owdler, 8. 7. +. &bnormal'terine Bleeding* & +anagement &lgortihm. A!:&", 0<+. "ontgomery, :. '., Daum, G. S., ) Dunton, 7. A. +2. !ndometrial,yperplasia* & evie#.Obstetrical and Gynecological urvey, =-4=. "unro, ". G., 7ritchley, $. *., :roder, ". S., )&raser, %. S. +. FIGO%lassi/ication ystem (&0+-%O!I1) /or %auses o/ &bnormal 'terine Bleedingin 1on Gravid "omen o/ eproductive &ge.%nternational Aournal of Gynecologyand *bstetrics, -+ !ra, S., )(oohi, ". #+/. &bnormal 'terine Bleeding2 ,istipathological 3iagnosis by %onventional 3ilatation and %urretage. ;he Professional "edical Aournal, 0=4-0<.
1-
Daftar Pertan+aan /
. Desi ;riastuti :agaimana deteksi dini dari setiap klasifikasi !:L Aawaban> Deteksi dini dari !: didiagnosis berdasarkan tanda dan gejala yang muncul, bisa juga dilakukan dengan anamnesis terhadap pasien dengan menanyakan bagaimana mulainya perdarahan, apakah didahului oleh siklus yang pendek atau oleh oligomenorea?amenorea, sifat perdarahan #banyak atau sedikit-sedikit, sakit atau tidak/, lama perdarahan, dan sebagainya #$estiantoro, +4/. +. %ndah Dwi K. :erapa hari haid dikatakan abnormalL Dan bagaimana jumlah perdarahannyaL Aawaban> $aid dikatakan abnormal bila terjadi selama M 2,0 hari atau F = hari dan jumlah perdarahannya M 0 ml atau F = ml #P*G%, +/. . Diana 'stu Pada wanita yang menggunakan %D, apakah selalu terjadi !: pada saat menopauseL Aawaban> ;idak, karena !: karena menggunakan %D bukan pada saat menopause, tetapi terjadi saat setelah dilakukannya insersi %D?!KD( dalam kurun waktu - bulan pertama pasca insersi !KD( dengan ditandai dengan rasa nyeri dan jenis perdarahan dalam jumlah banyak dan berkepanjangan #P*G%, +/. 2. %da "arNatus S. Kenapa pada perdarahan kronik tidak perlu penanganan tindakan segeraL Aawaban> Karena pada perdarahan kronik tidak langsung banyak kehilangan darah sehingga tidak perlu penanganan segera untuk mencegah kehilangan darah #P*G%, +/. 0. i9i :udiarti !pa perbedaan lecut estrogen dan lecut progesteronL "ana yang paling sering terjadiL :agaimana wewenang bidan untuk menanganinyaL Aawaban> 5ecut estrogen adalah perdarahan yang terjadi karena turunnya kadar hormon estrogen, sedangkan lecut progesteron adalah perdarahan yang terjadi karena turunnya kadar hormon progesteron. 5ecut progesteron yang paling sering terjadi. 3ewenang bidan dengan cara memberikan hormon yang sesuai untuk menghentikan perdarahan yang terjadi dan mengatur siklus menstruasi penderita dengan pemberian hormon juga #P*G%, +/. . 8indhi Putri 3. !pakah perbedaan dari perdarahan lecut dan perdarahan selaL Aawaban>
1.
