BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani kehidupan selalu berinteraksi dengan manusia lain atau dengan kata lain melakukan interaksi sosial. Dalam melakukan interaksi sosial manusia harus memiliki akhlak yang baik agar dalam proses interaksi tersebut tidak mengalami hambatan atau masalah dengan manusia lain. Proses pembentuk akhlak sangat berperan deng dengan an masal masalah ah keim keiman anan an dan dan ketak ketakwa waan an seseo seseora rang ng.. Keim Keiman anan an dan dan Keta Ketakw kwaan aan seseorang berbanding lurus dengan akhlak seseorang atau dengan kata lain semakin baik keimanan dan ketakwaan seseorang maka semakin baik pula akhlak seseorang hal ini karen karenaa keim keiman anan an dan dan keta ketakw kwaan aan adal adalah ah moda modall utam utamaa untu untuk k memb memben entu tuk k prib pribad adii seseorang. Keimanan dan ketakwaan sebenarnya potensi yang ada pada manusia sejak ia lahi lahirr dan dan mele meleka katt pada pada diri diriny nyaa hany hanyaa saja saja seja sejala lan n deng dengan an pert pertum umbu buha han n dan dan perkembangan seseorang yang telah terjamah oleh lingkungan sekitarnya maka potensi tersebut akan semakin muncul atau sebaliknya potensi itu akan hilang secara perlahan. Saat Saat ini keiman keimanan an dan ketakw ketakwaan aan telah telah diangg dianggap ap sebaga sebagaii hal yang yang biasa, biasa, oleh oleh masyarakat umum, bahkan ada yang tidak mengetahui sama sekali arti yang sebenarnya dari keimanan dan ketakwaan itu, hal ini dikarenakan manusia selalu menganggap remeh tentang hal itu dan mengartikan keimanan itu hanya sebagai arti bahasa, tidak mencari makna yang sebenarnya dari arti bahasa itu dan membiarkan hal tersebut berjalan begitu saja. Oleh karena itu dari persoalan dan masalah-masalah yang terpapar diataslah yang melat melatar ar bela belaka kang ngii kelom kelompo pok k kami kami untu untuk k memb membaha ahass dan dan mend mendisk iskus usik ikan an tenta tentang ng keimanan dan ketakwaan yang kami bukukan menjadi sebuah makalah kelompok.
1.2 Rumusan Masalah erdasarkan latar belakang di atas, maka kami merumuskan masalah sebagai berikut! ". #pa pengertian iman$ %. agaimana wujud iman$ &. #pa pengertian takwa$ '. agaimana tingkatan-tingkatan ta(wa$ ). agaimana proses terbentuknya iman$ *. agaimana tanda-tanda orang yang beriman$ +. agaimana korelasi antara keimanan dan ketakwaan$
1.3 Tujuan Penulsan ujuan penulisan makalah ini adalah! ". Mendeskripsikan pengertian iman %. Memaparkan wujud iman &. Mendeskripsikan pengertian takwa '. Memaparkan tingkatan-tingkatan ta(wa ). Menjelaskan proses terbentuknya iman *. Memaparkan tanda-tanda orang yang beriman +. Menjelaskan korelasi antara keimanan dan ketakwaan
1
1.! Man"aat Penulsan Manaat penulisan makalah ini adalah! ". agi penulis! melatih potensi penulis dan mengembangkan pengetahuan penulis dalam menyusun makalah. %. agi pembaca! dapat menambah pengetahuan tentang keimanan dan ketawaan serta mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
2
BAB II PEMBAHA#AN 2.1 Pengartan Iman Kebanyakan orang menyatakan bahwa kata iman berasal dari kata kerja amina ya’manu-amanan yang berarti percaya. Oleh karena itu, iman yang berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati. #kibatnya, orang yang percaya kepada #llah dan selainnya seperti yang ada dalam rukun iman, walaupun dalam sikap kesehariannya tidak mencerminkan ketaatan atau kepatuhan taqwa/ kepada yang telah dipercayainya, masih disebut orang yang beriman. 