KATA KATA PENGAN PE NGANT TAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memb memberi erika kan n petu petunj njuk uk,, rahma rahmatt dan dan hida hidaya yah-N h-Nya ya sehi sehing ngga ga kam\m kam\mii dapa dapatt menyeleseikan makalah ini dengan baik. Makalah ini membahas tentang Proses ineksi, pengertian, tanda dan gejala dan anamnesa ri!ayat ineksi. Penulis berharap makalah ini dapat membantu untuk memahami tentang "ara anamnesa ri!ayat ineksi. #alam kesempatan kesempatan ini penulis penulis mengu"apk mengu"apkan an terimakasih terimakasih kepada $apak #rs. Sukarman, S%M, M.Si., Mkes. selaku dosen pembimbing mata kuliah %M$ & yang telah memberikan bimbingan serta arahan untuk menyelesaikan tugas ini. Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanaat bagi orang lain, pemba"a, dan lain-lain.
'akarta, (gustus &)*+
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ ii DAFTAR ISI............................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN
(. atar $elakang..................................................................................* $. umusan Masalah ............................................................................ & . Tujuan ...............................................................................................& BAB II TINJAUAN TEORI
(. %onsep /neksi ................................................................................. 0 $. Pengkajian Pada i!ayat /neksi .....................................................1 BAB III PENUTUP
(. %esimpulan .................................................................................... *2 $. Saran ..............................................................................................*2 DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang pasti pernah mempunyai luka, baik luka ringan maupun luka berat. %ita akan menemui banyak kasus luka, sebelum kita melakukan pera!atan luka pada pasien, sebaiknya kita mengetahui lebih dalam tentan proses ineksi. Penyakit ineksi merupakan an"aman bagi seluruh manusia. /neksi ditimbulkan oleh adanya agen ineksius yang menyerang sistem tubuh manusia, baik se"ara langsung maupun melalui suatu agen perantara. (gen ineksius dapat berupa 3irus, mikroba, bakteri, dan parasit. (gen ineksius yang menyerang manusia mempunyai tingkatan tertentu, mulai dari agen yang dapat menimbulkan penyakit mematikan sampai pada agen yang menimbulkan penyakit-penyakit ringan. Maniestasi penyakit pada indi3idu dipengaruhi oleh penyebab yang multiaktor. Pada kasus-kasus ineksi, di samping pajanan yang ditimbulkan oleh agen ineksius, proses mun"ulnya maniestasi klinis juga dipengaruhi oleh sistem pertahanan tubuh yang lemah. Sistem pertahanan tubuh 4imunitas5 berungsi se"ara maksimal, pajanan agen ineksius tidak sampai menimbulkan maniestasi klinis. Sebaliknya, dengan melemahnya imunitas tubuh, pajanan ringan sekali pun akan menimbulkan maniestasi klinis yang sangat mengganggu, terlebih jika terjadi serangan agen ineksius yang ganas. #alam menegakan suatu diagnosis anamnesis mempunyai peranan yang sangat penting bahkan terkadang merupakan satu-satunya petunjuk untuk menegakan diagnosis. Se"ara umum sekitar 2)-+)6 kemungkinan diagnosis yang benar sudah dapat ditegakan hanya dengan anamnesis yang benar. Pemeriksaan anamnesis adalah pintu pembuka atau jembatan untuk membangun hubungan pera!at dengan pasiennya sehingga dapat mengembangkan keterbukaan dan kerjasama dari pasien untuk tahap-tahap pemeriksaan selanjutnya.
