Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT ADDISON
A. Konsep Konsep Dasar Dasar Penyak Penyakit it 1. Defini Definisi/ si/Pe Penge ngerti rtian an
Penyakit Addison atau lebih dikenal dengan nama Addison’s Disease adalah suatu hipofungsi dari adrenal yang yang timb timbul ul seca secara ra spon sponta tan n dan dan beran berangs gsur ur-a -angs ngsur ur,, dima dimana na keti ketida dakm kmem emada adaia ian n
adre adrena nal, l, dapat dapat menj menjad adii
penyakit yang mengancam jiwa. 2 . E pi pi de de mi mi ol ol og og i
Penyakit Adison merupakan penyakit yang jarang terjadi di dunia. Di Amerika Serikat tercatat 0,4 per 100.000 populasi. Dari Bagian Statistik Rumah Sakit Dr. Soetomo pada tahun 1983, masing-masing didapatkan penderita penyakit Addison. Frekuensi pada laki-laki dan wanita hampir sama. Menurut Thom, laki-laki 56% dan wanita 44% penyakit Addison dapat dijumpai pada semua umur, tetapi lebih banyak ter- dapat pada umur 30 – 50 tahun . 50% pasien dengan penyakit addison, kerusakan korteks adrenalnya merupakan manifestasi dari proses atoimun. 3. Penyebab
Dapat dikelompokan dalam 3 kategori utama : a. Dysg Dysgen enes esis is adrena adrenall : Umum Umumny nyaa terj terjad adii seja sejak k masa masa neona neonata tall atau atau masa masa bayi bayi,, misalnya dikenal dengan AHC (Adrenal Hipoplasia Adrenal). b. Kerusakan adrenal : Terjadi infeksi, hemorrhage, metastase adrenal, dan biasanya terjadi terjadi pada anak-anak anak-anak yang lebih besar yang sering kali muncul sebagai bagian dari Syndrome Polyglandular Autoimmune (APS), Kalau pada anak laki-laki Adrenoleukod Adrenoleukodystro ystrophy phy yaitu gangguan yang berkaitan dengan DAX-1 sudah sejak lama menjadi penanda yang semakin sering dikenali. Sementara pada pria dewa dewasa sa keja kejadi dian an infe infeks ksii dan kegag kegagal alan an adren adrenal al meta metast stat atic ic juga juga sema semaki kin n meningkat.
1
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison
c. Kerusakan Kerusakan steroido steroidogenesi genesiss : Dimana Dimana terjadi terjadi defisiens defisiensii enzim dalam dalam metaboli metabolisme sme kolesterol, misalnya pada Sindrome Smith-Lemli-Opitz (SMOS). 4. Pato Patofi fisi siol olog ogii
Keru Kerusa saka kan n pa da kor tek s adrenal
mempenga ruh i
insu insufi fisi sien ensi si
kort kortis isol ol
m een n ye ye ba ba bk bk an an
h il il a ng ng ny ny a
glukone glukoneoge ogenesi nesis, s, hati
yang yang
glikoge glikogen n
me nurun
yang
mengakibatkan hipoglikemia. Akibat isufisiensi adrenal dan peningkatan sekresi ACTH akan menyebabkan menyebabkan sekresi sekresi MSH MSH meningkat meningkat sehingga sehingga akan akan pen p en in gk at an
se kr e si
me la ni n
y an g
me ni mb u lk an
merangsang merangsang
hi pe rp ig me n ta si .