0al itu disebabkan karena adanya keyakinan mereka bahwa yang tahu tentang urusan hati manusia adalah #llah dan dengan membaca dua kalimah syahadat telah menjadi 1slam. Dalam surat al-a(arah "*) dikatakan bahwa orang yang beriman adalah orang yang amat sangat cinta kepada #llah asyaddu hubban lillah). Oleh karena itu beriman kepada #llah berarti amat sangat rindu terhadap ajaran #llah, yaitu al-2ur3an dan Sunnah 4asul. 0al itu karena apa yang dikehendaki #llah, menjadi kehendak orang yang beriman, sehingga dapat menimbulkan tekad untuk mengorbankan segalanya dan kalau perlu mempertaruhkan nyawa. Dalam hadits diriwayatkan 1bnu Majah #tthabrani, iman dideinisikan dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan Al-Iimaanu ‘aqdun bil qalbi waiqraarun billisaani wa’amalun bil arkaan). Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati, ucapan, dan laku perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup atau gaya hidup. 1stilah iman dalam al-2ur3an selalu dirangkaikan dengan kata lain yang memberikan corak dan warna tentang sesuatu yang diimani, seperti dalam surat an-5isa3! )" yang dikaitkan dengan jibti kebatinan6idealisme/ dan thaghut realita6naturalisme/. Sedangkan dalam surat al-#nkabut! )% dikaitkan dengan kata bathil, yaitu walladziina aamanuu bil baathili. Bhatil berarti tidak benar menurut #llah. Dalam surat lain iman dirangkaikan dengan kata kaafir atau dengan kata #llah. Sementara dalam al-a(arah! ', iman dirangkaikan dengan kata ajaran yang diturunkan #llah yu’minuuna bimaa unzila ilaika wamaa unzila min qablika /. Kata iman yang tidak dirangkaikan dengan kata lain dalam al-2ur3an, mengandung arti positi. Dengan demikian, kata iman yang tidak dikaitkan dengan kata #llah atau dengan ajarannya, dikatakan sebagai iman haq. Sedangkan yang dikaitkan dengan selainnya, disebut iman bathil.
2.2 $uju% Iman
3
#kidah 1slam dalam al-2ur3an disebut iman. 1man bukan hanya berarti percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim untuk berbuat. Oleh karena itu lapangan iman sangat luas, bahkan mencakup segala sesuatu yang dilakukan seorang muslim yang disebut amal saleh. Seseorang dinyatakan iman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinan. Karena itu iman bukan hanya dipercayai atau diucapkan, melainkan menyatu secara utuh dalam diri seseorang yang dibuktikan dalam perbuatannya. #kidah 1slam adalah bagian yang paling pokok dalam agama 1slam. 1a merupakan keyakinan yang menjadi dasar dari segala sesuatu tindakan atau amal. Seseorang dipandang sebagai muslim atau bukan muslim tergantung pada akidahnya. #pabila ia berakidah 1slam, maka segala sesuatu yang dilakukannya akan bernilai sebagai amaliah seorang muslim atau amal saleh. #pabila tidak berakidah, maka segala amalnya tidak memiliki arti apa-apa, kendatipun perbuatan yang dilakukan bernilai dalam pendengaran manusia. #kidah 1slam atau iman mengikat seorang muslim, sehingga ia terikat dengan segala aturan hukum yang datang dari 1slam. Oleh karena itu menjadi seorang muslim berarti meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam ajaran 1slam. Seluruh hidupnya didasarkan pada ajaran 1slam.
2.3 Pengertan Ta&'a Dari segi bahasa, ta(wa berasala dari kata 7waqo8, yang berarti 9penjagaan6 perlindungan, kewaspadaan dan penjauhan diri insan dari hal-hal yang merusaknya!
()*+) ,- /,0 45678 9:;8 <,=> ?5@- C8 FG
!orang yang b!rtaqwa adalah s!s!orang yang m!njaga dan m!lindungi dirinya dari s!suatu yang m!rusaknya, k!mudian juga was"ada s!rta m!njauhi hal-hal yang d!mikian itu. #dapun dari segi istilahnya, para ulama memberikan beberapa deinisi, yang satu dengan yang lainnya saling melengkapi! ". Menurut Syekh 1brahim bin #dham! #$aqwa adalah, #bahwa s!luruh makhluk tidak m!nda"atkan k!%!laan "ada lisanmu, malaikat tidak m!n!mukan k!burukan "ada "!rbuatanmu dan Allah tidak m!ng!tahui k!j!l!kan "ada hal-halmu yang tidak dik!tahui orang lain.& %. Menurut 1mam 0asan al-ashri!
#'rang-orang yang b!rtaqwa adalah( orang-orang yang m!njaga diri dari a"a yang Allah haramkan dan m!ng!rjakan a"a yang Allah "!rintahkan k!"ada m!r!ka.&
4
&. Menurut 1mam al-#lusi!