1
(danya makalah ini diharapkan pemba"a bisa sedikit mengetahui anamnesis pada
ri!ayat
ineksi. #engan mengetahui anamnesis
ri!ayat
ineksi
diharapkan permasalahan yang mun"ul dari hasil anamnesis tersebut dapat teridentiikasi se"ara akurat sehingga dapat menentukan asuhan kepera!atan yang berkualitas. B. Rumuan !aala"
$erdasarkan
latar belakang makalah, maka penulis merumuskan masalah
untuk tinjaun teori dan tinjauan kasus pada makalah ini adalah sebagai berikut7 *. 'elaskan konsep ineksi &. 'elaskan pengkajian pada ri!ayat ineksi #. Tu$uan
$erdasarkan rumusan masalah, maka penulis mempakat tujuan penulisan makalah sebagai berikut7 *. 8ntuk mengetahui anatomi isiologi dari mata &. 8ntuk mengetahui kelainan yang terjadi pada indera penglihatan 0. 8ntuk mengetahui pengkajian pada pan"a indera penglihatan
2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. K%ne& In'ei
*. #einisi Menurut Potter dan Perry 4&))15 ineksi merupakan masuk dan berkembang biaknya suatu organisme 4agen ineksius5 dalam tubuh pejamu jika agen ineksius 4patogen5 hanya berada dalam tubuh penjamu 4host5, belum tentu ineksi akan terjadi jika suatu organisme mengin3asi atau bertumbuh dan berkembang biak di dalam pejamu tetapi tidak menyebabkan ineksi, maka ini di sepakbut sebagai kolonisasi. Menurut %o9ier 4&)*)5 ineksi merupakan in3asi dan prolierasi mikoorganisme pada jaringan tubuh. Mikroorgnaisme yang mengin3asi dan berprolierasi pada jaringan tubuh disebut agen ineksi. (pabila mikroorganisme tersebut tidak menimbulkan tanda klinis penyakit, ineksi yang ditimbulkan disepakt ineksi amsimtomatik atau subklinis. $eberapa ineksi subklinis bisa menyebabkan gangguan yang bermakna. &. Penyebab Menurut %o9ier 4&)*)5 empat kategori urama mikroorganisme penyebab ineksi pada manusia adalah bakteri, 3irus, jamur, dan parasit. Namun bakteri yang merupakan mikroorganisme yang paling sering menyebabkan ineksi. $eberapa ratus spesies dapat menyebabkan prnyakit pada manusia dan dapat hidup serta ditularkan melalui udara, air, makanan, tanah, jaringan dan "airan tubuh, serta benda mati. Sedangkan menurut %umar 4*1115 kategori aktor penyebab ineksi adalah7 a. :irus Merupakan organisme intraselular obligat. Mengandung #N( atau N( dalam selupakng protein 4"apsid5 silindris atau seris yang dapat dikelilingi oleh lipid berlapis dua 4en3elope, sampul5. Menyebabkan penyakit akut 4misalnya7 selesma, epidemi", inluen9a5, keadaan laten
3
seumur hidup dan reakti3asi jangka panjang 4misalnya, 3irus hepatitis $, ;/:5 b. $akteri Tidak mempunyai nukleus 4inti sel5, tetapi mempunyai dinding sel kaku yang mengandung dua lapis ospolipid 4spesies gram- negati3e5 atau satu lapis osolipid 4spesies gram
ungi $erdinding tebal mengandung ergosterol dan tumpakh pada manusia sebagai sel ragi berbentuk kun"up dan tapakng yang memanjang 4hia5. Pada orang yang sehat, ungsi mengakibatkan ineksi superisial 4misalnya, ?athelete@s ootA akibat tinea5 dan abses 4misalnya, sporotrikosis5 atau granuloma 4misalnya, "o""idioises, histoplasma, dan blastony"es5. Pada pejamu immuno"ompromi9ed, terjadi ineksi sistemik oleh jamur oportunistik 4misalnya, "andida, aspergilllis, dan mu"or5 yang ditandai oleh nekrosis jaringaan, perdarahan, dan penyumbatan 3askuler. Pada penderita (/#S, pneumo"ystis
"arinii
organisme
oportunistik
berbentuk
jamur
menyebabkan terjadinya pneumonia atal. d. Proto9oa Merupakan sel tunggal dengan nukleus 4inti sel5, membran plasma lunak, dan organel dalam sitoplasma yang rumit. #itularkanmelalui hupakngan
seksual7
tr"homonas
3aginalis.
Proto9oa
intestinal
4misalnya, entamoeba histolyti"a dan giardia lamblia5 menular saat ditelan.
Proto9oa
yang
ditularkan
melalui
darah
4misalnya
plasmodium spp dan leishmania spp5. #itularkan oleh serangga penghisap darah.