Defisiensi Defisiensi aldosteron aldosteron dimanifest dimanifestasikan asikan dengan peningkatan peningkatan kehilangan kehilangan natriu natrium m melalu melaluii ginjal ginjal dan pening peningkat katan an reabso reabsorps rpsii kalium kalium oleh oleh ginjal ginjal kekurangan garam dapat dikaitkan dengan kekurangan air dan volume. Penur Penurun unan an volu volume me plas plasma ma yang yang bers bersir irkul kulas asii akan akan dikai dikaitk tkan an deng dengan an kekurangan air dan volume mengakibatkan hipotensi. ( Web of Caution digambarkan sebagai berikut ) :
2
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison
WOC. Dysgenesis Adrenal Kerusakan adrenal Kerusakan steroidogenesis Kerusakan korteks adrenal Insufisiensi adrenokortikal ( PENYAKIT ADDISON )
ACTH, CR H
Kortisol
Aldosteron
Fungsi Hepar MSH
Hilangnya
Hiperpig men tasi
Gluk oneo genesis
Hiper
cairan mllu i
ka lemia
Hipo natrimia
ginjal Kurang Penget.
HARGA DIRI RENDAH
Glikogen
Aritmia Hipotensi
Hipoglikemi
Dehidrasi
ANSIETAS KELELAHAN PRBHN NUTRISI < KBTHN
Mual Muntah Anoreksia
< VOL. CAIRAN & ELKTROLIT
RESTI CURAH JANTUNG
GI Tract
PRBHN PROSES FIKIR
3
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison
5. Manifestasi Klinis
a. Hiperpigmentasi Pigmentasi pada penyakit Addison disebabkan karena timbunan melanin pada kulit dan mukosa. Pigmentasijuga dapat terjadi pada penderita yang menggunakan kortikosteroid jangka panjang, karena timbul insufisiensiadrenal dengan akibat meningkatnya hormon adrenokortikotropik. Hormon adrenokortikotropik ini mempunyai MSH-like effect. Pada penyakit Addison terdapat peningkatan kadar beta MSH dan hormon adrenokortikotropik. Tidak didapatkan hubungan antara beratnya penyakit Addison dengan luasnya pigmentasi. Pigmentasi ini sifatnya difus, terutama pada kulit yang mendapat tekanan (misalnya pinggang dan bahu), siku, jaringan parut, garis-garis telapak tangan dan ketiak. Pada daerah perianal, perivulva, skrotum dan areola mamma tampak lebih gelap. Pigmentasi pada mukosa sering tampak pada mukosa mulut yaitu pada bibir, gusi, lidah, faring, konjungtiva, vagina dan vulva. Pigmentasi didapatkan 100% pada penderita penyakit Addison. Thorn dan kawan-kawan melaporkan dari 158 kasus Addison seluruhnya didapatkan pigmentasi. Rowntree dan Snell melaporkan dari 108 kasus didapat 1 kasus tanpa pigmentasi. Penderita dengan kegagalan adrenokortikal sekunder karena hipopituitarisme tidak didapatkan gejala hiperpigmentasir. b. Sistem Kardiovaskuler 1) Hipotensi. Hipotensi merupakan gejala dini dari penyakit Addison, di mana tekanan darah sistolik biasanya antara 80–100 mmHg, sedang tekanan diastolik 50–60 mmHg. Mekanisme penyebab terjadinya hipotensi ini diduga karena menurunnya salt hormon yang mempunyai efek langsung pada tonus arteriol serta akibat gangguan elektrolit. Reaksi tekanan darah terhadap perubahan sikap adalah abnormal, pada perubahan posisi dari berbaring menjadi posisi tegak maka tekanan darah akan menurun (postural hipotensi) yang menimbulkan keluhan pusing, lemah, penglihatan kabur, berdebar-debar . Hipotensi ini juga terdapat pada penderita dengan atrofi korteks adrenal dengan medula yang intak, sehingga diduga bahwa epinefrin bukan penyebab dari hipotensi ini. Tekanan darah akan kembali normal setelah pemberian garam dan desoksikortikosteron yang meningkatkan tonus vasomotor.