#$aqwa adalah "!njagaan diri s!orang insan t!rhada" hal-hal yang da"at m!n%!lakakannya di akhirat.& Dari beberapa deinisi di atas dapat di simpulkan bahwa ta(wa adalah 7 m!njauhkan diri dari k!murkaan, azab, t!guran dan an%aman Allah $ d!ngan m!laksanakan s!gala "!rintah-*ya, m!njauhi s!gala larangan-*ya s!rta m!njauhi hal-hal yang da"at m!ngarahkannya "ada larangan-larangan Allah $.: Pernah suatu ketika ;mar bin Khattab bertanya kepada ;bai bin Ka3ab tentang ta(wa. ;bai menjawab, 9ukankah anda pernah melewati jalan yang penuh duri$3 ;mar menjawab, 9ya<3. ;bai bertanya lagi, 9#pa yang anda lakukan saat itu$3 ;mar menjawab, 9 Saya bersiap-siap dan berjalan dengan hati-hati.3 ;bai berkata lagi, 91tulah ta(wa.8 erpijak dari jawaban ;bai di atas, ;t= Sayid 2utub mengemukakan, 91 tulah taqwa, k!"!kaan batin, k!l!mbutan "!rasaan, rasa takut t!rus m!n!rus, s!lalu was"ada dan hati-hati jangan sam"ai k!na duri jalanan+ alan k!hidu"an yang s!lalu ditaburi duriduri godaan dan syahwat, k!rakusan dan angan-angan, k!khawatiran dan k!raguan, ha"aran s!mu atas s!gala s!suatu yang tidak bisa dihara"kan. !takutan "alsu dari s!suatu yang tidak "antas untuk ditakuti+ dan masih banyak duri-duri yang lainnya+.& a(wa Merupakan Perintah #llah S> Dalam #l-2ur3an banyak sekali dijumpai ayat-ayat yang mewajibkan seseorang untuk berta(wa kepada #llah S>. Perintah-perintah tersebut menunjukkan kepada kita mengenai wajibnya berta(wa. Diatara ayat-ayat tersebut adalah! ". 2S. % ! "?@
J G K7 8 J / J G; K O7 K OQ K @ J J S
#an b!rtakwalah k!"ada Allah agar kamu b!runtung.& %. 2S. % ! "@'
J / J G K7 8 J J = - K O J J S J G- K JVO8 J S
#B!rtaqwalah kamu s!kalian k!"ada Allah, dan k!tahuilah bahwa Allah itu b!rsama orang-orang yang b!rtaqwa.& &. 2S. % ! "@*
J / J G K7 8 J J S W J G- K JVO8 J S , J@ O X K)XY
#B!rtakwalah kalian k!"ada Allah dan k!tahuilah bahwa Allah itu /aha ahsyat azab-*ya.& '. 2S. % ! %A&
J G K7 8 J J ; / J 8Z K[ O 7 K (= O J\ OQ K J G- K JVO8 J S
#B!rtaqwalah k!"ada Allah dan k!tahuilah bahwa k!"ada-*yalah kalian 0k!lak) akan dikum"ulkan.& ). Dalam hadits, 4asulullah S#> mengatakan!
5
ari Abi Amamah ra, aku m!nd!ngar 1asulullah A b!rkhutbah "ara waktu haji wada’. B!liau b!rkata, ‘B!rtaqwalah kalian "ada 1ab kalian, shalatlah kalian lima waktu, "uasalah kalian "ada bulan ramadhan, tunaikanlah zakat mal kalian dan taatilah "!mimi"in kalian, nis%aya kalian akan m!masuki surga 1ab kalian. 021. $irmidzi) *. Dalam hadits lain, 4asulullah S#> bersabda!