4
0. Tanda dan Bejala /neksi adalah respon langsung dari paktuh terhadap "edera atau kematian sel. Bambaran makroskopik ineksi sudah diuraikan &))) tahun yang lampau dan masih dikenal sebagai tanda-tanda pokok ineksi yang men"akup kemerahan, panas, nyeri, pembengkakan, atau demam dalam bahasa latin klasik, rubor, kalor, dolor, tumor . Tanda pokok yang kelima ditambahkan pada abad terakhir yaitu perubahan ungus atau function laesa 4Pri"e, *11C5. a. ubor ubor atau kemerahan biasanya merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang mengalami peradangan. Daktu reaksi peradangan mulai timpakl, maka arteriol yang mensuplai daerah tersepakt melebar, dengan demikian lebih banyak darah mengalir ke dalam mikrosirkulasi lokal. %apiler-kapiler yang sebelumnya kosong atau sebagian saja yang meregang dengan "epat terisi penuh dengan darah %eadaan ini, yang dinamakan hyperemia atau kongesti, menyebabkan !arna merah lokal karena peradangan akut. Timpaklnya hyperemia pada permulaan reaksi peradangan diatur oleh tubuh baik se"ara neurogeni" maupun se"ara kimia, melalui pengeluaran 9at seperti histamine. b. %alor %alor atau panas, terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan
akut.
Sebenarnya,
panas
merupakan
siat
reaksi
peradangan yang hanya terjadi pada permukaan tubuh, yang dalam keadaan normal lebih dingin dari 0+ o, yaitu suhu didalam tubuh. #aerah peradangan pada kulit menjadi lebih panad dari sekelilignya, sebab daerah 4pada suhu 0+ o5 yang disalurkan tubuh ke permuaan daerah yang terkena lebih banyak daripada yang disalurkan ke daerah normal. >enomena panas lokal ini tidak terlihat pada daerah-daerah yang terkena radang jauh di dalam tubuh, karena jaringan-jaringan tersepakt sudah mempunyai suhu-inti 0+ o,dan hyperemia liokal tidak menimpaklkan perubahan. 5
". #olor #olor atau rasa sakit, dari reaksi peradangan dapat dihasilkan dengan berbagai "ara. Perubahan p; lokal atau konsenttrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung sara. ;al yang sama, pengeluaran 9at kimia tertentu seperti histamine atau 9at kimia bioakti lainnya dapat merangsang sara. Selain itu, pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan peningkatan tekanan lokal yang tanpa diragukan lagi dapat menimpaklkan rasa sakit. d. Tumor Segi paling menyolok dari peradangan akut mungkin adalah pembengkakan lokal 4tumor5. Pembengkakan ditimpaklkan oleh pengiriman "airan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstisial. ampuran dari "airan dan sel yang tertimpakn di daerah peradangan disepakt eksudat. Pada keaadan dini reaksi peradangan sebagian besar eksudat adalah "air, seperti yang terjadi pada lepuhan yang disebabkan oleh luka bakar ringan. %emudian sel-sel darah putih, atau leukosit meninggalkan aliran darah, dan tertimpakn sebagai bagian dari eksudat. e. >ungsio laesa >ungsio laesa atau perubahan ungsi adalah reaksi peradangan yang telah dikenal. Sepintas lalu, mudah dimengerti, mengapa bagian yang bengkak, nyeri disertai sirkulasi abnormal, dan lingkungan kimia!i lokal yang abnormal, berungsi se"ara abnormal. Namun, sebetulnya kita tidak mengetahui se"ara mendalam dengan "ara apa ungsi jaringan yang meradang itu terganggu. =. >aktor Yang Memperngaruhi Proses /neksi Menurut %o9ier, dkk 4&)*)5 terdapat aktor-aktor yang berpengaruh pada kerentanan seseorang terhadap ineksi. Salah satu aktor yang paling penting adalah kerentanan inang, yang dipengaruhi oleh usia, hereditas, tingkat stress, status nutrisi, terapi medis yang sedang dijalani dan proses penyakit yang sudah ada.
