BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Penyakit Addison adalah kelainan yang terjadi akibat kelenjar adrenal yang tidak dapat menghasilkan hormon-hormon dalam jumlah besar. Kekurangan aldosteron menyebabkan tubuh mengeluarkan natrium yang banyak dan menahan kalium. Hal in menyebabkan kadar natrium yang rendah dan kadar kalium yang tinggi di darah. Hal ini membuat penderita kencing secara berlebihan dan dapat terjadi dehidrasi. Dehidrasi dan kadar sodium yang rendah juga dapat menyebabkan penurunan volume darah dan bisa menyebabkan shock. Kekurangan
kortisol menyebabkan peningkatan sensitifitas terhadap
insulin sehingga terjadi penurunan kadar gula darah (hypoglicemia). Selain itu, kekurangan kortisol juga mengganggu metabolisme karbohidrat dari protein, proses melawan infeksi dan mengontrol radang. Otot menjadi lemah. Demikian juga dengan otot jantung sehingga tidak dapat memompakan darah secara memadai, dan dapat terjadi penurunan tekanan darah. 2.2 Penyebab
Insufisiensi adrenal dapat bersifat primer atau sekunder. Insufisiensi adrenal primer, disebut juga penyakit Addison, terjadi jika kelenjar adrenal rusak sehingga tidak dapat menghasilkan hormon kortisol dan juga terkadang hormon aldosteron yang cukup. Penyakit Addison terjadi pada 1 sampai 4 orang per 100.000 penduduk. Penyakit ini bisa menyerang segala usia, baik pria maupun wanita.
Insufisiensi adrenal sekunder terjadi kelenjar pituitari (hipofise) gagal menghasilkan hormon Adrenocorticotropin (ACTH), yaitu hormon yang menstimulasi kelenjar adrenal untuk menghasilkan kortisol. Jika produksi ACTH terlalu rendah, maka produksi kortisol juga akan turun. Kurangnya stimulasi ACTH dalam jangka panjang dapat menyebabkan kelenjar adrenal mengecil. Insufisiensi adrenal sekunder lebih sering terjadi daripada penyakit Addison. Penyakit addison terjadi akibat kerusakan pada bagian korteks dari kelenjar adrenal. Kerusakan ini menyebabkan gangguan dalam memproduksi hormon-hormon di bagian korteks adrenal. Kelenjar adrenal terdiri dari dua bagian, yaitu bagian korteks (luar) dan medulla (dalam). Bagiam luar dari kelenjar adrenal (korteks) terdiri dari tiga zona, yaitu: Zona Glomerulosa, yaitu lapisan terluar dari kelenjar adrenal. Pada
lapisan ini terdapat sel-sel
yang menghasilkan hormone-hormon
mineralokortikoid (terutama aldosteron) yang berfungsi unttuk menjaga tekanan darah dan keseimbbangan cairan serta elektrolit didalam tubuh dengan membantu ginjal menahan natrium dan melepas kaliium. Ketika produksi aldosteron terlalu rendahm ginjal tidak dapat mengatur keseimbangan cairan dan melepas kalium. Ketika produksi aldosteron terlalu rendah, ginjal
tidak dapat mengatur keseimbangan cairan dan
elektrolit, sehingga akan terjadi penurunan volume darah dan juga tekanan darah. Zona Fasikulata, yaitu bagian terbesar dari korteks adrenal. Pada lapisan
ini terdapat sel-sel yang menghasilkan glukokortikoid (hormon kortsol) yang mempengruhi hampir seluruh organ dan jaringan tubuh. Hormon kortisol penting untuk membantu tubuh mengatasi stress dan berperan untuk
menjaga
tekanan
darah,
fungsi
jantung-pembuluh
darah,
memperlambat respon sistem imun untuk peradangan, menjaga kadar gula darah, dan mengatur metabolsme karbohidrat, protein, dan lemak. Zona Retikullaris, yang menghasilkan hormon androgen.
Kerusakan korteks adrenal ini dapat disebabkan oleh : Penyakit autoimun, dimana sistem imunitas tubuh menyerang kelenjar
adrenal Infeksi, seperti TBC , HIV, atau infeksi jamur Perdarahan / kehilangan sejumlah darah Tumor Penggunaan obat pengencer darah (obat antikoagulan)
Kerusakan korteks adrenal terjadi secara perlahan-lahan. Sekitar 80% penyakit addison disebabkan oleh kelainan autoimun. Insufisiensi adrenal terjadi ketika kerusakan sudah mengenai minimal 90% korteks adrenal. Terkadang kelainan autoimun ini hanya mengenai kelenjar adrenal saja, namun pada kasus lain, kelainan autoimun ini juga mengenai kelenjar-kelenjar endokrin lain, sehingga terjadi sindroma defisiensi poliendokrin. Selain itu, pada orang yang mendapat terapi kortikosteroid dalam dosis besar dan lama, misalnya Prednison, fungsi kelenjar adrenalin bisa tertekan. Tekanan ini terjadi karena adanya kortikosteroid dalam jumlah besar yang mencegah kelenjar hipothalamus dan hipofise menghasilkan hormon yang merangsang fungsi adrenal. Jika orang tersebut berhenti mengkonsumsi
kortkosteroid secara tiba-tiba, maka tubuh tidak bisa memulihkan fungsi adrenal (kondisi mrp penyakit Addison). Oleh karena itu, jika seseorang telah mengkonsumsi kortikosteroid lebih dari 2 atau 3 minggu, untuk penghentian obat dilakukan secara perlahan-lahan, yitu dengan mengurangi dosis kortkosteroid secara bertahap selama beberapa minggu atau kadang-kadang beberapa bulan
2.3 Gejala
Sesudah penyakit addison terjadi, penderita biasanya merasa lemah, lelah, dan pusing terutama jika berdiri sesudah duduk atau berbaring. Gejala penyakit Addison mungkin berkembang secra perlahan-lahan dan tak kentara biasanya dalam waktu beberapa bulan, meliputi : Mual, muntah, atau diare Penurunan
tekanan
darah
terutama
penderita
berdiri,
yang
menyebabkan timbul rasapusing atau pingsan Depresi Rasa ingin makan-makanan asin karena kurangnya natrium dalam
tubuh Hipoglikemia (kadar glukosa darah yang rendah) Pada wanita dapat terjadi ketidakturan periode menstruasi Kelelahan dan lemas pada otot Penurunan nafsu makan dan berat badan Kulit menjadi lebih gelap (hiperpigmentasi) Nyeri pada sendi atau otot Rontoknya rambut tubuh atau gangguan seksual pada wanita
Gejala penyakit Addison kadang dapat terjadi secara tiba-tiba dan berat. Kondisi ni diseut krisis Addisonian meliputi : rasa nyeri menusuk pada punggung bagian bawah, perut, atau kaki yang tiba-tiba, muntah-muntah dan diare hebat, dehidrasi, tekanan darah yang rendah, kadar kalium yang tinggi (hiperkalemia), dan hilangnya kesadaran. Jika krisis Addisonian tidak ditanggani, maka dapat berakibat fatal. Pada penyakit Addison, kelenjar hipofise menghasilkan lebih banyak kortikotropin sebagai usaha untuk merangsang pembentukan hormon-hormon oleh kelenjar adrenal. Namun kortikotropin juga merangsang produksi melanin, sehingga pada kulit dan mukosa penderita sering terbentuk pigmentasi yang gelap (hiperpigmentasi). Kulit yang lebih gelap mungkin nampak seperti akibat sinar
matahari. Tetapi terdapat area yang tidak merata. Hiperpigmentai paling jelas terlihat pada jaringan parut kulit, lipatan-lipatan kulit, tempat-tempat yang sering mendapat penekanan, seperti siku, lutut, ibu jari, bibir, dan membran mukosa.
