Ringkasan Metodologi Penelitian Lanjutan
Oleh
A. Maryam Mogana 091404023 Pendidikan Biologi
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2012
1|Des ai n Eks per ime n
A. Desain Eksperimen Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan dengan setiap langkah tindakan yang terdefinisikan, sehingga informasi yang berhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang akan diteliti dapat dikumpulkan secara faktual. Dengan kata lain, desain sebuah eksperimen merupakan langkah-langkah lengkap yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga akan membawa ke analisis obyektif dan kesimpulan yang berlaku dan tepat menjawab persoalan yang dibahas (Sulipan. 2012). Desain penelitian secara umum merupakan sarana bagi peneliti dalam upaya menjawab permasalahan risetnya secara valid, valid, obyektif, obyektif, akurat dan seekonomis mungkin (Kerlinger dan Lee, 2000 dalam Premananto dan Purwanto, 2007). Desain eksperimen secara lebih khusus merupakan blue print dari print dari prosedur yang memungkinkan peneliti menjawab permasalahan dan menguji hipotesis yaitu mendapatkan simpulan yang valid mengenai hubungan antara variabel bebas dan varabel
terikat.
merencanakan
Desain dan
eksperimen
mengelola
memberikan
berbagai
standar
komponen
dalam
eksperimen
(Pradatiningtyas, 2011). B. Macam Desain Eksperimen Menurut
Emzir
(2011),
terdapat
dua
kelas
utama
desain
eksperimental; (1) Desain variabel tunggal yang melibatkan satu variabel bebas, dan (2) Desain faktorial yang melibatkan dua atau lebih variabel bebas. (1) Desain variabel bebas diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Pre-Experimental Design (Desain Design (Desain Pra-Eksperimental)
2|Des ain Eks per ime n
Mengikuti langkah-langkah dasar eksperimental, tetapi
gagal
memasukkan kelompok kontrol. Kelompok tunggal sering diteliti, tetapi tidak ada perlakuan dengan kelompokn onperlakuan dibuat. Memiliki struktur yang lemah, dan dapat menimbulkan bias dan menurunkan validitas internal, merupakan desain yang dianggap tidak memadai dan cacat. Ada tiga desain yang termasuk dalam pre-experimental
design , yaitu: a. One-shot experimental case study (Studi Kasus Satu Tembakan) Subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan, seperti suatu semester pengalaman kerja akademik. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah perlakuan mempunyai efek pada hasil belajar. Tanpa kelompok pembanding, tidak mungkin untuk menentukan jika skor hasil lebih tinggi dari yang tanpa perlakuan. Dan tanpa skor prates, tidak mungkin untuk menentukan jika perubahan dalam kelompok tersebut telah terjadi.
b. One group pretest-posttest (Satu Kelompok Prates-Postes) Kelebihan desain ini dari desain sebelumnya adalah memasukkan prates untuk menentukan garis belakang. Suatu pendekatan yang menyediakan ukuran atas perubahan namun hasilnya dapat tidak konklusif.
c. Static group comparison (Perbandingan Kelompok Statis) Desain ini berupaya melengkapi kekurangan kelompok control, tetapi gagal dalamhubungan memperlihatkan bahwa suatu perubahan telah muncul. Dalam studi perbandingan kelompok statis, dua kelompok dipilih, satu di antaranya memperoleh perlakuan dan satu yang lain tidak menerima perlakuan. Suatu skor postes ditentukan untuk mengukur perbedaan setelah
3|Des ain Eks per ime n
perlakuan antara dua kelompok. Studi ini tidak melibatkan prates sehingga perbedaan antara kedua kelompok sebelumnya tidak diketahui One Shot Case Study
X O2 One Group Pretest-Postest Study
O1
X O2
Static Group Comparison Study
X O2 O2 Keterangan: X : Perlakuan O1 : Pretest O2 : Posttest
Gambar 1. Pola Desain Pra-Eksperimental (Emzir, 2011)
2. Quasi-Experimental and Special Design I (Eksperimental I (Eksperimental Semu) Disebut kuasi karena merupakan varian dari desain praeksperimental. Agak lebih baik dari desain pra-eksperimental, karena melakukan suatu cara untuk membandingkan kelompok. Namun lemah dalam hal randomisasi. Desain Eksperimental Semu adalah sebagai berikut :
a. Nonequivalent Control Group Design Baik
kelompok
eksperimental
maupun
kontrol
dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui randomisasi. Desain ini mirip desain kelompok
4|Des ai n Eks per ime n
control prates-postes hanya tidak melibatkan penempatan subjek ke dalam kelompok secara random. Dua kelompok yang ada diberi prates, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberi postes. Keuntungan desain ini adalah bahwa kelas-kelas yang digunakan sebagaimana adanya, pengaruh dari penyelenggaraan
reaktif
dapat dikurangi. Subjek penelitian mungkin sama sekali tidak menyadari bahwa mereka dilibatkan dalam studi.
b. Time Series Design (Desain Rangkaian Waktu) Desain rangkaian waktu secara actual merupakan suatu ketelitian/elaborasi
dari desain satu kelompok
prates-postes.