6
a. 8sia 8sia memengaruhi risiko ineksi. $ayi baru lahir dan lansia mengalami penurunan pertahanan tubuh terhadap ineksi. /neksi merupakan penyebab utama kematian bayi baru lahir, yang memiliki sistem imun imatur dan hanya memiliki perlindungan selama & atau 0 paklan pertama dari imunoglopaklin yang didapat se"ara pasi dari bapak. Seiring penuaan, respon imun menjadi lemah kembali, bah!a imunitas terhadap ineksi menurun seiring pertambahan usia. %arena pre3alensi inluen9a dan kemungkinan kematian yang diakibatkannya, # merekomendasikan pemberian imunisasi tahunan terhadap inluen9a bagi lansia dan bagi indi3idu penderita penyakit jantung, pernapasan, metabolik, dan penyakit ginjal kronik. b. ;ereditas ;ereditas dapat memengaruhi perkembangan ineksi sedemikian rupa beberapa indi3idu memiliki kerentanan genetik terhadap ineksi tertentu. Sebagai "ontoh, beberapa orang mungkin memiliki sedikit imunoglopaklin serum, yang berperan penting dalam mekanisme pertahanan tubuh internal. ". Stress Siat, jumlah, dan durasi stresor isik dan emosi dapat memengaruhi kerentanan terhadap ineksi. Stresor meningkatkan kortison darah. Peningkatan kortison darah yang berkepanjangan menurunkan respons antiradang, menurunkan simpanan energi, menyebabkan keletihan, dan menurunkan pertahanan terhadap ineksi. Sebagai "ontoh, indi3idu yang sedang dalam masa penyempakhan setelah menjalani pembedahan mayor atau "edera lebih mudah terkena ineksi daripada indi3idu yang sehat. d. Nutrisi Pertahanan terhadap ineksi bergantung pada status nutrisi yang adekuat. %arena antibodi merupakan protein, kemampuan untuk
7
mensintesis antibodi dapat terhambat akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat, terutama ketika "adangan protein berkurang. e. Terapi Medis $eberapa terapi medis dapat menjadi predisposisi indi3idu terhadap ineksi.
Sebagai
"ontoh,
pengobatan
radiasi
untuk
kanker
menghan"urkan tidak hanya sel kanker, tetapi juga beberapa sel normal sehingga mempakat indi3idu tersepakt lebih rentan terhadap ineksi. $eberapa pengobatan tertentu juga meningkatkan kerentanan terhadap ineksi. Pengobatan antineoplasma 4antikanker5 dapat menekan
ungsi
sumsum
tulang,
yang
mengakibatkan
ketidakadekuatan produksi sel darah putih yang penting untuk mela!an ineksi. Pengobatan antiradang, seperti kortikosteroid adrenal, menghambat respons radang, pertahanan terhadap ineksi yang sangat penting. $ahkan ?beberapa antibiotik yang digunakan untuk
mengobati
ineksi
dapat
menimpaklkan eek simpang.
(ntibiotik dapat mempaknuh lora normal sehingga memungkinkan pertumpakhan strain mikroorganisme yang tidak dapat tumpakh dan memperbanyak didalam tubuh diba!ah kondisi normal. (ntibiotik tertentu juga dapat mengurangi resistansi pada beberapa strain mikroorganisme asing. esistansi ini telah menyebar sedemikian luas sehingga # mentepakan *& langkah ampaign to Pre3ent (ntimi"robial esistan"e in ;ealth"are Setting yang berisi empat startegi7 pen"egahan ineksi, penegakan diagnosis dan penanganan ineksi se"ara eekti, penggunaan antimikroba dengan bijaksana, dan pen"egahan penyebaran ineksi. .