ari Abu zar ra, 1asulullah A m!ngatakan k!"adaku, ‘b!rtaqwalah !ngkau dimana"un !ngkau b!rada. an bar!ngilah "!rbuatan j!l!k d!ngan "!rbuatan baik s!bagai "!ngha"usnya, dan b!rakhlaklah d!ngan manusia d!ngan akhlak yang baik. 021. $irmidzi) +. Dalam hadits lain 4asulullah S#> bersabda
3azid bin alamah b!rkata, ahai 1asulullah A, ‘aku sungguh t!lah m!nd!ngar banyak hadits darimu, dan aku khawatir hadits-hadits yang t!r akhir m!mbuat haditshadits yang awal m!njadi t!rlu"a. 'l!h kar!na itu ajarkanlah suatu kalimat yang m!n%aku" k!s!luruhan "adaku ahai 1asulullah A.’ B!liau m!njawb, ‘B!rtaqwalah kamu k!"ada Allah t!rhada" hal-hal yang t!lah kamu k!tahui.&
2.! Tngkatan ] Tngkatan Ta&'a Keta(waan memiliki beberapa tingkatan, sebagaimana yang dikemukakan oleh para ulama. #l-#lamah #bu Su3ud membaginya menjadi tiga tingkatanB takwa dari kekuuran, takwa dari perbuatan dosa dan takwa dari hal-hal kecil yang memalingkan kita dari #llah S>. 1mam #l-Cakihani juga membagi takwa menjadi tiga, yaitu takwa dari syirik, takwa dari bid3ah dan takwa dari perbuatan maksiat. Kemudian para imam-imam yang lain juga membagi takwa dengan beberapa tingkatan, yang pada intinya menunjukkan bahwa takwa itu tidak satu derajat. Dan dari pembagian para ulama tadi dapat kita simpulkan mengenai tingkatan keta(waan sebagai berikut!
".
Takwa dari kekufuran dan kesyirikan.
aitu sebuah sikap yang benar-benar menjauhkan diri dari hal-hal yang berbau kekuuran dan kemusyrikan hingga sampai pada hal yang sekecil-kecilnya, untuk kemudian mengimplementasikan pengesaan #llah dalam masalah keuluhiyahan , kerububiyahan dengan merealisasikan ibadah hanya kepada-5ya. #llah swt berirman dalam #l-(ur3an! ia 0Allah) adalah $uhan 3ang "atut 0kita) b!rtakwa k!"ada-*yadan b!rhak m!mb!ri am"un.
6
Mengenai ayat ini, dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa 4asulullah S#> membaca ayat ini, kemudian berkata, 9 Allah $ b!rkata4 Aku adalah zat yang "atut ditaqwai. an barang sia"a yang tidak m!njadikan tuhan lain b!rsama-u, maka aku b!rhak untuk m!ngam"uninya.3 04. irmid=i, 1bnu Majah, #hmad dan Darimi/. akwa dari kekuuran dan kesyirikan ini merupakan pangkal dari segala bentuk keta(waan. Karena dengan ta(wa dari kekuuran dan kemusyrikan inilah seseorang dapat memiliki a(idah yang benar dan keimanan yang mengakar dalam jiwa. Sementara kedua hal ini merupakan satu-satunya penopang bagi insan untuk dapat menjauhi larangan-larangan #llah dan mengerjakan segala perintah #llah dengah hati ikhlas, dan hanya mengharap ridha-5ya. #palagi blia diingat bahwa tauhid merupakan pondasi keimanan bagi setiap muslim, yang akan menentukan roboh tidaknya suatu bangunan keimanan.
Takwa dari hal-hal yang diharamkan Allah. Yaitu taqwa dengan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan maksiat yang diharamkan Allah !"# $alam sebuah hadits %asulullah A! pernah bersabda& %.
ari Abu 2urairah ra, 1asulullah A b!rsabda4 ‘B!rtakwalah kalian t!rhada" hal-hal yang diharamkan Allah, nis%aya !ngkau akan m!njadi hamba yang "aling baik. an ridhalah t!rhada" a"a yang Allah b!rikan "ada kalian, nis%aya !ngkau akan m!njadi orang yang "aling kaya. an b!rbuat baiklah kalian t!rhada" t!tangga kalian, nis%aya !ngkan akan m!njadi orang mukmin. 5intailah manusia s!bagaimana !ngkau m!n%intai dirimu s!ndiri, nis%aya !ngkau akan m!njadi muslim. an janganlah kalian m!m"!rbanyak t!rtawa, kar!na banyak t!rtawa itu akan m!matikan hati. 021. $irmidzi). Di sini setiap muslim dituntut untuk berusaha dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk menjauhi segala bentuk kemaksiatan kepada #llah S>, baik yang d=ahir yang terlihat/ maupun yang batin yang tidak terlihat/. Karena kemaksiatan merupakan ciri dari tidak adanya keta(waan kepada #llah S>.
Taqwallah haqa tuqatih (taqwa dengan ketaqwaan yang sebenar-benarnya). &.
Dan hal ini sebenarnya merupakan perintah #llah S> terhadap seluruh hamba-hamba-5ya. #llah berirman!
#ahai orang-orang yang b!riman, b!rtaqwalah kalian k!"ada Allah d!ngan taqwa yang s!b!nar-b!narnya. an janganlah kalian mati k!%uali dalam k!adaan islam 0m!ny!rahkan diri)& 06. 7( 89:) Mengenai ta(wa yang sebenar-benarnya ini, ibnu #bbas pernah mengatakan!