2.4
Patofisiologi Hipofungsi
mineralokortikoid Penurunan
adrenokortikal
menghasilkan
penurunan
(aldosteron),
glukokortikoid
(cortisol),
aldosteron
menyebabkan
kebanyakan
dan
level
androgen.
cairan
dan
ketidakseimbangan elektrolit. Secara normal, aldosteron mendorong penyerapan Sodium (Na+) dan mengeluarkan potassium (K+). Penurunan aldosteron menyebabkan peningkatan ekskresi sodium, sehingga hasil dari rantai dari peristiwa tersebut antara lain: ekskresi air meningkat, volume ekstraseluler menjadi habis (dehidrasi), hipotensi, penurunan kardiak output, dan jantung menjadi mengecil sebagai hasil berkurangnya beban kerja. Akhirnya, hipotensi menjadi memberat dan aktivitas kardiovaskular melemah, mengawali kolaps sirkulasi, shock, dan kematian. Meskipun tubuh mengeluarkan sodium berlebih, ini mempertahankan kelebihan potassium.
Level potassium lebih dari 7 mEq/L
hasil pada aritmia, memungkinkan terjadinya kardiak arrest. Penurunan glukokortikoid menyebabkan meluasnya gangguan metabolic. Ingat bahwa glukokortikoid memicu glukoneogenesis dan memiliki efek antiinsulin. Sehingga, ketika glukokortikoid menurun, glukoneogenesis menurun, sehingga hasilnya hipoglikemia dan penurunan glikogen hati. Klien menjadi lemah, lelah, anorexia, penurunan BB, mual, dan muntah. Gangguan emosional dapat terjadi, mulai dari gejala neurosis ringan hingga depresi berat. Di samping itu, penurunan glukokortikoid mengurangi resistensi terhadap stress. Pembedahan, kehamilan, luka, infeksi, atau kehilangan garam karena diaphoresis berlebih dapat menyebabkan krisi Addison (insufisiensi adrenal akut). Akhirnya, penurunan kortisol menghasilkan kegagalan unruk menghambat sekresi ACTH dari pituitary anterior. MSH menstimulasi melanosit epidermal, yang menghasilkan melanin,
pigmen warna gelap. Penurunan sekresi ACTH menyebabkan peningkatan pigmentasi kulit dan membrane mukosa. Sehingga klien dengan penyakit Addison memiliki peningkatan level ACTH dan warna keperakan atau kecokelatan pun muncul. Defisiensi androgen gagal untuk menghasilkan beberapa macam gejala pada laki-laki karena testes menyuplai adekuat jumlah hormone seksual. Namun, pada perempuan tergantung pada korteks adrenal untuk mensekresi androgen secara adekuat. Hormon-hormon tersebut disekresi oleh korteks adrenal yang penting bagi kehidupan. Orang dengan penyakit Addison yang tidak diobati akan berakhir fatal.
2.5 Diagnosa
Karena perjalanan penyakit yang lambat, pada awalnya penyakit Addison biasanya sulit untuk terdiagnosa. Biasanya adanya stress berat seperti pembedahan, infeksi berat, atau cedera, menyebabkan gejala-gejala lebih nyata dan dapat menyebabkan terjadinya krisis Addisonan. Selain dari riwayat medis dan gejala klinis, pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mengkonfirmasi adanya insufiensi adrenal. Pada penyakit Addison, pemeriksaan darah dapat yang rendah dan kortikotropin yang mungkin tinggi. Selain itu biasanya juga ditemukan ginjal yang tidak berfungsi dengan baik. Pemeriksan Stimulasi ACTH
Pemeriksaaan ini adalah tes yang paling sering dilakukan untuk mendiagnosa insufisiensi adrenal. Pemeriksaan ini akan mengukur kadar kortisol di dalam ar kemih dan darah sebelum dan sesudah diberi ACTH sintetik melalui suntikan. Normalnya, setelah mendapat suntikan ACTH, kadar kortisol di dalam air kemih dan darah akan meningkat. Tetapi pada penyakit Addison atau insufisiensi adrenal sekunder jangka panjang, kadar kortisol tidak atau hanya
sedikit meningkat. Pada insufisiensi adrenal sekunder yang ringan atau masih dalam tahap awal, kelenjar adrenal mungkin masih bisa merespon pemberian ACTH karena kelenjar adrenal belum mengalami atrofi. Pemeriksaan stimulasi CRH
Jika pemeriksaan stimulasi ACTH memberikan hasil yang abnormal, maka pemeriksaan stimulasi CRH dapat dilakukan untuk membantu menentukan menentukan penyebab infusensi adrenal. Pada penyakit Addison, dengan pemberian CRH sintetik akan menghasilkan ACTH yang tinggi tetapi tanpa kortisol. Pada insufisiensi adrenal sekunder maka akan didapatkan pelepasan ACTH yang lambat atau tidak ada. Tidak adanya respon pengeluaran ACTH menunjukkan
adanya
gangguan
pada
kelenjar
hipofise
sebagai
penyebabnya. Respon pengeluaran ACTH yang lambat menunjukkan gangguan pada kelenjar hipotalamus sebagai penyebabnya.
Diagnosis pada kondisi darurat
Pada penderita dengan krisis Addisonian, pemeriksaan kadar kortisol dan ACTH dalam darah dapat diakukan. Selain itu pemeriksaan darah juga akan menemukan adanya kadar natrium yang rendah, glukosa darah yang rendah, serta kalium yang kalium yang tinggi. Setelah krisis Addisonian dapat ditanggani , pemeriksaan stimulasi ACTH dapat dilakukan untuk menentukan penyebab yang spesifik. Jika diagnosis penyakit Addison telah dibuat, maka dapat dilakukan pemeriksaan radiologi seperti X-ray atau USG perut, untuk melihat apakah terdapat tanda-tanda penumpukan kalsium pada kelenjar adrenal atau TB. Selain itu pemeriksaan darah dapat digunakan untuk mendeteksi antibodi yang berkaitan dengan penyakit Addison karena autoimun.
Jika diagnosis adrenal sekunder telah dibuat, maka dapat dilakukan pemeriksaan radiologis untuk melihat ukuran dan bentuk kelenjar hipofise. Pemeriksaan yang paling sering diakukan adaah CT scan dan MRI. Selain itu, pemeriksaan fungsi kelenjar hypofise dan kemampuannya dalam memproduksi hormon juga perlu diperiksa dengan pemeriksaan darah.