Perdarahan 5ecut > perdarahan yang terjadi karena turunnya kadar hormon estrogen$progesteron dengan ciri perdarahan yang umumnya teratur, dapat diprediksi, dan konsisiten dalam 9olume dan durasi. Perdarahan Sela > perdarahan yang terjadi akibat paparan terhadap hormon tertentu secara terus menerus pada lapisan endometrium. Kejadian perdarahan umumnya tidak dapat diprediksi, dan jenis perdarahannya dapat berupa perdarahan ringan dan perdarahan bercak # spotting) #P*G%, +/. 4. 5ina 8urul %a :agaimana peran bidan dalam menangani !:L Dan pada saat kapan harus dirujukL Aawaban> Peran bidan dalam menangani !: adalah dengan mendeteksi dini adanya !: dengan melakukan anamnesa dan melakukan tes kehamilan, sedangkan untuk penatalaksanaannya dengan memberikan pengobatan secara hormonal dengan menggunakan pil kombinasi dan progestin. =. Pratitis *9ilia 3. :agaimana penatalaksaan embolisasi pada penanganan P!-5L Aawaban> 'mbolisasi, yaitu menggunakan kateter dan biji plastik yang dimasukkan ke arteriol kecil pada leiomyoma. Sehingga terjadi penurunan aliran darah, iskemia dan nekrosis tumor. ;erapi ini berhasil bila dikerjakan di sejumlah pusat kesehatan, namun berisiko terjadinya kegawatdaruratan #P*G%, +/. <. !nggi Saptiwi *. !pa yang dimaksdu dengan penyakit on 3illebrandL Aawaban> Penyakit on 3illebrand #3D/ adalah kelainan perdarahan yang paling banyak diderita orang. Aenis penyakit ini disebabkan oleh masalah on 3illebrand &actor #3&/. %ni adalah protein dalam darah yang diperlukan untuk pembekuan darah. Aika tidak terdapat cukup 3& dalam darah, atau tidak bekerja dengan baik, maka dalam proses pembekuan darah memerlukan waktu lebih lama #3orld &edration of $emophilia/. . (agil Puspita Penyebab P!-P karena hormonalnya naik atau turunL Dan j elaskan bagaimana pengobatannyaO Aawaban> Penyebab P!-P karena kadar hormon estrogen yang terlalu tiggi sehingga menyebabkan perdarahan. Polip endometrium dapat dihapus dan diobati melalui operasi dengan menggunakan kuretase atau histerektomi atau sebelumnya dilakukan pemberian progesteron terlebih dahulu. . &rida (afianti Aelaskan tentang pengobatan antifibrinolitikO 20
Aawaban> Pengobatan !: dengan antifibrinolitik menggunakan !sam traneksamat yang merupakan deri9at sintetik dari asam amino #lysine/ yang bekerja dengan menghambat plasminogen secara re9ersibel. *bat ini tidak memiliki efek pada parameter koagulasi darah dan dismenorrhea. Sepertiga wanita yang menggunakan obat ini mengalami efek samping berupa keram pada kaki dan mual. !sam traneksamat gram setiap jam pada 2 hari siklus awal menurunkan kehilangan darah hingga 2 1 #P*G%, +/ .
12* Ni /ade" Nensi /ena#a AUB serin! ter+adi #ada #eri$enarhe aa%an: ada #u%ertas #erdarahan dis&un!sinal ter+adi setelah $enarhe( #erdarahan tida" nr$al ter+adi /arena dise%a%"an leh !an!!uan atau terla$%atnya #rses $aturasi #ada hi#tala$us ( den!an a"i%at %aha #e$%uatan releasin! &atr dan hr$n !nadtr#in tida" se$#urna 13* e) $ilia ndi"asi "husus #ada #enatala"saan #r!estern nly aa%an: r!estin nly "an sa$a den!an /B $ini#il yan! hanya $en!andun! #r!estern sa+a +adi indi"asihanya saya $en!a$%il den!an indi"asi #ada #en!!unaan "% $ini#il salnya saya tida" $ene$u"an indi"asi "husus teruta$a #ada #enatala"sanaan Au% "arena "eter%atasan su$%er * 1*8anita usia re#rdu"si 2* anita yan! telah $e$ili"i ana" 9 yan! %elu$ $e$#unyai ana" 3* #asa #ersalinan dan tida" $enyusui 4* #asa "e!u!uran er"" se!ala usia B/(2006; 2. (ifaEatul stadah !pa perbedaan dari 3ithdrawal bleeding dengan perdarahan mens pada umumnyaL Aawaban >
Pendara,an Le-t . withdrawal bleeding adalah #endarahan yan! ter+adi "arena turunnya "adar hr$n estrogen/progesteron den!an iri #endarahan yan! u$u$nya teratur(
da#at di#redi"si( dan "nsisten dala$ ,lu$e dan durasi* Berdasar"an $e"anis$e #enye%a%nya( $a"a #endarahan leut da#at di%a!i $en+adi: Pendara,an le-t e#trogen / Estrogen withdrawal bleeding 21
Adalah #endarahan yan! ter+adi "arena turunnya "adar hr$n estrogen.