4
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison
2) Jantung Ukuran jantung penderita Addison biasanya mengecil pada pemeriksaan radiologi, hal ini mungkin karena penurunan volume darah sekunder akibat kehilangan air. Bertambah besarnya ukuran jantung merupakan petunjuk berhasilnya pengobatan. Perubahan elektrokardiografi biasanya tampak tapi tak mempunyai nilai diagnostik, seringkali didapatkan voltase yang rendah, PR dan QT interval memanjang, oleh karena kelainan degeneratif organik pada otot jantung serta akibat gangguan elektrolit. Gejala lain adalah kelemahan kontraksi otot jantung, nadi kecil dan sinkop. Akibat hiperkalemia dapat terjadi aritmia yang dapat menyebabkan kematian mendadak.
c. Kelemahan Badan Kelemahan badan ini disebabkan karena gangguan keseimbangan air dan elektrolit serta gangguan metabolisme karbohidrat dan protein sehingga didapat kelemahan sampai paralisis otot bergaris. Di samping itu, akibat metabolisme protein, terutama pada sel-sel otot menyebabkan otot-otot bergaris atropi, bicaranya lemah. Gejala kelemahan otot ini berkurang setelah pemberian cairan, garam serta kortikosteroid. Nicholson dan Spaeth melaporkan pada beberapa penderita Addison dapat terjadi paralisis flasid yang bersifat periodik akibat hiperkalemia dimana mekanismenya belum diketahui, walaupun hal ini jarang didapatkan d. Penurunan berat badan Penurunan berat badan biasanya berkisar antara 10–15 kg dalam waktu 6– 12 bulan. Penurunan berat badan ini karena adanya anoreksia, gangguan gastrointestinal lain, dehidrasi, serta katabolisme protein yang meningkat pada jaringan ekstrahepatik, terutama jaringan otot. Dengan pengobatan yang adekuat akan didapatkan kenaikan berat badan. e. Kelainan gastrointestinal Kelainan gastrointestinal didapatkan pada 80% dari kasus Addison. Anoreksia biasanya merupakan gejala yang mula-mula tampak, disertai perasaan mual dan muntah, nyeri epigastrium, disfagia, konstipasi, kadang-kadang dapat timbul diare. Cairan lambung biasanya menunjukkan hipoklorhidria sampai aklorhidria. Ini karena rendahnya konsentrasi klorida dan natrium dalam darah 5
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison
dan jaringan, sehingga produksi asam klorida lambung menurun. Hipoklorhidria biasanya kernbali normal bila keseirnbangan elektrolit sudah diperbaiki. f.
Gangguan elektrolit dan air Penurunan hormon aldosteron menyebabkan pengeluaran natrium, klorida dan air serta retensi kalium. Sebagai akibat dari gangguan elektrolit ini terjadi dehidrasi, hemokonsentrasi dan asidosis.
g. Gangguan Metabolisme Karbohidrat Akibat proses glukoneogenesis yang menurun, penggunaan glukosa oleh jaringan yang meningkat serta gangguan absorbsi karbohidrat pada usus halus, akan terjadi hipoglikemi puasa, di mana kadar gula darah puasa. lebih rendah dari harga normal. Pada tes toleransi glukosa oral didapat kenaikan kadar gula darah yang kurang adekuat, yaitu menunjukkan kurve yang datar. h. Darah Tepi Sel-sel darah merah dan hemoglobin sedikit menurun dengan hemokonsentrasi. Jumlah sel darah putih sedikit menurun dengan relatif limfositosis, eosinofil sedikit meningkat Perubahan gambaran darah tepi di atas karena menurunnya hidrokortison. Gambaran hematologi ini tak mempunyai arti yang khas untuk diagnostik. i.
Gangguan Neurologi dan psikiatri Manifestasi kelainan pada saraf antara lain penglihatan kabur ngantuk, yang mungkin berhubungan dengan kelemahan yang progresif, kadang-kadang penderita gelisah, mudah tersinggung serta dapat timbul psikosis. Pada elektroensefalogram didapat gelombang alfa lebih pelan terutama pada daerah frontalis, serta menghilangnya gelombang beta.
j.
