A.Berpakaian Dalam ilmu fikih, ketentuan berpakaian atau menutup aurat merupakan syarat bagi sahnya ibadah. Dan secara umum ditetapkan ketentuan melihat aurat orang lain. 1. Pakaian Wanita Seorang wanita di nilai berbusana baik dan serasi bila senantiasa menggunakan pakaian yang cocok dengan usia dan kepribadiannya. Pegangan utamanya ialah tidak perlu berlebihan dan lebih baik berpakaian sederhana yang menutupi aurat. Firman Allah SWT.
31. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami
1
mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
Menurut ajaran Islam, aurat wanita Islam ialah seluruh badannya, kecuali muka dan kedua telapak tangan sehingga wajib bagi seorang wanita Islam untuk menutup dadanya dengan kerudung. Di jelaskan pada surat Al- Ahzab.
59. Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya[1232] ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dalam ajaran Islam wanita yang sudah balig harus menutup auratnya untuk menghindari gangguan dari pakaian wanita yang terbuka dan mengundang rangsangan syahwat. Maka, ajaran Islam mewajibkan kepada wanita yang beriman untuk memakai pakaian dan berjilbab. 2. Pakaian Pria Ilmu fikih menegaskan bahwa aurat laki-laki adalah di antara pusar sampai lutut sehingga pakaian pria tidak sama dengan wanita. Firman Allah SWT.
30. Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".
Pakaian kaum laki-laki lazimnya adalah sebagai berikut:
2
a. b. c. d. e. f.
Kemeja dan celana panjang serta dasi. Jas. Kemeja batik. Pakaian gaya timur. Pakaian yang memenuhi kaidah kesopanan dan menutupi aurat. Ulama mengharamkan laki-laki memakai perhiasan emas dan pakaian sutra.
B. Berhias Semua makhluk, khususnya manusia pasti suka berhias dan memakai perhiasan. Akan tetapi, hendaknya harus lebih diingat untuk tidak memakai perhiasan yang berlebihan karena dapat mengundang resiko. Para wanita juga diperingatkan untuk tidak bersolek seperti saat zaman pra-Islam.
C. ADAB DALAM BERPERGIAN Islam memberi pesan moral agar kita berhati-hati dalam berpergian atau perjalanan karena apabila hal tersebut tidak diindahkan memiliki beberapa potensi, diantaranya sebagai berikut. 1. Terjadi kecelakaan, seperti terluka atau bahkan kematian apabila tidak berhati-hati. 2. Terjadi kehilangan (kecurian) dan pada perempuan terjadi gangguan keamanan dari laki-laki yang tidak bertanggung jawab. 3. Merasa lelah, khususnya dalam kondisi perjalanan yanhg sangat jauh atau macet. 4. Apabila tidak segera pulang, kondisi tempat tinggal atau keluarga yang di rumah mudah diincar oleh pencuri atau pengganggu dari pihak luar. Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan dalam rangka bertata krama dalam mengadakan perjalanan, antara lain : 1. Rencanakan dengan matang perjalanan dan siapkan bekal secukupnya. Dan bacalah doa perjalanan. 2. Senantiasa menjaga kesucian, baik lahir maupun batin sehingga bernuansa ibadah. 3. Menjaga diri dari sikap tergesa-gesa, menjaga sopan santun, menjaga silaturahmi, dan menebarkan kebaikan.
3
4. Minta izin dari orang tua. 5. Lapor diri pada petugas. 6. Apabila hendak mengadakan perjalanan jauh, salatlah 2 rakaat dan berdoa sebagai berikut, “ Ya Allah, aku titipkan diriku, keluargaku, harta bendaku, agamaku, dunia akhiratku, tanggung jawabku, dan amalanamlanku menjelang akhir hayatku.” 7. Memperhitungkan biaya dan perbekalan yang cukup dan periksa kendaraan sebelum berangkat. 8. Apabila singgah di rumah orang lain atau penginapan, bardoalah. 9. Hendaknya membeli oleh-oleh.
