MAKALAH AGAMA ISLAM TENTANG ADAB BELAJAR MENURUT ISLAM
Nama : Muhammad Ajieb Fudlla
NIM : 30701401495
Kelas : A
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG TA. 2014/2015
PENDAHULUAN
Islam mewajibkan para pemeluknya untuk menuntut "ilmu", apa pun macam "ilmu" itu, dan dimana pun "ilmu" itu berada. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Menuntut ilmu itu wajib atas setiap umat muslim". (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih Wa Dha'if Sunan Ibnu Majah no. 224) Rasulullah SAW menyatakan dengan tegas bahwa menuntut ilmu itu hukumnya wajib atas umatnya . Karena dengna ilmu yang kita dapatkan dari proses pembelajaran, kita akan mempunyai kedudukan yang memebedakan kita dengan orang yang tidak berilmu serta memberikan predikat baik bagi orang lain jika kita mau mengajarkan atau berbagi ilmu dengan orang lain.
Allah akan meninggalkan orang – orang beriman dan beberapa orang yang diberi ilmu beberapa derajat dari orang lain. Seperti yang di firmankan oleh Allah SWT dalam Al-qur'an surat Al-Mujaadilah Ayat 11: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ "Hai orang –orang beriman, apabila dikatakan kepadamu "Berlapang lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberikan kelapangan untuku. Dan apabila dikatakan "Berdirilah kamu", maka berdirirlah, niscaya Allah akan meninggikan orang - orang yang beriman diantaramu dan orang – orang yang diberi "ilmu" pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu lakukan dan kerjakan."
Surat dalam Al-qur'an yang pertama diturunkan pun berkenaan dengan menuntut "ilmu" yaitu perintah membaca yang apabila kita jabarkan akan mencakup segala segala usaha untuk menuntut dan menyebarkan "ilmu"pengetahuan.Sebanyak apapun ilmu yang kita punya akan lebih bernilai jika bermanfaat bagi orang lain maupun kehidupan di alam semesta ini. Dalam hal mencari ilmu, para ulama mengatakan bahwa menegetahui adab ber ilmu itu lebih penting dari ilmu itu sendiri. Di dalam makalah ini, saya akan menjelaskan beberapa adab mencari ilmu menuntut islam.
Adab Belajar Menurut Islam
Sebaik-baik "ilmu" adalah"ilmu" yang bermanfaat bagi kehidupan alam semesta. Dalam hal mencari "ilmu", para alim ulama telah sepakat bahwa mengetahui adab ber"ilmu" lebih penting dari "ilmu" itu sendiri. Syaikh Muhammad bin Shalih Al'Utsaimin dalam kitabnya "Kitabul Ilmi", menyebutkan beberapa adab dalam mencari "ilmu", antara lain :
1.Ikhlas Karena Allah SWT.
Niat menuntut "ilmu" hendaklah karena Allah SWT. Apabila seseorang menuntut "ilmu" hanya untuk mendapatkan gelar agar bisa mendapatkan kedudukan yang tinggi atau ingin menjadi orang terpandang, arau niat yang sejenisnya, maka Nabi SAW telah memperingatkan, seperti Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud :
"Barangsiapa yang mempelajari suatu "ilmu" tidak karena Allah, dia tidak akan mendapatkan harumnya surga di hari kiamat".
2. Untuk Menghilangkan Kebodohan dari Dirinya dan Orang Lain.
Semua manusia pada mulanya bodoh, maka dari itu kita harus berniat menghilangkan kebodohan dengan cara menuntut "ilmu". Setelah kita memiliki "ilmu", kita wajib mengajarkannya kepada orang lain untuk menghilangkan kebodohan dari diri mereka. Rasulullah bersabda : "Sampaikanlah dariku walaupun cuma satu ayat. (HR. Bukhari). Dan kita sebagai umat "Islam" juga diwajibkan selalu untuk menuntut "ilmu" dan menambah "ilmu" pengetahuan yang kita miliki seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Thaahaa Ayat 114 :
"Maka Maha Tinggi Allah Raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al-Qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku "ilmu" pengetahuan".
3. Berniat Menuntut "Ilmu" Untuk Membela Syari'at.
Penuntut "ilmu" harus membela agamanya dari hal-hal yang menyimpang (bid'ah), sebagaimana ajaran Rasulullah SAW. Hal ini sulit dilakukan, kecuali oleh orang yang memiliki "ilmu" yang benar, sesuai petunjuk Al-Qur'an dan As-Sunnah.
4. Lapang Dada Dalam Menerima Perbedaan Pendapat.
Penuntut "ilmu" hendaknya menerima perbedaan pendapat dengan lapang dada selama perbedaan itu pada persoalan ijtihad, bukan persoalan aqidah. Jangan sampai kita menghina atau menjelekkan orang lain yang kebetulan berbeda pendapat dengan kita. Hal ini sesuai dengan Surat Al-Mujaadilah Ayat 11 yang telah dijelaskan di atas.
