DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
………………………………………………………………………………
4
…………………………………………………………………………
4
…………………………………………………………………………………………….
4
1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan
BAB II GENESA BAHAN GALIAN
2.1 Genesa Pembentukan
……………………………………………………………………
5
2.2 Penyebaran di Indonesia ……………………………………… ………………………………………………………… …………………….. …..
5
BAB III EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI
3.1 Eksplorasi
…………………………………………………………………………………….
7
3.2 Eksploitasi
…………………………………………………………………………………..
8
BAB IV PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN
4.1 Pengolahan
………………………………………………………………………………….
12
4.2 Pemanfaatan
………………………………………………………………………………
15
BAB V LINGKUNGAN DAN PROSPEK
5.1 Lingkungan
…………………………………………………………………………………
2
17
5.2 Prospek
………………………………………………………………………………………
17
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………….
19
6.2Saran
19
…………………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Nama andesit disadur dari pegunungan andes. Ini dikarenakan batuan andesit banyak ditemukan di sekitar pegunungan Andes. Batuan andesit di pegunungan Andes terbentuk sebagai lava “interbeded ” bersamaan dengan deposit abu vulkanik (ash) dan tuff di sisi-sisi stratovulcano yang curam. Batuan Andesit atau disebut juga dengan lavastone adalah batuan beku yang tersusunatas mineral yang halus (fine-grained),dan merupakan hasil dari pembekuan magma yang bersifat intermedier sampai basa di permukaan bumi. Jenis batuan ini berwarna gelap, umumnya abu-abu sampai hitam, tahan terhadap air hujan, berat jenis 2,3-2,7, dan mempunyai kuat tekan 600-2400 kg/cm2.
1.2Rumusan Masalah
Bagaimana genesa pembentukan batuan andesit ? Bagaimana penyebaran batuan andesit di Indonesia ? Apa saja metode eksplorasi dan eksploitasi yang digunakan dalam pertambangan batuan andesit ? Bagaimana pengolahan dan pemanfaatan batuan andesit ? Apa saja pengaruh terhadap lingkungan akibat dari proses penambangan batuan andesit ? Bagiamana prospek dari batuan andesit ?
1.3Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui :
Genesa pembentukan batuan andesit Penyebaran batuan andesit di Indonesia Metode eksplorasi dan eksploitasi yang digunakan dalam pertambangan batuan andesit Pengolahan dan pemanfaatan batuan andesit Prospek dari batuan andesit
4
BAB II GENESA BAHAN GALIAN 2.1 Genesa Pembentukan Proses pembentukan batuan andesit secara letusan (vulkanologi) agak mirip dengan proses pembentukan batuan diorit. Batuan andosit biasanya ditemukan dalam aliran lava yang dihasilkan stratovulkano. Lava yang naik ke permukaan bumi akan mengalami proses pendinginan dengan sangat cepat, karena itu tekstur batuan andesit sangat halus. Ada banyak situasi yang mendorong terbentuknya batuan andesit. Salah satuanya adalah terbentuk setelah proses melting (pelelehan/pencairan) lempeng samudra akibat subduksi. Subduksi yang menyebabkan pelelehan itu merupakan sumber magma yang naik dan membeku menjadi batuan andesit. Karena itu biasanya batuan andosit terletak