2.6 Pengobatan
Pengobatan untuk penyakit Addison adalah dengan memberikan terapi pengganti hormon untuk memperbaiki kadar hormon yang tidak diproduksi oleh kelenjar adrenal. Tetapi pengganti hormon yang diberikan adalah : Kortikosteroid
Hydrocortisone atau Prednison atau Dexamethasone dapat diberikan untuk mengganti kadar kortisol yang rendah. Mineralokortikoid, seperti Fludrocortisone acetate dapat diberikan untuk mengganti aldosteron. Biasanya, pengobatan dimulai dengan pemberian
hydrocortisone atau
prednison secara per oral (melalui mulut). Tetapi, orang yang sakitnya parah perlu diberikan pengobatan melaui suntikan pada awalnya kemudian dapat lanjutkan secara per oral. Karena tubuh biasanya menghasilkan kortisol paling banyak pada pagi hari, Hydrocortisone sebaiknya diberikan dalam dosis terbagi, dengan dosis paling besar di pagi hari. Hydrocortisone harus diminum setiap hari sepanjan hidup penderita. Dosis hydrocortisone yang lebih besar diperlukan jika mengalami kondisi stress, misalnya sakit berat atau pembedahan, dan mungkin perlu untuk diberikan melalui injeksi jika penderita sampai mengalami diare hebat atau muntah. Sebagian penderita juga perlu mendapat Fludrocortisonne setiap hari untuk menjaga kadar natrium dan kalium tubuh.
Pada krisis Addisonian, tekanan darah yang rendah, glukosa darah yang rendah, dan tingginya kadar kalium dapat menganca nyawa. Terapi standar yang tepat dilakukan adalah dengan pemberian glukokortikod, cairan melalui pembuluh darah, dan larutan sejenis gula. Adapun penyebabnya, penyakit Addison bisa berakibat fatal dan harus ditangani. Biasanya pengobatan bisa dimulai dengan pemberian Prednson per-oral (ditelan). Jika sakitnya sangat berat, pada awalnya diberikan kortisol intravena kemudian dilanjutkan dengan tablet Prednison. Jika tubuh mengalami stress (terutama karena penyakit), mungkin diperlukan dosis Prednison yang lebih tinggi. Sebagian besar penderita juga harus mengkonsumsi Fludrokortison setiap hari untuk membantu mengembalikan ekskresi natrium dan kalium yang normal. Pada akhirnya pemberian Fludrokortison bisa dikurangi atau dihentikan, diganti dengan Prednison yang diberikan setiap hari sepanjang hidup penderita. Pengobatan harus terus diakukan sepanjang hdup penderita, tetap prognosisnya baik.
Terapi pengganti androgen
Testosteron tambahan bagi prisa biasanya tidak diperlukan. Pada laki-laki kekurangan hormon masih dapat diatasi dengan testosterone yang dibuat dari testis. Terapi penggant dengan dehydroepiandrosterone (DHEA) dapat diberikan untuk wanita.
BAB III PROSES KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN PASIEN
AKTIVITAS/ISTIRAHAT Gejala:
Lelah, nyeri/kelemahan pada otot (terjadi perburukan
Tanda:
setiap hari). Tidak mampu beraktivitas atau bekerja. Peningkatan denyut jantung/denyut nadi pada aktivitas yang minimal. Penurunan kekuatan dan rentang gerak sendi. Depresi, gangguan konsentrasi, penurunan inisiatif/ide Letargi.
SIRKULASI Tanda:
Hipotensi termasuk hipotensi postural. Takikardi….disritmia, suara jantung melemah. Nadi perifer melemah. Pengisian kapiler memanjang. Ekstremitas dingin, sianosis, dan pucat. Membran mukosa hitam keabu-abuan (peningkatan pigmentasi).
INTEGRITAS EGO Gejala:
Adanya riwayat faktro stress yang baru dialami, termasuk sakit fisik/pembedahan, perubahan gaya
hidup. Tanda:
Ketidakmampuan mengatasi stress. Ansietas, peka rangsang, depresi, emosi tidak stabil.
ELIMINASI Gejala:
Diare sampai dengan adanya konstipasi Kram abdomen
Tanda:
Perubahan frekuensi dan karakteristik urine Diuresis yang diikuti dengan oliguria.
MAKANAN/CAIRAN Gejala:
Anoreksia berat (gejala utama), mual/muntah. Kekurangan zat garam.
Tanda:
Berat badan menurun dengan cepat. Turgor kulit jelek, membrane mukosa kering.
NEUROSENSORI Gejala:
Pusing, sinkope (pingsan sejenak), gemetar. Sakit kepala yang berlangsung lama yang diikuti oleh
Tanda:
diaphoresis,
kelemahan
otot.
terhadap
keadaan
dingin
Penurunan
toleransi
atau
stress.
Kesemutan/baal/lemah. Disorientasi terhadap waktu, tempat, dan ruang (karena kadar natrium rendah), letargi, kelelahan mental, peka rangsang, cemas, koma (dalam keadaan krisis). Parastesia, paralisis, asthenia (pada keadaan krisis) Rasa
kecap/penciuman
berlebihan,
ketajaman
pendengaran juga meningkat. NYERI/KENYAMANAN Gejala:
Nyeri otot kaku perut, nyeri kepala. Nyeri tulang belakang, abdomen, ekstremitas (pada
keadaan krisis) PERNAPASAN Gejala: Tanda:
Dispnea Kecepatan pernapasan meningkat, takipnea. Suara napas: krakel, ronki (pada keadaan infeksi)
KEAMANAN Gejala: Tanda:
Tidak toleran terhadap panas, cuaca (udara) panas. Hiperpigmentasi kulit (coklat, kehitaman karena kena sinar matahari atau hitam seperti perunggu) yang menyeluruh atau berbintik-bintik. Peningkatan
suhu;
demam
yang
diikuti
dengan
hipotermia (keadaan krisis. Otot menjadi kurus. Gangguan/tidak mampu berjalan SEKSUALITAS Gejala:
Adanya riwayat menopause dini, amenorea. Hilangnya
tanda-tanda
seks
sekunder
(missal:
berkurangnya rambut-rambut pada tubuh terutama pada wanita. Hilangnya libido. PENYULUHAN/PEMBELAJARAN Gejala: Adanya riwayat keluarga DM, TB, kanker. Pertimbangan: Rencana Pemulangan:
Adanya riwayat tiroiditis, DM, TB, anemia pernisiosa. DRG menunjukkan rerata lama dirawat :4,3 hari. Membutuhkan bantuan dalam halo bat, aktivitas seharihari, mempertahankan kewajiban.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Kadar hormon
Kortisol plasma: Menurun dengan tanpa respons pada pemberian ACTH secara IM (primer) atau ACTH secara IV.