Pendara,an le-t /roge#terone / Progesterone withdrawal bleeding Adalah #endarahan yan! dise%a%"an #enurunan "adar hr$n #r!estern* Kebanyakan pengobatan farmakologi dengan menggunakan antifibrinolytic therapy #;!/, sistemic gonadal steroid agents #kombinasi estrogen dan progesteron, progestin only therapy, danaol, intrauterin progestin, gonadotropin releasing hormon agonists, desmopressin acetat, endometrial ablation/. . 5aili !lifah :agaimana caranya mempermudah penegakan diagnosa pada !:L Aawaban> Dengan anamnesa #keluhan, riwayat, gejala yang dirasa/ kemudian dilakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan ginekologi. Setelah menghilangkan kemungkinan kelainan anatomis?organis pada pemeriksaan ginekologi lalu dapat dilakukan pemeriksaan penunjang, pemeriksaan darah lengkap dan pemeriksaan endokrin. 4. !lma $anifa Dari setiap klasifikasi !:, mana yang paling sering terjadiL Dan bagaimana presentasenyaL Aawaban>
Berdasar"an L"a"arya Nasinal #erenanaan "e%i+a"an "esehatan( 12'13 se#te$%er 2006 %andun!( distri%usi #enya"it $i$a uteri #ada #asien yan! di raat ina# diru$ah sa"it di indnesia tahun 2004 se%anya" 3(23. "asus dan .2 diantaranya $enin!!al 9 se"itar 2(-4= htt#:99*lit%an!*de#"es*!*id; untu" $ananya yan! #alin! serin! ter+adi dan $ana yan! le%ih %anya" #resentasenya saya %elu$ $ene$u"an* =. 8o9i !priniawati :agaimana pengobatan dengan menggunakan denaolL Aawaban>
anazl anrine; adalah andr!en le$ah yan! di%eri"an #er ral( dsis yan! di re"$endasi"an untu" tera#i adalah 400 > -00$! 9 hari dan di terus"an sela$a 6 %ulan 9 le%ih( ini tera#i #alin! u$u$ 22
untu" end$etrisis %u"u intisari #rinsi#'#rinsi# il$u %edah edisi 6( 2000;* <. Diana Permatasari Pada klasifikasi berdasarkan P*G%, apakah masih perlu dilakukan tes hormonL Aawaban> Perlu bila memang sudah menyingkirkan kelainan organik maka sebelum melakukan diagnosa terhadap kelainan non organik maka dapat dilakukan pemeriksaan hormonal. +. Putri %nneke :erada kadar estrogen dan progesteron sehingga menyebabkan perdarahan lecutL Aawaban> ntuk seberapa kadar estrogen dalam tubuh dan pada saat lecut belum diketahui secara pastinya kadarnya berapa. ;etapi setiap orang memiliki metabolisme endokrin yang berbeda-beda dalam tubuhnya. +. (ina Dinastutie :agaimana !: untuk orang premenopauseL Aawaban> "ungkin lebih banyak pada penderita yang mengalami kelainan anatomis. ntuk kelainan endokrinologi masih dapat diimbangi dengan pola nutrisi yang baik. ++. Safia (osalia !pa perbedaan klasifikasi !: yang lama dan yang baruL Aawaban> Perbedaan awal karena adanya ketidak seragaman dalam klasifikasi penyebab perdarahan uterus abnormal. ntuk itu &%G* "estrual Disorder Group #&"DG/ berupaya meramu suatu sistem klasifikasi. Salah satu hal penting yang dihasilkan dari kelompok kerja ini adalah tidak digunakannya lagi istilah-istilah seperti menoragia, metroragia, dan perdarahan uterus disfungsional. Kemudian mengeluarkan sistem penggolongan baru yaitu P!5"-7*'%8. P!5" merupakan kelainan yang bersifat struktural atau terdapat kelainan anatomik. 7*'%8 merupakan kelainan nonstruktural atau fungsional. +. Iohana ". :agaimana penatalaksanaan perdarahan di antara siklus haidL Aawaban> Penatalaksanaan perdarahan di antara siklus haid melihat seberapa parah perdarahannya. untuk memperbaikinya dapat dengan penatalaksanaan secara farmakologis dengan Progestin ataupun pil kombinasi. Setelah itu dilihat dari penyebabnya jika karena struktural atau kelainan anatomik maka dilakukan tindakan pembedahan. +2. Iesi Kurnia Kenapa obesitas dan Diabetes "ellitus menjadi faktor resiko !:L Aawaban > Karena simpanan lemak berlebih pada wanita obesitas dapat meningkatkan produksi estrogen dalam tubuh dan ano9ulasi. $al ini kerana estrogen dibentuk oleh sel lemak. 23