diatas zona subdiksi yang jadi batuan umum penyusun kerak benua. Selain karena subdiksi, batuan andesit juga bisa terbentuk jauh dari zona subdiksi. Misalnya, batuan andesit juga bisa terbentuk pada ocean ridges dan oceanic hotspot yang dihasilkan dari pelelehan sebagian (partial melting) batuan basalt. Batuan andesit juga bisa terbentuk saat terjadi letusan pada struktur dalam lempeng benua yang menyebabkan magma yang meleleh keluar menuju kerak benua (lava) bercampur dengan lempeng benua
2.2 Penyebaran di Indonesia Terdapat disepanjang jalur gunung api baik yang masih aktif ataupun yang sudah mati. Penyebaran terdapat di:
Daerah Istimewa Aceh: Daerah Rikit Gaib, Kab. Aceh Tenggara; Krueng Raya Kab. Aceh Besar; Pantai Calang, Kab. Aceh Barat; Lhokruet, Kab. Aceh Selatan; Pantai Lamno, Kab. Aceh Barat. Sumatera Utara: Daerah Aik Puli, Kab. Tapanuli Utara Sumatera Barat: Kota Baru dan S. Sirah Paminan Kab. Pesisir Selatan. Jambi: S. Tutung Kec. Air Hangat Kab. Kerinci; Pulau Pandain Kec. Danau Kerinci; Rantau Keloyang Kab. Muarabungo; Maliki dan Baru Kab. Sarko; P. Sangkar Kab. Kerinci; Bukit Baru, Kec. Pelepat, Kab. Bungalebo Tebo. Bengkulu: G. Kandis dan G. Beringin Kab. Bengkulu Utara. Lampung: Langkapura, Tanjungkarang; Kedatuan Bandar Lampung; G. Merbabu; G. Lubukitik; G. Batuserampuk. 5
Jawa Barat: Ujung Berung, Kab. Bandung; Lagadar Kab. Bandung; G. Bejong, Cililin Kab. Bandung; G. Kromong Kab. Bandung; Jelekong Kab. Bandung; Kebon Tunggul Kab. Bandung; Selakaso Kab. Bandung; Kec. Pacet, Kab. Bandung; Majalaya Kab. Bandung; G. Sidanglengis, Kec. Plered, Kab. Purwakarta; Ciarok Kab. Garut; G. Sugih, Anyer Kab. Serang; G. Gede; Parung panjang Bogor, Ciomas, Parung Panjang, Kab. Bogor. Jawa Tengah: Selogiri Bendokerep Kab. Wonogiri; G. Mergi Kab. Semarang; Beringin, Suruh Kab. Salatiga; Kandangan, Bawean, Slawi Kec. Balapulang Kab. Tegal; Kec. Belik Kab. Pemalang. Daerah Istimewa Yogyakarta: G. Merapi; G. Gajah; G. Ijo, Kulon Pro go. Jawa Timur: G. Gajah Mungkur Kab. Pasuruan; Ketapang-Lawang Kab. Malang, Prigen Kab. Pasuruan; Lumang, Kab. Pasuruan; Polaman Lawang Kab. Malang; Gamang, Gading, Paiton, Bogo, Kab. Probolinggo; Pasir Putih Besuki Kab. Panarukan; G. Kapuran; Sumbersuko Padaan; G. Pandan Saradan Kab. Madiun; Pacet Wetan, Kambengan, Barakan, Pelak, Ngemplak, Kesiman, Tengah Wiyu, Slawe, Briti. dan Padi Kab. Mojokerto; Bantal, Belik, Sumberejo, dan Sukorame Kab. Mojokerto. Kalimantan Selatan: Jimban, Tamban, Ulang, Pleihan Kab. Tanah Laut, Ujung Batu, P. Laut Kab. Kotabaru. Nusa Tenggara Timur: Lekebai, Kec. Paga Kab. Sikka; Ae Baru dan Kelisamba, Kab. Flores. Sulawesi Utara: Lilang Kab. Minahasa; Noongan dan Mokupa. Sulawesi Selatan: Bilibili Kec. Botonompo Kab. Gowa, Lena Kec. Parangloe. Maluku: G. Mede Kab, Halmahera Utara; Takome, Tugato, Ternate; Bobo, Dukiri; Sandora; Tidore; Kab. Maluku Tengah; Babang dan G. Sayoding, P. Bacan; Pantai Itawlaka, P. Saparua, Hitu Barat, P. Ambon; G. Lana, Lei Timur. Irian Jaya: Rumba, Bukit, Cendrawasih Kab. Sorong.