ACTH: Meningkat secara mencolok (pada primer) atau menurun (sekunder)
ADH: Meningkat
Elektrolit: Kadar dalam serum mungkin normal atau natrium sedikit menurun sedangkan kalium sedikit meningkat. Walaupun demikian, natrium dan kalium yang abnormal dapat terjadi sebagai akibat tidak adanya aldosteron dan kekurangan kortisol (mungkin sebagai akibat dari krisis). Glukosa: Hipoglikemia. Ureum/Kreatinin: Mungkin meningkat (karena terjadi penurunan fungsi ginjal). Analisa Gas Darah: Asidosis metabolik. Sel Darah Merah (Eritrosit): Normositik, anemia normokronik (mungkin tidak nyala/terselubung dengan penurunan volume cairan) dan hematokrit (Ht) meningkat (karena homokonsentrasi). Jumlah limfosit mungkin rendah, eosinofil meningkat. Urine (24 jam): 17 ketosteroid, 17 hidroksikortikoid, dari 17 ketogenik steroid menurun. Kadar kortisel bebas menurun. Catatan: Kegagalan dalam pencapaian atau peningkatan kadar steroid urine setelah pemeriksaan dengan pemberian ACTH merupakan indikasi dari penyakit Addison primer (atrofi kelenjar adrenal yang permanen), walaupun peningkatan kadar (ACTH) memberikan kesan penyebab supresi hormon sekunder. Natrium urine meningkat.
Sinar x: Jantung kecil, klasikal kelenjar adrenal, atau TB (paru, ginjal) mungkin akan ditemukan.
3.2 PRIORITAS KEPERAWATAN 1. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. 2. Memperbaiki status nutrisi. 3. Mencegah komplikasi/timbulnya krisis. 4. Memberikan dukungan dalam penyesuaian diri dengan kondisi yang ada. 5. Memberikan informasi tentang proses penyakit dan lamanya pengobatan.
3.3 TUJUAN PEMULANGAN 1. Tercapainya homeostasis. 2. Komplikasi dapat tercegah atau dapat minimal. 3. Pengaturan dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari oleh diri sendiri atau
dengan bantuan. 4. Proses penyakit/prognosis dan pengobatan dapat dimengerti.
3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Kekurangan volume cairan (kegagalan regulasi) berhubungan dengan
Kelebihan natrium dan kehilangan cairan melalui ginjal, kelenjar keringat, saluran gastrointestinal (karena kekurangan aldosteron). 2. Nutisi, Perubahan : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
defisiensi glukortikoid, metabolisme lemak abnormal, protein dan karbohidrat. 3. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produks energi metabolisme.
3.5 INTERVENSI KEPERAWATAN 1.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
KEKURANGAN VOLUME CAIRAN (KEGAGALAN REGULASI)
Dapat dihubungkan dengan
: Kelebihan natrium dan kehilangan cairan melalui ginjal, kelenjar keringat, saluran gastrointestinal
Kemungkinan dibuktikan oleh:
(karena
kekurangan
aldosteron) : Mual/muntah, kelemahan, haus, kehilangan berat badan. Diare, pengeluaran urine banyak, urine encer. Hipotesis
postural,
takikardia,
tekanan nadi lemah. HASIL YANG DIHARAPKAN/ : Menunjukkan adanya KRITERIA AKAN:
EVAUASI-PASIEN
keseimbangan
cairan,
lelah,
perbaikan
dengan
kriteria:
pengeluaran urine yang adekuat (batas normal), tanda-tanda vital stabil, tekanan nadi
perifer
jelas,
tugor
kulit
baik,
pengisian kapiler baik dan membrane mukosa lembab/basah.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL Mandiri Dapatkan riwayat dari pasien atau orang Membantu memperkirakan penurunan terdekat yang berhubungan dengan lama dan volume total cairan. intensitas dari gejala yang muncul seperti contoh: munah, pengeluaran urine yang berlebihan. Pantau tanda vital, cata perubahan tekanan Hipotesis postural merupakan bagian darah pada perubahan posisi, kekuatan dari hipovolemia nadi perifer.
hormon
akibat
aldosteron
kekurangan dan
pnurunan
curah jantung sebagai akibat dari penurunan kortisol. Nadi mungkin melemah yang dengan mudah dapat Ukur dan timbang berat badan setiap hari.
hilang. Memberikan
perkiraan
kebutuhan
akan penggantian volume cairan dan keefektifan pengobatan. Peningkatan berat badan yang cepat disebabkan oleh adanya retensi cairan dan natrium yang berhubungan dengan pengobatan steroid. Kaji pasien mengenai adanya rasa haus, Untuk mengindikasikan berlanjutnya kelelahan, nadi cepat, pengisian kapiler hipovolemia
dan
mempengaruhi
memanjang, turgor kulit jelek, membrane kebutuhan volume pengganti. mukosa kering. Catat warna kulit dan temperaturnya. Periksa adanya perubahan dalam status mental Dehidrasi berat menurunkan curah dan sensori
jantung dan perfusi jaringan terutama jaringan otak.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL Mandiri Auskultasi bising usus (peristaltik usus). Cata Kerusakan fungsi saluran cerna dapat dan laporkan adanya mual, muntah dan diare.
meningkatkan kehilangan cairan dan elektrolit dan mempengaruhi cara
Berikan perawatan mulut secara teratur
untuk pemberian cairan dan nutrisi. Membantu menurunkan rasa tidak nyaman
akibat
dehidrasi
dan
mempertahankan kerusakan membran Pertahankan
kenyamanan
mukosa. lingkungan. Menghindari panas berlebihan akan
Lindungi pasien dari cahaya dengan selimut dapat
meningkatkan
kehilangan
atau sejenisnya. cairan. Anjurkan pasien untuk istirahat lebih banyak, Mengurangi dan membatasi hipotensi bantu dalam mengubah posisi dan aktivitas ortostatik,
menurunkan
risiko
perawatan sehari-hari. penurunan kesadaran dan trauma. Anjurkan cairan oral diatas 3000 ml/hari Adanya perbaikan pada saluran cerna sesegera mungkin sesuai dengan kemampuan dan kembalinya fungsi saluran cerna pasien
tersebut
memungkinkan
memberikan
cairan
untuk
dan elektrolit
melalui oral. Ubah posisi secara teratur. Masase terutama Dehidrasi berat dapat menimbulkan pada bagian tulang yang menonjol. Observasi krekels,
adanya edema,
tanda-tanda peningkatan
gangguan sirkulasi dan kerusakan kulit dapat terjadi dengan cepat. kelelahan, Penggantian cairan yang cepat dapat frekuensi menimbulkan
GJK
pada
adanya
jantung.
regangan jantung.
