KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul "pengujian mutu madu". Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam menyusun makalah ini, maka penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada :
Pak Ben Basyar, selaku dosen pembimbing
Serta seluruh anggota kelompok ( jasus 2013 )
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karna itu saran dan kritik yang membangun dari rekan – rekan sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Jakarta, November 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Lebah madu merupakan serangga yang bahan pakannya berasal dari nektar dan tepung sari yang dihasilkan oleh tanaman. Dalam siklus hidupnya, lebah madu mengalami metamorfosa yang sempurna.
Dalam bidang perlebahan di indonesia, semula dikenal tiga jenis lebah lokal yang dapat menghasilkan madu, yaitu Apis indica - lebah lokal yang disebut tawon (bahasa Jawa), Apis dorsata – lebah hutan yang disebut tawon gung (bahasa Jawa), dan Trigona spp – nlebah lokal yang disebut klanceng (bahasa Jawa).
Adapun taksonomi lebah sebagai berikut :
Kingdom : Animalis
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Apidae
Genus : Apis
Spesies : Apis mellifera
Jenis jenis lebah madu
Apis mellifera merupakan lebah yang paling populer dan banyak dipelihara di indonesia, mampu memproduksi madu serta mempunyai daya adaptasi yang tinggi, kurang suka bermigrasidan tidak agresif.
Beberapa strain Apis mellifera yang banyak dipelihara di indonesia antara lain sebagai berikut :
Apis mellifera liguistica, disebut juga lebah Italia dengan ciri khas adanya tiga segmen dibagian abdomen dan mempunyaiperisai diantara sayapnya. Lebah ini amat jinak, produktif serta kurang tahan terhadap cuaca dingin dan hujan.
Apis mellifera carnica, disebut juga lebah carniola, berkembang di Australia dan Balkan. Lebah ini sangat jinak dan mudah pisah dari koloninya.
Apis mellifera Caucasia, terkenal jinak dan bisa disebut lebah kaukasia. Tubuhnya lebih kecil dari pada lebah Italia, sangat produktif,dan terlalu banyak menghasilkan propolis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Madu
Madu adalah cairan kental seperti sirup berwarna coklat kuning muda sampai coklat merah yang dikumpulkan dalam indung madu oleh lebah Apis mellifera. Konsituen dari madu adalah campuran dextrosa dan fruktosa dengan jumlah yang sama dan dikenal sebagai gula invert 50 – 90 % dari gula yang tidak terinversi dan air.
Rasa manis madu alami sesungguhnya memeng melebihi manisnya gula karena kadar atau tingkat kemanisannya itu sedikitnya bisa mencapai 1 1/2 kali rasa gula putih / pasir. Namun, walaupun begitu rasa manis madu alami disebut tidak memiliki efek- efek buruk seperti halnya yang terkandung didalam gula putih, karena kandungan senyawa utamanya seperti yang telah disebutkan adalah karbohidrat (79,8%), dan air (17%).
Menurut pengujian dari para ahli, lebih dari 180 macam senyawa atau unsur dan zat nutrisi yang ada, terkandung didalam madu alami. Dan jenis gula atau karbohidratyang terdapat didalam madu alami yakni fructosa, yang memiliki kadar yang tertinggi, yaitu sedikitnya bisa mencapai 38,5 gram per 100 gram madu alami. Sementara untuk kadar glukosa, maltosa, dan sukrosanya rendah. Fruktosa atau yang sering disebut Levulosa merupakan gula murni atau alami yang berasal dari sari pati buah- buahan. Sedangkan sukrosa merupaka gula hasil olahan manusia yang bahan bakunya berasal dari batang pohon tebu. Oleh karena itu, sehingga dikenal sebagai sumber energi yang akan cepat pula tercena dan diserap serta bermanfaat sekali untuk memulihkan kelelahan serta melakukan berbagai aktivitas berat lainya.
Madu alami juga banyak mengandung enzim, yaitu molekul protein yang sangat komplek yang dihsailkan oleh sel hidup dan berfungsi sebagai katalisator, yakni zat pengubah kecepatan reaksi dalam proses kimia yang terjadi didalam tubuh serta makhluk hidup.