6
Gambar 2.1 Peta Penyebaran Batuan Andesit di Indonesia
7
BAB III EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI 3.1 Eksplorasi Metode Geolistrik Metode geolistrik ini biasanya digunakan untuk menyelidiki kondisi bawah permukaan, yaitu dengan mempelajari sifat aliran listrik pada batuan di bawah permukaan bumi. Penyelidikan ini meliputi pendeteksian besarnya medan potensial, medan elektromagnetik dan arus listrik yang mengalir di dalam bumi baik secara alamiah (metoda pasif) maupun akibat injeksi arus ke dalam bumi (metoda aktif) dari permukaan. Proses diawali dengan persiapan segala peralatan yang akan dipakai, yang terdiri atas main unit, kabel, elektroda, HT, palu, dan multimeter analog, kemudian dilanjutkan dengan penancapan elektroda yang telah dihubungkan dengan main unit menggunakan kabel ke dalam tanah, dan akhirnya proses penginduksian listrik untuk mengetahui struktur tanah tersebut dapat dilakukan. Selanjutnya data hasil pengukuran dimasukkan ke dalam software seperti RES2DINV yang kemudian menghasilkan gambar penampang. Hasil interpretasi disajikan dalam bentuk penampang geologi yang didasarkan kepada hasil pengolahan data pengukuran geolistrik dengan menghubungkan setiap titik duga satu dengan yang lainya. Keadaan geologi ini akan memperlihatkan penyebaran
Gambar 3.1 Peralatan yang Digunakan
8
Gambar 3.2 Penginduksian Listrik ke dalam Tanah
Gambar 3.3 Contoh Penampang Akhir
3.2 Eksploitasi Eksploitasi batuan andesit dimulai dari proses pembongkaran, penggalian, pemuatan, dan pengangkutan. A. Pembongkaran Pekerjaan ini dimaksudkan untuk membongkar andesit dari batuan induknya sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Untuk melaksanakan pekerjaan ini dilakukan dengan cara pemboran dan peledakan. Dalam kegiatan pemboran perlu ditentukan geometri lubang tembak yang meliputi berden, kedalaman, pemampat, subdrilling dan spasi. Peralatan yang digunakan untuk 9
kegiatan pemboran adalah crawler rock drill (CRD) dan kompresor. Sedangkan untuk kegiatan peledakan digunakan bahan peledak ANFO. Dalam kegiatan peledakan ini, untuk mendapatkan ukuran produk yang diinginkan ditentukan melalui perubahan spasi lubang ledak; makin rapat ukuran semakin kecil ukuran produknya.
Gambar 3.4 Crawler Rock Drill (CRD)
Gambar 3.5 Anfo B. Pemuatan (loading). Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat muat mekanis untuk memuat hasil kegiatan pembongkaran seperti backhoe, showel ataupun bulldozerke dalam alat angkut yaitu truk.
10
Gambar 3.6 Backhoe
Gambar 3.7 Bulldozer
11
C. Pengangkutan (transporting)
Bongkahan andesit diangkut ke lokasi unit peremukan menggunakan dump truck.
Gambar 3.8 Dump Truck
12
BAB IV PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN 4.1 Pengolahan Bongkahan hasil peledakan yang ukurannya belum sesuai dengan ukuran konsumen dapat dipecah lagi dengan palu atau alat mekanis (breaker/crusher) untuk disesuaikan dengan aturannya. Batu yang sudah sesuai ukurannya dimuat dengan alat muat dan diangkut dengan truck ke konsumen. Secara umum, kegiatan peremukan terdiri dari 3 kegiatan utama yaitu peremukan, pengayakan, dan pengangkutan. Hasil dari pengolahan ini berupa batu pecah yang terdiri dari berbagai ukuran, misal ≤ 10 , 10-20 , 20-30 , 30-50 dan sebagainya.
Gambar 4.1 Diagram Alir Pengolahan Batuan Andesit 13
Gambar 4.2 Jaw Crusher
Gambar 4.3 Cone Crusher
Gambar 4.4 Gryatory Crusher 14
Gambar 4.5 Pemecahan Batu Menggunakan Palu
Gambar 4.6 Pengolahan Menggunakan Gergaji Batu Umumnya proses crushing batuan andesit terbagi menjadi dua tahap, yaitu primary crushing yang menggunakan jaw crusher dan secondary crushing yang menggunakan cone crusher. Proses pengolahan menggunakan palu dan gergaji dipakai jika target hasil produksi merupakan bongkahan batu yang digunakan untuk fondasi rumah dan sebagai hiasan bangunan.