KOLABORASI Berikan cairan, antara lain: Cairan 0,9% NaCl (normal salin)
Pasien mungkin membutuhkan cairan pengganti 4-6 liter. Dengan pemberian
cairan
NaCl
0,9%
melalui
IV
sebanyak 500-1000 ml/jam dapat mengatasi kekurangan natrium yang telah terjadi. Ditambahkan untuk menghilangkan
Larutan glukosa
hipoglikemia. TINDAKAN/INTERVENSI Berikan obat sesuai dengan indikasi: Kortison (Cortone) atau hidrokortison (Cortel)
RASIONAL Merupakan
obat
pilihan
untuk
mengganti kekurangan kortison dalam tubuh dan meningkatkan reabsorpsi natrium sehingga dapat menurunkan kehilangan
cairan
dan
mempertahankan curah jantung. Jika terjadi hipertensi batasi pemberian natrium dan berikan kalum, jika pasien diberikan pengobatan kortisol dalam waktu yang lama dan atau pasien Mineral
kortikoid;
deoksikonkosteron.
yang
sedang
diberikan
pengobatan diuretik. fludokertison, Dimulai setelah pemberian
dosis
hidrokortison
telah
tinggi
mengakibatkan
yang
retensi
berlebihan
yang
gangguan
tekanan
garam
mengakibatkan darah
dan
gangguan elektrolit dan munculnya gejala tersebut diatas meningkat. Catatan: Obat ini tidak dibutuhkan pada insufisiensi kelenjar adrenal sekunder karena sekresi dari hormon ini masih normal. Pasang/pertahankan kateter urine dan selang Untuk memfasilitasi
pengukuran
NG sesuai indikasi.
haluran dengan akurat baik urine maupun dari lambung, memberikan dekompresi lambung dan membatasi muntah.
Pantau pemeriksaan laboratorium: Hematokrit (Ht)
Peningkatan
kadar
merupakan
indikasi
Ht
darah
terjadinya
hemokonsentrasi yang akan kembali normal
sesuai
dengan
terjadinya
rehidrasi pada tubuh. TINDAKAN/INTERVENSI Ureum/Kreatinin
RASIONAL Peningkatan kadar urcum
dan
kreatinin darah merupakan indikasi terjadinya
kerusakan tingkat sel
karena dehidrasi atau tanda serangan Osmolalitas serum
gagal ginjal. Adanya peningkatan
Natrium
indikasi adanya dehidrasi. Hiponatremia merupakan indikasi kehilangan berlebihan
Kalium
melalui
merupakan
urine
karena
yang
gangguan
reabsorpsi pada tubulus ginjal. Penurunan kadar aldosteron mengakibatkan penurunan natrium dan air dan sementara itu kalium tertahan
sehingga
dapat
mengakibatkan hiperkalemia.
DIAGNOSAKEPERAWATAN Dapat dihubungkan dengan:
NUTRISI, PERUBAHAN: KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH Defisiensi glukokortikoid, metabolism lemak abnormal, protein dan karbohidrat.
Kemungkinan dibuktikan oleh:
Penurunan berat badan, kelemahan otot, kaku otot abdomen, diare.
HASIL KRITERIA AKAN:
YANG
DIHARAPKAN/
EVALUASI
Hipoglikemia berat. Tidak ada mual dan muntah.
PASIEN Menunjukkan berat badan stabil atau meningkat sesuai
dengan
yang
laboratorium normal.
diharapkan
nilai
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL Mandiri Auskulasi bising usus dan kaji apakah ada Kekurangan kortisol nyeri perut, mual atau muntah.
dapat
menyebabkan gejala gastrointestinal berat
yang
pencernaan
mempengaruhi
dan
absorpsi
makanan. Catat adanya kulit yang dingin atau basah, Gejala hipoglikemia
dari
dengan
perubahan tingkat kesadaran, nadi yang cepat, timbulnya tanda tersebut mungkin peka rangsang, nyeri kepala, sempoyongan.
perlu
pemberian
glukosa
mengindikasikan
pemberian
tambahan glukokortikoid. Pantau pemasukan makanan dan timbang Anoreksia, kelemahan berat badan setiap hari.
dan
dan
kehilangan pengaturan metabolism oleh dapat berat
kortisol
terhadap
mengakibatkan badan
dan
makanan penurunan terjadinya
malnutrisi yang serius. Perhatikan: Berat badan yang meningkat dengan cepat merupakan indikasi terjadinya retensi, cairan atau pengaruh dari pemberian glukokortikoid. Catat muntah mengenai jumlah kejadian, atau Ini dapat membantu derajat
untuk
karakteristik lainnya.
menemukan
kemampuan
Berikan atau bantu perawatan mulut.
pencernaan atau absorpsi makanan. Mulut yang bersih dapat
meningkatkan napsu makan. Berikan lingkungan yang nyaman untuk Dapat meningkatkan napsu makan makan contoh bebas dari bau tidak sedap, dan tidak terlalu ramai, udara yang tidak nyaman. Berikan informasi tentang menu pilihan.
memperbaiki
pemasukan
makanan. Perencanaan menu yang disukai pasien dapat menstimulasi napsu makan
dan
meningkatkan
pemasukan makanan.
TINDAKAN/INTERVENSI Kolaborasi Pertahankan status puasa sesuai indikasi.
RASIONAL Mengistirahatkan
gastrointestinal,
mengurangi rasa tidak enak dan kehilangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah. Lakukan pemeriksaan terhadap kadar gula Mengkaji kadar gula darah dan darah sesuai indikasi.
kebutuhan terapi. Jika menurun sebaiknya diet maupun pemberian
glukokortikoid dikaji kembali. Berikan glukosa intravena dan obat-obatan Memperbaiki hipoglikemia, sesuai indikasi.
memberi sumber energi untuk fungsi
Glukokortikoid
seluler. Merangsang
glukoneogenesis,
menurunkan kegunaan glukosa dan membantu penyimapanan glukosa sebagai glikogen. Pemberian obat ini secara
teratur
penting
untuk
metabolism karbohidrat, protein dan Androgen, missal: testoteron.
lemak. Bermanfaat pada pasien yang lemah dan malnutrisi untuk meningkatkan napsu
makan,
memelihara
keseimbangan nitrogen yang positif, memperbaiki tonus/kekuatan otot Konsultasi dengan ahli gizi
dan penampilan yang lebih baik. Bermanfaat menentukan penggunaan/
kebutuhan
kalori
dengan cepat. Berikan makanan dalam porsi kecil tetapi Makanan dalam porsi kecil kalau sering dengan tinggi kalori dan protein bila diberikan akhirnya jumlah kalori makan lewat oral telah dapat dilakukan.
yang
dibutukan
per
hari
bisa
terpenuhi. Disamping itu juga dapat
mengurangi
mual
dan
muntah.