Lain-lain Kadang-kadang dapat terjadi gangguan menstruasi, penurunan libido, serta hilangnya rambut ketiak dan pubis. Kalsifikasi tulang rawan dari daun telinga, sehingga menjadi kaku (Thorn sign)” .
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemerisaan laboratorium 1) Penurunan konsentrasi glukosa darah dan natrium (hipoglikemia dan hiponatremia) 6
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison
2) Peningkatan kosentrasi kalium serum (hiperkalemia) 3) Peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis) 4) Penurunan kadar kortisol serum 5) Kadar kortisol plasma rendah b. Pemeriksaan radiografi abdominal menunjukan adanya kalsifikasi diadrenal c. CT Scan Detektor kalsifikasi adrenal dan pembesaran adrenal yang sensitive hubungannya dengan insufisiensi pada tuberculosis, infeksi, jamur, penyakit infiltratif malignan dan non malignan, dan haemoragik adrenal d. Gambaran EKG Tegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST non spesifik abnormal sekunder akibat adanya abnormalitas elektrolit
7. Komplikasi
a. b. c. d. e. f.
Syok (akibat dari infeksi akut atau penurunan asupan garam) Kolaps sirkulasi Dehidrasi Hiperkalemia Sepsis Krisis Addison yang disebabkan karena hipotensi akut ( hiperkortisolisme ) ditandai dengan sianosis, panas, pucat, cemas, nadi cepat. 8. Tata Laksana a. Terapi darurat
ditujukan
untuk
mengatasi syok, memulihkan sirkulasi,
memberikan caiaran, pergantian kortikosteroid. b. Pantau tanda-tanda vital. c. Menempatkan klien pada posisi stengah duduk dengan kedua tungkai ditinggikan. d. Hidrokortison disuntikan IV, kemudian IVFD D5% dalam larutan normal saline. e. Kaji stress/keadaan sakit yang menimbulkan serangan akut. f. Bila asupan oral (+), IVFD perlahan dikurangi g. Bila kortek.adrenal tidak berfungsi lagi, perlu dilakukan terapi penggantian preparat kortikosteroid dan mineralokortikoid seumur hidup.
7
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1 . P en gk aj ia n
a . D at a s ub ye kt if : 1 ) C ep at l el ah 2) Terjadi perubahan pada warna kulit 3) Mual, muntah dan penurunan nafsu makan b. Da ta ob ye ktif : 1 ) H ip ote ns i 2 ) H ip on at ri mi a 3 ) H ip er ka le mi a 4) Keringat dingin 5) Geme tar 6) Hiperpigmentasi 7) Tanda – tanda kecemasan ( perubahan ekspresi muka, perubahan tanda vital dan lain – lain ) 8 ) T am pa k l em ah 9) Perubahan gambaran
EKG ( tegangan rendah aksis QRS vertical dan
gelombang ST non spesifik abnormal sekunder ), penurunan konse ntr asi glukosa darah dan natrium ( hipoglikemia dan hiponatremia ), peningkatan kosentrasi kalium serum ( hiperkalemia ), peningkatan jumlah sel darah putih ( leukositosis ), penurunan kadar kortisol serum, kadar kortisol plasma rendah
2. Diagnosa Keperawatan
a . K ek ura ng an
v olu me
c ai ra n
d an
e le kt ro li t
b er hu bu ng an
d en ga n
kehilangan cairan dan elektrolit melalui ginjal. b. Ha rg a dir i re nd ah ber hub un ga n den ga n hy pe rp ig me nt as i c . N ut ri si k ur an g d ar i k eb ut uh an t ub uh b er hu bu ng an d en ga n m ua l, muntah, anorexia d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan perubahan fungsi fisiologi 8
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison
e. Kelelahan
berhubungan
dengan
penurunan
produksi
energi
metabolisme ( penurunan kadar glucosa darah ) f . R is ik o
ti ng gi
te rh ad ap
p en ur un an
c ur ah
j an tu ng
b. d.