Madu tersusun atas beberapa molekul gula seperti glukosa dan fruktosa serta sejumlah mineral seperti Magnesium, Kalium, Potasium, Sodium, Klorin, Sulfur, Besi dan Fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6, dan B3 yang komposisinya berubah- ubah sesuai dengan kualitas madu bunga dan serbuk sari yang dikonsumsi lebah. Disamping itu, didalam madu terdapat pula Tembaga, Yodium, dan seng dalam jumlah yang kecil, juga beberapa jenis hormon.
2.2 Penggolongan Madu
Madu berdasarkan asal nektarnya dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu :
Madu Flora adalah madu yang dihasilkan dari nektar bunga. Yang berasal dari satu jenis bunga disebut madu monoflora, yang berasal dari aneka ragam bunga disebut madu poliflora. Madu polyfloral dihasilkan dari beberapa jenis tanaman dari nektar bunga.
Madu Ekstraflora adalah madu yang dihasilkan dari nektar diluar bunga seperti daun, cabang atau batang tanaman.
Madu Embun adalah madu yang dihasilkan dai cairan hasil suksesi serangga yang meletakkan gulanya pada tanaman, kemudian dikumpulkan oleh lebah madu dan disimpan dalam sarang madu.
Sedangkan madu berdasarkan proses pengambilannya menurut Sarwono (2001) dapat digolongkan menjadi dua bahagian yaitu :
Madu Ekstraksi (Extracted Honey)
Diperoleh dari sarang yang tidak rusak dengan cara memusingkan atau
memutarnya memakai alat ekstarktor.
Madu Paksa (Strained Honey)
Diperoleh dengan merusak sarang lebah lewat pengepresan, penekanan atau
lewat cara lainnya.
2.3. Komposisi Madu
Zat-zat yang terkandung dalam madu sangatlah kompleks dan kini telah diketahui tidak kurang dari 181 macam zat yang terkandung dalam madu. Dari jumlah tersebut karbohidrat merupakan komponen terbesar yang terkandung dalam madu, yaitu berkisar lebih dari 75%. Jenis karbohidrat yang paling dominan dalam hampir semua madu adalah dari golongan monosakarida yang biasanya terdiri levulosa dan dekstrosa. Levulosa dan dekstrosa mencakup 85%-90% dari total karbohidrat yang terdapat dalam madu, sisanya terdiri dari disakarida dan oligosakarida (Sihombing,D. 1997).
Komposisi terbesar kedua setelah karbohidrat adalah air. Jumlahnya biasanya berkisar dari 15%-25%. Bervariasinya kadar air dalam madu disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya kelembapan udara, jenis nektar, proses produksi dan penyimpanan (Suranto, 2007). Selain dua komponen diatas, madu juga mengandung banyak mineral baik yang bersifat esensial maupun non esensial.
Tabel 2. Komposisi kimia madu per 100 Gram
komposisi
Jumlah
Kalori
328 kal
Kadar air
17,2 g
Protein
0,5 g
Karbohidrat
82,4 g
Abu
0,2 g
Tembaga
4,4 – 9,2 mg
Fosfor
1,9 – 6,3 mg
Besi
0,06 – 1,5 mg
Mangan
0,02 – 0,4 mg
Magnesium
1,2 – 3,5 mg
Thiamin
0,1 mg
Ribovlafin
0,02 mg
Niasin
0,20 g
Lemak
0,1 g
pH
3,9
Asam
43,1 mg
2.5 Vitamin Dalam Madu
Sekitar tahun 1920 hingga 1930 hanya sedikit macam vitamin yang diketahui dalam madu. Namun sejak 1930 penelitian dengan cara mikrobiologis terus dilakukan dan kini menggunakan uji mikrokimiawi semakin banyak macam vitamin diketemukan dalam madu, meskipun hanya sedikit terdapat dan mungkin kurang dapat diandalkan sebagai sumber pokok kebutuhan vitamin pada manusia.
Beberapa vitamin larut-air terdapat dalam madu (tabel 2-5) antara lain tiamin (B1), riboflavin (B2), piridoksin (B6), asam pantotenat, niasin, dan asam askorbat; namun vitamin-vitamin lain seperti biotin, asam folat, kholin dan asetil kholin terdapat juga dalam madu. Vitamin larut-lemak seperti vitamin K yang ekivalen dengan 25 µg menadion per 100 g madu juga ditemukan. Crane, 1975.