Pemberian makanan padat dapat diganti dengan makanan parenteral. Peningkatan mungkin
pemasukan dibutuhkan
meningkatkan
berat
kalori untuk
badan
dan
mencegah hipoglikemia. TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL Tingkatkan diet natrium, contoh; daging, ikan, Dapat menolong mencegah/ susu, telor. Pantau Hb, Ht.
memperbaiki hiponatremia. Anemia dapat terjadi akibat deficit nutrisi atau pengeceran (dilusi) yang terjadi
akibat
retensi
sehubungan glukokortikoid.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
KELELAHAN
cairan
pemberian
Dapat dihubungkan dengan: Kemungkinan dibuktikan oleh:
Penurunan produksi energi metabolism. Rasa tidak nyaman/tidak bertenaga. Tidak mampu mempertahankan kerja yang biasa dilakukan sehari-hari, penurunan penampilan. Ketidakmampuan untuk konsentrasi, lelah, tidak
HASIL
YANG
menghiraukan lingkungan. Menyatakan mampu untuk
beristirahat,
DIHARAPKAN/KRITERIA
peningkatan tenaga dan penurunan rasa.
EVALUASI PASIEN AKAN:
Mampu menunjukkan faktor yang berpengaruh terhadap kelelahan. Menunjukkan
peningkatan
kemampuan
berpartisipasi dalam aktivitas.
TINDAKAN/INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri Kaji/diskusikan tingkat kelemahan klien dan Pasien biasanya telah mengalami identifikasi aktivitas yang dapat dilakukan penurunan tenaga, kelelahan otot klien.
menjadi terus memburuk setiap hari karena
proses
munculnya
penyakit
dan
ketidakseimbangan
natrium dan kalium. Pantau tanda vital sebelum dan sesudah Kolapsnya sirkulasi dapat terjadi melakukan
aktivitas.
Observasi
adanya sebagai akibat dari stress aktivitas
takikardia, hipotensi dan parifer yang dingin.
jika curah jantung berkurang.
dan
TINDAKAN/INTERVENSI Diskusikan kebutuhan aktivitas
RASIONAL dan Meskipun pasien mungkin pada
rencanakan jadwal aktivitas bersama-sama awal merasa terlalu lemah untuk dengan pasien. Identifikasi aktivitas yang melakukan aktivitas, aktivitas yang menyebabkan kelelahan.
berkurang selama menerima terapi hormon
pengganti
untuk
memperbaiki tonus dan kekuatan otot, menurunnya kelelahan. Selain itu,
hal
tersebut
memberikan
harapan bahwa kemampuan untuk melakukan aktivitas yang baik akan Sarankan
pasien
kembali seperti semula. menentukan Mengurangi kelelahan
untuk
dan
masa/periode antara istirahat dan melakukan mencegah ketegangan pada jantung. aktivitas. Diskusikan cara untuk menghemat tenaga Pasien akan dapat melakukan lebih (missal, duduk lebih baik daripada berdiri banyak kegiatan dengan mengurangi selama melakukan aktivitas/
latihan), jika pengeluaran
tenaga
pada
setiap
perlu biarkan pasien melakukannya sendiri. kegiatan yang dilakukannya. Berikan kesempatan pasien untuk ikut Menambahkan tingkat keyakinan berpartisipasi secara adekuat untuk melakukan pasien dan harga dirinya secara hak aktivitasnya
sehari-hari
sebagian
atau sesuai dengan tingkat aktivitas yang
seluruhnya. Tingkatkan keterlibatan pasien dapat ditoleransinya. sesuai kemampuannya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN Dapat dihubungkan dengan: Faktor risiko meliputi:
KELELAHAN Penurunan produksi energi metabolism. Menurunnya aliran darah vena/volume sirkulasi;
berubahnya kecepatan, irama dan konduksi jatung (akibat dari ketidaksimbangan elektrolit) Perubahan
ukuran/kekuatan
otot
jantung
metabolism yang abnormal dengan kekurangan energi untuk tingkat sel (contoh: hipoalikemia). DIAGNOSA KEPERWATAN Kemungkinan dibuktikan oleh:
KELELAHAN Tidak dapat diterapkan; adanya tanda-tanda dan
HASIL
gejala-gejala membuat diagnose actual) Menunjukkan curah jantung yang adekuat yang
KRITERIA
YANG
DIHARAPKAN/
EVALUASI
AKAN:
PASIEN
ditandai dengan tanda vital dalam batas normal, nadi perifer teraba dengan baik, pengisian kapiler cepat dan status mental baik.
TINDAKAN/INTERVENSI Mandiri Pantau tanda vital, FJ, irama jantung, dan
RASIONAL Peningkatan
FJ
catat adanya dis****
manifestasi
awal
merupakan sebagai
kompensasi
hipovolemia
penurunan
curah
dan jantung.
Perkembangan dari kegagalan otot jantung/krisis
Addisos
mungkin
menyebabkan serangan yang tibatiba
dan
menurun
tekanan
darah
(hipotensi).
yang
Frekuensi
jantung yang tidak teratur akan menimbulkan
penurunan
curah
jantung atau merupakan petunjuk adanya
IM.
PVC
dan
depresi
gelombang T menunjukkan pasien dalam keadaan hipokalemia, atau gelombang T memuncak akan terjadi
Lakukan pengukuran CVP.
pada keadaan hiperkalemia. CVP memberikan gambaran pengukuran yang langsung terhadap volume cairan dan berkembangnya
Pantau suhu tubuh, catat bila ada perubahan
komplikasi, contoh; gagal jantung. Hiperpireksia yang tiba-tiba dapat
yang mencolok dan tiba-tiba.
terjadi yang diikuti oleh hipotermia sebagai
akibat
ketidakseimbangan cairan,
dan
dari hormonal,
elektrolit
yang
mempengaruhi FJ dan curah jantung.
TINDAKAN/INTERVENSI Kaji warna kulit, suhu, pengisian kapiler, dan
RASIONAL Pucat, kulit yang dingin, pengisian
nadi perifer.
kapiler yang memanjang, nadi yang lambat
dan
lemah
merupakan
Teliti adanya perubahan mental dan laporkan
indikasi terjadi syok. Perubahan mental (peka rangsang,
adanya nyeri pada abdomen, daerah punggung
cemas,
ketakutan)
dan kaki.
cerminan
dari
merupakan
penurunan
curah
jantung/serebral dan perfusi perifer dan/atau serangan hipoglikemia. Walaupun biasanya ada poliuria,
Ukur jumlah haluaran urine.
penurunan
haluaran
urine
menggambarkan penurunan perfusi Tempatkan pasien pada ruangan yang tenang
ginjal oleh penurunan jantung. Respons normal pasien terhadap
dan dengan kelembaban yang sesuai, tidak
stress adalah kurang dan stimulus
bising dan batasi aktivitas. Pertahankan tirah
yang biasanya tidak menimbulkan
baring, bahu atau berikan semua aktivitas
masalah dapat berpengaruh negatif
sehari-hari. Pantau adanya hipertensi, edema (daerah yang
pada pasien. Efek pemberian kortikosteroid dan/
terjuntai), krekels, berat badan meningkat,
atau natrium dan cairan pengganti
nyeri kepala yang hebat, pekarangsang dan
yang berlebihan dapat menyebabkan
bingung.
potensial kelebihan cairan dan gagal jantung.