#$aqwa yang s!b!nar-b!narnya adalah bahwa s!s!orang itu b!rjihad 0b!rsungguh-sungguh) di jalan Allah d!ngan jihad yang s!b!nar-b!narnya, dan tidak 0m!ngambil "!duli) t!rhada"
7
orang-orang yang m!n%!la m!r!ka di jalan Allah, dan m!n!gakkan k!adilan m!ski"un t!rhada" dirim!r!ka s!ndiri, orang tua m!r!ka atau anak-anak m!r!ka.& a(wa dengan yang sebenar-benarnya ini, adalah gabungan dari seluruh keta(waan yang ada di atas. Dia juga termasuk takwa teradap kekuuran dan kesyirikan, takwa terhadap hal-hal yang diharamkan #llah S>, takwa terhadap syubhat dan takwa terhadap hal-hal yang tidak ada apa-apanya karena khawatir terjerumus pada hal-hal kemakruhan dan syubhat.
2.^ Pr_ses Ter`entukna Iman Spermato=oa dan oEum yang diproduksi dan dipertemukan atas dasar ketentuan yang digariskan ajaran #llah, merupakan benih yang baik. #llah menginginkan agar makanan yang dimakan berasal dari re=eki yang halalan thayyiban. Pandangan dan sikap hidup seorang ibu yang sedang hamil mempengaruhi psikis yang dikandungnya. 1bu yang mengandung tidak lepas dari pengaruh suami, maka secara tidak langsung pandangan dan sikap hidup suami juga berpengaruh secara psikologis terhadap bayi yang sedang dikandung. Oleh karena itu jika seseorang menginginkan anaknya kelak menjadi mukmin yang muttaqin, maka suami isteri hendaknya berpandangan dan bersikap sesuai dengan yang dikehendaki #llah. enih iman yang dibawa sejak dalam kandungan memerlukan pemupukan yang berkesinambungan. enih yang unggul apabila tidak disertai pemeliharaan yang intensi, besar kemungkinan menjadi punah. Demikian pula halnya dengan benih iman. erbagai pengaruh terhadap seseorang akan mengarahkan iman6kepribadian seseorang, baik yang datang dari lingkungan keluarga, masyarakat, pendidikan, maupun lingkungan termasuk benda-benda mati seperti cuaca, tanah, air, dan lingkungan lora serta auna. Pengaruh pendidikan keluarga secara langsung maupun tidak langsung, baik yang disengaja maupun tidak disengaja amat berpengaruh terhadap iman seseorang. ingkah laku orang tua dalam rumah tangga senantiasa merupakan contoh dan teladan bagi anakanak. ingkah laku yang baik maupun yang buruk akan ditiru anak-anaknya. Fangan diharapkan anak berperilaku baik, apabila orang tuanya se lalu melakukan perbuatan yang tercela. Dalam hal ini 5abi S#> bersabda, 7Setiap anak, lahir membawa itrah. Orang tuanya yang berperan menjadikan anak tersebut menjadi ahudi, 5asrani, atau Majusi8. Pada dasarnya, proses pembentukan iman juga demikian. Diawali dengan proses perkenalan, kemudian meningkat menjadi senang atau benci. Mengenal ajaran #llah adalah langkah awal dalam mencapai iman kepada #llah. Fika seseorang tidak mengenal ajaran #llah, maka orang tersebut tidak mungkin beriman kepada #llah. Seseorang yang menghendaki anaknya menjadi mukmin kepada #llah, maka ajaran #llah harus diperkenalkan sedini mungkin sesuai dengan kemampuan anak itu dari tingkat Eerbal sampai tingkat pemahaman. agaimana seorang anak menjadi mukmin, jika kepada mereka tidak diperkenalkan al-2ur3an.