Sedangkan enzim penting yang terdapat dalam madu adalah enzim diastase,invertase, glukosa oksidase, peroksidase dan lipase. Enzim diastase adalah enzim yang mengubah karbohidrat komplek (polisakarida) menjadi karbohidrat yang sederhana (monosakarida). Enzim invertase adalah enzim yang memecah molekul sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Sedangkan enzim oksidase adalah enzim yang membantu oksidasi glukosa menjadi asam peroksida. Enzim peroksidase melakukan proses oksidasi metabolisme. Semua zat tersebut berguna untuk proses metabolisme tubuh (Suranto,2004).
Asam utama yang terdapat dalam madu adalah asam glutamat. Sedangkan asam organik yang terdapat dalam madu adalah asam asetat, asam butirat, format, suksinat, glikolat, malat, proglutamat, sitrat dan piruvat. Dalam madu juga terdapat hormone gonadotropin yang merangsang alat reproduksi lebah ratu dan membantu dalam proses pematangan telur (Suranto, 2004).
BAB III
PEMBAHASAN
Madu merupakan produk yang unik dari serangga, yang mengandung prosentase karbohidrat yang tinggi, praktis tidak ada protein maupun lemak. Nilai gizi dari madu sangat tergantung dari kandungan gula-gula sederhana, fruktosa dan glukosa. Bahan pangan yang manis tersebut bersifat kental dengan warna emas sampai gelap, diproduksi didalam kantung madu dari berbagai jenis tawon dan dari berbagai nektar bunga. Rasa dan harumnya sangat dipengaruhi oleh jenis bunga dimana nektar dikumpulkan.
3.1 Kualitas Madu
Kualitas madu ditentukan oleh beberapa hal diantaranya waktu pemanenan madu, kadar air, warna madu, rasa dan aroma madu. Waktu pemanenan madu harus dilakukan pada saat yang tepat, yaitu ketika madu telah matang dan sel-sel madu mulai ditutup oleh lebah. Selain itu, kadar air yang terkandung dalam madu juga sangat berpengaruh terhadap kualitas madu. Madu yang baik adalah madu yang mengandung kadar air sekitar 17-21 persen (Sihombing, 1997).
Warna merupakan salah satu kriteria dari mutu madu. Biasanya warna madu cenderung akan mengikuti tanaman penghasil nektarnya, misalnya madu yang berasal dari tanaman lobak akan berwarna putih seperti air, madu yang berasal dari tanaman akasia dan apel akan berwarna kuning terang, sedangkan madu yang berasal dari tanaman lime akan berwarna hijau terang. Selain itu, untuk madu yang telah disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama maka akan cenderung mengalami perubahan warna menjadi lebih tua (Jarvis,2007).
Untuk cita rasa madu ditentukan oleh zat yang terdapat dalam madu diantaranya glukosa, alkaloid, gula, asam glukonat dan prolin. Rasa dan aroma madu yang paling enak adalah ketika madu baru dipanen dari sarangnya. Sesudah itu, senyawa-senyawa yang terdapat dalam madu sedikit demi sedikit akan menguap. Hal ini disebabkan senyawa yang terdapat dalam madu bersifat volatil (mudah menguap). Karena itu, untuk menjaga kualitas madu cara memanen dan menyimpan madu perlu diperhatikan (Suranto, 2004).
Di Indonesia, untuk kualitas madu sudah ditentukan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 01-3545-1994. Dimana standar tersebut merupakan kriteria dari mutu madu yang telah ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan merupakan hasil revisi dari SNI tentang syarat mutu madu tahun 1992. Kadar air dari madu maksimal 22%, dengan kandungan sukrosa maksimal 10% (berat sukrosa/berat madu atau b/b ). Standar mutu madu yang lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 2. Standar Mutu Madu berdasarkan SNI 01-3545-1994
No.