Penyakit Semua penyakit yang menurunkan pertahanan tubuh terhadap ineksi mempakat pasien berisiko. Misalnya, penyakit paru kronik, yang merusak kerja silia dan melemahkan barier mukosa, penyakit 3askular perier, yang menghambat aliran darah, luka bakar, yang merusak integritas kulit, penyakit kronik atau penyakit dengan penurunan keadaan umum, yang menyebabkan penurunan "adangan protein dan 8
penyakit sistem imun seperti leukiia dan anemia aplastik yang mengganggu produksi sel darah putih. B. Pengka$ian Ri(a)at In'eki
*. i!ayat %esehatan a. /dentitas data demograi /dentitas yang dikaji meliputi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan yang sering terpapar sinar matahari se"ara langsung, tempat tinggal sebagai gambaran kondisi lingkungan dan keluarga, dan keterangan lain mengenai identitas pasien. b. %eluhan 8tama (lasan mengapa klien melakukan rujukan dan memerlukan bantuan tenaga medis ". i!ayat Penyakit Sekarang $erisi tentang apakah klien memiliki ri!ayat ineksi dan apakah klien punya ri!ayat ineksi sebelumnya atau berulang, apakah klien mengalami demam, berapa suhunya dan bagaimana pola demamnya, apakah ada ruam di seluruh tubuh. 'ika terjadi ineksi pada kulit, kapan terjadinya penyakit kulit yang diderita, apakah ada keluhan yang paling dominan seperti sering gatal menggaruk pada area mana, ada lesi pada kulit penyebab terjadinya penyakit, apa yang dirasakan klien dan apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi sakitnya sampai pasien bertemu pera!at yang mengkaji. d. i!ayat penyakit keluarga (danya ri!ayat penyakit kulit akibat ineksi jamur, 3irus, atau bakteri e. i!ayat psikososial Perasaan dan emosi yang dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita. .
/neksi %ontak yang dialami pasien akhir-akhir ini dengan ineksi apapun dan tanggal terjadinya kontak tersebut harus ditanyakan. i!ayat ineksi 9
dimasa lalu dan sekarang disamping tanggal dan tipe terapi yang pernah dijalani pasien g. (lergi %epada pasien ditanya tentang ri!ayat alergi, termasuk tipe allergen 4serbuk, debu, tanaman, kosmetika, makanan, obat-obatan dan 3aksin5, gejala yang dialaminya dan 3ariasi "ua"a dan yang berkaitan dengan terjadinya atau beratnya gejala. i!ayat pemeriksaan dan pengobatan yang pernah atau sedang dijalani oleh pasien untuk mengatasi kelainan alergi dan eektiitas pengobatan tersepakt harus ditanyakan. &. Pengkajian %epaktuhan #asar :irginia ;anderson a. $ernapas Yang perlu dikaji antara lain kemampuan pasien dalam melakukan ekspirasi dan inspirasi. (pakah menggunakan otot-otot pernaasan, bagaimana rekuensi pernaasan, pengukuran tidal 3olume dan !arna mukosa. *5 Sebelum sakit (pakah ada keluhan sesak naas sebelum masuk ke SF &5 Saat sakit (pakah bapak ada keluhan sesak naas saat iniF b. Makan-minum Mengkaji tentang kemampuan pasien dalam memenuhi kepaktuhan makan dan minum, tentang perilaku makan dan minum, kemampuan menetukan makan dan minum yang memenuhi syarat kesehatan. *5 Sebelum sakit %etika sebelum sakit, biasanya bapak makan berapa porsiF #alam sehari berapa kali makanF Makanan seperti apa yang dimakanF Sebelum sakit apa nasu makan bapak baikF %alau minumnya berapa banyak dalam sehariF 10
'enis minuman seperti apa yang biasanya bapak minumF &5 Saat sakit $erapa porsi makanan yang dihabiskanF (pa nasu makan bapak baikF Minumnya berapa banyak dalam sehariF ". Eliminasi Mengkaji kemampuan $($ $(% serta ungsi dari organ -organ tersepakt dan bagaimana pasien mempertahankan ungsi normal dari $($ $(%. *5 Sebelum sakit $($ 7 $apak berapa kali $($ dalam sehariF $agaimana dengan konsistensinyaF Darnanya apa, pakF $(% 7 $apak berapa kali $(% dalam sehariF Darnanya seperti apa pakF &5 Saat sakit $($ 7 $apak berapa kali $($ dalam sehariF %onsistensinya bagaimanaF Darnanya apaF $(% 7 $apak berapa kali $(% dalam sehariF Darnanya seperti apa pakF d. (kti3itas dan atihan Mengkaji kemampuan aktiitas dan mobilitas kehidupan klien seharihari. *5 Sebelum sakit Sebelum sakit akti3itas apa yang sering bapak lakukanF &5 Saat sakit Sekarang di rumah sakit akti3itas apa yang bisa bapak kerjakanF
11
e. /stirahat dan Tidur Mengkaji kemapuan pasien dalam pemenuhan kepaktuhan tidur 4pola, jumlah, kualitas tidur 5 *5 Sebelum sakit Saat di rumah apakah tidur bapak nyenyak saat malam hariF $erapa lama bapak biasanya tidur malamF (pakah bapak tidur siangF 'ika iya, berapa lama tidur siangnyaF (pakah ada kebiasaan yang dilakukan sebelum tidurF &5 Saat sakit (pakah tidur bapak nyenyak semalamF $erapa lama bapak tidur semalamF (pakah bapak tidur siangF 'ika iya, berapa lama tidur siangnyaF (pakah ada kebiasaan yang dilakukan sebelum tidurF .