'
Di samping proses pengenalan, proses pembiasaan juga perlu diperhatikan, karena tanpa pembiasaan, seseorang bisa saja semula benci berubah menjadi senang. Seorang anak harus dibiasakan untuk melaksanakan apa yang diperintahkan #llah dan menjauhi hal-hal yang dilarang-5ya, agar kelak setelah dewasa menjadi senang dan terampil dalam melaksanakan ajaran-ajaran #llah. erbuat sesuatu secara isik adalah satu bentuk tingkah laku yang mudah dilihat dan diukur. etapi tingkah laku tidak terdiri atas perbuatan yang menampak saja. Di dalamnya tercakup juga sikap-sikap mental yang tidak selalu mudah ditanggapi kecuali secara tidak langsung misalnya, melalui ucapan atau perbuatan yang diduga dapat menggambarkan sikap mental tersebut/B bahkan secara tidak langsung itu adakalanya cukup sulit menarik kesimpulan yang teliti. Di dalam tulisan ini dipergunakan istilah tingkah laku dalam arti luas dan dikaitkan dengan nilai-nilai hidup, yakni seperangkat nilai yang diterima oleh manusia sebagai nilai yang penting dalam kehidupan yaitu iman. ang dituju adalah tingkah laku yang merupakan perwujudan nilai-nilai hidup tertentu, yang disebut tingkah laku t!r"ola. Dalam keadaan tertentu siat, arah, dan intensitas tingkah laku dapat dipengaruhi melalui satu campur tangan secara langsung, yakni dalam bentuk interEensi terhadap interaksi yang terjadi. Dalam hal ini dijelaskan beberapa prinsip metodologiknya !
dengan mengemukakan implikasi
8. ;rinsi" "!mbinaan b!rk!sinambungan Proses pembentukan iman adalah suatu proses yang panjang, terus menerus, dan tidak berkesudahan. elajar adalah suatu proses yang memungkinkan orang semakin lama semakin mampu bersikap selekti. 1mplikasinya ialah diperlukan motiEasi sejak kecil dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu penting mengarahkan proses motiEasi, agar dapat membuat tingkah laku lebih terarah dan selekti dalam menghadapi nilai-nilai hidup yang patut diterima atau yang seharusnya ditolak. :. ;rinsi" int!rnalisasi dan indi
(
sebagai "ros!s internalisasi dan indidiEuasi/. 1mplikasi metodologiknya ialah bahwa pendekatan untuk membentuk tingkah laku yang mewujudkan nilai-nilai iman tidak dapat hanya mengutamakan nilai-nilai itu dalam bentuk jadi, tetapi juga harus mementingkan proses dan cara pengenalan nilai hidup tersebut. Dari sudut anak didik, hal ini berarti bahwa seyogianya anak didik mendapat kesempatan sebaik-baiknya mengalami proses tersebut sebagai peristiwa pengalaman pribadi, agar melalui pengalaman-pengalaman itu terjadi kristalisasi nilai iman. 7. ;rinsi" sosialisasi Pada umumnya nilai-nilai hidup baru benar-benar mempunyai arti, bila telah memperoleh dimensi sosial. Oleh karena itu satu bentuk tingkah laku terpola baru teruji secara tuntas bilamana sudah diterima secara sosial. 1mplikasi metodologiknya ialah bahwa usaha pembentukan tingkah laku mewujudkan nilai iman hendaknya tidak diukur keberhasilannya terbatas pada tingkat indiEidual yaitu dengan hanya memperhatikan kemampuan-kemampuan seseorang dalam kedudukannya sebagai indiEidu/, tetapi perlu mengutamakan penilaian dalam kaitan kehidupan interaksi sosial proses sosialisasi/ orang tersebut. Pada tingkat akhir harus terjadi proses sosialisasi tingkah laku, sebagai kelengkapan proses indiEiduasi, karena nilai iman yang diwujudkan ke dalam tingkah laku selalu mempunyai dimensi sosial. =. ;rinsi" konsist!nsi dan koh!r!nsi 5ilai iman lebih mudah tumbuh terakselerasi, apabila sejak semula ditangani secara konsisten yaitu secara tetap dan konsekwen, serta secara koheren, yaitu tanpa mengandung pertentangan antara nilai yang satu dengan nilai lainnya. 1mplikasi metodologiknya adalah bahwa usaha yang dikembangkan untuk mempercepat tumbuhnya tingkah laku yang mewujudkan nilai iman hendaknya selalu konsisten dan koheren. #lasannya, caranya, dan konsekwensinya dapat dihayati dalam siat dan bentuk yang jelas dan terpola serta tidak berubah-ubah tanpa arah. Pendekatan demikian berarti bahwa setiap langkah yang terdahulu akan mendukung serta memperkuat langkah-langkah berikutnya. #pabila pendekatan yang konsisten dan koheren sudah nampak, maka dapat diharapkan bahwa proses pembentukan tingkah laku dapat berlangsung lebih lancar dan lebih cepat, karena kerangka pola tingkah laku sudah tercipta. >. ;rinsi" int!grasi 0akekat kehidupan sebagai totalitas, senantiasa menghadapkan setiap orang pada problematik kehidupan yang menuntut pendekatan yang luas dan menyeluruh. Farang sekali enomena kehidupan yang berdiri sendiri. egitu pula dengan setiap bentuk nilai hidup yang berdimensi sosial. Oleh karena itu tingkah laku yang dihubungkan dengan nilai iman tidak dapat dibentuk terpisah-pisah. Makin integral pendekatan seseorang terhadap kehidupan, makin ungsional pula hubungan setiap bentuk tingkah
1)
laku yang berhubungan dengan nilai iman yang dipelajari. 1mplikasi metodologiknya ialah agar nilai iman hendaknya dapat dipelajari seseorang tidak sebagai ilmu dan ketrampilan tingkah laku yang terpisah-pisah, tetapi melalui pendekatan yang integrati, dalam kaitan problematik kehidupan yang nyata.