Jenis uji
Satuan
Persyaratan
1
Aktivitas enzim diastase
DN
Minimal 3
2
Hidroksimetil fulfural (HMF)
mg/kg
Maksimal 40
3
Air
%
Maksimal 22
4
Gula pereduksi (dihitung sebagai glukosa)
%b/b
Minimal 60
5
Sukrosa
% b/b
Maksimal 10
6
Keasaman
ml NaOH 1N/kg
Maksimal 40
7
Padatan yang tak larut dalam air
% b/b
Maksimal 0.5
8
Abu
% b/b
Maksimal 0.5
9
9.1
9.2
Cemaran logam
Timbal (Pb)
Tembaga (Cu)
mg/kg
mg/kg
Maksimal 1.0
Maksimal 5.0
10
Cemaran arsen
mg/kg
Maksimal 0.5
Sumber : Dewan Standarisasi Nasional (1994)
3.2 Faktor – faktor penentu kualitas Madu
Glukosa
Gula utama dari nektar adalah sukrosa, selama proses gula akan dihancurkan oleh enzim invertase. Selama proses pematangan, gula nektar akan dipecah oleh aktifitas enzim invertase menjadi bentuk gula sederhana yaitu glukosa dan fruktosa. Secara simultan dengan hancurnya sukrosa, gula baru terbentuk (fruktosa dan glukosa), jenis gula ini tidak terdapat pada nektar. (Sumoprastowo, 1993).
Kadar Air
Banyaknya air dalam madu menentukan keawetan madu. Madu yang mempunyai kadar air yang tinggi akan mudah berfermentasi. Fermentasi terjadi karena jamur yang terdapat dalam madu. Jamur ini tumbuh aktif jika kadar air dalam madu tinggi. Kandungan air dalam madu dapat diukur dengan suatu alat yang dinamakan hydrometer yang dilengkapi dengan termometer. Selain itu pengukuran air juga dapat menggunakan alat yang dinamakan refractometer. Misalnya kadar air 17,4 % refracto indeksnya sebesar 1,493 pada 20oC.
Keasaman
Dalam kandungan madu terdapat sejumlah asam organik yang memainkan peranan penting dalam proses metabolisme tubuh. Jenis-jenis asam tersebut adalah asam format, asam asetat, asam sitrat, asam laktat, asam butirat, asam oksalat, dan asam suksinat. (Al Jamili.S.,2004).
Padatan tak larut
Bagian yang tidak dapat larut dalam air adalah zat – zat kotoran seperti pasir – pasir, potongan – potongan daun, serangga, dan lain – lain.
Warna, Aroma dan Rasa
Warna madu tergantung dari jenis tanaman asal dan sifat tanah, tetapi tingkatan pemanasan juga mempengaruhi warna. Pemanasan madu yang lama akan mempertua warna. Panas yang tinggi akan membentuk kerak gula yang bewarna coklat yang memberikan bau gosong pada madu.
Aroma madu ada hubungannya dengan warnanya. Makin gelap warnanya, aromanya makin keras atau tajam. Tetapi aroma mudah menguap. Oleh karena itu madu harus dirawat dan ditutup rapat. Pemanasan menghilangkan sebagian dari aroma sedang aroma telah mulai berkurang sepanjang proses ekstraksi. Paling baik madu jangan dipanasi agar tidak banyak kehilangan aromanya (Sumoprastowo, 1993)
Warna dan rasa adalah yang paling penting dalam pemasaran madu dan dapat rusak selama pengolahan. Pemanasan madu harus tepat agar jangan merusak madu. Madu yang berlebihan dipanasi warnanya makin gelap dan rasanya zaperti zat terbakar. Pemanasan yang berlebihan juga dapat menghilangkan aroma (Sihombing, D.T.H.1997)
Enzim Dalam Madu
Dua enzim yang mencolok dalam madu yakni enzim diastase dan invertase. Konsep enzim yang lama menggolongkan enzim amylase menjadi dua kelompok yakni α-amilase (amiloklastik atau amilitik) yang menceraikan rantai pati secara acak menjadi dekstrin dan menghasilkan hanya sedikit gula tereduksi. Kelompok kedua, β-amilase (sakharogenik) yang memutuskan gula tereduksi maltosa dari ujung rantai pati. Derajat keasaman (pH) optimum bagi α-amilase berkisar antara 5,0 pada suhu 22-300C sampai 5,3 pada suhu 45-500
C, sedang untuk β-amilase adalah 5,3. Laporan terbanyak akan pH optimum bagi diastase madu adalah 5,3. Pemanasan maupun penyimpanan lama terhadap madu mengakibatkan inaktivasi enzim madu dan data kinetik enzim madu telah diketahui sehingga waktu paruh hidupnya (half-life) dapat diketahui.