K eti da k
seimbangan elektrolit g. Perubahan proses fikir b.d Hiponatrimia
3. Rencana Perawatan
a . K ek ura ng an
v olu me
c air an
d ari
e le kt ro lit
b erh ub un ga n
d en ga n
kehilangan cairan dan natrium melalui ginjal. Tujuan perawatan : volume cairan dan elektrolit tubuh seimbang Kriteria hasil :
Pasien menunjukkan adanya perbaikan keseimbangan cairan, dengan kriteria : pengeluaran urine yang adekuat (batas normal), tanda-tanda vital stabil, tekanan nadi parifer jelas, turgor kulit baik, pengisian kapiler baik dan membran mukosa lembab/basah. Intervensi perawatan :
Intervensi 1) Dapatkan riwayat dari pasien
Rasional Membantu
1)
atau orang terdekat yang
memperkirakan volume total
be rh ubu ng an de nga n la ma
cairan
dan intensitas dari gejala yang muncul. 2) Pantau tanda vital, catat
2)
Hipotensi
pe ru bah an te ka nan da ra h
po st ur al me ru pak an bag ia n
pa da pe ru ba han po si si ,
hipovolemia akibat
kekuatan dari nadi perifer
kekurangan hormon aldosteron dan penurunan curah jantung sebagai akibat dari penurunan kortisol. Nadi mungkin melemah yang 9
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison
mudah dapat hilang. 3) Ukur dan timbang berat badan
3)
setiap hari
Memberikan pe rk ir aa n keb ut uh an aka n pe ng ga nt ia n vol um e ca ir an dan keefektifan pengobatan. Peningkatan berat badan yang cepat disebabkan oleh adanya retensi cairan dan natrium yang berhubungan dengan pe ng ob at an st er oi d.
4) Kaji pasien mengenai rasa
4)
Untuk
haus, kelelahan, nadi cepat,
mengindikasikan berlanjutnya
pe ng is ia n ka piler me ma nj an g
hipovolemia dan
turgor kulit jelek, membran
mempengaruhi kebutuhan
mukosa kering. Catat warna
volume pengganti.
kulit dan temperaturnya. 5) Periksa adanya perubahan
5)
Dehidrasi berat
dalam status mental dan
menunjukkan curah jantung
sensori
dan perfusi jaringan terutama ja ri ng an ot ak .
6) Auskultasi bising
6)
Kerusakan fungsi
usus/peristaltik usus. Catat
saluran cerna dapat
dan laporkan adanya mual,
meningkatkan kehilangan
muntah dan diare
cairan dan elektrolit dan mempengaruhi cara untuk pe mb er ia n ca ir an da n nut ri si .
7) Kolaboratif dalam pemberian 10
7)
Cairan dan obat-
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison
cairan, larutan gula dan obat-
obatan akan membantu
obatan
pe me nu han ke kur an ga n ca ir an dan elektrolit tubuh
b. Nu tr is i ku ra ng
dar i ke bu tu ha n tu buh
be rh ubu ng an
de nga n
mu al ,
muntah, anorexia Tujuan perawatan : kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria hasil :
1) Masukan per oral meningkat 2) Berat badan dalam rentang normal Intervensi perawatan :
Intervensi 1) Jelaskan pentingnya nutrisi
Rasional 1) Rasional : meningkatkan motivasi
yang adekuat.
pasien untuk meningkatkan intake nutrisi
2) Berikan porsi makan kecil tapi sering
2) Rasional : porsi kecil akan mengurangi sekresi asam lambung berlebih yang sebelumnya sudah meningkat
3) Sajikan makanan dalam
akibat peningkatkan ureu. Darah 3) Rasional : mengurangi perasaan
keadaan hangat 4) Lakukan perawatan mulut
mual dan rangsangan muntah. 4) Rasional : hygiene mulut yang baik akan meningkatkan rangsangan pasien untuk makan.