Kolaborasi Berikan cairan, darah, larutan NaCL, dan
Perbaikan volume sirkulasi biasanya
volume ekspander melalui IV sesuai dengan
dapat memperbaiki curah jantung
kebutuhan.
hiperkalemia sering terjadi, kalium
Hindari
penggunaan
cairan
hipotonik atau cairan yang mengandung
oksigen
dapat
menyebabkan
kalium.
disritmia berat atau henti jantung.
Berikan pengobatan sesuai indikasi: Natrium hidrokortison suksinat.
Pemberian yang cepat kira-kira 2550 mg dalam 30-60 menit, kemudian
75-150 pada 4-8 jam selanjutnya dapat
mencegah
kardiovaskuler.
kolapsnya
TINDAKAN/INTERVENSI Vasopresor (contoh: dopamine)
RASIONAL Peningkatan tahanan
vaskuler
perifer dan arus balik vena akan meningkatkan curah jantung/tekanan Obat
antipiretik
(contoh:
asetaminofen,
parasetamol).
darah. Suhu diatas 40,6ºC kadang-kadang terjadi, yang dipengaruhi oleh stress dan kehilangan natriu/air.
Kolaborasi Berikan O2
Kadar oksigen yang maksimal dapat membantu jantung. Pasien
Pantau kalium darah (serum)
menurunkan cenderung
hiperkalemia
karena
kerja
mengalami bila
kadar
natrium menurun (dampak sekunder pada kekurangan aldosteron) kalium tertahan oleh ginjal.
DIAGNOSA KEPERWATAN Faktor risiko meliputi:
PROSES PIKIR, PERUBAHAN, RISIKO Penurunan
TINGGI TERHADAP kadar natrium (hiponatremia),
hipoglikemia, gangguan keseimbangan asamKemungkinan dibuktikan oleh:
basa. (Tidak dapat diterapkan; adanya tanda-tanda dan
HASIL
gejala-gejala membuat diagnose actual). Mempertahankan tingkat kesadaran mental.
YANG
KRITERIA
DIHARAPKAN/
EVALUASI
PASIEN
AKAN:
Tidak mengalami cedera.
TINDAKAN/INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri Bila memungkinkan tugaskan satu perawat
Memberikan
pada setiap shift untuk tetap mengawasi
terbaik untuk mengenali secara diri
pasien.
adanya perubahan SSP dan untuk
kesempatan
yang
meningkatkan percaya.
hubungan
saling
TINDAKAN/INTERVENSI Pantau tanda vital dan status neurologis.
RASIONAL Memberikan patokan untuk dasar perbandingan/pengenalan
terhadap
temuan abnormal. Catatan: suhu yang tinggi dapat mempengaruhi Panggil pasien dengan namanya. Orientasikan
mental. Untuk menolong mempertahankan
pada
orientasi
tempat
orang
dan
waktu
sesuai
dan
menurunkan
kebutuhan. Tetapkan dan pertahankan jadwal perawatan
kebingungan. Meningkatkan
rutin untuk memberikan waktu istirahat yang
mencegah
teratur. Sarankan pasien untuk melakukan perawatan
berlebihan. Menolong pasien dalam menjaga dan
diri sendiri sesuai kemampuan dengan waktu
memberikan sentuhan yang nyata
yang cukup untuk menjalankan seluruh
dan mempertahankan orientasi pada
tugasnya. Lindungi pasien dari cedera misalnya, posisi
lingkungan. Disorientasi
tempat tidur dalam posisi rendah dengan
resiko timbulnya bahaya (trauma)
diberikan penghalang yang terangkat. Bantu
terutama
pasien dalam pergerakan, perubahan posisi,
pencegahan
gunakan pengikatan (restrein) dengan tepat.
merupakan suatu hal yang sangat
Berikan bantalan yang lunak pada penghalang
penting untuk mencegah trauma
tempat tidur (untuk pencegahan kejang). Kolaborasi Pantau hasil pemeriksaan laboratorium mis,
fisik, aspirasi, dan sebagainya.
glukosa rendah, osmolaritas serum, Hb/Ht.
cairan, elektrolit, dan asam basa
orientasi kelelahan
akan
malam
dan yang
meningkatkan hari.
Tindakan
terhadap
kejang
Seperti adanya ketidakseimbangan harus
ditanggulangi,
gangguan
proses
pikir
diperbiki.
harus
Perubahan yang terus menerus pada mental menentukan
DIAGNOSA KEPERWATAN
HARGA DIRI, RENDAH SITUASIONAL, RISIKO TINGGI TERHADAP Adanya kondisi fisik yang memerlukan terapi
Faktor risiko meliputi:
sepanjang hidup. Perubahan pada pigmentasi kulit, perubahan berat
badan,
perubahan
tanda-tanda
seks
Kemungkinan dibuktikan oleh:
sekunder, dan perubahan fungsi dan peran. (Tidak dapat diterapkan; adanya tanda-tanda dan
HASIL
gejala-gejala membuat diagnose actual). Mengungkapkan penerimaan terhadap keadaan
YANG
DIHARAPKAN/
KRITERIA EVALUASI-
diri sendiri diungkapkan secara verbal.
PASIEN AKAN:
Menunjukkan kemampuan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi dengan ditandai oleh merencanakan berpartisipasi
tujuan aktif
yang dalam
realistic
bekerja/bermain/
berhubungan dengan orang lain. TINDAKAN/INTERVENSI Mandiri Atur periode singkat untuk bicara tanpa
Membina
diganggu
meningkatkan keterbukaan dengan
dan
dorong
pasien
untuk
RASIONAL hubungan
mengungkapkan perasaan tentang keadaannya
pasien.
mis,
mengevaluasi
perubahan
pengaruh Tunjukkan
penampilan
penyakit perhatian
pada
atau
peran,
pekerjaannya.
bersikap
tidak
menghakimi. Kurangi stimulus yang berlebihan pada lingkungan, berikan ruang tersendiri jika ada indikasi. Sarankan pasien untuk menggunakan keterampilan manajemen stress. Misalnya: teknik relaksasi, visualisasi dan bimbingan imajinasi. Dorong pasien untuk membuat pilihan dan berpartisipasi dalam perawatan diri sendiri.
Memabntu berapa
dan dalam banyak
masalah yang dapat diubah oleh pasien. Menimbulkan
perasaan
stress,
frustasi; meningkatkan kemampuan koping
dan
dan
meningkatkan
kemampuan untuk mengendalikan diri. Pasien tidak akan merasa sendirian jika dia bercerita pada orang lain
dan
meminta
bantuan
dalam
memecahkan masalah. Ini juga dapat memelihara pengertian dan merasa berguna dalam berhubungan dengan orang lain.