Lebah madu tidak dapat memanfaatkan pati mentah atau dimasak atau dektrin. Sumber diastase dalam madu adalah lebah madu sendiri, meski ada juga yang menduga nektar sebagai sebagian sumbernya. Enzim invertase (sukrase, sakharase) berperan mengubah nektar menjadi madu; lebah madu menambah invertase ke nectar dan aktivitas invertase berlanjut juga dalam madu yang diekstraksi.
Ada dua tipe invertase umum dikenal dalam madu fruktoinvertase dan glukoinvertase, dan substrat bagi invertase adalah sukrosa yang dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa. Hidrolisis ini berlanjut dan karena bereaksi atas sukrosa hingga terbentuk pelbagai oligosakharida. Salah satu oligosakharida pokok adalah trisakharida baru yakni α-maltosyl-β-fruktoside (juga dikenal dengan nama frukromaltosa, gluko-sukrosa,erlosa). Melezitosa yang telah lama diketahui terdapat dalam mana dan honeydew adalah juga produk hidrolisis sukrosa oleh enzim lebah madu.
3.3 Warna Madu
Zat penyebab warna madu sebagian besar belum diketahui, namun ada yang menduga terdiri dari fraksi yang larut air dan larut lemak.Pada madu yang berwana cerah warna oleh zat larut air lebih sedikit dari yang larut lemak. Ada juga yang menduga oleh berbagai senyawa polifenol, terutama pada madu berwarna pekat. Oksidasi yang berlangsung akan zat-zat ini akan semakin menimbulkan warna.
Warna yang timbul pada madu yang tersimpan lama disebakan oleh kombinasi beberapa faktor, misalnya gabungan tannat dan polifenol lain-lain dengan zat besi dari kemasan atau alat pengolah, reaksi dari gula tereduksi dengan senyawa mengandung nitrogen amino (asam amino, polipeptida,protein), ketidakstabilan fruktosa dalam larutan asam (karamelisasi). Madu cerah hamper tak mengandung tirosin dan tritofan, sedang pada madu berwarna pekat hal sebaliknya yang terdapat. (Suranto, 2004).
3.4 Waktu panen
Waktu panen biasanya ditentukan dengan perkiraan waktu kira-kira dua
minggu setelah musim nektar selesai, yaitu musim bunga dimana nektar diperkirakan
sudah habis diambil. Atau apabila kadar airnya tinggal kira-kira 20%. Dan itu tanda khusus yang diberikan tawon kepada manusia, yakni kalau sel-sel (kamar-kamar) dalam frame penyimpanan madu sudah tertutup semua.
Melihat madu apakah sudah siap panen atau belum, bukanlah pekerjaan yang sulit. Buka saja pintu berengsel didinding kotaksarang madu, maka akan nampak sel-sel yang sudahtertutup rapat. Kalau ternyata belum tertutup, terpaksa tunggu beberapa hari lagi. Yang terpenting adalah jangan sampai saat pemanenan madu itu terlambat. Sebab madu yang kelewat masak akan mengkristal dan ia sulit diambil dengan alat ekstrasi biasa. Sementara madu yang terlalu muda (kadar air lebih dari 20%) juga kurang bagus dipanen. Ia mudah mengalami peragian oleh mikoorganisme yang disebut "yeast" (khamir), dimana fruktosa akan direduksi (diuraikan) menjadi alkohol, selain sedikit menjadi asam-asam tertentu. Sehingga rasa madu agak asa dan lakoholis.
Waktu yang tepat untuk memanen ditandai dengan sel-sel sarang madu telag tertutup oleh lapisan lilin, keadaan ini menunjukan madu siap dipanen. Umumnya madu yang sudah masak setelah 1-2 minggu musim bunga. Jangan memanen madu terlalu muda karena mudah mengalami peragian, sehingga rasa madu agak asam. Demikian pula memanen madu terlalu masak akan lebih sulit dikeluarkan dari sel-sel sarang madu karena sudah mengkristal.
Pengambilan madu sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari ketika cuaca cerah, yaitu saat lebah beraktivitas mencari makan (nektar dan pollen). Saat memungut madu, sebaiknya posisi pemungut tidak berdiri didepan pintu rumah lebah karena bisa mengganggu aktivitas lebah.