$erpakaian Mengkaji apakah ada kesulitan dalam memakai pakaian. *5 Sebelum sakit Sebelum sakit apakah bapak dapat mengganti pakaian sendiriF $erapa kali ganti pakaian dalam sehariF &5 Saat sakit Saat ini apakah bapak dapat mengganti pakaian sendiriF $erapa kali ganti pakaian dalam sehariF
g. asa Nyaman *5 Sebelum sakit Sebelum bapak sakit, apakah bapak merasa nyaman dengan keadaan tubuh bapakF &5 Saat sakit (pa penyebab timpaklnya rasa gatalF Seberapa berat keluhan gatal yang bapak rasakanF #i daerah mana yang terasa gatalF %apan keluhan tersepakt dirasakanF Seberapa sering gatal tersepakt dirasakanF h. (man 12
Mengkaji apakah ada perubahan rasa aman karena keterbatasan isik dari suatu penyakit *5 Sebelum sakit $iasanya dirumah apa yang mempakat amanF (pa bapak dapat melakukan segala sesuatu tanpa hambatanF &5 Saat sakit Saat ini apa yang mempakat bapak merasa amanF (pa bapak dapat melakukan segala sesuatu tanpa ada hambatanF i. %ebersihan #iri Mengkaji apakah ada kesulitan dalam memelihara kebersihan dirinya. *5 Sebelum sakit Sebelum sakit biasanya bapak mandi berapa kali dalam sehariF $iasanya sikat gigi berapa kali dalam sehariF #alam seminggu berapa kali bapak sampoanF &5 Saat sakit Saat ini apakah bapak mandi atau hanya di lap sajaF (pakah bapak dapat menggosok gigiF j. %omunikasi Melalui komunikasi antar pera!at ,pasien dan keluarga dapat dikaji mengenai pola komunikasi dan interaksi sosial pasien dengan "ara mengidentiikasi kemampuan pasien dalam berkomunikasi, *5 Sebelum sakit (pakah bapak sering mengobrol dengan keluarga atau tetangga bapakF (pakah bapak memiliki keluhan saat sedang berbi"araF &5 Saat sakit (pakah bapak sering mengobrol dengan keluarga atau teman sekamar bapakF (pakah saat ini bapak memiliki keluhan saat sedang berbi"araF
k. Pola beribadah Mengkaji bagaimana
klien
memenuhi kepaktuhan spiritualnya
sebelum dan ketika sakit. *5 Sebelum sakit (pa agama yang dianut oleh bapakF (pakah sebelum sakit bapak melaksanakan sholatF (pakah (da hambatan saat akan melaksanakan sholatF $agaimana "ara bapak menyelesaikan masalah, apakah berdoa kepada tuhan atau "urhat dengan orang lainF &5 Saat sakit %alau sekarang di rumah sakit apa ada hambatan pakat bapak melakukan sholatF
13
$agaimana "ara bapak menyelesaikan masalah, apakah berdoa kepada tuhan atau "urhat dengan orang lainF l. Produkti3itas Mengkaji pekerjaan pasien saat ini atau pekerjaan yang lalu. *5 Sebelum sakit (pakah pekerjaan biasa bapak lakukan sebelum sakitF (pakah ada hambatan saat melakukan pekerjaannyaF &5 Saat sakit (pakah bapak memiliki hambatan untuk pekerjaan bapak ketika bapak dira!at disiniF m. ekreasi Mengkaji kemampuan aktiitas rekreasi dan relaksasi 4jenis kegiatan dan rekuensinya5. *5 Sebelum sakit (pakah bapak merasa senang saat bapak berada dirumahF &5 Saat sakit Saat ini apakah bapak merasa senang atau terhbapakr dengan keluarga yang menemani bapak dan tim kesehatan yang bertugasF