Satu kelompok diberi prates berulangkali, diberi perlakuan, kemudian diberikan postes berulangkali. Jika skor satu kelompok secara esensial sama pada sejumlah prates dan kemudian secara signifikan meningkat mengikuti perlakuan, peneliti akan lebih yakin tentang kefektifan perlakuan, peneliti akan lebih yakin tentang kefektifan perlakuan daripada hanya diberikan satu prates dan satu postes
c. Conterbalanced Design (Desain Berimbang) S emua kelompok menerima semua perlakuan, tetapi dalam urutan yang berbeda. Dalam desain untuk tiga kelompok dan tiga perlakuan, jumlah kelompok dapat dilibatkan (dua atau lebih); pembatasannya hanyalah jumlah kelompok sama dengan jumlah perlakuan. Urutan kelompok dalam menerima perlakuan ditentukan secara random. Sementara subjek mungkin mendapat prates, desain ini biasanya dilakukan bila kelompok yang ada harus digunakan dan bila pelaksanaan prates tidak mungkin atau mungkin dilakukan. Satu kelemahan unik dari desain ini adalah
5|Des ai n Eks per ime n
interferensi perlakuan ganda yang potensial yang dapat timbul bila kelompok yang sama menerima lebih dari satu perlakuan. Desain berimbang hanya digunakan bila perlakuan-perlakuan seperti yang menyingkapkan pada yang satu tidak akan memengaruhi evaluasi terhadap keefektifan yang lain Nonequivalent Control Group Design
O1 O1
X O2 X O2
Time Series Design
O1
O1
O1
X
O2
O2
O2
Counterbalanced Design
R
X1 O2 X1 O2 X1 O2
X2 O2 X2 O2 X2 O2
X3 O2 X3 O2 X3 O2
Keterangan: X : Perlakuan O1 : Pretest O2 : Posttest
Gambar 2. Pola Desain Eksperimental Semu (Emzir, 2011)
3. True Experimental Design (Eksperimental Design (Eksperimental Sebenarnya) Desain
eksperimental
yang
sebenarnya
melaksanakan
kelompok kontrol maupun cara mengukur perubahan yang muncul dalam kedua kelompok. Dalam arti ini, kita berusaha mengontrol semua variabel yang mencampuri, atau paling tidak memerhatikan
6|Des ain Eks per ime n
pengaruhnya, sementara berusaha menentukan jika perlakuanlah yang benar-benar menyebabkan perubahan. Eksperimen ini dianggap dapat secara tepat mengukur hubungan sebab-akibat
a. Pretest-Posttest Pretest-Post test Control Group Design (Desain Kelompok Kontrol Prates-Postes) Paling efektif dalam istilah penunjukan hubungan sebab akibat, tetapi yang juga paling sulit dilakukan. Desain ini tidak hanya
melengkapi
kelompok
kontrol
maupun
pengukuran
perubahan, tetapi juga menambahkan suatu prates untuk menilai perbedaan antara kedua kelompok sebelum studi dilakukan.
b. Posttest-Only Posttest-On ly Control Group Design Randomisasi dan perbandingan kedua kelompok control dan kelompok eksperimental digunakan dalam jenis desain ini. Setiap kelompok yang dipilih dan ditempatkan secara random diberi perlakuan
atau beberapa jenis control. Postes kemudian kemudian
diberikan kepada setiap subjek untuk menentukan jika ada perbedaan antara kedua kelompok tersebut. Desain ini mendekati metode yang paling baik, tetapi memiliki kelemahan sedikit pada pengukuran prates.
c. Solomon Four Group Design (Desain Solomon Empat Kelompok) Melibatkan penempatan subjek secara random pada salah satu dari empat kelompok. Dua kelompok diberi prates dan dua kelompok tidak; satu dari kelompok prates dan satu dari kelompok nonprates diberi perlakuan eksperimental. Keempat kelompok diberi postes. Desain ini memerlukan dua kali lebih banyak subjek untuk desain desain eksperimental yang yang sebenarnya, dan subjek tersebut sering sukar di dapat.
7|Des ai n Eks per ime n
Pretest Posttest Control Group Design
R R
O1 O1
X O2 X O2
Posttest Only Control Group Design
R R
X X
O2 O2
Solomon Four Group Design
R R R R
O1 O1 ---
X -X --
O2 O2 O2 O2
Keterangan: X : Perlakuan O1 : Pretest O2 : Posttest
Gambar 3. Pola Desain Eksperimental Sebenarnya (Emzir, 2011)
(2) Desain faktorial melibatkan dua atau lebih variable bebas, dan sekurangnya satu yang dimanipulasi oleh peneliti. Pada dasarnya desain ini merupakan elaborasi dari desain true-exerimental dan mengizinkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secara individual dan dalam interaksi satu sama lain. Istilah faktorial mengacu pada fakta bahwa desain ini melibatkan faktor.
8|Des ain Eks per ime n
Daftar Pustaka
Emzir, 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindi Persada. Pradatiningtyas, Diah. 2011. Macam-Macam Desain Riset Eksperimen. http://diahpradiati.wordpress.com/2011/01/28/macam-macam-desainriset-eksperimen/ Diakses pada tanggal 29 April 2012. Sulipan. 2012. PENELITIAN EKSPERIMEN . http://sekolah.8k.com/rich_text_ 4.html.. Diakses pada tanggal 29 April 2012. 4.html
9|Des ai n Eks per ime n