3.5 Pemilihan bibit Madu
Ratu lebah yang berkualitas unggul mempunyai sifat – sifat sebagai berikut:
Ratu lebah berusia muda (tidak lebih dari 1 tahun)
Mempunyai badan gemuk dan berjalan lamban
Tidak cacat dan tidak berpenyakit
Aktif bertelur setiap harinya dengan jumlah telur maksimal.
3.6 Kandang lebah
Kandang lebah (stup) juga harus diperhatikan. Karena kandang yang baik akan memebrikan kenyamanan pada lebah. Bila lebah nyaan tinggal didalamnya, maka lebah akan memproduksi madu secara optimal.
Kandang yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Suhu. Hindari perubahan suhu dalam stup yang terlalu cepat. Untuk mendapatkannya, gunakan bahan yang lebih tebal untuk dinding kandang.
Iklim dapat mempengaruhi bahan kandang. Gunakan bahan yang tahan terhadap pengaruh hujan, panas, cuaca yang berubah,kokoh dan tidak mudah hancur atau rusak.
Konstruksi kandang yang berupa stup kotak, lengkap dengan framenya, harus dibuat cukup kuat sehingga dapat melindungi lebah.
Dalam setiap kandang harus ada seekor ratu lebah dan ribuan ekor lebah pekerja serta lebah jantan. Dalam satu koloni tidak boleh ada lebih dari satu ratu karena antar ratu akan saling bunuh untuk memimpin koloni.
2.3. Proses Pembuatan Madu
Madu secara umum didefenisikan sebagi zat cair yang kental, manis, yang dibuat oleh
lebah dengan jalan proses peragian dari nektar bunga atau cairan manis yang dihasilkan bagian-bagian lain selain bunga. Nektar adalah zat yang sangat kompleks yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar nektarifer dalam bentuk larutan gula dengan konsentrasi yang bervariasi berkisar antara 5-70%, konsentrasi ini dipengaruhi oleh kelembaban udara, tanah, jenis tanaman dan lain-lain. Dalam proses pengolahan nektar menjadi madu, pada hakekatnya terdiri dari dua proses yaitu :
Proses Kimia, dimana dalam proses ini terjadi reaksi yang disebut invertase dimana cairan manis nektar dirobah menjadi gula yang lebih sederhana strukturnya. Invertase ini berlangsung secara katalitik dengan bantuan enzim yang terdapat dalam nektar dan didalam air ludah lebah sendiri.
Proses Fisika, dimana dalam proses ini terjadi pengurangan kadar air dalam nektar yang telah mengalami invertase, untuk proses ini mengalami dua tahapan yaitu :
a. Tahap pertama adalah membiarkan nektar yang telah mengalami invertase kena udara sehingga sebagian airnya menguap. Pada saat ini, enzim ditambahlan pula kepada nektar sehingga disamping proses penguapan, berlangsung pula proses invertase. Tahap pertama ini dikenal pula sebagai manipulasi nektar terhadap lebah.
b. Tahap kedua adalah penguapan sisa kelebihan air dengan pengipasan sayap oleh semua lebah didalam stup. Tahap kedua ini dilakukan setelah nektar disimpan dalam sel-sel madu. Proses ini dihentikan setelah kadar air tinggal lebih kurang 20%. Kemudian lebah menutup sel-sel yang sudah penuh madu dengan selapis malam.
Skema pembuatan madu
Madu sisir
Madu sisir
PengupasanMembuang lilin pada sel-sel sisir
Pengupasan
Membuang lilin pada sel-sel sisir
Pengeringan tertutup dan terbukaPeyaringan halusMembuang serbuk, gelembung air dan partikel halus.PenyaringanMembuang partikel lilin dan bahan bahan asing
Pengeringan tertutup dan terbuka
Peyaringan halus
Membuang serbuk, gelembung air dan partikel halus.
Penyaringan
Membuang partikel lilin dan bahan bahan asing
SentifrugasiEkstrasi madu dari sel-sel sisirPengecekan kristalisasi
Sentifrugasi
Ekstrasi madu dari sel-sel sisir
Pengecekan kristalisasi
Madu saringPasteurisasi (optiomal)Madu dipanaskan untuk mematikan ragi osmofilik dan untuk mencegah kristalisasi Madu krimMadu keringMadu filter
Madu saring
Pasteurisasi (optiomal)
Madu dipanaskan untuk mematikan ragi osmofilik dan untuk mencegah kristalisasi
Madu krim
Madu kering
Madu filter
3.7 Manfaat Madu
Al-Qur'an dalam surat An Nahl : (68) Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah "Buatlah sarang sarang di bukit-bukit, di pohon pohon kayu, dan di tempat yang dibikin manusia".(69) Dan Kemudian makanlah dari tiap tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda kebesaran Tuhan bagi orang orang yang memikirkan.