n. %epaktuhan belajar Mengkaji bagaimana "ara klien mempelajari sesuatu yang baru. *5 Sebelum sakit (pakah bapak suka mengenai hal hal yang baruF (pakah ada hambatan ketika bapak akan melakukan nyaF &5 Saat sakit Saat ini apakah bapak merasa ada hambatan saat bapak akan melakukan hal hal baruF
14
BAB III PENUTUP A. Keim&ulan (namnesa merupakan teknik pemeriksaan yang dilakukan le!at suatu
hubungan kontak antara pasien dan pera!at, pera!at melakukan pengambilan data dengan serangkaian !a!an"ara dengan pasien atau keluarga pasien atau penolong pasien yang hasil dari !a!an"ara tersebut dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa medis ataupun diagnosa kepera!atan selain itu dapat digunakan juga untuk tindak lanjut terapi yang akan diberikan kepada pasien ataupun keluarga. Menurut
%o9ier
4&)*)5
ineksi
merupakan
in3asi
dan
prolierasi
mikoorganisme pada jaringan tubuh. Mikroorgnaisme yang mengin3asi dan berprolierasi
pada
jaringan
tubuh
disebut
agen
ineksi.
(pabila
mikroorganisme tersebut tidak menimbulkan tanda klinis penyakit, ineksi yang ditimbulkan disebut ineksi amsimtomatik atau subklinis. $eberapa ineksi subklinis bisa menyebabkan gangguan yang bermakna. /neksi terjadi jika mikroorganisme bertumbuh dan mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh. 'ika mikroorganisme ini merusak tubuh maka disebut pathogen. Suatu pathogen harus berkembang biak dengan baik dalam tubuh untuk dapat menimbulkan ineksi. Selanjutnya adalah 3irulensi, yang merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan jumlah mikroorganisme yang diperlukan untuk mengakibatkan ineksi. 4'ames, $aker dan S!ain, &))25. Pengkajian ri!ayat ineksi melibatkan seluruh sistem tubuh, lebih dalamnya tergantung pada bagian mana ineksi tersebut terjadi B. Saran #iharapkan kepada pemba"a khususnya mahasis!ai kepera!atan, agar lebih
memahami dan mengetahui mengenai anamnesa yang terjadi gangguan pada ieksi sistem tubuh yang telah penulis sajikan pada makalah ini. Setelah terkuasainya materi mengenai anamnesa ri!ayat ineksi sistem tubuh diharapkan mahasis!ai dapat lebih mudah mengaplikasikannya di lahan praktik rumah sakit.
15
DAFTAR PUSTAKA
'ames, 'oy"e, olin $aker dan ;elen S!ain. &))G. Prinsip-prinsip Sains Untuk Keperawatan. 'akarta7 Erlangga %o9ier, dkk. &)*). Buku Aar !undamental Keperawatan" Konsep,Proses, dan Praktik, #disi $, %olume &. 'akarta 7 EB %umar, obbins . *111. 'asar Patologi Penyakit . 'akarta 7 EB Potter, Patri"ia ( dan (nne B Perry. &))1. !undamental Keperawatan Buku & #disi $ . 'akarta7 Salemba Medika Pri"e, Syl3ia (., orraine M. Dilson. *11C. Patofisiologi" Konsep klinis proses proses penyakit. 'akarta 7 EB Smelt9er, Su9anne . &))&. Buku aar keperawatan-bedah brunner dan suddarth( editor, Su)anne *. Smelt)er, Brenda +. Bare alih bahasa, Agung aluyo.. /et al.0 editor edisi bahasa 1ndonesia, 2onica ester.- #d. 3. 'akarta7 EB