TINDAKAN/INTERVENSI Dorong pasien untuk membuat pilihan dan
Dapat
berpartisipasi dalam perawatan diri sendiri.
tingkat
RASIONAL membantu meningkatkan kepercayaan
diri,
harga
diri,
memperbaiki
menurunkan pikiran terus menerus terhadap
perubahan,
meningkatkan
dan
perasaan
terhadap
Fokuskan pada perbaikan yang sedang terjadi
pengendalian diri. Ungkapan seperti
dan pengobatan, mis: menurunnya pigmentasi
mengangkat semangat pasien dan
kulit, menurunnya berat badan, meningkatnya
meningkatkan harga diri.
ini
dapat
pertumbuhan rambut (jika hormon laki-laki telah diberikan), perbaikan siklus menstruasi normal. Sarankan untuk mengunjungi seseorang yang
Dapat
penyakitnya telah terkontrol dan gejalanya
melihat hasil dari pengobatan yang
telah berkurang. Kolaborasi Rujuk ke pelayanan sosial, konseling dan
telah dilakukan.
kelompok pendukung sesuai kebutuhan.
dapat
menolong
Pendekatan
pasien
untuk
secara
komprehensif
membantu
memenuhi
kebutuhan pasien untuk memelihara tingkah laku koping.
DIAGNOSA KEPERWATAN
KURANG PENGETAHUAN (KEBUTUHAN BELAJAR), MENGENAI KONDISI, PROGNOSIS, DAN KEBUTHAN
Dapat dihubungkan dengan:
Kurang
PENGOBATAN pemajanan/mengingat;
kesalahan
interpretasi/informasi. Kemungkinan dibuktikan oleh:
Keterbatasan kognitif. Bertanya, minta penjelasan, mengungkapkan permasalahannya. melaksanakan
Ketidakakuratan instruksi,
dalam
perkembangan
HASIL
YANG
DIHARAPKAN/
komplikasi yang dapat tercegah. Pasien dapat mengungkapkan pemahamannya
KRITERIA EVALUASI-
tentang penyakit, prognosis, dan pengobatannya.
PASIEN AKAN:
Mengidentifikasi hubungan antara tanda/gejala pada proses penyakit dan penyebab penyakitnya. Mengidentifikasi keadaan yang membuat stress sehubungan dengan penyakitnya. Melakukan perubahan gaya hidup yang perlu dan berpartisipasi dalam program pengobatan.
TINDAKAN/INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri Tinjau ulang keadaan dan harapan masa
Memberikan
depan.
yang dapat memilih berdasarkan
Sarankan pasien untuk tetap mempertahankan
informasi. Membantu
secara aktif jadwal yang teratur dalam makan,
perasaan menyenangkan, sehat, dan
tidur, dan latihan.
untuk memahami bahwa aktivitas fisik
Jelaskan
alasan
kehilangan
cairan
yang
pengukuran
masalah
dan
tidak
dimasa
partisipasi
dan untuk meningkatkan pemasukan glukosa,
meningkatkan
cairan, dan garam selama keadaan stress,
pengobatan
dan
gangguan
kesempatan
untuk
berlebihan
(latihan
keringat
yang
yang
berlebihan,
meningkatkan
teratur
mencegah
pengeluaran dan juga buat badan jika mungkin
gastrointestinal,
pasien
dapat
meningkatkan kebutuhan hormon. Pengetahuan yang dimiliki dapat menolong
pemasukan
untuk
yang
berlebihan. Anjurkan pasien untuk melakukan terhadap
pengetahuan
akan
munculnya
datang,
dan
membantu penerimaan memberikan mengenali
perubahan secara dini.
lingkungan yang panas). Diskusikan mengenai diet, seperti diet yang
Mencegah kehilangan berat badan
teratur, diet tinggi karbohidrat dan tinggi
dan menurunkan risiko timbulnya
protein. Anjurkan juga untuk menyertakan
hipoglikemia.
makanan tinggi karbohidrat dalam pemberian
makanan tambahan diantara waktu makan. Tinjau ulang tentang terapi hormon pengganti
Membantu pasien untuk memahami
dan perlunya memahami jadwal pengobatan
situasi pengobatan (obat sehari-hari
yang tepat.
memungkinkan
pasien
hidup
normal, dan hidup secara aktif) yang dapat
meningkatkan
kerjasama
TINDAKAN/INTERVENSI Minum obat pada waktu makan/dengan
dalam program pengobatan. RASIONAL Menurunkan gangguan
makanan kudapan atau dengan antasida.
gastrointestinal
Minum dua pertiga dari dosis pada pagi hari,
terbentuknya ulkus peptikum. Meniru sekresi kortikoid tubuh
dua sepertiganya lagi pada petang hari atau
secara alamiah.
dan
risiko
dengan menggunakan fludrokortison pada pagi hari. Mandiri Hindari hilangnya dosis obat saat pemberian.
Kegagalan
Berikan obat melalui IM jika sakit (beri pada
program penggantian menempatkan
otot gluteal dalam).
pasien berisio pada terjadinya krisis.
dalam
memberikan
Catatan: Injeksi subkutan secara potensial menimbulkan risiko abses gelan
steril dan atrofi jaringan. Membantu memberikan intervensi
identifikasi membawa obat darurat, seperti
yang cepat dan tepat pada kasus
natrium deksametason IM atau IV (Decadron
darurat.
phosphate, Decajet). Batasi dan atasi masalah untuk membatasi/mengendalikan sumber stress (stressor). Misalnya: infeksi, pemeriksaan gigi, kecelakaan/trauma, krisis individu atau keluarga, aktivitas yang meningkat, lama terpajan pada temperature yang panas. Diskusikan perasaan pasien yang berhubungan
Dosis glukokortikoid mungkin perlu disesuaikan kebutuhan (2 kali atau 3 kali) selama periode stes dan pemantauan ketat keadaan umum oleh pemberi asuhan mungkin diperlukan. Dengan mendiskusikan faktor-faktor
dengan pemakaian obat untuk sepanjang pada
tersebut dapat membantu pasien
kehidupan pasien.
untuk
Tekankan
perlunya
menggunakan
memasukkan
perubahan
perilaku yang perlu kedalam gaya Identifikasi
tanda
dan
gejala
yang
hidup. Mengetahui
dengan
cepat
memerlukan perhatian medis, mis, mual/
ketidakseim- bangan antara dosis
muntah, anoreksia, penurunan berat badan,
obat hormon dan kebutuhan tubuh
diare, kelemahan, pengeluaran urine yang
(dosis yang lebih rendah atau dosis
berlebihan, denyut jantung yang tidak teratur
yang lebih tinggi) dapat mencegah
atau berat badan yang meningkat dan wajah
perkembangan
bulan (moon face) leher, tungkai, dan kaki
mengancam kehidupan seseorang.
edema.
keadaan
yang
TINDAKAN/INTERVENSI Tekankan pentingnya menghindari sumber
Supresi
RASIONAL respons
infeksi (batasi pengunjung, hindari kotak
meningkatkan
dengan seseorang yang mengalami infeksi,
infeksi
cuci tangan yang benar) dan catat tanda tanda
berkembang
infeksi dini. Diskusikan pentingnya melihat ulang/ evaluasi
mengancam kehidupan pasien. Untuk memudahkan pengendalian
ulang mengenai pengobatan secara teratur.
terhadap
risiko
dan ke
kondisi
inflamasi terjadinya
kemungkinan keadaan
yang
kronis
pencegahan terhadap komplikasi. 3.1
dan