5) Ciptakan suasana yang
5) Rasional : meningkatakan
menyenangkan untuk makan 6) Dukung klien untuk makan
kenyamanan pasien saat makan. 6) Rasional : meningkatkan motivasi
11
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison
bersama anggota keluarga
pasien untuk meningkatkan asupan nutrisi sesuai kebutuhan 7) Rasional : kadar ureum, albumin,
7) Kolaborasi pemeriksaan laboratorium , seperti : ureum,
natrium dan kalium merupakan
albumin serum, natrium dan
indicator untuk memantau
kalium
keseimbangan nutrisi tubuh.
c. Harga diri rendah berhubungan dengan hiperpigmentasi Tujuan perawatan : harga diri adekuat Kriteria hasil :
1) Pasien mampu mengungkapkan penerimaan terhadap keadaan diri sendiri diungkapkan secara verbal. 2) Pasien menunjukkan kemampuan adaptasi terhadap perubahan yang ditandai
pasien
berpartisipasi
aktif
dalam
be ke rj a/ be rm ai n/b er hu bun ga n den ga n or an g la in . Intervensi perawatan :
1)
2)
Intervensi Beri kesempatan
1)
Rasionalisasi Membina hubungan
pa si en un tu k me ng un gka pk an
dan peningkatan keterbukaan
pe ra sa an te nt an g ke ad aa nn ya ,
dengan pasien, membentuk
tunjukkan perhatian, bersikap
dalam mengevaluasi berapa
tidak menghakimi.
ban ya k ma sa la h ya ng da pa t diubah oleh pasien. 2) Meminimalkan
Sarankan pasien untuk menggunakan
per as aa n st re s, fr ust as i,
ketrampilan management
meningkatkan kemampuan
stres, misal: teknik relaksasi,
koping dan kemampuan untuk
visualisasi dan bimbingan
mengendalikan diri. 12
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison
imajinasi. 3) Dorong pasien untuk
4)
3)
Pasien tidak merasa
membuat daftar bantuan
sendirian dan merasa berguna
orang terdekat.
dalam berhubungan dengan
Dorong pasien untuk
orang lain. 4) Data membantu
membuat pilihan dan
meningkatakn tingkat
be rp art is ip as i da la m
kepercayaan diri,
pe ra wa ta n diri
memperbaiki harga diri dan meningkatkan perasaan
5)
6)
terhadap pengendalian diri. 5) Dapat menolong
Sarankan untuk mengunjungi seseorang yang
pas ie n un tu k me li ha t has il
pe ny ak itka n te la h te rk on trol.
dari pengobatan yang telah
Tindakan kolaborasi
dilakukan. 6) Pendekatan
dengan: rujuk ke pelayanan
komprehensif dapat membantu
sosial, konseling dan
memenuhi kebutuhan pasien
kelompok pendukung sesuai
untuk memelihara tingkah
kebutuhan
laku.
d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan perubahan fungsi fisiologis Tujuan perawatan : ansietas hilang Kriteria hasil :
1) Pasien tampak rileks 2) Pasien melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi 3) Mampu mengidentifikasi cara hidup yang sehat untuk membagikan pe ra sa an ny a Intervensi perawatan :
13
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison
Intervensi 1) Observasi tingkat laku yang menunjukkan tingkat ansietas
Rasionalisasi 1) Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan insomnia. Ansietas berat yang be rk em ban g ke da la m ke ad aa n pa ni k da pa t me nim bu lk an pe ra sa an te ra nc am , te ro r, ketidak mampuan untuk bicara dan bergerak. Berteriak-
2) Pantau respon fisik, palpitasi,
teriak/bersumpah-sumpah. 2) Peningkatan pengeluaran
gerakan yang berulang-ulang,
pe ny eka t be ta -a dre ner gik pa da
hiperventilasi, insomnia
daerah reseptor, bersamaan dengan efek-efek kelebihan hormon tiroid, menimbulkan manifestasi klinik dari pe ri st iw a kel eb ih an ketekolamin ketika kadar epinefrin/norepinefrin dalam keadaan normal.