15
4.2 Pemanfaatan Bentuk bongkah batuan andesit dengan ukuran yang masih dapat diangkat oleh manusia, dapat dimanfaatkan untuk fondasi rumah. Selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk batuan candi, hiasan gedung, dan patung. Sedangkan ukuran dalam bentuk pasir, andesit baik digunakan untuk bahan adukan beton, dam ukuran split umumnya digunakan untuk campura n beton dan aspal.
Pemanfaatan Batuan Andesit Sebagai Hiasan Gedung Batu Andesit kini telah menjadi tren yang diterapkan pada bangunan-bangunan yang minimalis karena batu jenis ini akan mampu membuat struktur bangunan menjadi lebih kokoh dan akan menimbulkan kesan dingin yang sangat kuat. Batu berjenis andesit ini kini juga banyak digunakan pada bangunan hotel-hotel berbintang serta pada bangunan yang mewah dengan diaplikasikan atau diterapkan untuk dinding, pagar, lantai pada taman, bibir kolam sampai pada carport. Karena berbagai alasan andesit kini banyak digunakan, antara lain karena warna abu-abu pada batu andesit jika dipadukan dengan hijaunya tumbuhan bisa memberikan nuansa sejuk dan alami.
16
Gambar 4.7 Proses Pembuatan Hiasan Bangunan
17
BAB V LINGKUNGAN DAN PROSPEK 5.1 Lingkungan Industri Pertambangan batuan andesit di dalam kerjanya juga menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar. Dampak terhadap lingkungan sekitar ini dapat dilihat dari proses eksploitasi, dimana dilakukannya proses peledakan untuk mendapatkan ukuran batu yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dampak terhadap yang ditimbulkan antara lain: 1. Polusi Udara Polusi udara disebabkan oleh naiknya abu hasil peledakan yang dapat mempengaruhi kualitas udara bersih di daerah sekitar pertambangan 2. Getaran Tanah Getaran tanah yang timbul akibat dari aktifitas peledakan tersebut dapat mengganggu saluran air yang dimiliki warga sekitar, selain itu dinding dan kaca rumah warga sekitar juga bias retak bahkan runtuh. Selain itu, tanah longsor juga dapat terjadi sebagai hasil dari getaran tersebut. 3. Kebisingan Kebisingan juga dapat menjadi salah satu dampak dari proses peledakan. Kebisingan ini sebagai hasil suara dari bahan peledak yang digunakan untuk meledakan batuan juga dari mesin pengolahan yang digunakan yaitu crusher dan proses penggergajian.
5.2 Prospek Cadangan andesit di Indonesia berjumlah milyaran ton, tersebar merata di seluruh daerah Indonesia. Dari kenyataan itu, untuk masa mendatang diperkirakan pengusahaan andesit di Indonesia akan mengalami peningkatan sejalan dengan terus dilakukannya pembangunan perumahan, juga pembangunan sektor konstruksi lainnya seperti jalan, jembatan dsb. Identifikasi faktor yang mempengaruhi pasar, baik itu sektor pendukung maupun penghambat pengembangan usaha pertambangan andesit adalah :
Cadangan; potensi andesit di Indonesia jelas memungkinkan dengan jumlah cadangan yang besar dan lokasinya tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia; Tenaga kerja; cukup melimpah, biaya operasi tenaga kerja murah adalah faktor yang menguntungkan baik bagi perusahaan maupun pemerintah; Konsumen; perkembangan sektor kontruksi (jalan dan perumahan) dan sektor industri yang mulai membaik merupakan indikator akan meningkatnya tingkat kebutuhan andesit di sektor ini. Oleh karena itu pengembangan pertambangan andesit dengan berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan sektor ini cukup memberikan harapan.