Dari kutipan surat diatas diketahui bahwa madu memiliki manfaat bagi kesehatan manusia, berikut beberapa manfaat dari madu yaitu :
Madu mudah dicerna, karena molekul gula pada madu dapat berubah menjadi gula lain (misalnya fruktosa menjadi glukosa), madu mudah dicerna oleh perut yang paling sensitif sekalipun, walau memiliki kandungan asam yang tinggi. Madu membantu ginjal dan usus untuk berfungsi lebih baik.
Madu bersifat rendah kalori, dimana diketahui kualitas madu lain adalah jika dibandingkan dengan jumlah gula yang sama, kandungan kalori madu 40% lebih rendah. Walau memberi energi yang besar, madu tidak menambah berat badan.
Madu dapat membantu pembentukan darah, dimana madu menyediakan banyak energi yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan darah. Lebih jauh lagi, ia membantu pembersihan darah. Madu berpengaruh positif dalam mengatur dan membantu peredaran darah. Madu juga berfungsi sebagai pelindung terhadap masalah pembuluh kapiler dan arteriosklerosis. (www.madupropolis.com)
Madu dapat mengobati luka bakar, dimana madu telah dimanfaatkan untuk manahan luka-luka bakar yang terjadi pada kulit. Jika diusapkan pada daerah yang terbakar, madu akan mengurangi rasa sakit yang menyengat dan mencegah pembentukan lepuhan (Jarvis.D.C., 2002)
Madu dapat menguatkan otot jantung (cardiotonic), dimana dalam kitab dan ensiklopedia medis, Ibnu Sina menyebutkan bahwa madu dan buah Delima dapat damemberikan energi dan vitalis untuk menguatkan otot jantung. Unsur glucose pada madu dapat meluaskan pembuluh arteri yang berfungsi mentransfer makanan otot jantung, yang merupakan pendorong dan penolong otot jantung dalam menjalankan fungsinya.
Madu dapat mencegah insomnia (susah tidur). Dimana Dokter yang berasal dari Rusia telah menganjurkan untuk mengkonsumsi satu sendok sedang madu diwaktu pagi bagi penderita susah tidur, agar bisa cepat tidur diwaktu malam hari. Namun pada kondisi susah tidur yang parah dianjurkan untuk mengkonsumsi dua sendok kecil madu sebelum tidur. Sementara itu, para dokter Inggris berpendapat bahwa madu mengandung zat tidur yang tiada bandingannya, dan dapat menolak stres dan penyakit sering tersentak dari tidur. mengkonsumsi dua sendok kecil madu sebelum tidur. Sementara itu, para dokter Inggris berpendapat bahwa madu mengandung zat tidur yang tiada bandingannya, dan dapat menolak stres dan penyakit sering tersentak dari tidur.
Madu dapat meredakan batuk dan menghilangkan dahak, dimana dengan sebiji lemon direbus dalam air yang dipanaskan dengan api yang tenang selama 10 menit, sehingga kulit lemon menjadi lembut. Setelah diangkat, lemon tadi dibelah dua dan diperas. Air perasaan ditaruh ke dalam gelas dan ditambahkan 2 sendok glyserin dan diaduk hingga rata. Lalu ditambahkan madu hingga memenuhi gelas. Kondisi batuk parah yang tidak mempan diobati dengan berbagai obat dapat disembuhkan dengan madu.
Madu dapat mengobati sakit kepala dan sakit kepala sebelah. Dimana ada jenis sakit kepala yang parah yaitu jenis tertentu dari sakit kepala sebelah dan rasa sakitnya dapat dikurangi dengan mengkonsumsi madu, baik disuntikkan maupun diminum. (Al Jamili.S., 2004)
Madu debagai sumber energi, dimana madu terdiri dari 38% fruktosa dan 31% glukosa, yang mudah diubah menjadi energi oleh tubuh. Madu merupakan campuran antara fruktosa-glukosa yang alami, dengan kandungan oligosakarida, protein, vitamin dan mineral, yang dapat membantu meningkatkan performa atlit, seperti yang dihasilkan oleh minuman yang biasa dikonsumsi oleh atlit.