2.b Tan%a]tan%a crang Berman #l-2ur3an menjelaskan tanda-tanda orang yang beriman sebagai berikut! ".
Fika disebut nama #llah, maka hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu #llah tidak lepas dari syara memorinya, serta jika dibacakan ayat al-2ur3an, maka bergejolak hatinya untuk segera melaksanakannya al-Anfal ! %/. Dia akan berusaha memahami ayat yang tidak dia pahami sebelumnya.
%.
Senantiasa tawakkal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu #llah, diiringi dengan doa, yaitu harapan untuk tetap hidup dengan ajaran #llah menurut Sunnah 4asul Ali Imran( 8:9, al - /aidah( "%, al-Anfal( %, at-$aubah! )%, Ibrahim! "", /ujadalah! "A, dan at-$aghabun! "&/.
&.
ertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya al-Anfal ! & dan al-/u’minun! %, +/. agaimanapun sibuknya, kalau sudah masuk waktu shalat, dia segera shalat untuk membina kualitas imannya.
'.
Menakahkan re=ki yang diterimanya al-Anfal( & dan al - /ukminun! '/. 0al ini dilakukan sebagai suatu kesadaran bahwa harta yang dinakahkan di jalan #llah merupakan upaya pemerataan ekonomi, agar tidak terjadi ketimpangan antara yang kaya dengan yang miskin.
).
Menghindari perkataan yang tidak bermanaat dan menjaga kehormatan al /ukminun! &, )/. Perkataan yang bermanaat atau yang baik adalah yang berstandar ilmu #llah, yaitu al-2ur3an menurut Sunnah 4asulullah.
*.
Memelihara amanah dan menempati janji al-/ukminun! */. Seorang mu3min tidak akan berkhianat dan dia akan selalu memegang amanah dan menepati janji.
+.
erjihad di jalan #llah dan suka menolong al-Anfal ! +'/. erjihad di jalan #llah adalah bersungguh-sungguh dalam menegakkan ajaran #llah, baik dengan harta benda yang dimiliki maupun dengan nyawa.
?.
idak meninggalkan pertemuan sebelum meminta i=in an-*ur ! *%/. Sikap seperti itu merupakan salah satu sikap hidup seorang mukmin, orang yang berpandangan dengan ajaran #llah dan Sunnah 4asul.
11
#kidah 1slam sebagai keyakinan membentuk perilaku bahkan mempengaruhi kehidupan seorang muslim. #bu #3la Maududi menyebutkan tanda orang beriman sebagai berikut! ".
Mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga diri.
%.
Mempunyai siat rendah hati dan khidmat.
&.
Senantiasa jujur dan adil.
'.
idak bersiat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap persoalan dan situasi.
).
Mempunyai pendirian yang teguh, kesabaran, ketabahan, dan optimisme.
*.
Mempunyai sikap hidup damai dan ridha.
+.
Patuh, taat, dan disiplin menjalankan peraturan 1lahi.