5. Mengamalkan "Ilmu" Yang Telah Didapatkan.
Salah satu adab yang terpenting bagi para penuntut "ilmu" adalah mengamalkan "ilmu" yang telah diperoleh. Amal adalah buah dari "ilmu", baik itu aqidah, ibadah, akhlak maupun muamalah. "Ilmu" tidak akan ada manfaatnya kecuali diamalkan.
6. Menghormati Para Ulama dan Memuliakan Mereka.
Penuntut "ilmu" harus selalu lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan ulama. Jangan sampai kita mengumpat atau mencela ulama yang kebetulan keliru di dalam memutuskan suatu masalah. Mengumpat orang awam saja sudah termasuk dosa besar apalagi terhadap ulama.
7. Mencari Kebenaran dan Sabar.
Seorang penuntut "ilmu" harus mencari kebenaran dari "ilmu" yang telah didapatkan. Ketika sampai kepada kita sebauah hadits misalnya, kita harus meneliti lebih dulu tentang keshahihan hadits tersebut, kita harus sabar, tidak boleh tergesa-gesa. Jangan sampai kita mempelajari satu pelajaran setengah-setengah. Kalau seperti itu kita tidak akan mendapatkan apa-apa.
Itulah tadi beberapa adab dalam mencari "ilmu". Semoga kita termasuk orang yang senang mencari "ilmu". Dan semoga Allah selalu melindungi kita dari "ilmu" yang tidak bermanfaat, yaitu "ilmu" yang bisa menghancurkan kehidupan alam semesta ini. "Ilmu" yang tidak bermanfaat juga akan jadi bumerang bagi diri kita. A'udzubillah min dzalik............
Sebagai manusia kita harus menyadari, bahwa sepandai-pandai manusia masih ada yang maha pandai yaitu Allah. Jangan sampai kita merasa sombong hanya karena memiliki "ilmu" yang melebihi orang lain. Allah memiliki "ilmu" yang meliputi segala "ilmu" yang dimiliki oleh manusia, seperti yang difirmankan dalam Al-Qur'an Surat Al-Israa' Ayat 60 :
"Dan ingatlah, ketika Kami wahyukan kepadamu, "Sesungguhnya ("Ilmu") Tuhanmu meliputi segala manusia". ........................."
Sedangkan "ilmu" itu sendiri mempunyai banyak keistimewaan apabila dibandingkan dengan harta, antara lain :
1. "Ilmu" merupakan warisan dari para Nabi, alim ulama dan "ilmu"wan; sedangkan harta merupakan tinggalan dari Raja Fir'aun dan para koruptor.
2. "Ilmu" menjaga diri kita sedangkan harta kita yang menjaganya.
3. Orang yang ber"ilmu" banyak saudara, sedangkan orang kaya banyak musuhnya.
4. "Ilmu" apabila diberikan kepada orang lain akan bertambah, sedangkan harta apabila dibelanjakan malah akan berkurang.
5. Orang kaya sering mendapat julukan pelit' kikir, sedangkan orang ber"ilmu" sering mendapat julukan yang mulia.
6. "Ilmu" tidak perlu dijaga dari maling karena tidak akan hilang, sedangkan harta dijaga dari maling.
7. Pada hari akhir, orang yang ber"ilmu" akan mendapat pertolongan, sedangkan orang yang memiliki harta akan dihitung.
8. "Ilmu" tidak akan rusak sepanjang jaman, bahkan semakin lama akan semakin lancar atau pintar; sedangkan harta semakin lama akan mengalami kerusakan atau usang.
9. "Ilmu" akan membuat hati kita padang dan empuk; sedangkan harta akan membuat hati kita gelap dan keras.
10.Orang yang punya "ilmu" akan mengaku sebagai hamba Allah; sedangkan orang yang memiliki banyak harta akan mengaku jadi Tuhan.
Semoga Allah senantiasa menjauhkan kita dari keadaan miskin "ilmu", karena "ilmu" pengetahuan merupakan modal untuk memperbaiki diri. Alangkah malangnya nasib kita apabila dalam hidup ini "ilmu" pengetahuan kita tidak bertambah. Tidak bertambahnya "ilmu" pengetahuan berarti kualitas kehidupan kita pun akan statis tidak berkembang, bahkan boleh jadi lambat laun kualitas kehidupan kita akan menurun.
Betapa ruginya kita apabila tidak memiliki "ilmu" pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai jalan untuk memperbaiki diri. Seseorang yang tidak memiliki "ilmu" pengetahuan yang cukup, dalam kehidupannya seringkali dieksploitasi oleh orang lain. Orang yang tidak memiliki "ilmu" pengetahuan yang memadai sering tidak berdaya menghadapi tantangan kehidupan ini. Hidup ini akan sangat berarti ketika "ilmu" kita terus bertambah dari waktu ke waktu.
Daftar Pustaka
https://www.facebook.com/permalink.php?id=536754676348559&story_fbid=558407427516617
http://brainly.co.id/tugas/1393025
http://www.alquran-sunnah.com/artikel/kategori/akhlak/726-adab-dan-manfaat-menuntut-ilmu