18
Di sektor konstruksi, konsumsi andesit sebagai indikatornya adalah pemakaian di sub sektor perumahan. Menurut data dari BPS, dalam kurun waktu tahun 1987 – 1996 melalui Perumnas telah dibangun sebanyak 328.425 unit yang terdiri dari 127.023 unit Perumahan Sederhana, 190.442 unit Perumahan Inti, dan 10.960 unit Rumah Susun (Rusun). Dalam kurun waktu yang sama telah dibangun sebanyak 163.247 unit melalui KPR-BTN yang terdiri dari 143.940 unit melalui developer swasta dan 19.307 unit melalui developer Perumnas. Adapun melalui REI dalam kurun waktu tersebut jumlah terbesar yang dicapai adalah sebanyak 268.432 unit. Khusus untuk KPR-BTN, Rumah Sederhana (RS) dan Rumah Sangat Sederhana (RSS), pada 2000 BTN mentargetkan sekitar 100.000 unit rumah. Hal ini diperkuat pula oleh perkiraan pemerintah bahwa pada tahun 2000 menyediakan dana sebesar Rp. 1,2 triliun untuk program pembangunan perumahan bagi masyarakat golongan penghasilan rendah. Perekonomian Indonesia yang cenderung membaik diperkirakan kebutuhan akan perumahan terutama tipe yang dibangun melalui KPR-BTN akan semakin meningkat di masa mendatang, dan ini berarti kebutuhan akan andesit juga akan meningkat. Demikian juga halnya dalam pembangun gedung-gedung pusat pertokoan, pusat perkantoran swasta ataupun pemerintahan, pembangunan dan pemeliharaan jalan, jembatan serta sarana irigasi yang setiap tahun diperkirakan akan terus meningkat merupakan peluang bagi pertambangan andesit. Berikut ini kisaran harga batuan andesit sesuai dengan kegunaannya Batuan andesit untuk konstruksi:
Batu belah : Rp.250.000/M3 Kerikil : Rp.255.000/M3
Batuan andesit untuk hiasan bangunan:
Batu andesit hitam polos, abu-abu, dan alur, : Rp.75.000-Rp.145.000/M2 (tergantung ukuran yang dipilih) Batu andesit lempeng : Rp.60.000-Rp.80.000/M2(tergantung ukuran yang dipilih) Batu andesit lempeng random : Rp.40.000/M2 Batu andesit trotol : Rp.75.000-Rp.145.000/M2(tergantung ukuran yang dipilih) Batu andesit poles : Rp.265.000-Rp.310.000/M2(tergantung ukuran yang dipilih)
19
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan 1. 2. 3. 4.
5.
Dari penjelasan-penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa: Batuan Andesit merupakan batuan yang terbentuk dari pendinginan lava hasil letusan gunung api. Penyebaran batuan andesit merata di Indonesia, mengingat seluruh pulau di Indonesia memiliki gunung berapi baik yang masih aktif ataupun sudah mati. Metode geolistrik merupakan salah satu metode eksplorasi yang dapat digunakan dalam rangkaian proses pertambangan batuan andesit. Batuan andesit dapat dimanfaatkan sebagai hiasan dinding, bahan konstruksi bangunan, patung, batuan candi, ataupun campuran aspal dan beton, tergantung pada ukuran batuan tersebut. Prospek dari batuan andesit kedepannya masih sangat baik, mengingat pembangunan baik gedung maupun infrastruktur seperti jalan dan jembatan masih terus berlangsung.
6.2 Saran Saran yang dapat kami berikan adalah: untuk mengatasi dampak kerusakan lingkungan pada saat eksplorasi, setelah proses peledakan dilakukan perlu dilakukan smoke clearing serta penyiraman air pada daerah sekitar pertambangan untuk menghilangkan debu, serta sebaiknya proses peledakan dilakukan jauh dari permukiman warga agar tidak dapat mengganggu aktifitas mereka sehari-hari.
20
DAFTAR PUSTAKA Sukandarrumidi. 1998. Bahan Galian Industri. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. https://jurnal.ugm.ac.id/JML/article/view/18735/12028 https://achmadinblog.wordpress.com/2010/11/30/andesit/ http://wawasanpertambangan.blogspot.co.id/2014/05/metoda-geolistrik.html http://geografiupi2010.blogspot.co.id/2012/11/pemanfaatan-batu-andesit.html http://batuandesit.info/pemanfaatan-batu-andesit/ http://batuandesit.info/pemanfaatan-batu-andesit/ http://rizto-mining.blogspot.co.id/2011/12/bahan-galian-industri-yang-berkaitan_11.html
21