2.d _relas emanan %an etak'aan Keimanan pada keesaan #llah yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi dua, yaitu tauhid t!oritis tauhid rububiyyah/ dan tauhid "raktis tauhid uluhiyyah/. auhid teoritis adalah tauhid yang membahas tentang keesaan Gat, keesaan Siat, dan keesaan Perbuatan uhan. Pembahasan keesaan Gat, Siat, dan Perbuatan uhan berkaitan dengan kepercayaan, pengetahuan, persepsi, dan pemikiran atau konsep tentang uhan. Konsekuensi logis tauhid teoritis adalah pengakuan yang ikhlas bahwa #llah adalah satu-satunya >ujud Mutlak, yang menjadi sumber semua wujud. #dapun tauhid praktis yang disebut juga tauhid ibadah, berhubungan dengan amal ibadah manusia. auhid praktis merupakan terapan dari tauhid teoritis. Kalimat ?aa ilaaha illallah idak ada uhan selain #llah/ lebih menekankan pengartian tauhid praktis tauhid ibadah/. auhid ibadah adalah ketaatan hanya kepada #llah. Dengan kata lain, tidak ada yang disembah selain #llah, atau yang berhak disembah hanyalah #llah semata dan menjadikan-5ya tempat tumpuan hati dan tujuan segala gerak dan langkah. Selama ini pemahaman tentang tauhid hanyalah dalam pengartian beriman kepada #llah, uhan ang Maha Hsa. Mempercayai saja keesaan Gat, Siat, dan Perbuatan uhan, tanpa mengucapkan dengan lisan serta tanpa mengamalkan dengan perbuatan, tidak dapat dikatakan seorang yang sudah bertauhid secara sampurna. Dalam pandangan 1slam, yang dimaksud dengan tauhid yang sempurna adalah tauhid yang tercermin dalam ibadah dan dalam perbuatan praktis kehidupan manusia sehari-hari. Dengan kata lain, harus ada kesatuan dan keharmonisan tauhid teoritis dan tauhid praktis dalam diri dan dalam kehidupan sehari-hari secara murni dan konsekuen.
12
Dalam menegakkan tauhid, seseorang harus menyatukan iman dan amal, konsep dan pelaksanaan, ikiran dan perbuatan, serta teks dan konteks. Dengan demikian bertauhid adalah mengesakan uhan dalam pengartian yakin dan percaya kepada #llah melalui ikiran, membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan. Oleh karena itu seseorang baru dinyatakan beriman dan bertakwa, apabila sudah mengucapkan kalimat tauhid dalam syahadat asyhadu allaa ilaaha illa Alah, #ku bersaksi bahwa tidak ada uhan selain #llah/, kemudian diikuti dengan mengamalkan semua perintah #llah dan meninggalkan segala lara ngan-5ya.
13
BAB III PENUTUP 3.1 esmfulan 1man adalah rasa percaya yang dibenarkan oleh hati diucapkan lisan dan ditunjukan dalam perbuatan. 1man kepada #llah artinya meyakini dan membenarkan adanya #llah, satu-satunya pencipta dan pemelihara alam semesta dengan segala kesempurnaan-5ya. a(wa yang berarti takut, menjaga, memelihara dan melindungi, maka ta(wa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama 1slam secara utuh dan konsisten Dalam menegakkan tauhid, seseorang harus menyatukan iman dan amal, konsep dan pelaksanaan, ikiran dan perbuatan, serta teks dan konteks. Dengan demikian bertauhid adalah mengesakan uhan dalam pengartian yakin dan percaya kepada #llah melalui ikiran, membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan. Oleh karena itu seseorang baru dinyatakan beriman dan bertakwa, apabila sudah mengucapkan kalimat tauhid dalam syahadat asyhadu allaa ilaaha illa Alah, #ku bersaksi bahwa tidak ada uhan selain #llah/, kemudian diikuti dengan mengamalkan semua perintah #llah dan meninggalkan segala lara ngan-5ya.
3.2 #aran Sebagai mahasiswa seharusnya benar-benar memahami arti dari keimanan dan ketakwaan serta memupuk keimanan dan ketakwaan tersebut di dalam diri mereka, sebab % hal tersebut sangat berperan dan berpengaruh penting terhadap diri manusia dalam menjalani kehidupan.
14
DATAR PU#TAA #bdurrahim, Muhammad, 1maduddin, uliah $auhid , Fakarta! ayasan Sari 1nsan, "@?@/ #l-Iha=ali, /uhammad !lalu /!libatkan Allah, Fakarta! P. Serambi 1lmu Semesta, %AA"/ Fusu, Gaghlul, Dr, S0., tudi Islam, Fakarta! 1khwan, "@@&/ Kadir, Muhammad Mahmud #bdul, Dr. Biologi Iman, Fakarta! al-0idayah, "@?"/ Khan, >aheduddin, Islam /!njawab $antangan @aman, andung! Penerbit Pustaka, "@?&/ Suryana, oto, ;!ndidikan Agama Islam, andung! iga Mutiara, "@@*/ Daradjat, Gakiah, asar-dasar Agama Islam, Fakarta ! ulan intang, "@@*/
http!66rik=amaulan.blogspot.co.id6%AA@6A*6berusaha-menghadirkan-siatta(wa.html
15