Tata krama ketika mengadakan perjalanan dengan berjalan kaki, i alah sebagai berikut. 1. Mengikuti aturan bagi pejalan kaki. 2. Hindari perilaku tidak terpuji. 3. Tidak makan dan minum serta membuang sampah saat berjalan kaki. 4. Tidak buang air sembarangan. 5. Tidak bergaul berlebihan terhadap teman lawan jenis. 6. Menyeberang jalan dengan hati-hati. 7. Jangan menggunakan barng berharga atau perhiasan secara berlebihan. 8. Membawa teman dalam perjalanan khususnya malam hari. 9. Bersikap waspada selama dalam perjalanan.
Tata krama di dalam kendaraan umum ialah sebagai berikut. 1. Naik kendaraan dengan mencari kondisi yang aman. 2. Simpan dompet atau barang berharga di tempat yang aman. 3. Memberikan tempat pada orang tua yang berusia lanjut, i bu hamil atu orang yang sakit. 4. Hindari bercanda, berteriak, sehingga mengganggu poenumpang lain. 5. Menolak tawaran makan dan minum dari orang lain yang tidak di kenal dengan tetap bersopan santun. 6. Memeriksa kendaraan yang akan di tumpangi. 7. Membawa ongkos secukupnya dan membayar ongkos sesuai tarif. Tata krama berkendaraan pribadi antara lain sebagai berikut. 1. Lengkapi kendaraan tersebut dengan SIM dan STNK serta memriksa kelayakan kendaraan. 2. Tidak kebut-kebutan. 3. Gunakan helm berstandar bagi kendaraan motor dan perhatikan ramburambu. 4. Tidak menelepon ketika menggunakan kendaraan motor.
4
5. 6. 7. 8. 9.
Tidak menyetir kendaraan dalam kondisi jiwa yang tidak stabil. Beristirahat apabila terasa lelah. Sediakan tempat sampah, sehingga tidak membuang sampah sembarangan. Segera perbaiki kendaraan apabila terjadi kerusakan. Persiapkan kendaraan beserta peralatan darurat, seperti kotak obat atau tool box. 10. Sediakan uang kecil yang dibuthkan apabila sewaktu-waktu parkir.
D. Bertamu Bertamu merupakan sunah rasul agar mendapat rahmat dan berkah. Dalam bertamu hendaknya memenuhi adab-adab sebagai berikut: 1. Niat bertamu dengan ikhlas. 2. Mengetahui waktu yang tepat untuk berkunjung. 3. Mengetuk pintu 3 kali dan minta izin. 4. Berjabat tangan dengan tuan rumah. 5. Seorang pria tidak boleh masuk ke dalam rumah seorang wanita yang suaminya tidak ada di rumah. 6. Berbicara dengan bahasa yang sopan dan santun. 7. Menghormati aturan-aturan yang ditentukan tuan rumah serta mematuhinya. 8. Tidak berlama-lama dalam bertamu. 9. Tidak membuat kegaduhan. 10. Mempelajari adat istiadat tuan rumah.
E. Menerima Tamu Menerima tamu dalam bahasa Arab disebut akrimud duyuf . Hendaknya kita bertindak sebaik-baiknya dalam menerima tamu. Berikut adab-adab dalam menerima tamu: 1. Menyambut tamu dengan ikhlas. 2. Tidak membedakan sikap terhadap tamu. 3. Memberi jamuan sesuai kemampuan kita. 4. Berusaha memenuhi keperluan tamu yang hadir. 5. Menemui tamu dengan wajah ceria. 6. Usahakan agar tamu gembira berada di rumah kita. 7. Jika ingin menolak tamu, tolaklah dengan cara yang bijaksana. 8. Jika tamu telah berpamitan, antar sampai pintu rumah (pagar) karena merupakan sunah.
5
6