3) Jelaskan prosedur, lingkungan
3) Memberikan informasi akurat
sekeliling atau suara yang
yang dapat menurunkan
mungkin didengar oleh
distorsi/kesalahan interpretasi
pa si en .
yang dapat berperanan pada reaksi ansietas atau ketakutan.
4) Bicara singkat dengan kata yang sederhana
4) Rentang perhatian mungkin menjadi pendek, konsentrasi be rk ur an g, yan g me mb at as i
14
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison
kemampuan untuk mengasimilasi informasi. 5) Kurangi stimulasi dari luar:
5) Menciptakan lingkungan yang
tempatkan pada ruangan yang
terapeutik; menunjukkan
tenang, berikan kelembutan,
pe ne ri ma an ba hwa ak ti vi ta s
musik yang nyaman, kurangi
unit/personal dapat
lampu yang terlalu terang,
meningkatkan ansietas pasien.
kurangi jumlah orang yang be rh ub un ga n de ng an pa si en . 6) Tekankan harapan bahwa
6) Memberikan informasi dan
pe ng en da lian em os i it u har us
meyakinkan pasien bahwa
tetap diberikan sesuai dengan
keadaan itu adalah sementara
pe rk em ba ng an te ra pi oba t.
dan akan membaik dengan pe ng oba ta n.
e. Kelelahan
berhubungan
dengan
penurunan
produksi
energi
metabolisme (gula darah) Tujuan perawatan : kelemahan teratasi Kriteria hasil :
1) Pasien menyatakan mampu untuk beristirahat, peningkatan tenaga dan penurunan rasa 2) Mampu menunjukkan faktor yang berpengaruh terhadap kelelahan. 3) Pasien
mampu
menunjukk an
p enin gkatan
k ema mpu an
d an
be rp ar tisi pas i dal am ak ti fi ta s. Intervensi perawatan :
Intervensi 1) Kaji/diskusikan tingkat
Rasionalisasi 1) Pasien biasanya telah
kelemahan klien dan
mengalami penurunan tenaga,
identifikasi aktifitas yang
kelelahan otot menjadi terus
15
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison
dapat dilakukan klien.
memburuk setiap hari karena pr os es pe nya ki t da n munculnya ketidakseimbangan
2) Pantau tanda vital sebelum
natrium dan kalium. 2) Kolapsnya sirkulasi dapat
dan sesudah melakukan
terjadi sebagai akibat dari
aktivitas observasi adanya
stres aktifitas jika curah
takikardia hipotensi dan
ja nt ung be rk ur an g
pe ri fe r yan g din gi n. 3) Sarankan pasien untuk
3) Mengurangi kelelahan dan
menentukan masa/periode
mencegah ketegangan pada
antara istirahat dan
ja nt ung .
melakukan aktifitas 4) Diskusikan cara untuk
4) Pasien akan dapat melakukan
menghemat tenaga (misal:
lebih banyak kegiatan dengan
duduk lebih baik daripada
mengurangi pengeluaran
be rd ir i se la ma me la kuk an
tenaga pada setiap kegiatan
aktifitas/latihan), jika perlu
yang dilakukannya.