Pada keadaan obesitas, terutama obesitas abdominal terjadi hiperakti9itas pada poros hipothalamus-hipofisis-adrenal yang menyebabkan produksi estrogen terus-menerus oleh persistensi folikel yang tidak pecah, sehingga tidak terjadi korpus luteum yang akan mensekresikan progesteron mengakibatkan tidak terjanya o9ulasi. Selain itu, wanita obes juga mengalami penurunan kadar dari sex hormon-binding globulin, dengan demikian akan meningkatkan kadar dari bioavailable estrogen. Sedangkan pada wanita dengan diabetes mellitus karena tidak dapat meregulasi kelebihan insulin yang dapat merubah sistem endokrin dalam tubuh. +0. 8i "ade %ndah Perbedaan struktural dan non strukturalL Aawaban> Kelainan bersifat struktural yaitu terdapat kelainan anatomik?organik sedangkan kelainan yang bersifat nonstruktural yaitu kelainan yang bersifat fungsional. +. !yu :agaimana diagnosis adenomiosis dengan menggunakan histeroskopiL Aawaban> "endiagnosis adenomiaosis dapat dengan beberapa cara seperti laparoskopi, laparotomi, biopi endometrium atau dengan histereskopi#memasukkan semacam kamera kecil melalui saluran 9agina ke dalam rongga rahims. Setelah menyingkirkan kemungkinan hiperplasia endometrium. +4. Siti $alimatus 8. Pada !: karena kontrasepsi, bagaimana perdarahan normal dan abnormalnyaL Aawaban > Penggunaan progestin only #P*7s/ telah digunakan secara luas namun memiliki efek samping berupa perdarahan sela?breakthrough bleeding. Perdarahan uterus abnormal adalah efek samping yang umumnya dapat terjadi pada penggunaan kontrasepsi hormonal. 3alaupun tidak membahayakan tetapi mengkhawatirkan sehingga banyak yang menghentikan penggunaan kontrasepsi ini. Pada penggunaan implan te rkait dengan gangguan perdarahan > amenorea, in/re4uent bleeding5 /re4uent bleeding5 perdarahan berkepanjangan # prolong bleeding / #$%&'(%)P*G%, +/. +=. %rma !fifa Klasifikasi mana yang paling banyak perdarahannya dan paling diwaspadaiL Aawaban > ;idak ada spesifikasi yang mana yang paling di waspadai. Dilihat dari sebabnya terlebih dahulu mana yang paling parah jika dari kelainan anatomik?organik?struktural maka perbaiki perdarahannya dan menghilangkan kelainannya. ;etapi bila terjadi karena hormonalnya maka sedikit sulit untuk memprediksi konsistensi, 9olume dan durasinya. +<. 3indi Sarasanti Kenapa klasifikasi !: digantiL 24
Aawaban > Karena adanya ketidak seragaman dalam klasifikasi penyebab perdarahan uterus abnormal. ntuk itu &%G* "estrual Disorder Group #&"DG/ berupaya meramu suatu sistem klasifikasi. Salah satu hal penting yang dihasilkan dari kelompok kerja ini adalah tidak digunakannya lagi istilah-istilah seperti menoragia, metroragia, dan perdarahan uterus disfungsional. Kemudian mengeluarkan sistem penggolongan baru yaitu P!5"7*'%8. P!5" merupakan kelainan yang bersifat struktural atau terdapat kelainan anatomik. 7*'%8 merupakan kelainan nonstruktural atau fungsional. . 8ur 5aili I. :agaimana hubungan stress dengan !:L Aawaban > Stress, depresi dan lain-lain dapat mempengaruhi kerja hormonal dalam tubuh. Sehingga akan merubah endokrinologi dalam tubuh. Pemicu tadi mengganggu di otak sebagai pusat pengendali menstruasi, yakni estrogen dan progesteron. !kibatnyam mekanisme kerja hipotalamus, hipofisis, o9arium, dan endometrium terganggu. . De9inda &ebrianti Perdarahan lecut terjadi berapa lamaL Aawaban > Aika perdarahan lecut estrogen maka perdarahan cenderung lebih singkat #M2.0 hari/ sedangkan perdarahan lecut progesteron maka perdarahan cenderung lebih lama dari durasi haid normal dalam hari #F= hari/.
25