Madu sebagai antioksidan. Untuk kandungan antioksidan di dalam madu berasal dari berbagai nutrisi yang terkandung seperti vitamin C, asam organik, enzim, fenol dan flavonoid.Menggunakan madu sebagai pengganti pemanis dapat mengoptimalkan fungsi antioksidan dalam tubuh.
Madu berguna sebagai obat kecantikan. Untuk masker madu dapat membuat kulit kuat dan lembut. Masker madu yang tipis yang dioleskan pada seluruh permukaan kulit muka dapat berupa madu asli saja atau campuran madu dengan kuning telur. Masker madu lebih efektif daripada krem dan salep, sebab madu tidak saja melembutkan kulit tetapi juga memberi makan kulit.Karena madu bersifat hygroskopis maka sekresi kulit terhisap, sekaligus madu sebagai desinfekstan. Dengan demikian kulit muka tetap terjamin keawetan dan kesegarannya, halus, lembut, dan bebas dari keriput dan benjolan yang merusak keindahan wajah.
Khasiat beberapa madu nektar lainnya yaitu, lihat tabel 3.
Tabel 3. Khasiat beberapa madu nektar
Madu
Khasiat
Madu randu
Meningkatkan daya tahan tubuh
Menyembuhkan sariawan
Menyembuhkan luka bakar
Memperlancar fungsi otak
Madu lengkeng
Meningkatkan daya tahan tubuh
Memperlancar urine
Memperkuat fungsi ginjal
Mempercepat penyembuhan luka operasi
Memeperlancar fungsi otak
Menyembuhkan luka bakar
Madu kopi
Meningkatkan daya tahan tubuh
Menyembuhkan anak susah tidur
Memperlancar fungsi otak
Menyembuhkan luka bakar
Madu mahoni
Meningkatkan daya tahan tubuh
Menyembuhkan malaria
Menyembuhkan keputihan
Memperlancar fungsi otak
Menyembuhkan luka bakar
Madu multiflora
Meningkatkan daya tahan tubuh
Menyembuhkan darah tinggi/rendah
Membuat anak mudah tidur
Menyembuhkan reumatik
Memperlancar fungsi otak
Menyembuhkan luka bakar
Sumber : Pusat Perlebahan APIARI Pramuka (2003)
Kesimpulan dari bermacam-macam khasiat madu tersebut di atas menunjukkan bahwasanya madu merupakan suatu obat yang dapat menyembuhkan bermacam-macam penyakit -----(Sumoprastowo dan Suprapto,1993)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Pengujian mutu madu dan kualitas madu dapat dilihat dari Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 01-3545-1994, dan dipengaruhi oleh waktu pemanenan madu, kadar air, warna madu, rasa dan aroma madu, Kandang lebah, Pemilihan bibit Madu,Proses Pembuatan Madu
4.2 Saran
Banyak orang kuatir dengan kualitas madu yang akan dibelinya. Dengan cara sederhana anda dapat mengenali madu yang baik.
Masukan batang korek api kedalam larutan madu selama beberapa menit. Sesudah itu pantikan batang korek api tersebut pada kotak korek api. Kalau korek api tersebut masih bisa menyala maka madu yang kita uji adalah asli.
Giring semut melewati larutan madu. Amatilah ketika semut tersebut berjalan diatas larutan. Apabila kaki semut terjebak atau terperosok didalam larutan madu, keaslian madu itu patut diragukan.
Masukan satu buah kuning telur tanpa putihnya kedalam setengah gelas madu. Aduk-aduklah kuning telur tersebut. Apabila kuning telur tersebut tidak pecah atau nampak matang maka madu tersebut asli.
DAFTAR PUSTAKA
http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/MADU-JENIS-DAN-PENGGUNAANNYA.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29867/4/Chapter%20II.pdf
trio eko susilorini, Manik eirry sawitri, Muharlien . Budi daya 22 ternak potensial
cahyo saparinto. Panduan praktis beternak 10 ternak konsumsi populer di pekarangan
ahmad widodo, . budidya lebah madu. Yogyakarta.