bi ark an pa si en melakukannya sendiri. f. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung Tujuan perawatan : penurunan curah jantung tidak terjadi Kriteria hasil :
1) Menunjukkan curah jantung yang adekuat yang ditandai dengan tanda vital dalam batas normal, nadi perfer teraba dengan baik, pe ng is ia n ka pi le r ce pat da n st at us me nt al ba ik . Intervesi perawatan :
Intervensi 1) Pantau tanda vital: tensi,
Rasional 1) Krisis addison mungkin
irama jantung
menyebabkan tekanan darah 16
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison
menurun. Frekwensi jantung yang tidak teratur akan menimbulkan penurunan curah 2) Kaji pengisian kapiler dan
ja nt ung . 2) Pengisian kapiler yang
nasi perifer
memanjang, nadi yang lambat & lemah merupakan indikasi
3 ) U ku r j uml ah h alu ar an u rin e
terjadi syok. 3 ) W ala up un b ia sa ny a a da po liuri a pen ur un an ha lu ar an urine menggambarkan pe nu ru na n per fu si gin ja l ol eh pe nu ru na n cur ah ja ntu ng. 4) Kadar O 2 yang maksimal dapat
4) Kolaborasi pemberi O 2
membantu menurunkan kerja ja nt ung . g. Perubahan proses fikir b.d. Hiponatrimia Tujuan perawatan : Mempertahankan tingkat kesadaran mental Kriteria hasil : Tidak mengalami cedera Intervensi perawatan :
Intervensi 1) Pantau tanda vital dan status
1)
neurologis
Rasional Memberikan patokan untuk dasar perbandingan / pengenalan terhadap temuan abnormal. Catatan : Suhu yang tinggi dapat mempengaruhi mental
2) Panggil pasien dengan
2)
Untuk menolong
namanya. Orientasikan pada
mempertahankan orientasi dan
tempat, orang, dan waktu
mempertahankan kebingungan
istirahat yang teratur
17
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison
3) Sarankan pasien untuk
3)
Menolong pasien dalam menjaga
melakukan perawatan diri
dan memberikan sentuhan yang
sendiri sesuai kemampuan
nyata dan mempertahankan
dengan waktu yang cukup untuk
orientasi pada lingkungan
menjalankan seluruh tugasnya 4) Lindungi pasien dari cedera.
4)
Disorientasi akan meningkatkan
Mis : posisi tempat tidur dalam
risiko timbulnya bahaya ( trauma
posisi rendah dengan diberikan
0 terutama malam hari
penghalang yang terangkat 5) Kolaborasi : pantau hasil
5 ) S ep ert i a da ny a
pemeriksaan laboratorium
ketidakseimbangan cairan,
elektrolit, glukosa darah
elektrolit,, gangguan proses fikir harus diperbaiki. Perubahan yang terus menerus pada mental memerlukan evaluasi lanjut. 6)
4. Implementasi
Implementasi keperawatan dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah disusun.
5. Evaluasi
a . K ek ura ng an
v olu me
c ai ra n
d an
e le kt ro li t
b er hu bu ng an
d en ga n
kehilangan cairan dan elektrolit melalui ginjal. Evaluasi keperawatan : volume cairan dan elektrolit tubuh seimbang b. Ha rg a dir i re nd ah ber hub un ga n den ga n hy pe rp ig me nt as i Evaluasi keperawatan : harga diri adekuat c. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia Evaluasi keperawatan : kebutuhan nutrisi terpenuhi 18
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison
d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan perubahan fungsi fisiologi Evaluasi keperawatan : ansietas hilang e. Kelemah an
b erhu bun gan
denga n
p enurunan
produ ksi
e nergi
metabolisme (penurunan kadar glucosa darah) Evaluasi keperawatan : kelelahan teratasi f. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung. Evaluasi keperawatan : penurunan curah jantung tidak terjadi g. Perubahan proses fikir Evaluasi keperawatan : tida terjadi cedera
DAFTAR PUSTAKA
1. Marilyn E Doenges,2000,Rencana Asuhan keperawatan Edisi 3,Jakarta EGC. 2.
Brunner & Suddart,2002, Keperawatan Medikal Bedah,Jakarta, EGC.
3. Stefan Silbernagl, 2006,Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi Jakarta, EGC. 4. NANDA, 2005-2006, Diagnosa Keperawatan, Jakarta, Prima medika. 19
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison
5. Elizabeth J.Corwin, BSN,PhD 2009, Buku saku Patofisiologi, Jakarta,EGC.
20